KLP 1 Asma Bronkial
KLP 1 Asma Bronkial
KLP 1 Asma Bronkial
S
DENGAN DIAGNOSA MEDIK ASMA BRONKIAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN .................................................... 1
A. Konsep Kebutuhan .............................................................. 1
B. Rencana Asuhan Klien ........................................................ 4
BAB II KAJIAN KEPERAWATAN ....................................................... 16
A. Pengkajian ........................................................................... 16
B. Analisa Data ......................................................................... 21
C. Diagnosa Keperawatan ........................................................ 21
D. Intervensi Keperawatan ....................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 24
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP KEBUTUHAN
1. Definisi
Oksigen merupakan proses pemenuhan O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigen berupa gas tidak berwarna dan berbau,
yang mutlak diperlukan dalam metabolisme sel, akibat okseginasi
terbentuklah karbondioksida, energi dan air. Walaupun begitu,
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh, akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel
(Andini & yuni, 2017).
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan,
dan aktivitas berbagai organ atau sel (Carpenito, Lynda Juall 2012).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
2. Fisiologi Sistem
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi
digunakan untuk proses pertukaran gas, di mana system
pernafasan ini merupakan salah satu sistem yang berperan sangat
penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem
pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur
tersebut terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu pertukaran
oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon
dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga
respirasi internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi
dan sel jaringan dimana system respirasi internal ini terjadi pada
seluruh system tubuh (Djojodibroto, 2012).
Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran
1
2
j) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : bentuk tidak simetris.
Auskultasi : bising usus normal (5-30x/menit).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : tympani.
k) Pemeriksaan integumen Inspeksi : kulit berwarna sawo
matang, tidak ada lesi, tidak ada oedema.
Palpas : integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan.
k. Pemeriksaan anggota gerak (ekstermitas)
Inspeksi : otot simetri, tidak ada fraktur.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
l) Pemeriksaan genetalia dan sekitar anus
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada benjolan, rambut
pubis merata.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2) Pola Gordon
a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat penyakit yang pernah dialami seperti sesak
napas yang mengganggu aktivitas.
- Riwayat keperawatan diri serta pemeliharaan
lingkungan yang dapat menjadi penyebab asma seperti
debu, serbuk bunga, bulu binatang, dan cuaca.
- Riwayat kesehatan keluarga ada yang menderita
penyakit asma.
b) Pola metabolik nutrisi
Dapat muncul mual dan anoreksia sebagai dampak
penurunan oksigen jaringan gastrointestinal. Pasien
biasanya mengeluh badannya lemah karena penurunan
asupan nutrisi, terjadi penurun BB.
c) Pola eliminasi
8
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas.
2) Pemeriksaan dahak atau sputum
Untuk mengetahui jenis allergen apa yang masuk dalam
saluran pernapasan- Pemeriksaan darah: AGD hanya
dilakukan pada penderita dengan asma berat.
3) Foto Rotgen (thoraks)
3. Perencanaan
No SDKI SLKI SIKI
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan
napas tidak tindakan Napas
efektif b/d keperawatan selama Observasi:
spasme jalan 3x24 jam, maka - Monitor pola
napas bersihan jalan napas napas (frekuensi,
9
Edukasi:
- Ajarkan teknik
batuk efektif
- Anjurkan asupan
cairan 2000
10
ml/hari
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
- Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
- Ajarkan cara
melakukan
aktivitas yang
dipilih
- Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
sosial, spiritual
dan kognitif
dalam menjaga
fungsi dan
kesehatan
Kolaborasi :
- Kolaborasi
dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan
dan memonitor
program
aktivitas, jika
sesuai
- Rujuk pada pusat
atau program
aktivitas
komunitas, jika
perlu
14
4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan mewujudkan pelaksanaan
tindakan dari perencaan yang telah di buat. Implementasi yang di
lakukan pada pasien asma bronkial adalah mengacu pada SIKI
(Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yaitu SIKI manajemen
asma, SIKI batuk efektif, SIKI nafas dalam, SIKI pemantauan
respirasi yang aktivitas tindakan keperawatan dikelompokkan
dalam empat kategori yaitu tindakan monitoring, tindakan
teraupetik/mandiri, edukasi dan kolaborasi. Tindakan keperawatan
utama untuk mengatasi bersihan jalan nafas adalah pengaturan
posisi, latihan batuk efektif, latihan nafas dalam. Untuk tindakan
edukasi pasien diajarkan tentang anjurkan bernapas dalam dan
lambat (tekhnik nafas dalam) 1 kali sehari, sedangkan tindakan
kolaborasi adalah pemberian bronkodilator, mukolitik, ekspetoran
dan oksigen strategi implementasi dilakukan melalui mengajarkan
secara langsung, melakukan monitoring dan edukasi. Implementasi
latihan nafas dalam akan dilaksanakan dua kali dalam sehari hari
dan dievaluasi keberhasilan dari pelaksanaan tindakan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual perawat untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rancana keperawatan dan pelaksanaannya sudah
dicapai berdasarkan tujuan yang telah dibuat dalam perencanaan
keperawatan.
Evaluasi keperawatan terdin dari:
S : ungkapan perasaan dan keluhan yang dikeluhkan secara
subjektif oleh keluarga maupun pasien setelah di beri tindakan
keperawatan
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A : analisa perawat setelah mengetahui respon pasien secara
15
BAB II
KAJIAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris
Jl. MAIPA NO.19 MAKASSAR
KAJIAN KEPERAWATAN
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= meninggal
= Garis penghubung
Kaki 5 5
Keterangan :
Nilai 5: kekuatan penuh
Nilai 4: kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3: mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan
Nilai 2: mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
Nilai 1: tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0: tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak
Refleks patologi : Negatif
Babinski, Kiri : Negatif
Kanan : Negatif
Clubing jari-jari : Tidak ada
Varises tungkai : Tidak ada
i) Columna vetebralis :
Inspeksi : Tidak ada
Palpasi Kaku kuduk : Tidak ada kaku kuduk
C. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit :
Tidur 5 sampai 6 jam setiap harinya, tidur nyenyak.
2. Keadaan sejak sakit :
Susah tidur dan sering terbangun karena sesak.
Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Positif
Banyak menguap : Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : Positif
D. NV:
Sensorik : Pasien mampu menunjuk bagian wajah (dahi/pipi) yang mendapat goresan kapas dengan mata tertutup
Motorik : pasien mampu menggigit/mengunyah dengan baik
E. N VII :
Sensorik : pasien mampu membedakan rasa manis,asin,asam.
Motorik : pasien mampu mengangkat alis, mengkerutkan dahi, mencucurkan bibir, tersenyum, meringis, bersiul, dan
menggembungkan pipi
F. N VIII :
Vestibularis : pasien mampu berdiri tegak dengan mata tertutup
Akustikus : pasien mampu mendengar dengan normal
G. N IX : letak uvula pasien berada ditengah, tampak tidak ada peradangan
H. N X : pasien mampu menelan tanpa ada rasa nyeri
I. N XI : pasien mampu mengangkat bahu kanan dan kiri. Tidak ada kaku kuduk
J. N XII : pasien mampu menyulurkan lidah, mampu mendorong pipi kanan dan kiri dari arah dalam.
VII.TERAPI
1. Acetylcysteine/3x1/tablet/oral
2. Aminophyllin/3x1/tablet/oral
3. Bricasma/4x1/iv
4. Cefrtiaxone/2x1/iv
5. Farbivent/4x1/inhalasi
6. Paractamol 1 botol/8 jam/iv
7. Infus RL 500 cc
B. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Spasme jalan napas Bersihan jalan napas
Pasien mengatakan tidak efektif
batuk sudah 2 hari
Pasien mengatakan
merasa sesak
DO :
Tampak pasien tidak
mampu batuk efektif
P : 28 x/m
N : 110 x/m
Auskultasi terdengar
bunyi wheezing
Terpasang O2 nasal
21
kanul
2. DS : Proses infeksi Hipertermi
DO :
S : 38 ºC
N : 110 x/m
Kulit teraba hangat
Lab : Leukosit =
12.72
3. DS : Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
Pasien mengatakan antara suplai dan
tidak bisa melakukan kebutuhan oksigen
aktivitas karena
merasa sesak
DO :
Pasien tampak sesak
P : 28 x/m
Pasien tampak lemas
Terpasang O2 nasal
kanul
Sebagian aktivitas
dibantu keluarga
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
c. Mengi pemberian
menurun skala bronkodilator,
5 ekspektoran, mukolitik,
d. Pola nafas jika perlu
meningkat B. Latihan batuk efektif
skala 5 O: - identifikasi
kemampuan batuk
T: - buang sekret pada
tempat sputum
E: - jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
- anjurkan tarif napas
dalam
-
K: - kolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu
2. Hipertermi b/d Setelah dilakukan Manajeman hipertermi
proses infeksi tindakan Observasi :
keperawatan selama - Identifikasi
…./…. Jam, penyebab
diharapkan suhu hipertermia (mis:
tubuh berada pada dehidrasi, terpapar
rentang normal lingkungan panas,
36,5-37,5 C dengan penggunaan
kriteria hasil : inkubator)
a. Takikardi - Monitor suhu tubuh
menurun Terapeutik :
skala 5 - Sediakan
b. Suhu tubuh lingkungan yang
membaik dingin
skala 5 - Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Berikan cairan oral
- Berikan oksigen,
jika perlu
Eduukasi :
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
23
DAFTAR PUSTAKA