Syihabuddin Qalyubi, LC., M.ag. - Balaghah Dan Uslubiyyah-1
Syihabuddin Qalyubi, LC., M.ag. - Balaghah Dan Uslubiyyah-1
Syihabuddin Qalyubi, LC., M.ag. - Balaghah Dan Uslubiyyah-1
Oleh:
Prof. Dr. Syihabuddin Qalyubi, Lc., M.Ag.
A. Pendahuluan
Bala>ghah merupakan turas\ bangsa Arab yang sangat berharga,
sekalipun embrionya dapat dilacak pada rhetorica Aristotelles, tetapi
perkembangannya cukup mendapat lahan subur pada tradisi teks
Arab. Hal ini didukung oleh keinginan orang Islam untuk
memahami teks-teks agama (al-Quran dan al-Hadits) yang banyak
mengandung unsur-unsur Bala>ghah sehingga masa demi masa terus
mengalami perkembangannya. Namun, setelah masa al-Jurja>ni> kajian
Bala>ghah mulai meredup. Tidak ada lagi kajian-kajian yang berarti,
yang ada hanya ringkasan atau syarah dari buku-buku yang ada
sebelumnya
Kondisi ini terus berlarut, padahal di sisi lain fenomena
bahasa dan sastra terus maju dan berkembang, maka pada awal abad
ke- 19 M terjadi komunikasi intelektual yang cukup pesat antara
Arab dan Barat terutama dalam kajian bahasa dan sastra. Kajian-
kajian yang dilakukan di Barat banyak ditransfer ke dunia Arab, di
antaranya Uslu>biyyah yang dikenal dalam khazanah Arab dengan
istilah `ilm al-Uslu>b atau al-Uslu>biyyah.
Kehadiran Uslu>biyyah di samping Bala>ghah yang sudah
mapan dalam tradisi Arab, memunculkan permasalahan ontologi
dan epistemologi. Apakah Uslu>biyyah identik dengan Bala>ghah atau
merupakan ilmu yang sama sekali berbeda? Apakah kajian sastra
dengan pisau bedah Bala>ghah masih dapat dilakukan atau
diperlukan modifikasi? Permasalahan-permasalahan inilah yang akan
penulis analisis pada halaman-halaman berikutnya.
Balāghah dan Uslūbiyyah
1
Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi Bek, Ta>ri>kh `Ulu>m al-Balag> hah wa al-Ta’rif> bi
Rija>liha>, Cairo: Mus}t}afa> al-Ba>bi al-H{alabi wa Syuraka>’uh, 1950, hlm. 222.
Syauqi D{aif, al-Balag> hah, Tat}awwur wa Ta>ri>kh, Cairo: Da>r- al-Ma’arif, 2003,
2
hlm. 279-281.
23
Syihabuddin Qalyubi
3
Muhammad Karim al-Kawwa>z, Kala>m Allah, al-Ja>nib asy-Syafahi min az-
Z{a>hirah al-Qur’a>niyyah, (London: Da>r as-Sa>qi, 2002), hlm. 33-40
4
Al-Mudas\s\ir/74: 18 -25.
5
Ahmad Amin, D{uha> al-Isla>m, (Cairo: Maktabah al-Nahd}ah al-Mis}riyyah,
1952), hlm. 163
25
Syihabuddin Qalyubi
6
Muhammad Zaglul Salam, As\a>r al-Qur'a>n fi> Tat}awwur al-Naqd al-'Arabiy,
(Cairo: Maktabah al-Syabab, 1982); Ahmad Abu Zaid, al-Manhiy al-I'tizaliy fi al-
Baya>n wa I'jaz al-Qur'a>n, hlm. 35
7
Ibn Qutaibah, Ta'wi>l Musykil al-Qur'a>n, (Cairo: al-Halabi, 1977), hlm. 11
8
al-Khat}t}a>bi, Baya>n I'ja>z al-Qur'a>n, ( Cairo: Dar al-Ma'arif, 1968), hlm. 66
diciptakan dan "baru", dan ini adalah al-Quran. Kedua, kala>m nafsiy,
yaitu firman yang melekat pada zat Allah, ia adalah satu substansi
yang tidak bisa dibagi-bagi. Dari pernyataan ini, ia kembangkan
pada pemahamannya tentang gaya. Menurutnya, gaya sangat
berhubungan dengan penuturnya. Tuturan itu dapat memberikan
gambaran tentang tujuan-tujuan yang ada pada diri penutur, tetapi
tujuan-tujuan tersebut hanya dapat diketahui melalui ungkapan-
ungkapan. Dengan demikian, menurutnya, gaya berfungsi sebagai
pengungkap tujuan-tujuan tersebut.9
Pemahaman al-Ba>qila>ni tentang gaya mirip pemahaman
yang berkembang sekarang ini, yaitu sebagaimana diungkapkan
Buffon, le style est l'homme meme (gaya adalah orangnya itu sendiri).
Menurut al-Ba>qila>ni, gaya merupakan cara tersendiri yang ditempuh
oleh setiap penyair. Setiap penyair memiliki gaya sendiri-sendiri.
Lebih lanjut, ia mengatakan gaya sangat berhubungan
dengan genre atau jenis sastra, sehingga al-Quran sendiri memiliki
gaya tersendiri yang berbeda dari gaya sastra Arab lainnya. Sususnan
al-Quran, termasuk unsur I'ja>z, berbeda dengan susunan tuturan
orang-orang Arab. Ia memiliki gaya yang berbeda dari apa yang
dikenal orang-orang Arab.10
Abdul Qa>hir al-Jurja>ni (w. 471 H.), sebagaimana ulama-
ulama lainnya, membahas gaya dalam konteks I'ja>z al-Qur'a>n. Di
antara teori-teorinya yang cemerlang adalah tentang naz}m yang ia
kemukakan dalam Kitab Dala>'il al-I'ja>z .
Adapun teori tersebut dapat diintisarikan sebagai berikut ini.
a. Naz}m adalah saling keterkaitannya antara unsur-unsur
kalimat, salah satu unsur dicantumkan atas unsur lainnya,
dan salah satu unsur ada disebabkan ada unsur lainnya.
b. Kata dalam naz}m mengikuti makna, dan kalimat itu tersusun
9
Muhammad Abd. Lat}i>f, Qad}ay> a> al-Hada>sah 'inda 'Abd al-Qa>hir al-Jurja>niy,
(Cairo: tt ), hlm. 38
10
Al-Ba>qila>ni, I'ja>z al-Qur'a>n, (Cairo: 1978 ), hlm. 38
27
Syihabuddin Qalyubi
14
Ibid., hlm. 100 - 101
29
Syihabuddin Qalyubi
15
Ibrahim Abdul Jawwa>d, al-Ittijahat al –Uslubiyyah fi al-Naqd al-Arabi al-
Hadi>s\, hlm. 122
31
Syihabuddin Qalyubi
16
Ibid, hlm. 123
17
Ibrahim Abdul Jawwad, al-Ittijaha>t al-Uslu>biyyah fi al-Naqd al-Arabi al-Hadi>s,\
hlm. 124.
Ibid, hlm. 125; lihat pula Syukri Ayya>d, Madkhal ila> Ilm al-Uslu>b, (Riyadh:
18
hlm. 126.
20
Ibid, 126-127.
33
Syihabuddin Qalyubi
35
Syihabuddin Qalyubi
22
Tamam Hassan, al-Us}u>l: Dira>sah Ibistimu>luj> iyyah li al-Fikr al-Lughawi ‘inda
al-‘Arab, al-Nahw – Fiqh al-Lughah – al- Balag> hah, (Cairo: ‘A<lam al-Kutub, 2000),
hlm. 343
23
Ibid, hlm. 350
Merangkai Ilmu-Ilmu Keadaban
36 Penghormatan Purna Tugas Ustaz\ Muhammad Muqoddas
Balāghah dan Uslūbiyyah
F. Kesimpulan
Kajian singkat ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Balag> hah merupakan tura>s| yang telah banyak menghiasi
khazanah intelektual Islam. Keberadaannya dianggap kurang
bisa mengakomodir perkembangan bahasa dan sastra.
2. Uslu>biyyah merupakan pewaris dan penerus Balag> hah.
Keberadaannya banyak dipengaruhi stylistics (stilistika) di
Barat.
3. Selain ada persamaan, antara keduanya dijumpai pula
perbedaannya. Keduanya sama-sama mengkaji karya sastra,
tetapi Balag> hah mengkaji dan menilai karya sastra baik
sebelum maupun setelah karya sastra itu ada. Sementara itu,
Uslu>biyyah menganalisis fenomena bahasa yang ada dalam
karya sastra tanpa penilaian dan kajian dilakukan setelah karya
sastra itu ada.
4. Kajian Balag> hah dengan paradigma Uslu>biyyah merupakan
alternatif kajian Balag> hah yang dianggap sudah mandeg,
sehingga diusulkan nomenklatur Al-Ba>laghah wal-Uslu>biyyah.
DAFTAR PUSTAKA
Abd al- Lat}i>f Muhammad. Qad}ay> a> al-Hada>sah 'inda 'Abd al-Qa>hir al-
Jurja>niy. (Cairo: tt ).
Ayya>d. Syukri. Madkhal ila> Ilm al-Uslu>b. (Riyadh: Dar al-Ulum li al-
T{iba>’ah wa al-Nasyr: 1982).