Kliping Qur'an Hadist Kelompok 5
Kliping Qur'an Hadist Kelompok 5
Kliping Qur'an Hadist Kelompok 5
SEMESTER 1
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Herlinda
Nadyah putri salam
Nur adla daipra
Aulia citra lestari
Farhan
Al fahri ramadan
BAB I AL-QUR’AN ADALAH WAHYU ALLAH
Al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw.
Allah Swt. juga menurunkan kitab-kitab suci kepada paranabi sebelum Nabi Muhammad Saw. Kitab-
kitab suci yang wajib diimani oleh umat Islam sebelum Al- Qur'an adalah Zabur, Taurat dan Injil.
Umat Islam harus mengenal Al-Qur'an sebagai pedoman hidup(way of life). Oleh karena itu umat
islam harus memahami pengertian dan hal-hal yang terkait dengan al-Qur'an Paling penting adalah
memahami isi Al-Qur'an dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw yang berlaku selama- lamanya. Al-Qur'an
tidak mungkin dapat ditiru dari aspek mana pun dan oleh siapa pun. baik dari segi indahnya bahasa
maupun lainnya.
A. Pengertian Al-Qur’an
Para ulama’ dan pakar/ahli dalam bidang ilmu Al-Qur’an telah mendefinisikan Al-Qur’an menurut
pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun terminologi.
Secara etimologi para ulama’ berbeda pendapat dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Berikut adalah
beberapa pendapat tersebut.
a. Menurut Al-Lihyany (w. 215 H) dan segolongan ulama lain
Kata Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), َقَر َأartinya membaca, dengan perubahan
bentuk kata/tasrif (ُقْر َء اًنا-َيْقَر ُأ-(َقَر َأ. Dari tasrif tersebut, kata ُقْر َء اًناartinya bacaan yang bermakna isim
maf’ul ( (َم ْقُرْو ٌءartinya yang dibaca. Karena Al-Qur’an itu dibaca maka dinamailah Al-Qur’an. Kata
tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
Saw. Pendapat ini berdasarkan firman Allah SWT sebagaimana yang termaksud dalam QS. al-
Qiyamah ayat 17-18.
b. Menurut Al-Asy’ari (w. 324 H) dan beberapa golongan lain
Kata Qur’an berasal dari lafaz َقَرَنyang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Kemudian
kata tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, mengingat
bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya beriring-iringan dan yang satu digabungkan
kepada yang lain.
c. Menurut Al-Farra’ (w. 207 H)
Kata Qur’an berasal dari lafak َقَر اِئٌنmerupakan bentuk jama’ dari kata َقِرْيَنٌةyang berarti petunjuk
atau indikator, mengingat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an satu sama lain saling membenarkan. Dan
kemudian dijadikan nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
d. Menurut Az-Zujaj (w. 331 H)
Kata Qur’an itu kata sifat dari َاْلَقْر ُءyang sewazan (seimbang) dengan kata ُفْع َالٌنyang artinya اْلَج ْم ُع
(kumpulan). Selanjutnya kata tersebut digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., karena Al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat,
memuat kisah-kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya.
e. Menurut Asy-Syafi’i (w. 204 H)
Kata Al-Qur’an adalah isim ’alam, bukan kata bentukan (isytiqwq) dari kata apapun dan sejak awal
memang digunakan sebagai nama khusus bagi kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad Saw. sebagaimana halnya dengan nama-nama kitab suci sebelumnya yang memang
merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah SWT. sama halnya nama kitab suci sebelumnya,
yaitu Zabur (Nabi Dawud as.), Taurat (Nabi Musa as.) dan Injil (Nabi Isa as.). Menurut Abu Syuhbah
dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal li Dirasah Al-Qur’an al-Karrm, dari kelima pendapat
tersebut diatas, pendapat pertamalah yang paling tepat yakni menurut Al-Lihyany yang menyatakan
bahwa kata Al-Qur’an merupakan kata bentukan (isytiqaq) dari kata َقَر َأdan pendapat inilah yang
paling masyhur.
Beberapa pendapat ulama’ mengenai definisi Al-Qur’an secara terminologi di antaranya adalah:
a. Syeikh Muhammad Khuiari Beik
Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islwm, Syeikh Muhammad Khuiari Beik mengemukakan definisi Al-
Qur’an sebagai berikut:
“Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad
SAW., untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis
dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fwtihah dan diakhiri dengan surat an-Nas”.
b. Subkhi aalih
Subkhi aalih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut :
Al-Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw., yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah
membacanya.
c. Syeikh Muhammad Abduh
Sedangkan Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai berikut :
Kitab (Al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam dada
orang yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni) orang-orang Islam.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-Qur’an
sebagai berikut :
a. Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT.
b. Al-Qur’an terdiri dari lafaz berbahasa Arab
c. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
d. Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW
yang diturunkan dengan perantara malaikat Jibril.
e. Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir (berkesinambungan).
f. Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan ibadah.
g. Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah an-Nas
h. Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya sebagian orang Islam yang
menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an.
B. Nama-nama Al-Qur'an
a. Al-Qur’an ( (َاْلُقْر َء اُن
, Al-Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca.
b. Al-Kitwb ( (َاْلِكَتاُب
Kitwbullah artinya kitab suci Allah. Al-Kitwb juga bisa diartikan yang ditulis.
c. Al-Furqwn ((َاْلُفرَقان
Al-Furqwn artinya pembeda, maksudnya yang membedakan antara yang haq dan yang batil.
d. Ak- jikr ((َالذْك ر
Ak-jikr berarti pemberi peringatan, maksudnya yang memberi peringatan kepada manusia.
e. At-Tanzrl ( (لَّتْنِزْيُل
At-Tanzrl artinya yang diturunkan, maksudnya Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad Saw. melalui perantaan malaikat Jibril as. untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia.
Turunnya AL-Qur'an merupakan suatu kejadian yang sangat mengagetkan sekaligus menggembirakan
hati Rasulullah SAW. Proses penurunan wahyu sangatlah berat karena karena diturunkan melalui
perantara malaikat Jibril. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu tersebut. Rasullullah merasa
keberatan karena tidak bisa melaksanakan perintah malaikat Jibril. Tetapi setelah berkali-kali
malaikat Jibril mengulang akhirnya Rasullah SAW dapat menerimanya.
Begitu pun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah selalu merasa ketakutan dengan segala
sesuatu yang mengiringi ayat-ayat tersebut. Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima wahyu
membuktikan bahwa peristiwa turunnya al-Qur'an merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa.
Yang dimaksudkan dengan penulisan al-Qur'an adalah penulisan al-Qur'an proses penulisan al-Qur'an
dari wahyu yang diterima Nabi Muhammad Saw. hingga selesai dikumpulkan dalam sebuah tulisan
berupa mushaf (kitab berjilid) pada zaman khalifah Utsman bin Affan. Penulisan dan pengumpulan
Al-Qur'an ini melewati tiga jenjang.
a. Zaman Nabi
Tahap pertama adalah zaman Nabi Muhammad Saw. di mana pada tahap ini hafalan para sahabat
lebih banyak berperan daripada tulisan-tulisan yang masih terpisah- pisah. Siapa saja di antara para
sahabat yang mendengar satu ayat, maka akanlangsung menghafalnya atau menuliskannya dengan
sarana seadanya di pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas atau tulang belikat unta.
Jumlah para penghapal Al-Qur'an sangat banyak
c. Zaman Utsman
Periode ini adalah periode ketiga proses pengumpulan dan penulisan al-Qur'an Banyak catatan dan
kumpulan-kumpulan catatan al-Qur'an yang berbeda-beda di antara para sahabat. Hal itu
dikhawatirkan akan menjadi fitnah, maka Khalifah Utsman bin Affan memerintahkan untuk
mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf sehingga kaum muslimin tidak berbeda
bacaannya kemudian bertengkar dan akhirnya berpecah belah.
Kemudian Utsman memerintahkan Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Sa'id Ibnul Ash dan
Abdurrahman Ibnul Harits Ibn Hisyam Radhiyallahu 'anhum untukmenuliskannya kembali dan
memperbanyaknya. Zaid Ibn Tsabit berasal dari kaum Anshar sementara tiga orang yang lain berasal
dari Quraisy.
Utsman mengatakan kepada ketiganya: "Jika kalian berbeda bacaan dengan Zaid Ibn Tsabit pada
sebagian ayat Al-Qur'an, maka tuliskanlah dengan dialek Quraisy, karena Al-Qur'an diturunkan
dengan dialek tersebut!", merekapun lalu mengerjakannya dan setelah selesai, Utsman mengembalikan
mushaf itu kepada Hafshah dan mengirimkan hasil pekerjaan tersebut ke seluruh penjuru negeri Islam
serta memerintahkan untuk membakar naskah mushaf Al-Qur'an selainnya.
Sahabat Mush'ab bin Sa'ad mengatakan: "Aku melihat orang banyak ketika Utsman membakar
mushaf-mushaf yang ada, merekapun keheranan melihatnya", atau dia katakan: "Tidak ada
seorangpun dari mereka yang mengingkarinya, hal itu adalah termasuk nilai positif bagi Amirul
Mukminin Utsman Ibn Affan Radhiyallahu 'anhu yang disepakati oleh kaum muslimin seluruhnya."
Hal itu adalah penyempurnaan dari pengumpulan yang dilakukan Khalifah Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu.
Perbedaan antara pengumpulan yang dilakukan Utsman dan pengumpulan yang dilakukan Abu Bakar
Radhiyallahu anhuma adalah: Tujuan dari pengumpulan Al- Qur'an di zaman Abu Bakar adalah
menuliskan dan mengumpulkan keseluruhan ayat- ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf agar tidak
tercecer dan tidak hilang tanpa membawa kaum muslimin untuk bersatu pada satu mushaf: hal itu
dikarenakan belih terlihat pengaruh dari perbedaan dialek bacaan yang mengharuskannya membawa
mereka untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur'an saja.
Sedangkan tujuan dari pengumpulan Al-Qur'an di zaman Khalifah Utsman Ra, adalah :
Mengumpulkan dan menuliskan Al-Qur'an dalam satu mushaf dengan satu dialek bacaan dan
membawa kaum muslimin untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur'an karena timbulnya pengaruh
yang mengkhawatirkan pada perbedaan dialek bacaan Al- Qur'an
Hasil yang didapatkan dari pengumpulan ini terlihat dengan timbulnya kemaslahatan yang besar di
tengah-tengah kaum muslimin, di antaranya: Persatuan dan kesatuan. kesepakatan bersama dan saling
berkasih sayang. Kemudian mudharat yang besarpun bisa dihindari yang di antaranya adalah:
Perpecahan umat, perbedaan keyakinan, tersebar luasnya kebencian dan permusuhan.
Mushaf Al-Qur'an tetap seperti itu sampai sekarang dan disepakati oleh seluruh kaum muslimin serta
diriwayatkan secara Mutawatir. Dipelajari oleh anak-anak dari orang dewasa, tidak bisa dipermainkan
oleh tangan-tangan kotor para perusak dan tidak sampai tersentuh oleh hawa nafsu orang-orang yang
menyeleweng.
BAB 3 MENGHAYATI KEOTENTIKAN AL-QUR’AN
Mushaf al-Qur'an tertua jelas yang diselesaikan pada zaman Khalifah Utsman, sehingga sampai
sekarang tulisan Al-Qur'an disebut sebagai rasm utsmany (tulisan Utsman). Selain beberapa pihak di
Timur Tengah yang mengklaim menemukan al-Qur'an kuno, di Nusantara juga ditemukan beberapa
tulisan kuno Al-Qur'an. Hingga saat ini, Mushaf yang diklaim sebagai yang tertua di Nusantara karya
Mas Khalifah Ibnu al-Habib al- Masfuh dari Banyuwangi. Al-Qur'an ini selesai penulisannya pada
tanggal 6 Jumadil Tsani 1221 H atau sekitar tahun 1806 M. Kini Mushaf itu berada di Perpustakaan
Nasional Malaysia.
Dalam Surat al-Hijr ayat 9 Allah SWT. menjamin keotentikan dan kesucian serta kemurnian kitab suci
Al-Qur'an Allah Swt. Berfirman yang Artinya:
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."
(QS. al-Hijr [15]: 9)
Kemurnian dan Keotentikan al-Qur'an selalu terjaga sejak saat diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw. hingga akhir zaman kelak. Keindahan bahasa dan kandungan ajaran serta tuntunan hidup umat
manusia adalah salah satu kemu'jizatan yang menjaminnya. Tidak akan ada satu pun manusia yang
bisa menirunya. Al-Qur'an akan terus begitu adanya, kalimatnya dan bunyinya.
Terutama dalam hal kandungan isinya, Al-Qur'an mengajukan tantangan kepada orang- orang kafir
dan siapapun yang meragukan kebenarannya. Sejak dahulu, orang-orang kafir menuduh bahwa Al-
Qur'an hanyalah sejenis mantera-mantera tukang tenung dan kumpulan syair-syair. Mereka mengira
bahwa Al-Qur'an adalah karangan Nabi Muhammad Saw.
c. Al-Qur'an menantang siapapun yang meragukan kebenaran Al-Qur'an untuk mendatangkan satu
surah saja semisal Al-Qur'an. Hal ini terkandung dalam QS. al- Baqarah [2] ayat 23. Yang Artinya:
"Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad),
maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong- penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar." (QS.al-Baqarah [2]:23).
Ketiga tantangan menunjukkan bahwa Al-Qur'an adalah mu'jizat. Terbukti hingga sekarang, belum
ada satu pun manusia dan bahkan jin yang mampu membuat kalimat seindah al-Qur'an. Apalagi
mampu memiliki kandungan makna dan berita yang lebih hebat dari al-Qur'an. Hal ini membuktikan
bahwa Al-Qur'an memaang bukan buatan manusia, Al-Qur'an adalah wahyu Allah Swt.
Di saat sekarang tentu kita mengetahui, bahwa sering ada berita viral tentang al-Qur'an yang salah
cetak atau ada kekeliruan. Tentu saja kesalahan-kesalahan cetak ini sangat mudah diketahui karena
banyaknya orang yang menghafalkan al-Qur'an Informasi sejarah juga telah terbukti bahwa Al-
Qur'an terjaga kemurniannya Al- Qur'an tidak dapat dipalsukan. Banyaknya para penghafal al-
Qur'an adalah salah satu benteng penjaga kemurnian dan keotentikan al-Qur'an
Di mana para penghafal al-Qur'an ini tidak pernah putus generasi sejak pertama kali al-Qur'an
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.Cetakan-cetakan hingga kini terus dibuat, disimpan, diteliti
dan diperbaharui sejak dahulu waktu wahyu disalin di atas batu, lembaran kulit binatang, pelepah
kurma dan tulang-tulang.
Seluruh cetakan dan apa pun bentuk media yang menyimpan al-Qur'an saat ini, semuanya bersumber
pada satu titik, yakni Mushaf al-Qur'an yang selesai dikodifikasi pada zaman Khalifah Utsman bin
Affan. Turun temurun terus dijaga secara mutawatir lintas zaman dalam berbagai media yang terus
berkembang dan dihafalan-hafalan para penghafal al-Qur'an
Dalam kondisi itulah Al-Qur'an sebagai kalamullah adalah mu'jizat teragung yang dikaruniakan Allah
kepada Nabinya Mu'jizat al-Qur'an ini melebihi mu'jizat-mu'jizat lain yang diberikan kepada para
nabi sebelumnya.
1. Pengertian Mu'jizat
Secara etimologi kata Mu'jizat berbentuk isim fa'il yang berasal dari kata: - ُيْع ِج ُز- اْع َج از- ُم ْع جز/ معجزه
َأْع َج زAwalnya, kata ini berarti melemahkan atau mengalahkan lawan. Namun dalam perkembangannya,
kata mu'jizat juga digunakan untuk memberikan arti pada sesuatu yang hebat atau luar biasa.
Manna' Qathan mendefinisikan mukjizat adalah : Hal yang bertolak belakang dengan kebiasaan, tidak
seperti biasanya dan melawan tantangan dengan selamat.
Dalam penggunaannya kata Mu'jizat hanya diperuntukkan kepada hal-hal luar biasa yang
dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada para nabi dan rasul. Tujuan dari diturunkannya mu jizat adalah
untuk membuktikan kebenaran pengakuan dan ajaran-ajaran para rasul. Tujuan ini khususnya
berkenaan dengan tantangan yang harus dihadapi oleh para nabi dan rasul saat berdakwah.
Mu'jizat berfungsi sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan mereka, bahwa
mereka adalah benar-benar para nabi dan rasul (utusan) Allah yang membawa risalah kebenaran dari
Allah Swt. Dengan datangnya mu jizat, para nabi dan rasul mampu melemahkan dan mengalahkan
orang-orang kafir yang menentang dan tidak mengakui atas kebenaran kenabian dan kerasulan
mereka.
Biasanya mu'jizat para nabi dan rasul itu berkaitan dengan masalah yang dianggap mempunyai nilai
tinggi dan diakui sebagai suatu keunggulan oleh masing-masing umatnya pada masa itu. Zaman Nabi
Musa as. adalah zaman kejayaan tukang sihir, maka mu'jizat Nabi Musa as. adalah mengalahkan para
tukang sihir. Sedangkan Nabi Isa as. Hidup di zaman kemajuan ilmu kedokteran. Maka maka mu'jizat
utama Nabi Isa as adalah mampu menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan pengobatan
biasa, yaitu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan dan orang yang berpenyakit
kusta, serta menghidupkan orang yang sudah mati.
Meski zaman hidupnnya Nabi Muhammad Saw. adalah disebut sebagai zaman jahiliyah, namun zaman
itu juga merupakan zaman keemasan kesusastraan Arab. Firman Allah menjadi mu'jizat utama Nabi
Muhammad Saw karena ayat-ayat Al-Qur'an mengandung nilai sastra yang amat tinggi. Tidak ada
seorang manusia pun dapat membuat serupa dengan Al-Qur'an, baik pada zaman itu maupun hingga
zaman sekarang.
2. Syarat-syarat Mu'jizat
a. Sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh siapapun selain Allah Swt.
b. Mu'jizat adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam
(sunnatullah).
c. Mu'jizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seseorang yang mengaku membawa risalah
Ilahi sebagai bukti atas kebenaran pengakuannya.
d. Mu'jizat terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi dan penolakan suatu kaum atas pengakuan
tersebut.
e. Tidak ada seorang manusia pun, bahkan jin sekalipun yang dapat mengalahkan suatu mu'jizat
yang sudah diberikan oleh Allah.
Suatu hal disebut mu'jizat bila memenuhi kelima unsur tersebut di atas.
3. Macam-macam Mu'jizat
Mu'jizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Mu'jizat hissi (kasat mata), yakni mu'jizat yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,
dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dan atau dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai dan
ditangkap oleh pancaindera. Mu'jizat ini juga disebut mu'jizat inderawi
b. Mu'jizat manawi (tidak kasat mata), yakni mu'jizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan
kekuatan panca indera, tetapi harus dicapai dengan kekuatan "aqlı" atau dengan kecerdasan
pikiran intelektual atau mata batin. Mu’jizat ini disebut juga mu'jizat aqli atau mu'jizat
rasional.
Mu'jizat hissi bersifat sementara hanya pada saat suatu mu'jizat terjadi. sedangkan mujizat ma'nawi
bersifat universal dan eternal (abadi), yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai akhir zaman.
I'jazul Qur'an adalah teguhnya kehebatan al-Qur'an di hadapan kelemahan manusia dan jin yang
tidak akan mampu membuat karya sehebat Al-Qur'an Kemu'jizatan al- Qur'an menumbuhkan
kesadaran pada manusia bahwa Al-Qur'an adalah nyata-nyata wahyu Allah Swt. dan sekaligus
merupakan bukti kerasulan Muhammad Saw. bahwa al- Qur'an bukan karangan Nabi Muhammad
Saw
Prof Quraish Shihab berpendapat bahwa kemu'jizatan Al-Qur'an terbukti karena Al- Qur'an mampu
melemahkan orang-orang kafir pada zaman itu yang mengira Al-Qur'an adalah sihir. Bahkan mampu
melemahkan orang-orang pada masa kini yang ingin membuat kalimat-kalimat seindah ayat-ayat Al-
Qur'an Sungguh siapa pun tidak akan mampu membuatnya.
Hal-hal lain yang menjadi kehebatan dan kemu'jizatan Al-Qur'an dari aspek bahasa yaitu:
c) Huruf alif (). lam (J) dan mim (2) yang mengawali surah Ali Imran.
- Huruf alif (1) berulang sebanyak 2.578 kali
- Huruf lam (J) berulang sebanyak 1.885 kali
- Huruf mim (+) berulang sebanyak 1.251 kali
d) Huruf alif (), lam (J) dan mim (e) yang mengawali surah al-'Ankabut:
- Huruf alif (1) berulang sebanyak 784 kali
- Huruf lam (J) berulang sebanyak 554 kali
- Huruf mim () berulang sebanyak 344 kali
Dan masih banyak bukti lainnya dalam surah-surah yang lain di dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an terlihat pula keseimbangan kata-kata yang digunakan secara simetris, misalnya :
a) Kata berjumlah 145 kali, sama dengan kata yang berjumlah 145 kali
b) Kata berjumlah 115 kali, sama dengan kata yang berjumlah 115 kali
c) Kata berjumlah 88 kali, sama dengan kata yang berjumlah 88 kali
d) Kata berjumlah 75 kali, sama dengan kata yang berjumlah 75 kali
e) Kata berjumlah 32 kali, sama dengan kata yang berjumlah 32 kali
3. Misteri angka 19
Angka 19 adalah angka istimewa dalam al-Qur'an Jumlah huruf yang terdapat pada kalimat basmalah
terdiri dari 19 huruf dan setiap katanya terulang 19 kali dalam surah-surah Al-Qur'an, atau beberapa
kali kelipatan angka 19. Keunikan ini antara lain sebagai berikut:
a) Kata berulang 19 kali di dalam Al-Qur'an
b) Kata berulang 2698 kali, itu berarti = 19 x 142
c) Kata berulang 57 kali, itu berarti = 19 x 3
d) Kata berulang 144 kali, itu berarti = 19 x 6
Huruf terpisah yang mengawali surah-surah (fawatihus-suwar) berulang dalam hasil
jumlah kali lipat angka 19.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
a) Huruf qaf (5)dalam surah Qaf berulang 57 kali, berarti = 19 x 3
b) Huruf kaf (4), ha' (), ya' (), "ain (2), dan shad ()yang mengawali surah Maryam, berulang
sebanyak 789 kali, berarti = 19 x 42
c) Huruf nun (3) dalam surah al-Qalam berulang sebanyak 133 kali, berarti = 19 x 7
d) Huruf ya(s) dan sin () yang mengawali surah yasin, dalam surah tersebut berulang sebanyak 285
kali, berarti = 19 x 15, dan sebagainya.
Keunikan ini merupakan satu tanda kerapian, ketelitian dan keseimbangan huruf dan kata yang
digunakan dalam Al-Qur'an
4. Isi Kandungannya
3. Al-Qur’an merupakan sumber aturan hukum Islam yang bersifat universal dan mencakup segala
urusan hidup dan kehidupan manusia.
Prof. Dr. H. Said Husin al-Munawar, MA. Merumuskan aspek-aspek kemu’jizatan Al-Qur’an sebagai
berikut:
a. Susunan bahasa yang sangat indah, berbeda dengan setiap susunan bahasa yang ada dalam
bahasa orang-orang Arab.
b. Adanya uslub yang luar biasa, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab
c. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti
Al-Qur’a
d. Bentuk undang-undang yang detail dan sempurna yang melebihi setiap undang-undang buatan
manusia.
e. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
f. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
g. Menepati janji dan ancaman yang telah dikabarkan di dalamnya.
h. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
i. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh (orang yang menentangnya).
j. Mu'jizat Rasulullah Saw. Selain al-Qur'an dan Mu'jizat para nabi lainnya.
Selain Al-Qur'an yang bersifat ma'nawi, Nabi Muhammad Saw, juga dikarunia mu jizat hissi.
Misalnya: jari-jari beliau bisa mengeluarkan air pada saat sahabat- sahabat sedang kehausan. Nabi
Muhammad pernah membelah bulan menjadi dua hanya dengan menggunakan jari yang ditunjukkan
ke bulan untuk memenuhi tantangan orang kafir, dan masih banyak lainnya. Di dalam Al-Qur'an
banyak digambarkan mengenai mu'jizat-mu'jizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul sebelum
Nabi Muhammad Saw. Di antaranya adalah :
a. Mu'jizat Nabi Nuh as berupa kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar untuk
menampung dan menyelamatkan kaum yang beriman dari banjir besar, padahal saat itu sama
sekali belum dikenal cara pembuatan kapal.Seperti dalam QS. Hud [11]:37-38
b. Mu'jizat Nabi Ibrahim as. berupa keistimewaan tidak hangus dibakar dalam api oleh raja
Namruz. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Anbiya' [21]: 68-69
c. Mu'jizat Nabi Musa as. berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar untuk
mengalahkan tukang-tukang sihir Fir'aun yang menyihir tali menjadi ular-ular kecil. Di samping
itu tongkat beliau tersebut juga bisa menimbulkan 12 sumber mata air yang memancar ketika
dipukulkan kepada sebuah batu pada saat beliau memohon air minum untuk kaumnya sebanyak
12 suku.Sebagaimana dalam firmanta QS. Al-a'raf [7]:107 dan QS. Al-Baqarah [2]:60
d. Mu'jizat Nabi Dawud as. adalah kemampuan untuk melunakkan besi dengan tangan kosong,
sehingga bisa dibentuk menjadi baju besi dan senjata untuk dapat mengalahkan raja
Jalut.Sebagaimana digambarkan dalam QS. Saba' [34] :10-11
e. Mu'jizat Nabi Sulaiman as. berupa kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa
binatang, seperti burung hud-hud dan semut. Sebagaimana digambarkan dalam QS. An-naml
[27]:16-18
f. Mu'jizat Nabi Isa as berupa kemampuan untuk membuat burung dari tanah, menyembuhkan
orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit kusta, dan dapat menghidupkan orang yang
sudah mati atas izin Allah Swt. Seperti yang digambarkan dalam QS. Ali Imran [3]: 49
Selain hal-hal yang diseburkan di atas. Al-Qur'an juga menceritakan banyak sekali mu'jizat Nabi-
nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad Saw.