Mankeu Capital Budgeting Techniques

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNIK PENGANGGARAN MODAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


Keuangan

DOSEN PEMBIMBING
Wiwiek Kusumaning Asmoro,SW., M.M

DISUSUN OLEH 2A KEUANGAN

KELOMPOK 3:

Alexandro Vivaldi August Saffran (01)


Kholifatim Setiyoasih (11)
Sabila Apriliana (21)
Varielysa Oktavika Setya Kristanti (25)

PROGRAM STUDI D-IV KEUANGAN


PSDKU POLITEKNIK NEGERI MALANG DI KOTA KEDIRI
2022/2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Overview of Capital Budgeting Techniques ............................................... 3


B. Payback Period ......................................................................................... 4
C. Net Present Value (NPV) ........................................................................... 6
D. Internal Rate of Return (IRR) .................................................................... 9
E. Comparing NPV & IRR Technicques ...................................................... 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penganggaran modal atau capital budgeting adalah suatu aspek penting
bagi manajer dalam mengambil keputusan investasi. Investasi adalah
penempatan dana di masa sekarang dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang. Investasi tidak hanya yang berkaitan
dengan bidang keuangan saja namun dapat berupa penggantian, perluasan
produk atau pasar yang sudah ada, perluasan ke produk atau pasar baru, proyek
keselamatan dan/atau lingkungan hidup dan lain-lain (Brigham, 2011).

Keputusan dalam berinvestasi harus dipertimbangkan dengan baik


karena perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah yang besar untuk
berinvestasi dan dana yang ditanamkan dalam investasi tidak dapat diperoleh
dalam waktu yang singkat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi
dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan atau kegiatan usaha sehingga
manajer harus melakukan perhitungan dengan teliti agar investasi yang
dilakukan tidak membawa kerugian bagi perusahaan.

Persaingan antar perusahaan makin ketat sehingga manajer dituntut


untuk melakukan pertimbangan dan perencanaan yang matang agar keputusan
investasi yang diambil tepat sehingga perusahaan dapat bertahan dalam
persaingan dan bahkan dapat memperluas kegiatan usahanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teknik penganggaran modal?
2. Apa yang di maksud dengan Payback Period (PP)?
3. Apa yang di maksud dengan Net Present Value (NPV)?
4. Apa yang di maksud dengan Internal Rate of Return (IRR)?
5. Apa yang di maksud dengan Internal Comparing Net Present Value (NPV)
and Internal Rate of Return (IRR) Technicques?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang teknik penganggaran modal.
2. Untuk mengetahui tentang Payback Period (PP).
3. Untuk mengetahui tentang Net Present Value (NPV).
4. Untuk mengetahui tentang Internal Rate of Return (IRR).
5. Untuk mengetahui tentang perbandingan dari Net Present Value (NPV)
dan Internal Rate of Return (IRR).
BAB II
PEMBAHASAN

A. OVERVIEW OF CAPITAL BUDGETING TECHNIQUES


Penganggaran modal dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab
penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa
sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa
mendatang. Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang
untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Menurut Charles T.
Horngren, penganggaran modal (capital budgeting) adalah perencanaan jangka
panjang atas komitmen investasi yang pengembaliannya tersebar dalam jangka
waktu tertentu, biasanya dalam beberapa tahun.
Jadi, dapat disimpulkan penganggaran modal adalah keseluruhan proses
mulai dari perencanaan sampai dengan pengambilan keputusan untuk
pengeluaran sejumlah dana (investasi) di mana jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi waktu satu tahun.
1. Tahapan Penganggaran Modal
Adapun tahapan dalam penyusunan penganggaran modal, antara lain :
a. Biaya proyek harus ditentukan.
b. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari
proyek, termasuk nilai akhir aktiva.
c. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi.
d. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan
biaya modal yang tepat untuk mendiskontokan aliran kas proyek.
e. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang
diharapkan dapat digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
f. Nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dibandingkan dengan
biayanya.
2. Manfaat Penganggaran Modal
a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana
yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under investment. Dapat lebih
terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang
sangat besar.
c. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
3. Teknik Penganggaran Modal
Berikut ini teknik atau metode penganggaran modal untuk menilai suatu
investasi:
a. Payback Period (PP)
b. Net Present Value (NPV)
c. Internal Rate of Return (IRR)

B. PAYBACK PERIOD (PP)


Payback Period (PP) merupakan jangka waktu yang diperlukan agar
dana investasi yang tertanam pada suatu kegiatan investasi dapat diperoleh
kembali secara penuh/seluruhnya. Metode analisis ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa lama (periode) inventasi yang akan dapat dikembalikan
saat terjadinya kondisi break even- point (titik impas).
1. Kelebihan menggunakan Payback Period :
a. Profitability index memberikan informasi persentase arus kas dimasa
mendatang dengan aliran kas awal (cash initial).
b. Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital).
c. Profitability index memperhitungkan semua arus kas.
d. Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of
money).
2. Kekurangan menggunakan Payback Periode :
a. Profitability index tidak menginformasikan tentang return suatu proyek
investasi.
b. Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko investasi.
c. Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
d. Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal.
3. Rumus Payback jika jumlah kas pertahunnya sama
PP = Nilai Investasi X 1 tahun
Proceed

Rumus Payback Period jika kas pertahunnya jumlahnya berbeda

Payback Period = n + a - b x 1 tahun


c–b
Keterangan:
n : Tahun terakhir di mana jumlah arus kas masih belum menutup investasi
mula-mula
a : Jumlah investasi awal
b : Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n
c : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1
Contoh soal 1:
Sebuah perusahaan mengusulkan proyek investasi dengan dana Rp. 700 juta
dan ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya adalah Rp. 80 juta,
berapa payback periodnya?
Jawab :
Diketahui :
Nilai Investasi = Rp. 700 juta
Proceeds = Rp. 80 juta
PP = Nilai Investasi X 1 tahun
Proceed
= Rp. 700.000.000,- X 1 tahun
Rp. 80.000.000
= 8, 75 Tahun = 8 tahun 9 bulan,
Jadi nilai Proyek sebesar Rp. 700 juta dapat dikembalikan investasinya
dalam waktu 8 tahun 9 bulan.

Contoh soal 2 :
Suatu ulasan proyek investasi dari perusahaan JYP senilai Rp. 800 juta
dengan umur ekonomis yang telah ditentukan selama 6 tahun, dan syarat
pengembaliannya selama 2 tahun dengan tingkat bunga 18% pertahunnya,
dengan arus kas pertahunnya sebagai berikut:

Tahun 1 Rp 400 juta


Tahun 2 Rp 300 juta
Tahun 3 Rp 250 juta
Tahun 4 Rp 200 juta
Tahun 5 Rp 150 juta
Tahun 6 Rp 100 juta
Maka tentukan Payback Period-nya!
Jawab :
Hal yang pertama harus kamu lakukan adalah, menemukan arus kas kumulatif
dari data di atas.
Arus kas dan arus kas kumulatif

Tahun Arus kas Arus kas kumulatif


1 400.000.000 400.000.000
2 300.000.000 700.000.000
3 250.000.000 950.000.000
4 200.000.000 1.150.000.000
5 150.000.000 1.300.000.000
6 100.000.000 1.400.000.000

Diketahui:
a : Rp 800juta

b : Rp 700 juta
c : Rp 950 juta ( N+1) = Tahun ke-2 + 1 = tahun ke-3
n : 2 tahun
PP = n + a - b x 1 tahun
c–b
= 2 + Rp 800.000.000 – Rp 700.000.000 X 1 tahun
Rp 950.000.000 – Rp 700.000.000
= 2 + Rp 100.000.000 X 1 tahun Rp250.000.000\
= 2,04 atau 2 tahun 1 bulan
Jadi, Payback Period sebesar Rp 800.000.000 dengan masa
pengembalian selama 2 tahun tidak bisa diterima/ditolak, karena waktu
pengembalian yaitu 2 tahun 1 bulan melebihi waktu yang diisyaratkan yaitu
selama 2 tahun.

C. NET PRESENT VALUE (NPV)


Net Present Value (NPV) ialah penilaian keuangan bersih yang ada di
proyek setelah dikurangi oleh biaya lainnya sehingga nilai pertambahan atau
kekurangan uang proyek yang ada ini dapat dijadikan acuan untuk menilai
layak tidaknya keuangan proyek. Untuk itulah, Net Present Value (NPV)
diartikan sebagai analisa keuangan yang digunakan untuk menentukan layak
tidaknya usaha yang dilakukan oleh perusahaan dilihat melalui nilai sekarang
dari arus kas bersih yang akan diterima oleh perusahaan yang bersangkutan
dibandingkan dengan nilai sekarang dari modal investasi yang dikeluarkan
perusahaan.
1. Kelebihan menggunakan NPV :
a. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan.
b. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan.
c. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan.
2. Kekurangan menggunakan NPV :
a. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka
waktu yang juga berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum
tentu menunjukkan investasi tersebut lebih baik.
b. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama
masa investasi.
c. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus
kas. Faktor usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.
3. Rumus :
Ct
NPV = – C0
(1+r)t
Keterangan :
Ct = Arus kas per tahun pada periode t
C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0
r = Tingkat pengembalian atau diskon yang diperlukan
t = Periode tahun
4. Arti perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan
dilakukan :
a. NPV > 0, maka investasi yang dilakukan memberi manfaat bagi
perusahaan.
b. NPV < 0, maka investasi yang dilakukan tidak memberi manfaat bagi
perusahaan (proyek ditolak).
c. NPV = 0, maka investasi tidak mengakibatkan perusahaan untung atau
rugi.

Contoh soal :
Sebuah Perusahaan XYZ akan membeli sebuah mesin untuk kebutuhan
produksi. Harga perkiraan mesin tersebut adalah Rp160.000.000 dengan aturan
suku bunga pinjaman yaitu sebesar 12% per tahun. Arus kas yang masuk pada
perusahaan sekitar Rp60.000.000 per tahun yang akan berjalan selama 5 tahun.
Berapakah nilai Net Present Value-nya?
Jawab :
Diketahui :
Ct = Rp60.000.000
C0 = Rp160.000.000
R = 12 % = 0,12
T = 5 tahun
Ct
NPV = – C0
(1+r)t
Rp60.000.000
NPV tahun ke – 1 = = Rp53.470.000
(1+0,12)1
Rp60.000.000
NPV tahun ke – 2 = = Rp47.830.000
(1+0,12)2
Rp60.000.000
NPV tahun ke – 3 = = Rp42.710.000
(1+0,12)3
Rp60.000.000
NPV tahun ke – 4 = = Rp38.130.000
(1+0,12)4
Rp60.000.000
NPV tahun ke – 5 = = Rp34.050.000
(1+0,12)5

NPV = ( Rp53.470.000 + Rp47.830.000 + Rp42.710.000 + Rp38.130.000 +


Rp34.050.000 ) – Rp160.000.000
NPV = Rp56.290.000
Jadi, nilai untuk NPV Perusahaan XYZ adalah Rp56.290.000. Dengan
berdasarkan prinsip NPV, maka investasi layak dilanjutkan.

D. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah besarnya tingkat pengembalian
modal sendiri yang digunakan dalam menjalankan suatu usaha. Internal Rate
of Return mengukur pemanfaatan modal sendiri untuk menghasilkan laba. IRR
sering kali dianggap sebagai tingkat pengembalian internal dicari dengan trial
and error atau interpolasi. Internal Rate of Return (IRR) adalah metriks yang
digunakan untuk memperkirakan persentase tingkat pengembalian investasi,
terutama bagi perusahaan dan organisasi untuk menentukan profitabilitas dari
peluang investasi. Metriks ini juga menunjukkan tingkat diskonto, yang
artinya mengacu pada tingkat bunga untuk menentukan nilai sekarang dari
arus kas masa depan. IRR merupakan interest rate yang membuat Net
Present Value (NPV) atau berapa nilai investasi dalam uang hari ini menjadi
sama dengan nol. Semakin tinggi nilai IRR, semakin diminati juga investasi
atau proyek tersebut.
1. Kelebihan menggunakan IRR :
a. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang.
b. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
c. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi.
d. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase. Pengambilan keputusan
investasi bisa membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
e. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus
kas belakangan
2. Kekurangan menggunakan IRR :
a. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah
dari nilai yang kemungkinan bisa dicapai.
b. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingkan metode yang lain. Harus
trial and error apabila tidak menggunakan software.
c. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki
perbedaan dalam ukuran dan keadaan investasi.
d. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan
tidak menghasilkan nilai IRR sama sekali.
3. Rumus :
NPV rk
IRR = rk + x (rb – rk)
TPV rk −TPV rb
Keterangan :
rk = Tingkat bunga yang kecil (rendah)
rb = Tingkat bunga yang besar (tinggi)
NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecil
TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil
TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga besar
4. Arti perhitungan IRR terhadap keputusan investasi yang akan
dilakukan :
a. IRR > SOCC, maka bisnis atau proyek tersebut layak secara finansial.
b. IRR < SOCC, maka bisnis atau proyek tersebut tidak layak secara
finansial.
c. IRR = SOCC, maka bisnis atau proyek tersebut berada dalam keadaan
break event point.
Contoh soal :
Perusahaan XYZ mampu memberikan usulan dalam melakukan investasi
sebesar Rp 140.000.000. Sementara arus kas yang mampu dihasilkan oleh
Perusahaan XYZ di setiap tahunnya adalah sebanyak Rp 22.000.000 dalam
kurun waktu 6 tahun. Asumsi untuk Internal Rate of Return dari investasi
tersebut adalah 13%, saat menghitung diskonto, maka akan menghasilkan nilai
NPV sebesaar Rp 6.649.000 dan diskonto sebanyak 12%, serta NPV senilai Rp
659.000 dengan diskonto 10%. Maka berapakah nilai IRR yang didapat?
Jawab :
Diketahui :
rk = 10%
rb = 12%
TPV rk = Rp 659.000
TPV rb = Rp 6.649.000
NPV rk
IRR = rk + x (rb – rk)
TPV rk −TPV rb
Rp 659.000
IRR = 10% + x ( 12% - 10% )
Rp 6.649.000−Rp 659.000
Rp 659.000
IRR = 10% + x 2%
Rp 7.308.000

IRR = 10,18%
Dengan asumsi rate of return sebesar 13%, maka angka 10,18%
sebenarnya masih bernilai kecil. Dengan berdasarkan prinsip IRR, maka ada
baiknya jenis investasi ini ditolak.

E. INTERNAL COMPARING NPV & IRR TECHNIQUES


Pada umumnya pengambilan keputusan investasi berdasarkan NPV dan
IRR akan memberikan hasil yang sama, artinya apabila suatu usulan investasi
dinilai layak berdasarkan NPV, maka usulan investasi tersebut juga dinilai
layak berdasarkan IRR. Namun demikian, menurut kalangan akadimisi, NPV
dianggap lebih unggul dibandingkan IRR, karena NPV dapat mengatasi
fenomena multiple IRR dan conflict ranking projects, sedangkan IRR tidak
dapat mengatasi fenomena tersebut. Meskipun demikian, NPV juga memiliki
kelemahan, yaitu NPV tidak memiliki safety margin (sedangkan IRR memiliki
safety margin) dan NPV kalah populer dibandingkan dengan IRR (para
investor pada umumnya lebih tertarik menggunakan IRR, karena IRR dapat
segera dibandingkan dengan cost of capital.
Walaupun secara akademik NPV lebih dominan dipilih, survei
mengindikasikan bahwa kalangan eksekutif lebih menyukai IRR daripada
NPV. Hal ini dikarenakan para manajer ataupun pemilik modal lebih gampang
membandingkan investasi/proyek yang berbeda besaran dalam bentuk
persentase (%) rate of return (IRR) dibandingkan dengan besaran uang (NPV).
Metode IRR juga dikembangkan lebih dahulu dari metode NPV dan metode
IRR sudah lama digunakan. Berikut beberapa perbedaan metode NPV dan IRR:
1. Fokus NPV adalah beberapa tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan
dengan asumsi semua arus kas dapat direalisir. Fokus IRR memberikan
indikasi tingkat hasil pengembalian proyek jika sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Jika kedua metode digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua
metode ini selalu memberikan kesimpulan yang sama karena NPV positif
dari suatu proyek akan memberikan IRR yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua
metode NPV dan IRR dapat menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang
berbeda. Konflik antara kedua metode NPV dan IRR terjadi karena profit
NPV dari proyek berbeda, misalnya biaya investasi berbeda dan umum
proyek lebih panjang dari yang lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa
penganggaran modal adalah keseluruhan proses mulai dari perencanaan sampai
dengan pengambilan keputusan untuk pengeluaran sejumlah dana (investasi)
di mana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
Terdapat tiga teknik dalam penganggaran modal yaitu Payback Period, Net
Present Value, dan Internal Rate of Return. Payback period merupakan jangka
waktu yang diperlukan agar dana investasi yang tertanam pada suatu kegiatan
investasi dapat diperoleh kembali secara penuh/seluruhnya. Pada umumnya
pengambilan keputusan investasi berdasarkan NPV dan IRR akan memberikan
hasil yang sama, artinya apabila suatu usulan investasi dinilai layak
berdasarkan NPV, maka usulan investasi tersebut juga dinilai layak
berdasarkan IRR. Namun demikian, menurut kalangan akadimisi, NPV
dianggap lebih unggul dibandingkan IRR, karena NPV dapat mengatasi
fenomena multiple IRR dan conflict ranking projects, sedangkan IRR tidak
dapat mengatasi fenomena tersebut.

B. SARAN
Sebagai pemula di bangku perkuliahan, kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat
bagi kami untuk lebih memperbaiki atau memperdalam kajian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Jakarta: Salemba Empat.

Irwati, & Setiawan, R. (2023). Analisis Perbandingan Penilaian Keputusan


Investasi Menggunakan Metode Net Present Value (NPV) dan Metode
Internal Rate of Return (IRR). Jurnal Manajemen dan Bisnis, 93-102.

Martono, & Harjito, D. A. (2001). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE


Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai