Publik
Publik
Publik
Oleh:
Ummu Zahra Rifka Irkhamna
NIM. 16210799
Oleh:
Ummu Zahra Rifka Irkhamna
NIM. 16210799
Pembimbing:
Drs. Arison Sani, M.A
Pembimbing,
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 16210799
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
Ummi dan Abi yang selalu mencurahkan kasih sayangnya tiada henti dan tak
terhingga, selalu memotivasi, dan memberi bimbingan juga saran terbaik.
Adik laki-laki dan perempuan penulis yang selalu memberikan doa dan
harapan terbaik untuk penulis.
Dosen Pembimbing Bapak Drs. Arison Sani, M.A dan Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah Bapak Muhammad Ulinnuha Husnan, Lc., M.A
yang selalu memotivasi penulis dan teman-teman seperjuangan.
v
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Sehingga penulis
selesai dalam menulis skripsi dengan judul PERBANDINGAN DHABTH
MUSHAF STANDAR INDONESIA DAN MUSHAF AL-QUDDUS BI AL-
RASM AL-„UTSMÂNÎ (KAJIAN MUSHAF PERSPEKTIF ILMU
DHABTH). Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak penulisan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu sudah
sepantasnya penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan skripsi ini, yakni:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A selaku Rektor Istitut
Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.
2. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha Husnan, Lc., M.A selaku Dekan
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‟an.
3. Bapak Drs. Arison Sani, M.A selaku Dosen Pembimbing yang penuh
kesabaran dan kearifan beliau sehingga bersedia untuk meluangkan
waktu, tenaga, dan ide pikiran untuk membimbing, mengoreksi, serta
memberi banyak saran baik dan bagus untuk penulis, sehingga,
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah yang telah mengenalkan penulis tentang beranega ragam
disiplin ilmu dan memberikan banyak waktunya untuk mengajar.
5. Ummi dan Abi tercinta, Wildan, Syakira, dan seluruh keluarga yang
selalu mendoakan dan mendukung penulis untuk tetap semangat
vi
6. dalam menuntut ilmu serta dukungan selama proses penyelesaian
skripsi ini.
7. Sahabat terbaik Ikrimah Rizqia dan Nurhikmatul Maulia yang selalu
memberi masukan, informasi terkait data penelitian serta hal lainnya.
Seluruh teman-teman semester 8 fakultas Ushuluddin dan Dakwah
prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT A) yang selalu memberi
semangat, motivasi, dan selalu berbagi cerita pengalaman ketika
menyusun skripsi di kala pandemi COVID-19 ini.
8. Teman-teman semester 8 angkatan 2016 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, yang selalu mendukung, membantu, dan
mendoakan penulis dalam setiap langkah penyelesaian skripsi ini.
9. Terakhir untuk semua pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung yang turut serta membantu dan memberikan informasi, data
terkait skripsi dari awal proses penelitian hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
vii
DAFTAR ISI
viii
1. Pengumpulan Al-Qur‟an pada Masa Nabi Muhammad SAW
................................................................................................ 20
2. Pengumpulan Al-Qur‟an pada Masa Abu Bakar .................. 21
3. Pembukuan Al-Qur‟an pada Masa Usman bin Affan ........... 22
B. Sejarah Dhabth Al-Qur‟an ........................................................... 25
C. Ruang Lingkup Tanda Baca (Dhabth) ........................................ 31
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 84
ix
B. Saran ............................................................................................... 85
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ........................................................................................................ 52
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
أ :a ط : th
ب :n ظ : zh
ت :t ع :„
ث : ts غ : gh
ج :j ؼ :f
ح :h ؽ :q
خ : kh ؾ :k
د :d ؿ :l
ذ : dz ـ :m
ر :r ف :n
ز :z ك :w
س :s ق :h
ش : sy ء :‟
ص : sh م :y
ض : dh
2. Vokal
xii
Vokal Vokal Vokal
Tunggal Panjang Rangkap
Dhammah : u ك: ȗ
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( )اؿqamariyah
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
()ﹽ, sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
xiii
أَأمنَّن ِب ِب
ا َأ : Âmannâ billâhi
الس َأ َأ ءُس
أ َأَأم َأ ُس : Âmana as-Sufahâ‟u
الرَأ ِب
َأك ُّر : wa ar-rukka‟i
اا ْي َأ ِبميِّيةُس
الل ِبم َأةُس ِب
َأ : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah
4. Huruf Kapital
Sistem penulsan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapu
apabila telaj dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-
lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alim
aksaara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan
ketentuan lainnya. adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata
sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan
kata sandangnya. Contoh:
xiv
„Alî Hasan al-Âridh, al-Asqallânî, al-Farmawî, dan seterusnya.
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf kapital. Contoh:
Al-Baqarah, Al-Fâtihah, dan seterusnya.
xv
ABSTRAK
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an diturunkan melalui tiga tahapan. Pertama,
diturunkan ke Lauh al-Mahfûzh. Kedua, diturunkan ke Bait al-„Izzah
ke langit dunia pada malam al-Qadr sekaligus. Ketiga, diturunkan
berangsur-angsur menurut kejadian yang dialami Nabi Muhammad
SAW.1 Alasan Al-Qur‟an diturunkan berangsur-angsur dapat dilihat
pada Q.S. Al-Isrâ‟ [17]: 106 dan Q.S. Al-Furqân [25]: 32,2
1
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2009), Ed. 3, Cet. I, h. 71
2
Anshori, Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. 1, h. 58-59
1
2
3
Anshori, Ulumul Qur‟an, h. 59-62
4
Yusron Masduki, “Sejarah Turunnya Al-Qur‟an Penuh Fenomenal (Muatan Nilai-Nilai
Psikologi dalam Pendidikan)”, dalam jurnal Medina-TE, Vol. 16 No. 1 Juni 2017, h. 39
5
Muslimin, “Pembukuan dan Pemeliharaan Al-Qur‟an”, dalam jurnal Tribakti, Vol. 25
No. 2 September 2014, h. 280
3
SAW dan diangkat menjadi sekretaris diantaranya Ali bin Abi Thalib,
Mu‟awiyyah, Ubay bin Ka‟ab, dan Zaid bin Tsabit.6
Setelah Rasulullah SAW wafat, kemudian diangkatlah Abu
Bakar (w. 13 H/634 M) menjadi khalifah pertama. Pada masa ini, Al-
Qur‟an kembali dikumpulkan karena terjadinya peperangan Yamamah
yang banyak menggugurkan para qurrâ‟, yang kemudian
membangunkan semangat Umar bin Khatthab untuk mengumpulkan
dan membukukan Al-Qur‟an dan mengajukannya kepada Abu Bakar.
Pendapat ini tidak serta merta disetujui oleh Abu Bakar karena,
menurutnya perbuatan ini tidak dilakukan pada masa Nabi SAW.
Namun, Umar bin Khatthab terus mendesak Abu Bakar yang
kemudian, Allah SWT melapangkan hati Abu Bakar dan ia
menyetujuinya.7
Sepeninggal Abu Bakar, pemerintahan kembali ke Umar bin
Khaththab (w. 23 H/644 M). Suhuf pun berpindah kepadanya, sampai
meninggal dan selanjutnya disimpan oleh putrinya yang juga istri
Rasulullah SAW. Hafshah binti Umar (w. 45 H/665 M). Meskipun di
masa ini tidak ada persoalan serius tentang penulisan mushaf, namun
sempat tercatat terdapat beberapa persoalan terkait qirâ‟at Al-Qur‟an
yang akan mengalami puncaknya di masa Usman bin Affan.8
Pengumpulan mushaf terjadi kembali pada masa Khalifah
Usman bin Affan. Penyebaran Islam bertambah dan para penghafal
Al-Qur‟an pun tersebar di berbagai wilayah. Penduduk di setiap
wilayah itu pun mempelajari qirâ‟at dari qâri‟ yang dikirim kepada
mereka. Cara pembacaan qirâ‟at Al-Qur‟an yang mereka bawakan
6
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, h. 71
7
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, h. 72-73
8
Zainal Arifin Madzkur, Perbedaan Rasm Usmani, ( tt. p.: Azza Media, 2018), Cet. I, h.
35-36
4
9
Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur‟an (Kajian Antropologi Budaya)”, dalam jurnal
Rihlah, Vol. II No. 1 Mei 2015, h. 60-61
5
10
Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur‟an (Kajian Antropologi Budaya)”, h. 61
11
Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur‟an (Kajian Antropologi Budaya)”, h. 61-62
12
Zaenal Arifin Madzkur, “Harakat dan Tanda Baca Mushaf Al-Qur‟an Standar
Indonesia dalam Perspektif Ilmu Dhabt”, dalam Jurnal Ṣuḥuf Vol. 7 No. 1 Juni 2014, h. 4-5
6
13
Abdul-Hayy al-Farmawi, Rasm al-Mushaf wa Naqtuhu, (Makkah: al-Maktabah al-
Makkiyah, 2004 M/1425 H), Cet. 1, hlm. 308-309.
7
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mucullah beberapa
persoalan yang perlu dibahas secara detail dan mendalam.
Diantara pembahasan yang dapat diidentifikasikan penulis adalah:
a. Banyaknya masyarakat yang masih belum mengenal tentang
kajian ilmu dhabth, maka, dari penelitian ini penulis akan
menjelaskan apa pengertian dari Ilmu Dhabth al-Qur‟an?
b. Banyak juga masyarakat yang telah menggunakan Mushaf
Madinah yang pada dasarnya memiliki perbedaan tanda baca
dengan Mushaf Standar Indonesia. Di Indonesia sendiri,
9
2. Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari
adanya penyimpangan dari tujuan penulisan, maka penulis akan
membatasi rumusan masalah tersebut dengan hal-hal seputar
Mushaf Standar Indonesia Mina dari percetakan Sygma
Exagrafika tahun 2011 dan Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-
„Utsmânî terbitan CV. Mubarakatan Thoyyibah di percetakan PT.
Buya Barokah. Hal ini dibutuhkan supaya masalah tidak melebar
kepada materi-materi yang tidak bersangkutan.
Penulis membahas masalah dengan merujuk kitab Irsyâdu Al-
Thâlibîn Ilâ Dhabti al-Kitâbi al-Mubîn yang meliputi harakat,
sukȗn, tasydîd, mad, isymâm, imâlah, hamzah washal, hamzah
washal yang menjadi ibtidâ‟, rasm yang dibuang, rasm yang
ditambah, dan bentuk lâm alif.
3. Rumusan Masalah
10
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian atau kajian tentunya memiliki tujuan yang mendasari
penulisan tersebut. Dengan hal ini, tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu Dhabth al-Qur‟an
2. Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan tanda baca Mushaf
Standar Indonesia dan Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî
3. Mengetahui faktor perbedaan yang terdapat pada Mushaf Standar
Indonesia dengan Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya
khazanah keilmuwan Islam di bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
terutama dalam tema perbangingan antara Mushaf Standar
Indonesia dengan Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para
cendekiawan dan masyarakat serta aktivis dakwah dan diharapkan
11
hasil tulisan ini dapat dipergunakan dan dikaji lebih lanjut pada
periode berikutnya sesuai dengan perkembangan zaman.
E. Tinjauan Pustaka
Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka adalah berisi tentang
kajian literatur yang relevan dengan pokok bahasan penelitian yang
akan dilakukan. Jadi, tinjauan pustaka adalah bahan pustaka yang
diulas dari buku, jurnal yang membahas tentang topik yang akan
hendak diteliti.14
Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti akan sedikit
menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tema
“Perbandingan Dhabth Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Al-
Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî (Kajian Mushaf Perspektif Ilmu
Dhabth)”.
1. Skripsi yang ditulis oleh Nurul Najihah bintu Husin tahun 2018
dengan Judul “Metode Penulisan Al-Qur‟an di Ma‟had Tahfizh Al-
Qur‟an Masjid Sayyidina Ali, Melaka (Studi tentang Pemahaman
Siswa terhadap Dhabt Al-Qur‟an: AsalUsul Titik dan Baris).
Dalam skripsi ini, Nurul Najihah mencoba membuktikan sejauh
mana pemahaman siswa Ma‟had Tahfizh Al-Qur‟an Masjid
Sayyidina Ali, Melaka mengenai ilmu dhabth. Skripsi ini memiliki
persamaan dengan penelitian yang akan penulis bahas yaitu
membahas tentang ilmu dhabth baik dari sejarah, bentuk, maupun
pengaruhnya. Namun, perbedaan skripsi ini dengan skripsi penulis
adalah objek yang Nurul Najihah teliti adalah objek lapangan yakni
praktek ilmu dhabth yang diterapkan kepada mahasiswa Ma‟had
14
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualiatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya,
(Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 104
12
3. Thesis yang ditulis oleh Jumroni Ayana tahun 2016 dengan judul
“Tanda Baca dalam Al-Qur‟an (Studi Perbandingan Mushaf
Standar Indonesia dengan Mushaf Madinah)”. Skripsi ini
membahas bagaimana perkembangan penulisan Al-Qur‟an sejak
zaman Nabi SAW, sahabat, tabi‟in. Jumroni Ayana juga
menjelaskan bagaimana sejarah awal digagasnya tanda baca yang
dimulai oleh Abû alAswad alDu‟alî yang kemudian dilanjut oleh
kedua muridnya, dan memulai pembaharuan pada mada Dinasti
Abbasiyah oleh Khalîl bin Ahmad al-Farâhidî (w. 170 H). Jumroni
Ayana menyimpulkan bahwa sejarah terkait tanda baca terbagi
menjadi tiga masa, pertama, pada masa Abû alAswad alDu‟alî
dengan menggagas naqthu al-i‟râb, kedua, Nashir bin „Âshim
dengan Yahyâ bin Ya‟mar yang menggagas naqthu al-i‟jâm, dan
terakhir oleh Khalîl bin Ahmad al-Farâhidî yang melanjutkan
perjuangan Abû alAswad alDu‟alî dengan mengubah naqthu al-
i‟râb menjadi tanda baca yang lebih dikenal pada masa sekarang.
Persamaan thesis Jumroni Ayana dengan skripsi yang akan penulis
bahas adalah membahas tentang kajian ilmu dhabth dengan
memaparkan sejarah awal ilmu dhabth ini berasal, kesalahan yang
terjadi karena ketidakadanya tanda yang dapat dibedakan dan
sistematika penulisan yang sama. Namun, perbedaan dari keduanya
adalah thesis Jumroni Ayana menerapkan kajian ilmu dhabth
kepada Mushaf Standar Indonesia dengan Mushaf Madinah,
sedangkan, skripsi yang akan penulis bahas adalah menerapkan
kajian ilmu dhabth kepada Mushaf Standar Indonesia dengan
Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî.
4. Skripsi yang disusun oleh Ahmad Bahrul Ulum tahun 2017 dengan
judul “Sejarah Pemberian Titik dan Syakal dalam Al-Qur‟an”.
14
F. Kerangka Teori
Ada aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan ketika seseorang
hendak mengkaji ilmu dhabth atau biasa disebut dengan ilmu tanda
baca dalam Al-Qur‟an merupakan bagian yang tidak bisa dihindari.
Namun, terkadang praktek penerapannya pun berbeda-beda antara
mushaf satu dengan yang lainnya, sebut saja Mushaf Standar
Indonesia dan Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî.
Menurut Muhammad Salim Muhaisin dalam kitabnya irsyâdu al-
thâlibîn ilâ dhabti al-Kitâbi al-Mubîn mengatakan bahwa aspek dalam
kajian ilmu dhabth ada lima. Diantaranya adalah harakat, sukûn,
syiddah, mad, dan hamzah. Namun, untuk lebih spesifiknya terbagi
menjadi 11 bagian, yaitu,
1. Harakat. Tanda ini adalah tanda yang dirumuskan oleh Khalîl
bin Ahmad al-Farâhîdî berdasarkan kembangan tanda baca
yang dirumuskan oleh Abu al-Aswad al-Du‟ali. Tanda ini
terdiri dari fathah, kasrah, dhammah.
2. Tanda huruf tanwîn atau nûn sukûn dengan huruf yang jatuh
setelahnya. Pada bab ini dapat diketahui keadaan tanwîn dan
nûn sukûn ketika dibaca izhâr, idghâm, ikhfâ‟, dan iqlâb.
3. Tasydîd. Pada bab ini dapat diketahui bagaimana bentuk
tasydîd seperti yang dirumuskan oleh oleh Khalîl bin Ahmad
al-Farâhîdî.
16
4. Tanda huruf sukûn dan huruf yang jatuh setelahnya. Pada bab
ini dapat diketahui bagaimana keadaan huruf sukûn dan huruf
yang jatuh setelahnya ketika dibaca izhâr, idghâm, dan ikhfâ‟.
5. Tanda mad. Pada bab ini dapat diketahui bagaimana tanda mad
ketika dibaca mad munfashil, mad muttashil, dan mad lâzim.
Begitu pula pada mad ashlî atau mad thabi‟î.
6. Tanda hamzah qatha‟ dan tashîl. Pada bab ini akan diketahui
membahas bagaimana bentuk tanda hamzah qatha‟ dan tanda
tashîl.
7. Tanda hamzah washal dan ibtidâ‟. Pada bab ini akan diketahui
bagaimana bentuk tanda hamzah washal dan hamzah ibtidâ‟.
8. Tanda isymâm, ikhtilâs, dan imâlah. Pada bab ini akan
diketahui bagaimana tanda isymâm, ikhtilâs, dan imâlah.
9. Tanda huruf yang rasm-nya dibuang. Pada bab ini akan
diketahui bagaimana tanda huruf yang rasm-nya dibuang.
Seperti huruf illat yakni berupa, alif, waw, yâ‟, dan juga nûn.
10. Tanda huruf yang rasm-nya ditambah. Pada bab ini akan
diketahui bagaimana tanda huruf yang rasm-nya ditambah.
Seperti bentuk lingkaran bulat bundar dan lingkaran lonjong.
11. Tanda lâm alif. Pada bab ini akan diketahui bagaimana bentuk
lâm alif yang mengikuti salah satu pendapat ulama.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
17
2. Pendekatan Penelitian
Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan historis yaitu
pendekatan yang di dalamnya membahas tentang peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan
pelaku dari peristiwa. Melalui pendekatan sejarah seseorang akan
memasuki keadaan yang sebenarnya dengan penerapan suatu
peristiwa.15 Pendekatan ini digunakan untuk melihat kembali latar
belakang penulisan Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Al-
Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam meneliti proposal ini ada dua,
meliputi data primer dan data sekunder,
a. Data primer, ialah data yang bersumber dari kitab pokok kajian
dari penelitian ini, yakni Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-
„Utsmânî dan Mushaf Standar Indonesia.
b. Data sekunder, ialah data yang bersumber dari kitab lainnya
yang mendukung, yakni kitab Irsyâdu al-Thâlibîn ilâ Dhabt al-
15
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), Cet. ke-21, h.
48
18
H. Teknik Penulisan
Adapun teknik dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman
kepada buku “Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ)” yang diterbitkan oleh LPPI IIQ Jakarta Tahun 2017.
Merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswi IIQ Jakarta.
I. Sistematika Penulisan
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan dan pemaparan analisis di atas, maka penulis mencoba
untuk menyimpulkan sebagai berikut:
1. Ilmu dhabth adalah ilmu yang mempelajari tentang simbol dan
tanda pada huruf-huruf Al-Qur‟an yang dibuat untuk
mempermudah para pembaca sehingga terhindar dari kesalahan.
Tanda-tanda itu meliputi harakat, sukȗn, tasydîd, mad, dan
hamzah, dan lain sebagainya.
2. Perbedaan yang terdapat dalam Mushaf Standar Indonesia dan
Mushaf Al-Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî dilihat dari segi
naqthu al-i‟jâm dan naqthu al-i‟râb terdapat 17 perbedaan
diantaranya, tanwîn tarkîb, tanwîn tatâbu‟, setelah tanwîn berupa
ؿ ـ ف ر, setelah tanwîn berupa ك م, setelah tanwîn berupa huruf
diikuti tasydîd, tanpa tanda sukûn tanpa tasydîd, tanda mad wâjib
muttashîl, tanda mad thabi‟î, tanda hamzah washal, tanda hamzah
ibtidâ‟, tanda tashîl, tanda imâlah, tanda isymâm, dan lafzhu al-
jalâlah (Lafazh Allah).
3. Penelitian antara Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Al-
Quddus Bi Al-Rasm Al-„Utsmânî ini merujuk pada kitab Irsyâdu
Al-Thâlibîn Ilâ Dhabti al-Kitâbi al-Mubîn karya Muhammad
Sâlim Muhaisin dan ditemukan persamaan pada naqthu al-i‟jâm
dan naqthu al-i‟râb diantaranya, harakat, sukûn, tanda mad jâiz
munfashil, tanda baca iqlâb, tanda tasydîd, tanda hamzah qatha‟,
84
85
B. Saran
Sesungguhnya tak ada makhluk yang sempurna di dunia ini,
karena kesempurnaan hanya milik Allah. Untuk itu, penulis menyadari
bahwa kajian ilmu dhabth yang penulis bahas masih banyak
kekurangan dan masih perlu adanya kajian kembali dari pemaparan
yang penulis sajikan. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak hal
yang perlu disempurnakan dari penelitian ini, dan juga masih banyak
referensi yang harus dicari dan ditelaah kembali karena keterbatasan
situsai dan kondisi saat ini. Penulis berharap agar kajian ini tidak
berhenti sampai disini melainkan adanya suatu perkembangan yang
akan dibahas pada generasi selanjutnya.
Untuk para penghafal Al-Qur‟an ilmu dhabth adalah ilmu yang
sangat penting untuk dipelajari. Karena, dari sinilah penulis dan
teman-teman penghafal dapat menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an dengan
mudah tanpa adanya kesalahan dan memiliki sanad yang in syâ Allah
sampai kepada Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al-Karim Mina Al-Qur‟an Tilawah
Al-Quddus Al-Qur‟an Terjemah Bi Rosm Utsmani Juzz 1-15 dan Juzz 16-30
Abdurrauf, Pengenalan, Penulisan, dan Tanda Baca Huruf Arab, tt.p: t.p, t.t.
Al-Akrat, Abdu al-Tawwâb Mursî Hasan, Al-Dhabtu Al-Mushafî, Kairo:
Maktabah al-Adâb, 2008
„Abdul „Al al-Thahthawi, Ahmad, 150 Kisah „Uthman bin „Affan, dari 150
Qishah min Hayati „Uthman bin „Affan oleh Tubagus Kesa Purwasandy,
Bandung: Mizania, 2016
„Amr Utsmân bin Saîd al-Dânî, Abȗ, Al-Muhkam fî Naqthi al-Mashâhif,
Damaskus: Dar al-Fikr, 1997
Anshori, Ulumul Qur‟an, Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 1. 2013
Arifin, Zaenal, dkk, Sejarah Penulisan Mushaf AlQur‟an Standar Indonesia,
Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf AlQur‟an Balitbang dan Diklat
Kementrian Agama RI, Cet. 2, 2013
Ayana, Jumroni ,“Tanda Baca dalam Al-Qur‟an (Studi Perbandingan Mushaf
Al-Qur‟an Indonesia dengan Mushaf Madinah)”, Tesis, Tangerang
Selatan: IIQ Jakarta, 2016
Bahrul Ulum, Ahmad , “Sejarah Pemberian Titik dan Syakal dalam Al-
Qur‟an”, Skripsi, Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2017
Al-Farmawi, Abdul-Hayy, Rasm al-Mushaf wa Naqtuhu, Makkah:
al-Maktabah al-Makkiyah. Cet. 1, 2004
Fathoni, Ahmad , Metode Maisura, Tangerang Selatan: Yayasan Bengkel
Metode Maisura, Edisi X, 2017
Fattah al-Qadhi, Abdul, Tarikh al-Mushaf al-Syarif, tt.p..: Maktabah al-, t.t
Hisyami, Risâlât „Ilmi Dhabthi al-Qu‟ân li Hâl al-Musykilah al-Hadîtsah Mâ
fî Rasm al-Mushafi al-‟Utsmâni, Banda Aceh: Ar-Rijal Publisher, 2012
Hudaeni, Deni, at.all., Tanya Jawab tentang Mushaf Al-Qur‟an Standar
Indonesia dan Layanan Pentashihan, Jakarta: Lajnah Pentashihah
Mushaf Al-Qur‟an, 2019
86
87
Email : [email protected] /
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
2001-2003 : TK Islam Al-Fath 2
2003-2009 : SDIT Al-Fidaa
2009-2012 : SMPIT Fathan Mubina
2012-2016 : MA Al-Hikmah 2 Benda
2016-2020 : Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta