Ujian Akhir Semester Literasi Tri Winda Maharani
Ujian Akhir Semester Literasi Tri Winda Maharani
Ujian Akhir Semester Literasi Tri Winda Maharani
LITERASI DASAR
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
23300862
2024
Laporan Kemajuan Belajar Literasi Dasar
Literasi mengalami perluasan arti yang lebih dari sekedar mampu membaca
dan menulis. Kemampuan literasi yang tinggi adalah kemampuan yang
memungkinkan orang untuk membaca dunia bukan hanya kata, kalimat, paragraf,
ataupun sebuah wacana. Literasi melibatkan penggunaan berbagai bentuk
komunikasi yang memberikan kita kesempatan lebih lanjut dan besar untuk
memajukan diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Literasi membantu kita
memahami dunia dan mengungkapkan identitas, ide, dan budaya. Dengan kata lain
literasi bukan lagi bermakna tunggal melainkan mengandung beragam arti
(multiliteracies). Dalam multiliterasi, literasi bisa berarti melek teknologi, politik,
berpikiran kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Seseorang baru bisa
dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu karena membaca dan
melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman bacaannya.
Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka
tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di Masyarakat akan
membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik. Bukan hanya itu kebiasaan
membaca juga dapat membentuk karakter seorang anak. Seperti yang diterangkan
di atas bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus
menggenjot minat baca masyarakat khususnya peserta didik. Melalui membaca
pemerintah mengharapkan terbentuk karakter yang baik sejak dini. Karakter
tersebut berasal dari materi baca yang berisi nilai-nilaibudi pekerti, berupa kearifan
lokal, nasional, dan global dan disampaikansesuai tahap perkembangan peserta
didik. Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan
di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga
satuan pendidikan yaitu sekolah. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat
juga menjadi komponen
penting dalam keberhasilan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Mencipatakan lingkungan yang kaya literasi dapat dimulai dari dalam kelas
dengan menciptkan kelas yang literat. Kelas yang literat salah satunya ditunjukkan
dengan banyaknya tulisan di dalam kelas. Tulisan ini dapat berupa: 1) nama peserta
didik, 2) alfabet di dinding, 3) nama hari, 4) nama bulan, 5) nama benda-benda yang
ada di kelas, dan 6) jadwal kegiatan kelas. Semakin banyak tulisan yang
diperkenalkan, semakin banyak peserta didik mendapat informasi literasi.
Pengalaman dengan huruf atau kata yang diperolehnya di dalam kelas akan
membantu mereka dalam kegiatan membaca dan menulis. Pengenalan huruf
melalui nama sendiri dan nama teman sangat membantu peserta didik dalam
membedakan bunyi dan simbol. Nama teman yang ditempel di pintu masuk kelas
akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat nama-nama tersebut setiap
waktu mereka akan masuk. Sebagai alternatif, nama peserta didik dapat juga ditulis
di rak barang mereka. Tulisan yang terlihat akan diserap otak sebagai informasi dan
akan menempel dalam ingatan peserta didik karena mereka melihatnya setiap hari.
Tanpa sadar, mereka banyak mengenal tulisan atau huruf tanpa harus menghafal.
Selain itu mencitptakan lingkungan yang kaya literasi dengan membuat mading
sebagai wadah untuk mengeksplor tulisan peserta didik maupun guru sehingga
dapat melatih peserta didik untuk banyak menulis dan semakin banyak bahan
bacaan yang dapat digunakan.
Secara tidak langsung dengan adanya lingkungan yang kaya literasi di SDN 37
ALANG lawas membantu peserta didik membiasakan budaya membaca
menambah ilmu pengetahuan dan memperkuat pondasi dalam hal kesadaran
literasi agar selalu tertanam dalam diri peserta didik melalui media kaya literasi yang
ada di lingkungan sekolah yang di kemas dengan menarik.
Berdasarkan hal tersebut saya dan teman kelompok PPL SDN 37 Alang
Lawas merancang suatu proyek dengan tema lingkungan kaya literasi dengan
membuat taman literasi dan menata lingkungan sekolah dengan berbagai media
literasi, karena berhubungan juga di SDN 37 Alang Lawang sedang dalam tahap
pembangun andan renovasi maka dipelukan lagi penataan kembali
lingkungan sekolah dengan media yang kaya akan literasi.
Melalui perkuliahan PPG Prajabatan khususnya mata kuliah Literasi Dasar dan
melalui kegiatan PPL di SDN 37 Alang Lawas menyadarkan saya bahwasebagai
pendidik haruslah membudayakan literasi menjadi kebiasaan sehari-hari pada diri
saya sendiri, peserta didik, sekolah, orang tua wali peserta didik serta masyarakat.
Karena dengan membudayakan literasi dapat memberikan informasi yang
bermanfaat serta menambah wawasan yang dapat berguna bagi masa depan
bangsa dan negara, mencipatkan manusia Indonesia yang berwawasan luas,
berkualiatas dan intelektual melalui kegiatan literasi. Maka dari itu budaya literasi
harus menjadi kebiasaan yang harus selalu dilaksanakan dan di kembangkan, baik
untuk lingkungan keluarga, lingkungn sekolah dan lingkungan masyarakat yang
berada di kota, di desa, di kepulauan ataupun yang berada di wilayah 3T dan
tentunya menjadi tugas dan tanggung jawab pendidik untuk dapat memberikan
kesadaran akan pentingnya literasi serta menciptakan lingkungan yang kaya literasi.
Melalui perkuliahan ini menjadi tantangan untuk dapat mengimplementasikan apa
yang telah diperoleh berupa membudayakan literasi di lingkungan keluarga,
masyarakat, terlebih khusus dilingkungan sekolah.
Wiedarti, P., & Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah.
(N.D.). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.