Soal Ujian Komprehensif Pelatihan Surveilans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Bagi Petugas Surveilans Di Puskesmas
Soal Ujian Komprehensif Pelatihan Surveilans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Bagi Petugas Surveilans Di Puskesmas
Soal Ujian Komprehensif Pelatihan Surveilans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Bagi Petugas Surveilans Di Puskesmas
Komprehensif
Pelatihan Surveilans
Penyakit Yang Dapat
Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) Bagi
Petugas Surveilans di
Puskesmas
Poin total 76/100
0 dari 0 poin
Asal Instansi *
Contoh : Puskesmas Pekanbaru Kota
a. PERT-02
b. PERT-01
c. SKDR
d. W2
e. PERT-03
:
Gejala klinis campak sering menyerupai *0/2
penyakit infeksi virus lainnya sehingga
untuk menegakkan diagnosa pasti dari
kasus tersangka campak perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Spesimen
yang harus diambil pada suspek campak
adalah:
a. Review form W2
b. Review form W1
a. Antigenitas
b. Toksigenitas
c. Nutrigenomic
d. Toksikologi
e. Antitetanus
:
Pada tehnik komunikasi disebutkan oleh *2/2
Peter Sandman, ahli Komunikasi Resiko
dari Amerika, yang menyatakan ada
empat jenis komunikasi yang
didasarkan pada situasi kekuatiran
masyarakat dan tingkat bahaya yang
sesungguhnya. Formulanya dikenal
dengan ”Risk = Hazard + Outrage”.
Pertimbangan dalam mengambil bentuk
komunikasi yang paling sesuai.perlu
pemahaman terhadap situasi yang
terjadi ,termasuk media yang digunakan.
Pada situasi dimana bahaya tinggi,
namun masyarakat tidak terlalu peduli,
media apa yang paling sesuai untuk
komunikasi ?
b. Airborne
c. Langsung
d. Tidak langsung
a. Tipe 5
b. Tipe 2
c. Tipe 3
d. Tipe 4
e. Tipe 1
:
Pengumpulan data dilakukan untuk *2/2
memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan dari
setiap variable ditentukan oleh de nisi
operasional variabel yang bersangkutan.
Data yang diambil dari satu sumber dan
sudah dikompilasi disebut sebagai:
a. Data Tersier
b. Data Individu
c. Data Primer
d. Data Agregat
e. Data Sekunder
:
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB *2/2
adalah kewaspadaan terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya dengan
menerapkan teknologi surveilans
epidemiologi dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan sikap tanggap
kesiapsiagaan, upaya-upaya dan
tindakan penanggulangan KLB yang
cepat dan tepat. Apa tujuan
melaksanakan SKD-KLB?
a. CRS Klinis
b. Suspek CRS
d. CRS Asli
e. Bukan CRS
:
Dalam system pencatatan dan *2/2
pelaporan surveilans difteri, setiap
suspek difteri dilaporkan sebagai KLB
dalam waktu 1 x 24 jam, dan dicatat
pada format daftar kasus individu untuk
dilaporkan ke dinas kesehatan provinsi.
Apa nama format yang digunakan untuk
mencatat kasus individu tersebut?
a. Form W1
b. Form DIF-3
c. Form DIF-1
d. Form DIF-2
e. Form W2
:
Dalam program imunisasi pemerintah *0/2
telah menetapkan kebijakan untuk
meningkatkan cakupan imunisasi
dengan kualitas yang tinggi dan merata
melalui beberapa strategi. Meningkatkan
cakupan imunisasi program yang tinggi
dan merata menggunakan strategi
antara lain :
e. Kasus Discarded
:
Salah satu peran dan fungsi petugas *0/2
surveilans di Kabupaten-Kota dan
petugas surveilans di Provinsi adalah
melakukan monitoring dan evaluasi
kegiatan surveilans PD3I. Kegiatan
monitoring sendiri diperlukan untuk :
a. Imunisasi Tambahan
b. Imunisasi Pilihan
c. Imunisasi Lanjutan
d. Imunisasi Khusus
e. Imunisasi Dasar
e. Pemeriksaan PCR
:
Surveilans Tetanus neonatorum (TN) *0/2
adalah kegiatan pengumpulan,
pengolahan, dan analisis data penyakit
tetanus yang terjadi pada neonatus (usia
< 28 hari) yang disebabkan oleh
Clostridium tetani sehingga dihasilkan
informasi guna tindak lanjut investigasi.
Penemuan kasus (TN) dengan cara :
Formulir
: