Bab 1 Penjelasan Umum

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 1

BAB I
PENJELASAN UMUM

I. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Gedung Ruang Kelas
Baru Madrasah Aliyah Al‐Azhar Asy Syarif Jakarta.
b. Istilah ‘Pekerjaan’ mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/ perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud;
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar‐
Gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum
yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang‐Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b. Undang‐Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No. 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No. 11/PRT/M/2013
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 2

k. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen


Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk
Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung;
l. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan‐bahan Bangunan (PUPB NI‐3/56);
m. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971);
n. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982);
o. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
p. Peraturan‐peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
q. SKSNI T‐15‐1991‐03;
r. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI);
s. Algemenee Voorwarden (AV);
t. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726‐
2002;
u. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI T‐15‐1991‐
03 dan SNI 03‐XXXX‐2002;
v. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03‐1729‐
2002;
w. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI –
1.3.53.1987;
x. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Rawat Inap, Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2012.

1.3. DOKUMEN KONTRAK


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas:
 Surat Perjanjian Pekerjaan;
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran;
 Gambar‐Gambar Kerja/ Pelaksanaan;
 Rencana Kerja dan Syarat‐syarat;
 Addendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan.
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar‐gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ ketidaksesuaian antara
RKS dan gambar‐gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya,
Kontraktor wajib untuk memberitahukan/ melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah:
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 3

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,


maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih
dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/ kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/ penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka
Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/ melaksanakannya kembali
setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun
dari pihak‐pihak lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN


2.1. KETERANGAN UMUM
1. Pekerjaan Pembangunan Gedung Ruang Kelas Baru Madrasah Aliyah Al‐Azhar
Asy Syarif Jakarta secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non
standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari
persiapan sampai dengan pembersihan/ pemberesan halaman, dan dilanjutkan
dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup finishing lantai
1 s.d 7;
a. Pekerjaan Persiapan;
b. Pekerjaan Struktur;
c. Pekerjaan Arsitektur;
d. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Plumbing ;
e. Pekerjaan lain yang terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut diatas.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 4

2.2. SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau
tempat pekerjaan, melakukan pengukuran‐pengukuran dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang‐orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis‐
jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga
disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/ karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat‐alat kerja dan perlengkapan seperti beton
molen, pompa air, timbris, waterpas, alat‐alat pengangkut dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus
dalam kondisi baik.
d. Kontraktor harus mengutamakan keselamatan pekerja.
e. Kontraktor harus berkoordinasi Instansi dengan lingkungan sekitar Madrasah
Aliyah Al‐Azhar Asy Syarif Jakarta.
f. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh
dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut‐urutan dan
prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
g. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
h. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
i. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar‐
gambar perubahan.
j. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat i harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
k. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan
kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak
dapat dilakukan.
l. Pembenahan/ perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 5

 Komponen‐komponen pekerjaan pokok/ konstruksi yang pada masa


pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
 Komponen‐komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
m. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan‐bahan sisa‐
sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap
selanjutnya.

2.3. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir‐butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
selambat‐lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
Penyelesaian dimaksud ini telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama
dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama rencana jadual pelaksanaan belum disusun, Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan
2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.4. KETENTUAN DAN SYARAT‐SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan‐bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka
bahan‐bahan yang dipergunakan maupun syarat‐syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat‐syarat yang tercantum dalam AV‐41 dan PUBI‐1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Kontraktor harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
yang akan diajukan kepada User untuk mendapatkan persetujuan. Bahan‐
bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang
dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak boleh digunakan dan harus
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 6

segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat‐lambatnya dalam waktu 2


x 24 jam.
c. Apabila bahan‐bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan
Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu
ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor.
Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak
diizinkan untuk melanjutkan bagian‐bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut.
e. Penyimpanan bahan‐bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan‐bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan‐bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal‐pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan
memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi tidak
diperlukan rekomendasi laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah satu merek dalam pelaksanaan satu
satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagian atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam
tempat yang memenuhi syarat.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran besar antara
0,075 sampai 1,25 mm yang lazim disebut pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 7

 Batu Pecah (Split)


Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih
dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
syarat‐syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN


3.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di lahan Gedung Madrasah Aliyah Al‐Azhar Asy Syarif
Jakarta. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai kondisi lahan dan kontur tanah tersebut.
b. Kekurang telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim / tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/ biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu:
 Air kerja untuk mencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan, bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat‐zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi
kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari‐hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air tersebut harus cukup terjamin
aman untuk kesehatan.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/ biaya sendiri untuk
peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan
listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatanpara pekerja.

3.3. SALURAN PEMBUANGAN


Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/ tidak basah tergenang air hujan atau
air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/ selokan yang terdekat atau menurut
petunjuk Pengawas.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 8

3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
a. Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan , sesuai yang
diperlukan sebagai diatur dalam Kontrak. Kontraktor harus menyediakan untuk
pekerja sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai.
b. Kontraktor harus membuat tata letak/ denah halaman proyek dan rencana
konstruksi.
c. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan
kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

3.5. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)


1. Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor
sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi, meja dan lemari.
Kualitas dan peralatan yang disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran Disesuaikan dengan kondisi site …. m2
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double
plywood, dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : ‐ ... meja kerja ukuran 1/2 biro dan .... kursi.
‐ … meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
dan ... kursi
‐ 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
‐ 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
2. Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor beserta
peralatannya.
3. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan
Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan
perlengkapan peralatan.

3.6. PAGAR SEMENTARA


1. Kontraktor harus memasang pagar sementara yang sifatnya melindungi dan
menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut
:
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa
untuk lancarnya pekerjaan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 9

d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/ memasang


pengaman secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah
jatuhnya bahan‐bahan bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja
maupun aktivitas lain disekitar bangunan.
2. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen Kontraktor bisa menggunakan kembali
pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan‐perbaikan terlebih dahulu.

3.7. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 200 x 240 cm dipasang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan
atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

3.8. PEMBERSIHAN HALAMAN


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu‐batuan atau puing‐puing bekas bangunan
harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali
barang‐barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik‐baiknya untuk
menghindar bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan‐bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.

3.9. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)


a. Peil  0,00 Bangunan diambil 1,80 m lebih tinggi dari badan jalan lingkungan atau
+ 0,6 ‐ 1,00 m dari Lapangan, halaman parkir/ tanah eksisting saat ini
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit‐langit, dan lain‐lain
harus mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

3.10. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang‐tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan
harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya
b. Bouwplank harus benar‐benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman: I - 10

c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/ dinding. Letak


dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai