UAS Simulasi Peradilan
UAS Simulasi Peradilan
UAS Simulasi Peradilan
Jawaban
jawab:
Pendaftaran perkara
Pemanggilan oleh Juru Sita/Juru Sita Pengganti kepada pihak Penggugat/Pemohon dan
Tergugat/Termohon dilakukan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum sidang sudah sampai
kepada yang bersangkutan, dan langsung disampaikan kealamat Penggugat/Pemohon
dan Tergugat/Termohon seperti yang tersebut dalam surat gugatan/permohonan. Jika
pada saat dipanggil para pihak tidak ditemukan di alamatnya, maka panggilan
disampaikan melalui Kepala Desa/Lurah dimana para pihak bertempat tinggal.
Jika para pihak sudah dipanggil dan datang ke Pengadilan Agama segera mendaftarkan
diri di piket Meja Informasi yang tersedia, dan tinggal menunggu antrian sidang. Para
pihak yang sedang, menunggu giliran sidang diruangan khusus yang tersedia sambil
menonton televisi.
Pada perkara perceraian, seperti cerai gugat dan cerai talak, hakim wajib mendamaian
kedua belah pihak berperkara pada setiap kali persidang ( Pasal 56 ayat 2, 65, 82, 83 UU
No 7 Tahun 1989. Dan selanjutnya jika kedua belah pihak hadir dipersidangan
dilanjutkan dengan mediasi PERMA No 1 Tahun 2008. Kedua belah pihak bebas
memilih Hakim mediator yang tersedia di Pengadilan Agama Pelaihar tanpa dipungut
biaya. Apabila terjadi perdamaian, maka perkaranya dicabut oleh Penggugat/Pemohon
dan perkara telah selesai.
Dalam perkara perdata pada umumnya setiap permulaan sidang, sebelum pemeriksaan
perkara, hakim diwajibkan mengusahakan perdamaian antara para pihak berperkara (
Pasal 154 R.Bg), dan jika tidak damai dilanjutkan dengan mediasi. Dalam mediasi ini
para pihak boleh menggunakan hakim mediator yang tersedia di Pengadilan Agama
tanpa dipungut biaya, kecuali para pihak menggunakan mediator dari luar yang sudah
punya sertikat, maka biayanya seluruhnya ditanggung kedua belah pihak berdasarkan
kesepakatan mereka. Apabila terjadi damai, maka dibuatkan akta perdamaian ( Acta Van
Verglijk). Akta Perdamaian ini mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan putusan
hakim,dan dapat dieksekusi, tetapi tidak dapat dimintakan banding, kasasi dan
peninjauan kembali.
Apabila tidak terjadi damai dalam mediasi, baik perkara perceraian maupun perkara
perdata umum, maka proses pemeriksaan perkara dilanjutkan.
Sebelum surat gugatan dibacakan, jika perkara perceraian, hakim wajib menyatakan
sidang tertutup untuk umum, sementara perkara perdata umum sidangnya selalu terbuka.
Surat Gugatan Penggugat yang diajukan ke Pengadilan Agama itu dibacakan oleh
Penggugat sendiri atau salah seorang majelis hakim, dan sebelum diberikan kesempatan
oleh mejelis hakim kepada tergugat memberikan tanggapan/jawabannya, pihak
penggugat punya hak untuk mengubah, mencabut atau mempertahankan isi surat
gugatannya tersebut. Abala Penggugat menyatakan tetap tidak ada perubahan dan
tambahan dalam gugatannya itu kemudian persidangan dilanjutkan ketahap berikutnya.
Jawaban tergugat.
Replik penggugat.
Duplik tergugat.
Pembuktian.
Pada tahap ini, penggugat dan tergugat diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan
bukti-bukti, baik berupa bukti surat maupun saksi-saksi secara bergantian yang diatur
oleh hakim.
Pada tahap ini, baik penggugat maupun tergugat diberi kesempatan yang sama untuk
mengajukan pendapat akhir yang merupakan kesimpulan hasil pemeriksaan selama
sidang berlangsung menurut pandangan masing-masing. Kesimpulan yang disampaikan
ini dapat berupa lisan dan dapat pula secara tertulis.
Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim bersifat rahasi ( Pasal 19 ayat (3) UU No. 4
Tahun 2004. Dalam rapat permusyawaratan majelis hakim , semua hakim
menyampaikan pertimbangannya atau pendapatnya baik secara lisan maupun tertulis.
Jika terdapat perbedaan pendapat, maka diambil suara terbanyak, dan pendapat yang
berbeda tersebut dapat dimuat dalam putusan (dissenting opinion).
Putusan hakim.
Setelah selesai musyawarah majelis hakim, sesuai dengan jadwal sidang, pada tahap ini
dibacakan putusan majelis hakim. Setelah dibacakan putusan tersebut, penggugat dan
tergugat berhak mengajukan upaya hukum banding dalam tenggang waktu 14 hari
setelah putusan diucapkan. Apabila penggugat/ tergugat tidak hadir saat dibacakan
putusan, maka Juru Sita Pengadilan Agama akan menyampaikan isi/amar putusan itu
kepada pihak yang tidak hadir, dan putusan baru berkekuatan hukum tetap setelah 14
hari amar putusan diterima oleh pihak yang tidak hadir itu.
Catatan:
Perkara Cerai Talak masih ada Sidang lanjutan yaitu sidang pengucapan Ikrar Talak, dan
ini dilakukan setelah putusan Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Kedua belah pihak
akan dipanggil lagi kealamatnya untuk menghadiri sidang tersebut.
-Penggugat yaitu orang yang merasa haknya dilanggar disebut sebagai Penggugat.
Jika dalam suatu Gugatan terdapat banyak Penggugat, maka disebut dalam
gugatannya dengan “Para Penggugat”. Maka peran penggugat yaitu menghadiri
panggilan sidang dari Pengadilan dan memberikan pernyataan yang benar terkait
pokok perkara yang telah digugatnya
-Tergugat adalah orang yang ditarik ke muka Pengadilan karena dirasa telah
melanggar hak Penggugat. Maka peran tergugat adalah menghadiri panggilan sidang
yang telah ditentukan oleh peradilan dan menjawab serta memenuhi konsekuensi
yang telah diberikan oleh Peradilan
b. Advokat
4. jelaskan apa yang anda kerahui tentang proses penyelesaian perkara tindak
pidana, mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan dakwaan hingga
putusan !
jawab:
a. Penyelidikan adalah: Penyelidikan adalah suatu langkah penyelamatan untuk
mencari dan menemukan suatu tempat yang dapat diambil sebagai jalan keluar
yang dapat dilakukan tidak dapat dilakukan dengan cara penyidikan menurut cara
yang mengatur dalam undang-undang ini, hal ini merupakan penjelasan dari
(Pasal 1 angka 5 KUHAP).
b. Penyidikan adalah: Penyidikan adalah cara bertindak penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti yang membuat terang tentang tindak
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya, hal ini merupakan penjelasan
dari (Pasal 1 angka 2 KUHAP).
c. Penuntutan
5. apa yang anda ketahui tentang eksaminasi putusan, dan kumpulkan tugas anda
tentang eksaminasi hasil simulasi persidangan sesuai dengan kasusnya masing-
masing ?
eksaminasi putusan adalah pengujian atau penilaian dari sebuah putusan (hakim)
apakah pertimbangan-pertimbangan hukumnya telah sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum dan apakah prosedur hukum acaranya telah diterapkan dengan benar, serta
apakah putusan tersebut telah menyentuh rasa keadilan masyarakat.
Contoh Eksaminasi putusan cerai gugat Nomor perkara
0866/Pdt.G/2019/PA.Sby
Ketua,
Tembusan :
1. Yth. Ketua Kamar Agama Mahkamah Agung RI di Jakarta;
2. Yth. Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI di Jakarta;
3. Yth. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya;
4. Yth. Pejabat kepaniteraan dan Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
RUMUSAN
HASIL RAPAT PIMPINAN DAN HAKIM TINGGI
PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA
TENTANG
EKSAMINASI BERKAS DAN PUTUSAN
I. PENDAHULUAN
Cerai adalah terputusnya perkawinan antara suami dan isteri, dengan tekanan
terputusnya hubungan ikatan perkawinan antara suami isteri. Sedangkan Cerai Gugat adalah
ikatan perkawinan yang putus sebagai akibat permahonan yang diajukan oleh istri ke
Pengadilan Agama, yang kemudian termohon (suami) menyetujuinya, sehingga pengadilan
agama mengabulkan permohonan dimaksud.
Dalam hal putusan cerai gugat terkadang masih adanya seorang pihak atas putusan
yang ia terima semisal mengenai hak asus anak, harta gono gini dan lain sebagainya. Akan
tetapi kita tidak bisa langsung menyalahkan hakim dan pengadilan ketika, karena terdapat
banyak faktor yang dapat menjadi penyebab putusan tersebut. Akan tetapi, melakukan kajian
secara independen terhadap Putusan, rekaman persidangan dan berkas-berkas terkait lainnya
diharapkan akan memberikan informasi yang lebih dalam hal tentang sebuah putusan yang
kontroversial. Salah satu contoh putusan yang akan dibahas dalam eksaminasi ini yaitu kasus
cerai gugat, putusan Pengadilan Agama Surabaya, Perkara Nomor 0866/Pdt.G/2019/PA.Sby.
Andi Hamzah dalam Kamus Hukum halaman 170 memberikan pengertian bahwa
eksaminasi adalah menguji secara saksama kelengkapan berkas perkara sebelum diajukan
kesidang pengadilan maupun penanganan dan penyelesaiannya sebelum memperoleh
kekuatan hukum tetap, pula bertujuan mempelajari latar belakang perkara, baik untuk tujuan
kesempurnaan administrasi perkara pada umumnya serta mempersiapkan penuntutan
penuntut umum.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan eksaminasi terhadap putusan ini
dengan menggunakan analisis hukum, untuk menemukan bagaimana fakta-fakta dan
penerapan serta pertimbangan hakim dalam menerapkan hukum tersebut dalam menjatuhkan
putusan itu, penulis akan berusaha mencari apakah benar ada kejanggalan-kejanggalan yang
terjadi dalam putusan hakim tersebut sesuai dengan analisi hukum.
II. EVALUASI ADMINISTRASI PERADILAN
1. Pra sidang :
c. Pemberian nomor perkara pada lembar surat gugatan.
1) Temuan :
Pemberian nomor perkara dalam bentuk stempel diletakan disebelah kanan atas
lembar pertama surat gugatan.
2) Seharusnya diletakan disebelah kiri atas lembar pertama surat gugatan dan
diperkirakan apabila dijilid masih terbaca.
b. Surat Kuasa Khusus.
1) Kuasa untuk berperkara pada tingkat peradilan.
a) Temuan :
Terdapat surat kuasa yang tidak jelas menyebut untuk tingkat pertama dan
banding maupun kasasi.
b) Seharusnya :
- Dalam surat kuasa khusus harus disebutkan secara tegas untuk berperkara
pada tinggkat Pengadilan Agama, tingkat banding dan tingkat kasasi.
- Jika untuk tingkat kasasi harus dengan surat kuasa khusus yang dibuat
tersendiri untuk berperkara pada tingkat kasasi (Pasal 44 ayat (1) huruf (a)
Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 dan Putusan Mahkamah Agung
Nomor 51 K/Pdt/1991, tanggal 25 Januari 1992).
2) Kartu Tanda Pengenal Advokat (KTPA) dan Berita Acara Sumpah.
a) Temuan :
Terdapat Kartu Tanda Pengenal Advokat yang telah habis masa berlakunya,
sementara yang bersangkutan masih diperkenankan beracara.
b) Seharusnya :
- Kartu Tanda Pengenal Advokat harus dicocokan dengan mengkroscek data
yang lain dan apakah masih berlaku atau sudah habis masa berlakunya.
- Tiga bulan sebelum masa berlaku Kartu Tanda Pengenal Advokat habis,
harus sudah diperingatkan oleh hakim agar dilakukan perpanjangan untuk
memperoleh Kartu Tanda Pengenal Advokat yang yang baru.
- Pemeriksaan terhadap Kartu Tanda Pengenal Advokat kuasa hukum dicatat
dan dimasukan kedalam berita acara sidang.
- Bagi kuasa hukum yang bukan anggota dan tidak dapat menunjukkan Kartu
Tanda Pengenal Advokat Peradi, harus menunjukkan Kartu Tanda
Pengenal Advokat non Peradi dan menunjukkan berita acara sumpah yang
sah sebagai pengacara dari Pengadilan Tinggi yang berwenang.
2. Proses Persidangan.
a. Kuasa hukum.
1) Temuan :
Terhadap perkara yang menggunakan kuasa hukum, terdapat gambaran majelis
hakim tidak cermat dan teliti dalam memeriksa syarat formil dan materiil kuasa
hukum.
2) Seharusnya :
Ketentuan tentang pemeriksaan kuasa khusus dapat mempedomani diktum nomor
1 f tentang surat kuasa sebagaimana tersebut diatas. Hasil pemeriksaan terhadap
kuasa hukum harus tergambar dan masuk kedalam berita acara sidang.
b. Relaas panggilan.
1) Hal-hal yang harus ditulis dengan tangan.
a) Temuan :
Majelis Hakim pada setiap persidangan tidak memeriksa relaas panggilan
mengenai resmi dan patutnya, juga tidak memeriksa mana yang harus ditulis
tangan dan mana yang boleh diketik.
b) Seharusnya :
- Kewajiban Majelis Hakim pada setiap persidangan relaas panggilan,
disamping memeriksa resmi dan patutnya, juga memeriksa mana yang
harus ditulis tangan dan mana yang boleh diketik.
- Relaas panggilan yang harus ditulis tangan adalah tanggal dan hari
pelaksanaan pemanggilan, serta kondisi yang ditemukan pada saat
pelaksanaan panggilan, hal tersebut sebagai indikator bahwa
Jurusita/JurusitaPengganti benarbenar melaksanakan tugas di tempat
tinggal para pihak. Apabila sudah diketik memberikan kesan bahwa
panggilan dilaksanakan di Kantor Pengadilan Agama.
3) Pencetakan relaas panggilan.
a) Temuan :
Masih diketemukan relaas panggilan yang sudah ditanda tangani oleh
Jurusita/Jurusita Pengganti mencantumkan kata “contoh formulir panggilan”.
b) Seharusnya :
- Setelah dicetak menjadi relaas panggilan, tulisan “contoh relaas panggilan”
dihilangkan.
- Renvoi terhadap ketikan yang dicoret tetap dicantumkan.
5) Kondisi yang ditemukan jurusita/jurusita pengganti dalam pemanggilan yang
dituangkan dalam relaas panggilan.
a) Temuan :
Dalam relaas panggilan tertulis : “.....tidak bertemu yang bersangkutan,
selanjutnya panggilan disampaikan kepada Lurah akan tapi Lurah yang
bersangkutan tidak ada dan diteruskan ke staf Kelurahan, namun staf Kelurahan
tidak mau menanda tanganinya”, sedang dalam BAS panggilan telah
disampaikan secara resmi dan patut.
b) Seharusnya :
Majelis Hakim harus menyatakan bahwa panggilan seperti itu tidak sampai,
sehingga harus dipanggil kembali. Oleh karena kelalaian Jurusita/Jurusita
Pengganti, maka biaya panggilan berikutnya ditanggung oleh Jurusita/Jurusita
Pengganti yang bersangkutan.