Analisis Konsep Matematika Diyah Maytika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KONSEP MATEMATIKA

DALAM PERMAINAN ANAK-ANAK

Di Susun Oleh :

DIAH MAYTIKA PRATIWI 2220500089

Dosen Pengampu :

NURKHAIRUNNISAH SIREGAR, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASYAH


IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD


ADDARY

PADANGSIDIMPUAN

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................1
C. Manfaat Penelitian.....................................................................................1

BAB II HASIL PENELITIAN..............................................................................2

A. Permainan Tradisional Kelereng.............................................................2


B. Permainan Tradisional Galah Panjang...................................................4

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................5

A. Permainan Tradisional Kelereng.............................................................5


B. Permainan Tradisional Galah Panjang...................................................8

BAB IV PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat perlu dipelajari oleh
semua orang terutama para pelajar baik dari kalangan anak-anak SD sampai
kalangan mahasiswa.

Maka disini saya ingin membuat analisis tentang konsep matematika dalam
permainan tradisional.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep matematika apa saja
yang terkandung dalam permainan tradisional.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat melakukan penelitian ini adalah agar kita dapat mengetahui konsep
matematika apa saja yang terdapat pada permainan tradisional.

1
BAB II

HASIL PENELITIAN

A. Permainan Tradisional Kelereng

Permainan kelereng termasuk salah satu permainan rakyat yang sangat populer.
Kelereng terbuat dari adonan semen dan kapur bentuknya yang bulat sebesar ibu jari
kaki atau terbuat dari batu wali yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai
kelereng yang sebenarnya. Permainan ini sangat membutuhkan keahlian (Hasanah,
2016). Permainan kelereng dari satu daerah dengan daerah lain memiliki penyebutan
yang berbeda antara lain, tale, gundu, neyker, pincian, setein, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan kelereng sebagai kata yang dipilih dalam
penelitian ini. Bentuk kelereng sendiri seperti bola kecil yang memiliki diameter
kira-kira 1,25 cm dan memiliki berat sekitar 10 gram, terkadang di dalam kelereng
terdapat hiasan berupa warna ataupun polos, seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Kelereng

Dari bentuk kelereng sudah terdapat unsur matematika yaitu bangun dimensi tiga
berupa bola dengan memperhatikan volume, berat, diameter, dan jari-jari kelereng,
ini dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran bangun ruang yaitu bola dan
setengah bola sebagai bagian dari pembelajaran matematika realistik. Adapun unsur
etnomatematika dalam permainan kelereng dapat dilihat pada tabel berikut.

2
Tabel 2.1. Unsur matematika dalam permainan Kelereng

Kelereng Digunakan sebagai contoh media pembelajaran bangun ruang bola


sebagai alat bantu media pembelajaran operasi hitung seperti
penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian dengan
menggunakan media kelereng.
Arena Pada arena permainan pasangan/ taruhan menggunakan lingkaran
Permainan maka dapat digunakan sebagai materi contoh bangun datar berupa
lingkaran.Garis batas dalam melakukan pelemparan gacoan
kelereng digunakan sebagai menghitung jarak antara lingkaran
taruhan kelereng dengan batas pelemparan kelereng gacoan. Maka
dalam kegiatan ini, anak melakukan kegiatan pengukuran begitu
pun dengan lingkaran pasangan disesuaikan dengan banyaknya
pasangan yang terkumpul maka semakin banyak kelereng pasangan
maka akan semakin besar lingkaran begitu pun sebaliknya.
Kegiatan tersebut tanpa disadari terdapat kegiatan pengukuran,
akan tetapi masih belum akurat karena tidak menggunakan alat
ukur.
Menyentil Kegiatan ini melatih konsentrasi anak dan merupakan gerakan
Gacoan motorik halus.
Pendidikan Permainan ini melatih anak dalam menjunjung kebersamaan,
karakter sportivitas dan kegiatan yang mengajarkan tentang nilai-nilai bahwa
permainan ini berguna bagi diri anak dalam bersosialisasi dan
bekerja sama.
Tempat bermain kelereng biasanya lapangan dan diperlukan gambar lingkaran
di tanah atau aspal sebagai tempat untuk mengumpulkan kelereng hasil pasangan
masing-masing dari peserta permainan. Dalam penyiapan tempat permainan sudah
terdapat unsur etnomatematika berupa bangun datar, yakni lingkaran. Besar atau
kecil lingkaran tergantung dari banyaknya kelereng yang dikumpulkan oleh peserta.
Semakin banyak jumlah kelereng yang terkumpul maka lingkaran yang dibuat
semakin besar, akan tetapi semakin sedikit jumlah kelereng yang terkumpul, maka
semakin kecil lingkaran yang digunakan dalam permainan kelereng.

3
B. Permainan Tradisional Galah Panjang

Permainan galah panjang merupakan permainan tradisional yang dimainkan di


luar rumah permainan, ini bukan saja dimainkan oleh anak-anak tetapi juga sebagai
petunjuk di pesta-pesta kebudayaan kadangkala dipertontonkan untuk tamu oleh
orang dewasa permainan ini tidak dimainkan secara individu tetapi dengan dua grup
terdiri dari kelompok penyerang dan kelompok bertahan setiap kelompok memiliki
para pemain tidak kurang dari 4 orang dan biasanya terdiri dari 10 pemain saja.

Salah seorang dari anggota grup itu akan ditunjuk sebagai ketua dan lainnya
adalah sebagai anggota, tugas ketua kelompok adalah sebagai mengawasi setiap
penyerang yang masuk dan keluar dari lapangan yaitu sepanjang garis awal garis
tengah dan garis sekeliling lapangan sedangkan anggota hanya menjaga garis
melintang di dalam lapangan sebelum permainan dimulai dinilai dilakukan undian
dengan koin oleh kedua tim siapa yang menang akan menjadi tim penyerang
penetapan penghitung bertukar giliran akan ditentukan terlebih dahulu apakah hanya
dengan sentuhan ke badan para pemain atau dengan menangkap para pemain.

Gambar 2.2. anak-anak sedang bermain galah panjang

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Permainan Tradisional Kelereng

Tahapan persiapan dalam permainan kelereng antara lain: (1) permainan


biasanya melibatkan 3 - 5 anak atau bahkan lebih, (2) menyiapkan lima butir
gundu untuk masing-masing anak atau tergantung kesepakatan dari para pemain,
(3) tanah berpasir untuk tempat bermain atau lapangan yang agak rata dan tidak
menurun. Hal ini dimaksudkan agar permainan dapat dilakukan dengan baik serta
meminimalisir faktor-faktor yang membuat permainan menjadi tidak kondusif.
Cara bermain kelereng dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1. melakukan Gambar 3.2. Melakukan


persiapan dan memasang “Hompimpa” (pengundian)
taruhan yang di sepakati didalam lingkaran

5
Gambar 3.3. Anak sedang melakukan
“menyentil” gacoan ke kelereng pasangan secara
bergantian.

Adapun langkah-langkah bermain kelereng, sebagai berikut: (1) gambar


lingkaran kecil di tanah, kemudian semua anak menaruh lima butir kelereng di
dalam lingkaran atau tergantung dari kesepakatan para pemain; (2) semua anak
berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara
bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. Anak yang
kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh main terlebih dahulu. Peraturan
dalam memainkan permain ini yaitu pada intinya tergantung dari pemain
(Hasanah, 2016); (3) anak harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran
sebagai “Penyerang” agar kelereng di dalam lingkaran keluar. Jika berhasil
melakukannya, maka anak boleh menyimpan setiap kelereng yang kena jentik;(4)
pertemukan ibu jari dengan jari tengah, kemudian menyentil kedua jari tepat pada
gundu, (5) kelereng penyerang harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Jika tidak,
maka anak yang memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut, (6) pemenang
adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu terbanyak,(7) jika sudah
tidak ada lagi kelereng dalam lingkaran, ada kesempatan pemain mengenai
kelereng pemain lain dengan masing-masing satu kesempatan, jika mengenai
maka kelereng yang didapat oleh pemain yang terkena kelereng menyerahkan
kelerengnya kepada pemain yang mengenai dan permainan telah selesai.

6
Etnomatematika yang terlihat dalam tahapan persiapan permainan dan tata cara
permainan ini antara lain yaitu berupa konsep matematika berupa bangun ruang,
bangun datar, dan pengukuran. Konsep matematika yang digunakan dalam
permainan ini adalah ketika pemain menentukan urutan permainan dengan
melakukan perbandingan atau pengukuran jarak terdekat dari suatu lubang (Indriani
& Imanuel, 2018). Pada saat persiapan ini, terlihat bahwa anak dalam bermain
kelereng melakukan pengukuran dengan menggunakan jengkal. Selain itu, untuk
menentukan siapa yang boleh terlebih dahulu memulai permainan ditentukan
berdasarkan kelereng yang paling jauh jaraknya dengan kelereng pusat lingkaran.
Hal tersebut dapat terlihat bahwa anak-anak sudah dapat menentukan jarak mana
yang lebih jauh dan dekat dengan melakukan pengukuran.

Pola yang terdapat pada permainan kelereng memuat pola geometri dan kedua
permainan ini dapat dimainkan lebih dari satu siswa (Sirate, 2015),artinya dalam
permainan kelereng terdapat karakter siswa dalam melakukan kerja sama dan
kebersamaan dalam permainan, serta dapat melatih kejujuran agar permainan
menjadi sportif. Selain itu, permainan ini juga membuat siswa dapat membedakan
bilangan ganjil dan berhitung dalam permainan kelereng. Manfaat moral dari
permainan kelereng adalah anak dilatih untuk jujur jika berhasil menembak kelereng
atau tidak. Manfaat sosial emosionalnya adalah kepercayaan diri meningkat karena
kemauan mereka akan berkompetisi, anak mampu mengatur emosinya agar lebih
fokus pada sasaran mereka, kesabaran dalam bermain membuat anak tidak gegabah
dalam mengambil keputusan, melatih keterampilan sosial, dan sikap kepedulian
dengan temannya, dan anak bersosialisasi dengan melakukan permainan ini bersama
dengan teman secara adil. Manfaat gerak motoriknya adalah melatih keterampilan
motorik halus anak (Khosasi, Damajanti, & Muljosumarto, 2018). Keterampilan
sosial yang muncul dalam permainan ini adalah anak menjadi lebih terampil dalam
melakukan gerak motorik halus berupa menggenggam kelereng dan menjentikkan
jarinya dalam melakukan permainan kelereng. Proses ini akan menjadikan anak
menjadi lebih konsentrasi dalam melakukan permainan.

7
Terdapat bentuk-bentuk hasil budaya masyarakat yang memuat konsep
matematika dan dibangun menjadi sebuah pendekatan dalam pembelajaran,disebut
sebagai pembelajaran berbasis budaya. Tentu saja setiap bentuk etnomatematika
disesuaikan dengan konsep matematika yang sepadan dan tidak menghambat peserta
didik dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu, pembelajaran perlu dikemas
sebaik mungkin (Abi, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa
dalam budaya permainan kelereng terdapat begitu banyak manfaat baik dari segi
motorik dan kognitif bagi anakanak. Proses kegiatan permainan yang dilakukan
dalam permainan kelereng juga menjunjung tinggi karakter siswa berupa
kebersamaan, saling menghormati, menghargai, dan memberikan kesempatan kepada
teman-teman dan menjunjung tinggi sportivitas bagi para pemain.

B. Permainan Tradisional Galah Panjang

Dalam permainan tradisional galah panajang ini, yang dibutuhkan adalah :

1. Kawasan permainan yang cukup luas diperlukan, baik di atas tanah, kawasan
bersemen, dan diatas padang.
2. Tidak ada ukuran khas penetapan yang harus diikuti, tetapi diperkirakan
antara enam hingga delapan meter lebar dan jarak untuk setiap garis lintang
lapangan antara tiga hingga empat meter.
3. Jumlah garis lintabg bagi setiap anggota tidak terbatas atau menurut jumlah
anggota bagi setiap tim.

Sebagai penanda garis, akan digunakan tepung atau tali jika dimainkan di atas
padang. Cat juga dapat digunakan jika dimainkan di atas semen. Tetapi
kebanyakan anak-anak akan membuat garis tersebut di atas tanah.

8
Tata cara permainan :

1. Beberapa saat sebelum permainan dimulai ketua tim penyerang akan


menepuk tangan ketua tim bertahan di kotak kepala lapangan ini
menandakan permainan sudah dimulai dan anggota boleh menyerang baik
secara individu atau beramai-ramai.
2. Setiap pemain harus melewati semua garis hingga garis belakang sekali
dan kembali sampai ke garis depan tanpa dapat disentuh oleh pasukan
bertahan. Jika salah seorang dapat disentuh oleh pasukan bertahan maka
tim itu dikira mati. Perubahan posisi akan dilakukan yaitu tim yang
bertahan akan jadi pasukan penyerang dan sebaliknya.

Konsep Matematika yang terdapat dalam permainan Galah Panjang :

1. Bangun Datar

Bangun datar merupakan salah satu konsep geometri yang terekam dalam
permainan galah panjang. Arena permainan galah panjang berbentuk persegi
panjang dengan panjang 15 meter dan lebar 9 meter. Setiap petak yang dibagi juga
merupakan persegi panjang dengan panjang 5 meter dan lebar 4,5 meter. Dari
bangun persegi panjang tersebut, dan selanjutnya dapat ditentukan luas dan
kelilingnya.

L = P × L = 15 m × 9 m = 135 m2

48m

9
2. Pencerminan (refleksi)

Petak permainan galah panjang memiliki unsur pencerminan (refleksi). Hal ini
dapat ditunjukkan dari bentuknya yang simetri jika kita gambar sumbu simetri
sehingga memotong petak galah panjang menjadi dua bagian yang sama. Garis
sodor yang melintang dari depan ke belakang membagi petak menjadi bagian
kanan dan kiri. Sementara itu, jika ditarik sumbu simetri yang melintang dari
kanan ke kiri, maka petak akan terbagi menjadi bagian atas dan bawah.

3. Pembagian dan Perkalian

Arenan permainan galah panjang merupakan persegi panjang merupakan 15m ×


9m. Selanjutnya bangun ini dibagi menjadi 6 bagian sama besar dengan panjang
yang di bagi menjadi 3 bagian dan lebar dibagi menjadi 2 bagian. Sehingga
panjang masing-masing petak sebesar 15m ÷ 3 = 5m dan lebar masing-masing
petak sebesar 9m ÷ 2 = 4,5m. Selain itu, luas masing-msing petak juga dapat di
proleh dengan cara membagi luas arena galah paanjang menjadi 6 bagian yng
sama Lpetak ÷ 6 = 135m2 ÷ 6 = 22,5 m2. Sebaliknya perhitungan ini juga dapat
melibatkan operasi perkalian, yang mana perkalian merupakan operasi invers dari
pembagian.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat konsep matematika


pada permainan tradisional kelereng. Konsep-konsep matematika pada permainan
tradisional kelereng, diantaranya yaitu geometri ( bangun datar ),dan pengukuran.
Konsep matematika yang digunakan dalam permainan ini adalah ketika permainan
menentukan urutan permainan dengan melakukan perbandingan atau pengukuran
jarak terdekat dari suatu lubang.

Sedangkan dalam permainan tradisional galah panjang yaitu terdapat konsep


matematika bangun datar, pencerminan ( refleksi ), dan pembagian dan perkalian.

Dengan adanya penelitian ini, pendekatan etnomatematika disarankan dapat


dikembangkan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu, untuk
penelitian selanjutnya diharapkan mampmengeksplorasi lebih luas keterkaitan
matematika dalam permainan tradisional pada khususnya, dan budaya Indonesia
pada umumnya.

B. Saran

Semoga makalah ini bisa membantu dan memudahkan teman-teman yang


ingin mencari tahu tentang permainan apa saja yang mengandung unsur
matematika.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aprodita, Y. (2013, may 2). slideshare. Retrieved desember 12, 2023, from
slideshare.net: https://www.slideshare.net/yeniaprodita/permainan-tradisional-
dalam-matematika-yeni-aprodita-pmt-4-d

Jhenni Windya Pratiwi, H. P. (2020). Eksplorasi Etnomatematika pada permainan


Tradisional Kelereng. Pendidikan matematika reflesia, 4-8.

12

Anda mungkin juga menyukai