Analisis Konsep Matematika Diyah Maytika
Analisis Konsep Matematika Diyah Maytika
Analisis Konsep Matematika Diyah Maytika
Di Susun Oleh :
Dosen Pengampu :
PADANGSIDIMPUAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................1
C. Manfaat Penelitian.....................................................................................1
BAB IV PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat perlu dipelajari oleh
semua orang terutama para pelajar baik dari kalangan anak-anak SD sampai
kalangan mahasiswa.
Maka disini saya ingin membuat analisis tentang konsep matematika dalam
permainan tradisional.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep matematika apa saja
yang terkandung dalam permainan tradisional.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat melakukan penelitian ini adalah agar kita dapat mengetahui konsep
matematika apa saja yang terdapat pada permainan tradisional.
1
BAB II
HASIL PENELITIAN
Permainan kelereng termasuk salah satu permainan rakyat yang sangat populer.
Kelereng terbuat dari adonan semen dan kapur bentuknya yang bulat sebesar ibu jari
kaki atau terbuat dari batu wali yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai
kelereng yang sebenarnya. Permainan ini sangat membutuhkan keahlian (Hasanah,
2016). Permainan kelereng dari satu daerah dengan daerah lain memiliki penyebutan
yang berbeda antara lain, tale, gundu, neyker, pincian, setein, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan kelereng sebagai kata yang dipilih dalam
penelitian ini. Bentuk kelereng sendiri seperti bola kecil yang memiliki diameter
kira-kira 1,25 cm dan memiliki berat sekitar 10 gram, terkadang di dalam kelereng
terdapat hiasan berupa warna ataupun polos, seperti pada gambar berikut.
Dari bentuk kelereng sudah terdapat unsur matematika yaitu bangun dimensi tiga
berupa bola dengan memperhatikan volume, berat, diameter, dan jari-jari kelereng,
ini dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran bangun ruang yaitu bola dan
setengah bola sebagai bagian dari pembelajaran matematika realistik. Adapun unsur
etnomatematika dalam permainan kelereng dapat dilihat pada tabel berikut.
2
Tabel 2.1. Unsur matematika dalam permainan Kelereng
3
B. Permainan Tradisional Galah Panjang
Salah seorang dari anggota grup itu akan ditunjuk sebagai ketua dan lainnya
adalah sebagai anggota, tugas ketua kelompok adalah sebagai mengawasi setiap
penyerang yang masuk dan keluar dari lapangan yaitu sepanjang garis awal garis
tengah dan garis sekeliling lapangan sedangkan anggota hanya menjaga garis
melintang di dalam lapangan sebelum permainan dimulai dinilai dilakukan undian
dengan koin oleh kedua tim siapa yang menang akan menjadi tim penyerang
penetapan penghitung bertukar giliran akan ditentukan terlebih dahulu apakah hanya
dengan sentuhan ke badan para pemain atau dengan menangkap para pemain.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Gambar 3.3. Anak sedang melakukan
“menyentil” gacoan ke kelereng pasangan secara
bergantian.
6
Etnomatematika yang terlihat dalam tahapan persiapan permainan dan tata cara
permainan ini antara lain yaitu berupa konsep matematika berupa bangun ruang,
bangun datar, dan pengukuran. Konsep matematika yang digunakan dalam
permainan ini adalah ketika pemain menentukan urutan permainan dengan
melakukan perbandingan atau pengukuran jarak terdekat dari suatu lubang (Indriani
& Imanuel, 2018). Pada saat persiapan ini, terlihat bahwa anak dalam bermain
kelereng melakukan pengukuran dengan menggunakan jengkal. Selain itu, untuk
menentukan siapa yang boleh terlebih dahulu memulai permainan ditentukan
berdasarkan kelereng yang paling jauh jaraknya dengan kelereng pusat lingkaran.
Hal tersebut dapat terlihat bahwa anak-anak sudah dapat menentukan jarak mana
yang lebih jauh dan dekat dengan melakukan pengukuran.
Pola yang terdapat pada permainan kelereng memuat pola geometri dan kedua
permainan ini dapat dimainkan lebih dari satu siswa (Sirate, 2015),artinya dalam
permainan kelereng terdapat karakter siswa dalam melakukan kerja sama dan
kebersamaan dalam permainan, serta dapat melatih kejujuran agar permainan
menjadi sportif. Selain itu, permainan ini juga membuat siswa dapat membedakan
bilangan ganjil dan berhitung dalam permainan kelereng. Manfaat moral dari
permainan kelereng adalah anak dilatih untuk jujur jika berhasil menembak kelereng
atau tidak. Manfaat sosial emosionalnya adalah kepercayaan diri meningkat karena
kemauan mereka akan berkompetisi, anak mampu mengatur emosinya agar lebih
fokus pada sasaran mereka, kesabaran dalam bermain membuat anak tidak gegabah
dalam mengambil keputusan, melatih keterampilan sosial, dan sikap kepedulian
dengan temannya, dan anak bersosialisasi dengan melakukan permainan ini bersama
dengan teman secara adil. Manfaat gerak motoriknya adalah melatih keterampilan
motorik halus anak (Khosasi, Damajanti, & Muljosumarto, 2018). Keterampilan
sosial yang muncul dalam permainan ini adalah anak menjadi lebih terampil dalam
melakukan gerak motorik halus berupa menggenggam kelereng dan menjentikkan
jarinya dalam melakukan permainan kelereng. Proses ini akan menjadikan anak
menjadi lebih konsentrasi dalam melakukan permainan.
7
Terdapat bentuk-bentuk hasil budaya masyarakat yang memuat konsep
matematika dan dibangun menjadi sebuah pendekatan dalam pembelajaran,disebut
sebagai pembelajaran berbasis budaya. Tentu saja setiap bentuk etnomatematika
disesuaikan dengan konsep matematika yang sepadan dan tidak menghambat peserta
didik dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu, pembelajaran perlu dikemas
sebaik mungkin (Abi, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa
dalam budaya permainan kelereng terdapat begitu banyak manfaat baik dari segi
motorik dan kognitif bagi anakanak. Proses kegiatan permainan yang dilakukan
dalam permainan kelereng juga menjunjung tinggi karakter siswa berupa
kebersamaan, saling menghormati, menghargai, dan memberikan kesempatan kepada
teman-teman dan menjunjung tinggi sportivitas bagi para pemain.
1. Kawasan permainan yang cukup luas diperlukan, baik di atas tanah, kawasan
bersemen, dan diatas padang.
2. Tidak ada ukuran khas penetapan yang harus diikuti, tetapi diperkirakan
antara enam hingga delapan meter lebar dan jarak untuk setiap garis lintang
lapangan antara tiga hingga empat meter.
3. Jumlah garis lintabg bagi setiap anggota tidak terbatas atau menurut jumlah
anggota bagi setiap tim.
Sebagai penanda garis, akan digunakan tepung atau tali jika dimainkan di atas
padang. Cat juga dapat digunakan jika dimainkan di atas semen. Tetapi
kebanyakan anak-anak akan membuat garis tersebut di atas tanah.
8
Tata cara permainan :
1. Bangun Datar
Bangun datar merupakan salah satu konsep geometri yang terekam dalam
permainan galah panjang. Arena permainan galah panjang berbentuk persegi
panjang dengan panjang 15 meter dan lebar 9 meter. Setiap petak yang dibagi juga
merupakan persegi panjang dengan panjang 5 meter dan lebar 4,5 meter. Dari
bangun persegi panjang tersebut, dan selanjutnya dapat ditentukan luas dan
kelilingnya.
L = P × L = 15 m × 9 m = 135 m2
48m
9
2. Pencerminan (refleksi)
Petak permainan galah panjang memiliki unsur pencerminan (refleksi). Hal ini
dapat ditunjukkan dari bentuknya yang simetri jika kita gambar sumbu simetri
sehingga memotong petak galah panjang menjadi dua bagian yang sama. Garis
sodor yang melintang dari depan ke belakang membagi petak menjadi bagian
kanan dan kiri. Sementara itu, jika ditarik sumbu simetri yang melintang dari
kanan ke kiri, maka petak akan terbagi menjadi bagian atas dan bawah.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Aprodita, Y. (2013, may 2). slideshare. Retrieved desember 12, 2023, from
slideshare.net: https://www.slideshare.net/yeniaprodita/permainan-tradisional-
dalam-matematika-yeni-aprodita-pmt-4-d
12