SPB 2-2 Bangunan Struktur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

RencanaPembelajaran
SPB
2.2 Bangunan Struktur (Gedung,
Jembatan dan Jalan Lapen)
Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
1. Peserta mampu memahami konsep dasar perencanaan pembangunan gedung
sesuai fungsi;
2. Peserta memahami jenis konstrusi jembatan;
3. Peserta memahami jenis konstruksi jalan lapen.

Waktu
4 JP (180 menit)

Metode
 Curah pendapat
 Diskusi kelompok

Media
 Media Tayang
 n desain

Alat Bantu
Flipt Chart, spidol, laptop, LCD, Whiteboard

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 1


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian
1. Pelatih menjelaskan tentang tujuan, hasil, dan proses dari proses pembelajaran
sub pokok bahasan “Bangunan Struktur”.

Kegiatan 1: Curah Pendapat Manfaat konsep fungsi bangunan


2. Jelaskan pentingnya dalam sebuah perencanaan desain prasarana memahami
konsep fungsi bangunan struktur.
3. Tanyakan kepada peserta apa pentingnya memahami konsep fungsi bangunan
struktur.
4. Tanyakan kepadda peserta apa saja yang diketahua berkaitan dengan jenis
konsturksi jembatan.
5. Tanyakan kepadda peserta apa saja yang diketahua berkaitan dengan jenis
konsturksi jalan lapen.
6. Mintalah peserta tersebut untuk menceritakan apa saja yang dilakukan pada
saat merencanakan desain.
7. Bagikan metaplan kepada peserta. Mintalah kepada tiap peserta untuk
menuliskan minimal 3 manfaat dari perencanaan desain dengan memahami
konsep fungsi bangunan struktur.
Kegiatan 2: Penugasan Identifikasi kegiatan di dalam ruangan
8. Bagi peserta dalam beberapa kelompok maksimal 5-6 orang tiap kelompok.
9. Tugaskan kepada kelompok untuk identifikasi kegiatan di dalam ruangan
sesuai fungsi, apa standartnya dan penekanan Desain menggunakan lembar
kerja 2.2.1.
10. Setiap kelompok cukup identifikasi kegiatan untuk 1 jenis ruangan supaya
hasilnya lebih lengkap dan sempurna.
11. Berikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya. Minta kelompok lain untuk memberikan pengayaan dan
tanggapan terhadap hasil diskusi.
12. Pelatih menyimpulkan dan menegaskan tentang pentingnya memahami
konsep fungsi bangunan struktur didalam perencanaan desain bangunan
struktur.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 2


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

LEMBAR KERJA 2.2.1

Konsep Fungsi Ruang Dalam

No Kegiatan Standart Dinas PU Penekanan Desain


A. KEGIATAN HUNIAN
1
2
B. KEGIATAN PUBLIK
1
2
C. KEGIATAN KOMERSIAL
1
2
D. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN SERVIS
1
2

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 3


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

A.
Bahan Bacaan
SPB
VI.1.3. Hubungan Antar Jenis
Kegiatan
Bangunan Struktur (Gedung,
2.2
1. Kegiatan Hunian
Jembatan dan Jalan Lapen)
a. Kegiatan Bertempat Tinggal
1) Beristirahat
Gedung 2) Berkumpul bersama keluarg
3) Mencuci baju
4) Menjemur pakaian
5) Memasak
6) Makan
7) MCK
8) Parkir (penghuni)
b. Kegiatan
Rekreasi
9) Bermain
10) Olahraga
11) Duduk bersantai

2. Kegiatan Sosialisasi
c. Bersosialisasi dengan Sesama Penghuni Rusunawa
12) Bertamu dengan sesama penghuni
13) Berkumpul dengan tetangga
14) Arisan, syukuran,
dll.
d. Bertamu ke Rusunawa
15) Parkir (tamu)
16) Bertamu dengan Penghuni Rusunawa

3. Kegiatan
Perdagangan
e. Berjualan
17) Menyiapkan barang dagangan
18) Memasak
19) Mencuci piring
20) Melakukan transaksi jual-
beli f. Berbelanja

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 4


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

4. Kegiatan Pengelolaan dan Servis


g. Administrasi
24) Pengelolaan
25) Parkir (pengelola)
h. Servis
26) Pemeliharaan
27) Peralatan
28) Keamanan dan parkir

Tabel VI.3. Kebutuhan Ruang Dalam


Dimensi Ukuran Ruang yang Total
Ruang Kegiatan
Standart Dibutuhkan (m²)
2.1 m x 1 m
Tidur
2.1 m x 1 m
Ibadah (sholat 5 waktu) 1.8 m x 1.5 m Kebutuhan ruang terbesar :
Makan 2mx2m 2.5 m x 3 m = 7.5 m²
Ruang Belajar 1.15 m x 1 m
9.00
Multifungsi Bercengkrama 2mx2m Sirkulasi 20% :
Setrika 1 m x 0.95 m 7.5 x 20% = 1.5 m²
Istirahat 2mx2m
Menerima tamu 2.5 m x 3 m

Dimensi Ukuran Ruang yang Total


Ruang Kegiatan
Standart Dibutuhkan (m²)

Ruang 2.7 m x 2.5 m Sirkulasi 20% :


Beristirahat dan tidur 8
Tidur = 6.75 m² 6.75 x 20% = 1.35 m²
Menyiapkan bahan
1.25 m x 0.95 m Kebutuhan ruang terbesar :
masakan
Ruang 1.25 x 0.95 = 1.1875 m²
Dapur
1.425
Memasak 1.25 m x 0.95 m Sirkulasi 20% :
1.1875 x 20% = 0.2375 m²

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 5


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

I. Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung


No URAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1 Jarak Antar Bangunan minimal 3 m Berdasarkan pertimbangan
2 Ketinggian Bangunan maksimum 1 lantai keselamatan, kesehatan,
3 Ketinggian Langit- min. 2,80 m dan kenyamanan, serta
langit ketentuan dalam Peraturan
4 Koefisien Dasar Sesuai ketentuan Peraturan Daerah Daerah setempat Tentang
Bangunan setempat Bangunan atau Rencana
5 Koefisien Lantai Tata Ruang Wilayah
Bangunan Kabupaten/Kota, atau
6 Koefisien Dasar Hijau Rencana Tata Bangunan
7 Garis sempadan dan Lingkungan untuk
8 Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur lokasi yang bersangkutan.
sederhana
9 Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu
bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja ,
kayu, dan bahan
lainnya yang disesuaikan dengan
rancangan wujud arsitektur bangunan.
10 Kelengkapan Sarana
dan Prasarana
Lingkungan
- parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 Dihitung berdasarkan
m2 luas bangunan gedung kebutuhan sesuai fungsi
- aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi bangunan dan
penyandang cacat SNI/ketentuan yang
- drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku.
berlaku
- pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan sampah
sementara
- pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah,
khususnya untuk limbah berbahaya
- penerangan halaman tersedia penerangan halaman

B. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN


1 Bahan Penutup Lantai keramik, vinil, tegel PC Diupayakan menggunakan
2 Bahan Dinding Luar bata, batako diplester dan dicat, kaca bahan bangunan
3 Bahan Dinding Dalam bata, batako diplester dan dicat, kaca, setempat/ produksi dalam
partisi kayu lapis negeri, termasuk bahan
4 Bahan Penutup Plafond kayu-lapis dicat bangunan sebagai bagian
5 Bahan Penutup Atap genteng, seng, sirap dari sistem pabrikasi
6 Bahan Kosen dan Daun kayu dicat/aluminium komponen. Apabila bahan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 6


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pintu tersebut sukar diperoleh


atau harganya tidak sesuai,
dapat diganti dengan
bahan lain yang sederajat
tanpa mengurangi
persyaratan fungsi dan
mutu dengan pengesahan
Instansi Teknis Setempat.

C. PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN


1 Pondasi batu belah, kayu, betonbertulang Khusus untuk
camp. 1:2:3 daerahgempa,
2 Kolom beton bertulang camp. 1:2:3, baja, harusdirencanakan sebagai
kayu klas kuat II struktur bangunantahan
3 Balok beton bertulang camp. 1:2:3, baja, gempa.
kayu klas kuat II
4 Rangka Atap kayu klas kuat II, baja
5 Kemiringan Atap genteng min. 30⁰ , sirap min.22.5⁰,
seng min 15⁰
6
D. UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1 Air Bersih PAM, sumur pantek
2 Saluran air hujan talang, saluran lingkungan
3 Pembuangan Air Kotor bak penampung
4 Pembuangan Kotoran bak penampung
5 Bak SeptikTank & berdasarkan kebutuhan
resapan
6 Sarana Pengamanan Mengkuti ketentuan dalam Kep.
terhadap Bahaya Meneg. PU No. 0/KPTS/2000 dan Kep.
Kebakaran Meneg. PU No.
11/KPTS/2000, serta Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang berlaku.
7 Sumber daya listrik PLN, generator
8 Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan penerangan alam dan
kebutuhan dan fungsi bangunan serta buatan
SNI yang berlaku
9 Tata Udara 6-10% bukaan dihitung sesuai SNI
yangberlaku.
10 Aksesibilitas bagi minimal ramp untuk bangunan
penyandang cacat klasifikasi sederhana.
11 Penangkal petir penangkal petir lokal
12
E. SARANA PENYELAMATAN
1 Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau
2 Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 7
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2 pintu dan membuka keluar


3 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
4

II. Spesifikasi Pekerjaan untuk Bangunan Gedung


No URAIAN PERSYARATAN
1 Gudang Bahan TPK harus menyediakan gudang bahan.
Gudang bahan harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan
akan digunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain. Lantai
gudang dari papan dan dan atau dialas papan yang mempunyai
ketinggian minimal 30 cm dari permukaan tanah, serta dinding dan
atapnya tidak boleh bocor.
2 Papan Nama TPK wajib memasang Papan Nama Kegiatan, ukuran serta model
Kegiatan tulisannya sepertiyang sudah ditentukan. Biaya pembuatan Papan Nama
Kegiatan dapat dianggarkan dari biaya kegiatan.
3 Pekerjaan TPK harus membersihkan tanah lokasi pekerjaan dari
pembersihan tanah
segala material/ unsur yang bersifat merusak konstruksi
(land clearing)
pekerjaan sampai benar-benar bersih.
4 Pekerjaan Pekerjaan pengukuran/uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh TPK dan
pengukuran dan difasilitasi oleh Fasilitator.
Bouwplank
Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/teliti dengan
menggunakan alat-alat ukur agar ketepatan ukuran (sudut, panjang, lebar,
dalam/tebal/tinggi) dapat dipertanggungjawabkan sampai dengan
pekerjaan selesai danapabila terjadi penyimpangan ukuran maka TPK
bertanggungjawab untuk memperbaikinya.
Patok profil / bouwplank dibuat dari bahan Kayu Meranti yaitu usuk 5/7
dan papan 2/20 dan dipasang / ditanam kuat-kuat agartidak mudah
goyah / berubah kedudukannya serta di cat warnayang jelas (warna
merah).
Ukuran-ukuran pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yangtercantum
dalam Gambar-gambar pelaksanaan.
Penentuan titik tinggi/peil duga masing-masing pekerjaan ditetapkan di
lokasi pekerjaan dengan menyesuaikansituasi / kondisi lapangan.
5 Pekerjaan Tanah Pekerjaan Galian Tanah :
Penggalian tanah harus mencapal kedalaman yang telah ditentukan yang
disyaratkan dalam gambar perencanaan.
Penggalian akan mencakup pemindahan tanah tanah serta bahan bahan
lain yang dijumpai dalam pengerjaan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 8


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar akar, tumbuh
tumbuhan atau tanah humus yang dapat merusak pada bangunan
diatasnya.
Galian dibuat miring untuk menjaga terjadinya longsor, terutama tanah
yang lembek.
Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi dari apa yang tertera dalam
gambar atau yang dapat disetujui oleh Fasilitator maka kelebihan di atas
harus ditimbun kemball dengan pasir yang dipadatkan. Risiko biaya
pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab TPK
Pekerjaan Urugan Tanah :
Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pemasangan pondasi dan
sloof telah selesai dilaksanakan
Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu batu lain yang
bersifat merusak.
Pengurugan dipadatkan lapis demi lapistiap 30 cm dengan alat pemadat
manual
6 Pekerjaan Pondasi Kedalaman galian pondasi minimal sampai tanah keras. Lebar galian
Batu Kali minimal lebar tapak pondasi ditambah 25 cm kiri dan kanan.
Urugan pasir dibawah pondasi t min.= 5 cm
Dimensi pondasi sesuai dengan gambarperencanaan. Tinggi pondasi
min.= 50 cm, lebar tapak pondasi min. = 50 cm, lebar atas pondasi min. =
25 cm.
Campuran spesi 1:4
Untuk menghubungkan pondasi dengan sloof dipasang angker besi Ø 10
mm. Panjang angker minimal 50 cm (tertanam ke pondasi 30 cm) dan
dipasang dengan jarak 100 cm.
Untuk menghubungkan pondasi dengan kolom dipasang angker besi
sesuai penulangan kolom. Panjang angker minimal 80 kali diameter
tulangan utama kolom ditambah tinggi sloof (tertanam didalam pondasi
40 kali diameter tulangan utama kolom).
7 Pekerjaan Pondasi Kedalaman galian pondasi minimal sampai tanah keras. Lebar galian
Setempat (foot minimal lebar tapak ditambah 10 cm kiri dan kanan.
plat) Beton
Urugan pasir dibawah pondasi t min.= 5 cm
Bertulang
Dimensi pondasi sesuai dengan gambar perencanaan.
Campuran beton minimal 1:2:3
8 Pekerjaan Sloof Ukuran sloof beton sesuai dengan gambar perencanaan, ukuran minimal
Beton Bertulang
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 9
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

15x20 cm untuk jarak antar kolom 300 cm.


Penulangan sesuai dengan gambar perencanaan. Tulangan pokok minimal
4 Ø 12 mm, tulangan sengkang minimal Ø8mm jarak 15 cm.
Campuran beton minimal 1:2:3
9 Pekerjaan Kolom Ukuran kolom utama sesuai dengan gambar perencanaan
Utama Beton
Campuran beton minimal 1:2:3
Bertulang
10 Pekerjaan Ring Ukuran ring balok sesuai dengan gambar perencanaan
Balok Beton
Campuran beton minimal 1:2:3
Bertulang
11 Pekerjaan Kolom Ukuran kolom praktis minimal (11 x 11) cm dan ring balok minimal 10 x 15
Praktis dan Ring cm
Balok Praktis
Tulangan pokok minimal 4 Ø8 mm, tulangan sengkang minimal Ø6 mm
jarak 15 cm.
Campuran beton 1:2:3
Penempatan kolom praktis dan ring balok praktis sesuai gambar
perencanaan.
12 Pekerjaan Pasangan Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps dilaksanakan pada pekerjaan :
batu bata 1 pc : 2
Pasangan dinding trasraam yang dilaksanakan diatas sloof setinggi 30 cm
ps (Trasraam).
diatas peil lantai.
Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar.
13 Pekerjaan Pasangan Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding
batu bata 1 pc : 4 pembatasan ruangan, kecuali yang disebutkan dalam point 1 diatas.
ps.
Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus
dipasang angker besi Ø10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan
dipasang dengan jarak 50 cm.
Untuk bidang tembok yang luas, setiap jarak 300 cm dipasang kolom
praktis, setiap tinggi 300 cm dipasang ring balok praktis. Penataan
penempatan kolom praktis dan ring balok praktis sedemikian rupa
sehingga bidang terluas tembok pasangan bata maksimal 9 m².
Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap
pertemuan sudut harus membentuk sudut siku ( 90⁰ ).
Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi
persyaratan dari masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk
Fasilitator.
14 Pekerjaan Plesteran Plesteran kedap air dengan adukan 1 pc : 2 ps, dilaksanakan untuk
plesteran dinding dan kolom pada pekerjaan yang dipersyaratkanharus

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 10


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

menggunakan adukan ini.


Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 ps dilaksanakan pada plesteran semua
dinding bangunan kecuali yang telah disebutkan pada ayat 1 diatas.
Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar
dan licin. Semua plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 2
cm, setelah plesteran selesai baru dilakukan pengacian.
Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku. Semua bidang yang akan
diplester harus disiram air secukupnya, sehingga gelembung udara yang
berada dalam pori- pori batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya.
15 Pekerjaan Kosen Bahan – bahan :
Pintu, Jendela,
Pekerjaan kosen pintu, jendela, ventilasi harus menggunakan kayu yang
Ventilasi Dan Pintu
berkwalitas baik, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-cacat
kayu.
Untuk pekerjaan kosen pintu jendela menggunakan kayu ukuran 6 x 13 cm
(ukuran jadi).
Daun pintu panil menggunakan papan rangkanya dibuat dari papan klas II
ukuran 3, 8/13 cm sesuai dengan gambar rencana.
Pedoman pelaksanaan :
Semua ukuran kosen dan pintu dibuat sesuai dengan gambar, semua
permukaan kayu yang tampak harus diketam halus, rata dan mempunyai
ketebalan yang sama.
Setiap sambungan harus kuat, kaku dan siku dan dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang ada.
Pada batang tegak harus dipasang angker dengan jarak 50 cm terbuat
dari besi dia. 10 mm.
Neut / sepatu kosen pintu harus memakai angker besi dia 10 mm.
Bagian yang berhubungan dengan tembok harus dicat menie.
Bingkai daun jendela ukuran dan bentuk disesuaikan dengan gambar.
16 Pekerjaan Rangka Konstruksi rangka atap dari bahan kayu.
Atap
Kayu untuk konstruksi atap minimal kayu kelas II.
Konstruksi atap dirancang untuk bisa menahan beban vertikal dan
horizontal yang dipersyaratkan peraturan perencanaan yang berlaku.
Jarak maksimal antar kuda-kuda 300 cm.
Penghubung antar kuda-kuda dipasang sepasang ikatan angin secara
menyilang, ukuran minimal (5 x 10) cm.
Jarak maksimal antar gording 150 cm, ukuran minimal (8 x 12) cm

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 11


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Jarak maksimal antar kaso 50 cm, ukuran minimal (5 x 7) cm


Jarak reng sesuaikan dengan jenis genteng yang dipakai, ukuran minimal
(2 x 3) cm.
17 Pekerjaan Atap Penutup atap menggunakan atap Genteng, Genteng Metal atau Atap
Seng.
Sudut kemiringan atap atau tinggi atap dibuat sesuai dengan gambar.
Bubungan /Nok Atas, jurai luar menggunakan Genteng, Genteng Metal
atau Seng Plat (sesuai dengan pilihan penutup atap).
18 Pekerjaan Rangka Rangka plafond dan penggantung dipakai kayu yang berkwalitas baik,
Plafond/Langit- ukuran disesuaikan dengan gambar. Rangka utama minimal menggunakan
Langit kayu (5 x 10) cm dengan jarak 120 cm. Rangka pembagi minimal
menggunakan kayu (5 x 7) cm dengan jarak 60 cm. Kayu penggantung
minimal menggunakan kayu (5 x 7) cm dengan jarak antar penggantung
150 cm.
Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada
plafond, dan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus
mendapat persetujuan Fasilitator.
Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah plywood . 4 mm sesuai
dengan gambar
19 Pekerjaan Keramik Pasangan lantai didalam ruangan dan selasar bangunan menggunakan
Lantai Dan Dinding lantai keramik minimal 30 x 30 cm.
Sebelum pemasangan lantai, urugan pasir dibawah lantai harus sudah
padat dan disiram air terlebih dahulu.
Untuk Lantai KM/WC pakai keramik 20x20 cm anti slip, dan dinding
dipasang ukuran 20x25 cm nat tidak boleh lebih dari 3 mm.
Penggunaan keramik yang berkualitas baik, tidak cacat seperti retak,
gumpil, apabila sudah terpasang ternyata retak pada waktu pemasangan
harus diganti.
Permukaan lantai Keramik yang terpasang harus rata benar dan untuk
keramik setiap sambungan harus lurus dan tidak bertonjolan.
20 Pekerjaan Kaca, Kaca :
Kunci Dan Alat
Bahan yang digunakan adalah kaca bening/polos dengan tebal 5 mm
Penggantung
dipasang pada jendela kaca hidup dan jendela kaca mati, ukuran dan
bentuk sesuai dengan gambar.
Pemasangan kaca tidak boleh goyang dan bergetar, list kaca terbuat dari
kayu harus terpasang rapi, ukuran sesuai gambar.
Kunci / alat penggantung :
Pada pintu panil dipasang kunci yang berkwalitas baik, type 2 Slaag besar
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 12
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

atau jenis lain yang berkwalitas baik


Untuk daun pintu panil dipasang 3 (tiga) buah engsel ring nylon untuk
setiap daun pintu.
Sebelum pemasangan kunci, engsel pintu / jendela harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Fasilitator.
21 Pekerjaan Syarat teknis :
Pengecatan
Bidang kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering,
bersih dari segala kotoran dan tidak berminyak.
Kayu harus dilindungi dari kerusakan akibat rayap atau bila kayu masih
basah harus dilindungi dari kemungkinan rembesan air maupun getah
(resin) yang terkandung dalam kayu.
Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu harus ditutup dengan plamir.
Penggunaan plamir diusahakan setipis mungkin.
Bidang kayu dan plesteran sebelum dicat akhir harus diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan dari debu-debu.
Pengecatan kayu kosen, sebaiknya dilakukan setelah daun pintu dan
jendela terpasang.
Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan
harus dipenuhi dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Fasilitator.
Pengecatan kayu :
Sebelum dicat bidang kayu dimenie terlebih dahulu dengan cat menie
yang berkwalitas baik.
Pori-pori, serat kayu dan tekikan didempul dan diamplas dengan bahan
yang berkwalitas baik.
Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan yang rata, kuat dan
mengkilap. Cat akhir digunakan cat Bee Brand atau setaraf, dengan
pengecatan dilakukan 2 kali dengan selang waktu 16 jam atau lebih.
Pengecatan tembok :
Bidang plesteran dicat dasar terlebih dahulu menggunakan bahan yang
berkwalitas baik.
Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus didempul terlebih
dahulu. Bidang tersebut dibiarkan kering selama kurang lebih dari 1 (satu)
minggu sebelum diamplas.
Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir
digunakan cat kwalitas baik atau dengan pengecatan 2 (dua) kali. Sebelum
lapisan berikutnya dilakukan, bagian plesteran yang belum rata harus

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 13


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

didempul kembali sampai bagian tersebut menjadi rata.


Pengecatan plafond
Permukaan plafond dicat dasar kemudian diplamir/dempul dan diamplas
hingga rata serta dibersihkan.
Lapisan cat akhir dengan cat kwalitas baik atau dilakukan dua kali sampai
diperoleh lapisan yang rata dengan selang waktu 16 jam atau lebih.
22 Pekerjaan Instalasi Sistem instalasi listrik :
Listrik
Sistem tegangan listrik dari jaringan PLN ke jaringan distribusi ialah 110
V / 220 V, 1 fase, dimana sentral (nol) dari sistem dihubung tanahkan
(Grounded netral).
Dari panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara radial
ketempat-tempat yang memerlukannya, titik lampu, stop kontak dan
peralatan-peralatan lain. Untuk tegangan 220 Volt maka semua peralatan-
peralatan seperti panel-panel, stop kontak harus dihubung tanahkan
sesuai dengan peraturan yang ada.
Sistem pengabelan :
Kabel-kabel primer, sekunder, maupun kabel yang titik-titik lampu, stop
kontak harus dipilih dari produksi pabrik-pabrik yang telah mendapat
sertifikat dari PLN atau dari laboratorium LMK di Jakarta. Kabel yang
digunakan untuk instalasi penerangan adalah NYA 3 x 2,5 mm2, pemasang
didalam tembok dan diatas plafond harus dengan pipa pelindung PVC dia.
5/8 ” merk setaraf “MASPION”.
Lampu – lampu :
Lampu SL 18 VA merk setaraf Phillip, lengkap dengan fittingnya dipasang
sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Shaklar lampu dan stop kontak :
Shaklar lampu dan stop kontak dipasang pada tempat yang telah
ditentukan dengan ketinggian antara 120 – 140 cm diatas lantai. Type
shaklar lampu dan stop kontak terbenam dinding (inbouw) warna putih,
mutu setaraf BROCO.
Alat-alat pengamanan :
Alat pengaman arus lebih, arus bocor dan arus hubung singkat dari jenis
sekering konvensional lengkap dengan box sekeringnya dengan
pembagian group sebagaimana tercantum pada gambar atau menurut
petunjuk Direksi. Ampere meter disesuaikan dengan kebutuhan.
Pengerjaan Instalasi :
Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang
sudah mendapat izin menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 14


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

PLN, Instalatur yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap


instalasi yang dipasangnya dam memberikan jaminan bahwa instalasi
listrik tersebut telah siap untuk dialiri listrik dari PLN dengan daya
sebagaimana dalam gambar.
23 Pekerjaan Halaman lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran bekas
Halaman / bongkaran atau sisa-sisa dari bahan bangunan setelah pekerjaan selesai.
Pembersihan

III. Spesifikasi Bahan untuk Bangunan Gedung


No URAIAN PERSYARATAN
1 Semen Semen yang digunakan adalah semen portland (Portland Cement) Type I
dan merupakan hasil produksi dalam negeri, harus satu merek.
Jika terpaksa menggunakan semen jenis lain, harus melalui persetujuan
Fasilitator.
2 Batu Belah Batu belah yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahandengan
muka minimal 3 sisi dan bukan batu glondong, harusbersih dan keras,
sertabersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir,
cacatatau ketidaksempurnaan lainnya.
Ukuran batu yang akan digunakan untuk pasangan batu kaliadalah 20-30
cm, sedangkan batu dengan ukuran lebih kecildapat digunakan sebagai
pengisi.
Batu belah yang akan digunakansudah mendapat persetujuan Fasilitator,
3 Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan
keras,kandungan lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh
lebihbesar 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1970 atau NI-3.
Pasir yang ditolak oleh Fasilitator harus segera disingkirkan dari lapangan
kerja. Dalam membuat adukan baik untuk digunakanplesteran maupun
pembetonan, pasir tidak dapat digunakansebelum persetujuanmengenai
mutu dari Fasilitator
4 Batu Split Batu Split yang dipergunakan harus memenuhi syarat PUBBI -1970dan
PBI-1971 pecah mesin atau pecah tangan
Batu Split harus cukup keras, serta susunan butir gradasinyamenurut
kebutuhan.
Batu split harus mempunyai ukuran yang hampir sama antara 10sampai 15
mm. Kadar lumpur maksimum 1 %, jika lebih maka harus dicuci.
Batu split yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakansebelum
mendapat persetujuan mengenaimutu dari Fasilitator.
5 Air Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 15
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya daripenggunaannya seperti minyak, alkali,
sulfat, bahan organik,garam, silt (lanau).
Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 %
dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang
diperkenankan adalah 0,5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor
maksimum 1,5% atau 15 gr/lt. Jika terdapat keraguanmengenai air,
dianjurkan untuk mengirimkan contoh air tersebutke Laboratorium
pemeriksaan yang diakui.
TPK tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur.
Jika memungkinkan dipakai airyang memenuhi syarat untuk air minum.
6 Tulangan/ Besi Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan gambar rencanadan
Beton sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2.
Tulangan yang dipakai untuk diameter ≤12 adalah tulanganpolos,
sedangkan untuk dimeter >12 adalah tulangan ulir (deform).
Pada waktu pengecoran beton, tulangan harus bersih dan bebasdari
kerusakan/ karat.
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SKSNI T15-1991-03
dengan mutu baja U-32 untuk tulangan ulir dan U-24untuk tulangan
polos.
Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syaratbebas dari
kotoran-kotoran, lapisan minyak, kasar dan tidakbercacat seperti retak dan
lain-lain.
Tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan gambarbestek.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin dan dengan cara yang tidak merusaktulangan tersebut.
Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga, sebelum, selamadan
sesudah pengecoran tidak bergeser tempatnya.
Terhadap ketepatan serta untuk mendapatkan penutup beton (beton
decking) yang tertentu dan sama harus dipasang blok beton (beton tahu).
Penahan jarak yang berbentuk blok persegiterbuat dengan campuran 1
pc: 3 ps dipasang 4 buah/m2 cetakandan harus tersebar merata.
7 Batu Bata Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik
sesuai dengan dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik dan telah
diperiksa/disetujui Fasilitator.
Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30
kg/cm2, dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7
kg/cm2.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 16


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah
atau hancur.
Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang,
kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
Ukuran ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan
tebal dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja
8 Kayu Kayu untuk konstruksi rangka atap harus menggunakan kayu yang
berkwalitas baik dan kering, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat
cacat-cacat kayu. Ukuran kayu sesuai dengan hasil perancangan.
Kayu untuk kusen, daun pintu dan jendela harus menggunakan kayu yang
berkwalitas baik dan kering, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat
cacat-cacat kayu. Semua permukaan diserut halus. Ukuran bersih setelah
diserut :kayu kusenminimal (5 x 11) cm, kayu rangka daun pintu minimal (3
x 10) cm, kayu rangka daun jendela minimal (3 x 6) cm.
Kayu rangka langit-langit (plafond) harus menggunakan kayu yang
berkwalitas baik dan kering, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat
cacat-cacat kayu.
Kayu bekisting menggunakan jenis kayu kelas III.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 17


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

1
B. JEMBATAN
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi di atas sungai atau jurang yang digunakan sebagai
prasarana lalu lintas darat.
Tujuan dari pembangunan jembatan di sini adalah untuk sarana penghubung pejalan kaki atau lalu-
lintas kendaraan ringan. Konstruksinya sederhana, dengan mempertimbangkan sumberdaya
setempat (tenaga kerja, material, peralatan, teknologi) sehingga mampu dilaksanakan oleh
masyarakat setempat.
Jembatan yang dibangun dalam program ini adalah jembatan yang melengkapi system lalulintas
ekonomi dan transportasi masyarakat :
Jembatan pada jalan desa/kelurahan yang menghubungkan desa/kelurahan dengan wilayah
desa/kelurahan lain sebagai prasarana perhubungan ekonomi dan sosial masyarakat;
Jembatan pada jalan desa/kelurahan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi (seperti
pasar, TPI, dll) ke outlet (jalan poros desa/kelurahan/jalan dengan fungsi yang lebih tinggi/dermaga);
Jembatan pada jalan desa/jalan lingkungan yang menghubungkan
RW/dusun/perkampungan dengan pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi, produksi, outlet;
Jembatan pada jalan desa/jalan lingkungan yang menghubungkan desa/kelurahan dengan pusat
kegiatan produksi (seperti pertanian, perkebunan, dll).
Pembangunan jembatan baik berupa pembangunan baru, peningkatan atau rehabilitasi Jembatan
Kayu, Jembatan Gelagar Besi, Jembatan Beton dan Jembatan Gantung hendaknya
mempertimbangkan kriteria-kriteria, pemilihan Jenis Konstruksi Jembatan berikut.
Tabel 18 : Tabel Alternatif Pemilihan Jenis Konstruksi Jembatan
Jenis Konstruksi Fungsi Ukuran Konstruksi
Jembatan Kayu Kendaraan roda 4 beban - Lebar maks. 3,5m
ringan (as tunggal 5 ton) - Panjang Bentang maks. 6m (dapat
12m dgn pilar ditengah)
Jembatan Gelagar Kendaraan roda 4 beban - Lebar maks. 3,5m
Besi (lantai kayu) ringan (as tunggal 5 ton) - Panjang Bentang maks. 12 m
Jembatan Beton Kendaraan roda 4 beban - Lebar maks. 3,5m
ringan (as tunggal 5 ton) - Panjang Bentang maks. 6 m
Jembatan Gantung - Pejalan Kaki - Lebar maks. 1,5m
- Kendaraan roda 2 - Panjang Bentang maks. 60 m

Untuk bentang yang lebih besar maka desain konstruksi harus mendapat persetujuan
Tenaga Ahli/Konsultan dan Dinas Teknis/PU setempat;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 18


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

1. Pemilihan Lokasi & Layout Jembatan


Panjang pendek bentang jembatan akan disesuaikan dengan lokasi setempat. Penentuan
bentangnya dipilih yang sangat layak dari beberapa lokasi yang telah diusulkan. Pemilihan lokasi
mempertimbangkan kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan estetika- arsitektural.
a) Pertimbangan aspek transportasi berkaitan dengan kelancaran arus lalu lintas
kendaraan dan pejalan kaki. Perencanaan yang kurang tepat terhadap kapasitas lalu lintas
harus dihindari. Selain karena hal itu akan mempengaruhi lebar jembatan juga pemilihan
type/jenis konstruksi jembatannya. Sebagai misal, karena jembatan dibangun pada jalan yang
menghubungkan pusat kegiatan perekonomian masyarakat maka mungkin lebih diperlukan
adalah jembatan beton bukan jembatan kayu karena pertimbangan perkembangan lalu lintas
kedepan.
b) Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan, antara lain :
Penentuan geometri struktur, alinemen horisontal dan vertikal, sesuai dengan lingkungan
sekitarnya;
Pemilihan sistem utama jembatan dan posisi lantai/dek;
Penentuan panjang bentang optimum sesuai syarat teknik, arsitektur dan biaya;
Pemilihan elemen-elemen struktur atas dan struktur bawah, terutama tipe pilar dan
pondasi/abutmen;
Pendetailan struktur atas, seperti sandaran, penerangan, lantai, balok jembatan, perletakan;
Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan
pertimbangan struktural dan estetika.
c) Aspek estetika (pandangan yang sesuai dan harmonis dengan lokasi) jembatan
merupakan salah satu faktor penting pula dipertimbangkan dalam perencanaan, terutama
jembatan yang berada ditengah-tengah kelurahan/desa. Kesesuaian estetika dan arsitektural
akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang dibangun.
Pertimbangan layout jembatan terhadap topografi setempat :
a) tempat yang ideal untuk memungkinkan bentang jembatan sangat pendek;
b) pondasi dapat dibuat sehemat mungkin;
c) Posisi jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan sungai;
d) pada tebing sungai yang tidak terlalu tinggi e) Pada sungai yang lurus
f) Pada tanah keras
Setelah dilakukan layout, selanjutnya dilakukan penyelidikan/survey lokasi :
a) Untuk mengetahui kondisi fisik lokasi, misalnya keadaan lereng, singkapan batu, situasi
geografis & geologi ketersediaan bahan, alat dan transportasi kelokasi.
b) Untuk mengetahui kondisi pondasi setempat, termasuk titik-titik pilar pada potongan
melintang sungai, kondisi lapangan yang kurang menguntungkan seperti daerah patahan
geologi, tanah lunak, dll.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 19


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2. Pembebanan
Jembatan sederhana untuk lalu lintas ringan volume rendah direncanakan dengan pembebanan :
beban merata 300 kg/m2 dan beban kendaraan ringan roda 4 : as depan 1,5 ton & as belakang
3,5 ton.

3. Syarat minimum ruang bebas

a) Tinggi Jagaan minimum, tinggi bebas minimum terhadap banjir 50 tahunan


direncanakan sebagai berikut :

Tinggi Jagaan
Kondisi Sifat Aliran Air/Sungai dari
Tenang Muka Air Banjir
0,6 m
Daerah Datar
Deras 1,0 m
Tenang 1,0 m
Daerah Perbukitan
Deras 1,5 m
Irigasi Tenang 0,5 m

b) Ruang bebas untuk lalu lintas air dibawah jembatan harus disediakan sesuai kebutuhan lalu
lintas yang bersangkutan (misalnya untuk lalu lintas perahu, dsb).

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 20


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

4. Bangunan Bawah Jembatan


Bagian jembatan yang berfungsi memikul bangunan atas jembatan dan
meneruskannya ketanah, pada umumnya berada di dalam tanah, seperti :
kepala jembatan, pilar, pondasi dan sayap jembatan. Jembatan untuk kendaraan
beban ringan umumnya menggunakan pondasi langsung, kecuali jika tanahnya
lembek/gambut menggunakan tiang pancang kayu.

a) Pondasi Langsung Pasangan Batu Kali

b) Pondasi Tiang Pancang Kayu untuk tanah lembek/gambut.


Jika tanahnya lembek/gambut, pondasi jembatan kayu dapat menggunakan tiang
pancang kayu.
Kayu yang digunakan harus kayu mutu klas kuat I. Ukuran kayu :
o Ukuran balok kayu persegi 15 x 15 cm s/d 30 x 30 cm
o Ukuran kayu gelondongan/bulat, diameter 24cm s/d 34cm
Kedalaman pancang yang disyaratkan minimal 3 m dan maksimum 6m
Rumus Engineering News, Pemukulan tiang pancang dengan gravitasi :

Ujung tiang pancang kayu diruncingkan dan diberi sepatu (kepala tiang pancang),
dipancangkan dengan cara dipukul dengan palu beton berat 80-100kg (ukuran
30x30x50cm), dengan tinggi jatuh 50-100cm;
Penghentian pemancangan apabila pada 10 kali pemukulan terakhir dengan tinggi jatuh
100cm, jumlah penurunan kumulatif 5cm;
Penyambungan tiang pancang dengan cara sambungan lidah (memotong kedua ujung
tiang pada ujungnya setebal ½ tebal tiang dengan panjang sambungan 3kali

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 21


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

tebal tiang), kemudian diklem dengan plat besi 3cmx0,3cm dan diikat dengan kawat dia.3mm
atau diperkuat dengan paku.
Diatas tiang dipasang balok kayu 30x30cm yang menghubungkan 2 tiang pancang dengan
cara diklem dengan plat atau menggunakan paku pengapit dari besi beton 6mm.

5. Bangunan Atas Jembatan

Bangunan jembatan yang langsung memikul beban lalulintas, pada umumnya berada diatas
permukaan tanah, seperti : lantai, balok jembatan, sandaran, perletakan.

a) Jembatan Kayu
Konstruksi bangunan atas terdiri dari gelagar kayu dengan lantai kayu, sedangkan
bangunan bawah bisa pondasi langsung kayu, pasangan batu atau tiang pancang kayu.
Panjang bentang maksimum 6 meter (untuk satu bentang) dan lokasi memungkinkan
dapat dibuat lebih dari satu bentang dengan menambah pondasi pilar ditengah.
Kayu yang digunakan untuk konstruksi harus dari kayu kualitas baik, minimal kayu klas 2,
seperti meranti merah, kruing, rasamala atau kayu lokal yang kualitasnya sesuai persyaratan.
Kayu mempunyai beberapa keuntungan :
Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi lebih murah, dan dapat
dikerjakan dengan peralatan yang sederhana;
Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan
tenaga ahli tinggi, misalnya pada sambungan cukup dengan menggunakan bor;
Lantai kayu dapat dipasang tanpa menggunakan besi beton dan begesting sehingga
menghemat biaya;
Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti baja/besi dan beton;
Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan dipadukan
dengan lingkungan sekitar.
Kerugiannya antara lain :
Relatif mudah rusak oleh perubahan cuaca, pelapukan dan mudah ditumbuhi lumut/jamur
sehingga kebutuhan pemeliharaan lebih sering dilakukan, biaya
pemeliharaan cukup tinggi disbanding beton/baja;
Kayu menjadi terbatas terutama karena panjangnya terbatas sehingga lebih cocok hanya
untuk jembatan dengan bentang pendek, bila lebih panjang harus menambah pilar jembatan
(biaya mahal);
Ukuran kayu gelagar yang digunakan tidak umum tersedia dipasaran (pesanan khusus)
sehingga menjadi sulit tersedia dan biaya lebih tinggi terutama pada daerah
perkotaan/daerah tidak memiliki kayu;
Lemahnya pengetahuan mutu kayu yang baik, akan cenderung mendorong
masyarakat untuk menggunakan kayu yang tersedia disekitar (local) meskipun kualitas rendah
(pengawasan kualitas bahan harus lebih tinggi);

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 22


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Ketentuan bngunan atas jembatan kayu:


Bahan lantai Kayu papan ukuran 8/25 cm;
Bahan tihang Sandaran kayu Kaso 5/7 cm dipaku pada balok tepi;
Bahan Lintasan Roda Kendaraan, papan 4/30 cm sepanjang jembatan;
Oprit pada pangkal jembatan menggunakan tanah pilihan/sirtu dipadatkan;

Tabel 19 : Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Kayu Lalulintas Ringan

b) Jembatan Gelagar Besi

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 23


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Konstruksi bangunan atas adalah gelagar besi, lantai kayu sedangkan bangunan bawah
adalah pondasi langsung pasangan batu.
Panjang bentang adalah 6m s/d 15m
Konstruksi jembatan gelagar besi dengan dua perletakan sistem simple beam.
Besi gelagar yang digunakan adalah besi profil I;
Penyambungan/ikatan antara gelagar besi dengan balok lantai menggunakan baut dengan
plat siku pengaku dan tidak melubangi sayap besi gelagar karena akan mengurangi kekuatan
strukturnya;
Kayu papan lantai ukuran 8/25 cm, pengikatan dengan 2 baut sekrup diameter
10mm dan plat pengapit kegelagar jembatan.
Lintasan Roda Kendaraan, papan 4/30 cm sepanjang jembatan;
Sandaran Besi L.40.60.5, L.70.70.7, L.90.150.10mm
Oprit pada pangkal jembatan menggunakan tanah pilihan/sirtu dipadatkan;

Tabel 20 : Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Kayu Lalulintas Ringan

Penggunaan jembatan gelagar besi mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian


dibandingkan jembatan kayu, diantaranya :
Beberapa keuntungan :
Gelagar besi memberikan kekuatan yang lebih besar dan masa pakai yang lebih lama
dibandingkan kayu;
Gelagar besi memberikan masa pakai yang relative lebih lama dibandingkan kayu
(pemeliharaan lebih ringan dari gelagar kayu);
Lantai kayu dapat dipasang tanpa menggunakan besi beton dan begesting sehingga
menghemat biaya;
Gelagar Besi tersedia dengan ukuran yang lebih panjang dari kayu sehingga dapat
dibangun untuk bentang yang lebih panjang tanpa pilar (tiang tengah), penghematan biaya
pondasi;
Beberapa Kerugian :
Gelagar besi cukup berat dan panjang sehingga memerlukan alat angkut khusus dan
ketersediaan jalan kelokasi yang cukup (biaya transport mahal bahkan mungkin sulit
didatangkan kelokasi yang terpencil);
Pekerjaan konstruksi cukup berat sehingga memerlukan peralatan/tenaga khusus
untuk pemasangan dilapangan, biaya dan pengawasan tinggi;
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 24
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pekerjaan-pekerjaan detail dikerjakan memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli misalnya
pada sambungan dengan pengelasan;
Biaya gelagar besi lebih mahal dibandingkan beton dan kayu;
Besi dipengaruhi oleh korosi sehingga pada daerah tertentu perlu
antisipasi/pemeliharaan khusus untuk hal ini;

Ketersediaan dipasaran, khusus didaerah luar jawa masih terbatas, biaya mahal dan sulit
dibangun;

c). Jembatan Beton


Untuk desain dan konstruksi jembatan beton dapat mengacu pada standar Bina Marga untuk
jalan/jembatan kabupaten, terutama untuk bentang yang lebih besar/panjang, seperti paket
10m, 15m, 20m, 25m.
Bangunan atas jembatan beton adalah : Balok, lantai, sandaran, kerb dan perletakan yang
semuanya terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton struktur, minimum mutu beton
K-225. Sedangkan pondasinya adalah pondasi pasangan batu (meskipun juga dapat
digunakan beton bertulang).
Bentuk umum yang masih cukup sederhana dan ekonomis dari jembatan beton
bertulang ini adalah type slab dan type balok-T cor ditempat dengan bentang 6-8m.
Penggunaan jembatan beton mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian dibandingkan
jembatan kayu dan jembatan gelagar baja, diantaranya :
Beberapa keuntungan :
Lantai dan gelagar beton bertulang yang menyatu memberikan kekuatan yang lebih besar
dan masa pakai yang lebih lama dibandingkan gelagar/lantai kayu;
Kebutuhan pemeliharaan seharusnya lebih ringan;
Harga tidak terlalu jauh berbeda dengan kayu dan lebih murah dari gelagar besi;
Dapat dibangun dilokasi yang tidak tersedia kayu dan pengangkutan gelagar besi sulit,
material dan tenaga kerja relative mudah diperoleh didaerah setempat;
Masyarakat mendapat keterampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton;
Beberapa Kerugian :
Perencana desain dan pelaksanaan (pengawasan) memerlukan tenaga
ahli/berpengalaman dimana terbatas didaerah setempat;
Perlu pengawasan intensif selama pelaksanaan dilapangan sehingga terjamin
kualitasnya;
Perlu keterampilan dan ketelitian tenaga kerja, khususnya pekerjaan beton dan
pembesian agar menjamin kualitas;
Memerlukan perancah untuk bisa mengerjakan beton sehingga ada biaya tambahan
untuk pekerjaan beton;
Sangat peka terhadap penurunan pondasi, maka perlu pondasi yang terjamin kuat
(struktur dan tanahnya);
Lebih sulit dipelihara bila ada kerusakan. Kerusakan sulit diketahui sampai dengan
jembatan ambruk, maka lebih berbahaya;
Tanpa pengawasan yang tinggi, sangat beresiko kegagalan;
Besi/Beton dipengaruhi oleh korosi sehingga pada daerah tertentu perlu
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 25
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

antisipasi/pemeliharaan khusus untuk hal ini;

d) Jembatan Gantung
Konstruksi bangunan atas jembatan gantung berupa : tiang pilon/menara, kabel utama, kabel
pengaku, kabel penggantung dengan lantai dan pagar pengaman/sandaran. Sedangkan
bangunan bawah berupa pondasi dari pasangan batu/beton.
Konstruksi jembatan gantung lebih cocok untuk bentang yang panjang dengan dasar sungai
yang dalam.
Pada lokasi tebing yang tingginya tidak sama, penentuan bentang jembatan diusahakan agar
kemiringan bentang utama jembatan maksimum 1:20.
Panjang jembatan gantung disini adalah 15-60m dengan perbedaan panjang kelipatan 5 m.
Lebar jembatan 1,5m.

Contoh Gambar Potongan Memanjang dan Denah Jembatan Gantung:

C. JALAN LAPEN
Jalan disini adalah jalan yang dapat berfungsi sebagai penghubung antar desa/kelurahan atau ke
lokasi pemasaran, atau berfungsi sebagai hunian/perumahan, serta juga berfungsi sbagai
penghubung desa/kelurahan ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 26
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

(kecamatan/kabupaten/kota) oleh karena itu dalam merencanakan jalan diperlukan pemilihan


teknologi dan jenis kosntruksi yang tepat.
Untuk perencanaan standar teknis jalan mengacu pada Pedoman Teknis Pembangunan Jalan yang
diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang sudah ada, seperti Pedoman Sederhana
Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan, Puslitbang Dep. PU, 1996.

1. Kriteria Pemilihan Teknologi dan Konstruksi Jalan


Pembangunan jalan baik berupa pembangunan baru, peningkatan atau rehabilitasi Jalan Tanah,
Jalan Telford, Jalan Makadam, Jalan Beton, Jalan Aspal, Jalan Sirtu, Jalan Paving Blok dapat
mempertimbangkan kriteria-kriteria, pemilihan teknologi & Jenis Konstruksi Jalan berikut.

B. Bagian-bagian Jalan
Suatu Jalan umumnya terdiri dari bagian-bagian, yaitu : Dawasja, Damaja, Damija, Badan
Jalan, Lapis Perkerasan, Bahu Jalan dan saluran tepi.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 27


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Gambar 1. Bagian-Bagian Jalan


1) Dawasja (Daerah Pengawasan Jalan), Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang
dimaksudkan agar pengemudi mempunyai pandangan bebas dan badan jalan aman dari
pengaruh lingkungan, misalnya oleh air dan bangunan liar (tanpa izin)
2) Damaja (Daerah Manfaat Jalan), Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh
Pembina Jalan. Daerah Manfaat Jalan hanya diperuntukkan bagi perkerasan jalan, bahu
jalan, saluran samping, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong,
perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
3) Damija (Daerah Milik Jalan), Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh
lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Daerah Milik Jalan diperuntukkan bagi Daerah Manfaat Jalan dan pelebaran jalan
maupun penambahan jalur lalu-lintas di kemudian hari, serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan.
5) Bahu Jalan, Bahu jalan adalah bagian jalan yang berdampingan dan sama tinggi dengan
perkerasan jalan.
6) Saluran Samping Jalan, Saluran Samping Jalan adalah bagian jalan yang berdampingan
dengan bahu yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air secepatnya.
7) Badan Jalan, Badan jalan merupakan bagian jalan dimana jalur lalu-lintas, bahu, dan saluran
samping dibangun.
8) Perkerasan Jalan, Perkerasan jalan merupakan konstruksi jalan yang diperuntukkan bagi jalur
lalu-lintas yang umumnya terdiri dari tanah dasar, lapisan pondasi bawah, lapisan pondasi
atas, dan lapisan permukaan. Untuk jalan dengan lalu lintas ringan, lebar perkerasan diambil
2,5 – 3 meter.

a) GEOMETRI JALAN

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 28


PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

a. Jalur lalu lintas f. Sempadan bangunan


b. Lajur lalu lintas g. Ruang manfaat jalan (Rumaja)
c. Bahu jalan h. Ruang milik jalan (Rumija)
d. Jalur pejalan kaki i. Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
e. Saluran drainase j. Jalur hijau

b) Bentuk Badan Jalan


Bentuk Badan Jalan di Daerah Datar
Jalan harus dibuat dengan bentuk yang tepat. Pada keadaan biasa, bentuk jalan dibuat
miring (4%-6%) kesaluran tepi jalan. Pada daerah yang relatif datar dan lurus,
badan jalan dibuat dengan bentuk "punggung sapi" (bagian tengah lebih tinggi + 6-
8cm).
Ukuran saluran samping minimal 50 cm dalam x 30 cm lebar dasar, berbentuk
trapesium.

Pada badan jalan di daerah bukit, saluran samping dibuat di arah bukit.
Disarankan kemiringan tebing 1:1, karena lereng yang semakin landai akan semakin
stabil dan tanaman tidak bertumbuh dengan baik pada tebing yang hanipir vertikal.
Tebing gundul perlu dilindungi dengan salali satu cara yang efektif dan efisien, antara
lain: pembuatan teras, saluran diversi, penamanan rumput atau perdu, lapisan batu
kosong, pasangan batu, bronjong kawat atau turap kayu.
Kemiringan tebing maksinial 2:1 dan dilindungi dengan cara yang efektif. Tinggi
pemotongan tebing maksimal disarankan 4,00 meter. Tanah hasil pemotongan harus
dibuang secara aman untuk mencegah erosi dan longsor.
Karena timbunan sulit dipadatkan secara padat karya, disarankan perkerasan tidak
dibuat di atas timbunan baru. Bila perkerasan terpaksa harus dibuat di atas timbunan,
maka timbunan maksimal dibatasi 1,50 meter. Timbunan tinggi sering mengalami
longsor dan erosi berat.
Bentuk Badan Jalan di Daerah Curam
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 29
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Konstruksi jalan daerah perbukitan perlu perhatian khusus untuk menjamin stabilitas,
untuk mengurangi longsor dan erosi, dan demi keselamatan.

c) Jalan Lapen

Lapis Permukaan Buras (Pelaburan Aspal), merupakan hasil


penyiraman/penyomprotan aspal diatas permukaan jalan, kemudian ditabur dengan
pasir dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
Lapis Penetrasi (Lapen), dimana bahan perkerasan terdiri dari susunan batu pokok
(3-5cm), batu pengunci (1-2cm) dan batu penutup (pasir) dan campuran aspal panas
sebagai pengikat diantara tiap lapisan dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), dimana bahan perkerasan terdiri dari
campuran agregat kasar (batu 3-5cm), agregat halus (batu 2-3cm), bahan
pelunak/peremaja dan aspal buton yang dicampur secara dingin sebagai
pengikat dan dipadatkan sebagai lapis penutup.

Lingkup pekerjaan Pembangunan Jalan Beraspal dibatasi dengan prioritas


(1). Perbaikan jalan beraspal yang telah ada
(2). Peningkatan jalan Diperkeras yang telah ada.

Mekanisme Pekerjaan Konstruksi Jalan Lapen


a. Hamparan Batu Pecah 3/5 dan 5/7, tebal 5 cm dengan pemadatan
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 30
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

 Untuk pekerjaan Penghamparan batu pecah 3/5 dan 5/7, batu pecah yang
dipakai harus yang bersih dari segala kotoran,
 Untuk daerah yang ada hubungannya dengan pekerjaan
selanjutnya, penimbunan tersebut harus dilaksanakan sedemikian rupa,
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan,
 Pemadatan hamparan batu pecah tersebut pada badan jalan
dilaksanakan pada keadaan dimana tanah dasar mempunyai kadar air yang
minimum, d a n dipadatkan dengan mesin gilas dengan
kapasitas kemampuan pemadatan minimal 3 ton. Hasil kepadatan
yang dicapai harus mencapai kepadatan di lapangan γ 90% AASHTO (Standar).
b. P e k e r j a a n P e n y i r a m a n a s p a l c u r a h M a n u a l ( 1 k g / M 2 )
Setelah didapatkan lapisan batu pecah 3/5 dan 5/7, di siram dengan aspal dengan
kapasitas 1 kg/m2.
c. Penetrasi, tebal 3 cm :
 Setelah Prime Coat dilakukan dengan menggunakan aspal panas sebanyak 2,5
kg/m2 untuk penetrasi tebal 3 cm padat.
 Aspal harus cukup cair (160°C) supaya dapat masuk ke lubang – lubang di antara
batu - batu. Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak boleh lebihdari 20 meter
dari tempat gelaran.
 Dalam penetrasi padat digelar batu pecah diameter 2 – 3 cm, harus
rata dan tidak boleh ada bagian – bagian yang lebih berisi dari bagian – bagian
y a n g l a i n . H a m p a r a n B a t u P e c a h 2/3 t e b a l 3 c m , L a p i s a n i n i
a d a l a h dengan menghamparan Batu Pecah berukuran 2/3 untuk menutup
Lapisan Penutup dibawahnya agar rata dan semakin padat. Lapisan ini
mempunyai ketebalan 3 cm. Lalu dipadatkan kembali dengan mesin
gilas dengan kapasitas kemampuan pemadatan minimal 3 ton.
 Setelah sosotan rata, lapisan tersebut ditutup / ditaburi dengan abu
batu sebanyak 0,015 m3/m2, kemudian dipadatkan hingga rata betul
dengan mesin gilas seberat 3 - 5 ton.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 31

Anda mungkin juga menyukai