Abstrak Yanti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT

NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK KASIH


BUNDA Y

1)
Yanti 2) Noviyanti 3) Rika Nurhasanah
Universitas Jendral Achmad Yani
Email :

Abstrak

Nyeri persalinan merupakan salah satu ketidaknyamanan yang terjadi pada saat proses persalinan
akibat dari kontraksi uterus. Dengan memberikan asuhan sayang ibu di antaranya memfasillitasi
ibu dalam pengurangan rasa nyeri. Nyeri persalinan dapat di kurangi salah satunya dengan metode
nonfarmokolgi yaitu dengan teknik relaksasi napas dalam.Tujuan penelitian menganalisis apakah
Terdapat Pengaruh Teknik Relaksasi napas dalam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu
Bersalin Di Klinik kasih Bunda. Penelitian ini merupakan jenis pre exsperimental design, dengan
sampel sebanyak 15 ibu menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi sebelum terapi dan sesudah terapi. Analisis
data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji T. Hasil penelitian menunjukkan Tingkat
nyeri persalinan kala I fase aktif pada pretest responden adalah nyeri berat sebanyak 9 orang
(60%), Tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada posttest responden adalah nyeri sedang
sebanyak 8 orang (53,3%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tehnik
relaksasi napas dalam terhadap nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif. Diharapkan dapat
diaplikasikan dalam menangani masalah nyeri persalinan saat kala I fase aktif sehingga
penggunaan analgesik dapat diminimalkan.0008/ IPM-BID/IV/2023/DMPTSP

Kata Kunci : Nafas dalam, Nyeri persalinan, Ibu bersalin


Kepustakaan : 37 (2013-2023)

THE EFFECT OF DEEP BREATH RELAXATION TECHNIQUE ON THE LEVEL OF


LABOR PAIN IN THE ACTIVE PHASE I IN KASIH BUNDA Y CLINIC
Abstract

One of the changes that is very frightening for women during labor is the onset of labor pain, which
is caused by uterine contractions. By providing maternal care, including facilitating the mother in
reducing pain. One of the ways to reduce labor pain is with deep breathing relaxation techniques.
The aim of this research is to analyze whether there is an effect of deep breathing relaxation
techniques on reducing the pain scale in women giving birth at the Kasih Bunda Clinic. This
research is a type of pre-experimental design, with a sample of 15 mothers using a total sampling
technique according to inclusion and exclusion criteria. Data collection was carried out using
observation sheets before and after therapy. Data analysis used univariate and bivariate analysis
with the T test. The results showed that the level of labor pain in the active phase of the first stage
of labor in the respondent's pretest was severe pain in 9 people (60%), the level of pain in the first
stage of labor in the active phase in the posttest of respondents was moderate pain in the amount of
8 people (53.3%). The results of the bivariate analysis showed that there was an effect of deep
breathing relaxation techniques on pain in the active phase of labor in the first stage of labour. It is
hoped that it can be applied in dealing with the problem of labor pain during the first stage of the
active phase so that the use of analgesics can be minimized.

Keywords: Deep breathing, Labor pain, MaternityReferensi : 2013-2023


PENDAHULUAN

Persalinan merupakan proses menghindari nyeri persalinan


fisiologis yang terjadi pada Bidan dalam memberikan asuhan
perempuan dalam masa persalinan berperan dalam menjamin
reproduksinya dan setiap perempuan proses persalinan berjalan normal
mengharapkan persalinan berjalan dengan semenimal mungkin
normal. Berdasarkan data di jawa ketidaknyamanan. Dengan
barat menurut kemenkes RI tahun memberikan asuhan sayang ibu di
2020 kejadian nyeri persalinan antaranya memfasillitasi ibu dalam
berkisar (73,3 %) ibu mengalami pengurangan rasa nyeri. Nyeri karena
tingkat nyeri berat dan sebagian kecil persalinan tidak akan hilang sama
( 26,7%) mengalami tingkat nyeri sekali, namun dapat di minimalisasi
sedang dan menyatakan bahwa nyeri dengan memberikan therapi yang
persalinan salah satu hal yang tidak tepat. Therapi pengurangan rasa nyeri
diinginkan ( Kemenkes RI, 2020 ). persalinan dapat dilakukan dengan
Nyeri persalinan yang tidak dapat pendekatan therapi farmokologi dan
di atasi berisiko meningkatkan non farmokologiTindakan non
komplikasi pada ibu maupun janin. farmakologi pengurangan nyeri
Dampak pada ibu diantaranya diantaranya dengan melakukan .
timbulnya kecemasan karena terjadi Teknik relaksasi yang mencakup
peningkatan hormon adrenalin serta relaksasi napas dalam, relaksasi otot,
mengakibatkan vassokontriksi, yang masase, musik dan aromaterapi (Elly
menimbulkan aliran darah ibu ke S, 2017).
janin menurun sehingga janin Pengurangan nyeri persalinan
mengalami hipoksia. Dampak lain dengan pendekatan nafas dalam
nyeri persalinan adalah terjadinya memberikan rasa nyaman, tenang,
hiperventilasi sehingga menyebabkan saat melahirkan.( Naomi F,2017 ).
penurunan kadar PaC02, serta Menurut American Pregnancy
respon psikologis berupa keletihan, Assiciation, relaksasi dapat di
rasa takut, serta terjadinya partus gunakan selama kehamilan untuk
lama. Dampak pada janin diantaranya mempersiapkan seorang ibu dalam
meningkatkan hipoksia karena menghadapi persalinannya.Teknik
vassokontriksi yang menimbulkan relaksasi nafas dalam merupakan
aliran darah ibu ke janin menurun salah satu cara untuk mengurangi rasa
Pernyataan tersebut di dukung oleh nyeri pada ibu bersalin secara
hasil penelitian Hadi, (2016) nonfarmokologi.Tujuan penelitian
menyatakan adanya hubungan nyeri menganalisis apakah Terdapat
persalinan dengan kejadian Pengaruh Teknik Relaksasi napas
kecemasan dengan jumlah kasus dalam Terhadap Penurunan Skala
sebesar 51,72%, serta meningkatkan Nyeri Pada Ibu Bersalin Di Klinik
lamanya kala I fase aktif. Hasil kasih Bunda. Manfaat penelitian ini
penelitian Julianti, (2014) bahwa 68% diharapkan diharapkan dapat
ibu post section caesarea karena menambah informasi mengenai
mereka tidak mau mengalami Hubungan Pengetahuan Primigravida
persalinan dengan rasa sakit, sehingga Terhadap Kesiapan Perawatan Bayi
ia memutuskan untuk melakukan SC Baru Lahir Di Desa Sumbersari
dalam persalinan dan di dukung Kecamatan Ciparay Kabupaten
penelitian Hartiningsih, (2019) di Bandung Tahun 2023. Penelitian ini
dapatkan hasil bahwa sebanyak 65,2 diharapkan dapat memberikan
% ibu memilih persalinan opearsi manfaat praktik untuk mengurangi
sesar, karena alasan untuk rasa nyeri persalinan dengan relaksasi
nafas dalam. Berdasarkan tabel 1 di atas
menunjukkan sebagian besar
METODOLOGI responden adalah berusia 20-35
Metode yang digunakan dalam tahun 11 responden (73%) , Sebagian
penelitian ini adalah metode Pre besar pekerjaan IRT 7 responden
Eksperimen. Pre Eksperimen (46,7%), Sebagian besar primipara 12
merupakan penelitian yang responden (80%)
mengamati suatu kelompok utama
dan melakukan intervensi sepanjang Tabel 2 Tingkat Nyeri Responden
penelitian. Dalam rancangan ini tidak Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
ada kelompok control untuk di Relaksasi Nafas Dalam Pada Ibu
perbandingkan dengan kelompok Bersalin Kala I Fase Aktif di Kasih
exsperimen yang disebut pre Bunda Y Tahun 2023
exsperimental design. Sampel dalam
penelitian ini adalah semua ibu
bersalin yang ada di Klinik Kasih
Bunda bulan Juni-Juli Tahun 2023
sebanyak 15 ibu yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi. Dengan
teknik pengambilan sampel total Tabel 2 menunjukkan bahwa
sampling dengan kriteria inklusi 1) sebelum dilakukan teknik relaksasi
Ibu bersalin kala 1 fase aktif 2) nafas dalam mayoritas tingkat nyeri ibu
Presentasi kepala 3) Usia Kehamilan bersalin kala I fase aktif yaitu nyeri
37-40 mgg dan kriteria ekslusi 1) ibu berat sebanyak 9 reponden (60%).
dan janin inpartu yang mengalami
komplikasi selama proses penelitian Tabel 3 Analisis Dependen t
berlangsung. Instrument dalam test Efektifitas Relaksasi Nafas
penelitian ini adalah lembar observasi Dalam Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
skala nyeri persalinan standar yang Aktif di Kasih Bunda Y Tahun 2023
telah baku dan lembar sop relaksasi
nafas dalam (Kemkes, 2021). Waktu Pada tabel 3 Rata-rata intensitas
Penelitian dilakukan dilakukan di nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi
bulan Juni-Juli 2023. nafas dalam adalah 2,47 (nyeri berat)
dengan standar deviasi 0,650 , sedangkan
HASIL PENELITIAN sesudah diberi perlakukan menjadi 1,53

Perlakuan Mean SD 95% ci P


Pre 2,47 0.743 0.650- 0.000
Tabel 1. Karakteristik Penelitian 1.262
Post 1,53 0.516

No Karakteristik Jumlah % (nyeri sedang) dengan standar deviasi


1 Usia(Tahun) 0,000 p < 0.001 artinya ada perbedaan
Tingkat Nyeri
20-35 Tahun 1 Tingkat Nyeri
73,3 bermakna skor nyeri persalinan
sebelum dan sesudah teknik
>35 Tahun Pre 4 26,7
% Post % relaksasi dalam, dengan demikian
test test
2 Pekerjaan maka disimpulkan teknik relaksasi
Ringan IRT 2 7 13,3
46,7 7 46,7
Karyawan Swasta 5 33,3
nafas dalam efektif menurunkan
Sedang 4 26, 8 53,3
Wirausaha 3 rasa nyeri persalinan kala I fase
720,0
3 Berat Paritas 9 60 - -
aktif.
Primipara 12 80
Total 15 100 15 100
Multipara 3 20
Total 15 100 PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa
sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas Mulia Sari, Iis Tri Utami, Septika Yani
dalam mayoritas tingkat nyeri ibu bersalin Veronica (2021) yang berjudul
kala I fase aktif yaitu nyeri berat sebanyak “Pengaruh Teknik Relaksasi Pernafasan
9 reponden (60%). Nyeri pada persalinan Terhadap Intensitas Nyeri Pada
merupakan masalah penting dalam asuhan Persalinan Kala I Fase Aktif Di Pmb
kebidanan, karena efek yang ditimbulkan Meyta Eka Faulia, S.St. Kecamatan
oleh nyeri menimbulkan rasa cemas, takut Abung Selatan Kabupaten Lampung
dan tegang dalam proses persalinan, Utara Tahun 2021” Hasil uji nilai rata-
proses nyeri ini ditimbulkan dari kontraksi rata tingkat nyeri pada ibu bersalin
uterus, pembukaan seviks, peregangan sesudah diberikan perlakuan teknik
tulang panggul dan otot vagina (Naomi F, relaksasi adalah 4,77, tingkat nyeri
2017). minimal 3 maksimal 6. Dari hasil
Hal ini sesuai dengan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa nyeri
yang dilakukan oleh Yuningsih dan Dwi persalinan kala I mengalami penurunan
Rahayu (2018) menunjukkan bahwa nyeri setelah diberikan tehnik napas dalam.
persalinan semakin meningkat pada kala I Menurut asumsi peneliti bahwa
fase aktif. Nyeri pada persalinan kala I responden setelah dilakukan terapi tehnik
merupakan proses fisiologis yang napas dalam cenderung merasakan
disebabkan oleh proses dilatasi servik, tingkat nyeri sedang dikarenakan oleh
hipoksia otot uterus saat kontraksi, responden telah mampu melakukan
iskemia korpus uteri dan peregangan tindakan untuk mengurangi nyeri
segmen bawah rahim dan kompresi saraf persalinan. Hal ini dikarena pendamping
di servik. persalinan telah membimbing responden
Menurut asumsi peneliti bahwa untuk melakukan tehnik relaksasi napas
responden sebelum dilakukan terapi tehnik dalam.
napas dalam cenderung merasakan tingkat Rata-rata intensitas nyeri sebelum
nyeri berat dikarenakan oleh tidak tahu dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
apa yang harus dilakukan untuk adalah 2,47 (nyeri berat) dengan standar
mengurangi rasa nyeri persalinan. Hal ini deviasi 0,650 , sedangkan sesudah diberi
dikarena ketidaktahuan itu terkadang ibu perlakukan menjadi 1,53 (nyeri sedang)
bersalin dan pendamping persalinanya dengan standar deviasi 0,000 p <0.001
(suami) hanya memasrahkan segalanya artinya ada perbedaan bermakna skor
kepada pihak ketiga, yaitu provider atau nyeri persalinan sebelum dan sesudah
tenaga kesehatan sehingga calon orangtua teknik relaksasi dalam, dengan demikian
tidak memiliki persiapan yang memadai. maka disimpulkan teknik relaksasi nafas
Dari hasil analisis univariat dalam efektif menurunkan rasa nyeri
tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif persalinan kala I fase aktif. Hal ini
posttest diberi tehnik relaksasi napas karena nyeri persalinan merupakan tanda
dalam paling banyak berada pada tingkat untuk memberitahu ibu bahwa ibu telah
nyeri sedang sebanyak 8 responden memasuki tahapan proses persalinan.
(53,3%) dan paling rendah pada tingkat Dimana nyeri dalam persalinan memiliki
nyeri ringan sebanyak 7 responden intensitas berbeda-beda.
(46,7%). Hal ini disebabkan oleh ibu Hal ini sejalan dengan penelitian
rileks sehingga uterus secara alami dapat Nurhayani (2015) menyatakan bahwa
melakukan gerakkan ritmis yang seirama relaksasi nafas dalam merupakan salah
dengan gerakkan janin yang sedang satu cara efektif dalam upaya
mencari jalan keluar. Dengan demikian mengurangi nyeri kala fase aktif pada
janin dapat menemukan jalan keluarnya persalinan normal. Metode relaksasi
dengan tenang dan rasa nyeri persalinan nafas yang dilakukan secara benar pada
pun berkurang (Rosemary Mander, 2014. ibu bersalin yang mengalami nyeri
Penelitian ini sejalan dengan kontraksi memang memberikan
penelitian yang dilakukan oleh Zelda pengaruh terhadap respon fisiologis
nyeri persalinan.Hal ini disebabkan oleh pengalaman pertama kali dan
efek metode relaksasi, yaitu ketidaktahuan menjadi faktor penunjang
menimbulkan kondisi rileks, melepaskan timbulnya rasa tidak nyaman atau nyeri,
ketegangan otot, menghilangkan stres, persepsi terhadap nyeri persalinan karena
dan memberikan rasa nyaman kepada primipara mempunyai proses persalinan
ibu.Dukungan dari pihak tenaga lebih lama dan lebih melelahkan.
kesehatan sangat berpengaruh terhadap Hal ini disebabkan oleh serviks
psikis ibu. Ketika sesorang dalam primipara memerlukan tenaga yang lebih
kondisi rileksasi, ketakutan dan besar untuk meregangkannya, sehingga
kecemasan akan mereda dan diikuti oleh menyebabkan intensitas kontraksi lebih
respon tubuh, sehingga ibu mampu besar selama persalinan. Disamping itu
mengendalikan diri dalam menghadapi primipara menunjukkan peningkatan
nyeri kontraksi yang ada. kecemasan dan keraguan untuk
Sesuai dengan Penelitian Qorina mentolerir rasa nyaman selama
(2017) bahwa relaksasi nafas dalam persalinan, perasaannya lebih berfokus
dapat menurunkan tingkat nyeri pada nyeri yang dirasakan (Winny,
persalinan pada kala I fase aktif. Ibu 2015).
yang mengalami nyeri persalinan banyak Berdasarkan hasil penelitian yang
yang merasakan takut, cemas, belum didapat setelah diberikan perlakuan
siap, capek, tidak kuat, sehingga relaksasi nafas dalam nyeri ringan
menyebabkan nyeri persalinan yang sebanyak7 responden (46,7%), nyeri
hebat. Ibu yang mengalami nyeri sedang sebanyak 8responden (53,3%).
persalinan yang hebat, ibu akan Selanjutnya apabila hasil tersebut
menangis, merintih, menjerit, menolak dianalisis dengan uji paired sample t-test
bantuan, atau bergerak tanpa arah pada dengan hasil nilai p < α (0,000 < 0,05)
saat mengalami nyeri persalinan, dan dengan demikian ada perbedaan secara
sedikit ibu yang mentolerir nyeri signifikan tingkat nyeri pada pasien kala
persalinannya. Sesuai dengan teori I fase aktif antara sebelum diberi
(Maryunani, 2016) bahwa ibu yang akan perlakuan relaksasi nafas dalam dan
bersalin berespon terhadap nyeri dengan sesudah diberi perlakuan teknik relaksasi
cara berbeda-beda. nafas dalam.
Teknik relaksai nafas dalam dapat
Banyak faktor yang mempengaruhi
mengurangi ketegangan, meningkatkan
nyeri persalinan termasuk salah satu
relaksasi fisik dan emosional. Penurunan
diantaranya paritas. Berdasarkan lembar
tingkat nyeri disebabkan ketika ibu
obervasi penelitian, dari 15 responden
inpartu yang merasakan nyeri dan
12 orang ibu primigravida mengalami
melakukan relaksasi nafas dalam
nyeri berat, sedangkan 3 orang ibu
direspon oleh otak melalui korteks
multigravida mengalami nyeri sedang.
serebri lalu dihantarkan ke hipotalamus,
Hal ini dikarenakan primi maupun multi
hipotalamus melepaskan Corticotrophin
akan mengalami namanya nyeri pada
Releasing Factor (CRF) lalu merangsang
saat persalinan. Karena nyeri persalinan
kelenjar pituitary untuk memberitahu
diakibatkan membukanya serviks,
medulla adrenal dalam meningkatkan
peregangan segmen bawah Rahim dan
produksi prooploidmelanocortin
adanya kotraksi.
(POMC) sehingga enkhepalin
Berdasarkan hasil wawancara ibu
meningkat. Kalenjar pituitary
primi mengatakan khawatir karena tidak
menghasilkan hormone endorphin
mengerti bagaimana cara menghadapi
sebagai neurotransmitter yang dapat
persalinan. Ibu cenderung mengalami
mempengaruhi suasana hati menjadi
kecemasan hingga menimbulkan
rileks.Peningkatan endhorpine dan
ketegangan dan ketakutan.sesuai dengan
enkhepalin menyebabkan tubuh menjadi
teori bahwa bagi primipara bahwa
persalinan yang dialaminya merupakan
rileks dan rasa nyeri berkurang (Marmi, Kabupaten Rokan Hulu. Hasil Penelitian
2016). didapatkan bahwa tehnik relaksasi
Hal ini sesuai dengan penelitian pernafasan yang paling efektif dalam
Nurhayani (2015) menyatakan bahwa mengurangi nyeri persalinan kala I yakni 40
relaksasi nafas dalam merupakan salah satu % dari jumlah responden 20 orang
cara efektif dalam upaya mengurangi nyeri
kala fase aktif pada persalinan normal.
Metode relaksasi nafas yang dilakukan SIMPULAN DAN SARAN
secara benar pada ibu bersalin yang Berdasarkan hasil penelitian dan
mengalami nyeri kontraksi memang pembahasan maka dapat disimpulkan
memberikan pengaruh terhadap respon sebagai berikut:1) Tingkat nyeri persalinan
fisiologis nyeri persalinan.Hal ini kala I fase aktif pada pretest responden
disebabkan oleh efek metode relaksasi, yaitu adalah nyeri berat sebanyak 9 orang (60%)
menimbulkan kondisi rileks, melepaskan dan sebagian kecil tingkat nyeri persalinan
ketegangan otot, menghilangkan stres, dan kala I fase aktif pada pretest responden
memberikan rasa nyaman kepada ibu.
adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 2 orang
Dukungan dari pihak tenaga kesehatan
sangat berpengaruh terhadap psikis ibu.
(13,3%) 2). Tingkat nyeri persalinan kala I
Ketika sesorang dalam kondisi rileksasi, fase aktif pada posttest responden adalah
ketakutan dan kecemasan akan mereda dan nyeri sedang sebanyak 8 orang (53,3%) dan
diikuti oleh respon tubuh, sehingga ibu sebagian kecil tingkat nyeri persalinan kala
mampu mengendalikan diri dalam I fase aktif pada posttest responden adalah
menghadapi nyeri kontraksi yang ada. Sesuai nyeri berat yaitu sebanyak 0 orang (0%) 3)
dengan Penelitian Qorina (2017) bahwa Hasil uji statistik menunjukan bahwa nyeri
relaksasi nafas dalam dapat menurunkan persalinan pretest-posttest mengalami
tingkat nyeri persalinan pada kala I fase penurunan dengan nilai p <0,0000. Hal ini
aktif. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Penelitian ini sejalan dengan Rika
tehnik relaksasi napas dalam terhadap nyeri
Herawati (2016) melakukan penelitian
dengan judul “Evaluasi Tehnik Relaksasi
pada ibu bersalin kala I fase aktif.
Yang Paling Efektif Dalam Pelnatalaksanaan Diharapkan dapat dipublikasikan secara
Nyeri Persalinan Kala I terhadap luas kepada pihak akademis, sehingga dapat
Keberhasilan Persalinan Normal. Tujuan dijadikan referensi dalam memberikan
penelitian ini untuk mengevaluasi tehnik asuhan kebidanan pada pasien inpartu. Dan
relaksasi yang paling efektif dalam bagi institusi pendidikan agar selalu
penatalaksanaan nyeri persalinan kala I meningkatkan dan menggiatkan penelitian
terhadap keberhasilan persalinan Normal di terbaru di bidang kesehatan
Bidan Praktek Swasta Syaflina Fitri

DAFTAR PUSTAKA first Stage of Labor Against Normal


Delivery Success’, Jurnal Martenity
Farida, S. Efektivitas Relaksasi Nafas and Neonatal, 2(2), pp. 102–113.
dalam terhadap Nyeri Persalinan Kala Ii, B., Pustaka, T. and Pustaka, A. T. (2016)
I di BPM Fajar Endrowati Boyolali. ‘Poltekkes Kemenkes Yogyakarta’,
Jurnal Maternity Akbid Citra Medika pp. 1–235.
Surakarta. Kemenkes RI. (2014). Laporan Riskedas
2013. Jakarta: Puslitbangkes
Hamdiah Ahmar. (2021) Manajemen Nyeri Kemenkes RI.
Persalinan Nonfarmakologis, Nuevos
sistemas de comunicación e Lestari, WP. (2015). Pengaruh Teknik
información. Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Respon Adaptasi Nyeri pada Ibu
Herawati, R. (2016) ‘Relaxation Inpartu Kala I Fase Aktif di Bidan
Techniques Evaluation Most Praktik Mandiri Bidan P Kota
Effective Pain Management In the
Yogyakarta. Skripsi, STIKES Y. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi
Aisyiyah Yogyakarta. terhadap Penurunan Nyeri Persalinan
Kala I Pada Primipara di Wilayah
Manuaba. IBG. (2013). Ilmu Kebidanan Kerja Puskesmas Patrang Kecamatan
dan Kandungan. Jakarta: EGC. Patrang Kabupaten Jember. Jurnal
IKESMA Universitas Negeri Jember,
Maryunani, Anik. (2010). Nyeri
65-73.
Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Yuliatun, L. (2008). Penanganan Nyeri
Mander. (2013). Nyeri Persalinan. Jakarta: Persalinan dengan Metode
EGC. Nonfarmakologi. Malang: Bayumedia
Publishing.
Manurung (2012) ‘Prosedur Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Untuk W, L. (2015) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi
Menghilangkan Adaptasi Nyeri Nafas Dalam Terhadap Respon
Melahirkan Kala 1’. Adaptasi Nyeri Pada Ibu Inpartu
Kala I Fase Aktif Di BPM Bidan P
Naomi F (2017) ‘Efektifitas Teknik Kota Yogyakarta’,
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Adaptasi Nyeri Persalinan Di Klinik Yakub dan Herman (2011) ‘Tinjauan
Bidan Eka Sri Wahyuni Kec. Medan Pustaka Tinjauan Pustaka’,
Denai Tahaun 2017’, Poltekes medan, Convention Center Di Kota Tegal,
93(I), p. 259. 4(80), p. 4.
Perry & Potter. (2011). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses &. Praktek. Edisi 4. Vol 1.
Jakarta: EGC
Safitri, J., Sunarsih, S. and Yuliasari, D.
(2020) ‘Terapi Relaksasi (Napas
Dalam) dalam Mengurangi Nyeri
Persalinan’, Jurnal Dunia Kesmas,
9(3), pp. 365–370. doi:
10.33024/jdk.v9i3.3003.
Sari, Z. M., Utami, I. T. and Veronica, S. Y.
(2021) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi
Pernafasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Persalinan Kala I Fase Aktif Di Pmb
Meyta Eka Faulia, S.’, Jurnal
Maternitas, 2(2).
Saifuddin, AB. (2014). Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Sagung Seto.
Susanti. IY. (2015). Hubungan Teknik
Relaksasi Nafas Panjang dengan
Nyeri Persalinan di Puskesmas
Bangsal Mojokerto Tahun 2015.
Jurnal Medica Majapahit, 51-63.
Wildan, M, Jamhariyah dan
Purwaningrum,

Anda mungkin juga menyukai