Al Firah Dwiyanti Putri PA IBU NILUH

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH : PENYEHATAN AIR

DOSEN :NI LUH ASTRI INDRASWARI,S.KM.,M.Kes

ANALISIS RISIKO

AIR SUMUR

DISUSUN OLEH:

AL FIRAH DWIYANTI PUTRI

( PO714221221006)
D IV / TK IIA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI SARJANA TERAPAN

SANITASI LINGKUNGAN

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ”Analisis Risiko Air Sumur” dari mata kuliah penyehatan air
ini tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas kuliah dari dosen kami yaitu Ibu Ni Luh Astri Indaswari,S.KM.,M.kes

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah
membantu kami dalam memberikan ide dan juga saran agar laporan ini dapat
selesai dengan baik .

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca. Akhir kata pennulis mengucapkan banyak terima kasih

Makassar, 18 November 2023

Al Firah Dwiyanti Putri


A. Analisis Risiko Air Sumur Di Kelurahan Tarus

Potensi sumberdaya alam dan lingkungan sangat dibutuhkan bagi


keberlangsungan hidup manusia. banyak potensi sumberdaya alam yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya.
Kebanyakan manusia hanya memanfaatkan potensi sumberdaya alam tanpa
memikirkan sisi lain dari kelestarian serta keberlanjutan potensi sumberdaya
alam yang mana sangat bergantung pada manusia (Ardiansyah, 2020).
Sehingga dalam hal ini segala sesuatu proses aktivitas kehidupan manusia
memiliki dampak atau hubungan timbal balik antara alam semesta yaitu
potensi sumberdaya alam dan lingkungannnya dengan manusia.
Menurut (Syech etc all, 2018) air adalah sumber kehidupan di muka
bumi ini, kita semua bergantung pada air sehingga diperlukan air yang dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Pencemaran air sungai terjadi apabila
dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau kondisi yang dapat
menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan tertentu. Sumber air dikatakan tercemar tidak
hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air
tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, contoh suatu sungai yang
tercemar logam berat atau bakteri penyaakit sehingga tidak dapat digunakan
untuk kebutuhan rumah tangga.

Menurut (Siswandi etc all,2020) penggunaan energi dapat membawa


dampak yang negatif bagi lingkungan. Penggunaan energi ini dapat
menimbulkan polusi karena adanya limbah padat, limbah cair, dan gas
buatan. Seiring dengan meningkatnya penggunaan energy, saat ini aspek
lingkungan dalam penggunaan mendapat perhatian yang serius.

Air bersih sangat penting dengan demikian aktivitas kehidupan yang


sangat dinamis harus memperhatikan kualitas dan kuantitas. Air dari
sumbernya yang memenuhi persyaratan kesehatan harus gratis polusi dan
memenuhi standar kualitas air. Ada banyak orang yang menggunakan air
kualitasnya kurang bagus. Ini mungkin berdampak negatif pada kesehatan
(Samekro etc all, 2017). Air kualitas yang buruk dapat terjadi keropos tulang,
korosi gigi, anemia, atau kerusakan ginjal. Ini tentu saja terjadi karena ada
logam berat di luar sana racun yang menumpuk di dalam tubuh. Salah satu
Penyebab air tidak sehat adalah aktivitas sehari-hari orang bisa menurunkan
kualitas air bersih. Kondisi ini disebut air terkontaminasi. Dimana air menjadi
tercemar sebagai akibatnya memasukkan benda asing, seperti sampah rumah
tangga, sampah menanam di perairan di luar batasnya Diizinkan (Pratiwi etc
all, 2017).

Ada dua jenis sumur sumur dan lubang bor digali. Dimana sumur
yang digali menyediakan air yang keluar dari lapisan air tanah dangkal.
Sedangkan lubang tulang dibuat dengan cara tertentu mengebor lapisan tanah
yang lebih dalam jadi agak terpengaruh oleh polusi. Tidak mungkin
menggunakan air sumur bor sebagai air minum, tanpa diberi perlakuan
khusus, karena air sumur umumnya mengebor jika dilihat secara kasat mata
mata atau dari sudut pandang fisik khususnya di Desa Manduro, memiliki ciri
fisik air, warna dan bau serta keberadaannya sedimen di tempat
penampungan yang berpengaruh tentang kualitas air sumur (Hakim etc all,
2018).

B. Hasil analisis

 Kualitas Air Sumur di Lokasi Penelitian


Pada penelitian ini ada 3 karakteristik air sumur yang diuji yaitu
karakteristik fisik, karakteristik kimia dan juga karakteristik biologi. Pada
karakteristik fisik yang diuji diantaranya yaitu mencakup bau, rasa, serta
warna (Irfan F etc all, 2021).. Karakteristik yang kedua yaitu kimia dimana
karakteristik ini diuji secara langsung dengan menggunakan bahan
sederhana dimana karakteristik kimia yang akan diuji yaitu pH dan juga
PO4 serta Mn. Karakteristik biologi yang diuji yaitu adanya bakteri yang
terdapat pada sumur bor tersebut.
 Karakteristik Fisik
Pada penelitian ini karakteristik fisik yang didapatkan tidak
mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dimana dari beberapa
sempel sumur bor yang dekat dengan lokasi tambang pasir tersebut
menimbulkan bau besi yang berkarat dan warna yang timbul dari air ini
adalah terlihat agak keruh (Karyanto etc All, 2020). Dan untuk sumur bor
yang terletak agak jauh dari pertambangan tersebut hanya mengalami
perubahan yang tidak signifikan hanya berubah warna.
 Karakteristik Kimia
a. Derajat Keasaman (PH)
Pada penelitian didapatkan data bahwa rata-rata hasil pengujian
pada lapangan menunjukkan bahwa sampel data memiliki kadar PH
dibawah baku mutu dari ketentuan Permenkes No 492 tahun 2010 dan
Permenkes No 416 tahun 1990. Dari 15 sumur didapatkan data sampel
air sumur yang rata-rata memiliki kadar pH sekitar 6,3 dimana air
sumur yang dibuat sebagai sampel memiliki kandungan air yang sedikit
asam dibandingkan dengan air minum pada ketentuan Permenkes yang
mana memiliki batas kadar pH air minum 6,5.
b. Ammonia (NH3)
Pada sebagian sampel air sumur juga terdapat kandungan
amonia, dimana sumber sumur ini terletak pada beberapa titik
pencemaran dimana pencemaran inni diantaranya yaitu seperti pada
tempat pembuangan sampah domestik, limbah pembuangan limbah
sampah pabrik rokok dan tahu, dan letak sumur ini juga berdekatan
dengan kandang ungas. Hal ini berdampak pada bau air sumur yang
tidak enak pada air yang memiliki hubungan dengan amonia (NH3) dan
terbukti bahwa air sumur ini sangat tercemar karena menimbulkan bau
yang tidak sedap dan air tersebut tercemar cukup tinggi.

c. Logam Besi (Fe)


Pengujian pada 3 sampel air sumur kandungan kimia air tersebut
memiliki bau yang tercemar oleh logam besi. Dan bau yang tercium
sangatlah pekat sehingga dapat dikatakan bahwa kandungan logam besi
pada sumur ini sangatlah tinggi dan melebihi baku mutu yang dibuat
oleh PP No 82 tahun 2001 dan Pemenkes No 492 tahun 2010, yang
ambang batasnya maksimum sebesar 0,3 mg/L (Azwar, 2020).
kemungkinan sumber air sumur ini menimbulkan bau logam besi yang
terjadi akibat galian sumur tersebut bekas dari tambang pasir yang
mana tambang tersebut terdapat campuran logam besi.

 Karakteristik Biologi
Berdasarkan sampel yang didapatkan ada 2 sumur yang memiliki
kandungan bakteri yang diakibatkan karena tanah sumber sumur tersebut
berdekatan dengan kandang unggas yang mana kotoran unggas yang
tercampur dengan limbah sampah domestic dan juga limbah pabrik rokok
serta limbah pabrik tahu.
 Konservasi Air Tanah
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat utama
bagi kehidupan manusia. dimana ketersediaan dan daya dukung air tanah
ini harus memiliki kualitas air tanah yang bagus. Kualitas air yang bagus
ini perlu diupayakan serta direncanakan dengan baik melalui pengolahan
air tanah (Eryani etc all, 2018). Mengutip dari (Keliat etc all, 2021) Hal
ini dapat dipertahankan dengan berbagai upaya aktivitas yang sederhana.
Misalnya dapat dilakukan dengan melakukan reboisasi yang mana banyak
tumbuhan yang apat dijadikan sebagai sumber reboisasi yang dapat
meningkatkan ketersediaan air tanah. Selain itu dapat juga dilakukan
filtrasi air secara sederhana dengan menggunakan bahan sederhana untuk
menyaring air yang dapat dilakukan secara mandiri. Bahan-bahan filtrasi
air ini diantaranya yaitu sabut kelapa, kerikil, batu bata, arang dan juga
pasir. Dari filtrasi ini dapat meningkatkan kualitas air bersih sehingga air
dapat digunakan dengan semestinya. Dan ada beberapa upaya lain untuk
konservasi air yang dapat dilakukan dengan melalui hemat serta bijak
dalam penggunaan air bersih, tidak membuang limbah sampah disungai
atau sumber air lainnya, serta pandai mengolah limbah pabrik. Dan yang
terakhir yaitu meningkatkan jumlah sumur resapan yang mana memiliki
fungsi yang sangat besar juga bagi kualitas air bersih.

C. Dampak risiko
Dampak bagi kesehatan manusia, jika mengkonsumsi air yang telah tercemar
nitrit, adalah terhambatnya peredaran darah, kerusakan pada butiran darah merah
serta tekanan darah tinggi .sedangkan kadmium jika dikonsumsi dapat
mengakibatkan kerusakan pada ginjal, paru-paru, dan tulang .

Hasil Observasi menunjukkan bahwa sumur tercemar oleh kandungan


kapur yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Sumur juga tercemar oleh kandungan amonia (NH3), logam besi (Fe) dan
logam mangan (Mn). Kualitas air di Desa Menduro dari segi fisik air
memiliki kandungan bau yang amis dan bau karat, warna keruh, serta
menimbulkan warna kuning yang menempel pada ember atau wadah
tampungan air, dinding kamar mandi. Hal tersebut mengidentifikasi yaitu air
mengandung Fe (Besi) yang melebihi mutu. Sebagian air juga berbau amonia
karena letak sumur yang berdekatan dengan kandang unggas dan juga
pembuangan limbah industri. Upaya yang dilakukan dengan membuat
pengolahan air agar terpisah dari kandungan air yang tercampur oleh tanah
tambang, bau yang tidak sedap akibat limbah industri, sedangkan upaya
pemilik tambang belum terealisasikan,

Untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan tersebut, maka


ditetapkanlah kadar nitrit dan kadmium di dalam PP No 82 tahun 2001 (tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air) sebagai ambang batas di
dalam air baku air minum yakni sebesar 0.06 mg L-1 untuk nitrit (sebagai nitrogen)
dan 0.01 mg L-1 untuk kadmium. Sementara sesuai PerMenKes No. 492 tahun 2010
tentang persyaratan kuantitas air minum, mensyaratkan kadar nitrit maksimum pada
air minum (sebagai nitrogen) sebesar 0.9 mg L-1 dan kadmium 0.003 mg L-
1Akibatnya, kadmium akan terbawa ke dalam hati dan ginjal dan tertimbun selama
bertahun-tahun. Hal inilah yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit hingga
kematian karena toksisitas kronis dari kadmium.

Anda mungkin juga menyukai