Nama Teks Resensi 1
Nama Teks Resensi 1
Nama Teks Resensi 1
Kelas : XI Mia 5
Absen : 30
Mapel : Bahasa Indonesia
1. Judul novel
LASKAR PELANGI
from: GOODMINDS.ID
2. Sinopsis novel
“Bangunan itu nyaris rubuh. Dindingnya miring bersangga sebalok kayu. Atapnya bocor di
mana-mana. Tetapi, berpasang-pasang mata mungil menatap penuh harap. Hendak ke mana lagikah
mereka harus bersekolah selain tempat itu? Tak peduli seberat apa pun kondisi sekolah itu, sepuluh
anak dari keluarga miskin itu tetap bergeming. Di dada mereka, telah menggumpal tekad untuk
maju.”
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi.
Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak
bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan
senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan padamu negeri di akhir jam sekolah atau Mahar, seorang
pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan
sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus, dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu
bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.
Ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan
temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Buku ini
dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya
juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia
pendidikan.
Laskar Pelangi, kisah perjuangan anak-anak untuk mendapatkan ilmu. Diceritakan dengan lucu dan
menggelitik, novel ini menjadi novel terlaris di Indonesia. Inspiratif dan layak dimiliki siapa saja
yang mencintai pendidikan dan keajaiban masa kanak-kanak.
2. Penokohan
Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi berikutnya adalah penokohan. Pada novel ini terdapat 10
tokoh utama yakni Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, Akiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan
Harun. Adapun penjabaran watak dan karakternya adalah sebagai berikut:
Ikal bisa dibilang adalah tokoh paling pintar. Ia memiliki minat di bidang sastra yang digambarkan
dengan kegemarannya menulis puisi. Ia mencintai A Ling yang merupakan sepupu A Kiong.
Namun, hubungan mereka harus berakhir karena A Ling pergi ke Jakarta.
Lintang sendiri merupakan teman sebangku Ikal yang sangat jenius. Ia berasal dari keluarga
nelayan miskin yang tidak mempunyai perahu namun harus menghidupi 14 jiwa. Minatnya untuk
sekolah sangat besar. Hal ini ditunjukkan sejak pertama kali di sekolah dan selalu aktif di kelas.
Namun, sangat disayangkan cita-citanya untuk menjadi ahli matematika terpaksa harus ia
korbankan. Mengingat ia harus menggantikan peran ayahnya yang telah meninggal sebagai tulang
punggung keluarga.
Sahara menjadi satu-satunya anak gadis anggota Laskar Pelangi. Sifatnya keras kepala, patuh
terhadap agama, memiliki pendirian kuat, pandai dan ramah.
Mahar memiliki paras tampan, tubuhnya kurus dan berbakat di bidang seni. Saat dewasa, sempat
menganggur karena ibunya sakit-sakitan. Suatu hari nasib baik menghampirinya, salah seorang
petinggi mengajaknya membuat dokumentasi permainan tradisional. Mahar juga berhasil
meluncurkan novel persahabatan.
AKiong merupakan salah satu tokoh dalam novel Laskar Pelangi adalah keturunan Tionghoa yang
menjadikan Mahar sebagai suhunya. Meski buruk rupa, namun baik hati dan suka menolong.
Syahdan merupakan sosok yang tidak menonjol dan tidak pernah diperhatikan. Namun, ia
mempunyai cita-cita menjadi aktor. Berkat kerja kerasnya, ia berkesempatan menjadi aktor
meskipun perannya kecil. Akhirnya, karena bosan ia memutuskan kursus komputer dan menjadi
network designer.
Kucai selalu dipercaya menjadi ketua kelas dalam setiap generasi sekolah. Akibat kurang gizi, ia
mengalami rabun jauh dan penglihatannya melenceng. Sejak kecil mahir sebagai politikus dan saat
dewasa menjadi ketua fraksi DPRD Belitung.
Borek adalah laki-laki yang ingin selalu tampil macho. Saat dewasa, ia bekerja sebagai kuli.
Trapani adalah pria tampan ini baik hati dan pandai. Namun, karena terlalu bergantung dengan
ibunya membuatnya tinggal di rumah sakit jiwa.
Harun adalah tokoh dalam Laskar Pelangi yang mempunyai keterbelakangan mental sehingga
memulai sekolahnya terlambat. Ia memiliki sifat jenaka.
Meski begitu, banyak cerita yang masih menjadi misteri, dan misteri tersebut berada pada novel
sekuel tetralogi Laskar Pelangi lainnya.
4. Latar
Latar tempat sebagai unsur intrinsik novel Laskar pelangi ini di antaranya adalah sebagai berikut:
5. Sudut Pandang
Penggunaan sudut pandang sebagai salah satu unsur intrinsik novel Laskar Pelangi yang pertama,
yakni tokoh aku (Ikal) yang menjadi pelaku utama.
6. Gaya Bahasa
Sementara itu unsur intrinsik novel Laskar Pelangi dari gaya bahasa yang digunakan penulis adalah
gaya bahasa Indonesia yang terpengaruh dengan aksen budaya bahasa Melayu. Selain itu, juga
penulis menggunakan beberapa istilah asing di dalam penulisannya.
7. Amanat
Adapun unsur intrinsik novel Laskar Pelangi juga meliputi amanat yang dapat Amanat yang dapat
dipetik dari isi cerita novel “Laskar Pelangi” di antaranya yakni :
Semangat, gigih, jangan mudah menyerah dan putus asa dengan keadaan
Bergembira, optimis, jangan mudah pesimis
Berjuang dengan gigih
Bermimpi dan bercita-citalah yang tinggi
Kesimpulan
Novel populer yang diangkat menjadi sebuah film ini tak sekedar hiburan semata, tetapi alur cerita
yang dimiliki juga sarat akan makna kehidupan yang penuh perjuangan. Meski hidup di tengah
keterbatasan namun ternyata masing ada anak-anak yang sangat bersemangat memperjuangkan
haknya untuk belajar di sekolah.
8. Kelebihan dan kekurangan novel
KELEBIHAN NOVEL:
1. Cara penyampaian cerita yang khas
2. Terdapat kritik sosial terhadap pemerintah soal pendidikan, khususnya di daerah terpencil
3. Menggambarkan persahabatan yang erat
4. Mengajarkan untuk selalu tabah
5. Terinspirasi dari masa kecil sang penulis
KEKURANGAN NOVEL:
1. Tidak menjelaskan dengan rinci latar dan waktu kejadian
2. Alurnya campuran, sehingga pembaca kurang memahami.