Askep Pada Kejang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MORBILI

Dosen : Ibu Henny Pongantung, Ns.,MSN.,DN.Sc

Kelompok 5

1. Cliver Tuda (2020008 )


2. Misel Manopo(2020022)
3. Injilia Manengal (2020052)
4. Emily Kawung (2020009)
5. Indah Pitoy (2020051)
6. Cindy Renwarin (2020041)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MORBILI

1. Pengertian Morbili
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh 3
stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi
(Suriadi, 2001).
Morbili adalah penyakit virus aku dengan demam, radang selaput
lendir dan timbulnya erupsi kulit berupa bercak dan bintik merah, disusul
pengelupasan (Ramali Ahmad, 2002).
Morbili adalah suatu penyakit yang sangat menular karena
paramyxovirus yang ditandai oleh prodromal infeksi saluran pernafasan atas
dan bercak koplik yang diikuti dengan rash makula popular kehitaman
(Catzel dan Robert, 1995).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa morbili
adalah penyakit infeksi virus akut yang sangat menular yang ditandai dengan
3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi yang
pada umumnya menyerang pada anak

2. Klasifikasi Morbili
Masa tunasnya adalah 10-20 hari, dan penyakit ini dibagi menjadi dalam 3
stadium yaitu:
1. Stadium Kataral (Prodormal) Berlangsung selama 4-5 hari dengan
tandagejala seperti
a. Panas
b. Batuk
c. Malaise
d. Fotofobia
e. Konjungtivitis
f. Koriza
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,timbul
bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dandikelilingi oleh
eritema tapi itu sangat jarang dijumpai. Diagnosa perkiraan yang besar dapat
dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kotak dengan penderita
morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.

2. Stadium Erupsi Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah:.
a. Koriza dan Batuk bertambah
b. Timbul enantema dipalatum durum dan palatum molec.
c. Kadang terlehat bercak koplikd.
d. Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu badan.
e. Terdapat pembesaran kelenjar getah beningf.
f. Splenomegalig.
g. Diare dan muntah
Variasi dari morbili disebut “Black Measles” yaitu morbili yang disertai
pendarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

3. Stadium konvalensensia.
a. Erupsi mulai berkurang dengan meninggalkan bekas (hiperpigmentasi)
b. Suhu menurun sampai normal kecuali ada komplikasi

3. Etiologi
Menurut Suriadi (2001), penyebab morbili adalah virus morbili yang
berasal dari sekret saluran pernafasan, darah dan urine dari yang terinfeksi.
Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang
terinfeksi. Masa inkubasi selama 10 – 20 hari, dimana periode yang sangat
menular adalah dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash
(pada umumnya pada stadium kataral).
4. Patofisiologi
Penularan virus yang infeksius sangat efektif, dengan sedikit virus yang
infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan
campak terjadi secara droplet melalui udara, terjadi antara 1 – 2 hari sebelum
timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Lesi utama tampak
ditemukan pada kulit penderita, mukosa nasofarink, bronkus, saluran cerna
dan konjungtiva serta masuk ke dalam limfatik lokal. Virus memperbanyak diri
dengan sangat perlahan dan di situ mulai penyebaran ke sel jaringan
limforetikular seperti limfa. Sel mono nuklear yang terinfeksi menyebabkan
terbentuknya sel raksasa berinti banyak. Virus masuk ke dalam pembuluh
darah dan menyebar ke permukaan epitil orofarink, konjungtiva, saluran
nafas, kulit, kandung kemih, dan usus. Pada hari ke 9 – 10 fokus infeksi yang
berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, satu sampai dua lapisan
mengalami nekrosis. Virus yang masuk ke pembuluh darah menimbulkan
manifestasi klinis dari sistem saluran nafas adalah batuk, pilek, disertai
konjungtivitis, demam tinggi, ruam menyebar ke seluruh tubuh, timbul bercak
koplik. Pada hari ke-14 sesudah awal infeksi akan muncul ruam
makulopopular dan saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Daya tahan 3
tubuh akan menurun sebagai akibat respon terhadap antigen virus terjadilah
ruam pada kulit. Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran
pernafasan memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder
berupa bronkopnemoni, otitis dan lain-lain, 2002).
5. Manifestasi Klinis/Tanda&Gejala

Gejala awal infeksi campak biasanya berupa batuk berdahak, pilek, demam
tinggi dan mata merah. Anak-anak mungkin juga memiliki bintik-bintik koplik
(bintik-bintik merah kecil dengan pusat biru-putih) di dalam mulut sebelum
ruam dimulai. Ruam kemudian akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal
dimulai. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala,
kemudian ke leher. Pada akhirnya, ruam akan menyebar ke seluruh tubuh.

Berikut ini merupakan gejala campak, yaitu:

Mata merah dan sensitif terhadap cahaya; Menyerupai gejala pilek seperti
batuk kering, hidung beringus, dan sakit tenggorokan;mLemas dan letih;
Demam tinggi; Sakit dan nyeri; Tidak bersemangat dan kehilangan selera
makan; Diare atau/dan muntah-muntah; dan Bercak kecil berwarna putih
keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.
6. Komplikasi
Kematian karena campak atau tampek pada bayi sering disebabkan oleh
komplikasi yang serius. Ini sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun
atau orang dewasa di atas usia 30 tahun.
Secara umum, Anak akan berisiko mengalami komplikasi jika:
• Masih berusia di bawah satu tahun.
• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
• Memiliki kondisi medis tertentu, seperti terkena penyakit kronis.
Komplikasi serius pada penyakit campak di antaranya:
1. Infeksi telinga
Salah satu komplikasi yang paling umum dari campak pada bayi adalah
infeksi telinga. Infeksi ini sering terjadi karena suhu dingin, sakit tenggorokan,
atau alergi yang menyebabkan cairan terjebak di area telinga.
2. Bronkitis
Campak bisa menyebabkan radang pada dinding bagian dalam yang melapisi
saluran udara utama paru-paru (saluran bronkial) si kecil. Kondisi yang cukup
parah bisa menimbulkan komplikasi seperti bronkitis pada anak.
3. Pneumonia
Bayi yang sedang mengalami campak dan memiliki sistem imun yang kurang
sempurna, memiliki kemungkinan terkena komplikasi pneumonia dan ini
cukup fatal.
Pneumonia merupakan infeksi yang menyerang paru-paru, sehingga
menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak.
Pneumonia pada anak dan bayi bisa sangat berbahaya dan menyebabkan
kematian. WHO menyebutkan bahwa pneumonia adalah penyebab kematian
balita 16 persen di dunia pada tahun 2015.
Bila bayi mengalami campak dan komplikasi dengan pneumonia, ini sangat
berbahaya bahkan bisa sebabkan kematian.
4. Encephalitis
Ini adalah kondisi peradangan jaringan otak yang sebenarnya sangat jarang
terjadi tapi bila sudah menyerang, bisa sangat serius.
Ketika komplikasi tampek pada bayi bersamaan dengan encephalitis, sangat
berbahaya. Bisa menyebabkan kejang dan kelemahan otak.
Anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sangat rentan
mengalami ini. Encephatilis disebabkan salah satu dari beberapa infeksi
virus, sehingga kadang disebut ensafalitis virus.
Selain empat penyakit di atas, komplikasi juga bisa menyebabkan:
• Kebutaan
• Infeksi pembengkakan otak (ensefalitis)
• Diare parah
• Dehidrasi
Campak akan mudah terkena pada bayi dan anak-anak kurang gizi, terutama
bayi kekurangan vitamin A. Selain itu, campak juga mudah terkena bagi anak
yang sistem kekebalan tubuhnya lemah karena HIV/AIDS.

7. Penatalaksanaan
Sesungguhnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk mengatasi penyakit
campak. Pada kasus yang ringan, tujuan terapi hanya untuk mengurangi
demam dan batuk, sehingga penderita merasa lebih nyaman dandapat
beristirahat dengan lebih baik. Dengan istirahat yang cukup dan giziyang
baik, penyakit campak (pada kasus yang ringan) dapat sembuh dengancepat
tanpa menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Bila ringan,
penderitacampak tidak perlu dirawat. Penderita dapat dipulangkan dengan
nasehat agarselalu mengupayakan peningkatan daya tahan tubuh, dan
segera kontrol bila penyakit bertambah berat. Umumnya dilakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut :
1. Isolasi untuk mencegah penularan
2. Tirah baring dalam ruangan yang temaram (agar tidak menyilaukan)
3. Jaga agar penderita tetap merasa hangat dan nyaman
4. Diet bergizi tinggi dan mudah dicerna. Bila tidak mampu makan banyak,
berikan porsi kecil tapi sering (small but frequent).
5. Asupan cairan harus cukup untuk mencegah dehidrasi
6. Kompres hangat bila panas badan tinggi
7. Humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggudan
lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat..
8. Obat-obat yang dapat diberikan antara lain:
a .Penurun panas (antipiretik): Parasetamol atau ibuprofen
b. Pengurang batuk (antitusif)
c. Vitamin A dosis tunggal :
1). Di bawah 1 tahun: 100.000 unit
2) Di atas 1 tahun: 200.000 unit
d. Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan bila terjadi komplikasi berupainfeksi sekunder
(seperti otitis media dan pnemonia).
e. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan pada penderitamorbili
dengan ensefalitis.
f. Hidrokortison 100-200 mg/hr selama 3-4 hari
g. Prednison 2 mg/kgBB/hr selama 1 minggu.
Pengkajian
Kegiatan dalam pengkajian ini adalah pengumpulan data, untuk menghimpun
informasi tentang status kesehatan klien. Data yang dikumpulkan selama
pengkajian digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana asuhan
keperawatan klien. Pengkajian pada pasien campak terdiri dari anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesa
a. Identitas klien/status kesehatan umun
Beisi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pendidiksn, pekerjaan,
status, dan alamat.
b. Keluhan utama
Adanya demam, batuk, pilek, malaise, ruam, dan rasa gatal.
c. Riwayat Penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluh demam yang meningkat secara bertahap
sampai dengan hari kelima atau keenam pada puncak timbulnya ruam.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien belum pernah mendapatkan imunisasi. Kaji adanya riwayat
penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid dan antibiotik, gangguan
autoimune, dan penyakit kronis seperti diabetes melitus.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya riwayat penyakit keturunan, kecendrungan alergi dalam satu
kelarga, dan kemungkinan penularan penyakit akibat kontak langsung
droplet antar anggota keluarga.
f. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Dapat diisi dengan faktor-faktor lingkungan yang meliputi beberapa aspek,
yaitu :
1) sebagai sumber penularan,
2) adanya polusi udara,
3) pencemaran lingkungan yang lain,
4) perubahan iklim,
5) situasi dan kondisi klien yang menigkatkan trauma.
Biasanya epidemi terjadi pada permulaan musim hujan, karena meningkatnya
kelangsungan hidup virus pada keadaan kelembaban yang relatif rendah.
g. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
Dapat diisi dengan persepsi kilen/keluarga terhadap konsep sehat
sahitdan upaya klien/keluarga dalam bnetuk pengetahuan, sikap gaya
hdup klien/keluarga untuk mempertahankan kondisi sehat.
2) Pola nutrisi
Pada klien dengan campak biasanya dinding posterior faring menjadi
hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan. Kaji
adanya penurunan nafsu makan akibat adanya mual dan muntah.
3) Pola eliminasi
Kemungkinan terjadi komplikasi diare
4) Pola aktivitas
Klien biasanya mengalami malaise.
5) Pola istirahat tidur
6) Pola persepsi sensori
7) Pola konsep diri
Adanya ruam diseluruh tubuh, dapat mengakibatkan klien malu pada
kondisi tubuhnya saat ini.
8) Pola peran berhubungan
9) Pola mekanisme koping
10) Pola seksual seksualitas
11) Pola nilai dan kepercayaan
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Berisi keadaan umum, tanda-tanda vital dengan monitor suhu tubuh yang
bisa mencapai 40 derajat celcius
b. Kepala
• Rambut : warna, disrtibusi, kebersihan, kutu
• Muka bengkak. Eritema timbul dibelakang telinga. Ruam menyebar
keseluruh muka. Lesi pada muka yang cenderung bergabung
• Mata : terdapat konjungtivitis. Selanjtnya gejala tersebut tertutup oleh
peradangan konjungtiva yang berat bersamaan dengan edema palpebra
dan krunkla. Lakrimais meningkat dan fotofobia
• Hidung : terdapat coryza (pilek). Tanda pertama berupa bersin-bersin
yang diikuti dengan gejala hidung buntu, dan sekret mukopurulen yang
lebih berat pada puncak stadium erupsi
• Mulut : timbul enantema atau titik merah dipalatum durum dan paltum
mole. Ditemukanya spesifik enanthema koplik’s spot pada mukosa pipi
didepan molar 3
• Telinga : Eritema timbul dibelakang telinga, sepanjang rambut, dan bagian
belakang bawah
c. Leher :
• Eritema di bagian atas lateral tengkuk
• Ruam mulai timbul pada bagian samping atas leher, perbatasan rambut
dikepala dan meluas ke dahi
• Lesi pada leher yang cenderung bergabung
• Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah
leher belakang
d. Thorax (dada)
• Inspeksi : Ruam pada daerah dada dan punggung
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
e. Abdomen
• Inspeksi : Curiga black measles yaitu morbili yang disetari perdarahn pada
kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus. Ruam pada daerah perut
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
f. Tulang belakang
g. Ekstremitas :
• Kekuatan otot
• Range of motion
• Perabaan akral
• Perubahan bnetuk tulang
• CRT (< 3 detik)
• Terdapat koplik’s spot kurang lebih 2 hari sebelum ruam muncul. Kopli’s
spot berupa suatu bintik berbentuk tidak teratur dan kecil berwarna merah
terang, pada pertengahannya didaoatkan noda berwarna putih keabua-
abuan
• Ruam menyebar ke ekstremitas atas, kemudian terus ke bawah dan
mencapai kaki pada hari ketiga.
• Lesi lebih sedikit dari pada daerah dada, perut, dan punggung.
• Pada hari keempat lesi berubah menjadi berwarna kecoklatan, kemudian
timbul perubahan warna dari ruam, yaitu menjadi berwarna kehitaman
atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi
berupa sisik berwarna keputihan
h. Genitalia dan anus
Kaji kebersihan genitalia dan anus
i. Pemeriksaan neurologis
• Pemeriksaan GCS
• Pemeriksaan kesadaran kualitatif
• Rangsangan meningeal
3. Pemeriksaa Penunjang
a.Laboratorium
• Adanya leukopeni dan limfositosis pada hapusan darah tepi
• Dalam sputum, sekresi nasa, sedimen urin, dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cell yang khas
• Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglubination inhibition dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik
dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puuncaknya pada 2-
3 minggu kemudian. Diagnose kasus campak ditegakan dengan
pemeriksaan IgM campak dan kenaikan Titer yang signifikan dari IgG
campak pada fase akut (di ambil dalam waktu 4 hari timbulnya ruam) dan
masa konvalensi (diambil antara 2-4 minggu kemudian)
4. Terapi
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat,
pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi. Obat simptomatik yang
perlu di berikan antara lain ;
1. Anti demam
2. Anti batuk
3. Vitamin A
4. Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya cammpak disertai dengan
komplikasi.
Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan di puskesmas atau unit
pelayanan kesehatan lain, sedangkan pasien campak dengan komplikasi
memerlukan rawat inap di RS.
No. Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan integritas kulit
Kulit b/d rash (ruam Jaringan L.14125 Observasi:
pada kulit) Kriteria hasil : - Identifikasi penyebab gangguan
Definisi: - Kemerahan integritas kulit (mis. Perubahan
Kerusakan menurun sirkulasi, perubahan status nutrisi,
kulit(dermis/epidermis) - Kerusakan penurunan kelembaban, suhu
atau jaringan. lapisan kulit lingkungan ekstrim, penurunan
menurun mobilitas)
- Tekstur kulit Terapeutik:
membaik - Gunakan produk berbahan
petrolium jelly/minya pada kulit
kering
- Gunakan produk berbahan
ringan atau alami dan hipoalergik
pada kulit sensitive
Edukasi:
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrim
2. Hipertermi Termogulasi Manajemen Hipertermia (I.15506)
Definisi: (L.14134) Observasi:
Suhu tubuh meningkat Kriteria hasil: - Identifikasi penyebab hipertermi
- Mengigil - Monitor suhu tubuh
menurun - Monitor kadar elektrolit
- Kulit merah - Monitor haluaran urin
menurun Terapeutik:
- Suhu tubuh - Sediakan lingkungan yang dingin
membaik - Longarkan pakaian
- Suhu kulit - Kipasi permukaan tubuh
membaik - Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari/ atau lebih
sering jika mengalami keringat
berlebih
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat
antipiretik
3. Bersihan jalan nafas Bersihan jalan Manajemen jalan nafas(I01011)
tidak efektif b/d nafas L01001 Observasi :
proses infeksi Kriteria hasil: - Monitor pola
Definisi - Produksi sputum napas(frekuensi,kedalaman,usaha
menurun
ketidakmampuan - Mengi menurun nafas)
membersihkan secret - Gelisah menurun - Monitor bunyi nafas tambahan
atau obstruksi jalan - Monitor sputum
nafas untuk Terapeutik :
mempertahankan - Pertahankan kepatenan jalan
jalan nafas tetap nafas
paten. - Posisikan semi fowler/fowler
- Berikan Minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada. Jika
perlu
- Berikan oksigen. Jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml
/hari
- Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi :
- Pemberian bronkodilator
ekspektoran,mukolitik. jika perlu
Daftar Pustaka

https://dokumen.tips/documents/pengkajian-campak.html

https://www.academia.edu/37953032/Askep_MORBILI

https://www.alomedika.com/penyakit/pediatri/campak/penatalaksanaan

http://eprints.undip.ac.id/72385/3/3._BAB_II.pdf

http://eprints.ums.ac.id/16760/2/BAB_I.pdf

http://eprints.ums.ac.id/16760/2/BAB_I.pdf

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/infeksi-anak/penyakit-campak

https://id.scribd.com/document/361607058/331673296-Pathway-Morbili-docx

https://www.halodoc.com/artikel/5-komplikasi-yang-bisa-disebabkan-oleh-campak

https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/43/44#:~:text=Morbili%20merupaka
n%20penyakit%20infeksi%20virus,campak%2C%20measles%2C%20atau%20rubeola.

Anda mungkin juga menyukai