Manajemen Law Firm

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN LAW FIRM

RENCANA OBSERVASI LAW FIRM

Oleh:
FADHILAH SHAFA SRI HARTATI
202110110311235

SITI NAZIHATUS SHOFA


202110110311006

VC

Dosen pengampu:
Yaris Adhial Fajrin, SH., MH.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Lokasi..........................................................................................................................2
1.3 Waktu...........................................................................................................................2
1.4 Tujuan..........................................................................................................................2
1.5 Job desk.......................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1 Profil Lokasi................................................................................................................4
2.2 Teori Advokat..............................................................................................................5
2.3 Teori Manajemen Law Firm........................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................8
3.1 Perencanaan.................................................................................................................8
3.2 Pengorganisasian.........................................................................................................9
3.3 Pemasaran..................................................................................................................10
BAB IV PENUTUP........................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................12
4.2 Saran .........................................................................................................................12
LAMPIRAN...................................................................................................................13

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Law Firm adalah perusahaan yang memberikan pelayanan bidang hukum kepada klien
mereka. Kegiatan rencana observasi ini merupakan salah satu tugas Mata kuliah Manajemen
Law Firm yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari “Firma Hukum TSG”, oleh
karena itu kami berencana mewawancarai salah satu pemrakarsa berdirinya Firma Hukum
TSG.

Manajemen dalam sebuah firma hukum adalah proses pengelolaan berbagai aspek
operasional firma hukum, termasuk pengaturan sumber daya manusia, keuangan, kasus
hukum, serta hubungan dengan klien. Tujuan dari manajemen firma hukum adalah untuk
menjaga efisiensi, produktivitas, dan kepatuhan terhadap aturan hukum dalam menyediakan
layanan hukum kepada klien. Ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian aspek-aspek tersebut.

Dengan ini kami akan mengamati bagaimana sebuah kantor law firm mengelola sumber daya
mereka dan menjalankan operasi sehari-hari untuk mencapai efisiensi dalam memberikan
layanan hukum. Dengan observasi, kami dapat memahami bagaimana kantor law firm
berinteraksi dengan klien, sejauh mana klien puas dengan layanan yang diberikan, dan
bagaimana perusahaan meningkatkan hubungan dengan klien, serta mendapatkan wawasan
tentang budaya kerja, nilai-nilai, dan norma-norma yang mendefinisikan kantor law firm
tersebut.

Observasi manajemen pada firma hukum melibatkan pemahaman mendalam tentang


kompleksitas industri hukum, di mana perencanaan, pengorganisasian, dan pemasaran
memainkan peran krusial. Dalam konteks ini, observasi dapat memberikan wawasan tentang
efektivitas strategi perencanaan untuk menghadapi tantangan hukum, struktur organisasi yang
mendukung kerja tim, dan upaya pemasaran untuk membangun dan memelihara klien.
Dengan memahami aspek-aspek ini, firma hukum dapat meningkatkan kinerjanya dan
memenuhi kebutuhan klien dengan lebih baik.

1.2 Lokasi
Firma Hukum TSG
Perumahan Nirwana Sulfat Residence Blok B 53 RT 01 RW 04 Jl. Simpang L.A Sucipto Kel.
Pandanwangi, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65125

1.3 Waktu
Rabu, 27 Desember 2023

1.4 Tujuan
1. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pendirian
2. Mengetahui perencanaan, pengorganisasian dan pemasaran dari Firma Hukum TSG.

2
3. Observasi dilakukan untuk mengetahui legalitas firma
4. Observasi dilakukan untuk memahami bagaimana firma hukum menjalankan
operasinya, termasuk penanganan kasus, interaksi dengan klien, manajemen
administrasi, dan bagaimana tim kerja berkolaborasi.
5. Observasi dilakukan untuk menilai efisiensi dan efektivitas firma hukum, termasuk
bagaimana mereka mengelola sumber daya, dan gaji.
6. Observasi dilakukan untuk mengamati dan menganalisis kinerja keuangan kantor
hukum, termasuk pendapatan, biaya, dan profitabilitas. Tujuannya adalah untuk
memahami kesehatan keuangan dan mengidentifikasi cara meningkatkan
profitabilitas.

1.5 Job Desk personal


Fadhilah Shafa Sri Hartati
1. Mencari lokasi untuk observasi dan berdiskusi sehingga memutuskan untuk
merencanakan observasi di Firma Hukum TSG
2. Menentukan waktu ke Firma Hukum TSG untuk meminta izin dan persetujuan
observasi yang telah dijadwalkan
3. Mewawancarai narasumber
4. Menjelaskan latar belakang
5. Menyusun profil lokasi observasi
6. Menyusun Teori Manajemen Law Firm
7. Menyusun Pembahasan
8. Dokumentasi berupa foto dalam proses observasi

Siti Nazihatus Shofa


1. Menyetujui tempat untuk observasi sehingga diputuskan untuk merencanakan
observasi di Firma Hukum TSG
2. Melakukan chat WhatsApp ke nomor kantor Firma Hukum TSG
3. Transportasi untuk pergi ke law firm untuk observasi.
4. Mewawancarai narasumber
5. Menentukan tujuan dari observasi
6. Menyusun Teori Advokat
7. Menyusun Pembahasan
8. Dokumentasi rekaman suara dalam proses observasi

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Lokasi


Firma Hukum TSG merupakan Firma Hukum yang didirikan melalui Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bernomor : AHU-0000420-
AH.01.18 Tahun 2021 dengan maksud dan tujuan untuk menjalankan aktifitas Pengacara,
Aktivitas Konsultan Hukum dan/atau Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam arti kata seluas-luasnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan hukum yang
berlaku.

Dalam menjalankan aktivitas tersebut Firma Hukum TSG sangat menjunjung tinggi Kualitas
Layanan Hukum guna membela kepentingan Klien atas persoalan hukum yang dihadapi
dengan berpegang teguh pada nilai-nilai filosofi keadilan, kepastian dan kemanfaatan
Hukum. Berdasar pada nilai-nilai filosofi itulah kami berupaya memberikan layanan jasa
hukum terbaik untuk kepentingan klien baik layanan hukum Preventif (Pencegahan) maupun
layanan hukum Represif (Pengendalian) yang dihadapi Klien dengan berbagai macam pilihan
jalan keluar yang ditawarkan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan serta teori dan
prinsip hukum yang berlaku baik pada tingkatan lokal, nasional maupun Internasional.

Pada intinya, apa yang menjadi pilihan terbaik bagi Klien adalah menjadi tujuan kami. Tiga
Saudara Group Firma Hukum didukung oleh tim yang ahli dibidangnya masing-masing, serta
telah mengembangkan jaringan kerja sama dengan institusi atau tenaga ahli (expert) baik
perguruan tinggi maupun praktisi profesional yang diakui. Komitmen Firma Hukum TSG
adalah memberikan jasa layanan di bidang hukum dengan tetap mengedepankan prinsip
profesionalisme dan mengutamakan kepentingan pencari keadilan dengan tetap pada koridor
instrumen hukum sebagai acuannya.

Pengembangan kantor hukum yang mengedepankan prinsip Profesionalisme menjadi


jawaban tersendiri atas tantangan dan kebutuhan penyelesaian hukum di dunia modern. Oleh
karena itu model kantor hukum yang secara profesional dan mengutamakan transparansi dan
akuntabilitas mutlak diperlukan. Sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya selalu berpijak
pada tanggung jawab atas profesinya serta kode etik dalam setiap menjalankan profesi bidang
hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Visi
“Menjadi Partners Terbaik, Unggul dan Terkemuka dalam Pencarian Keadilan dan
Kebenaran Baik di Tingkat Regional, Nasional dan Internasional Secara Cepat, Tepat dan
Tuntas”

Misi

4
1. Memberikan pelayanan hukum yang terbaik bagi klien dengan tidak melanggar
sumpah profesi dan kode etik advokat.
2. Memberikan solusi terbaik dalam penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi
klien.
3. Menjunjung tinggi kredibilitas dalam penegakan hukum serta memiliki semangat dan
komitmen yang tinggi dalam mencari solusi terbaik bagi kepentingan klien.
4. Memformulasikan kreativitas argumentasi hukum sebagai alternatif dalam
penyelesaian persoalan hukum.
5. Menjaga integritas, moral dan etika yang baik dalam penegakan hukum.
6. Menjadi komunikator dan mempresentasikan pendapat hukum (legal opinion) dengan
baik.
7. Mampu bekerja sama dalam tim dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan lingkungan.
8. Dapat mengembangkan ilmu hukum atau praktik profesionalnya dalam bidang hukum
melalui pembelaan hukum, yang mengutamakan kepuasan bagi klien.
9. Mampu memecahkan permasalahan hukum melalui pendekatan interdisiplin,
multidisiplin, atau transdisiplin.
10. Menciptakan hubungan profesionalisme yang baik dengan institusi penegak hukum
lainnya sebagai partner dalam penegakkan keadilan dan kebenaran.

2.2 Teori Advokat


Kata advokat berasal dari bahasa Latin advocare yang artinya "membela". Definisi advokat
menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat ialah "orang yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan, berdasarkan ketentuan undang-undang ini"

Dalam KUHAP, khususnya Pasal 1 butir 13 menyatakan bahwa "seorang penasihat hukum
adalah seorang yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasarkan undang-
undang untuk memberikan bantuan hukum.

Advokat, pengacara, dan penasihat hukum dalam praktik hukum di Indonesia adalah orang
yang mewakili kliennya untuk melakukan tindakan hukum berdasarkan surat kuasa yang
diberikan untuk pembelaan atau penuntutan pada acara persidangan di pengadilan atau
beracara di pengadilan (litigator). Adapun konsultan hukum adalah orang yang bekerja di
luar pengadilan yang bertindak memberikan nasihat-nasihat dan pendapat hukum terhadap
suatu tindakan atau perbuatan hukum yang akan dan yang telah dilakukan kliennya (non
litigator).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa Advokat adalah profesi yang
memberikan bantuan jasa hukum kepada masyarakat atau yang kemudian dikenal sebagai
klien, baik secara litigasi maupun non litigasi dengan mendapatkan atau tidak mendapatkan
honorarium (fee).

5
Dalam praktiknya terkadang terdapat banyak muncul istilah-istilah, yang dipakai di Indonesia
sesuai dengan peran masing-masing, misalkan advokat, pengacara praktik, penasehat hukum,
konsultan hukum, dan sebagainya. Akan tetapi walaupun dari secara istilah terdapat
pembedaan, tidak terdapat perbedaan fungsi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
hukum serta sebagai fasilitator untuk membantu menyelesaikan sengketa diantara mereka.

2.3 Teori Manajemen Law Firm


Istilah manajemen mengacu pada kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau
mengelola.Salah satu pakar manajemen James A.F. Stoner mengartikan bahwa “Management
is the process of planning, organising,leading and controlling the effort of organisation
member and using all other organisational resources to achieve stated organisational goals”.

Manajemen adalah proses perencanaan,organisasi, kepemimpinan dan pengawasan terhadap


usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan semua sumber-sumber organisasi lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Firma dalam bahasa Belanda “vennootschap onder firma”. Secara harfiah: perserikatan
dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga disebut Fa,merupakan sebuah bentuk
badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan
memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya.

Menurut Manullang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk
menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah
seorang sekutu.

Manajemen Dalam Sebuah Law Firm


Manajemen law firm sangat penting. Seorang lawyer harus memahaminya jika ingin
kantornya bisa bergerak cepat, dinamis dan tumbuh menjadi besar. Manajemen kantor hukum
sebenarnya bukan hanya bertujuan melanggengkan usaha. Tapi juga bertujuan untuk
memastikan tersedianya pelayanan jasa profesional hukum yang andal.

Pengelolaan firma hukum besar dengan sistem partnership terbuka tentu membutuhkan
manajemen yang lebih rumit.Misalnya, bagaimana mengatur modal, sumber daya manusia,
kepengurusan,kompensasi atas pekerjaan dan pembagian fee, hingga hal-hal detail seperti
jam kantordan hubungan dengan klien.

Law Firm Sebagai Institusi


firma hukum lebih sebagai badan usaha yang bergerak dibidang jasa hukum yang dijalankan
di bawah nama bersama. Law Firm adalah badan penyelenggara jasa hukum yang berbentuk
"firma" yang didirikan dan dikelola oleh lebih dari satu advokat/pengacara secara bersama-
sama dengan tanggung jawab sama rata namun salah seorang dapat ditunjuk sebagai
pimpinan. Fungsi Law firm (pengacara) untuk mewakili seseorang atau perusahaan dalam

6
menyelesaikan persoalan hukum dan juga mengajukan permohonan penyelenggaraan
penyelesaian sengketa secara non- litigasi (luar pengadilan) baik melalui arbitrase atau
mediasi. Jika melalui litigasi, maka pengacara di firma hukum akan menjadi pendamping.

Kantor hukum (yang lazimnya disebut dengan istilah law firm, kantor advokat, kantor
pengacara, dan lain sebagainya) sebagai wadah untuk melaksanakan aktivitas kepraktisannya.
Begitu banyak bentuk yang lazim berjalan, yaitu dalam bentuk- bentuk kapasitas orang-
perorangan, firma hukum, badan hukum maupun format lainnya, yang secara khusus
menekankan pada kantor hukum yang didirikan dalam bentuk maatschap. Namun tidak
tertutup kemungkinan juga bentuk tanggung jawab terbatas (limited liabilities) seperti limited
liabilities partnership yang ada di Amerika Serikat. Kantor hukum dalam buku ini memiliki
pengertian yang sama dengan law firm, kantor advokat, maupun kantor pengacara.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa terhadap kantor hukum sampai saat ini tidak
berbentuk badan hukum, khususnya berbentuk perseroan terbatas. Sejalan dengan hal tersebut
apabila kita perhatikan secara saksama pada maksud dan tujuan sebuah perseroan terbatas
yang melakukan kegiatan usaha yang bersifat umum, maka di dalamnya akan didapati
bidang-bidang yang dikecualikan dalam maksud dan tujuan sebuah perseroan terbatas, antara
lain jasa hukum dan jasa akuntan publik.

Beberapa alasan yang mengemuka seputar alasan mengapa sebuah kantor hukum tidak dapat
berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas, secara umum dikarenakan dua hal berikut.
1. Perseroan terbatas berorientasi profit.
2. Pada kantor-kantor hukum dikenal kasus-kasus pro bono.

Sebuah kantor hukum tidak dapat berorientasi mutlak pada perolehan profit atau keuntungan
semata, melainkan harus turut memperhatikan serta memberikan reservasi bagi para pencari
keadilan. Para pengacara maupun konsultan hukum memiliki suatu tanggung jawab tersendiri
untuk memberikan pelayanan hukum yang terbaik bagi mereka yang tidak memiliki
kemampuan, baik pengetahuan maupun finansial.1

1 Ari Wahyudi Hertanto. 2016. Kantor Hukum: Pendirian Dan Manajemennya (Teori Dan Praktik). Jakarta Timur:
Sinar Grafika.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan
a. Pendirian Law Firm
Firma Hukum TSG diprakarsai oleh lima orang yang merupakan founder.
Berdiri pada tahun 2021, lalu pada tahun 2022 TSG sudah berbentuk badan hukum dan
kembali memiliki Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia bernomor : AHU-0000224-AH.01.20 Tahun 2022.

b. Jumlah lawyer
Firma Hukum TSG memiliki 8 lawyer, dan 1 paralegal

c. Bentuk kantor hukum


Bentuk dari Firma Hukum TSG merupakan Bentuk kantor kecil, yang dimana jumlah lawyer
di firma hukum TSG ini 8 lawyer. Suatu kantor hukum dikatakan kantor kecil jika kantor
yang bersangkutan terdiri dari 15 Advokat atau kurang.2

d. Fasilitas dan sarana prasarana


Fasilitas yang ada di Firma Hukum TSG
- Ruang parkir
- Wifi akses Internet
- Kendaraan roda 2 dan 4
- Air Conditioner
- Kursi + Meja ruang Tamu dan di ruang Kantor.
- Tempat Ibadah.
- Kendaraan Operasional Kantor
- Fasilitas Coffee Break
- 2 Ruangan dan 1 ruang tamu

Sarana dan Prasarana yang ada di Firma Hukum TSG


- Printer
- Alat tulis kantor
- Buku daftar kasus
- Computer + PC
- Meja Kantor dan Kursi di ruang kantor

2 Ibid 1

8
e. Jumlah perkara yang ditangani
Perkara yang pernah masuk di Firma Hukum TSG dari perkara perdata, pidana atau perkara
di luar pengadilan dari tahun 2021 sampai 2023 sekiranya hampir 50-an
Perkara pidana : sekitar 20 perkara
Perkara perdata : sekitar hampir 30 perkara
Data di atas belum termasuk yang datang untuk konsultasi hukum di Firma Hukum TSG.

Perkara yang sudah diselesaikan dalam kurun waktu dari tahun 2021-2023 ada sekitar 30
perkara sebagai berikut:
Perkara pidana : 15 perkara
Perkara perdata : 15 perkara

f. Pengelolaan SDM
Secara spesifik, SDM selain sarjana hukum, ada magister hukum dan calon kandidat doktor
merupakan salah satu yang mendirikan firma hukum ini.
Selain ada pengacara, ada juga mediator yang bersertifikat dan ada juga partner beberapa
kurator anggota pengacara senior.

Selain basic sebagai seorang lawyer juga sebagai akademisi dosen mengajar di beberapa
kampus di swasta. Ada pengembangan SDM terkait pengembangan skill sertifikasi pelatihan
mediator, SPK, dan Pajak. Secara mandiri TSG menyuruh ikut untuk meng-upgrading skill
SDMnya bukan hanya skill di lawyernya saja. Jadi hal tersebut untuk kemampuan
penyelesaian diluar pengadilan itu sendiri

Lalu ada lisensi-lisensi hukum lain selain profesi sebagai lawyer yang harus ada dimiliki oleh
SDM sebagai penguatan soft skill dan hardskill untuk tetap berkompetitif dalam bidang
litigasi dan non litigasi yang harus ditunjang dengan beberapa SDM yang memiliki
sertifikasi.

g. Sistem kompensasi dan pembagian hasil


Rate antara 10%-20% karena Law Firm juga harus membayar pajak.

Sistem pembagian benefit dan profit pada law firm ini sesuai dengan hasil kerja, bukan
memakai sistem birokrasi.

3.2 Pengorganisaisan
a. Struktur Pengurus Firma Hukum TSG
Pembina/Penasehat
Nurdin, S.Kep., S.Sos., S.H., M.H., M.Ap., CPS, CMK., CNS.

Managing Director

9
M. Ikram Ash Shiddiq

Senior Associate
Billy Pahlevi Islami, S.H., M.H., M.Kn.

Associate
Furqon, S.H.

Junior Associate
AR. Salman Paris, S.H., M.H.

Paralegal
Hermanto, S.H.

Partners
Kantor Hukum Drs. H. Busoeri, S.H., M.H & Rekan
Kantor Hukum MDW (Maulidin Dharmawangsa)
Kantor Hukum Aullia Tri Koerniawati, S.H.

Pada struktur ini pendiri dari kantor hukum hanya seorang dan oleh karenanya diri yang
bersangkutan merangkap kedudukannya sebagai managing partner dari kantor hukum yang
bersangkutan.

Dalam praktiknya untuk memantapkan kedudukannya dalam kantor tersebut sebagai pendiri,
maka puncak karir dari pengacara yang bekerja di kantor hukumnya hanya mencapai pada
tingkatan senior associate.

Kondisi pendiri yang manunggal ini dapat saja langgeng, yaitu dalam arti ketunggalannya.
Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa setelah kantor hukum berjalan, maka pendiri
tunggal yang bersangkutan menggandeng mitra lainnya untuk turut memberikan
partisipasinya dalam kantor hukum.

b. Hak dan kewajiban


Hak lawyer di Firma Hukum TSG rata-rata hasilnya sama tidak ada senioritas selama lawyer
masuk disurat kuasa maka pembagian haknya juga sama kewajiban kerjanya juga sama sesuai
dengan kerjaannya.

10
3.3 Pemasaran
a. Analisis pasar untuk mengetahui kebutuhan klien
Secara kelembagaan pemasarannya melalui media sosial
Di media sosial ini Firma Hukum TSG melakukan konsultasi konsultasi publik yang dikelola
oleh Hermanto, S.H.
Untuk memberikan daya tarik kepada klien dengan cara membangun kepercayaan
Selain pemasaran lewat media sosial, Ketika ada klien Firma Hukum TSG ini memberikan
komunikasi secara simple, tidak kaku, disampaikan sedetail mungkin dan memperlihatkan
profil firma hukum ini supaya klien mengetahui bagus atau tidaknya firma ini maka klien
harus mengenal firma hukum TSG dulu.

Pemasaran ini selain melalui kelembagaan juga melalui personality dari seorang lawyer
ataupun staff yang ada di Firma Hukum TSG dengan memberikan kartu nama kepada klien
yang ada.

b. Strategi pemasaran
Strategi layanan hukum sebelum mendampingi
Klien mendapat nomor wa Firma hukum TSG atau langsung datang ke kantor, setelah
mendengar cerita dari klien firma hukum ini memberikan konsultasi hukum dan memberikan/
mengarahkan klien untuk mengambil pilihan jalur non litigasi lebih baik.

Setiap klien yang konsultasi didaftarkan minta identitasnya untuk mengetahui berapa orang
yang berkonsultasi di firma hukum ini dan ada berapa orang yang mau menggunakan jasa
firma hukum ini

Akses hukum yang kedua menggunakan surat kuasa jadi di surat kuasa ada hak peralihan kita
untuk mendampingi calon klien kami sejauh mana kita bertindak dan antara surat kuasa itu
kita dikuatkan dengan kontrak kerja. Di dalam kontrak kerja itu salah satu isinya terkait
tentang hak dan kewajiban serta kedudukan antara pengguna jasa dan pemberi jasa beserta
honorarium, batasan kerja juga ada dikontrak kerja kita menggunakan pelayanan itu sebagai
alat kerja.

Terkait tentang pelayanan yang diberikan dalam hal perkara sudah ditangani, lawyer
memberikan pendampingan hukum di semua lembaga atau badan yang diperlukan ataupun
perseorangannya langsung dengan orang yang memiliki persoalan tersebut baik secara
pribadi kita mewakili klien atau bersama sama klien. Pendampingannya tentu sampai selesai
perkara tersebut, Perkara selesai itu dalam artian adalah sesuai dengan kebutuhan klien jika
klien sudah menganggap ini sudah selesai maka perkara tersebut selesai. Apabila klien masih
membutuhkan jasa bantuan kita untuk pendampingan, maka lawyer akan tetap mendampingi.

c. Kerjasama dengan badan usaha lain


- badan hukum di peradilan umum dan khusus (terutama Pengadilan militer)
- lembaga pendidikan swasta

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan kita dapat mengetahui bagaimana proses manajemen
law firm di kantor firma hukum TSG terutama dari segi perencanaan, pengorganisasian dan
pemasaran. Firma ini menunjukan kinerja yang cukup baik secara keseluruhan dan memiliki
pondasi yang kuat dalam hal visi dan tujuan. Manajemen dalam firma ini cenderung efektif,
dengan pemimpin yang berfokus pada pengembangan advokat dan pengambilan keputusan
yang terencana. Struktur organisasi Firma Hukum TSG ini cukup jelas dengan kewajiban
yang sama di setiap tingkatan.

4.2 Saran
Mengacu pada pembahasan dan kesimpulan, maka dapat disarankan agar Firma Hukum TGS
meningkatkan strategi membangun citra dari Firma Hukum TGS melalui pemasaran online.
Gunakan media sosial untuk membangun hubungan dengan masyarakat dan membagikan
wawasan hukum, contohnya seperti membuat konten edukasi mengenai permasalahan
hukum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, J. (2020). Pendirian & Manajemen Kantor Hukum Era 4.0. Surabaya: Jakad Media
Publishing.
Hertanto, A. W. (2016). Kantor Hukum: Pendirian dan Manajemennya (Teori dan Praktik).
Jakarta Timur: Sinar Grafika.
Tarantang, J. (2018). Advokat Mulia (Paradigma Hukum Profetik dalam Penyelesaian
Sengketa Hukum Keluarga Islam). Yogyakarta: K-Media.

13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Firma Hukum TSG
Lampiran 2. Foto proses observasi

Lampiran 1.

14
Lampiran 2.

15
16

Anda mungkin juga menyukai