Firda Yanti FST
Firda Yanti FST
Firda Yanti FST
Firda Yanti
11150920000050
Oleh:
Firda Yanti
11150920000050
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Program Studi Agribisnis
i
PENGESAHAN UJIAN
ii
PERNYATAAN
MANAPUN.
Firda Yanti
11150920000050
iii
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
No. Hp : 082299149420
E-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
iv
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KERJA
v
RINGKASAN
CV Insan Mutiara Perdana adalah salah satu perusahaan di Sawangan, Kota Depok
dalam bidang budidaya dan distribusi buah jambu biji merah dan kristal. Perusahaan
dalam menjalankan usahanya menghadapi beberapa kendala internal dan eksternal untuk
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal
yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi usaha jambu biji organik di CV Insan
Mutiara Perdana; (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal yang merupakan
peluang dan ancaman bagi usaha jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana; (3)
Merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik di CV
Insan Mutiara Perdana; (4) Menentukan prioritas strategi dalam pengembangan usaha
jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan
wawancara baik secara mendalam maupun sistematik dengan panduan wawancara berupa
kuesioner kepada 5 orang narasumber, yang terbagi atas 2 orang internal perusahaan dan
3 orang eksternal. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Identifikasi faktor internal dan eksternal, Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks
SWOT, dan Matriks QSP. Serta dibantu dengan pengolahan data menggunakan software
excel 2013.
Hasil penelitian ini diketahui terdapat 11 faktor internal yang teridentifikasi dan 10
faktor eksternal. Berdasarkan Matriks IE, perusahaan berada pada diagram V pada posisi
Growth atau Stability. Kemudian pada Matriks SWOT didapatkan 5 strategi yang terdiri
atas 1 strategi S-O, 1 strategi W-O, 1 strategi S-T, dan 2 strategi W-T yang dapat
dijalankan oleh perusahaan. Selanjutnya strategi tersebut diolah dan didapatkan alternatif
strategi yang sebaiknya diakukan perusahaan dengan menggunakan analisis Matriks QSP.
Kata Kunci : Strategi, Strategi Pengembangan, IFE, EFE, IE, SWOT, QSPM, Jambu,
Jambu biji.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tuhan pencipta alam
Jambu Biji Organik di CV Insan Mutiara Perdana, Sawangan, Depok” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak lupa juga shalawat dan salam penulis
telah membimbing umatnya dari zaman jahiliah hingga ke zaman terang benderang seperti
saat ini.
Adapun tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik berupa materil dan moral
1. Orang tua dan kakak ku atas semua cinta dan kasih sayang, do’a yang tak pernah henti
dipanjatkan, dan dukungan yang tiada henti diberikan, sehingga semua menjadi lebih
2. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri M.Env.Stud selaku dekan Fakultas Sains dan
vii
3. Ibu Dr. Ir Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Rizki Adi S.P, M.M selaku Ketua Program
Studi dan Sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah banyak membantu dan
4. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, S.IP, MM dan Ibu Titik Inayah S.P, M.Si,
selaku dosen pembimbing 1 dan 2 yang telah membimbing penulis dengan baik dan
5. Bapak Dr. Ir Yon Girie Mulyono, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik penulis
yang dengan sabar memberikan saran, motivasi dan dukungan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staff Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu, pelajaran serta pengalaman selama penulis menjalani
perkuliahan.
7. Bapak Syukron, selaku pemilik dan direktur utama CV Insan Mutiara Perdana, Ibu
Dyta selaku manajer keuangan serta karyawan CV Insan Mutiara Perdana yang telah
8. Bu Leni, Pak Ade, Pak Hamidin selaku narasumber yang telah memberikan waktu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran pada skripsi ini, agar kelak dapat menjadi lebih
viii
baik dan bermanfaat serta menambah wawasan bagi penulis dan pada umumnya bagi
pembaca, Amin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
xi
5.3 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation) ................................................. 96
5.4 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation)............................................. 98
5.5 Analisis Posisi CV Insan Mutiara Perdana ............................................... 100
5.6 Perumusan Alternatif Strategi CV Insan Mutiara Perdana ....................... 102
5.7 Penentuan Prioritas Strategi CV Insan Mutiara Perdana .......................... 108
LAMPIRAN................................................................................................................... 116
xii
DAFTAR TABEL
No. Hal
3. Rata-rata Pertumbuhan Produksi Jambu Biji di Kota Depok Tahun 2014 – 2018 ....... 4
4. Permintaan dan Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019 ......................... 6
13. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan CV Insan Mutiara Perdana .................. 74
14. Permintaan, Produksi dan Realisasi CV Insan Mutiara Perdana Tahun 2019 ......... 75
16. Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019 ............................................... 79
18. Perbandingan Skala Usaha Pesaing dengan CV Insan Mutiara Perdana .................. 93
19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV Insan Mutiara Perdana ..................... 97
20. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) CV Insan Mutiara Perdana ................. 99
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Hal
4. Matriks IE ................................................................................................................... 51
Agribisnis merupakan salah satu usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi
dan pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis dalam ekonomi dan sebagai subjek akademik,
mempelajari strategi untuk memperoleh laba dengan mengelola dari aspek budidaya,
penyediaan bahan baku, pascapanen, pengolahan, hingga tahap pemasaran (Sjarkowi dan
Sufri 2004 dalam Andayani 2017:3). Ruang lingkup pertanian secara luas terdiri atas
perikanan, dan subsektor tanaman pangan. Subsektor hotikultura merupakan salah satu
tanaman sayuran, tanaman hias dan biofarmaka. Salah satu komoditi hortikultura yang
memiliki nilai ekonomi tinggi adalah buah-buahan. Hal ini didukung oleh konsumsi rata-
rata per kapita tiap tahunnya. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),
konsumsi buah-buahan pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 relatif meningkat.
Tahun 2014 hingga tahun 2015 mengalami kenaikan mencapai sekitar 5 kg/kapita/tahun.
Pada tahun 2015 hingga 2016 data konsumsi menurun menjadi 3,41 kg/kapita/tahun. Data
konsumsi menunjukkan adanya kenaikan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
hingga mencapai 8,54 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi buah-buahan pada tahun 2018
memiliki jumlah pengeluaran per kapita paling tinggi dibandingkan empat tahun
sebelumnya. Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan rata-rata pertumbuhan konsumsi
buah-buahan di Indonesia masih positif yaitu sebesar 0,51 persen, perhitungan dapat
petani dan pengusaha untuk terus berusaha memproduksi buah-buahan. Salah satu buah-
buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu jambu biji. Menurut Parimin (2007:4),
nilai ekonomis jambu biji cukup tinggi, secara umum rata-rata harga pasaran jambu biji
biji adalah dapat menyembuhkan penyakit demam berdarah karena kandungan vitamin C
nya yang tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain (Zakaria, dkk 2000:21). Menurut
sebanyak 5% maka dimungkinkan peningkatan konsumsi jambu biji lebih dari 5%. Hal
2
Jambu biji juga termasuk kedalam salah satu komoditas buah tropis yang dapat
produksi jambu biji terbesar adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera
Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai
dengan tahun 2014 memiliki tingkat produksi jambu biji yang lebih tinggi dibandingkan
ke empat provinsi lainnya. Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 Provinsi Jawa
Barat menduduki posisi kedua produksi jambu biji terbanyak, akan tetapi penurunan
produksi jambu biji tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil pada range 40 000 ton,
Jawa barat terdiri atas sembilan kota yang memproduksi buah jambu biji, Kota
Depok salah satu kota yang memiliki tingkat produksi jambu biji kedua paling tinggi.
Tingkat produksi jambu biji di Kota Depok mengalami fluktuatif. Tahun 2014 sampai
dengan tahun 2015 Kota Depok memiliki tingkat produksi yang menurun, sedangkan
tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 memiliki tingkat produksi yang cukup meningkat,
namun pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali. Apabila dilihat dari tingkat rata-
rata pertumbuhan produksi negatif yaitu sebesar 3,84 persen, dapat dilihat Tabel 3.
3
Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Produksi Jambu Biji di Kota Depok Tahun
2014 – 2018
No Tahun Produksi (Kuintal) %(+/-)
1. 2014 8.945 -
2. 2015 5.038 (0,002)
3. 2016 7.203 0,001
4. 2017 14.114 0,003
5. 2018 8.635 (0,002)
Rata-rata (3,84)
Sumber: Produksi Hortikultura Buah dan Sayur Tahunan (BPS), diolah
Penanganan yang tepat untuk mempertahankan produksi jambu biji dengan nilai
ekonomi dan nilai manfaat tinggi sangat diperlukan sehingga produksi dan pemasarannya
dapat berjalan seiring sejalan dan berkelanjutan. Kondisi masyarakat terhadap permintaan
adanya input produksi yang mengandung senyawa kimiawi atau an-organik. Bertani
secara organik merupakan salah satu cara untuk mendapatkan produk buah-buahan yang
sehat, terbebas dari pupuk kimiawi. Menurut SNI Sistem Pertanian Organik (2016:III),
pertanian organik dapat mendukung pelestarian lingkungan. Sistem ini dirancang untuk
menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, mengandalkan sumber daya yang dapat
Salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang budidaya tanaman jambu biji
dengan sistem pertanian organik yaitu CV Insan Mutiara Perdana. Perusahaan ini berdiri
pada tahun 2010 yang dimiliki oleh Bapak Syukron di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
CV Insan Mutiara Perdana memiliki tujuan untuk mencapai target yang telah ditentukan
4
oleh pemilik. Target tersebut dirangkum kedalam pernyataan visi dan misi perusahaan.
Visi perusahaan adalah menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama
menyebutkan menjadikan perusahaan yang tangguh, pernyataan ini masih mencakup luas
dan belum jelas, hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan David (2017:30), pernyataan
Pernyataan visi dan misi yang dapat digaris bawahi selanjutnya yaitu diharuskan
adanya tenaga kerja yang kompeten, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan di
bidang pertanian yang dijalankan khususnya jambu biji. Kegiatan perusahaan dijalankan
oleh Pak Syukron dibantu oleh Manajer Keuangan, serta memiliki karyawan kebun
sebanyak 11 orang diantaranya 9 untuk budidaya dan 2 untuk tenaga pascapanen dengan
jadwal yang telah ditentukan. Perusahaan mengambil tenaga kerja untuk budidayanya
berdasarkan dengan asas titipan. Direktur utama dan manajer keuangan telah memiliki
pengalaman dan pelatihan pada bidangnya, namun pada karyawan kebun rata-rata
memiliki tingkat pendidikan yang cukup rendah dan belum memiliki pengalaman di
bidang pertanian khususnya jambu biji. Tingkat pendidikan karyawan yang berada di
kebun memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 9 orang dan sekolah menengah
pertama sebanyak 2 orang, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Peraturan Pemerintah
No. 61/ Permentan/ OT.160/11/2006 tentang Good Agricultural Practices untuk buah-
buahan yang berisi bahwa tenaga kerja yang memenuhi syarat adalah tenaga kerja yang
5
mengetahui dan menguasai budidaya komoditas serta telah mengikuti pelatihan, hal
Perusahaan memiliki dua jenis varietas jambu biji yaitu jambu biji merah dan
jambu biji kristal. Jambu biji merah merupakan produk unggulan, hal ini disebabkan
permintaan jambu biji merah lebih tinggi dibandingkan dengan jambu kristal. Perusahaan
Jabodetabek, pemesanan lewat ibu rumah tangga, karyawan perkantoran dan juga ke Pasar
Depok. Produk jambu biji yang dihasilkan sampai saat ini belum memenuhi permintaan,
Tabel 4. Permintaan dan Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019
memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan memiliki produksi jambu biji merah yang
memenuhi pada bulan Juli dan November, sedangkan untuk jambu biji kristal belum
6
pernah memenuhi permintaan. Pemenuhan permintaan perusahaan dibantu oleh mitra
sekitar 20% dari total permintaan. Permintaan belum terpenuhi dengan baik, hal tersebut
untuk melakukan pengembangan usahanya disisi lain produksi yang tidak cukup dapat
untuk para pesaing mengisi permintaan yang ada dan menjadi ancaman untuk perusahaan.
Mutiara Perdana dapat dirangkum sebagai berikut : Visi dan misi yang belum jelas dan
tercapai, tenaga kerja yang belum memiliki keterampilan dan belum mengikuti pelatihan,
produksi yang mengalami fluktuasi sehingga permintaan yang tidak terpenuhi, adanya
Mutiara Perdana.
Mutiara Perdana perlu membuat perencanaan strategi jangka panjang yang jelas dan
7
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa faktor internal sebagai kekuatan dan kelemahan usaha jambu biji organik CV
2. Apa faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman usaha jambu biji organik CV
3. Apa alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik CV Insan
Mutiara Perdana?
4. Apa prioritas perencanaan strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian yang akan
8
1.4 Manfaat Penelitian
serta sebagai rujukan bagi pemilik agar perusahaan dapat lebih berkembang
lagi.
dan meluasnya masalah yang dianalisis dan diteliti. Adapun batasan masalah ini meliputi:
2. Penelitian ini hanya mencakup analisis tentang strategi pengembangan usaha pada
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manajemen strategis yaitu sebagai seni dan ilmu pengetahuan untuk memformulasi,
strategi adalah sebuah pengambilan keputusan oleh perusahaan secara efektif serta
mengeksploitasi, menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa yang akan
datang. Proses manajemen strategi adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan.
Menurut David (2011:16), proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu
2. Implementasi strategi
Tahap ini disebut juga sebagai tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.
3. Evaluasi startegi
aktivitas dasar evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan
korektif.
2.2 Strategi
Strategi adalah suatu perencanaan yang cermat dari segala kegiatan yang ingin
dilaksanakan agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang diharapkan (Sofyan,
11
2015:3). Menurut Assauri (2016:4), strategi merupakan suatu organisasi yang
secara internal dapat disusun dan direncanakan bagi pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Strategi menurut Porter dalam Rangkuti (2016:4), strategi adalah alat yang
strategi juga merupakan alat mencapai sasaran jangka panjang melalui tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah besar. Kesimpulannya strategi merupakan suatu upaya yang
diharapkan dengan melihat kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
dimiliki perusahaan. Perusahaan dibagi ke dalam empat tipe strategi yaitu strategi
1. Strategi Integrasi
dengan cara mendirikan website untuk menjual produk mereka secara langsung
kepada konsumen.
12
b. Integrasi ke belakang (Backward Integration)
pemasok. Strategi ini sangat tepat apabila perusahaan pemasok tidak dapat
2. Strategi Intensif
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar produk dan jasa yang
sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Penetrasi pasar dapat
ada saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah dan bermutu baik. b)
ketika ada pasar baru yang belum dimanfaatkan dan belum jenuh, c) ketika
13
c. Pengembangan produk (Product development)
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Beberapa hal
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Konsentris
Strategi yang menjalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait
dengan produk yang ada saat ini. Beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman
produk baru, namun masih terkait akan meningkatkan penjualan produk yang
ada secara signifikan, c) ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap
14
b. Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)
Strategi ini lebih kepada menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait
untuk pelanggan yang sudah ada. Risiko pada strategi ini tidak terlalu besar
memiliki line of business yang sama sekali berbeda. Strategi dilakukan dengan
menguntungkan.
4. Strategi Defensif
15
b. Divestasi (Divestiture)
c. Likuidasi (Liquidation)
Strategi ini menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai
dalam perusahaan tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus
berasal dari luar yang mendukung berjalannya perusahaan, mempengaruhi kinerja yang
16
mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup kemampuan
1. Manajemen
keuangan.
2. Pemasaran
menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan
jasa.
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat menjadikan salah satu acuan untuk
Produksi dan operasi merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
17
yang sudah ada dengan memperbaiki kualitas dan produksi yang maksimal dengan
mengevaluasi informasi dari luar yang berkaitan dan dapat mempengaruhi perusahaan
1. Kekuatan Ekonomi.
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu usaha
Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hampir semua produk,
jasa, pasar dan pelanggan. Menurut Pearce dan Robinson (2008:113), faktor sosial
berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnis.
parameter hukum dan aturan dimana perusahaan beroperasi. Batasan politik yang
18
biasanya diberlakukan dan mempengaruhi perusahaan adalah keputusan
minimum, dan penetapan harga, dan berbagai tindakan lainnya yang ditujukkan
4. Kekuatan Teknologi
ilmu baru dan temuan yang beraneka ragam. Perubahan teknologi dapat
sedang tumbuh.
5. Kekuatan Industri
Model lima kekuatan porter merupakan pendekatan yang digunakan secara luas
kemampu labaan dalam industri. Menurut Porter dalam David (2006:130), hakikat
persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan,
19
Pemain Baru
Produk Pengganti
(Rangkuti, (2016:12)
1. Persaingan Industri
kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif (David, 2006:131). Menurut Pearce
dan Robinson (2013: 111), kompetisi antarpesaing yang sudah ada terjadi dalam bentuk
perebutan posisi. Bentuk persaingan yang ketat ini berkaitan dengan beberapa faktor,
diantaranya:
1) Adanya banyak pesaing atau pesaing memiliki ukuran dan kekuatan yang
hampir sama.
3) Produk atau jasa yang ditawarkan kurang memiliki diferensiasi sehingga tidak
produk perusahaan.
20
4) Biaya yang tetap tinggi dan produknya yang tidak tahan lama sehingga
5) Para pesaing memiliki strategi, asal dan “kepribadian” yang beragam. Sehingga
Pearce dan Robinson (2013:105), terdapat enam sumber utama hambatan terhadap
1) Skala ekonomi, skala ini mengacu pada penghematan yang didapatkan oleh
produksi. Apabila volume produksi naik, biaya rata-rata untuk satu unit produk
akan menurun.
2) Diferensiasi produk atau dengan kata lain suatu hal yang dapat diterima oleh
konsumen sebagai suatu pembeda diantara berbagai jenis produk dan jasa.
kemampuan.
21
4) Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, seperti
menguntungkan.
atau retail dan semakin terikatnya saluran-saluran ini dengan pesaing yang ada,
tentu saja akan mempersulit sebuah perusahaan untuk masuk kedalam industri
3. Kekuatan Pemasok
intensitas persaingan dalam industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok,
ketika hanya ada sedikit barang subtitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk
mengganti bahan baku sangat mahal. Menurut Pearce dan Robinson (2013: 108),
22
3) Pemasok tidak perlu bersaing dengan produk lain untuk menjual ke industri
tersebut.
4) Pemasok merupakan salah satu ancaman yang kuat karena dapat melakukan
4. Kekuatan Pembeli
Ketika fokus konsumen tertuju pada besar jumlah produk atau membeli dalam
perusahaan. Perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi yang lebih panjang atau
jasa khusus untuk mendapatkan konsumen yang loyal (David, 2006: 134). Menurut
2) Produk yang dibeli oleh konsumen ini dari industri tersebut adalah produk yang
3) Pembeli hanya memperoleh laba yang kecil sehingga memiliki insentif yang
4) Produk industri tersebut tidak terlalu penting bagi kualitas produk atau jasa di
konsumen.
23
2.4 Jambu Biji
2010:7). Jambu biji adalah salah satu tanaman buah perdu yang berasal dari Brasil,
Amerika Tengah. Tanaman ini kemudian menyebar ke Thailand dan Negara Asia
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
dapat berkisar antara 3-10 meter. Umurnya sekitar 30-40 tahun, batang jambu biji
memiliki ciri khusus diantaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah dan padat.
Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval dengan ujung
tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua
dan hijau kekuningan. Tanaman jambu biji dapat berbuah sepanjang tahun. Biasanya
pucuk bunga tumbuh sekitar 1 minggu dan tiap batang dapat menghasilkan 1-3 bunga.
Buah jambu biji memiliki ciri-ciri yaitu buah berbentuk bulat panjang atau lonjong
24
dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda setelah matang
(Cahyono, 2010:9).
Hingga saat ini terdapat 97 varietas jambu biji yang tersebar dibeberapa negara
termasuk Indonesia. Ada beberapa jenis atau varietas jambu biji yang dikenal
Jambu biji getas merah merupakan hasil persilangan antara jambu biji bangkok
dan jambu biji pasar minggu yang daging buahnya berwarna merah (Redaksi Agro
Media, 2009:67). Ukuran buah dari jambu biji getas merah cukup besar yaitu 400
gram perbuah. Jambu ini banyak diminati karena selain rasanya enak, ternyata
dapat meningkatkan trombosit darah pada penderita demam berdarah. Daun jambu
biji getas merah berwarna hijau tua. Panjang daun sekitar 6-14 cm. Kulit berwarna
hijau muda sampai hijau kekuningan bila telah matang. Permukaan kulit buah rata
dan mengilap sehingga penampilannya sangat menarik. Jambu biji ini juga tahan
2. Jambu Kristal
1200 mdpl. Memiliki nilai yang ekonomis dan sangat potensial untuk
25
dikembangkan. Tanaman jambu kristal dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan buah optimal pada suhu 23-28oC. Jambu kristal memiliki kulit berwarna
hijau muda dan tekstur kulit yang bergelombang. Jambu ini memiliki rasa manis,
daging buah yang lembut dan nyaris tanpa biji. (Diperpa, 2020)
pertumbuhan tanaman. Pelaksanaan budidaya jambu biji tentunya terdapat organik dan
1. Pengolahan Lahan
membalikkan kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah. Salah satu cara
membalikkan unsur hara yang ada di dalam tanah adalah dengan mencampur bahan
alami seperti kompos maupun produk samping seperti kotoran hewan. Masa
menentukan jarak tanam. Sistem pengaturan jarak tanam yang dikenal antara lain
26
system. Berdasarkan literatur dari Departemen Pertanian RI, jarak tanam jambu biji
bibit ditanam. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari keasamaan tanah sekaligus
menggemburkan tanah yang baru digali. Lubang yang terbuka dibiarkan selama
beberapa waktu agar memperoleh sinar matahari dan angin. Perlakuan tersebut
dapat membunuh rumput dan jasad renik pengganggu tanaman serta membuat
dicampur dan diaduk merata dengan pupuk kandang yang telah matang. Pupuk
kandang membuat tanah lebih gembur dan subur. Pupuk kandang yang dapat
digunakan diantaranya kotoran sapi, kerbau, kambing, atau kuda. Ciri pupuk
27
kandang matang antara lain berwarna hitam, gembur, tidak lengket, hampir tidak
3. Penanaman bibit
Penanaman dilakukan ketika jumlah bibit telah tersedia dan cukup umur.
Waktu penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan sebaiknya setiap petakan
lahan terdiri dari 1 jenis varietas sehingga kualitas dan keunggulan buah yang
komersial atau berkebun secara luas sebelum menanam bibit, kebutuhan terhadap
bibit dalam satu hektarnya perlu diperhitungkan sebagai contoh, luas kebun 1 Ha
akan ditanami jambu biji dengan jarak tanam 4m x 4m dengan jarak tanam dan luas
lahan tersebut, kebutuhan bibit yang diperlukan adalah 625. Berikut cara
menghitungnya
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2) : jarak tanam (m2)
=10.000 m2 (1ha): 16 m2 (4mx4m)
Jumlah kebutuhan bibit = 625 tanaman/ha.
Menurut Parimin (2007:42), adapun tata cara penanaman bibit tanaman jambu
28
1. Menggali lubang seukuran polybag tempat bibit atau kurang lebih sedalam 30
cm dan berdiameter 25 cm agar bibit yang ditanam rapih dan lurus, gunakan
dapat diambil;
Setelah tertanam, bumbun tanaman dengan tanah secukupnya agar tumbuh tegak
kuat dan air hujan tidak menggenang disekitar tanaman agar tumbuh baik dan tegak
pasang ajir bambu dan ikat dengan tali rafia agar tidak miring atau roboh karena tiupan
angin. Apabila penanaman telah selesai, siram dengan air secukupnya agar tanaman
4. Perawatan tanaman
a. Penyiraman
Jambu biji memerlukan air yang cukup selama fase pertumbuhan, baik
pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pada musim hujan biasanya buah jambu
berukuran besar, sedangkan saat kemarau buahnya menjadi kecil. Kekurangan air
pada kebun jambu biji dapat diatasi dengan melakukan penyiraman. Penyiraman
29
tanaman dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggenangi kebun
menggunakan selang, ember atau embrat, serta sistem tetes. Sumber air penyiraman
dapat berupa sumur, kolam, danau, atau air sungai. Penyiraman dilakukan selama
dua minggu pertama setelah penanaman, frekuensi penyiraman sebanyak dua kali
sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pada minggu selanjutnya penyiraman dapat
Rumput atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman perlu dibersihkan agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Gangguan yang ditimbulkan terhadap tanaman
berupa persaingan dalam memperebutkan ruang, air, oksigen, sinar matahari, dan
unsur hara. Apabila hal ini terjadi maka tanaman menjadi terhambat
membuat pertukaran udara dalam tanah dan penyerapan air ke dalam tanah lebih
baik. Pembangunan bertujuan agar tanah yang telah padat menjadi gembur dan
30
c. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting agar tanaman jambu biji
tumbuh optimal, lebih produktif dan rajin berbuah sepanjang tahun. Semua unsur
hara yang dibutuhkan tanaman telah tersedia dalam tanah secara alami. Perubahan
pemupukan untuk mengembalikan unsur hara agar sesuai dengan yang dibutuhkan
tanaman. Pupuk organik meliputi pupuk kandang dari kotoran sapi, kambing,
kerbau, guano, kotoran walet dan kompos. Pupuk kandang harus sudah matang
cukup banyak seperti menjaga kesuburan tanah menyediakan unsur hara secara
bertahap menambah daya serap tanah terhadap air sehingga kelembaban tetap
sehingga hasil perombakan nutrisi dapat diserap oleh tanaman setiap saat.
31
d. Penjarangan buah jambu biji
nutrisinya, sehingga buah yang dihasilkan menjadi optimal dan baik. Penjarangan
buah dilakukan setelah umur 1,5 bulan dihitung sejak bunga mekar atau buah
sebesar kelereng. Buah yang dibuang biasanya buah yang bertekstur jelek atau
cacat.
e. Pembungkusan buah
Pembungkusan buah bertujuan agar buah terlindung dari hama dan penyakit,
warna buah lebih menarik, nilai jual lebih baik dan dapat diterima oleh konsumen.
Adapun bahan pembungkus buah yang baik adalah menggunakan kertas karbon
dan kertas semen. Pembungkusan buah apabila dipakai menggunakan bahan dari
kertas maka bagian luar pembungkus sebaiknya dilapisi plastik sehingga tetap
5. Pemanenan
Pemanenan jambu biji biasanya dilakukan pada umur 109-114 hari setelah bunga
mekar untuk konsumsi segar. Olahan lainnya seperti sirop, nektar, jeli dan dodol
sebaiknya buah panen antara 112-113 hari. (Parimin, 2007:93). Berikut, ciri-ciri buah
siap panen:
1. Warna kulit sudah berubah dari hijau tua menjadi hijau muda.
32
3. Tekstur daging agak lunak.
Cara panen jambu biji adalah dengan memanennya pada pukul 06.00-09.00 serta
6. Penanganan pascapanen
Penanganan pascapanen merupakan salah satu titik kritis dalam proses produksi
teliti agar hasil panen tidak rusak. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
bahwa suatu produk telah sesuai dengan standar produk pertanian organik dan telah di
sertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik yang telah diakreditasi oleh KAN.
sarana produksi bahan alami (organik). Tujuan utama pertanian organik adalah
kesehatan produsen dan konsumennya (Piay, dkk 2012:2). Sistem pertanian organik
33
1. Menghasilkan makanan yang cukup, aman, bergizi sehingga meningkatkan
kesehatan masyarakat.
organik lebih murah dibandingkan pupuk kimia, harga jual hasil pertanian dengan
menghadapi beberapa permasalahan mulai dari visi dan misi yang belum jelas, sumber
daya manusia yang dimiliki dan belum tercukupinya permintaan. Fokus penelitian ini
tercapainya visi dan misi tersebut, dilanjutkan dengan menggunakan tahap analisis
dan eksternal pada perusahaan yang kemudian dianalisis menggunakan Matriks IFE
34
narasumber yang mengetahui faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
kemudian pada faktor eksternal perusahaan meliputi ekonomi, politik, hukum, budaya,
sosial, demografi, dan industri dianalisis menggunakan Matriks IFE dan EFE dengan
menentukan skor dan bobot. Skor dan bobot didapat dari hasil penyebaran kuisioner ke
pemilik dan manajer keuangan. Setelah proses analisis menggunakan Matriks IFE dan
EFE telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah menggunakan tahap analisis yaitu
Matriks SWOT digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan yang dilihat dari segi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Pada
Tahap prioritas strategi yang digunakan menggunakan Matriks QSP. Tahap prioritas
strategi dilakukan untuk memilih strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan
bedasarkan nilai skor tertinggi. Berikut alur kerangka pemikiran pada penelitian ini
35
CV Insan Mutiara Perdana
36
2.7 Penelitian Terdahulu
dilakukan oleh peneliti lainnya yang digunakan sebagai sebuah rujukan penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan oleh Nursyamsiyah pada tahun 2008. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE, Matriks
SWOT dan Matriks QSP. Hasil dari penelitian ini pada analisis lingkungan internal faktor
yang menjadi kekuatan perusahaan adalah memiliki sertifikasi produk, produk yang
berkualitas, perencanaan tanam yang baik, sistem pendistribusian produk yang efektif,
tingkat penjualan yang cukup tinggi, alat transportasi yang memadai, lingkungan kerja
dan fasilitas karyawan yang mendukung. Faktor kelemahan pada PT Amani Mastra ialah
teknologi produksi yang masih sederhana dan terbatas, fasilitas litbang yang belum
memadai, volume produksi yang kurang optimal, keterbatasan modal, belum adanya riset
pasar, pengemasan dan label yang kurang menarik. Hasil perhitungan pada Matriks IFE
diperoleh skor sebesar 2,49 yang menunjukkan bahwa PT Amani Mastra memiliki
Pada faktor eksternalnya, faktor yang menjadi peluang bagi PT Amani Mastra
adalah keadaan perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil, peluang pangsa pasar
yang masih luas, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat, dan adanya asosiasi
pertanian organik. Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah adanya perubahan
37
cuaca dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia. Faktor ancaman lainnya adalah
semakin meningkatnya persaingan dalam industri, kenaikan harga BBM, konsumen yang
mendapatkan produk subtitusi dan adanya perkembangan jenis hama dan penyakit
tanaman. Matriks EFE yang diperoleh memiliki skor sebesar 2,722 yang berarti PT
Amanis Mastra memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan
menghindari ancaman eksternal. Faktor internal dan eksternal mendasari posisi Matriks
IE dengan menggambarkan posisi perusahaan pada sel V yaitu sel pertahanan dan pelihara
dan strategi-strategi umum yang digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi
pengembangan produk.
urutan prioritas strategi menggunakan Matriks QSP. Hasil strategi yang paling baik untuk
dipasarkan oleh perusahaan, sedangkan strategi lainnya yang dapat diterapkan perusahaan
Penelitian ini dilakukan oleh Suryadi pada tahun 2014. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks
SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi internal Pasar Segar Depok berdasarkan
analisis faktor strategis internal dan eksternal diperoleh total skor faktor lingkungan
internal sebesar 2,762 yaitu diatas rata-rata 2,5 yang berarti posisi internal kuat. Total skor
lingkungan eksternal sebesar 3,031 diatas nilai rata-rata 2,50 yang berarti perusahaan
38
Berdasarkan analisis SWOT, didapat tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan
komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang serta meningkatkan
Penelitian ini dilakukan oleh Arief Wahyuaji pada tahun 2016. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Matriks IFE, Matriks EFE,
Matriks SWOT dan Matriks QSP. Hasil penelitian ini adalah menyatakan bahwa kekuatan
utama industri kecil olahan carica di Kecamatan Mojotengah adalah produk yang
memiliki citra sebagai makanan khas Kabupaten Wonosobo dan kelemahan utamanya
adalah kurangnya kegiatan promosi produk. Apabila dilihat dari peluang utama yang ada
pada industri ini adalah melalui peningkatan kapasitas produksi carica dari segi ancaman
utama industri adalah tanaman carica yang merupakan sebuah tanaman musiman.
delapan buah alternatif strategi beberapa diantaranya adalah memanfaatkan kredit yang
pengadaan buah agar supply buah dapat terjamin serta meningkatan upaya pemasaran
39
memperbaiki labelisasi produk. Prioritas strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan
Penelitian ini dilakukan oleh Marsya Ayu Adira pada tahun 2018. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE,
Matriks SWOT dan Matriks QSP. Penelitian ini membahas seputar produk O’Chicken.
Hasil penelitian ini adalah pada analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan
didapatkan tujuh faktor strategis internal yang meliputi empat kekuatan dan tiga
kelemahan, serta delapan faktor strategis eksternal yang meliputi empat peluang dan
empat ancaman. Hasil perhitungan Matriks IFE dengan total nilai 2,69 menunjukkan
bahwa kondisi internal PT MEP berada pada kondisi sedang dan berdasarkan hasil
perhitungan Matriks EFE dengan total nilai 3,36 menunjukkan bahwa PT MEP memiliki
kondisi kuat, kemudian didapatkan hasil pertimbangan dari hasil analisis pada Matriks IE
yang menunjukkan posisi perusahaan dalam kondisi grow and build (Kuadran II).
diantaranya adalah meningkatan kegiatan promosi produk terkait keunggulan bahan baku,
meningkatkan kapabilitas tenaga kerja dalam memanfaatkan teknologi dan media promosi
online, meningkatkan jumlah pemasok bahan baku, melakukan inovasi menu dan menjaga
konsistensi dan menjamin mutu produk. Berdasarkan hasil analisis pada tahap keputusan
dengan STAS senilai 7,604 yaitu strategi dengan melakukan inovasi menu, dapat dilihat
pada Tabel 7.
40
Tabel 7. Penelitian Terdahulu
2. Suryadi (2014) Strategi Melakukan identifikasi dan Penelitian Suryadi menggunakan objek
Pengembangan menganalisis faktor internal penelitian pada pasar dan tidak
Pasar Segar Depokdan eksternal menggunakan tahap pengambilan
keputusan, sedangkan peneliti
menggunakan objek pada sebuah
perusahaan dan menggunakan Analisis
QSPM sebagai tahap pengambilan
keputusan strategi yang tepat.
3. Arief Strategi Melakukan identifikasi dan Penelitian Arief Wahyuaji menggunakan
Wahyuaji(2016) Pengembangan menganalisis faktor internal objek penelitian pada usaha hasil olahan
Usaha Hasil dan eksternal dan melakukan carica, sedangkan peneiliti menggunakan
Olahan Carica penentuan strategi objek penelitian yang berfokus pada usaha
(Studi Kasus Pada perusahaan yang tepat. budidaya buah-buahan
Industri Kecil
Olahan Carica di
Kecamatan
Mojotengah,
Kabupaten
Wonosobo)
41
4. Marsya Ayu Strategi Bersaing Melakukan identifikasi dan Penelitian Marsya menggunakan objek
Adira (2018) PT Mumtaz menganalisis faktor internal penelitian pada usaha industri restoran
Elhakim Perkasa dan eksternal dan melakukan cepat saji, sedangkan peneliti
dalam Industri penentuan strategi menggunakan objek penelitian yang
Restoran Cepat perusahaan yang tepat. berfokus pada usaha budidaya buah-buahan
Saji di Indonesia.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di CV. Insan Mutiara Perdana yang beralamat di JL.
H. Dulwanih No. 31, Bedahan, Sawangan, Kota Depok. Pemilihan lokasi dilakukan
secara purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan merupakan salah satu sentra
produksi dan pemasaran buah jambu biji yang memiliki skala usaha cukup besar di
Kota Depok. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan turun lapang,
pengolahan data. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019 hingga Maret
2020.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diambil oleh penulis dari pengamatan langsung,
perusahaan sekaligus sebagai direktur utama dan juga manajer keuangan. Daftar
perusahaan yang menyangkut seputar internal dan eksternal serta analisis strategi yang
sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik yang
terbagi kedalam dua jenis yaitu responden internal dan eksternal. Responden internal
yaitu Bapak Syukron selaku direktur utama dan Bu Dyta sebagai manajer keuangan di
CV Insan Mutiara Perdana. Pada responden eksternal terdiri dari tiga tenaga ahli
diantaranya praktisi di bidang budidaya jambu biji yaitu Bapak Hamidin, dan dua
tenaga ahli yaitu Bapak Ade yang memiliki fokus dibidang manajemen dan juga Bu
internal adalah memiliki informasi yang lengkap dan valid, disebabkan turut ikut serta
responden eksternal untuk praktisi adalah orang yang memiliki usaha dan pengalaman
dibidang usaha budidaya jambu biji dan untuk tenaga ahli memiliki pemahaman
teori.
44
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
Pada wawancara ini dilakukan secara mendalam kepada pemilik dan manajer
3. Studi kepustakaan
skripsi, laporan atau dokumen perusahaan dan sumber lainnya yang terkait seputar
penelitian.
4. Kuisioner
Kuisioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
sejumlah data tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta penilaian
45
3.5 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
menggunakan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor
menggunakan Matriks QSP yang terdiri dari beberapa alternatif strategi yang
Tahap ini tidak hanya sekadar pengumpulan data, namun merupakan suatu
kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Tahap ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu data internal dan data eksternal. Data internal dapat diperoleh dari dalam
perusahaan, seperti laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan
kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran, sedangkan pada data eksternal dapat
46
diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan seperti analisis pasar, analisis kompetitor,
Data yang sebelumnya telah diidentifikasi dari kondisi eksternal dan internal
identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada responden yang telah terpilih.
Berikut langkah penentuan Matriks EFE dan IFE pada CV Insan Mutiara Perdana:
a. Menyusun kolom 1 mengenai peluang dan ancaman untuk faktor eksternal dan
dengan 10.
47
d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
48
Tabel 9. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x Rating
No.
Eksternal
Peluang
1.
2.
1.
3.
4.
5.
Ancaman
1.
2.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber: Rangkuty, Freddy (2016:26)
Pada tahap ini dilakukan berdasarkan informasi yang diturunkan dari tahap
input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan
adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Pada tahap analisis dari
kerangka kerja perumusan strategi diantaranya adalah Matriks IE dan Matriks SWOT.
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-
49
(2016:95), Matriks IE menjelaskan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya
kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:
b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
50
Total Rata-rata Tertimbang
3,0
4 5 6
STABILITY GROWTH RETRENCHMENT
Hati-hati Konsentrasi melalui
integrasi horizontal Captive Company
atau Divestment
STABILITY
Tak ada perubahan
Sedang profit strategy
2,0
7 8 9
GROWTH GROWTH RETRENCHMENT
Gambar 4. Matriks IE
Sumber: Rangkuti, Freddy (2016:95)
keunggulan dan kelemahan perusahaan yang dikaitkan dengan peluang dan ancaman
lingkungan. SWOT merupakan akronim dari Strength dan Weakness internal dari suatu
merupakan sumberdaya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi
51
suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaing
keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu
yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Robinson dan Pearce
(2006: 200) menyatakan analisis SWOT merupakan sebuah teknik historis yang
terkenal yaitu para manajer menciptakan sebuah gambaran umum secara cepat
menggunakan informasi yang didapat dari tahap input dan merupakan alat yang penting
yaitu:
52
Tabel 10. Matriks SWOT
Internal Kekuatan Kelemahan
No.
Eksternal (Strengths – S) (Weaknesses-W)
Peluang
1.
(Opportunities – O)
Ancaman
2.
(Threats- T)
Sumber: Wheleen & Hunger (2010) dalam Assauri (2016:77)
Pada tahap ini termasuk kedalam strategi tambahan yang dihasilkan dari
dan ditambahkan kedalam daftar pilihan alternatif yang layak dan selanjutnya
input dari analisis tahap satu dan hasil tahap pencocokkan untuk menentukan secara
faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya
untuk memilih alternatif strategi yang terbaik. Secara konsep, QSPM menentukan daya
tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci
internal dan eksternal dimanfaatkan untuk diperbaiki. Terdapat enam langkah untuk
mengembangkan QSPM:
53
1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di CV Insan
Mutiara Perdana yang ingin diidentifikasi pada kolom kiri Matriks QSP.
4. Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores (AS)). Nilai daya tarik
daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi. Jangkauan untuk nilai
1= tidak menarik
2= agak menarik
3= cukup menarik
4= sangat menarik
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores (TAS)). Total
dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Semakin tinggi
54
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (STAS) pada masing-masing kolom.
Penjumlahan ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap
sel alternatif. Apabila hasil dari penjumlahan tersebut menghasilkan nilai yang
tinggi, maka strategi tersebut yang paling layak diaplikasikan oleh perusahaan.
Kekuatan
………
Kelemahan
………
2. Faktor Eksternal
Kunci
Peluang
………
Ancaman
………
Penjumlahan Total Daya
Tarik
Sumber: David (2011:193)
55
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
dengan memiliki legalitas usaha pada tahun 2004. Pak Syukron yang merupakan
pemilik dari CV Insan Mutiara Perdana tidak hanya berfokus pada usaha katering saja
melainkan juga ditunjuk oleh para petani setempat untuk menjadi ketua kelompok tani
yang ada di Depok. Beliau bertugas memberi arahan, memasarkan sekaligus menjadi
pengepul pada saat itu. Aliansi Depok Organik terdiri atas petani belimbing organik.
organik, Pak syukron ingin meningkatkan supply secara pribadi dengan menyewa
sebuah lahan kosong didekat Perumahan Bukit Rivaria dengan luas lahan sekitar 2 Ha
menggunakan dana pribadinya. Lahan yang telah disewa, kemudian diolah untuk
memperbaiki tekstur dan kualitas tanah menjadi organik. Tanah ditanami bibit jambu
biji dan menghasilkan sebanyak 400 pohon tanaman namun, kini menjadi 8000m2
dengan 249 pohon jambu biji yang produktif. Lahan tersebut pada awalnya dirawat
oleh petani yang telah ditunjuk oleh beliau, kemudian seiring berjalan waktu
perusahaan mengambil tenaga kerja dari luar. Selama 3 tahun perusahaan mengolah
komoditas jambu biji dengan mendapat supply belimbing dari Aliansi Depok Organik.
Pada tahun yang sama Pak Syukron mendapatkan kepercayaan sebagai pemasok
(supplier) untuk produk belimbing dan jambu biji merah pada PT Midi Utama
fokus ke budidaya jambu biji kristal dengan menyewa lahan sekitar 4 hektar, namun
pohon jambu biji yang produktif baru sekitar 80 pohon dengan lahan yang telah diolah
seluas 5000m2. Pemasaran jambu biji kristal juga ikut dipasarkan di PT Midi Utama
Perusahaan saat ini memiliki dua jenis komoditas buah yang dibudidayakan yaitu
jambu biji dengan dua varietas yaitu jambu biji merah dan kristal dengan komoditas
belimbing yang bermitra dengan petani dalam Aliansi Depok Organik tersebut.
Sawangan, Kota Depok. Lokasi perkebunan berada di Sawangan dan Sentul, Bogor.
Secara Geografis, Kecamatan Sawangan merupakan sebuah daerah yang memiliki luas
wilayah mencapai 4.671.20 Km2 dengan luas area sekitar 2 939 93 Ha. Memiliki
tanah yang dimiliki relatif datar dan tidak berbukit-bukit. Secara administratif
57
1. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Banten,
Kecamatan Limo.
Mas.
bulanan ini berdasarkan stasiun pengukur Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG),
dan memberi sebuah inspirasi dalam mencapai kinerja yang maksimal. Visi perusahaan
yaitu menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Visi yang
ingin tercapai dengan baik memerlukan beberapa misi yang harus dilakukan, berikut
58
4.4 Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana
Direktur Utama
Karyawan
Manajer Keuangan Karyawan Budidaya
Pascapanen
Mutiara Perdana:
1. Direktur Utama
dijalankan perusahaan seperti bagian budidaya, keuangan dan pascapanen dan ikut
2. Manajer Keuangan
59
3. Karyawan Budidaya
4. Karyawan Pascapanen
Sumber daya fisik merupakan salah satu aset perusahaan meliputi sarana
dan prasarana. Sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan antara lain kantor,
kebun jambu biji merah dan 2000m2 dibangun untuk kantor. Lahan perusahaan
60
juga terletak di Sentul, Bogor dengan luas lahan sekitar 4 Ha untuk penanaman
jambu kristal, namun lahan yang baru ditanami jambu biji kristal hanya 5000
m2. Peralatan yang dimiliki oleh CV Insan Mutiara Perdana seperti mesin air,
toren, arit, sepatu boots, pembungkus jambu, tali pengikat, mesin sealer,
berikut direktur utama dan juga manajer keuangan, 11 orang bekerja di Kebun
Sawangan dan dua orang berada di Kebun Sentul. Status pekerja merupakan 5
orang pekerja tetap dan 8 orang pekerja harian. Hari kerja di CV Insan Mutiara
Perdana dilaksanakan setiap hari untuk karyawan harian dan untuk karyawan
tetap memiliki jam kerja tiap hari senin hingga sabtu, kedua jenis karyawan
tersebut memiliki jam kerja dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 17.00
dengan dua varietas yaitu jambu biji merah dan jambu biji kristal. Produk CV Insan
Mutiara Perdana merupakan produk buah-buahan yang belum diolah. Harga produk
disesuaikan dengan yang ditawarkan oleh pihak perusahaan dan disepakati oleh pihak
retail dan pasar. Berikut harga jambu biji di CV Insan Mutiara Perdana, dapat dilihat
61
Tabel 12. Harga produk CV Insan Mutiara Perdana
budidaya jambu biji merah dan kristal. Proses budidaya jambu biji merah dan kristal
memiliki cara penanganan dan penggunaan teknologi yang hampir sama. Berikut
skema tahapan kegiatan budidaya jambu biji merah CV Insan Mutiara Perdana.
62
Persiapan Lahan
Penanaman
Pemeliharaan
• Pemangkasan dan
Perundukan
• Penyiraman
• Pemupukan
• Pemberian Pestisida
• Pembungkusan
• Sanitasi
Pembungkusan
Pemanenan
Penyortiran
Pengepakan
Distribusi
dahulu selama 2 tahun dengan memasukkan sampah daun kedalam tanah. Selama
persiapan dilakukan, hal lain yang disiapkan adalah menyiapkan bibit terlebih
63
diperkirakan cukup gembur selanjutnya membuat jarak tanam sebesar 6x5 m untuk
jambu biji dan kristal. Bibit jambu dalam satu hektar didapatkan sekitar 249 pohon
yang produktif untuk 8000m2 dan untuk lahan di Sentul mendapatkan 80 pohon
2. Penanaman
Penanaman pohon jambu biji merah dilakukan setelah bibit sudah cukup umur.
cm. Setelah itu diberi pupuk dengan perbandingan tanah dan pupuk yaitu
35%:65%.
dari polybag.
3. Memasukkan bibit tepat ditengah lubang yang tersedia lalu kembali tutup
dengan tanah.
sambung pucuk. Cabang atau batang yang digunakan perusahaan berasal dari
pohon induk jambu kristal yang didapatkan dari Bogor dan telah disertifikasi
menggunakan pohon jambu biji varietas jambu biji merah. Cara perusahaan
64
tinggi 40 cm dan tanaman induk yang telah berumur tiga bulan, kemudian belah
batang sambungan dari atas, 2) menyiapkan pucuk pohon jambu kristal dan di
3. Pemeliharaan
Selama pemeliharaan bibit jambu biji yang dilakukan oleh CV Insan Mutiara
buah yang bagus dan tidak berbolong. Adapun ciri-ciri dari tunas air yaitu
cabang pohon menghadap keatas, ujung cabang tidak memiliki bunga atau
bakal buah. Tunas air dapat tumbuh disekitar ujung batang pohon, cabang
65
Pada perundukkan bertujuan untuk menjadikan produksi jambu menjadi
tunas baru tumbuh. Tunas baru yang tumbuh diharapkan memiliki tunas
menggunakan sisa kain jahit bekas yang ditarik kebawah dengan bentuk
memanjang.
b. Penyiraman
Penyiraman CV Insan Mutiara Perdana dilakukan tiap sore pada saat musim
kemarau. Kebutuhan asupan air sangat banyak dibutuhkan oleh pohon agar
c. Pemupukan
Pupuk yang digunakan oleh CV Insan Mutiara Perdana terbagi kedalam dua
jenis pupuk yaitu pupuk cair dan padat. Pupuk cair yang digunakan
perusahaan yaitu pupuk udang cair, yang didapatkan dari pabrik kerupuk
daun dan pupuk padat berkonsentrasi pada tanah dan batang dari pohon.
66
Pemupukan pupuk cair dilakukan setiap 2 minggu sekali agar daun dan
buah tetap terjaga dari hama yang dapat merusak hasil produksi dari pohon
Tanah yang telah disiapkan dibentuk mengitari pohon jambu, gunanya agar
pupuk mudah diserap dan tidak terbawa air apabila ada hujan air atau
struktur tanah. Pemupukan padat dilakukan pada saat musim panas saja,
karena pada saat musim hujan dapat terjadi drainase dibawah pohon jambu
d. Pemberian pestisida
67
e. Pembungkusan
oleh hama dan penyakit seperti lalat buah, kutu putih dan sengatan matahari.
f. Sanitasi
yang berada disekitar pohon. Hal ini dipengaruhi oleh proses pemupukan
matahari dengan cukup serta unsur hara akan terserap penuh oleh pohon
4. Pemanenan
Pemanenan dilakukan sekitar 2 tahun setelah penanaman awal dan kurang lebih
selama 3 bulan pada saat masa panen sebelumnya. Adapun ciri-ciri buah jambu
merah yang telah siap panen adalah buah yang sudah berwarna hijau mengkilap
dan belum menjadi berwarna kuning. Pemanenan dilakukan saat kondisi buah
68
masih berwarna hijau dengan tujuan apabila produk telah sampai ke konsumen
akhir tidak menjadi busuk dan mudah rusak sehingga, tidak mengakibatkan adanya
5. Penyortiran
sempurna dengan jambu yang telah masak sempurna serta memisahkan antara
jambu yang cacat dan busuk. Ciri-ciri jambu yang lolos penyortiran dan masuk
kedalam kriteria yang ingin dijual ke retail adalah jambu yang mempunyai warna
hijau cerah, permukaan halus dan tidak bolong-bolong. Sisanya jambu yang tidak
sesuai kriteria dijual ke Pasar Depok atau pengepul dan juga orang yang memesan
6. Pengepakan
sterefoam. Jambu yang telah disortir kemudian ditaruh diatas sterefoam sebanyak
bagian bawah yang dilapisi tumpukkan koran dan dindingnya dilapisi oleh koran,
69
gunanya agar jambu tidak terkena lecet atau rusak saat proses pengiriman barang.
Kapasitas yang dimasukkan dalam satu tray yaitu jambu yang telah dipacking
7. Pendistribusian
efisien dari segi penempatan, agar proses distribusi cepat adalah meminimalisir
70
BAB V
HASIL PENELITIAN
yang terjadi didalam usaha. Analisis internal berfokus untuk melihat kekuatan dan
5.1.1 Manajemen
David (2017:86) mengatakan fungsi dari manajemen terdiri atas lima aktivitas
Penyusunan visi dan misi serta program kerja, pembuatan target perusahaan
Perencanaan yang dilaksanakan oleh CV Insan Mutiara Perdana masih kurang terkait
penentuan target yaitu belum terfokus, jelas dan terukur. Penentuan target perusahaan
masih terbilang cukup luas. Menurut David (2017:30), pernyataan visi harus
yaitu menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Pernyataan
visi masih bermakna luas dikarenakan perusahaan belum menggambarkan jenis usaha
melalui kreativitas, inovasi dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Misi
lingkungan. Apabila dilihat pada misi yang kedua, perusahaan belum melakukan
dan otoritas. CV Insan Mutiara Perdana belum terlihat mulai dari pembuatan struktur,
dan berkoordinasi antar anggota tim. Beberapa karyawan memiliki tugas lebih dari satu
manusia (David, 2017:86). Proses pemberian motivasi dilakukan oleh direktur utama.
72
Direktur utama yang bertugas memberi motivasi, mengambil keputusan, dan
keuangan dan pascapanen. Implementasi yang dilakukan direktur utama kepada para
memastikan bahwa hasil dapat sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian yang
dilakukan oleh CV Insan Mutiara Perdana berupa rapat evaluasi tiap bulannya pada
karyawan tentang kendala yang dialami selama dikebun serta laporan tertulis secara
mengidentifikasi masalah yang kemungkinan muncul dan segera dicari solusi atas
masalah tersebut. CV Insan Mutiara Perdana memiliki karyawan yang terdiri atas
kebun dan budidaya memiliki tingkat pendidikan rendah dan belum memiliki keahlian
dibidang pertanian khususnya jambu biji. Direktur utama dan manajer keuangan lebih
kepada urusan manajemen dan pemasaran perusahan. Berikut karyawan yang berada
di CV Insan Mutiara Perdana menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 13.
73
Tabel 13. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan
CV Insan Mutiara Perdana
No. Keterangan Jumlah Tingkat Pendidikan
1 Direktur Utama 1 SMA
2 Manajer Keuangan 1 S1
3 Karyawan Budidaya 9 SD, SMP
4 Karyawan Pascapanen 2 SD
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
membuat dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk dan jasa (David,
2017:90). Pemasaran yang dilakukan CV Insan Mutiara Perdana untuk brand Depok
Organik melakukan segmentasi pasar yaitu masih dapat mencakup Jabodetabek, untuk
segala jenis usia dan orang yang memiliki gaya hidup sehat. Target yang dituju
perusahaan adalah konsumen retail. Positioning produk berfokus pada konsumen yang
Aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dari retail disusul
oleh pemesanan dari konsumen karyawan dan ibu rumah tangga dimana sisa barang
yang mengalami kecacatan yang banyak dialihkan atau baru dipasarkan ke Pasar
Depok. Berikut permintaan dan produksi untuk komoditas buah jambu biji merah dan
74
Tabel 14. Permintaan, Produksi dan Realisasi
CV Insan Mutiara Perdana Tahun 2019
Jambu Biji Merah (kg) Jambu Biji Kristal (kg)
No. Bulan Permintaan Produksi Realisasi Permintaan Produksi Realisasi
1. Maret 3632 2564 2726 56 10 0
2. April 10223 4582 7210 316 160 153
3. Mei 4643 2953 4116 170 55 46
4. Juni 1582 652 584 26 25 0
5. Juli 2919 3725 5736 147 16 16
6. Agustus 5105 4167 5974 83 17 0
7. September 3632 2532 2726 56 23 0
8. Oktober 2042 2032 1848 32 15 0
9. November 3076 3442 3442 0 12 0
10. Desember 1903 1105 1023 0 5 0
Total 38757 27754 35385 886 251 338
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
Tabel 14 menunjukkan bahwa permintaan lebih banyak dibandingkan dengan
produksi, produksi jambu biji merah dapat terpenuhi pada Juli dan November.
Realisasi jambu biji merah dapat dipenuhi pada Maret, Juli, dan November. Perusahaan
biji merah permintaan belum pernah terpenuhi dan hasil panen yang tidak sesuai
dengan keinginan pasar dan untuk jambu kristal tidak adanya permintaan pada saat itu
dan buah belum dapat dipanen. Perusahaan dalam memenuhi produksi jambu biji
merah melakukannya dengan bermitra, sedangkan untuk jambu biji kristal tidak. Mitra
6 bulan terhitung mulai dari Maret sampai Mei dan Juli sampai September. Produksi
jambu biji merah mitra memenuhi permintaan perusahaan sekitar 20%, hal tersebut
dapat dihitung dari pembagian total produksi mitra dengan total permintaan
perusahaan.
75
Produk perusahaan selain dipasarkan melalui retail juga memasarkan di media
sosial seperti website, instagram dan twitter. Produk yang dipasarkan di website adalah
produk atau buah-buahan yang sudah masak, selain itu perusahaan juga biasanya
menjual ke pasar melalui tengkulak dan konsumen rumah tangga serta karyawan
perkantoran. Pemasaran lewat website dan media sosial dilakukan oleh Pak Syukron
digital. Berikut daftar harga produk CV Insan Mutiara Perdana. Tabel 15.
Tabel 15 menunjukkan harga dari jambu biji merah Rp 8 000,-/kg lebih rendah
dibandingkan harga jambu biji kristal dengan harga Rp 13 000,-/kg. Perusahaan dalam
perusahaan biasanya dapat mengirim produk ke satu sampai dua tempat, tergantung
lokasi permintaan yang dituju pada hari itu. Pola distribusi yang ada di CV Insan
76
a) Perusahaan → Pengecer → Konsumen
Pola saluran ini untuk biaya transportasi biasanya ditanggung oleh perusahaan
merupakan buah yang memiliki tekstur yang mulus, bersih, dan tidak cacat.
Transaksi ini dibayar secara tukar faktur yang membutuhkan waktu 1 sampai 2
diperusahaan tersedia.
b) Perusahaan → Konsumen
Pola saluran ini, CV Insan Mutiara Perdana menjual produk langsung kepada
Berdasarkan pada James Van Horne dalam David (2017;95) fungsi akuntansi
atau keuangan terdiri atas tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan
diberi kepercayaan untuk mengolah lahan milik orang lain dan hanya membayar pajak
lahan.
77
Proses pemasukan keuangan untuk perusahaan masih mengandalkan penjualan
komoditasnya. Pembayaran dari retail menggunakan transaksi tukar faktur yang cair
perusahaan. Kondisi seperti ini dapat menjadi kelemahan bagi perusahaan dalam
membelinya secara tunai. Pos pengeluaran CV Insan Mutiara Perdana antara lain yaitu
gaji karyawan tetap dan tidak tetap, biaya penyusutan transportasi dan BBM (Bahan
Bakar Minyak) untuk distribusi, pembelian barang habis pakai dan biaya rekening
listrik. Pemasukan dan pengeluaran perusahaan tercatat dalam buku yang ditangani
oleh manajer keuangan. Pencatatan buku biasanya terdiri atas masuk keluarnya uang
serta rekap permintaan dan produksi. Pembukuan keuangan terdiri atas debit, kredit
buahan yang baik (Good Agriculture Practices) yang diatur kedalam peraturan
perusahaan belum sesuai dengan GAP yang ada. Proses budidaya yang baik
78
Tabel 16. Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019
yang terlalu banyak, melakukan pemangkasan pada siang hari dan terkadang tidak
melakukan penjarangan buah. Selain dari beberapa faktor tersebut, faktor jumlah
pohon yang ditinjau dari jarak tanam dengan luas lahan yang mempengaruhi volume
produksi.
buah jambu biji merah/8000m2 dan pohon jambu biji kristal produktif hanya 80 pohon
atau dengan lahan seluas 5000m2, sedangkan menurut Parimin, (2007:38) untuk jarak
79
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2): jarak tanam (m2)
=10.000 m2 (1ha): 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 333 tanaman/ha.
Hal tersebut tidak sesuai dengan jumlah pohon yang ada di perusahaan. Apabila
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2): jarak tanam (m2)
= 8000 m2: 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 267 tanaman/m2, sedangkan perusahaan hanya
mempunyai 249 pohon jambu biji merah yang produktif, kemudian untuk jambu biji
kristal dengan lahan seluas 5000 m2, hasil yang diperoleh sebanyak
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2) : jarak tanam (m2)
= 5000 m2: 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 166 tanaman/m2, sedangkan perusahaan hanya
sebagai varietas unggul, berat buah jambu biji merah yaitu 200-300 kg/pohon/tahun.
jambu biji kristal sebagai varietas unggul, berat buah jambu biji kristal yaitu 20-
80
Perhitungan potensi didapatkan dari perkalian jumlah pohon jambu biji dan
berat buah menurut SK Menteri terhadap pelepasan bibit sebagai varietas unggul.
Apabila dikalkulasikan maka didapatkan hasil, sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel
17.
mengkalikan berat buah yang telah memenuhi keputusan Kementan dengan hasil
perhitungan ideal banyaknya pohon yang produktif. Apabila ditinjau potensinya dan
produksinya, sedangkan untuk komoditas jambu kristal memenuhi 15-6% dari total
proses secara organik. Pada proses budidayanya perusahaan telah memiliki sertifikat
organik yang diberikan oleh INOFICE untuk jambu biji merah pada tahun 2011.
Varietas jambu biji kristal juga melakukannya dengan budidaya organik, namun masih
81
1. Lahan yang diolah, perusahaan telah mengolah lahannya selama 2 tahun untuk
tanah perusahaan sesuai dengan SNI 6729 (2016:9) yaitu memanfaatkan bahan-
bahan seperti dedaunan yang ditimbun kedalam tanah dan pupuk kompos.
3. Benih dan stok bibit, bibit yang digunakan oleh perusahaan merupakan bibit
yang dibeli dan sudah tersertifikasi. Bibit yang digunakan oleh perusahaan
dari pertanian organik dan telah disertfiikasi oleh BSB Provinsi Bandung.
memakai buah maja, daun mimba, mahoni, bawang merah yang telah diberi
5. Logo dan pengemasan yang digunakan, menurut SNI 6729 (2016:11) pelabelan
82
yang dapat mengkontaminasi makanan, namun hal ini tidak mengkontaminasi
buah. Hal ini masih diperbolehkan sebab menurut SNI 6729 (2016:23) bahan
menggunakan alat yang sudah modern dengan akses membelinya mudah didapat.
Perusahaan biasanya membeli alat dan bahan yang diperlukan tidak jauh dari kebun
2. Pengorganisasian perusahaan.
83
5.2 Analisis Lingkungan Eksternal
lingkungan eksternal dapat melihat ancaman dan peluang yang dihadapi oleh
(David 2017;45). Analisis ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor eksternal yang
5.2.1 Ekonomi
Faktor ekonomi berdampak langsung pada daya tarik suatu strategi. Apabila
ekonomi dalam suatu daerah relatif stabil maka mendukung kelancaran dan kinerja
usaha tersebut begitu pula sebaliknya. Faktor yang berpengaruh dengan kondisi
produknya di PT Midi Utama Indonesia, Pasar Depok dan konsumen rumah tangga
Jabodetabek. Wilayah tersebut secara umum masih masuk kedalam Provinsi Jawa
Barat sehingga kondisi perekonomian Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu hal yang
84
berpengaruh untuk perusahaan. Kondisi pertumbuhan sektor ekonomi di Provinsi Jawa
Barat mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 memiliki grafik yang fluktuatif
namun, presentase pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih cukup stabil yaitu berada
di posisi 5%. Tahun 2016 memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi,
5.4
5.09 5.05
5.2
5
4.8
4.6
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
menggunakan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB
ADHK). PDRB ADHK didasarkan pada nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar, yaitu
tahun 2010. Provinsi Jawa Barat berdasarkan ukuran PDRB pada tahun 2018
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun ke
85
1500 1275.62 1343.86 1419.69
1149.22 1207.23
PDRB ADHK
(Triliyun) 1000
500
0
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
pendapatan, konsumsi, serta daya beli masyarakat di Jawa Barat. Kondisi tersebut
dapat menjadi sebuah peluang bagi CV Insan Mutiara Perdana dalam mengembangkan
perusahaannya.
Keadaan politik, hukum dan pemerintah berdampak pada suatu usaha yang
hati-hati terhadap setiap keputusan yang diambil. Salah satu kebijakan pemerintah
86
Melalui peraturan menteri pertanian no. 64/ Permentan/ OT.140/5/2013 tentang
sistem pertanian organik. Upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun regulasi,
standar serta pedoman dengan tujuan untuk mendorong perkembangan usaha pertanian
organik yang baik dan benar serta meningkatkan kesejahteraan para pelaku. Ditinjau
dengan PT Midi Utama Indonesia yang dijembatani oleh Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro (DKUM) Kota Depok, hal tersebut menjadikan sebuah peluang utama agar
perusahaan menjadi eksis di kalangan masyarakat dan dapat merambah ke pasar retail
lainnya.
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicetuskan oleh Menteri Kesehatan dan
Salah satunya efek dari pertukaran informasi yang cepat membuat masyarakat menjadi
87
dari segi manfaat, kandungan atau zat lain yang masuk ke tubuh mereka. Salah satu
pangan yang memiliki kandungan gizi dan zat-zat yang paling aman dikonsumsi adalah
makanan organik. Menurut hasil survey Aliansi Organik Indonesia (2016:25), latar
mengikuti zaman. Kondisi ini diduga menjadi peluang bagi perkembangan CV Insan
organik. Terlepas dari sifat budidayanya, buah-buahan juga memiliki manfaat bagi
kesehatan tubuh.
pasar di industri tertentu. Jambu biji salah satu buah yang dikenal dengan buah yang
dapat menyembuhkan penyakit terutama demam berdarah. Menurut Rinta (2019: 10),
untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Efek positif yang diberikan menunjukkan salah
satu pengaruh yang positif bagi perusahaan. Selain adanya sosial dan budaya
88
49.00 48.68
48.50 48.03
48.00 47.37
47.50
Juta Orang
47.00 46.70
46.50 46.02
46.00
45.50
45.00
44.50
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
meningkat. Tercatat pada tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami peningkatan
pertumbuhan penduduk sekitar 200 ribu jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk maka
menciptakan peluang pasar yang potensial. Peningkatan penduduk di Jawa Barat yang
Selain dari faktor demografi, faktor lingkungan juga menjadi salah satu hal
yang dapat mempengaruhi perusahaan terutama pada produksi. Buah jambu biji
merupakan tanaman buah sepanjang tahun. Menurut Rahardi, dkk (2007:28), masa
berbuah tanaman jambu biji lebat pada Februari-Maret dan volume masa berbuah
sedikit pada April-Januari, sedangkan menurut Parimin (2007:93) musim panen raya
buah jambu biji antara Desember – Februari dan Juni – Agustus, hal tersebut juga
sejalan dengan pernyataan pemilik, musim panen untuk jambu biji biasanya banyak
89
pada musim hujan yaitu pada bulan September-Maret. Musim hujan juga turut ikut
menyebabkan banyaknya hama yang datang seperti lalat buah dan belalang karena
Ditinjau dari iklim menurut Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung
suhu optimal untuk tanaman jambu biji kristal sekitar 23oC-28oC, sedangkan menurut
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kebun Sentul memiliki suhu
sekitar 23oC - 31oC, sehingga dapat disimpulkan suhu yang dibutuhkan lebih rendah,
apabila suhu lebih tinggi, maka pohon jambu biji kristal menjadi sangat rapuh dan
kering. Menurut Parimin (2007:58) untuk varietas merah, suhu optimal berkisar antara
Apabila suhu yang ada di Depok lebih tinggi maka diperlukannya penyiraman secara
rutin untuk menyiasati agar kelembaban tanah tidak menurun, dan tidak membuat
tanaman menjadi dehidrasi. Faktor seperti iklim menjadi salah satu ancaman untuk
perusahaan karena dapat menjadikan buah yang seharusnya dipanen bisa terserang
5.2.4 Teknologi
lainnya. Sebuah teknologi yang canggih dapat menciptakan pasar dan keunggulan
90
Teknologi yang digunakan pada proses budidaya di perusahaan yaitu
menggunakan mesin air dan selang yang mengalir disekitar tanaman. Perusahaan juga
menggunakan alat pemotong rumput apabila rumput disekitar tanaman sudah semakin
panjang. Perusahaan juga menggunakan spryer untuk menyemprot pupuk. Pada proses
seperti adanya mesin siller, mesin wrapping, dan timbangan buah serta menggunakan
mobil box tertutup untuk proses distribusi. Perusahaan telah memberi label pada
kekuatan porter dalam analisis lingkungan adalah pendekatan kompetitif yang secara
Organik melakukan segmentasi pasar yaitu masih dapat mencakup Jabodetabek, untuk
segala jenis usia dan orang yang memiliki gaya hidup sehat. Target yang dituju
perusahaan adalah konsumen retail dan konsumen rumah tangga. Positioning produk
berfokus pada konsumen yang menyukai produk organik maupun non organik.
91
Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki usaha dibidang jambu biji merah dan
jambu biji kristal, perusahaan yang menjadi pesaing di retail dan berada di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki skala lebih besar, luas area dan juga kapasitas pasar yang
dituju dan juga modal, berikut perbandingan perusahaan dengan pesaing, dapat dilihat
92
Tabel 18. Perbandingan Skala Usaha Pesaing dengan
CV Insan Mutiara Perdana
No. Nama Skala Luas SDM Pemasaran
Lahan
1 CV Insan CV 1,3 Terdiri atas Retail: Alfamidi
Mutiara Perdana Ha Direktur, Manajer Pasar Depok, Ibu
Keuangan dan Rumah Tangga dan
karyawan kebun Karyawan
perkantoran di
wilayah
Jabodetabek.
2 PT Sewu Segar PT - SDM sudah Retail: Alfamidi,
Nusantara terstruktur mulai Transmart, Giant,
adanya Direktur Ranch Market dan
utama, Manajer lainnya
keuangan, Manajer
pemasaran,
Manajer produksi.
Staff produksi,
keuangan dan
budidaya lainnya.
3 PT Sawangan PT 10 Ha Terdiri atas Retail: Superindo
Bumi Makmur direktur, manajer Ranch Market,
produksi, manajer Kem-Chicks
pemasaran, Pengecer di Bogor,
manajer keuangan Jakarta, dan Depok
dan karyawan
kebun.
4 AT 3 Farm CV 2,2 Ha Terdiri atas Retail: Kem
direktur, manajer Chicks Restauran
keuangan, manajer dan ibu rumah
produksi, dan tangga disekitar
karyawan kebun. Bogor
Sumber: Diolah, 2020
sejenis lainnya apabila dilihat dari sisi lahan PT Sewu Segar Nusantara (SSN)
93
merupakan perusahaan yang memilki skala PT dan memilki SDM yang jauh lebih
pemasaran ke retail dan di wilayah Jabodetabek. Perusahaan AT3 Farm memiliki skala
yang sama dengan CV Insan Mutiara Perdana, namun perusahaan AT3 Farm memiliki
lahan yang lebih luas dibandingkan CV Insan Mutiara Perdana dilanjutkan dengan
SDM yang lebih unggul. Pemasarannya dilakukan di retail dan juga di wilayah sekitar
Bogor, hal ini menjadikan ancaman untuk perusahaan yang memasarkan produknya di
wilayah serupa.
2) Pemain Baru
Perusahaan baru dapat dengan mudah masuk dalam industri tertentu. Besarnya
ancaman masuk tergantung pada rintangan yang ada serta reaksi dari para pesaing yang
sudah ada berdasarkan perkiraan pendatang baru. Rintangan yang dapat dilihat dari
adanya pesaing baru yaitu dapat dilihat dari skalanya. Perusahaan yang sudah lama
diantaranya skala. Budidaya jambu biji diperlukan lahan yang cukup luas untuk
menanam. Pengalaman juga diperlukan untuk lebih mengerti dan memahami budidaya
Akses sumber bahan baku dan akses saluran distribusi juga harus
diperhitungkan, perusahaan lama biasanya memiliki akses sumber bahan baku yang
sudah memadai, sedangkan untuk pendatang baru diharuskannya mencari bahan baku
yang sesuai. Faktor waktu yang cukup lama untuk menjalankan pertanian secara
94
organik juga perlu diperhitungkan, mengolah lahan secara organik menggunakan biaya
yang cukup besar karena menggunakan waktu dan energi berupa modal dan tenaga
kerja. Lahan dapat dikatakan organik, dikarenakan adanya pengolahan lahan atau
konversi lahan kurang lebih selama dua tahun (Sistem Pertanian Organik, 2016:5).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diberi kesimpulan bahwa rintangan bagi
pendatang baru cukup sulit, karena diperlukannya dana yang cukup besar, akses
distribusi dan bahan baku, pengalaman yang cukup banyak, serta waktu yang cukup
lama.
3) Produk Pengganti
Saat ini banyak produk yang dihasilkan melalui olahan buah-buahan seperti jus
buah, sari buah, adanya perasa kimia yang mirip dengan buah dan masih banyak
seperti minuman perisa buah atau minuman serbuk dan pure. Produk pengganti tidak
hanya ditinjau dari rasanya, melainkan juga dari kandungannya, produk buah-buahan
seperti jambu biji dapat diganti dengan buah-buahan lainnya dan sayur-sayuran yang
memiliki vitamin yang serupa seperti jambu biji dan jambu kristal yang memiliki
kol, dan bayam. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan eksternal diatas maka
95
1. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa Barat.
8. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam industri buah-buahan jambu biji.
dapat terlihat skor total yang tercantum pada Matriks IFE. Nilai skor yang diperoleh
dapat menunjukkan faktor yang menjadi kekuatan utama, kekuatan kecil, kelemahan
utama dan kelemahan kecil di CV Insan Mutiara Perdana, dapat dilihat pada Tabel 19.
96
Tabel 19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV Insan Mutiara Perdana
Peringkat
Faktor Internal Bobot Rata- Rata-
No. (Rating) SKOR
Strategis rata rata
Rin 1 Rin2 Rin1 Rin2
Kekuatan
Pemasaran yang
1 0.086 0.081 0.084 4 3 3.5 0.294
modern
Produk telah sesuai
dengan SNI 6729
2 tahun 2016 dan 0.068 0.118 0.093 4 4 4 0.372
Permentan no. 64 tahun
2013
Pencatatan keuangan
3 dan produk sudah 0.086 0.086 0.086 3 4 3.5 0,301
administrative
Alat Saprotan yang
4 0.081 0.086 0.084 4 4 4 0.336
sudah modern
Akses terhadap bahan
5 penunjang produksi 0.081 0.073 0.077 4 4 4 0.309
mudah didapat
Subtotal 1.614
Kelemahan
Visi dan Misi
6 0.109 0.086 0.097 2 1 1.5 0.147
perusahaan
Pengorganisasian
7 0.113 0.1 0.106 2 2 2 0.214
perusahaan
Tenaga kerja yang
8 belum terampil dan 0.113 0.118 0.115 1 1 1 0.116
berpengalaman
Permintaan pasar
9 0.095 0.1 0.097 1 1 1 0.098
belum tercukupi
10 Lahan masih sewa 0.095 0.081 0.088 1 2 1.5 0.133
Masih menggunakan
11 0.068 0.068 0.068 1 2 1.5 0.102
dana pribadi
Subtotal 0.809
Total 2.424
Sumber: Data diolah (2020)
Ket: Responden Internal 1(Pak Syukron) ; Responden Internal 2 (Bu Dyta)
97
Berdasarkan Tabel 19, hasil yang diperoleh terdapat lima faktor kekuatan dan
enam faktor kelemahan. Kekuatan internal perusahaan mulai dari skor terbesar sampai
terkecil. Kekuatan bagi CV Insan Mutiara Perdana adalah Produk telah sesuai dengan
SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 dengan bobot sekitar 0.372.
Pada faktor strategi internal tersebut memiliki perkalian bobot dan rating rata-rata yang
merupakan kekuatan yang paling penting dibandingkan faktor kekuatan yang lain,
sedangkan kelemahan utama bagi perusahaan yaitu permintaan pasar yang belum
tercukupi dengan total skor perkalian antara pembobotan dengan rating yaitu 0.098.
Skor total faktor internal CV Insan Mutiara Perdana adalah 2,424. Menurut David
(2017:65), skor total rata-rata tertimbang tertinggi yaitu 4,0 dan skor total rata-rata
terendah yaitu 1,0, dan total skor rata-rata tertimbang yaitu 2,5. Skor ini menunjukkan
bahwa posisi internal CV Insan Mutiara Perdana hampir diposisi tertimbang atau stabil.
faktor sehingga dapat terlihat skor total yang tercantum pada Matriks EFE. Nilai skor
yang diperoleh dapat menunjukkan faktor mana saja yang menjadi peluang utama,
peluang kecil, ancaman utama dan ancaman kecil di CV Insan Mutiara Perdana.
98
Tabel 20. Matriks Eksternal Factors Evaluation (EFE)
CV Insan Mutiara Perdana
Rata- Peringkat
Faktor Eksternal Bobot Rata- SKOR
No. rata (Rating)
Strategis rata
Rin1 Rin2 Rin1 Rin2
Peluang
Pertumbuhan Ekonomi dan
1 0.094 0.111 0.102 2 2 2 0.205
PDRB Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari
2 0.111 0.105 0.108 2 4 3 0.325
program pemerintah
Tingkat konsumsi buah-
3 0.066 0.094 0.080 3 3 3 0.241
buahan meningkat.
Pertumbuhan jumlah
4 0.061 0.055 0.058 3 2 2.5 0.145
penduduk di Jawa Barat.
Adanya perkembangan
5 teknologi budidaya dan 0.133 0.116 0.125 2 4 3 0.375
pascapanen.
Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
6 0.116 0.067 0.0917 2 2 2 0.183
industri buah-buahan
jambu biji
Ancaman Subtotal 1.476
Adanya persaingan industri
7 0.078 0.1 0.089 4 4 4 0.356
sejenis
8 Adanya pengaruh iklim 0.1 0.1 0.1 3 4 3.5 0.35
Kemudahan konsumen
9 untuk mendapatkan produk 0.094 0.127 0.111 3 2 2.5 0.278
subtitusi
Konsumen memiliki
10 kekuatan untuk 0.144 0.122 0.133 3 3 3 0.4
menentukan pilihan
Subtotal 1.383
Total 2.859
Sumber: Data diolah (2020)
Ket: Responden Internal 1(Pak Syukron) ; Respondem Internal 2 (Bu Dyta)
99
Berdasarkan Tabel 20, hasil yang diperoleh terdapat enam faktor peluang dan
empat faktor ancaman. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang direspon paling
baik oleh faktor adanya perkembangan teknologi dengan skor 0.375. Pada faktor
strategi eksternal memiliki perkalian bobot dan rating rata-rata yang paling tinggi, ini
dibandingkan faktor peluang yang lain. Pada faktor strategis yang menjadi ancaman
pilihan dengan skor 0,4. Skor total faktor eksternal CV Insan Mutiara Perdana adalah
2,859. Menurut David (2017:65), skor total rata-rata tertimbang tertinggi yaitu 4,0 dan
skor total rata-rata terendah yaitu 1,0, dan total skor rata-rata tertimbang yaitu 2,5. Skor
memanfaatkan peluang atau masih dapat mengantisipasi ancaman hanya saja belum
cukup maksimal.
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Berasarkan hasil skor yang
diperoleh Matriks IFE dan EFE maka diketahui posisi CV Insan Mutiara Perdana pada
Matriks IE. Hasil Matriks IE pada CV Insan Mutiara Perdana disajikan pada Gambar
10.
100
Skor IFE
Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0
4,0
Tinggi 2,0
II
I
III
3,0
Sedang
IV V VI
Skor
EFE 2,0
Rendah
VII VIII IX
1,0
Gambar 10 Matriks IE CV Insan Mutiara Perdana
Hasil analisis Matriks IFE diperoleh total skor 2,424 dan Matriks EFE memiliki
skor 2,859. Total skor yang didapatkan oleh CV Insan Mutiara Perdana dipetakan
kedalam Matriks IE. Pada Matriks IE diketahui perusahaan menempati posisi divisi
nomor V atau posisi Stability Strategy atau Growth Strategy yaitu upaya yang dapat
horizontal (David,2008:228).
untuk produk saat ini, strategi yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan
meningkatkan mutu dan jumlah produk. Perusahaan masih ingin berfokus untuk
selain hal tersebut perusahaan juga belum memiliki modal yang cukup untuk
101
mengembangkan produknya menjadi olahan. Strategi lain yaitu dengan melakukan
menjadi strategi yang tepat untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatan kontrol
lebih dalam pada perusahaan. Strategi integritas kedepan dan kebelakang yang
dilakukan oleh perusahaan yaitu menjaga hubungan baik dengan konsumen dan
pemilik lahan, dikarenakan perusahaan saat ini masih menggunakan dana pribadi dan
juga menjaga hubungan untuk konsumen, cara ini dilakukan termasuk kedalam layanan
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh CV Insan Mutiara Perdana.
yang telah dianalisis dapat diberikan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan
saat ini. Berikut hasil dari analisis SWOT perusahaan CV Insan Mutiara Perdana, dapat
102
Tabel 21. Matriks SWOT CV Insan Mutiara Perdana
103
Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif
strategi yaitu strategi S-O, Strategi W-O, strategi S-T, dan strategi W-T. Alternatif
1. Strategi S-O
tingkat perekenomian dan PDRB yang meningkat agar target pasar dapat sesuai
dan tercapai.
104
2. Strategi W-O
lahannya yang masih sewa dan menggunakan dana pribadi karena masih
Terlebih lagi dengan adanya dukungan pemerintah dan tingkat teknologi yang
3. Strategi S-T
105
a. Meningkatkan mutu produk dan jumlah produk yang ada.
Kualitas atau mutu serta jumlah produk komoditas jambu biji yang ada di
pilihan. Kualitas mutu produk didukung dengan produk yang telah sesuai
dengan SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan No.64 tahun 2013 yang akan
human error dan karyawan belum memiliki kesadaran dan pengetahuan yang
dan alat saprotan yang modern juga ikut membantu terciptanya mutu produk
4. Strategi W-T
salah satunya yaitu belum adanya visi dan misi yang didefinisikan secara baik
106
sebab, visi misi merupakan salah satu perencanaan yang bertujuan untuk
karyawan dapat menjadi lebih baik. Perbaikan manajemen dapat juga menjaga
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya pengembalian
ketidak telitian dari karyawan dalam memangkas dan terlambat atau tidak
baik dengan pemilik lahan saat ini merupakan strategi yang cukup dan belum
komunikasi yang baik terhadap konsumen retail maupun konsumen non retail,
107
agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain sehingga, dapat disimpulkan
saat ini hubungan baik perlu dijalin, untuk menghadapi pesaing kedepannya.
Pada tahap ini dihasilkan dari hasil pencocokan yang didapat dari analisis
Planning Matrix) merupakan salah satu cara untuk menentukan prioritas strategi
dengan menentukan daya tarik dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor
keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan untuk diperbaiki. Hasil pada
matriks sebelumnya diperoleh lima alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh CV
Diantara lima strategi alternatif tersebut dipilih satu strategi yang menjadi
108
perhitungan analisis QSP, manajemen diharuskannya mengambil tingginya nilai skor
109
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada CV Insan Mutiara Perdana
1. Faktor Internal
sesuai dengan SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
dengan skor 0.214 dan permintaan pasar belum tercukupi dengan skor
0.098.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor peluang dengan nilai skor tertinggi dan terendah terdapat pada
b. Faktor ancaman dengan nilai skor tertinggi dan terendah terdapat faktor
atau posisi Growtth Strategy yaitu upaya yang dapat diterapkan seperti
maupun horizontal.
pemilik lahan.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada CV Insan Mutiara Perdana, adalah:
111
3. CV Insan Mutiara Perdana lebih fokus pada satu produk yaitu jambu
konsumen.
oleh masyarakat dan dengan adanya sertifikat tersebut harga buah juga
menjadi naik.
112
DAFTAR PUSTAKA
Adira, Marsya Ayu. 2018. Strategi Bersaing PT Mumtaz Elhakim Perkasa Dalam
Industri Restoran Cepat Saji di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
BPS. 2018. Statistik Pertanian. Pusat Data dan Sistem Pertanian Kementerian
Pertanian Republik Indonesia.
BPS. 2015-2018. Produksi Hortikultura (Buah dan Sayur Tahunan Jawa Barat). BPS
Provinsi Jawa Barat.
David, Fred R 2008. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-11. Salemba Empat, Jakarta
David, Fred R 2011. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-12. Salemba Empat, Jakarta.
Jakarta.
Jakarta.
Parimin. 2007. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Piay, dkk. 2012. Pertanian Organik (Persyaratan, Budidaya, dan Sertifikat). Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPT), Jawa Tengah.
Rahardi, dkk. 2007. Agribisnis Tanaman Buah (Edisi Revisi). Penerbit Swadaya,
Jakarta.
114
Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Salemba
Empat, Jakarta.
Redaksi Agro Media. 2009. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rinta, Crismonia. 2019. Studi Kinetika Ekstrak Jambu Biji Terhadap Penyembuhan
Demam Berdarah [Jurnal]. Universitas Negri Padang, Padang.
Sofyan, Iban, S.E., M.M. 2015. Manajemen Strategi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Siagian, Prof. Dr. Sondang P, MPA. 2018. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.
Suryadi. 2014. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok [skripsi] Jakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wahyuaji, Arief. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Hasil Olahan Carica (Studi
Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah,
Kabupaten Wonosobo) [skripsi]. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zakaria, R Fransiska, dkk. 2000. Intervensi Sayur dan Buah Pembawa Vitamin C dan
E Meningkatkan Sistem Imun Populasi Buruh Pabrik di Bogor [jurnal]. Bul.
Teknologi dan Industri Pangan, Vol XI, No.2, Th.2000. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor
115
LAMPIRAN
116
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar Pertanyaan Strategi Pengembangan Usaha Jambu Biji Organik di CV Insan
Mutiara Perdana
Daftar pertanyaan ini dibuat sebagai salah satu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan responden dalam rangka penulisan skripsi, yang dilakukan oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
118
Aspek Teknologi
1. Apa peranan teknologi untuk perusahaan?
2. Apa saja yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi perkembangan teknologi?
3. Apa teknologi yang digunakan perusahaan?
4. Apakah anda mengatahui adanya teknik baru yang dapat diterapkan oleh perusahaan
yang mungkin belum diterapkan oleh perusahaan?
5. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam pemenuhan akan teknologi tersebut?
Persaingan dengan perusahaan sejenis
1. Apakah keunggulan perusahan dibandingkan perusahaan lain?
2. Apakah ada pesaing dengan produk sejenis?
3. Jika ada, apa keunggulan produk perusahaan dibanding pesaing?
4. Apa saja usaha yang dilakukan CV. IMP untuk mengatasi masalah dan
mengantisipasi kompetitor?
5. Apakah perusahaan melakukan survey kepada konsumen mengenai kompetitor?
Daya Tawar Pemasok
1. Berapa pemasok yang dimiliki perusahaan?
2. Dimana lokasi operasional pemasok tersebut?
3. Apa saja kendala yang pernah dialami perusahaan dengan pemasok?
4. Apakah kekuatan tawar menawar pemasok dalam menaikkan atau menurunkan harga
produk atau kualitas produk mempengaruhi usaha?
Daya Tawar Konsumen
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk perusahaan?
2. Bagaimanakah loyalitas konsumen terhadap produk perusahan?
3. Apa saja yang mempengaruhi ketertarikan pembeli terhadap produk perusahaan?
Ancaman masuknya pendatang baru
1. Bagaimana pendapat CV IMP apabila terdapat pendatang baru?
Produk Subtitusi
1. Apakah buah-buahan lainnya dapat mengancam produk utama?
2. Buah-buahan apa yang menjadi pesaing usaha?
119
Lampiran 2 Kuisioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK DI
CV INSAN MUTIARA PERDANA
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Dalam rangka penelitian skripsi kuesioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan oleh
Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian:
Tujuan:
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam Faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dan Faktor eksternal dalam pengembangan usaha jambu biji di CV Insan
Mutiara Perdana yang dilakukan oleh responden.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuesioner, narasumber diharapkan untuk melakukannya secara
sekaligus (tidak tertunda)
4. Narasumber berhak menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam
kuesioner dengan alasan yang jelas dan kuat.
5. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner ini sepenuhnya menjadi hak
narasumber. Narasumber berhak sajamemiliki pandangan yang berbeda suatu faktor
dalam kuesioner ini, dengan narasumber lainnya ataupun dengan penelitian. Hal ini
dibenarkan apabila memiliki alasan yang kuat.
Petunjuk Teknis:
1. Faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal merupakan suatu hal yang
mempunyai dampak yang kuat dan langsung terhadap aktifitas usaha CV Insan
Mutiara Perdana.
2. Faktor internal meliputi manajemen, sumber daya manusia, keuangan, pemasaran dan
produksi. Faktor eksternal merupakan tinjauan terhadap situasi politik dan hukum,
ekonomi teknologi, industri.
3. Faktor strategis internal: beri tanda (√) pada ruang kekuatan atau kelemahan
perusahaan sesuai dengan pilihan atau jawaban narasumber.
4. Faktor Strategis eksternal: beri tanda (√) pada ruang peluang atau ancaman perubahan
sesuai dengan pilihan/ jawaban narasumber
No. Faktor-faktor Strategis Kekuatan Kelemahan Keterangan
Internal (+) (-)
1 Visi dan Misi yang masih
Visi dan Misi perusahaan bermakna luas
2 Pengorganisasian
perusahaan belum
Pengorganisasian perusahaan
sistematis dan belum
tertulis
3 Tenaga kerja rata-rata
memiliki pendidikan akhir
Tenaga kerja yang belum
Sekolah Dasar (SD) dan
terampil dan berpengalaman
Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
4 Permintaan pasar belum Karena masih terbatasnya
tercukupi pasokan.
5 Menggunakan pemasaran
Pemasaran yang modern
online
6 Produk dilakukan dengan sistem -
pertanian organik sesuai dengan
permentan
No.64/Permentan/OT.140/5/2013
7 Perusahaan masih
Lahan masih sewa menggunakan lahan sewa
milik orang lain
8 Masih menggunakan dana Perusahaan belum mau
pribadi mengambil investor
9 Pencatatan keuangan dan produk -
sudah administratif
10 Alat Saprotan yang sudah -
modern
11 Akses terhadap alat dan bahan -
produksi mudah didapat
No. Faktor-faktor Peluang Ancaman Keterangan
Strategis Eksternal (+) (-)
1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
dan PDRB Provinsi Jawa Provinsi Jawa Barat yang cukup
Barat meningkat
2 Program pemerintah lewat Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro
Adanya dukungan dari
(DKUM) Kota Depok dengan
program pemerintah
membuka pasar baru bagi
perusahaan.
3 Tingkat konsumsi menurut data
statistik konsumsi pangan dari
Tingkat konsumsi buah-
tahun 2013-2017 cukup meningkat
buahan meningkat
terutama pada komoditas jambu
biji.
4 Pertumbuhan jumlah penduduk di
Pertumbuhan jumlah Jawa Barat yang meningkat
penduduk di Jawa Barat. membuat penciptaan pasar yang
cukup mudah
5 Sulitnya industri baru -
untuk masuk kedalam
industri buah-buahan
jambu biji
6 Adanya perkembangan teknologi
bbudidaya yang semakin canggih.
Adanya perkembangan Pada pascapanen adanya mesin
teknologi budidaya dan siller dan wrapping yang
pascapanen mempermudah dan mempercepat
karyawan dalam melakukan
aktivitasnya
7 Adanya persaingan industri sejenis
Adanya persaingan diantaranya yaitu PT Sewu Segar
industri sejenis Nusantara (SSN) dan PT Sawangan
Bumi Makmur
8 Adanya perbedaan antara iklim
Adanya pengaruh iklim lapangan dengan ketentuan
budidaya jambu biji.
9 Kemudahan konsumen untuk
Kemudahan konsumen mendapatkan produk subtitusi
untuk mendapatkan seperti jus buah, sari buah dan
produk subtitusi adanya perasa buah yang terbuat
dari bahan kimia.
10 Konsumen memiliki Karena adanya barang subtitusi
kekuatan untuk maka konsumen memiliki kekuatan
menentukan pilihan untuk menentukan pilihan
122
Keterangan: Responden Internal 1 (Rin1) : Pak Syukron
Responden Internal 2 (Rin 2) : Bu Dyta
No. Faktor-faktor Strategis Rin1 Rin2 Keterangan
Internal Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kelemahan
1 √ √
Visi dan Misi perusahaan Kelemahan
2 Pengorganisasian √ √
Kelemahan
perusahaan
3 Tenaga kerja yang belum √ √
terampil dan Kelemahan
berpengalaman
4 √ √
Permintaan pasar belum
Kelemahan
tercukupi
5
Pemasaran yang modern √ √ Kekuatan
123
Faktor-faktor Rin1 Rin2
No. Keterangan
Strategis Eksternal Peluang Ancaman Peluang Ancaman
1 Pertumbuhan Ekonomi
dan PDRB Provinsi Jawa √ √ Peluang
Barat
2 Adanya dukungan dari
√ √ Peluang
program pemerintah
3
Tingkat konsumsi buah-
√ √ Peluang
buahan meningkat
4 Pertumbuhan jumlah
√ √ Peluang
penduduk di Jawa Barat.
5 Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
√ √ Peluang
industri buah-buahan
jambu biji
6 Adanya perkembangan
teknologi budidaya dan √ √ Peluang
pascapanen
7 Adanya persaingan
√ √ Ancaman
industri sejenis
8
Adanya pengaruh iklim √ √ Ancaman
9 Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan √ √ Ancaman
produk subtitusi
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk √ √ Ancaman
menentukan pilihan
124
Lampiran 3. Kuisioner Penetapan Rating
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penetapan Rating Faktor Internal dan Eksternal
Tujuan
Mendapatkan informasi penilaian responden seputar faktor internal dan eksternal
perusahaan, mengidentifikasi pengaruh masing-masing faktor terhadap kondisi
perusahaan serta memberikan saran yang terbaik untuk perusahaan lakukan kedepannya.
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian:
Petunjuk Umum
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber.
3. Dalam pengisian kuisioner, narasumber diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus
1. Faktor-faktor internal adalah faktor yang memiliki pengaruh langsung dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini dibagi kedalam dua aspek yaitu kekuatan
dan kelemahan.
2. Faktor-faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar perusahaan dan tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini dibagi kedalam dua aspek yaitu
peluang dan ancaman.
3. Kekuatan dan Kelemahan meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi
dan operasi, peneitian dan pengembangan, sedangkan peluang dan ancaman
meliputi ekonomi , politik, hukum dan pemerintah ,sosial, budaya, demogafi dan
lingkungan, teknologi industri.
4. Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan, sesuai dengan nilai rating
yang diberikan untuk faktor tersebut.
7 Pengorganisasian perusahaan
126
No. Faktor Eksternal Strategis Peringkat (Rating)
Peluang 1 2 3 4
Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
1
Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari program
2
pemerintah
Tingkat konsumsi buah-buahan
3
meningkat
Pertumbuhan jumlah penduduk di
4
Jawa Barat.
Adanya perkembangan teknologi
5
budidaya dan pascapanen
Sulitnya industri baru untuk masuk
6 kedalam industri buah-buahan
jambu biji
Ancaman
127
Hasil Penetapan Rating Faktor Internal
Peringkat (Rating)
No. Faktor Internal Strategis Rata-Rata
Rin1 Rin2
Kekuatan
1 Pemasaran yang modern 4 3 3.5
Produk telah sesuai dengan SNI 6729
2 tahun 2016 dan Permentan no. 64 4 4 4
tahun 2013
Pencatatan keuangan dan produk sudah
3 3 4 3.5
administratif
4 Alat Saprotan yang sudah modern 4 4 4
128
Peringkat (Rating)
No. Faktor Eksternal Strategis Rata-rata
Rin1 Rin2
Peluang
Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
1 2 2 2
Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari program
2 2 4 3
pemerintah
Tingkat konsumsi buah-buahan
3 3 3 3
meningkat
Pertumbuhan jumlah penduduk di
4 3 2 2.5
Jawa Barat.
Adanya perkembangan teknologi
5 2 4 3
budidaya dan pascapanen
Sulitnya industri baru untuk masuk
6 kedalam industri buah-buahan 2 2 2
jambu biji
Ancaman
129
Lampiran 4 Kuisioner Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penentuan/ Pembobotan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Dalam rangka penelitian skripsi kuisioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan
oleh Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian
Tujuan :
Mendapatkan penilaian pada responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal
CV Insan Mutiara Perdana, yaitu dengan pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor
tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan strategi bersaing usaha
budidaya buah-buahan.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuisioner narasumber, diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus:
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang
tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1, 2 atau 3 yang paling sesuai
menurut narasumer dengan cara sebagai berikut:
1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 : jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 : jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.
Faktor Internal Strategis A B C D E F G H I J K Total Bobot
132
Penentuan/ Pemberian Bobot Faktor Internal
Responden Internal 1: Pak Syukron (Direktur Utama)
133
Responden Internal 2: Bu Dyta (Manajer Keuangan)
134
Penentuan/ Pemberian Bobot Faktor Eksternal
Responden Internal 1: Pak Syukron (Diektur Utama)
135
Responden Internal 2: Bu Dyta (Manajer Keuangan)
136
Lampiran 5 Penentuan Strategi
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penentuan Strategi
Dalam rangka penelitian skripsi kuisioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan
oleh Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama :
Pekerjaan :
Divisi/Bagian :
Tujuan:
Mendapatkan penilaian responden tentang tingkat daya tarik faktor-faktor kunci terhadap
alternatif-alternatif mana yang terbaik dan menjadi priotitas dalam pelaksanannya.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuisioner narasumber, diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus:
Alternatif pemberian nilai pada faktor-faktor kunci dengan mengajukan pertanyaan
terlebih dahulu “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan dalam pelaksanannya
(Strategi 1,2,3 dst)? Jika iya, seberapa besar pengaruhnya?”. Dalam hal ini skala alternatif
penilaian strategi sebagai berikut:
1 = tidak menarik
2 = cukup menarik
3 = agak menarik
4 = amat menarik
Berikut merupakan penjelasan strategi apa saja yang akan diberikan penilaian:
1. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
4. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih tenaga
Keterangan:
138
Strategi 1: Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat ditangani.
No. Strategi 1 Rata-rata
Faktor-Faktor Utama
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3 AS 1
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 2 3 3 3
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
1 4 2 4 1 2.4
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 4 4 4 4 4
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 2 4 4 4 3 3.4
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
1 3 3 1 1 1.8
mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 2 1 2 4 1 2
7. Pengorganisasian perusahaan 2 3 2 3 3 2.6
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
1 4 2 3 2 2.4
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 3 4 3 3.4
10. Lahan masih sewa 2 2 2 3 4 2.6
11. Masih menggunakan dana pribadi 3 4 3 3 4 3.4
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
1 4 4 4 4 3.4
Jawa Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 4 4 4 4 4 4
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 3 4 4 4 4 3.8
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 4 4 3 2 3.2
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
4 4 4 4 3 3.8
dan pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
2 3 4 4 2 3
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 1 4 4 4 4 3.4
19. Adanya pengaruh iklim 1 4 3 4 3 3
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
1 4 3 4 3 3
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
2 4 2 3 3 2.8
menentukan pilihan
139
Strategi 2: Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor.
Strategi 2 Rata-
No Faktor-Faktor Utama rata AS
Reks1 Reks2 Reks1 Reks2 Reks3
2
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 1 2 3 3 1 2
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
1 4 3 3 4 3
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 4 3 4 4 3.8
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 1 4 4 3 4 3.2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
2 3 3 4 3 3
mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 4 2 2 3 3 2.8
7. Pengorganisasian perusahaan 4 3 2 4 3 3.2
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
2 4 2 3 3 2.8
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 3 4 1 3
10. Lahan masih sewa 4 3 4 3 1 3
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 4 4 4 1 3.4
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
1 4 4 4 3 3.2
Jawa Barat
13 Adanya dukungan dari program pemerintah 4 4 4 4 4 4
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 4 4 4 3 3 3.6
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 4 4 4 3 3.6
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
4 4 4 3 4 3.8
dan pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
1 2 3 4 2 2.4
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 1 4 4 3 3 3
19. Adanya pengaruh iklim 1 3 3 4 4 3
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
1 4 4 3 3 3
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
2 3 4 4 2 3
menentukan pilihan
140
Strategi 3: Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.
Strategi 3 Rata-rata
No Faktor-Faktor Utama
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3 AS 3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 4 3 4 3.6
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
4 4 2 4 2 3.2
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
1 3 1 3 2 2
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 4 4 4 4 4 4
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi mudah
3 4 2 4 2 3
didapat
Kelemahan
6. Visi, Misi perusahaan 4 2 1 4 1 2.4
7. Pengorganisasian perusahaan 4 4 1 4 1 2.8
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
1 4 1 4 2 2.4
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 2 4 1 2.8
10. Lahan masih sewa 4 3 2 4 1 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 3 2 4 1 2.8
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa
1 4 3 4 1 2.6
Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 1 4 4 4 2 3
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 1 4 2 4 1 2.4
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 4 4 2 3 1 2.8
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan
4 4 4 4 4 4
pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
3 4 4 4 1 3.2
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 2 4 4 4 2 3.2
19. Adanya pengaruh iklim 4 4 4 3 4 3.8
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
4 4 3 4 1 3.2
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
4 4 4 4 4 4
menentukan pilihan
141
Strategi 4: Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih
tenaga kerja yang ada.
Strategi 4 Rata-rata
No. Faktor-Faktor Utama
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3 AS 4
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 3 2 4 3.2
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2 3 2 3 2 2.4
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 3 1 4 2 2.8
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 2 2 1 3 2 2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
2 2 2 3 2 2.2
mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 4 4 4 4 4 4
7. Pengorganisasian perusahaan 4 4 4 4 4 4
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
4 4 4 4 4 4
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 4 2 1 3 4 2.8
10. Lahan masih sewa 4 4 1 3 2 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 3 4 3 4 1 3
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
4 4 2 4 2 3.2
Jawa Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 4 3 3 3 3 3.2
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 4 3 3 2 2 2.8
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 2 4 4 4 4 3.6
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
4 3 2 3 4 3.2
dan pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
3 3 4 3 4 3.4
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 4 3 4 3 4 3.6
19. Adanya pengaruh iklim 4 4 4 3 2 3.4
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
4 4 2 4 2 3.2
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
4 3 4 4 2 3.4
menentukan pilihan
142
Strategi 5: Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.
Strategi 5 Rata-
No. Faktor-Faktor Utama rata AS
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3
5
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 4 3 3 3.4
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2 3 1 4 4 2.8
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 3 1 4 2 2.8
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 4 2 1 3 1 2.2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi mudah
4 3 4 4 4 3.8
didapat
Kelemahan
6. Visi dan misi perusahaan 4 2 2 3 3 2.8
7. Pengorganisasian perusahaan 3 3 2 3 3 2.8
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
1 2 1 4 2 2
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 4 3 1 4 3 3
10. Lahan masih sewa 4 3 1 4 2 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 2 2 3 2 2.6
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
3 3 2 4 1 2.6
Jawa Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 3 3 3 3 2 2.8
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 3 3 4 4 1 3
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 3 4 4 1 3
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan
4 3 2 4 4 3.4
pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
4 3 3 3 2 3
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 4 4 4 2 2 3.2
19. Adanya pengaruh iklim 2 3 2 3 2 2.4
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
4 3 4 3 1 3
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
4 3 4 3 1 3
menentukan pilihan
143
Prioritas Strategi
Faktor-Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
No.
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 0.0841
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6729
tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun
2013 0.0932
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 0.0864
4. Alat Saprotan yang sudah modern 0.084
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
mudah didapat 0.077
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 0.0977
7.
Pengorganisasian perusahaan 0.1068
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
0.1159
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 0.0977
10. Lahan masih sewa 0.0886
11. Masih menggunakan dana pribadi 0.0682
Alternatif Strategi
Bobot
Faktor-faktor Utama Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
No. AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jawa Barat 0.102
2. Adanya dukungan dari
program pemerintah 0.108
3. Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat 0.080
4. Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat. 0.058
5. Adanya perkembangan
teknologi 0.125
6. Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri
buah-buahan jambu biji 0.0917
Ancaman
7. Adanya persaingan industri
sejenis 0.089
8. Adanya pengaruh iklim 0.1
9. Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk
subtitusi 0.111
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk menentukan
pilihan 0.133
Total 2
145
Alternatif Strategi
No. Faktor-Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 0.084 3 0.252 2 0.168 3.6 0.302 3.2 0.269 3.4 0.28591
2. Produk telah sesuai dengan SNI
6729 tahun 2016 dan Permentan 0.093 2.4 0.223 3 0.279 3.2 0.298 2.4 0.223 2.8 0.26091
no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk
0.086 4 0.345 3.8 0.328 2 0.172 2.8 0.241 2.8 0.24182
sudah administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 0.084 3.4 0.285 3.2 0.269 4 0.336 2 0.168 2.2 0.185
5. Akses terhadap alat dan bahan
0.077 1.8 0.139 3 0.231 3 0.231 2.2 0.17 3.8 0.293
produksi mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 0.097 2 0.195 2.8 0.273 2.4 0.234 4 0.390 2.8 0.27364
7. Pengorganisasian perusahaan 0.106 2.6 0.277 3.2 0.341 2.8 0.299 4 0.427 2.8 0.29909
8. Tenaga kerja yang belum terampil
0.115 2.4 0.278 2.8 0.324 2.4 0.278 4 0.463 2 0.23182
dan berpengalaman
9.
Permintaan pasar belum tercukupi 0.097 3.4 0.332 3 0.293 2.8 0.273 2.8 0.273 3 0.29318
10. Lahan masih sewa 0.088 2.6 0.230 3 0.265 2.8 0.248 2.8 0.248 2.8 0.24818
11.
Masih menggunakan dana pribadi 0.068 3.4 0.231 3.4 0.231 2.8 0.190 3 0.204 2.6 0.17727
146
Alternatif Strategi
No. Faktor-Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Jawa Barat 0.102 3.4 0.349 3.2 0.328 2.6 0.267 3.2 0.328 2.6 0.267
2. Adanya dukungan dari program
pemerintah 0.108 4 0.433 4 0.433 3 0.325 3.2 0.346 2.8 0.303
3. Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat 0.080 3.8 0.306 3.6 0.29 2.4 0.193 2.8 0.225 3 0.241
4. Pertumbuhan jumlah penduduk
di Jawa Barat. 0.058 3.2 0.186 3.6 0.21 2.8 0.163 3.6 0.21 3 0.175
5. Adanya perkembangan teknologi 0.125 3.8 0.475 3.8 0.475 4 0.5 3.2 0.4 3.4 0.425
6. Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri buah-
buahan jambu biji 0.091 3 0.275 2.4 0.22 3.2 0.293 3.4 0.311 3 0.275
Ancaman
7. Adanya persaingan industri
sejenis 0.089 3.4 0.302 3 0.267 3.2 0.284 3.6 0.32 3.2 0.284
8. Adanya pengaruh iklim 0.1 3 0.3 3 0.3 3.8 0.38 3.4 0.34 2.4 0.24
9. Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi 0.11 3 0.333 3 0.333 3.2 0.355 3.2 0.355 3 0.333
10. Konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan pilihan 0.133 2.8 0.373 3 0.4 4 0.53333 3.4 0.453 3 0.4
Total 2 64.4 6.117 65.8 6.256 64 6.157 66.2 6.366 60.4 5.279
147
Lampiran 6 Foto Kegiatan
1.
Proses pemangkasan
jambu biji
Proses pemilihan
2.
jambu biji (Grading)
Proses penimbangan
3.
jambu biji
No. Foto Kegiatan Keterangan
4.
5.
Proses Packaging
6.
149
No. Foto Kegiatan Keterangan
7.
8.
9.
10.
150
No. Foto Kegiatan Keterangan
11.
12.
151