Tugas Anotasi Jurnal 1 Pertemuan 10 PJKRPDF 1702222393
Tugas Anotasi Jurnal 1 Pertemuan 10 PJKRPDF 1702222393
Tugas Anotasi Jurnal 1 Pertemuan 10 PJKRPDF 1702222393
Anotasi Jurnal Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Dr. H. Ibnu Hurri, S.Sos., M.Pd.
Oleh :
Ibnu Hurri 1706595
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa anotasi jurnal dengan
pokok kajian Pacnasila Sebagai Ideologi beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.
Demikian pernyataan ini disampaikan.
1. Adesina A. D.O. 2013. Assessment of the Social Studies Curriculum of Secondary School in
Southwestern Nigeria. Educational Research (ISSN: 2141-5161) Vol. 4(4) pp. 345-351, April
2013
Artikel ini berangkat dari permasalahan mengenai ketidak jelasan pembagian tugas dan
kewenangan dalam mengimplementasi kepemimpinan pembelajaran antara kepala sekolah
dengan wakil bidang kurikulum. Era revolusi ini memberikan dampak perubahan yang
begitu besar, termasuk perubahan terhadap pendidikan, diperlukan modifikasi pada lembaga pen
didikan. Dalam melakukan perubahan, memiliki seorang pemimpin adalah kunci nya. law of the
lid dari Maxwell pernah mengatakan bahwa kemampuan kepemimpinan menentukan tingkat
efektivitas orang-orang yang dipimpinnya Maxwell, 2007. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi terhadap kinerja kepemimpinan
,komitmen guru, disiplin guru, dan budaya sekolah. Sejalan dengan ini, maka struktur
organisasikepemimpinan di sekolah biasanya dikelola dalam bentuk tim, yang terdiri dari kepala
sekolah dan wakil-wakilnya. Keberadaan wakil kepala di setiap satuan pendidikan
sangat beragam, tergantung pada banyak siswa yang terepresentasi di dalam jumlah rombongan
belajar. Namun dalam praktiknya tidak ada kententuan pasti jumlah wakil kepala sekolah yang
diperlukan dan untuk jabatan apa saja. Padahal posisi yang selalu ada setiap penunjukan
wakil kepala sekolah adalah wakil kepala sekolah bidang kurikulim,
ini menjelaskan secara langsung kesadaran lembaga penyelenggara satuan pendidik tentang
strategisnya peran kurikulum dalam memastikan kualitas lulusan dan kehendak untuk
meningkatkan capaian kurikulum Namun kehendak initerkadang kandas dikarenakan tidak
jelasnya peran yang diberikan sehingga kurang terarahnyaaktivitas harian wakil kepala
sekolah bidang kurikulum ini. Dari sinilah maka perlu dipastikanadanya pembagian
tugas dan kewenangan dalam implementasi kepemimpinan pembelajaranantara kepala sekolah
dengan wakil bidang kurikulum. Jika merujuk pada sepuluh fungsimanajemen pembelajaran
yang dirumuskan oleh Hallinger & Wang (2015), setidaknya ada
2. Ouakrim-Soivio, Najat. 2014. What The Assessment of Learning Outcomes in History And
Scial Sciences are Telling About Textbooks, Teaching Materials And Methods That are
Used During The Lessons? Implications for Teacher Professional Development. Journals
Andragoški glasnik, Vol. 18, No. 1, pp. 9-23.
Artikel ini membahas mengenai kualifikasi guru sekolah dasar di Firlandia, khususnya guru
mata pelajaran sejarah dan ilmu social. Berbagai macam pelatihan yang guru dapatkan
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Guru diharapkan untuk memberikan
pengetahuan yang berlatar belakang kearifan local dan disisi lain guru juga dituntut untuk
menggunakan metode interaktif untuk membimbing siswa agar dapat kreatif dalam
memanfaatkan lingkungan belajar digital dan materi e-learning untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Dalam prakteknya guru masih sering menggunakan buku teks dan metode
pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru diharapkan menjadi multi-
profesional dan memiliki keterampilan untuk mengembangkan siswa. Hasilnya disajikan
dalam bentuk penilaian hasil belajar, sistem penilaian hasil belajar berbasis pada
kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan dan kompetensi sesuai dengan yang
dibutuhkan di masa depan.
3. Acar, Filiz Evran. 2008. An Assessment of Social Studies Competency of Turkish Classroom
Teachers. International Journal of Instruction, ISSN: 1694-609X. Vol. 1, No. 2, pp. 77-106.
Artikel ini membahas mengenai pentingnya kompetensi yang diperoleh guru lulusan fakultas
pendidikan dalam mata pelajaran dan pengajaran mata pelajaran IPS. Sebagaimana diketahui
bahwa IPS memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian target umum
pendidikan dalam pengembangan pengetahuan, berfikir kritis dan kreatif, pengembangan
keterampilan, dan pembentukan kepribadian. Dari hasil penilaian kelas terhadap calon guru
IPS lulusan fakultas pendidikan, ditemukan bahwa sebagian calon guru lulusan fakultas
pendidikan memiliki kompetensi yang sesuai dengan capaian dari pembelajaran IPS di
sekolah dasar. Calon guru dalam pembelajaran IPS di kelas memiliki kompetensi dalam
penggunaan
teknologi untuk kegiatan belajar di kelas, dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman
siswa dalam mata pelajaran IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana program pembelajaran IPS di sekolah dasar itu berkembang dan untuk mengevaluasi
kompetensi calon guru sekolah dasar lulusan fakultas pendidikan pada materi pelajaran IPS.
URGENSI MEMAHAMI DAN MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-
NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBAGAI
SEBUAH BANGSA
Abstract: Pancasila values must be known, understood, and implemented by the nation of
Indonesia in daily life to be able to realize the goal of realizing the proclamation of
independence. However, in the present knowledge, understanding of the next generation of the
nation against the values that are contained in the Pancasila, the more degraded and eroded
by the battle of the new values that are not in accordance with the nation's identity. The
problem of understanding resulted in the start of abandoned and forgotten Pancasila.
Therefore, the implementation required values of Pancasila in order to be referable to the
people of Indonesia in answering the various question facing current and future, both issues
that come from within and from outside. before the success of the implementation we do the
values of Pancasila, Pancasila, alienation from the real life of the nation of Indonesia..
123
124 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 5, NOMOR 2, NOVEMBER 2018
Mugi Febriyanto
History of Manuscript
Universitas Negeri Semarang, Indonesia Submitted : November 21, 2017
[email protected] Revised 1 : January 7, 2018
Revised 2 : March 28, 2018
Accepted : April 15, 2018
Online since : April 30, 2018
Abstract
The purpose of the discussion of this article is to explain
the role of Pancasila as the ideology of the open nation of
Indonesia. Pancasila is the foundation of the ideology of
the Indonesian state, where Pancasila is a reflection of the
values and goals of the Indonesian nation. nationally.
Along with the era of globalization Pancasila has become a
middle ground in solving problems that are developing in
today's society. The rapid development of socio-culture,
Pancasila as a filtering of incoming developments,
Pancasila is wide open to global developments in deviant
matters. towards global development is very important,
because the essence of Pancasila is an important ideology.
A. Pendahuluan
B. Kajian Teori
tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan
tingkah laku bangsa Indonesia.Pancasila sebagai dasar negara, maka
mengamalkan dan mengamankan pancasila sebagai dasar negara yang
mempunyai sifat imperatif,artinya setiap warga negara Indonesia harus
tunduk dan taat kepada pancasila dan siapa saja yang melanggar hukum
harus ditindak menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara membawakan nilai-nilai tertentu yang
digali dari realitas sosio budaya bangsa Indonesia.Oleh karena itu, maka
ideologi Pancasila membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya
dengan ideologi lain.Kekhasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan
Yang Maha Esa, yang membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Kemudian juga penghargaan akan harkat
dan martabat kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan terhadap
hak azasi manusia dengan memperhatikan prindip keseimbangan antara hak
dan kewajiban.Kekhususan yang lain adalah bahwa ideologi Pancasila
menjunjung persatuan bangsa dengan menempatkan terwujudnya persatuan
bangsa itu di atas kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan.Berikutnya
adalah kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang didasarkan pada
prinsip demokrasi dengan penentuan keputusan bersama yang diupayakan
sejauh mungkin melalui musyawarah untuk mencapai untuk mencapai kata
mufakat.Dan satu hal lagi yaitu keinginan untuk mewujudkan keadilan
dalam kehidupan bersama seluruh masyarakat Indonesia.Jika setiap ideologi
mendasarkan dari pada sistem filsafat tertentu yang berisi pandangan
mengenai apa dan siapa manusia, kebebasan pribadi serta keselarasan hidup
bermasyarakat; ideologi Pancasila mendasarkan diri pada pada sistem
pemikiran filsafat Pancasila, yang ada didalamnya juga mengandung
pemikiran mendasar mengenai hal tersebut.
Peran ideologi negara itu bukan hanya terletak pada aspek legal
formal, melainkan juga harus hadir dalam kehidupan konkret masyarakat itu
sendiri. Beberapa peran konkret Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal
sebagai berikut :
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara
etimologis, artinya ilmu tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Suprayogi,2019,103). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan atas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber
semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum
UUD 1945, yang menyatakan, “ ..terutama bagi negara baru dan negara
muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan
pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu
diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya,
mengubahnya dan mencabutnya”. Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman tanpa pengubahan nilai
dasarnya. Ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan
nilai dasar yang lain yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau
meniadakan identitas/jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
Available online at https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jsi/index
34 Febriyanto
Faktor Eksternal
1. Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir
dengan bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-
satunya negara super power.
2. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya
berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
karena keterbukaan informasi.
3. .Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan
penduduk dan kemajuan ideologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap
sumber daya alam secara matif.
setiap ilmu pengetahuan memiliki sifat, ciri, dan karakter yang khas berbeda
dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang dan biasa
dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan dan ilmu
pengetahuan.Misalnya, politik, hukum, ekonomi, budaya.Dalam kehidupan
sehari-hari, paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung
pengertian sebagai : sumber nilai, kerangka berpikir, orientasi dasar, sumber
asa, tolak ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan,
perubahan, dan proses dalam bidang tertentu, termasuk dalam
pembangunan, gerakan reformasi maupun dalam proses pendidikan.Dengan
demikian, paradigma menempati posisi dan fungsi yang strategis dalam
setiap proses kegiatan.Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil-hasilnya dapat
diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenarannya.
Berikut ini adalah contoh kasus yang menyerang ideologi Pancasila
Menhan Ingatkan Bahaya Perang Mindset yang Ancam Pancasila
Arief Ikhsanudin – detikNews. Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan)
Ryamizard Ryacudu mengingatkan adanya perang mindset atau pola pikir
yang mengancam negara. Perang itu lebih berbahaya daripada perang
terbuka antar negara dengan militer. Ryamizard menyebut ada tiga ancaman
terhadap negara. Pertama, perang terbuka antarnegara. Kedua, perang
dengan terorisme, bencana alam, dan narkotika. Ketiga, perang mindset.
"Tiga ancaman yang paling berbahaya ancaman (perang) mindset untuk
ubah ideologi Pancasila. Pancasila itu alat pemersatu, kalau pemersatu pecah,
ya pecah negara ini, bangsa ini harus paham," ucap Ryamizard dalam
sambutan simposium 'Perang Mindset Pada Era Keterbukaan Informasi' di
Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu
(8/5/2019). Ryamizard meminta kepada masyarakat Indonesia untuk
mewaspadai perang pemikiran. Beberapa negara hancur karena ada ideologi
lain yang mengubah ideologi negara tersebut. "Perang mindset itu murah
meriah, tapi jika pihak musuh sudah dapat hancurkan pilar dan sendi dasar
bernegara. Contoh ada beberapa negara karena ideologi dan simbol negara
dirusak oleh ideologi lain. Contoh Uni Soviet, negara kuat, kalau perang
terbuka dua-duanya hancur, tapi
D. Kesimpulan
E. Acknowledgments
None
G. Funding Information
None
H. References
Alex, Lanur. 1995. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka: Problema dan Tantangannya.
Yogyakarta : Kanisius.
Aman. S. 1997. Filsafat Pancasila. Jakarta: Sinar Grafika.
Calam, Ahmad dan Sobirin. 2008. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan
dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jurnal SAINTIKOM. 4
(1): 146154.
http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&jd=Pancasila%2C+Ideologi+Terb
uka&dn=20160822140159
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/4595
https://nasional.sindonews.com/read/1289728/15/masyarakat-harus-waspadai-
munculnya-ideologi -pengganti-pancasila-1521043481
https://openlibrary.org/books/OL957116M/Pancasila_sebagai_ideologi_terbuk
a
https://www.academia.edu/29123135/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA
_PEMBANGUNAN_NASIONAL
https://www.kompasiana.com/kuni/5500bb58a33311376f512088/membumikan
-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-bangsa
Jacob.1999.Nilai-nilai Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan
IPTEK.Yogyakarta :Interskip dosen-dosen Pancasila se-Indonesia.
Jurnal Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam
mengatasi persoalan kebangsaan.
Jurnal Nasional : Nilai-nilai pancasila sebagai falsafah pandangan hidup
bangsa untuk peningkatan kualitas SDM dan pengembangan
lingkungan.
Kalean. 1996. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan,Paradigma.Jogjakarta.
Kalean. 2000. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Murdiono. 1990. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. Jakarta BP-7 Pusat Jakarta.
Oetojo Oesman dan Alfian (Eds). 1991. Pancasila sebagai Ideologi Dalam Berbagai
Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7
Pusat.
Poespawardojo,Soerjanto.1989.Filsafat Pancasila : Sebuah Pendekatan sosio-
budaya.
Suprayogi. 2019. Pendidikan Pancasila.Semarang: Unnes Press.