Makalah Analisis Kompetitor Kelompok1
Makalah Analisis Kompetitor Kelompok1
Makalah Analisis Kompetitor Kelompok1
ANALISIS KOMPETITOR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi Pemasaran
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugan makalah yang berjudul “Analisis Kompetitor” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memnuhi tugas mata kuliah
Strategi Pemasaran. Selain itu, makalah ini juga betujuan untuk menambah wawasan mengenai
persaingan didunia bisnis dan analisis kompetitor itu sendiri bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Mugi Juwita, S.I.P., M.M. selaku dosen dosen
mata kuliah strategi pemasaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan yang sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah
yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, oleh kerena itu karitik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saat ini banyak sekali bermunculan usaha-usaha baik usaha kecil maupun besar yang
menyebabkan timbulnya persaingan, apalagi dalam bidang usaha yang sejenis. Hal ini
menyebabkan perusahaan harus lebih mampu dalam melakukan pemasaran produknya dan
lebih cermat untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumen.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan mengetahui apa
kebutuha dan keinginan konsumen atau pasar serta memberikan kepuasan yang diharapkan
secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya (Kotler, 1996).
Manajemen perusahaan harus bisa menciptakan ikatan antara produk yang ditawarkan
dengan konsumen. Perusahaan harus bisa mencapai apa yang diharapkan konsumen supaya
terjadinya kepuasan pelanggan, dimana hal ini menjadi salah satu tolak ukur yang
menentukan seberapa baik produk atau layanan yang perusahaan berikan.
Untuk mencapai titik tersebut tentunya peruskoahaan harus mampu bersaing dan selalu
memberikan tampilan terbaik untuk produk yang dipasarkan. Perusahaan harus berlomba
menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat produk atau pun jasa yang
dipasarkan dan tentu dengan adanya pembeda dari kompetitornya. Perusahaan dituntut
untuk menemukan strategi sedemikian rupa dan tepat agar dapat bertahan dan mampu
bersaing, sehingga tujuan perusahaan dan keuntungan dapat dicapai.
Menurut Friadi, dkk (2002), Pengertian kompetitor sendiri adalah perseorangan atau
perrusahaan yang menjual atau menghasilkan produk sama atau serupa dengan produk kita,
berupa barang atau jasa, baik itu dari bentuk manfaat atau fungsinya. Kompetitor bisa hadir
karena adanya persaingan usaha, ketika menentukan strategi bisnis tentu kita harus
memahami kompetitor agar lebih bisa uggul dalam menjalankan usaha kita.
Namun, kompetitor sendiri bisa memiliki sisi positif dimana contohnya saja kita bisa
menjadikannya sebagai motivasi dalam bebisnis. Persaingan yang sehat akan sangat baik
untuk berbagai pihak, dimana kita bisa menghasilkan produk dari masing-masing
perusahaan dengan sangat bervariasi dan inovatif.
1
1.2.Rumusan Masalah
a. Bagaimana analisis kompetitor, pendekatan berbasis pelanggan?
b. Bagaimana cara mengidentifikasi kompetitor kelompok strategis?
c. Apa saja potensi yang dimiliki kompetitor?
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui identifikasi kompetitor, pendekatan berbasis pelanggan.
b. Untuk mengetahui identifikasi kompetitor kelompok strategis.
c. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki kelompok kompetitor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kenali siapa pelanggan utama. Siapa target pasar utama? Siapa yang menggunakan
produk atau layanan? Lakukan analisis pelanggan yang mendalam untuk memahami
karakteristik, preferensi, dan kebutuhan mereka.
Analisis data pelanggan seperti survei, umpan balik pelanggan, data pembelian, dan
data perilaku online. Hal ini akan membantu untuk memahami apa yang pelanggan cari
dalam produk atau layanan kita.
Cari tahu siapa kompetitor utama yang juga menargetkan pelanggan yang sama atau
serupa. Ini bisa melibatkan penelitian pasar, analisis pesaing, dan observasi pasar.
Pasar dan pelanggan selalu berubah, oleh karena itu kita harus tahu perubahan trend
dan kebutuhan pelanggan serta perubahan strategi kompetitor secara teratur.
Setelah mengetahui hal-hal diatas, kemudia kita bisa membuat rencana tindakan untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif dan lebih memenuhi kebutuhan pelanggan.
Seperti pengembangan produk baru, perbaikan pemasaran, atau peningkatan layanan
pelanggan. Pendekatan berbasis pelanggan ini membantu untuk lebih memahami
bagaimana kompetitor memengaruhi pelanggan dan bagaimana kita dapat merespon
dengan lebih baik.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, pemahaman yang baik tentang pesaing dan
perspektif pelanggan sangat penting. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan
mengidentifikasi kompetitor menggunakan pendekatan berbasis pelanggan. Pendekatan ini
melibatkan memahami bagaimana pelanggan Anda melihat pesaing dan merek apa yang
mereka pertimbangkan sebagai alternatif atau pesaing Anda. Di bawah ini adalah langkah-
langkah dan contoh-contohnya:
a. Survei pelanggan
- Buat survei online yang dapat diakses oleh pelanggan anda setelah bertransaksi.
- Tanyakan kepada mereka tentang merek atau produk lain yang mereka
pertimbangkan selain dari Anda.
- Tanyakan mengapa mereka memilih atau tidak memilih merek atau produk tersebut.
4
b. Analisis perilaku online
- Pantau platform media sosial yang relevan seperti Facebook, Twitter, atau forum
industri.
- Cari postingan atau ulasan yang mencakup pengalaman pelanggan dengan pesaing.
- Identifikasi merek atau produk yang sering dibahas oleh pelanggan dalam konteks
kompetitif.
c. Analisis umpan balik pelanggan
- Tinjau email dan umpan balik pelanggan yang kita terima melalui situs web atau
saluran komunikasi lainnya.
- Perhatikan jika ada pelanggan yang menyebutkan merek atau produk pesaing secara
langsung atau tidak langsung.\
- Tanggapi pertanyaan atau permintaan pelanggan terkait perbandingan produk Anda
dengan merek pesaing tertentu.
d. Analisis data pembelian
- Tinjau data pembelian pelanggan untuk melihat pola pembelian.
- Identifikasi produk atau layanan yang sering dibeli bersama dengan produk Anda.
- Cari tahu apakah ada produk dari pesaing yang juga sering dibeli oleh pelanggan
kita.
e. Wawancara atau fokus kelompok
- Lakukan wawancara atau fokus kelompok dengan sejumlah pelanggan yang
mewakili segmen pasar kita.
- Tanyakan kepada mereka tentang pengalaman mereka dengan pesaing dan merek
apa yang mereka anggap sebagai pesaing utama.
- Dapatkan wawasan mendalam tentang bagaimana pelanggan melihat merek
pesaing.
Kesimpulan:
5
2.2. Mengidentifikasi Kompetitor Kelompok Strategis
Kempetitor dalam kelompok strategis adalah perusahaan atau orgaisasi yang beroperasi
dalam industry yang sama dan memilliki tujuan yang serupa untuk mencapai keunggulan
kompetitif dipasar yang sama.
1. Identifikasi pasar
Kita harus mentukan dengan jelas pasar yang akan kita operasikan, memahami
karakteristik pasar dan tren yang sedang berkembang.
2. Meninjau pesaing langsung dan tidak langsung
Mereka adalah pesaing yang menawarkan produk atau layanan serupa dan beroperasi
ditempat yang sama dengan kita, ini adalah pesaing langsung dalam memperebutkan
pangsa pasar. Sedangkan pesaing tidak langsung ialah yang menawarkan produk
berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama denga produk yang kita tawarkan. Sehingga
membutuhkan solusi yang berbeda pula.
3. Analisis keunggulan dan kelemahan setiap pesaing
Identifikasi keunggulan dan kelemahan pesaing dengan menggunakan analisis SWOT,
dengan begitu kita bisa mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weaknes), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) dari pesaing strategis tersebut.
4. Diferensiasi produk
Salah satu cara untuk bersaing dengan kelompok strategis adalah dengan mempunyai
pembeda, bisa dengan keunikan atau manfaat yang tidak dimiliki oleh produk lain. Hal
ini bisa dijadikan alasan untuk konsumen membeli produk kita.
5. Evaluasi strategi pesaing
Perhatikan fokus strategi mereka apakah fokus terhadap pelayanan, harga rendah,
inovasi produk dan lain-lain. Ini bisa dijadikan peluang untuk merencanakan strategi
dan menjadi bahan pembanding pada produk kita.
6
6. Reaksi cepat terhadap perkembangan
Selalu up to date dalam meninjau perubahan dalam produk, pelayanan, dan segi
promosi yang dilakukan pesaing. Hal ini dapat membantu dalam memprediksi
pergerakan pesaing strategis dipasar.
7. Perencanaan strategis
Gunakan informasi-informasi yang telah dikumpulkan untuk merencanakan atau
memodifikasi strategi yang efektif dan lebih unggul dalam bersaing dengan kompetitor
kelompok stratgis serta mampu mencapai tujuan bisnis kita. Kemudian lakukan
pemantauan pesaing secara berkala karena hal ini merupakan proses yang
berkelanjutan.
Kompetitor kelompok strategis adalah pesaing utama yang bersaing dalam pasar yang
sama dengan produk atau layanan serupa. Berikut adalah contoh-contoh kompetitor
kelompok strategis yang terkenal:
Apple dan Samsung adalah dua raksasa dalam industri teknologi, terutama dalam
pasar smartphone. Kedua perusahaan ini bersaing untuk merebut pangsa pasar
pelanggan yang sama. Mereka menawarkan produk-produk serupa seperti smartphone,
tablet, dan perangkat wearable. Persaingan antara Apple dan Samsung dikenal sangat
intens, dengan kedua belah pihak berlomba-lomba untuk menghadirkan inovasi terbaru
dan memikat pelanggan dengan fitur-fitur yang menarik.
Dalam industri minuman ringan, Coca-Cola dan Pepsi adalah contoh klasik dari
kompetitor primer. Kedua perusahaan ini menghasilkan berbagai minuman ringan,
seperti minuman cola, minuman energi, dan air mineral. Persaingan mereka terlihat
dalam kampanye pemasaran yang kuat, perbandingan produk, dan upaya untuk
memenangkan preferensi pelanggan.
Dalam industri makanan cepat saji, McDonald’s dan Burger King adalah kompetitor
primer yang berlomba-lomba menarik pelanggan yang sama. Keduanya menawarkan
7
menu yang serupa, seperti burger, kentang goreng, dan minuman ringan. Persaingan
mereka terlihat dalam penawaran menu baru, promosi, dan usaha untuk memberikan
pengalaman pelanggan yang unik.
Dalam industri pakaian dan sepatu olahraga, Nike dan Adidas adalah kompetitor primer
yang saling bersaing untuk mendominasi pasar. Keduanya menghasilkan berbagai
produk atletik, termasuk sepatu olahraga, pakaian olahraga, dan aksesori. Persaingan
antara Nike dan Adidas melibatkan branding kuat, penandatanganan atlet terkenal, dan
inovasi produk yang terus-menerus.
Dalam industri ride-sharing, Uber dan Lyft adalah kompetitor primer yang bersaing
untuk mendapatkan pangsa pasar dari pengguna transportasi berbasis aplikasi. Kedua
platform ini menawarkan layanan yang serupa, yaitu memesan kendaraan melalui
aplikasi smartphone. Persaingan mereka terlihat dalam harga, kualitas layanan, dan
promosi khusus.
Kompetitor sekunder merujuk pada pesaing yang tidak secara langsung bersaing dalam
pasar yang sama dengan bisnis kita, tetapi memiliki potensi untuk memengaruhi perubahan
dalam preferensi bahkan menggeser perhatian pelanggan dan pangsa pasar produk kita.
Barikut karakteristik kempetitor kelompok sekunder:
1. Diversifikasi produk
Salah satu karakteristik utama kompetitor sekunder adalah memiliki portofolio produk
atau layanan yang beragam. Mereka tidak hanya fokus pada satu pasar atau industri,
tetapi dapat merambah ke beberapa bidang yang mungkin tidak terkait langsung. Ini
dapat membuat mereka memiliki pengaruh yang lebih luas di pasar dan dapat
mengalihkan perhatian pelanggan.
2. Pengaruh tersembunyi
Kompetitor sekunder dapat memiliki pengaruh yang tidak langsung terlihat pada
perilaku pelanggan atau trend pasar. Meskipun mereka mungkin tidak bersaing secara
langsung dengan bisnis kita, kehadiran mereka dapat memicu perubahan dalam
preferensi pelanggan atau dapat menggeser trend yang ada.
8
3. Inovasi disruptif
Pesaing dengan karakteristik ini dapat menghadirkan produk atau layanan baru
menggantikan ide bisnis lama yang bertujuan untuk membuat produk lebih terjangkau
dan lebih mudah diakses oleh masyarakat. Contohnya, media cetak yang tergantikan
dengan media ddaring seperti website atau blog.
4. Kolaborasi potensial
Terkadang, kompetitor sekunder dapat berpotensi untuk berkolaborasi dengan bisnis
kita. Meskipun mereka mungkin bersaing dalam beberapa aspek, ada peluang untuk
menggabungkan kekuatan dan sumber daya untuk menciptakan kesepakatan yang
saling menguntungkan. Kolaborasi semacam ini dapat memperkuat posisi bisnis dan
memungkinkan eksplorasi pasar baru.
9
produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan yang berkembang dapat membantu
bisnis tetap relevan.
5. Kemitraan dan Aliansi
Menghadapi kompetitor sekunder dapat memicu kolaborasi. Bisnis dapat
mempertimbangkan kemitraan atau aliansi dengan pemain yang tadinya dianggap
sebagai kompetitor sekunder. Dengan bekerja sama, bisnis dapat memanfaatkan
kekuatan masing-masing dan mengatasi tantangan bersama.
Dalam industri hiburan dan musik, streaming musik telah menjadi kompetitor sekunder
bagi radio konvensional. Meskipun mereka beroperasi di platform yang berbeda,
pergeseran preferensi audiens dari radio tradisional ke layanan streaming telah
memengaruhi model bisnis radio. Streaming musik memberikan fleksibilitas kepada
pendengar untuk memilih lagu dan mengakses konten secara personal, mengurangi
pengaruh radio konvensional.
E-commerce adalah kompetitor sekunder bagi toko fisik dalam industri perdagangan.
Dengan kemajuan teknologi dan pergeseran perilaku konsumen, banyak pelanggan
beralih ke platform e-commerce untuk berbelanja. Meskipun toko fisik masih berperan,
mereka perlu beradaptasi dengan inovasi seperti layanan online dan offline yang
terintegrasi untuk tetap relevan.
Dalam industri makanan, makanan organik telah menjadi kompetitor sekunder bagi
makanan cepat saji. Perubahan preferensi konsumen menuju gaya hidup yang lebih
sehat telah mendorong pertumbuhan pasar makanan organik. Ini memiliki pengaruh
tersembunyi terhadap industri makanan cepat saji, karena beberapa konsumen lebih
memilih makanan organik sebagai alternatif yang lebih sehat.
10
di tempat yang berbeda, trend pengiriman makanan telah mengubah cara konsumen
memesan dan menikmati makanan. Restoran dine-in harus mengatasi tantangan ini
dengan memperkuat layanan mereka dan meningkatkan kualitas pengalaman.
1. Inovasi produk
Kemungkinan pesaing dapat mengembangkan produk atau layanan yang lebih baik dari
yang kita tawarkan terjadi, hal ini dapat menggeser pangsa pasar.
2. Harga
Hal ini merupakan factor penting dimana terkadang harga menajadi yang utama, oleh
kerena itu bisa jadi kompetitor menawarkan harga yang lebih rendah bahkan diskon
menarik untuk meraih lebih banyak pelanggan.
3. Peningkatan kualitas dan pelayanan lebih baik
Hal inilah yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika kompetitor meningkatkan kualitas
produk dan layanannya dibandingkan produk kita, maka pandangan konsumen terhadap
produk kita akan terpengaruh.
4. Ekspansi geografis dan perluasan produk
Kompetitor dapat memperluas jangkauan geografis dan lini produk mereka, untuk
mencapai pasar yang sebelumnya tidak terjangkau oleh bisnis kita.
5. Merger dan akuisisi
Kompetitor dapat melakukan hal ini dengan perusahaan lain untuk memperkuat
posisinya dipasar atau untuk mendapatkan akses yang lebih lagi.
6. Strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran atau promosi yang lebih efektif dan lebih menarik
untuk menarik pelanggan.
7. Kenggulan biaya
Mereka mungkin saja dapat mencapai efisiensi yang lebih baik dalam hal operasional,
sehingga mampu menawarkan harga yang blebih kompetitif.
11
8. Perubahan regulasi
Perubahan dalam peraturan atau kebijakan pemerintah dapat memberikan peluang atau
tantangan baru bagi kompetitor dalam bentuk insentif atau batasan, hal ini bisa menjad
ancaman atau peluang juga untuk bisnis kita.
Jika kreatif maka akan muncul ide-ide inovatif yang tentu bisa menjadi faktor
pembeda dengan kompetitor. Bisa dari segi pemasaran, inovasi produk, kemasan
produk, pelayanan, bahkan tampilan outlet.
Persaingan air mineral di Indonesia makin menarik. Terutama setelah ada merek Le
Minerale. Aqua vs Le minerale kini tampak berlomba lomba menarik pelanggan. Salah
satu media yang dipakai oleh 2 merek air mineral ini adalah melalui iklan. Aqua vs Le
Minerale saling sindir di iklan tersebut. Jika Aqua adalah air mineral yang dibuat oleh
Tirto Utomo sejak 1973. Le minerale adalah produk air minera tergolong baru dari Mayora
dibentuk pada 2015.
Dilansir Hops.ID dari akun TikTok @emfadhlu, Le Minerale yang memakai jasa artis
Nycta Gina. Ia menyindir galon Aqua yang berwarna keruh dan mempertanyakan
12
kebersihannya. “Kalau galonnya gak bening, yakin airnya bersih? Buat keluarga jangan
kompromi.” Ucap Nycta Gina dari iklan Le Minerale
Selain itu ada juga iklan dari brand ambassador Le Minerale Dr. Reisa Broto Asmoro.
Ia menyebutkan 3 keunggulan Le Minerale. “Galon sekali pakai bukan cuci ulang. Kedua
tutup ulir kedap udara, mudah dibuka dan anti sampah, lebih hemat dan praktis, harga
sudah termasuk galon tidak perlu repot menukarkan galon lagi,” kata Dr. Reisa
Hal tersebut jelas menyindir merek Aqua karena tiga hal di atas tidak ada di Aqua.
Seakan menjawab iklan itu, Beberapa waktu lalu Aqua menayangkan iklan terbaru mereke
yang menampilkan tumpukan sampah dari galon sekali pakai Le Minerale juga menuai
kontroversi. Diiklan ini, mulai sedikit menyindir Le Minerale karena menganggap galon
bisa di pakai berkali kali. Le Minerale dikenal sebagai produk air mineral premium yang
memiliki reputasi merek yang lebih elegan, sementara Aqua telah membangun citra
sebagai produk air mineral lokal yang mudah diperoleh oleh semua lapisan masyarakat.
Konflik kedua brand AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), Aqua vs Le Minerale ini
sebenarnya salaing menguntungkan, karena keduanya jadi pembahasan publik. Karena
sebenarnya mereka menggunakan strategi kontroversial sebagai metode pemasaran
mereka. Sebuah brand harus bisa memunculkan ide - ide unik dan mudah diingat untuk
mengatasi kekacauan dan meninggalkan kesan yang mendalam pada konsumen. Ada
banyak yang bisa dilakukan, salah satunya adalah pemasaran yang kontroversial.
Pemasaran kontroversial adalah suatu takti promosi yang di mana suatu merek dengan
sengaja menyinggung atau mengejutkan audiens dengan melanggar nilai norma dan moral
sosial. Maka dari itu, strategi ini juga dikenal sebagai iklan kejutan. Tujuannya adalah
untuk menghasilkan perdebatan dan diskusi seputar merek. Tentu saja, strategi ini dapat
menarik perhatian audiens dan pastinya harus dipikirkan baik baik, karena beresiko tinggi
berpengaruh terhadap citra brand dan reputasi merek atau kemungkinan tidak diterima oleh
masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam dunia bisnis kita tidak dapat menghindari persaingan, baik dengan kompetitor
yang berbeda produk atau bahkan memiliki potensi, manfaat dan produk yang sama.
Perusahaan harus bisa mengidentifikasi kompetitor-kompetitor agar mengetahui kelebihan
dan kekurangan mereka yang kemudian bisa dijadikan bahan untuk merancang dan
mempersiapkan strategi yang lebih matang dan unggul. Hal ini membawa harapan bahwa
mengidentifikasi pesaing dapat mempengaruhi pandangan perusahaan dalam
mengembangkan strategi dan menciptakan aktifitas organisasi yang efektif untuk
menghasilkan kinerja pemasaran yang kompetitif serta mencapai tujuan.
Kompetitor tidak selalu tentang persaingan, dibalik kata itu terdapat banyak manfaat
yang membawa perubahan-perubahan yang lebih baik untuk sistem dan produk yang kita
tawarkan. Misalnya seperti motivasi, terus berinovasi, serta selalu meningkatkan kualitas
yang ditawarkan. Daya saing merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuannya, dimana hal ini dapat dipandang sebagai pembangunan pertahanan
terhadap kekuatan dalam persaingan.
3.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://qontak.com/blog/cara-membuat-analisis-kompetitor/
hutomo, Wahyu. (2023, 4 September). Lebih unggul mana antara Aqua dan Le Minerale.
https://prsoloraya.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-1117081101
Zahra dan Chaples (1993). Dalam tulisannya Blind Spots in Competitive Analysis pada jurnal
Academy of Management Executive.
Jane Felia, SE (Alumni of International Marketing) & Annetta Gunawan, SE, MM (Faculty
Member of International Marketing) 07 Juni 2017.
https://bbs.binus.ac.id/gbm/2017/06/07/kompetitor-analysis/
15