MAKALAH Gizi Dan Diet 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU DAN GANGGUAN KEHAMILAN

TINGKAT I

KELOMPOK I:

LISTA K. AHADIN

CINTIA ANACELCIA

NIRMALASARI

HARTATI BAGUNA

AKBAR HIDAYAT

AKADEMIK KEPERAWATAN JUSTITIA PALU

2023/2024
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang kebutuhan nutrisi pada
ibu hamil dengan gangguan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak ilmu
dan pengetahuan barutentang nutrisi pada ibu hamil dan faktor yang mempengaruhi
terganggunya . Pengetahuan ini akan sangat berguna bagi saya sebagai mahasiswa dan juga bagi
pembaca yang ingin memperluas pengetahuan mengenai sratifikasi sosial Kami menyadari
bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa depan. Terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan ( keperawatan).
Daftar Isi

Kata pengantar ..........................................................................................................

Daftar isi....................................................................................................................

Bab I. Pendahuluan ...................................................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................

1.3 Tujuan…………...................................................................................................

Bab II. Pembahasan...................................................................................................

2.1 Anemia ...........................................................................................................

2.2 Pre-eklamsi ...........................................................................................................

2.3 Hiperemesis gravidarum ..........................................................................................

Bab III. Kesimpulan...................................................................................................

3.1 kesimpulan………………………………………………………………………

3.2 saran…………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ibu hamil memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena
ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan nutrisi dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi
harus ditentukan pada mutu zat-zat nutrisi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi
(Derek, 2005). Pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan
melalui plasenta. Ibu hamil harus mendapat nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun
bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup
untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat nutrisi dan energi agar pertumbuhan janin
berjalan dengan baik. Selama hamil ibu mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap
membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI
bagi bayi yang dilahirkannya.
Sebagian besar dari masalah nutrisi disebabkan oleh pengetahuan. Namun
demikian tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor sosial, budaya dan faktor ekonomi juga
mempengaruhi secara nyata gambaran menyeluruh mengenai masalah nutrisi. Kebiasaan
pemberian makanan yang telah terjadi karena kekurangtahuan, tahayul dan adanya kepercayaan
yang salah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nutrisi dewasa ini yang berkembang
sangat pesat masalah nutrisi yang timbul masih sangat memprihatinkan dimana tingkat
kemampuan maternal masih sangat tinggi pada umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat
kita masih banyak yang di garis kemiskinan sehingga dapat memenuhi nutrisi yang baik
ditunjang lagi oleh pendidikan rendah, umur, pekerjaan, pengalaman, paritas, budaya, status
ekonomi yang berdampak pada hamil terhadap kebutuhan nutrisi kehamilan masih sangat rendah
(Admin, 2009). Untuk pemenuhan nutrisi ibu hamil perlu informasi yang diberikan oleh petugas
kesehatan, diharapkan ibu dapat kooperatif dengan intervensi yang diberikan tentang nutrisi ibu
hamil. Melihat manfaat dari nutrisi ibu hamil, sebaiknya ibu hamil melakukan pemenuhan nutrisi
yang tepat. Pemberian nutrisi (PMT) itu terkait dengan jenis makanan yang dimakan, frekuensi,
dan jadwal pemberian makanan. Dalam hal ini diperlukan informasi yang lebih mendalam
kepada nutrisi ibu hamil. Pengetahuan nutrisi yang cukup dapat membantu seseorang belajar
bagaimana menyimpan, mengolah serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas untuk
dikonsumsi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang dapat menjadi perumsan masalah
yaitu “Bagaimana Pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi pada masa kehamilan dengan
gangguan masa kehamilan
1.3 Tujuan
Mendiskripsikan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam
kehamilan dan gangguan yang di alami saat hamil. Mendiskripsikan pengetahuan ibu
berdasarkan umur, pendidikan dan paritas ibu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anemia
Ibu Hamil Dengan Anemia Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah
dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku
pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan,
penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih.

a. Pencegahan Anemia
1) Perbaikan diet/pola makan Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah
diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama
kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga
dapatmencegah dan mengurani kondisi anemia.
2) Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam
folat Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging,hati, dan telur
adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A
dan berbagai mineral lainnya. Kacangkacangan,gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras
merah, dan sereal merupakan bahantanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat
atau vitamin B lainnya.Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya
akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel
darahmerah dan hemoglobin.
3) Batasi penggunaan antasida-antasida atau obat maag yang berfungsi
menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat
menganggu penyerapan

b. Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1) Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan
pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2) Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan
memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin
muntah.
3) Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,makanan bergas
seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4) Mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring
nasi 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur 100 g, 2
porsi buah-buahan 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1
sdmminyak atau lemak.
5) Minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buahseperti air jeruk, air
tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu
hamil lebih banyak berkeringat dansering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak
oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan
soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6) Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang
dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapatmembahayakan kesehatan dan pertumbuhan
janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir.
7) Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah
kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,karena akan mengakibatkan mual
dan muntah.
8) Untuk TM I, konsumsi makanan dalam bentuk kering, porsikecil dan frekuensi sering,
misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera
makan.Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena
besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yangmembahayakan. Untuk menghindarinya,
masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama
buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya
dengan jalan santai di pagi hari. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada
wanita,sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan
darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada
tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya,
pertama,menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat ) 30 - 60 mg per
hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi
bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.Pengobatan anemia biasanya
dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi
glukonat atau suatu polisakarida.Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30
menit sebelum makan.Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet.
Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam
dosisyang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan
dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna

Contoh sumber nutrisi untuk anemia:

Ibu hamil Dengan Diabetes Gestasional Diet pada ibu hamil dengan diabetes gestasional yaitu :

a. sumber karbohidrat komplek


b. Mengandung banyak lemak
c. Sumber protein rendah lemak
d. Bahan makanan yang tidak dianjurkan Mengandung banyak gula
e. Sumber lemak dalam jumlah terbatas
f. Mengandung banyak natrium

c. Ibu Hamil Dengan Obesitas


a. Tujuan Diet Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
1) Memberikan makan rendah kalori guna mencapai berat badan normal
2) Mempertahankan ntumbuh kembang bayi yang normal
3)Mempertahankan kesehatan ibu hamil Menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan
b. Syarat Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
1) Kalori dikurangi sebanyak 500-700 dibawah kebutuhan normal. Pengurangan kalori
dilakukan dengan pengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak.
2) Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah
3) Tinggi fitamin dan mineral
4) Tinggi serat untuk memberi rasa kenyang.

2.2 Ibu Hamil Dengan Preeklamsi dan Eklamsia


a. Tujuan diet pada ibu hamil dengan Preeklamsia
Mencapai & mempertahankan status gizi normal, mencapai &
mempertahankan tekanan darah normal, mencegah & mengurangi retensi garam/air, mencapai
keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan berat badan tdk melebihi normal, mengurangi
& mencegah timbulnya factor resiko lain pd saat hamil/ setelah melahirkan.
b. Macam Diet Preeklampsia
1. Diet Preeklampsia I
1) Diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat
2) Makanan diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan
sari buah 3) Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral
dan kekurangannya diberikan secara parental
4) Makanan ini kurang energi dan zat gizi karena itu hanya
diberikan 1 – 2 hari Diet Preeklampsia II
1) Sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia I
atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tdk begitu besar
2) Makanan berbentuk saring atau lunak.
3) Diberikan sebagai diet rendah garam I
4) Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya
Diet Preeklampsia III
1) Sebagai makanan perpidahan dari
diet preeklampsia II atau kepada pasien dengan preeklampsia ringan.
2) Makanan ini mengandung protein
tinggi dan rendah garam . 3) Diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa . 4) Jumlah energi harus
disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg per bulan .
1. Ibu Hamil Dengan
Konstipasi Diet pada Ibu
Hamil dengan Konstipasi: a. Minum air yang cukup Air
8 gelas sehari. Karena anda membutuhkan cairan yang cukup bagi anda dan juga bayi. Cairan
dibutuhkan untuk membangun sel darah merah dan sirkulasi, serta mengatur suhu tubuh. Cairan
diperlukan tubuh untuk mengatasi konstipasi. b. Makan makanan berserat,
buah-buahan dan sayuran Perbanyaklah makan makanan yang berserat tinggi, buah-buahan dan
sayuran dapat membantu mengatasi konstipasi selama kehamilan.
c. Kebutuhan energi dan protein
Kondisi kehamilan memang akan menyebabkan kebutuhan energi dan protein yang bertambah.
Namun hal tersebut bukan berarti mentolerir seorang bumil dapat makan sebanyak banyaknya
dengan alasan “makan untuk dua orang”. Penambahan energi yang direkomendasikan hingga
masa akhir kehamilan berdasarkan hasil penelitian terbaru di bidang maternal tak lainnya hanya
sebesar 85.000 kcal. Kcal sebesar 85 ribu ini pun telah
mencakup energi yang dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, supply energi untuk jaringan
baru, simpanan dalam bentuk lemak serta 10% energi yang hilang untuk metabolisme tubuh.
Dengan memperhitungkan masa kehamilan yang hanya 280 hari, rata rata penambahan kalori
yang sebenarnya dibutuhkan oleh bumil hanya sebesar 300 kcal (85.000/280). Jumlah ekstra
kalori tersebut tak lebih dari pengkonsumsian sebuah yoghurt 250-300 gr dengan kadar lemak
3,5%!. Itupun sebenarnya ekstra kalori benar benar dibutuhkan khususnya sejak 5 bulan
kehamilan. Penambahan kebutuhan protein sebenarnya hanya sebesar 0,9-1,0 gr per kg BB per
hari. Meningkatkan konsumsi sumber protein sebanyak mungkin dengan alasan “hamil” juga
sebenarnya bukan merupakan tindakan bijaksana. Jumlah protein yang ditambah sendiri biasanya
hanya dianjurkan bila asupan energi juga cukup. Bila kondisi tersebut tidak dipenuhi, asam
amino akan digunakan terlebih dahulu untuk produksi energi. 2. Kebutuhan
Mikronutrisi Asam Folat dan Vitamin A
Tambahan asupan mikronutrisi juga dibutuhkan selama masa kehamilan. Asam folat,
VitaminA, Sodium, Kalsium, Magnesium, Besi, Yodium adalah beberapa mikronutrisi yang
penting dicatat di masa ini. Asam folat amat dibutuhkan saat terjadinya penambahan jumlah sel
di masa awal kehamilan. Kekurangan asam folat biasanya akan dikaitkan dengan tingginya risiko
si bayi mengalami “neural tube defects”, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan lahir prematur.
Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas pengelihatan si kecil. Pada
daerah dengan masalah defisiensi vitamin A, transfer aktif vitamin A ke fetus akan tetap terjadi
walau sang ibu memiliki serum-vitamin A yang rendah dalam darahnya. Bahkan di tri semester
tiga kehamilan, fetus akan mulai menimbun vitamin A dalam organ hatinya. Kolostrum yang ibu
produksi setelah melahirkan si kecil merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin A.
Namun perlu diperhatikan bahwa seorang ibu yang mengalami defisiensi vitamin A tidak akan
memiliki kuantitas transfer vitamin A yang cukup melalui plasenta dan ASI. Ibu menyusui yang
berada di daerah endemik defisiensi vitamin A harus mendapatkan supplementasi vitamin A
(200.000 IU) selama masa 8 minggu pertama setelah melahirkan. Supplementasi vitamin A ini
tidak boleh dilakukan saat si ibu hamil mengingat adanya efek teratogenik yang diamati pada
pemberian dosis tinggi vitamin A pada masa kehamilan. Kebutuhan Sodium, Kalsium,
Magnesium. Pengkonsumsian sodium dan kalsium dengan jumlah “sedang” juga diperlukan.
Kalsium berperan penting dalam mekanisme pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui.
Ia juga akan meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi. Biasanya, setelah masa 6-12 bulan
sang ibu melewati masa menyusui, depot kalsium di tubuhnya akan kembali terisi. Seorang
bumil yang mengkonsumsi kalsium minimal 1000 mg Ca/hari akan kecil memiliki risiko terkena
PIH (Pregnancy Induced Hypertension). Kekurangan magnesium biasanya dialami oleh 5-30%
bumil dengan ditandai adanya keluhan kram (Nocturnal Systremma).
3. Kebutuhan Besi dan Iodium
Besi juga merupakan mikronutrisi yang amat diperlukan dalam masa
kehamilan. Anemia saat kehamilan biasanya akan mempertinggi risiko terjadinya BBLR pada
bayi, tingginya insidens kelahiran prematur dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian
pada ibu saat melahirkan. Perlu diingat, anemia tidak selalu disebabkan karena kekurangan besi
dalam darah. Kebanyakan wanita menderita anemia yang disebabkan oleh kombinasi kekurangan
besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A. Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat
mungkin harus dihindari. Seorang bumil idealnya harus memiliki persediaan iodium yang
mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang dikandungnya dapat mencukupi. Asupan iodium
yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak fetus,
BBLR, kretin dan kongenital yang abnormal. Mengingat pentingnya fungsi iodium dalam masa
ini, bumil dianjurkan untuk mengkonsumsi produk produk fortifikasi iodium seperti garam ber-
iodium dan minyak ber-iodium.

2.3 Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum


a. Tujuan diet pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan
zat gizi yang cukup.

b. Syarat diet pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum


Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyan adalah:
 Karbohidrat tinggi
 Lemak rendah
 Protein sedang
 Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
 Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan
sering dalam porsi kecil
 Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam
 Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi pasien
c. Macam-macam Diet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum,yaitu:
a. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada
diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini
dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan
sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet
ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
d.Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
 Roti panggang, biskuit, crackers
 Buah segar dan sari buah
 Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer

e. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang
umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan
penyedap) juga tidak dianjurkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan sebagian besar mempunyai
pengetahuan baik sebanyak 26 orang (54,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi
dalam kehamilan menurut umur, paling banyak pada ibu dengan umur 20-35 tahun sebanyak 26
orang (54,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut
pendidikan, lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%)
Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut paritas, paling banyak
pada ibu dengan primipara sebanyak 10 orang (20,83%).

3.2 Saran
Pelayanan antenatal care perlu dilakukan lebih maksimal khususnya dalam
alokasi waktu penyuluhan sehingga bidan atau tenaga kesehatan terkait dapat menggali lebih
banyak pengetahuan ibu tentang gizi kehamilan sehingga diharapkan semua ibu hamil dapat
mengerti dan memahami pentingnya gizi selama kehamilan.Masih ada ibu dengan
grandemultipara sehingga perlu dilakukan pemantauan lebih maksimal bagi ibu hamil yang
beresiko Masih ada ibu dengan pendidikan dasar dan menengah sehingga penggunaan bahasa
dalam komunikasi atau konseling gizi dalam kehamilan penting memperhatikan karakteristik
pendidikan ibu. Informasi tentang gizi kehamilan penting diberikan kepada setiap ibu hamil baik
ibu hamil pertama maupun hamil kedua atau lebih.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. ( 2019). Gizi Ibu Hamil, Jakarta: Rineka Cipta. Alimul, Aziz. (2021). Metode penelitian
keperawatan dan tehnik analisis data. Jakarta : salemba medika Arisman. (2020). Ilmu Gizi.
Bathara, Jakarta Arikunto,S.(2021). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta.
Jakarta . Bobak , L. (2019). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Budionto, A.K. 2009.
Dasar-dasar ilmu gizi. Cetakan keempat. Malang : UMM Press Boston. (2020). Metodologi
penelitian kuantitatif, edisi pertama, cetakan kedua Penerbit kencana, Jakarta. Cunningham, F.G.
(2021). Obstetri Williams. Jakarta : EGC. Edisi : 21Denok. (2019). Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi Ibu hamil di Rumah Bersalin Indarwati Jatinom Klaten, KTI, DIII
Kebidanan, Klaten.Derek (2021). Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta :EGC.
Francin, P (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta. Hartriyanti dan Triyanti.
(2020). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Hasan.
(2021). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara Huliana. (2021).
Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Buku Kedokteran. EGC.Hurlock, Elizabeth. 2022.
Psikologi perkembangan. Edisi 5. Alih bahasa : dra. Istiwidayanti dan drs. Soejarwo, M.Sc.
Jakarta : EGC Instalasi Gizi RSCM Dan Asosiasi Dietisien Indonesia. (2019). Penuntut Diet.
Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai