LK Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Topik 1 Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya
LK Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Topik 1 Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya
LK Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Topik 1 Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya
TOPIK 1
RUANG KOLABORASI
PPG PRAJAB GELOMBANG 2 TAHUN 2023
Setelah mempelajari konsep belajar dan teori belajar, silakan bekerja dalam kelompok (3-4
orang) untuk memberikan pendapat atau solusi pada kasus-kasus berikut (waktu 45 menit).
(Catatan: Dosen dapat memodifikasi konteks kasus sesuai dengan mata kuliah yang
diampu/jenjang mahasiswa yang diajar/kebutuhan mahasiswa di kelas)
Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah
dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.
KELOMPOK 4:
Anggota :
HASIL DISKUSI
KASUS I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean).
Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk
membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan
benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda
meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan
pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.
1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Jawaban :
Menurut kelompok kami, Peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik karena
cara guru menyampaikan materi itu baik, jelas dan mudah dipahami dengan urutan
langkah-langkahnya sehingga peserta didik memahami konsep pengerjaan dan
mengaplikasikan soal-soal yang ada tersebut tanpa perlu mengikuti langkah- langkah
yang telah dijelaskan sebelumnya.
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban :
Kegiatan belajar seperti mulai pembuka konsep yang jelas,menarik,menyenangkan
dan membimbing gambaran konsep materi dengan media menarik serta contoh
sederhana dikehidupan sehari-hari baru kemudian memberikan latihan-latihan
berulang sehinga siswa paham.
Elaborasi jawaban diatas dengan teori yang berkaitan adalah teori pendekatan
pembelajaran konstruktivistik dimana peserta didik membangun pemahaman dan
pemecahan masalah. Dalam kegiatan belajar, guru dapat menerapkan pendekatan ini
dengan memulai pembelajaran dari berlatih secara mandiri untuk menginternalisasi
pengetahuan. Metode ini juga mencerminkan teori konstruktivisme oleh Jean Piaget
dimana pembelajaran adalah hasil dari aktivitas mental aktif peserta didik.
KASUS II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawaban : ada beberapa hal yang dapat rina lakukan yaitu :
a. Dengan memahami karakteristik peserta didik melalui kesukaan peserta didik
berbeda-beda
b. Melalui kegiatan belajar yang menarik contohnya game edukasi mengenal angka
c. Dengan memberikan kelas tambahan dengan persetujuan orang tua.
d. Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan pendekatan konkret, representasional
dan simbolik ( CRS ) dengan menggunakan media berupa benda konkret (nyata)
seperti benda-benda sehari-hari yang diketahui oleh peserta didik. Benda tersebut
dapat berupa kelereng, buah-buahan, dll agar lebih mudah dipahami oleh peserta
didik. Kemudian, perlahan-lahan perkenalkan representasi visual dan simbolik,
seperti gambar dan angka, ketika peserta didik mulai memahami konsep dasar.
e. Peserta didik menuliskan angka secara berututan mulai dari 6-8. Setelah itu kita
sebagai guru melatih stimulus peserta didik dengan memberikan pertanyaan
secara acak dan dilakukan secara berulang.
KASUS III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi
pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat
beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit
yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made
pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi
tentang pantai dan makanan khas di Bali.
1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Jawaban : Pertimbangan dan keputusan Made adalah berbasis kerarifanlokal untuk
memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas Bali sesuai. Hal
ini karena Made memperhatikan latar belakang peserta didiknya yang berada di
wilayah Bali. Dengan memberikan contoh yang relevan dengan lingkungan sekitar
mereka, pembelajaran menjadi lebih terkait dan bermakna dari materi deskrip bagi
peserta didik,walaupun contoh tidak sama.
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban : Made menggunakan beberapa prinsip yaitu:
Prinsip kearifanlokal agar siswa dapat memaknai materi deskripsi dengan gambaran
contoh teks yang sesui latar belakang lingkungan sekitar agar lebih memahami materi
deskripsi. Ada pun Prinsip relevansi dan prinsip fleksibilitas lebih berkaitan pada latar
belakang siswa dan lingkungannya.
Elaborasi jawaban diatas sesuai dengan teori ahli Sonny Keraf mengenai prinsip
kearifanlokal yaitu “kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan setempat.”