1 PB
1 PB
1 PB
ABSTRACT
The research objective was to improve student’s Science Process Skill (SPS) through the use of guided inquiry learning
model at grade XI MIA 2 of SMA Negeri Colomadu Karanganyar academic year 2015/2016. The research is considered
as Classroom Action Research that performed by planning, action, observation, and reflection in each cycle. The subject
of research is students of XI MIA 2 SMA Negeri Colomadu Karanganyar that consist of 34 students. Data are obtained by
observation, interview, test, and documentation. Data validation used triangulation method. Data were analyzed using
qualitative descriptive technique. The research procedure used spiral methods. The result of research showed that
application of guided inquiry learning model improved the science process skill of XI MIA 2 SMA Negeri Colomadu
academic year 2015/2016. Precentage average of science process skill aspect in pre-cycle is 46,08%, in cycle 1 is 50,71%
(improve 4,63%), and in cycle 2 is 61,94% (improve 11,23%). The conclusion of this research describes there was
increasing science process skill of student on biology through the application of guided inquiry learning model at grade XI
MIA2 in SMA Negeri 2 Colomadu Karanganyar academic year 2015/2016.
DOI: http://dx.doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v10i2.12566
64 BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi 10(2): 63-67, Agustus 2017
melaksanakan pengamatan, merumuskan masalah dan Tahap pelaksanaan tindakan berupa penerapan model
hipotesis, merancang serta melakukan percobaan. pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi sistem
Berdasarkan analisis hasil observasi dan wawancara ekskresi untuk meningkatkan keterampilan proses sains.
disimpulkan pembelajaran biologi kurang memfasilitasi Tahap observasi keterampilan proses sains dilakukan
keterampilan proses peserta didik. Belajar biologi atau selama pelaksanaan tindakan berupa penerapan model
sains akan bermakna apabila peserta didik terlibat aktif pembelajaran inkuiri terbimbing. Observasi juga dilakukan
secara kognitif, psikomotorik, dan sosial (Rustaman, 2005). terhadap keterlaksanaan sintaks model pembelajaran
Hasil observasi pratindakan berupa aspek keterampilan inkuiri terbimbing. Tahap refleksi data memuat kelebihan,
proses sains menunjukkan aspek mengamati 54,90%, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan
mengelompokkan 42,16%, mengajukan pertanyaan yang menjadi dasar kegiatan pada siklus berikutnya.
43,14%, merumuskan hipotesis 44,12%, memprediksi Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIA 2
47,06%, merencanakan percobaan 54,90%, menggunakan SMA Negeri Colomadu Karanganyar pada semester genap
alat dan bahan 48,04%, melaksanakan percobaan 50,98%, tahun ajaran 2015/2016. Jumlah keseluruhan objek
menafsirkan 41,18%, menerapkan konsep 38,24%, penelitian sebanyak 34 peserta didik yang terdiri dari 14
mengkomunikasikan 42,16%. Berdasarkan hasil observasi laki-laki dan 20 perempuan.
pratindakan diketahui keterampilan proses sains peserta Data penelitian berupa keterampilan proses sains yang
didik di kelas XI MIA 2 rendah dan perlu ditingkatkan. terdiri dari aspek mengamati, mengelompokkan,
Upaya peningkatan keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis,
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang meramalkan, merencanakan percobaan, menggunakan alat
dapat mengakomodasi keterampilan proses peserta didik. dan bahan, melaksanakan percobaan, menafsirkan,
Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan karena menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan yang di
peserta didik dituntut untuk melakukan penyelidikan. Guru observasi selama proses pembelajaran dengan
memberikan berbagai pertanyaan untuk membimbing menggunakan model Inkuiri. Pengumpulan data penelitian
peserta didik melakukan penyelidikan. Guru juga melalui metode observasi, tes, dan wawancara. Validasi
memberikan prosedur penyelidikan yang akan dilakukan data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data
peserta didik. Peserta didik melakukan sendiri proses menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang terdiri dari
pengumpulan dan analisis data serta solusi untuk menjawab reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
permasalahan yang ada. Peserta didik melakukan proses atau verifikasi.
penyelidikan sendiri yang memungkinkan mereka untuk
membuat kesimpulan dari pembelajaran (Sadeh & Zion, HASIL DAN PEMBAHASAN
2009).
Model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan HASIL
sintaks menurut Scott, Tomasek & Matthews (2010) yang Hasil penelitian berupa skor rata-rata tiap aspek
meliputi observe and learn ‘stuff’ (pengamatan dan mencari keterampilan proses sains peserta didik yang terdiri dari
tahu tentang objek pengamatan), formulate inquiry mengamati, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan,
question (merumuskan pertanyaan penyelidikan), develop merumuskan hipotesis, memprediksi, merencanakan
percobaan, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan
hypothesis (mengembangkan hipotesis), design and
percobaan, menafsirkan, menerapkan konsep, dan
conduct investigation (merencanakan dan melakukan
mengkomunikasikan. Hasil observasi keterampilan proses
investigasi), analyze data (menganalisis data), argue that sains siklus I yaitu 50,71% dan meningkat sebesar 11,23%
evidence does or does not support the hypothesis menjadi 61,94% di siklus II
(menyampaikan hasil percobaan untuk membuktikan
hipotesis). PEMBAHASAN
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
proses sains kelas XI MIA 2 SMA Negeri Colomadu Siklus I
Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis observasi tiap aspek keterampilan proses
METODE sains tahap pratindakan dan siklus I dapat dilihat pada
gambar 1.
Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas
dengan model spiral menurut Kemmis & Mc Taggart yang 60
Skor KPS (%)
pratindakan
50
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, siklus I
40
dan refleksi (Arikunto, 2006). Tahap perencanaan
30
pembelajaran terdiri dari pembuatan instrumen
20
pembelajaran berupa silabus dan RPP dengan model 10
pembelajaran inkuiri terbimbing, persiapan sarana 0
pembelajaran, dan persiapan instrumen penelitian untuk
pembelajaran berupa lembar observasi keterampilan proses
sains, tes, pedoman wawancara guru dan peserta didik,
lembar kerja peserta didik, dan dokumentasi.
Fajriah et al. Peningkatan KPS melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 65
Gambar 1. Skor Hasil Observasi tiap Aspek Keterampilan Proses Hasil observasi didukung dengan hasil wawancara.
Sains Pratindakan dan Siklus I Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan peserta
didik menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Gambar 1 menunjukkan adanya peningkatan tiap aspek inkuiri terbimbing mampu melatih keterampilan proses
keterampilan proses sains dari pratindakan ke siklus I. sains dengan terlihatnya beberapa peserta didik bertanya
Aspek mengamati (54,90%) dan merencanakan percobaan dan berpendapat saat presentasi, peserta didik terlibat
(54,90%) tidak ada peningkatan skor dari pratindakan membuat rumusan masalah dan hipotesis, melakukan
hingga siklus I. Aspek mengelompokkan mengalami percobaan, dan presentasi di depan kelas dengan model
peningkatan skor sebesar 5,88% menjadi 48,04% di siklus pembelajaran yang diterapkan. Menurut peserta didik
II. Aspek mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan pembelajaran biologi menjadi menarik dengan adanya
skor sebesar 4,9% menjadi 48,04% di siklus I. Aspek kegiatan percobaan di dalam kelas sehingga dapat terlibat
merumuskan hipotesis mengalami peningkatan sebesar secara langsung.
6,86% menjadi 50,98% di siklus I. Aspek memprediksi Hasil wawancara guru mengenai keterampilan proses
mengalami peningkatan skor sebesar 4,9% menjadi 51,96% sains adalah peserta didik menjadi lebih berpartisipasi
di siklus I. Skor aspek menggunakan alat dan bahan dalam pembelajaran biologi, hal tersebut terlihat dari
meningkat sebesar 4,9% menjadi 52,94% di siklus I. Skor sebagian besar peserta didik fokus saat melakukan
aspek melaksanakan percobaan meningkat sebesar 2,94% pengamatan dan kooperatif saat diskusi maupun
menjadi 53,92% di siklus I. Skor aspek menafsirkan melaksanakan percobaan. Teknik mengajar seperti diskusi,
meningkat sebesar 6,86% menjadi 48,04% di siklus I. Skor tanya jawab, dan penugasan dapat diterapkan meskipun
aspek menerapkan konsep meningkat sebesar 7,84% masih tetap menjelaskan materi lebih banyak kepada
menjadi 46,08% di siklus I. Skor aspek peserta didik. Kegiatan pembelajaran dengan teknik tanya
mengkomunikasikan meningkat sebesar 5,88% menjadi jawab masih kurang maksimal karena hanya beberapa
48,04% di siklus I. peserta didik yang bertanya atau menjawab pertanyaan,
Hasil analisis observasi didukung oleh hasil analisis tes sehingga sintaks formulate inquiry question dengan
yang memuat aspek keterampilan proses sains. Hasil deskriptor meminta peserta didik mengajukan pertanyaan
analisis tes keterampilan proses sains pratindakan dan sebanyak-banyaknya belum terlaksana dengan baik.
siklus I dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa skor
tiap keterampilan proses sains siklus I sebagian besar
Tabel 1. Skor Hasil Tes tiap Aspek Keterampilan Proses Sains belum mencapai target akhir penelitian karena menurut
Pratindakan dan Siklus I Widayanto (2009) keterampilan proses sains dikatakan
dalam kategori cukup baik jika skor rata-rata sebesar 56
Capaian Skor (%)
Aspek KPS sampai 75 %, sehingga penerapan model pembelajaran
pratindakan Siklus I
Mengamati 55,88 79,41 inkuiri terbimbing masih berlanjut pada siklus selanjutnya.
Mengelompokkan 54,90 67,64
Mengajukan pertanyaan 41,18 61,76 Siklus II
Merumuskan hipotesis 52,94 52,94 Hasil analisis observasi tiap aspek keterampilan proses
Memprediksi 47,06 58,82
sains siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 2.
Merencanakan percobaan 39,70 60,30
Menggunakan alat dan bahan 50 58,82
Melaksanakan percobaan 38,24 61,76
60
Menafsirkan 32,35 50
Menerapkan konsep 36,63 52,93 50 siklus I
Skor KPS (%)
merencanakan percobaan mengalami peningkatan skor dan bekerja sama melakukan percobaan dalam
sebesar 17,16% menjadi 68,63% di siklus II. Skor aspek kelompoknya. Penerapan model pembelajaran inkuiri
menerapkan konsep meningkat sebesar 16,41% menjadi terbimbing memperlihatkan keaktifan sebagian besar
56,86% di siklus II. Skor aspek mengkomunikasikan peserta didik dari melakukan percobaan hingga
meningkat sebesar 15,68% menjadi 64,71% di siklus II. mengkomunikasikan hasil percobaan.
Skor aspek mengajukan pertanyaan meningkat sebesar Peningkatan keterampilan proses sains di siklus II
12,74% menjadi 61,76% di siklus II. Skor aspek dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang lebih baik yang
mengelompokkan meningkat sebesar 12,01% menjadi didukung dengan hasil observasi keterlaksanaan sintaks
58,82% di siklus II. Skor aspek menafsirkan meningkat baik untuk guru maupun peserta didik menunjukkan bahwa
sebesar 11,76% menjadi 59,80% di siklus II. Skor aspek seluruh sintaks pada model pembelajaran inkuiri
merumuskan hipotesis meningkat sebesar 11,76% menjadi terbimbing dapat diterapkan lebih baik dibandingkan
62,75% di siklus II. Skor aspek menggunakan alat dan dengan siklus pertama. Sintaks formulate inquiry question
bahan meningkat sebesar 8,82% menjadi 58,82% di siklus dapat diterapkan oleh guru sehingga peserta didik lebih
II. Skor aspek memprediksi meningkat sebesar 6,86% aktif dalam merumuskan pertanyaan. Berdasarkan hasil
menjadi 56,86% di siklus II. Skor aspek mengamati observasi menunjukkan bahwa keterampilan proses sains
meningkat sebesar 4,41% menjadi 60,78% di siklus II. siklus II sudah mencapai target penelitian dengan skor
Hasil analisis observasi didukung oleh hasil analisis tes keseluruhan aspek lebih dari 56%.
yang memuat aspek keterampilan proses sains. Hasil
analisis tes keterampilan proses sains siklus II dapat dilihat Perbandingan Hasil Tindakan
pada tabel 2. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
adanya peningkatan skor akhir keterampilan proses sains
Tabel 2. Skor Hasil Tes tiap Aspek Keterampilan Proses Sains dari pratindakan hingga siklus II. Skor akhir diperoleh dari
Siklus II rata-rata skor tiap aspek keterampilan proses sains.
Peningkatan skor akhir dipengaruhi oleh peningkatan skor
Aspek KPS Capaian Skor (%) rata-rata tiap aspek keterampilan proses sains dari
Mengamati 85,30 pratindakan hingga siklus II. Peningkatan skor akhir tahap
Mengelompokkan 75,48 pratindakan, siklus I, dan siklus II selengkapnya disajikan
Mengajukan pertanyaan 73,52 pada gambar 3.
Merumuskan hipotesis 66,66
Memprediksi 67,64
Merencanakan percobaan 76,47 80
Menggunakan alat dan bahan 73,52
Skor KPS (%)
60
61,94
Melaksanakan percobaan 79,41 40 50,71
46,08
Menafsirkan 64,70 20
Menerapkan konsep 69,11
0
Mengkomunikasikan 73,52 Pratindakan Siklus I Siklus II
Jumlah 805,33
Rata-rata 73,21
Gambar 3. Skor Akhir Keterampilan Proses Sains Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II
Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa skor tertinggi
yaitu 85,30% pada aspek mengamati dan skor terendah Berdasarkan gambar 3 tampak adanya peningkatan skor
yaitu 64,70% pada aspek menafsirkan. Skor rata-rata tiap rata-rata keseluruhan aspek keterampilan proses sains
aspek keterampilan proses sains sudah mencapai 56%. mulai dari tahap pratindakan hingga akhir siklus II.
Hasil wawancara dengan perwakilan peserta didik Perolehan skor rata-rata keterampilan proses sains
menunjukkan bahwa peserta didik merasa lebih aktif, pratindakan menunjukkan angka sebesar 46,08%, siklus I
terlihat dengan jumlah peserta didik yang berpartisipasi sebesar 50,71%, dan siklus II sebesar 61,94%. Skor rata-
lebih banyak dari sebelumnya dalam merumuskan masalah, rata tertinggi terjadi pada pembelajaran siklus II, hal ini
hipotesis dan merencanakan percobaan bersama guru. sekaligus menunjukkan bahwa tiap aspek keterampilan
Kegiatan diskusi juga memperlihatkan peserta didik lebih proses sains di siklus II sudah mencapai target akhir
kooperatif dalam kelompoknya. Kegiatan presentasi penelitian yaitu sebesar 56%. Peningkatan skor hasil
memperlihatkan lebih banyaknya peserta didik yang analisis data observasi dari pratindakan hingga siklus II
bertanya kepada kelompok lain dibanding dengan kegiatan juga didukung oleh analisis data tes yang menunjukkan
presentasi pada pembelajaran sebelumnya. adanya peningkatan skor. Rata-rata skor tes pratindakan
Peningkatan keterampilan proses sains siklus II sebesar 46,15%, meningkat sebesar 14,14% menjadi
didukung oleh hasil wawancara dengan guru yang 60,30% di siklus II. Rata-rata skor dari siklus I mengalami
menunjukkan peserta didik mulai terbiasa dengan teknik peningkatan sebesar 12,92% menjadi 73,21% di siklus II.
tanya jawab yang ditandai dengan lebih banyak peserta Peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains
didik yang mau bertanya maupun menjawab pertanyaan. dipengaruhi oleh peningkatan skor masing-masing peserta
Kegiatan diskusi menjadi lebih kondusif dari siklus didik yang diperoleh berdasarkan perhitungan rata-rata
sebelumnya dengan peserta didik yang terlihat lebih fokus
Fajriah et al. Peningkatan KPS melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 67
pengukuran hasil observasi. Hasil analisis skor tiap peserta Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu
didik disajikan dalam gambar 4. Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Karsli, Fethiye & Sahin, Cigdem. (2009). Developing
80 worksheet based on science process skills: Factors
60 affecting solubility. Asia-Pacific Forum on Science
Skor KPS (%)
DAFTAR PUSTAKA