Nafira Mega Sapsuha - 201083002
Nafira Mega Sapsuha - 201083002
Nafira Mega Sapsuha - 201083002
PERUSAHAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kuliah Mata Kuliah
HUKUM PERBURUHAN
Disusun oleh :
1.2 Tujuan
1. Untuk menjelaskan ketentuan khusus mengenai mogok kerja dan penutupan perusahaan yang
wajib dipatuhi oleh pengusaha dan pekerja.
2. Untuk menjelaskan penyebab terjadinya pemogokan dan upaya pencegahan dalam
pemogokan.
BAB II
PEMBAHASAN
pengusaha tidak mau melakukan perundingan walaupun serikat pekerja atau pekerja
telah 2 kali meminta secara tertulis kepada pengusaha untuk berunding dalam tenggang
waktu 14 hari kerja; atau
pengusaha mau melakukan perundingan, akan tetapi- perundingan-perundingan yang
dilakukan mengalami jalan buntu (deadlocked) sebagai yang dinyatakan oleh para
pihak dalam risalah perundingan.
Dengan demikian, penyebab terjadinya mogok kerja, selain tidak adanya kehendak salah
satu pihak untuk melakukan komunikasi dengan baik, juga dapat terjadi karena kebuntuan
komunikasi atau tidak adanya kesepakatan (deadlocked) dalam pembicaraan sesuai
dengan tuntutan (penawaran) masing-masing.
Tuntutan pekerja/buruh dalam melakukan mogok kerja juga dapat dilihat dari segi lain,
yakni mogok kerja bertendensi ekonomi, dan mogok kerja yang bertendensi non-ekonomi.
Mogok kerja yang bertendensi ekonomi, apabila pemogokan dilakukan oleh pekerja/buruh
yang didasarkan pada tuntutan yang bernilai uang, misalnya tuntutan kenaikan upah,
tuntutan pemberian uang makan dan transport, ataukah tuntutan yang berkenaan dengan
pemberian fasilitas perumahan atau tempat tinggal di siteplan (semacam mess). Sebaliknya,
mogok kerja yang bertendensi non-ekonomi, apabila pemogokan dilakukan oleh
pekerja/buruh tidak berdasarkan pada tuntutan yang bernilai uang, seperti misalnya tuntutan
untuk perbaikan tingkat kesejahteraan dan restrukturisasi jabatan-jabatan dalam perusahaan,
atau tuntutan utnuk meminta penggantian pimpinan perusahaan atau pimpinan unit kerja
yang melakukan tindakan sewenang-wenang.
Upaya mencegah timbulnya mogok kerja maka perlu dilakukan hal berikut ini :
1. Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi.
2. Membuat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan
harmonis, karena dengan komunikasi yang dua arah yang intens akan mengurangi
masalah di lapangan.
2.10 Penutupan Perusahaan (Lock Out)
Penutupan suatu perusahaan (Lock Out) merupakan hak dasar pengusaha untuk menolak
pekerja/buruh sebagian atau seluruhnya menjalankan pekerjaan sebagai akibat gagalnya
suatu perundingan. Pengusaha tidak dibenarkan melakukan penutupan perusahaan (Lock
Out) sebagai tindakan balasan terhadap suatu pemogokan yang menuntut hak-hak normatif.
Tindakan penutupan perusahaan juga tidak diperbolehkan khususnya bagi perusahaan-
perusahaan yang melayani kepentingan umum serta tempat-tempat yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa manusia.
UU Pasal 148 ayat (1), (2) dan (3) memerintahkan instansi pemerintah yang bertanggung
jawab membantu kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan dan jika kedua belah
pihak yang bersangkutan tidak mencapai kesepakatan maka tindakan penutupan
perusahaan dapat dilakukan.Hal ini berarti pengusaha dilarang melakukan penutupan
perusahaan secara diamdiam, tetapi harus membicarakan lebih lanjut dengan serikat pekerja
yang ada di lingkungannya melalui forum perundingan.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh Serikat Pekerja/Buruh dalam menghadapi
Penutupan Perusahaan (Lock Out) diantaranya :
3.1 Kesimpulan
Pemogokan adalah suatu tindakan yang dilakukan pihak pekerja atau buruh terhadap
perusahaan yang bertujuan menekan pegusaha untuk memenuhi tuntutan yang diajukan atau
sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan kerja lainnya. Alasan utama adanya pemogokan
kerja yaitu tidak terpenuhinya standar kesejahteraan yang sejalan dengan tuntutan pekerja
dan kebuntuan dalam perundingan kedua belah pihak. Tindakan mogok kerja yang
dilakukan misalnya tidak melakukan pekerjaan sebagian atau seluruhnya, memperlambat
pekerjaan secara massal, dan lain-lain. Akibat dari suatu pemogokan yaitu kerugian materil
terhadap perusahaan, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
produktivitas. Adapun mogok kerja yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
dapat berkepanjangan dan berdampak menimbulkan ketidakstabilan sosial, ekonomi dan
politik. Upaya untuk mencegah pemogokan pekerja yaitu dengan menjaga komunikasi yang
baik antara pekerja dan pihak Perusahaan/pengusaha. Beberapa Solusi yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah pemogokan yaitu dengan melakukan perundingan dan
membuat kesepakatan anatar dua belah pihak sesuai dengan tuntutan masing-masing pihak.
Selain itu, jika perundingan tidak menghasilkan kesepakatan dapat diserahkan kepada
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berwenang, yakni Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI).
DAFTAR PUSTAKA
Aloysius, Uwiyono, S.H. M.H. 2001. Hak Mogok Di Indonesia. Jakarta :UI Press.
http://spptcaviasi.blogspot.com/2013/05/kekuatan-utama-buruh-adalah-mogok-
kerja.htmldiakses pada tanggal 4 Desember 2013 jam 18.30 WIB.
http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/liga-indonesia-gaji-ditahan-
pemain-psps-mogok-tanding diakses pada tanggal 4 desember jam 18.45
WIB.