Sterilisasi Alat Dengan Sistem Rebus
Sterilisasi Alat Dengan Sistem Rebus
Sterilisasi Alat Dengan Sistem Rebus
Definisi
Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan
perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia
Indikasi
Petugas kesehatan
Kontra Indikasi
Tidak ada
Prinsip Tindakan
a. Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi dengan rapi. Bila
memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan klasifikasi penggunaannya (misal :
heacting set, partus set, THT set dan lain-lain) dengan cara : Menyusun alat yang akan disterilkan
dalam bak instrument tertutup dengan posisi yang sama (searah).
b. Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam oven.
c. Menutup pintu oven dengan cara : Memastikan semua peralatan sudah masuk dengan benar.
Menutup pintu oven dengan rapat.
d. Tunggu sampai suhu mencapai 1700 C dan biarkan selama 60 menit.
e. Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven,keluarkan alat-alat yang sudah steril
dengan menggunakan korentang steril dengan cara : Menunggu sekitar 15 menit setelah lampu
indikator mati, membuka pintu oven pelan-pelan, mengeluarkan alat yang telah disterilkan
dengan korentang.
f. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus atau tutupnya.
Persiapan Alat
1. Dekontaminasi
Memakai sarung tangan (Lihat SOP Memakai dan Melepas Handscoen).
Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan cara : Mencampur
1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.
Mengaduk larutan sampai terlarut.
Memasukan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa digunakan lagi kedalam bak
perendaman dengan cara :
Memasukan satu persatu alat kesehatan kedalam bak perendaman klorin 0,5% dengan
korentang.
Biarkan selama kurang lebih 10 menit.
2. Pencucian dan pembilasan
Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model kran bukan putaran) dengan
tangan kanan.
Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hatihati bila memegang
peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit). Agar tidak merusak benda – benda yang
terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam atau
kaca.
Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda caranya dengan mengambil satu
persatu alkes atau peralatan laboratorium yang sudah didekontaminasi dengan korentang.
Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari kaca dengan cara :
a. Menggunakan sikat dengan air dan sabun untukmenghilangkan sisa darah dan kotoran dengan
cara : menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir sampai sisa
darah dan kotoran bersih di semua permukaan.
b. Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar skrup secara perlahan ke kiri
sampai terlepas.
c. Menyikat dengan seksama terutama pada bagian sambungan dan sudut peralatan dengan
cara : menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir sampai tidak
tampak noda darah atau kotoran.
d. Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan dengan
cara melihat dengan membolak balik di bawah penerangan yang cukup terang.
e. Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih bila perlu) dengan air
dan sabun atau detergen.
Evaluasi
a. Alat yang sudah disteril dikeluarkan dari autoclave atau sterilisasi panas kering.
b. Kemudian alat steril tersebut dimasukkan ke dalam lemari kaca di ruang penyimpanan alat steril
sesuai dengan tempat set yang sudah disediakan. Kassa dimasukkan ke dalam lemari kassa, tromol di
simpan dimeja instrumen.
c. Setiap hari alat dicek tanggal kadaluarsanya jika sudah melewati tanggal kadaluarsa alat disterilkan
kembali.
d. Pintu lemari/ruang steril harus selalu dalam keadaan tertutup
e. Petugas yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan masuk pada daerah alat-alat steril.
f. Catatan : Suhu ruangan 18°C – 22°C, Kelembaban 35 % - 75 % dan tekanan udara ruangan positif.
Referensi:
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Eni Kusyanti. (2014). Ketr ampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC