Kliping Sejarah Indonesia
Kliping Sejarah Indonesia
Kliping Sejarah Indonesia
DI SUSUN OLEH:
1. Nayla Ananda Putri
XI IPS 3
SMAN 15 MAKAKSSAR
Perlawanan pertama untuk melawan keserakahan kongsi dagang (abad ke-16 samapi
abad ke-18) terjadi di daerah aceh dengan nama perlawanan Aceh Versus Portugis dan VOC
yang terjadi pada tahun 1511-1641.Tokoh yang terkenal dalam pemberontakan ini adalah
Sultan Iskandar Muda yang merupakan pemimpin Aceh,sedangkan dari pihak portugis
dipimpin oleh Henrigues (1523) dan Sauza (1524) namun dibawah kepemimpinan mereka
berdua potrugis dalam meluncurkan serang mengalami kegagalan.permususahan antara
Portugis dengan Aceh disebabkan oleh ketidak sukaan atau rasa iri terhadap Aceh yang
berkembang pesat menjadi pusat perdagangan sehingga portugis ingin menghancurkan
Aceh.dalam penghadapi serangan portugis rakyat aceh melakukan beberapa upaya
perlawanan terhadap potugis ,antara lain:
1) Melengkapi kapal kapal dagang aceh dengan persenjataan ,meriam dan prajurit.
2) Mendatangkan bantuan persenjataan ,sejumlah tentara dan beberapa ahli dari turki pada
tahun 1567.
3) Mendatangkan bantuan persenjataan dari kalikut jepara.
Portugis dan aceh saling melancarkan serang, dampak yang harus diterima dari
serang tersebut antara lain hubungan Aceh dan portugis semakin memburuk.portugis tetap
tidak bisa menguasai aceh dan begitu juga aceh tidak dapat mengusir portugis dari
malaka.potrugis dapat pergi dari dari malak karena Voc berhasil mengusirnya dari malaka.
Apapun yang terjadi, rakyat Aceh dan para pemimpinnya tetap memiliki pendirian
dan semangat untuk terus berdaulat dan menentang dominasi orang asing. Oleh karena itu,
jiwa dan semangat juang untuk mengusir Portugis dari Malaka tidak pernah padam. Pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan
tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Bahkan pada masa Sejarah
Indonesia 77 pemerintahan Iskandar Muda ini mulai memutuskan hubungan dan menolak
kehadiran VOC. Iskandar Muda adalah raja yang gagah berani dan bercitacita untuk
mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir Portugis dari Malaka. Iskandar Muda
juga menentang kesewenang-wenangan VOC yang sudah berkuasa di Batavia.
2. Maluku Angkat Senjata
Coen Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada
masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan
Agung antara lain:
Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan
kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk
melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran.
Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
1) tindakan monopoli yang dilakukan VOC
2) VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan
berdagang ke Malaka
3) VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram
4) keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan
Pulau Jawa.
Pada tahun 1628 Sultan Agung mempersiapkan pasukan Mataram dengan segenap
persenjataan dan perbekalannya untuk menyerang VOC di Batavia. Pada waktu itu yang
menjadi Gubernur Jenderal VOC adalah J.P. Coen. Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan
Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram
berusaha membangun pospos pertahanan, tetapi kompeni VOC terus berusaha menghalang-
halangi. Akibatnya pertempuran antara kedua pihak tidak dapat dihindarkan. Tetapi kekuatan
tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat memukul mundur semua
lini kekuatan pasukan Mataram.
Pada tanggal 21 September 1629. Dengan semangat juang yang tinggi pasukan
Mataram terus melakukan penyerangan. Dalam situasi yang kritis ini pasukan VOC semakin
marah dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan Mataram. Dengan
mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, akhirnya dapat menghentikan
serangan-serangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya
ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian, serangan Sultan Agung yang kedua
ini juga mengalami kegagalan. Kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, membuat
VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di
daerah-daerah lain. Namun, di balik itu VOC selalu khawatir dengan kekuatan tentara
Mataram. Tentara VOC selalu berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan Mataram.
Sebagai contoh pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu
Raja Palembang dalam melawan VOC, langsung diserang oleh tentara VOC di tengah
perjalanan.
4. Perlawanan Banten.
Banten memiliki posisi yang strategis sebagai bandar perdagangan internasional.
Oleh karena itu, sejak semula Belanda ingin menguasai Banten, tetapi tidak pernah berhasil.
Akhirnya VOC membangun Bandar di Batavia pada tahun 1619. Terjadi persaingan antara
Banten dan Batavia memperebutkan posisi sebagai bandar perdagangan internasional. Oleh
karena itu, rakyat Banten sering melakukan serangan-serangan terhadap VOC.
Pada tahun 1651, Pangeran Surya naik tahta di Kesultanan Banten. Ia adalah cucu
Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Karim, anak dari Sultan Abu al- Ma’ali Ahmad yang
wafat pada 1650. Pangeran Surya bergelar Sultan Abu alFath Abdulfatah. Sultan Abu al-Fath
Abdulfatah ini lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. la berusaha memulihkan
posisi Banten sebagai bandar perdagangan internasional sekaligus menandingi perkembangan
VOC di Batavia. Beberapa kebijakannya misalnya mengundang para pedagang Eropa lain
seperti Inggris, Perancis, Denmark, dan Portugis. Sultan Ageng Tirtayasa juga
mengembangkan hubungan dagang dengan negara-negara Asia seperti Persia, Benggala,
Siam, Tonkin, dan Cina. Perkembangan di Banten ternyata sangat tidak disenangi oleh VOC.
Oleh karena itu, untuk melemahkan peran Banten sebagai Bandar perdagangan, VOC sering
melakukan blokade. Jung-jung Cina dan kapalkapal dagang dari Maluku dilarang oleh VOC
meneruskan perjalanan menuju Banten. Sebagai balasan Sultan Ageng mengirim beberapa
pasukannya untuk mengganggu kapal-kapal dagang VOC dan menimbulkan gangguan di
Batavia. Dalam rangka memberi tekanan dan memperlemah kedudukan VOC, rakyat Banten
juga melakukan perusakan terhadap beberapa kebun tanaman tebu milik VOC. Akibatnya
hubungan antara Banten dan Batavia semakin memburuk
Sultan Ageng Tirtayasa beserta pengikutnya yang kemudian bergerak ke arah Bogor.
Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap oleh VOC dengan tipu muslihat.
Sultan Ageng ditawan di Batavia sampai wafatnya pada tahun 1692. Semangat juang Sultan
Ageng Tirtayasa beserta pengikutnya tidak pernah padam. Ia telah mengajarkan untuk selalu
menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan tanah air dari dominasi asing. Hal ini
terbukti setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, perlawanan rakyat Banten terhadap VOC
terus berlangsung. Misalnya pada tahun 1750 berkobar perlawanan yang dipimpin oleh
seorang ulama terkenal yakni Ki Tapa. Pada bulan November 1750 gabungan pasukan VOC
dan tentara kerajaan berhasil dihancurkan oleh pasukan Ki Tapa. Ki Tapa ini antara lain juga
mendapat dukungan seorang pangeran yang bekerja sama dengan Ratu Bagus. Perlawanan Ki
Tapa ini semakin meluas. VOC tidak ingin dipermalukan oleh pasukan pribumi. Oleh karena
itu, pada tahun 1751 VOC mengerahkan pasukan gabungan yang jumlah sangat besar
mencapai 1250 personil untuk mengepung pasukan Ki Tapa dan Ratu Bagus. Pasukan Ki
Tapa dapat didesak oleh VOC. Namun, Ki Tapa dan ratu Bagus dapat meloloskan diri dan
pergi ke hutan untuk melancarkan perang gerilya. Ki Tapa telah menjadi lambang kekuatan
Banten yang tidak pernah terkalahkan.
5. Perlawanan Gowa.
Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan yang sangat terkenal di Nusantara.
Pusat pemerintahannya berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan
Gowa. Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja. Banyak para pedagang asing yang
tinggal di kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan Belanda. Mereka
diizinkan membangun loji di kota itu. Gowa anti terhadap tindakan monopoli perdagangan.
Masyarakat Gowa ingin hidup merdeka dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak istimewa.
Masyarakat Gowa senantiasa berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan kata-kata
“Tanahku terbuka bagi semua bangsa”, “Tuhan menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikan-
Nya untuk semua manusia dan laut adalah milik bersama.” Dengan prinsip keterbukaan dan
kebersamaan itu maka Gowa cepat berkembang. Makassar dengan pelabuhan Somba Opu
memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pelabuhan Somba Opu
telah berperan sebagai bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari
timur ke barat atau sebaliknya. Sebagai contoh kapal-kapal pengangkut rempah-rempah dari
Maluku yang berangkat ke Malaka sebelumnya singgah dulu di Bandar Somba Opu. Begitu
pula barang dagangan dari barat yang akan masuk ke Maluku juga melakukan bongkar muat
di Somba Opu.
Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Gowa dari berbagai penjuru. Beberapa
serangan VOC berhasil ditahan pasukan Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan
disertai peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin.
Benteng pertahanan tentara Gowa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka.
Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Gowa. Hasanuddin kemudian
dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang
isinya antara lain sebagai berikut.
1) Gowa harus mengakui hak monopoli VOC.
2) Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Gowa.
3) Gowa harus membayar biaya perang.
2.1 Aceh Versus Portugis dan VOC Perlawanan pertama untuk melawan keserakahan
kongsi dagang(abad ke-16 samapi abad ke-18) terjadi di daerah aceh dengan nama
perlawanan Aceh Versus Portugis dan VOC yang terjadi pada tahun 1511-1641.Tokoh yang
terkenal dalam pemberontakan ini adalah Sultan Iskandar Muda yang merupakan pemimpin
Aceh,sedangkan dari pihak portugis dipimpin oleh Henrigues (1523) dan Sauza (1524) namun
dibawah kepemimpinan mereka berdua potrugis dalam meluncurkan serang mengalami
kegagalan.permususahan antara Portugis dengan Aceh disebabkan oleh ketidak sukaan atau
rasa iri terhadap Aceh yang berkembang pesat menjadi pusat perdagangan sehingga portugis
ingin menghancurkan Aceh.dalam penghadapi serangan portugis rakyat aceh melakukan
beberapa upaya perlawanan terhadap potugis ,antara lain: 1) Melengkapi kapal kapal dagang
aceh dengan persenjataan ,meriam dan prajurit. 2) Mendatangkan bantuan
persenjataan ,sejumlah tentara dan beberapa ahli dari turki pada tahun 1567. 3) Mendatangkan
bantuan persenjataan dari kalikut jepara. Portugis dan aceh saling melancarkan serang,
dampak yang harus diterima dari serang tersebut antara lain hubungan Aceh dan portugis
semakin memburuk.portugis tetap tidak bisa menguasai aceh dan begitu juga aceh tidak dapat
mengusir portugis dari malaka.potrugis dapat pergi dari dari malak karena Voc berhasil
mengusirnya dari malaka.
2.2 Perlawanan Banten Perlawana terhadap keserakahan kongsi dagang(abad ke-16
samapi abad ke-18) juga terjadi di daerah Banten pada tahun (1619-1750) dengan nama
pemberontakan perlawanan banten. Tokoh yang terkenal dalam 4 perlawanan banten adalah
pangen suryayang bergelar Sultan abu al-fath abulfatah atau lebir sering dikenal dengan nama
sultan ageng tritayasa. Pemberontakan banten terhadap kongsi dagang disebabkan oleh
persaingn antara banten dengan Batavia memperebutkan posisi sebagai Bandar perdagangan
internasional.upaya dalam perlawanan antara lain yang dilakukan oleh sultan ageng dlam
memulihkan posisi banten adalah melakukan kerja sma dengan Negara Negara
asia.sedangkan dari.sedangkan Voc melakukan blockade terhadap kapal kapal untuk tidak
meneruskan eralan ke banten.rakyat banten melakukan perusakan terhadap kebun milik
voc.untuk menghadapi serangan dari pasukan banten Voc membangun banteng Noordwijk
sebagaibenteng pertahanan.dampak dari perlawan perlawan tersebut adalah ditangkapnya
sultan ageng pada tahun 1683 dan meninggal pada tahun 1692.
2.3 Perlawanan GOA Perlawana goa bertepatan di Makasar pada tahun 1616 yang
dipimpin oleh Sultan Hassanudin.Terjadinya perlawanan goa adalah karena dengan melihat
peran dan posisinya yang strategis VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan goa dan
menguasai pelabuhan sombu opu serta menerapkan monopoli perdagangan. Kapten kapal
VOC Enkhyuzen menculik beberapa bangsawan goa,dalam peristiwa itu jatuh beberapa
korban,ini menambah kemarahan orang makasar terhadap VOC Upaya perlawanan
perlawanan goa adalah voc melakukan blokade terhadap pelabuhan somnu opu,tetapi gagal
karena perahu-perahu makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan mudah bergerak diantar
pulau-pulau yang ada. Dampak perlawana perlawanan goa adalah goa harus menguasai hak
monopoli VOC,semua orang barat kecuali belanda harrus meningalkan wilayah goa,goa harus
membayar beaya perang . Sisa peninggalanya adalaah benteng rotherdam. 5
2.4 Rakyat Riau Angkat Senjata Tokoh tokohnya adalah: raja siak, Sultan abdul jalil
rahmat syah Penyebab terjadinya perlawanan itu adalah pemaksaan monopoli dan tindakan
sewenang wenang dari voc Upaya perlawan : 1) Sultan siak bersama penglima dan penasihat
mengatur siasat baru.Voc harus dilawan dengan tipu daya 2) Siak menggunakan siasat
“hadiah sultan” 3) Sultan siak kembali ke siak dengan membawa kewenangan meskipun
belum berhasil mengusir VOC dari malaka.
2.5 Sultan Agung Vs J.P Coen Perang ini tejadi pada tahun 1628 – 1629 di Batavia.
Perang ini melibatkan banyak tokoh diantaranya adalah : 1) Sultan Agung 2) T. Baureksa 3)
Kiai Dipati Mandurarejo 4) Dipati Ukur 5) T. Siranganu 6) Kiai Dipati Juminah Perang ini
disebabkan Sikap Sultan agung yang sangat menentang keberadaan VOC di Jawa, serta
tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk memonopoli perdagangan membuat
para pedagang pribumi mengalami kemunduran. Upaya yang dilakukan dalam pertempuran
ini adalah Pasukkan Mataram berusaha membangun pos pos pertahanan, Sultan Agung
meningkatkan jumlah kapal dan senjata. Perang ini memiliki dampak tersendiri diantaranya :
1) Tumenggung Baureksa gugur, 2) Pasukkan Mataram semakin lemah dan di tarik kembali
ke Mataram, 3) VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas
pengaruhnya disetiap daerah jajahannya, 6
2.6 Orang orang Cina Berontak Perang ini tejadi pada tahun 1740 - 1741 di
sepanjang pesisir pulau Jawa.Dalam Perang ini taokoh yang paling menonjol adalah Oey
Panko. Perang ini terjadi karena VOC membatasi kedatangan orang orang Cina ke Jawa
dengan syarat setiap orang Cina yang datang ke Jawa harus memiliki surat izin (Surat Pass)
Upaya yang dilakukan oarng Cina adalah : orang Cina membakar bangunan di Batavia dan
melakukan kekacauan di pesisir Jawa. Perang ini memiliki dampak tersendiri yakni VOC
melakukan Sweeping di rumah rumah orang cina dan melakukan pembunuhan tehadap orang
cina.Pada tahun 1741 benteng VOC di kartasura di serang dan memakan banyak korban.
2.7 Maluku Angkat Senjata Perlawanan ini terjadi Maluku pada tahun 1529, yang
dikenal dengan tokoh tokohnya Sultan khaerun, Sultan baabullah, Pangeran nuku. Perang ini
terjadi karena kapal kapal portugs menembaki jung jung dari banda yang akan membeli
cengkih ke tidore . upaya yang dilakukan dalam perlawanan ini adalah Dibentuknya
perjanjian damai yakni perjanjian saragosa pada tahun 1534 , Mempersatukan rakyat maluku
ermasuk ternate dan tidore untuk melancarkan perlawanan besar besaran terhadap portugis .
dampak yang di sebabkan dalam perlawanan ini adalah Terbunuhnya sultan khaerun saat
pelaksanaan perundingan dengan portugis di benteng sao paolo dan Di bentuknya kebijakan
monopoli rempah rempah yang di sertai dengan pelayaran hongi .
2.8 Perlawanan Pangeran Mangkubuwana dan Mas Said Perlawanan ini terjadi di
Jawa yang berlangsung selama 20 tahun dengan tokoh tokohnya yaitu Raden mas said ,
Pangeran mangkubumi , Pakubuwana II . perang ini terjadi akibat Mas Said merasa sakit hati
dengan sikap keluarga kepatihan atas hinaan dan ceraan yang dilakukan terhadapnya . upaya
Mas Said dalam perlawanan ini adalah Mas Said yang di ikuti oleh R. 7 Sutawijaya Dan
Suradiwangsa pergi keluar kota untuk menyusun kekuatan , kemudian mas said pergi menuju
nglaroh untuk memulai perlawanan . dampak perlawanan yang di timbulkan adalah Di
adakanya sayembara oleh pakbuwana II sebagai raja mataram karena ini merupakan ancaman
yang serius baginya.