LP Imunisasi Pekan 1
LP Imunisasi Pekan 1
LP Imunisasi Pekan 1
IMUNISASI
OLEH:
TARISA FITRIANI HAMENDA
PO7120423022
NIP/NIRA: NIP/NIRA:
A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
bayi dan balita (Mardianti & Farida, 2020). Imunisasi merupakan upaya
terjadinya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (Senewe et al.,
2017).
atau bakteri dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan
2. Manfaat Imunisasi
dan mencegah seseorang jatuh sakit dan membutuhkan biaya yang lebih mahal.
3. Hambatan imunisasi
lengkap yaitu karena takut anaknya demam, sering sakit, keluarga tidak
mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/
repot.
atau yang biasa disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti nyeri pada
mendapatkan imunisasi.
campak rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital rubella
syndrome/CRS)
b. Pada imunisasi yang dianjurkan antara lain: tetanus, pneumonia (radang paru),
meningitis (radang selaput otak), cacar air. Alasan pemberian imunisasi pada
penyakit tersebut karena kejadian di Indonesia masih cukup tinggi dapat dilihat
dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I)
5. Imunisasi di Indonesia
1956, pada tahun 1974 dinyatakan bebas dari penyakit cacar (Kementerian
serta Hepatitis B .
yaitu:
a. Imunisasi Rutin
sesuai dengan usia dan jadwal imunisasi. Berdasarkan kelompok umur sasaran,
2) Backlog fighting
anak yang berumur 1-3 tahun. Dilaksanakan di desa yang tidak mencapai
3) Crash program
c) Desa yang selama tiga tahun berturut-turut tidak mencapai (Universal Child
Imumunization / UCI).
dan biyaya yang banyak maka sangat diperlukan adanya evaluasi indikator yang
penyebaran virus polio atau campak dengan cara memberikan vaksin polio dan
campak kepada setiap bayi dan balita tanpa mempertimbangkan status imunisasi
sebelumnya. Pemberian imunisasi campak dan polio pada waktu PIN di samping
wilayah tertentu dalam upaya memutuskan mata rantai penyakit penyebab PD3I.
7. Jadwal Imunisasi
sesuai usia. Kolom kuning menandakan masa untuk melengkapi imunisasi yang
belum lengkap. Kolom merah muda menandakan imunisasi penguat atau booster.
Kolom warna kuning tua menandakan imunisasi yang direkomendasikan untuk
antara lain :
a. Vaksin Hepatitis B
30 menit sebelumnya. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin
b. Vaksin polio
fasilitas kesehatan diberikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan
pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin
IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP
(IDAI, 2020).
c. Vaksin BCG
Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin
sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan
d. Vaksin DPT
Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP
atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.
(IDAI, 2020).
e. Vaksin Hib
Vaksin Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster Hib
PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada umur 12-
15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan
jarak 1 bulan dan booster setelah 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis
g. Vaksin rotavirus
minggu, dosis kedua dengan internal minimal 4 minggu, harus selesai pada umur
minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus
h. Vaksin influenza
(IDAI, 2020).
i. Vaksin MR/MMR
Vaksin MR / MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai
umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Umur 18
bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program
k. Vaksin varisela
l. Vaksin hepatitis A
m. Vaksin tifoid
Vaksin HPV diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali
dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). (IDAI, 2020).
o. Vaksin dengue
Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif
dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue
(pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif)
atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti positif (IDAI, 2020).
B. Imunisasi Pada Masa Pandemi
dosis. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia tahun 2016-2018 yaitu pada
tahun 2016 sebesar 91,58%. Pada tahun 2017 cakupan imunisasi dasar lengkap
mengalami penurunan menjadi 85,41%. Pada tahun 2018 cakupan imunisasi dasar
lengkap kembali mengalami penurunan dari tahun 2017 yaitu 57,95% (Azis et al.,
tetanus dan pertusis (DTP3) dalam data pada empat bulan pertama tahun 2020.
Data ini merupakan suatu hal yang tidak wajar karena baru pertama kalinya
dalam 28 tahun terdapat penurunan cakupan difteri, tetanus dan pertusis (DTP) 3
kampanye vaksinasi campak dibatalkan atau berisiko dibatalkan oleh WHO dan
Sampai dengan bulan Mei 2020, tiga perempat dari 82 negara melaporkan
krisis kesehatan tambahan (kejadian luar biasa/KLB PD3I) yang berakibat pada
imunisasi pada masa pandemi Covid-19 sesuai petunjuk teknis yaitu, imunisasi
dasar dan lanjutan tetap diupayakan lengkap dan dilaksanakan sesuai jadwal
untuk melindungi anak dari PD3I, secara operasional, pelayanan imunisasi baik di
serta menerapkan prinsip pencegahan infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman 1 – 2
1. Umur Ibu
Umur merupakan salah satu sifat karakteristik orang yang sangat utama,
umur juga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan berbagai sifat orang
lainnya, dan juga mempunyai hubungan erat dengan tempat dan waktu
(Rahmawati, 2014). Umur ibu yang lebih muda umumnya dapat mencerna
informasi tentang imunisasi lebih baik dibanding dengan usia ibu yang lebih tua.
Ibu yang berusia lebih muda dan baru memiliki anak biasanya cenderung untuk
imunisasi.
Umur ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan status imunisasi
ketidaklengkapan imunisasi dasar pada anak lebih berisiko pada ibu umur >30
tahun dibandingkan dengan ibu yang lebih muda < 30 tahun, hal ini dikarenakan
2. Pendidikan Ibu
menentukan perilaku orang tua, karena orang tua dengan berpendidikan tinggi
diharapkan orang tua dapat menambah informasinya dari sumber lainnya di luar
dari pendidikan formal atau disebut jalur informal seperti melalui media
3. Pekerjaan Ibu
halnya dengan kamus ekonomi bekerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh
lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu
umur. KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana
yang sangat memengaruhi respon atau pandangan ibu balita terhadap manfaat
KMS dan kebutuhan data KMS dalam buku KIA. Semakin ibu balita rajin dan
patuh membawa KMS pada saat datang ke pelayanan kesehatan, semakin baik
pula sikap ibu balita terhadap pemanfaatan KMS dalam buku KIA
5. Penolong Persalinan
kesehatan ibu dapat terjaga dan angka kematian ibu dan anak dapat di turunkan.
tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan
Bayi hingga umur kurang dari 1 bulan merupakan golongan umur yang
paling rentan atau memiliki risiko gangguan keshatan yang paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan
melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Dinkes Provinsi Bali,
ditolong oleh tenaga kesehatan lebih berisiko 2,8 kali memiliki anak dengan
imunisasi dasar tidak lengkap dibanding Ibu yang melahirkaan ditolong oleh
agar tidak terjadi penularan penyakit dalam pelaksanaan pelayanan imunisasi dan
terjadi bahaya.
Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh tempat pelayanan vaksinasi
yaitu lemari es standart program. Vaccine Carrrier (termos) adalah alat untuk
padam untuk waktu cukup lama, atau lemari es sedang rusak yang bila diperbaiki
memakan waktu lama. Freeze Tag digunakan untuk memantau suhu vaksin. Auto
Disable Syringe yang selanjutnya disingkat ADS adalah alat suntik sekali pakai
untuk pelaksanaan pelayanan imunisasi. Safety Box adalah sebuah tempat yang
berfungsi untuk menampung sementara limbah bekas ADS yang telah digunakan
dan harus memenuhi persyaratan khusus. Cold Chain adalah sistem pengelolaan
vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan menjamin mutu vaksin dalam
(Permenkes, 2017)
keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang
baik, komitmen dan motivasi petugas tergantung dari kemampuan mereka untuk
(Falawati, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Arafat Lubis, Maulana. 2020. Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kencana
Aylward, B. (WHO), & Liang, W. (PRC). (2020). Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). The WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019,
2019(February), 16–24.
Astuti, A. dewi. D. P. (2020). Efektivitas Penggunaan Media Belajar Dengan Sistem Daring Ditengah
Pandemi Covid-19. Web-Seminar Nasional, August.
Falawati, W. F. (2020). Hubungan Status Imunisasi Dan Peran Petugas Imunisai Dengan Kejadian Campak
Di Kabupaten Muna. Midwifery Journal : Jurnal Kebidananan UM. Mataram 5 (1). 60
IDAI. Jadwal Imunisasi IDAI 2020 [Internet]. Satgas Imunisasi IDAI;2020 [cited 2021 Sep 12].
Kemenkes RI Dirjen P2P. (2020). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI
(Vol 5, Issue 1).
Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Mardianti & Yuli Farida. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada
Bayi Di Desa Rengasdengklok Selatan Kabupaten Karawang. Jurnal Kebidanan Indonesia. 11(1), 17
–29.
Retnowati, P., & Ekayanti, A. (2020). Think Talk Write Sebagai Upaya Meningkatkan Komunikasi
Matematis Siswa. Sigma, 6(1).
Senewe, M. S., Rompas, S. & Lolong, J., 2017. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di Puskesmas Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Madya
Manado. EJournal Keperawatan, Volume 5 No. 1.