MA PAK - Magisterum Gereja
MA PAK - Magisterum Gereja
MA PAK - Magisterum Gereja
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Elemen : Yesus Kristus
Sub Elemen : Pribadi Yesus yang terungkap dalam Ajaran Iman
Gereja Katolik.
Alokasi Waktu : 3 JP
Tahun Penyusunan : 2022
KOMPONEN INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik memahami Magisterium Gereja sebagai salah satu sumber untuk
mengenal Yesus, sehingga bersedia untuk mendengarkan dan melaksanakan ajaran
Magisterium untuk semakin memperdalam imannya akan Yesus Kristus.
Aksi
Peserta didik membuat sebuah doa untuk Paus dan Para Uskup agar
selalu diberikan kesehatan agar dapat menjalankan tugas sebagai
Gembala umat dengan baik dan selalu dapat dijadikan sebagai teladan
dalam iman dan moral.
Kegiatan Penutup: 20 Menit
V. ASESMEN/PENILAIAN
Kognitif : pemahaman peserta didik tentang Magisterium Gereja.
Sikap : penilaian yang dilakukan oleh peserta didik tentang Magisterium
Gereja.
Perilaku : penilaian terhadap kesungguhan peserta didik mengikuti
pembahasan di kelas dan pengerjaan tugas-tugas.
2. Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber (media cetak maupun elektronik, tokoh
agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk
memperoleh informasi, atau pengalaman atau paham/pandangan, yang berkaitan
dengan tema: Magisterium Gereja.
Hal itu dapat dilakukan dengan studi literatur, pengamatan, survei, wawancara, dan
teknik pengumpulan data yang dikuasai peserta didik..
SKOR
ASPEK PENILAIAN Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurantg 21 – 40 41 - 61 - 80 81 - 100
< 21 60
Kemampuan Komunikasi
Penguasaan Materi
Kemampuan Mengahadapi
pertanyaan
Penggunaan alat peraga presentasi
Ketepatan menyelesaikan masalah
Refleksi Guru :
Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Refleksi Peserta Didik :
Nama Peserta didik :
Kelas :
No Pertanyaan Refleksi Jawaban
1 Bagian manakah yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
2 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang
3
akan kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kognitif
pemahaman peserta didik tentang Magisterium Gereja.
Uraian
Soal Jawaban
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sikap
1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal
Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Artikel
Dewan Adat: “Wisatawan Raja Ampat Harus Diajari Menjaga Keindahan Alam”
Ketua Dewan Adat Suku Maya Raja Ampat Kristian Thebu mengatakan, musyawarah adat
akan membahas peraturan tersebut pekan depan. "Selanjutnya akan disampaikan ke Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)," ujarnya Senin (11/9/2017).
Thebu menjelaskan, peraturan adat antara lain melarang perusakan terumbu karang,
penangkapan ikan secara sembarangan. Peraturan adat ini juga mencakup pelarangan
warga, instansi pemerintah maupun perusahaan menebang kayu dan membawanya keluar
dari hutan Raja Ampat. (Baca juga: Belajar dari Kasus di Raja Ampat, Pemerintah Akan
Perketat Keluar-Masuk Kapal Pesiar). "Intinya peraturan adat ini untuk melestarikan Raja
Ampat karena meskipun sudah ada peraturan yang dibuat pemerintah, tetapi selama ini
banyak masyarakat maupun wisatawan yang beraktivitas tidak menjaga kelestarian alam,
terutama terumbu karang," tuturnya.
Ia mengatakan, menjaga dan melestarikan keindahan alam Raja Ampat bukan hanya
tanggung jawab pemerintah dan lembaga konservasi, tetapi semua pihak termasuk dewan
adat dan juga wisatawan. "Wisatawan baik warga Indonesia maupun warga asing yang
masuk ke Raja Ampat harus diajari menjaga keindahan alam terutama terumbu karang agar
pariwisata daerah itu berkelanjutan," katanya.
https://regional.kompas.com/read/2017/09/11/07375961/dewan-adat-wisatawan-raja-ampat-
harus-diajarimenjaga-keindahan-alam
Materi:
Dalam hal menjaga kelestarian lingkungan hidup, sebenarnya sejak zaman dahulu nenek
moyang kita telah melakukan pelestarian lingkungan dan diturunkan sampai sekarang
dari generasi ke generasi. Sejak dahulu, nenek moyang kita telah menurunkan
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat. kebiasaan atau etika
yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau daerah yang biasanya
diturunkan dari generasi ke ke generasi. Demikian pula dengan Dewan Adat di Raja
Ampat berkaitan dengan tugas dan wewenangnya dalam menjaga lingkungan hidup.
Lembaga ini mengeluarkan peraturan terkait dengan kelestarian alam yang harus ditaati
oleh warga, instansi pemerintah maupun perusahaan penebangan kayu, bahkan oleh
wisatawan juga
Berkaitan dengan wewenang dan kuasa mengajar, dalam Gereja Katolik dikenal istilah
Magisterium Gereja. Magisterium berasal dari bahasa Latin yaitu magister yang artinya
guru, yang juga bermakna luas yang bisa berarti presiden, kepala, direktur, dan
sebagainya, dan juga dalam makna yang sempit berarti seorang pengajar atau
pembimbing kaum muda. Magisterium yang merupakan kata benda merujuk pada jabatan
seorang magister.
Dalam istilah sederhana, Magisterium adalah jabatan ajaran resmi Gereja, dalam arti
peran atau otoritas, bukan sebagai pusat birokratis. Magisterium di dalamnya terdiri dari
paus dan para uskup yang bersekutu dengannya. Mereka diberikan tugas untuk
menafsirkan Kitab Suci dan membuat penilaian mengenai “tradisi” dalam Gereja, dan
membuat pernyataan resmi mengenai otentisitas tradisi-tradisi tersebut.
Katekismus Gereja Katolik No.85 menegaskan bahwa “Adapun tugas menafsirkan secara
otentok sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada
Wewenang Mengajar Gereja yag hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama
Yesus Kristus” (DV 10).
Dalam KGK 891 dinyatakan bahwa “Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di
Roma, kepala dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan
guru tertinggi segenap umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam
iman, menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitive Sifat
tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para Uskup, bila
melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan pengganti Petrus”
(LG 25) terutama dalam konsili ekumenis Bdk. Konsili Vatikan 1: DS 3074. Apabila Gereja
melalui Wewenang Mengajar tertingginya “menyampaikan sesuatu untuk diimani sebagai
diwahyukan oleh Allah” (DV 10) dan sebagai ajaran Kristus maka umat beriman harus
“menerima ketetapan-ketetapan itu dengan ketaatan iman” (LG 25). Infallibilitas ini sama
luasnya seperti warisan wahyu ilahi Bdk. LG 25.
Lampiran 3
GLOSARIUM
aspek fisik : Aspek Fisik /Jasmani Bertumbuh menjadi dewasa
secara fisik adalah meliputi bertambahnya usia, berat badan dan
perubahan organ-organ yang lain termasuk organ seksual .
Perubahan organ-organ seksual yaitu kemampuan berkembangnya
organ-organ seksual atau ciri-ciri seksual yang semakin
membedakan antara pria dengan wanita.
aspek intelektual : Aspek yang berkaitan dengan kecerdasan peserta didik,
kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan bernalar
atau berpikir
aspek emosi : Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang
atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau
kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai
sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu.
aspek sosial : Aspek sosial merupakan hasil aktivitas hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Salah satu bentuknya adalah penindasan.
Penindasan adalah suatu kekerasan, ancaman, atau paksaan yang
dilakukan seseorang kepada orang lain yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau orang lain.
aspek rohani : aspek rohani (spiritual) pada segala sesuatu, adalah eksistensi
bahwa segala sesuatu adalah dicipta oleh Tuhan.
aspek identitas : aspek-aspek identitas diri adalah genetik, adaptif, struktural,
dinamis, timbal balik psikososial dan status eksistensial yang
dapat membantu individu dalam menemukan identitas dirinya
Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas X.
Yogyakarta: Kanisius, 2008.
Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti untuk
SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
o Internet
https://gaya.tempo.co/read/1360986/ajarkan-kesetaraan-pada-anak-di-keluarga-dengan-
bermain-peran/full&view=ok
https://kumparan.com/pencerah-nusantara/bagaimana-cara-terbaik-mewujudkan-kesetaraan-
gender-dalam-pembangunan-1t2fR7y5OrH/full.
https://kumparan.com/the-shonet/wow-maudy-ayunda-bikin-puisi-untuk-para-wanita-yang-
sedang-berjuang-dengan-kesetaraan-gender-1541933379992619260