Laporan IPW Ahli
Laporan IPW Ahli
Laporan IPW Ahli
PENDAH
ULUAN
A. Latar belakang
Penyelenggaraan Penyuluhan adalah suatu pandangan hidup atau
landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral tentang sesuatu
yang akan dan harus diterapkan dalam perilaku atau praktek kehidupan
sehari-hari. Penyuluhan harus berpijak pada kepentingan pengembangan
individu dalam perjalanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, penyuluhan pertanian adalah sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dan
meningkatkan harkatnya sebagai manusia.
Pengertian pemberdayaan masyarakat agar dapat membantu dirinya
sendiri tersebut terkandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
a. Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran yang
akan dibantu dan bukannya sasaran harus menuruti keinginan penyuluh
pertanian lapangan (PPL),
b. Penyuluhan pertanian mengarah kepada terciptanya kemandirian,
bukan membuat sasaran semakin menggantungkan diri kepada
penyuluh pertanian lapangan;
c. Penyuluh pertanian harus mengacu kepada perbaikan kualitas hidup
atau kesejahteraan sasaran, dan bukan lebih mengutamakan target-target
fisik yang sering kali tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas
hidup sasarannya;
Dari pandangan tersebut terkandung pengertian bahwa :
a. Penyuluh pertanian harus bekerjasama dengan masyarakat dan
bukannya bekerja untuk masyarakat
b. Penyuluh pertanian tidak menciptakan ketergantungan, tetapi harus
mampu mendorong semakin terciptanya kreatifitas dan kemandirian
masyarakat agar bsemakin memiliki kemampuan untuk berswakarsa,
swadaya, swadana dan swakelola bagi terselenggaranya kegiatan-
kegiatan guna terciptanya tujuan, harapan dan keinginan-keinginan
masyarakat sasarannya;
`
c. Penyuluhan pertanian yang dilaksanakan harus selalu mengacu kepada
terwujudnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
meningkatkan harkatnya sebagai manusia.
B. Rumusan masalah
1. Apa Potensi Wilayah di Desa Ongko ?
2. Bagaimana profil Keluarga dan Analisis Agribisnis Desa Ongko?
3. Bagaimana Program Penyuluhan Pertanian Desa Ongko?
4. Bagaimana Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Desa
Ongko?
C. Tujuan
1. Teridentifikasi dan teranalisanya potensi wilayah desa Ongko.
2. Tersusunya Profil Keluarga dan Analisis Agribisnis Desa Ongko
3. Tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa Ongko
4. Tersusunya Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Desa Ongko.
`
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Telaksanaan
Waktu pelaksanaan Identifikasi Potensi Wilayah yaitu dari tanggal 08
s/d 12 Mei 2018 berlokasi di desa Ongko Kecamatan Empang.
B. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut;
1. Melakukan identifikasi potensi wilayah dan Agroekosistem di Desa
Ongko.
2. Mengetahui profil keluarga dan analisis agribisnis Desa Ongko.
3. Membuat program penyuluhan pertanian tingkat Desa Ongko.
4. Menyusun rencana Kegiatan tahunan Penyuluh Pertanian Desa Ongko.
C. Metode
1. Metode Perolehan Data
Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan responden ketua/pengurus Kelompok Tani yang
meliputi potensi agroekosistem, potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, jenis usaha, komoditi unggulan, produksi dan
produktivitas usaha, sarana prasarana serta permasalahan yang dialami
pelaku utama/pelaku usaha.
Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara mencatat data
potensi wilayah/ monografi serta profil desa yang ada di kantor desa
meliputi jumlah penduduk, mata pencaharian, jumlah keluarga tani
serta keadaan iklim dan curah hujan. Potensi agroekosistem, potensi
sumberdaya sosial, data kelembagaan (kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi), data usaha agribisnis, data produksi dan
produktifitas usaha (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
perikanan dan peternakan).
2. Metode Analisis Data
Data ini diperoleh melalui metode PRA (Participatory Rural
Apraisal) yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
prioritas masalah dengan skala prioritas dan impac point dan
selanjutnya digunakan pada matriks Programa Penyuluhan Pertanian.
`
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
`
Tabel di atas menggambarkan bahwa curah hujan 4 (empat)
tahun terakhir sangat mendukung dalam kegiatan budidaya berbagai
jenis tanaman terutama komoditas yang perlu pengairan cukup.
b. Luas Lahan Menurut Jenis
Tabel 2. Luas Lahan Menurut Jenis
No Jenis Lahan Luas ( Ha )
1 Pekarangan 96
2 Tegalan/Kebun/Ladang/Huma 724
3 Ladang 119
4 Hutan Rakyat 305
5 Hutan Negara 3879
6 Tambak -
7 Kolam/Empang -
8 Sawah 1.172
9 Lain-lain 2165
jumlah 8460
Sumber : Data Sekunder BPP Empang tahun 2017
Tabel 2. Diatas menunjukkan Hutan Negara memiliki luas yang
paling banyak, yaitu 3879 ha diikuti dengan lain-lain 2165 ha, sawah
irigasi 1172 ha, tegalan 724 ha, sawah tadah hujan 362 ha, hutan rakyat
305 ha, dan tegalan 96 ha. Kondisi ini menunjukkan bahwa lahan di
Desa Ongko mempunyai potensi yang sangat baik untuk dilakukan
kegiatan agro produksi dengan menerapkan prinsip-prinsip budidaya
sesuai anjuran.
c. Produktivitas Tanaman Pangan
Tabel 3. Produktivitas Tanaman Pangan
Luas Luas Produksi Produktifitas
No Komoditi
Tanam Panen ( ton/ha ) ton/ha
1 Padi 1172 1172 7094 60,53
2 Padi gogo 28 28 124 44,55
3 jagung 902 902 8143 80,33
4 Kacang 217 217 07,30
158
hijau
Sumber : Data Sekunder BPP Empang tahun 2017
Dari sisi produktivitas nampaknya padi,padi gogo, jagung, dan
kacang hijau terlihat bahwa produksi dari beberapa komoditi masih
`
berada di bawah standar produksi nasional, sehingga dalam
pelaksanaan agro produksi diperlukan lagi penerapan teknologi baru
yang mendukung terjadinya peningkatan produksi.
`
SD
1 353 175 98 29 16 671
Sumber : Data Sekunder Desa Ongko tahun 2017
Jumlah penduduk desa Ongko mayoritas petani yaitu 671
orang masih perlu mendapatkan perhatian khusunya dalam
peningkatan kualitas SDM nya. Hal ini tergambar dari mayoritas
petani masih berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu sejumlah
353 orang dan tidak tamat SMP sebanyak 175 orang Kondisi ini
memberikan gambaran bahwa pendidikan non formal sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan Pengetahun, sikap dan ketrampilan
para petani di Desa Ongko.
g. Jumlah Penduduk Menurut Umur
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Umur
Jenis Kelamin
Kelompok
No Laki- Perempuan Jumlah
Umur
Laki
1 0–4 112 104 216
2 5 – 25 593 641 1234
3 26 – 60 642 722 1364
4 61 214 110 324
Jumlah 1561 1577 3138
Sumber : Data Sekunder Desa Ongko tahun 2017
Tabel 7 menunjukkan bahwa usia angkatan kerja di Desa
Ongko cukup besar yaitu sebanyak 3138 orang yang mempunyai
potensi untuk melakukan semua aktifitas baik di bidang pertanian
maupun dalam sektor yang lainnya.
`
5 PNS 42
6 TNI-POLRI -
7 Wiraswasta -
8 Karyawan Swasta 28
9 Buruh 248
10 IRT -
11 Pensiunan 8
12 Tidak Bekerja 312
g. Kondisi Ekonomi
Perekonomian Desa Ongko selama ini masih didominasi oleh
sektor pertanian. Mengingat wilayah Desa Ongko adalah tegalan 724 ha
dan sawah tadah hujan seluas 362 ha belum seutuhnya membuahkan
hasil yang optimal. Hal ini disebabkan oleh SDM para petani dan
masyarakat masih perlu ditingkatkan. Kondisi ini menyebabkan tingkat
pendapatan masyarakat belum seutuhnya untuk mencukupi kebutuhan
hidup.
2. Analisis
Data Primer
a. Peta Desa
Data primer yang diperoleh dari penelusuran dengan PRA Desa Ongko
menggambarkan bahwa dominasi komoditas masih yang terbesar
jagung dan padi seperti gambar dibawah ini.
Gamabar 1. Peta Desa Ongko
`
Peta Desa Ongko Tahun 2018
Gambar Peta hasil penelurusan PRA diatas yang disusun secara
partispasi dengan 10 perwakilan kelompok tani yang ada di Desa
Ongko, diperoleh gambaran bahwa Desa Ongko termasuk wilayah
strategis, karena memiliki sumberdaya alam yang sangat baik dalam
mengembangkan komoditas pertanian yang tersebar secara merata di
berbagai kelompok tani yang ada, sehingga hal ini semakin
memperjelas kondisi Desa Ongko sangat potensial untuk dilakukan
pengembangan dalam kegiatan agro produksi, agro niaga sampai pada
agro prosesing.
b. Diagram Kelembagaan
Gambar 2. Diagram Kelembagaan
KANTO
R DESA
MASYARAKAT
MESJID
BRI
PPL
POLSE
K
`
Gambar 2 diatas menunjukan bahwa masyarakat Desa Ongko
masih memilki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan
lembaga-lembaga strategis lainnya di desa. Hal ini nampak dari
letaknya hubungan masyarakat baik dengan lembaga keuangan,
lembaga penyuluhan maupun lembaga lainya seperti pada gambar
diatas.
Sedangkan polsek dalam hal ini sebagai lembaga keamanan
untuk keamana masyarakat mempunyai peran yang kecil.
c. Kalender Musim
Gambar 3. Kalender Musim
Uraian kegiatan Bulan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Padi gogo
Padi sawah
Jagung
Kacang hijau
Ternak
Hujan
Banjir
`
(sesuaikan dengan instrumen yang anda buat)
B. Permasalahan
1. Keadaan Masyarakat/Kelompoktani Desa Labuhan Sangoro
Sebagian besar penduduk Desa Ongko yaitu sekitar 708 orang mata
pencahariannya di sektor pertanian baik pada tanaman pangan, perikanan,
peternakan (penggemukan Sapi) dengan jumlah kelompok tani 41
kelompok . Dari sebaran kelompok tani diharapkan mampu untuk menjadi
inovator, inisiator dalam pengembangan teknologi spesifik lokalita
maupun teknologi terapan lainnya, sehingga secara keseluruhan teknologi
ini akan menyebar kepada semua masyarakat tani secara berkelanjutan.
Harapan di atas didasarkan pada kajian yang telah dilakukan
dengan metoda PRA (Participatory Rurral Apraissal) sehingga tergambar
kondisi kelembagaan tani yang ada di desa Ongko.
Nama Kelompok Tani di Desa Ongko tertera dalam tabel dibawah ini.
Tabel 9. Nama Kelompok Tani Ongko
Nama Klmpk Alamat Kls Jlh Modal
No Ketua Sekretaris Bendahara
tani/Gapoktan Dusun Klp Angg (Rp )
1 Semangi I Safaruddin Hamsah j Burhanudin jotang L 40
2 Semangi II Syafarudin haw Joni Marli Bustami Ongko M 38
3 Semangi III H saleh Sanapiah Saidin Jotang L 31
4 AI Ngarebas H A Hamid Ansyari F Srdiansyah Ongko M 38
5 Juru Wangi Jamaluddin Sesung riuh H M Jafar Ongko L 48
6 Dewa Lowa H A Rahman Tasrudin Sirajudin Ongko L 47
7 Padasi A Muis Marzuki Surjana Ongko L 48
8 Rangkap batu M Tswin Budiarto Maullah Ongko L 29
9 Pelita H Matariuddin Dedi arif m A Haris a Ongko L 47
10 Pembanguna Jainuddin Hasanuddin Ongko L 28
11 Karya nyata H Tarsan M tasrif samburang Ongko L 33
12 Goro cameras M Zain B standarman M Rum T Ongko L 47
13 Maris gama Pananrang Zulkarnain Supratman Ongko L 40
14 Dewa bua Drs. Arahman A Malik H Sarimin Ongko L 46
15 Bukit barisan Kaharudin Agus Sunardi Jamaludin Ongko L 28
16 Saliper ate Ahmad Supardi Mahmud Masudin Jotang P 40
17 Ai tadis Jamhuri Masuddin Rahmad Jotang P 39
18 Labudi M Nurdin Sofyan Mustakim Ongko P 34
19 Kokar dwi Indra Spd Masarang Jaldin Ongko P 44
20 Latar Sahabuddin Ramli Syaifullah Ongko P 25
21 Uma balong Zulkifli Sadarudin A Hafit Ongko P 33
22 Uma Jaran M Sahwin Eli M Saleh Saipudin Ongko P 35
23 Telaga Tenga Sukiman Sukrianto Geri M Jotang P 35
24 Medo Ate Idris Hms Saharuddin Sumardi Jotang P 30
`
25 Bukit Barisan I Ahmad Yani Jamaluddin Hasanudin Ongko P 26
26 Bukit Barisan II M Ndin Syarafuddin Mustafa Ongko P 25
27 Bukit Barisan III H Abidin Monggo Sahabudin Ongko P 20
28 Liang Alok I Khaeruddin Agus Salim Taufik H Ongko P 27
29 Liang Alok II H Mastar Ririn Rianto M Maula Ongko P 29
30 Juru Leman Burhanudin H A hakim Samka R Ongko P 24
31 Ai Ngaarebas II Dondang S Geri Dodi W Ongko P 23
32 Bage Manis Busrah Zulkifli A Rasit L Ongko P 35
33 Kasruk Ahmad M H Sudirman Irwansyah Ongko P 41
34 Tiu Barora M Saleh M Nur H M Said Ongko P 44
35 Rampak Jango Jufri Hermansyah Jumri A Ongko P 42
36 Karya Nyata II Hasanuddin Ir Andi K Hasan H Ongko P 42
37 Karya Nyata III M Isa Ansari M Said S Zulkifli Ongko P 30
38 Dewa Tangko A Rahim Hakimi Jufri Ongko P 31
39 Dewa Tangko I A Haris adnan M Saleh Lukman Ongko P 24
40 Tiu Jaran Jamaludin A Hakum Marzuki Ongko P 23
41 Uma Usar Muslim Syafruddin Mualim Ongko P 25
Sumber data Pengurus Kelompoktani di Desa Ongko
2. Permasalahan
Dari 3 (tiga) alat analisa yang dipergunakan dengan metode PRA,
diperoleh berbagai masalah secara partisipatif dan peran aktif peserta
melahirkan berbagai persoalan yang menjadi realita yang dihadapi
masyarakat dan petani di Desa Ongko.
Adapun permasalahan tersebut disajikan dalam tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Permasalahan
1 Masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan petani tentang
pembuatan pupuk kompos
2 Belum semua petani menerapkan pemupukan berimbang
3 Kelembagan petani belum terorganisir dengan baik
4 Kurangnya pengetahuan petani tentang sistem tanam jajar legowo
pada tanaman padi
5 Kurangnya pengetahuan petani tentang sistem tanam baris ganda
pada tanaman agung
`
penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsi di masa yang
akan datang.
`
`
IV. KESIMPULAN DAN PENUTUP