Akram Maulana Yamin - 22002072 - 017 - Tugas Akhir Manajemen Labor
Akram Maulana Yamin - 22002072 - 017 - Tugas Akhir Manajemen Labor
Akram Maulana Yamin - 22002072 - 017 - Tugas Akhir Manajemen Labor
Dosen Pengampu:
Dr. Sulastri, M. Pd
Disusun Oleh:
2023
IDENTITAS BUKU
1
2
3
4
PEMBAHASAN BUKU
BAB 5
PEMELIHARAAN PERLENGKAPAN, ALAT DAN BAHAN
A. Pendahuluan
Pemeliharaan perlengkapan alat dan bahan di laboratorium merupakan suatu kegiatan yang
penting untuk dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga agar perlengkapan alat dan
bahan dapat digunakan dengan aman, efisien, dan tahan lama.
Pada dasarnya, pemeliharaan perlengkapan alat dan bahan di laboratorium harus dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
5
• Keteraturan. Pemeliharaan harus dilakukan secara teratur agar perlengkapan alat dan
bahan selalu dalam kondisi baik.
• Ketepatan. Pemeliharaan harus dilakukan dengan tepat agar perlengkapan alat dan
bahan dapat berfungsi dengan baik.
Pemeliharaan perlengkapan alat dan bahan di laboratorium dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
• Pemeliharaan rutin. Pemeliharaan rutin dilakukan secara berkala, misalnya setiap hari,
setiap minggu, atau setiap bulan. Pemeliharaan rutin meliputi kegiatan membersihkan,
memeriksa, dan mengetes perlengkapan alat dan bahan.
• Pemeliharaan berkala. Pemeliharaan berkala dilakukan secara tidak rutin, misalnya
setiap enam bulan, satu tahun, atau dua tahun. Pemeliharaan berkala meliputi kegiatan
membongkar, membersihkan, memeriksa, dan mengetes perlengkapan alat dan bahan
secara menyeluruh.
Pemeliharaan peralatan, alat dan bahan di laboratorium merupakan hal yang penting untuk
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar peralatan, alat dan bahan tersebut selalu dalam
kondisi prima dan siap pakai, sehingga dapat mendukung kegiatan praktikum atau penelitian di
laboratorium.
Pemeliharaan peralatan, alat dan bahan di laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1. Penyimpanan
Penyimpanan peralatan, alat dan bahan di laboratorium harus dilakukan dengan baik
agar terhindar dari kerusakan. Peralatan yang berat atau berbahaya harus diletakkan di
tempat penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah, tidak di rak
teratas. Peralatan juga harus disimpan di tempat yang tidak lembap, tidak panas dan
dihindarkan berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosi.
2. Pembersihan
Peralatan, alat dan bahan di laboratorium harus dibersihkan secara rutin agar terhindar
dari kotoran dan debu. Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan air sabun
6
atau deterjen. Untuk peralatan dan alat yang sensitif, pembersihan harus dilakukan
dengan hati-hati.
3. Pemeriksaan
Peralatan, alat dan bahan di laboratorium harus diperiksa secara rutin untuk mengetahui
adanya kerusakan. Pemeriksaan dapat dilakukan secara visual atau dengan
menggunakan alat ukur. Jika ditemukan kerusakan, peralatan atau alat tersebut harus
segera diperbaiki atau diganti.
4. Kalibrasi
Untuk peralatan tertentu, seperti alat ukur, perlu dilakukan kalibrasi secara berkala.
Kalibrasi bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan tersebut masih dalam kondisi
akurat.
5. Perbaikan
Peralatan yang rusak harus segera diperbaiki. Perbaikan dapat dilakukan oleh petugas
laboratorium atau oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
6. Penggantian
Peralatan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi harus diganti dengan yang baru.
Penggantiaan peralatan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang
tersedia.
Pemeliharaan peralatan, alat dan bahan di laboratorium harus dilakukan oleh semua pihak yang
terkait, baik itu petugas laboratorium, mahasiswa, maupun peneliti. Dengan melakukan
pemeliharaan secara rutin, maka peralatan, alat dan bahan di laboratorium dapat berfungsi
dengan baik dan mendukung kegiatan praktikum atau penelitian di laboratorium.
Pertanyaan BAB 5:
1. Bagaimana Anda merencanakan dan melaksanakan jadwal pemeliharaan untuk
peralatan laboratorium guna memastikan keakuratannya dalam pengujian dan
eksperimen?
2. Apa langkah-langkah konkret yang diambil untuk membersihkan dan merawat alat
analisis khusus, seperti spektrofotometer atau kromatografi, agar hasil uji tetap konsisten
dan akurat?
3. Bagaimana Anda mengelola stok bahan kimia dan bahan habis pakai di laboratorium,
termasuk prosedur penggantian dan penyimpanannya agar tetap aman dan dapat diakses
dengan mudah?
7
4. Apa metode atau teknologi yang Anda terapkan untuk memantau kondisi peralatan
laboratorium secara real-time, dan bagaimana informasi ini digunakan dalam
pemeliharaan preventif?
5. Bagaimana Anda menanggapi insiden kecil atau perubahan dalam kinerja peralatan
laboratorium, dan adakah prosedur darurat atau kontingensi yang telah ditetapkan untuk
mengatasi masalah yang tidak terduga?
8
BAB 6
ORGANISASI LABORATORIUM
A. Pengelola Laboratorium
Pengelola laboratorium bertanggung jawab untuk mengelola peralatan, alat, dan bahan
laboratorium. Pengelola laboratorium harus memastikan bahwa peralatan, alat, dan
bahan laboratorium dalam kondisi baik dan siap pakai. Pengelola laboratorium juga
bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, alat, dan
bahan laboratorium.
9
Pengelola laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan
di laboratorium. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan di
laboratorium berjalan dengan efektif dan efisien.
Berikut adalah beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh pengelola laboratorium:
Untuk menjadi pengelola laboratorium, seseorang dapat mengikuti pendidikan formal atau
pelatihan. Pendidikan formal yang dapat ditempuh antara lain:
Selain pendidikan formal, seseorang juga dapat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga terkait. Pelatihan ini dapat membantu calon pengelola laboratorium untuk
memperoleh kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Struktur organisasi laboratorium dapat bervariasi, tergantung pada jenis dan ukuran
laboratorium. Namun, secara umum, struktur organisasi laboratorium dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
Struktur organisasi lini adalah struktur organisasi yang sederhana, di mana setiap
anggota organisasi hanya bertanggung jawab kepada satu atasan langsung. Struktur
organisasi lini cocok untuk laboratorium yang kecil.
10
• Struktur organisasi fungsional
Struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi yang membagi tugas dan
tanggung jawab berdasarkan fungsinya. Struktur organisasi fungsional cocok untuk
laboratorium yang besar dan kompleks.
Di Indonesia, pengelolaan laboratorium biasanya dilakukan oleh tenaga pendidik, seperti dosen
atau guru. Tenaga pendidik yang ditugaskan untuk mengelola laboratorium biasanya memiliki
pendidikan dan pengalaman yang memadai di bidang ilmu laboratorium.
Selain tenaga pendidik, pengelolaan laboratorium juga dapat dilakukan oleh tenaga teknisi
laboratorium. Tenaga teknisi laboratorium adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan di bidang teknik laboratorium.
Disiplin dalam laboratorium merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, baik oleh
pengelola laboratorium, pengguna laboratorium, maupun pihak lain yang terkait. Disiplin dalam
laboratorium bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan di laboratorium dapat berjalan
dengan lancar dan aman.
Disiplin dalam laboratorium dapat diwujudkan melalui berbagai cara, antara lain:
Peraturan dan tata tertib laboratorium harus ditetapkan dan diinformasikan kepada
semua pengguna laboratorium. Peraturan dan tata tertib laboratorium harus dipatuhi oleh
semua pengguna laboratorium.
Sosialisasi dan pelatihan tentang peraturan dan tata tertib laboratorium harus dilakukan
secara berkala. Sosialisasi dan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran pengguna laboratorium tentang pentingnya disiplin dalam laboratorium.
Pengelola laboratorium harus tegas dalam menegakkan peraturan dan tata tertib
laboratorium. Jika ada pengguna laboratorium yang melanggar peraturan dan tata tertib
laboratorium, maka harus diberikan sanksi yang sesuai.
11
Beberapa contoh peraturan dan tata tertib laboratorium yang dapat diterapkan antara
lain:
• Pengguna laboratorium harus mengenakan pakaian dan alas kaki yang sesuai
• Pengguna laboratorium harus menjaga kebersihan dan kerapihan laboratorium
• Pengguna laboratorium harus menggunakan peralatan dan bahan laboratorium
dengan hati-hati
• Pengguna laboratorium harus mematuhi prosedur keselamatan dan keamanan
laboratorium
Disiplin dalam laboratorium merupakan tanggung jawab bersama dari semua pihak yang
terkait. Dengan adanya disiplin dalam laboratorium, maka kegiatan di laboratorium dapat
berjalan dengan lancar dan aman, sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan laboratorium.
Disiplin dalam laboratorium harus melibatkan semua pihak yang terkait, mulai dari
pengelola laboratorium, pengguna laboratorium, hingga pihak manajemen. Semua pihak
harus memiliki komitmen untuk menerapkan disiplin dalam laboratorium.
Sosialisasi dan pelatihan tentang peraturan dan tata tertib laboratorium harus dilakukan
secara berkala. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
pengguna laboratorium tentang pentingnya disiplin dalam laboratorium.
Pengelola laboratorium harus tegas dalam menegakkan peraturan dan tata tertib
laboratorium. Jika ada pengguna laboratorium yang melanggar peraturan dan tata tertib
laboratorium, maka harus diberikan sanksi yang sesuai.
Administrasi alat dan bahan di laboratorium merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa alat dan bahan laboratorium dalam kondisi baik dan
siap pakai, sehingga dapat mendukung kegiatan praktikum atau penelitian di laboratorium.
12
Administrasi alat dan bahan di laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Pemeliharaan
Pemeliharaan alat dan bahan laboratorium bertujuan untuk menjaga agar alat dan bahan
tersebut dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan alat dan bahan laboratorium
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
2. Inventarisasi
Inventarisasi alat dan bahan laboratorium bertujuan untuk mengetahui jumlah, kondisi,
dan lokasi penyimpanan alat dan bahan laboratorium. Inventarisasi alat dan bahan
laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
Pemesanan dan pengadaan alat dan bahan laboratorium bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan alat dan bahan laboratorium. Pemesanan dan pengadaan alat dan bahan
laboratorium harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pemindahan dan penghapusan alat dan bahan laboratorium bertujuan untuk mengatur
tata letak alat dan bahan laboratorium, serta untuk menghapus alat dan bahan
laboratorium yang sudah tidak digunakan lagi. Pemindahan dan penghapusan alat dan
bahan laboratorium harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan efektivitas administrasi alat dan bahan di
laboratorium:
SOP merupakan pedoman yang harus diikuti dalam melakukan administrasi alat dan
bahan di laboratorium. SOP yang jelas akan membantu pengelola laboratorium atau
petugas laboratorium untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan lebih efektif.
13
• Gunakan teknologi informasi
Dengan melakukan administrasi alat dan bahan di laboratorium secara efektif, maka alat dan
bahan laboratorium dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat mendukung kegiatan praktikum
atau penelitian di laboratorium.
Pertanyaan BAB 6:
1. Bagaimana struktur organisasi laboratorium Anda, termasuk tanggung jawab dan peran
masing-masing divisi atau departemen dalam mencapai tujuan laboratorium?
2. Bagaimana proses pengelolaan proyek dan penugasan tugas diorganisir dalam konteks
laboratorium? Apakah ada metode tertentu yang digunakan untuk memastikan efisiensi
dan kolaborasi tim?
3. Apa strategi yang Anda terapkan dalam memastikan kepatuhan laboratorium terhadap
regulasi dan standar industri, serta bagaimana perubahan atau pembaruan dalam regulasi
dikelola?
4. Bagaimana Anda mendukung pengembangan profesional dan pertumbuhan karir
anggota tim laboratorium, termasuk pelatihan atau program pengembangan
keterampilan yang disediakan?
5. Bagaimana sistem komunikasi diorganisir di antara anggota tim laboratorium, dan apa
cara yang Anda terapkan untuk memfasilitasi pertukaran informasi yang efektif di
seluruh laboratorium?
14
BAB 7
KESELAMATAN KERJA DI DALAM LABORATORIUM
A. Pencegahan Kecelakaan yang Bersifat Umum
Keselamatan kerja di dalam laboratorium merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, baik oleh pengelola laboratorium, pengguna laboratorium, maupun pihak lain
yang terkait. Keselamatan kerja di laboratorium bertujuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang dapat menyebabkan kerugian materi, fisik, maupun non-fisik.
Berikut adalah beberapa pencegahan kecelakaan yang bersifat umum di dalam laboratorium:
1. Pelatihan
2. Pengenalan bahaya
Pengguna laboratorium harus mengetahui dan memahami bahaya yang dapat terjadi di
laboratorium. Bahaya di laboratorium dapat berupa bahaya fisik, kimia, biologis,
maupun radiasi.
Pengguna laboratorium harus mengenakan pakaian dan alas kaki yang sesuai untuk
bekerja di laboratorium. Pakaian dan alas kaki yang sesuai dapat melindungi pengguna
laboratorium dari bahaya yang dapat terjadi di laboratorium.
Peralatan dan bahan laboratorium harus dipelihara dan dirawat dengan baik. Peralatan
dan bahan yang tidak terawat dapat menjadi sumber bahaya.
15
5. Penanganan limbah
Limbah laboratorium harus ditangani dengan hati-hati. Limbah laboratorium yang tidak
ditangani dengan baik dapat menjadi sumber pencemaran.
6. Pencegahan kebakaran
Jika memungkinkan, pengguna laboratorium harus bekerja bersama dengan orang lain.
Hal ini dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan.
Jika pengguna laboratorium melihat atau mengalami bahaya di laboratorium, maka harus
segera dilaporkan kepada pengelola laboratorium.
Pencegahan kebakaran di laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
Peralatan dan bahan yang digunakan di laboratorium harus dipilih yang aman dan tidak
mudah terbakar.
16
2. Pemeliharaan peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan laboratorium harus dipelihara dan dirawat dengan baik. Peralatan
dan bahan yang tidak terawat dapat menjadi sumber bahaya.
Alat pemadam kebakaran harus dipasang di tempat yang mudah dijangkau. Jenis alat
pemadam kebakaran yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis bahan yang mudah
terbakar di laboratorium.
4. Pelatihan
Penanggulangan kebakaran di laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
Jika memungkinkan, sumber api harus ditutup untuk mencegah kebakaran semakin
meluas.
Alat pemadam kebakaran harus digunakan untuk memadamkan api. Jenis alat pemadam
kebakaran yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis bahan yang mudah terbakar
di laboratorium.
3. Evakuasi
Jika kebakaran tidak dapat dikendalikan, maka harus dilakukan evakuasi. Pengguna
laboratorium harus segera meninggalkan laboratorium melalui jalur evakuasi yang telah
ditentukan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi
kebakaran di laboratorium:
1. Sebelum memulai kegiatan di laboratorium, pastikan bahwa semua peralatan dan bahan
yang akan digunakan dalam kondisi aman dan tidak mudah terbakar.
17
2. Gunakan peralatan dan bahan laboratorium dengan hati-hati sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
3. Jangan meninggalkan peralatan dan bahan laboratorium yang masih menyala atau yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
4. Jika melihat adanya potensi bahaya kebakaran, segera lakukan tindakan pencegahan.
5. Pelajari cara menggunakan alat pemadam kebakaran dan ketahui lokasi alat pemadam
kebakaran di laboratorium.
6. Lakukan latihan evakuasi secara berkala.
Selain kebakaran, masih banyak lagi sumber kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium.
Beberapa sumber kecelakaan lain di laboratorium antara lain:
• Bahaya fisik
Bahaya fisik di laboratorium dapat berupa benda tajam, benda panas, benda jatuh, aliran
listrik, dan lain-lain.
• Bahaya kimia
Bahaya kimia di laboratorium dapat berupa bahan kimia korosif, beracun, mudah
terbakar, dan lain-lain.
• Bahaya biologis
• Bahaya radiasi
Pencegahan kecelakaan lain di laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
18
• Pemilihan peralatan dan bahan yang aman
Peralatan dan bahan yang digunakan di laboratorium harus dipilih yang aman dan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Peralatan dan bahan laboratorium harus dipelihara dan dirawat dengan baik. Peralatan
dan bahan yang tidak terawat dapat menjadi sumber bahaya.
Pengguna laboratorium harus mengenakan pakaian dan alas kaki yang sesuai untuk
bekerja di laboratorium. Pakaian dan alas kaki yang sesuai dapat melindungi pengguna
laboratorium dari bahaya yang dapat terjadi di laboratorium.
• Pengenalan bahaya
Pengguna laboratorium harus mengetahui dan memahami bahaya yang dapat terjadi di
laboratorium.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan lain di
laboratorium:
1. Sebelum memulai kegiatan di laboratorium, pastikan bahwa semua peralatan dan bahan
yang akan digunakan dalam kondisi aman.
2. Gunakan peralatan dan bahan laboratorium dengan hati-hati sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
3. Kenakan pakaian dan alas kaki yang sesuai untuk bekerja di laboratorium.
4. Pelajari prosedur keselamatan yang berlaku di laboratorium.
5. Laporkan jika melihat adanya potensi bahaya.
19
D. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Jika terjadi kecelakaan di laboratorium, maka pertolongan pertama harus diberikan sesegera
mungkin. Pertolongan pertama yang diberikan dapat membantu korban untuk bertahan hidup
dan mengurangi risiko komplikasi.
Berikut adalah beberapa jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium dan pertolongan
pertama yang dapat diberikan:
1. Kebakaran
Jika terjadi kebakaran di laboratorium, maka langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mengevakuasi diri dan orang lain dari laboratorium. Jika memungkinkan, sumber
api harus ditutup untuk mencegah kebakaran semakin meluas. Jika tidak
memungkinkan, maka alat pemadam kebakaran harus digunakan untuk memadamkan
api.
Jika terjadi cedera akibat benda tajam, maka langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menghentikan pendarahan. Pendarahan dapat dihentikan dengan cara menekan
luka dengan kain bersih atau kasa steril. Jika luka dalam atau tidak berhenti berdarah,
maka korban harus segera dibawa ke rumah sakit.
Jika terjadi cedera akibat benda panas, maka langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mendinginkan luka. Luka dapat didinginkan dengan air dingin atau kompres
dingin. Jika luka melepuh, maka jangan memecahkan gelembungnya. Korban harus
segera dibawa ke rumah sakit jika lukanya besar atau dalam.
Jika terjadi keracunan bahan kimia, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menjauhkan korban dari sumber bahan kimia. Jika bahan kimia mengenai kulit, maka
kulit harus segera dicuci dengan air mengalir selama 20 menit. Jika bahan kimia
mengenai mata, maka mata harus segera dibilas dengan air mengalir selama 15 menit.
Jika bahan kimia tertelan, maka korban harus segera dibawa ke rumah sakit.
20
5. Tersengat listrik
Jika terjadi tersengat listrik, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mencabut kabel listrik atau sumber arus listrik lainnya. Korban jangan disentuh jika
masih ada aliran listrik. Setelah aliran listrik dicabut, maka korban harus segera dibawa
ke rumah sakit.
6. Gigitan hewan
Jika terjadi gigitan hewan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membersihkan luka dengan sabun dan air. Jika lukanya parah atau terjadi pendarahan
yang banyak, maka korban harus segera dibawa ke rumah sakit.
Jika terjadi ledakan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengevakuasi
diri dan orang lain dari area yang terkena ledakan. Korban yang mengalami cedera harus
segera dibawa ke rumah sakit.
Pertolongan pertama yang diberikan harus sesuai dengan jenis kecelakaan yang terjadi. Jika
korban mengalami cedera yang parah, maka korban harus segera dibawa ke rumah sakit.
Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan di
laboratorium:
Dengan menerapkan tips di atas, maka pertolongan pertama yang diberikan dapat lebih efektif
dan membantu korban untuk bertahan hidup.
Obat-obatan dan peralatan P3K adalah hal yang penting untuk dimiliki di laboratorium.
Obat-obatan dan peralatan P3K dapat digunakan untuk memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan yang terjadi di laboratorium.
21
Obat-obatan yang harus ada di laboratorium antara lain:
1. Plester
2. Kapas
3. Gunting
4. Sarung tangan
5. Kacamata pengaman
6. Masker
7. Termometer
8. Timbangan
Lokasi penyimpanan obat-obatan dan peralatan P3K harus mudah dijangkau dan diketahui oleh
pengguna laboratorium. Obat-obatan dan peralatan P3K harus disimpan di tempat yang kering,
bersih, dan terlindung dari sinar matahari.
Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga obat-obatan dan peralatan P3K di laboratorium:
• Periksa obat-obatan dan peralatan P3K secara berkala untuk memastikan kondisinya
masih baik.
• Ganti obat-obatan dan peralatan P3K yang sudah kedaluwarsa.
• Buat daftar obat-obatan dan peralatan P3K yang ada di laboratorium.
Dengan memiliki obat-obatan dan peralatan P3K yang lengkap dan berfungsi dengan baik, maka
pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi di laboratorium dapat diberikan dengan cepat
dan efektif.
22
F. Undang-undang Keselamatan Kerja
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menyatakan
bahwa "keselamatan kerja adalah suatu kondisi di mana para pekerja berada di tempat kerja
terhindar dari risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja".
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menyatakan
bahwa "kesehatan kerja adalah suatu kondisi di mana para pekerja berada di tempat kerja
terbebas dari gangguan kesehatan akibat kerja yang disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul
dari pekerjaannya dan atau lingkungan kerja".
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatur tentang kewajiban
setiap orang untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain:
1. Pengelola
2. Pengguna
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja juga mengatur tentang sanksi
bagi orang yang melanggar ketentuan undang-undang ini, antara lain:
23
1. Pidana
Pidana penjara paling lama 1 tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000 bagi
orang yang.
2. Disiplin
Pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan keselamatan kerja dapat dikenakan
sanksi disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pertantanyaan BAB 7:
24
BAB 8
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
A. Beberapa Pengertian
Alat laboratorium adalah alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan atau
penelitian di laboratorium. Alat laboratorium dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti kaca,
plastik, logam, kayu, dan lain-lain. Alat laboratorium dapat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya, antara lain:
• Alat-alat gelas, seperti tabung reaksi, gelas kimia, erlenmeyer, buret, labu takar, pipet,
dan lain-lain.
Alat-alat gelas, seperti tabung reaksi, gelas kimia, erlenmeyer, buret, labu takar, pipet
• Alat-alat pemanas, seperti bunsen burner, hotplate, dan lain-lain.
• Alat-alat ukur, seperti neraca analitik, gelas ukur, pipet, dan lain-lain.
• Alat-alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, kacamata pengaman, dan lain-lain.
25
Alat-alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, kacamata pengaman
Alat-alat gelas adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca. Alat-alat gelas banyak digunakan
di laboratorium karena sifatnya yang transparan, tahan panas, dan mudah dibersihkan.
Alat-alat pemanas adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memanaskan bahan kimia
atau larutan. Alat-alat pemanas yang umum digunakan di laboratorium antara lain bunsen
burner, hotplate, dan oven.
Alat-alat listrik adalah alat laboratorium yang menggunakan listrik untuk beroperasi. Alat-alat
listrik yang umum digunakan di laboratorium antara lain timbangan analitik, multimeter, dan
oven.
Alat-alat ukur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur suatu besaran. Alat-
alat ukur yang umum digunakan di laboratorium antara lain neraca analitik, gelas ukur, dan
pipet.
Alat-alat penyimpan adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia
atau peralatan laboratorium. Alat-alat penyimpan yang umum digunakan di laboratorium antara
lain lemari asam, lemari pendingin, dan kabinet.
Alat-alat keselamatan kerja adalah alat laboratorium yang digunakan untuk melindungi
pengguna laboratorium dari bahaya. Alat-alat keselamatan kerja yang umum digunakan di
laboratorium antara lain sarung tangan, kacamata pengaman, dan masker.
Pemilihan alat laboratorium harus disesuaikan dengan kebutuhan percobaan atau penelitian
yang akan dilakukan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat laboratorium
antara lain:
26
• Fungsi alat
Alat laboratorium harus dipilih sesuai dengan fungsinya. Misalnya, jika akan melakukan
percobaan yang membutuhkan pemanasan, maka harus dipilih alat pemanas yang sesuai.
• Kualitas alat
Alat laboratorium harus berkualitas baik agar dapat digunakan dengan aman dan
menghasilkan hasil yang akurat.
• Harga alat
Harga alat laboratorium dapat bervariasi, tergantung pada kualitas dan mereknya.
Alat laboratorium harus dirawat dengan baik agar dapat digunakan dengan aman dan tahan
lama. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam merawat alat laboratorium antara lain:
• Membersihkan alat
Alat laboratorium harus dibersihkan setelah digunakan. Alat laboratorium yang terbuat
dari gelas harus dicuci dengan sabun dan air hangat. Alat laboratorium yang terbuat dari
logam atau plastik dapat dicuci dengan deterjen.
• Menyimpan alat
Alat laboratorium harus disimpan di tempat yang aman dan kering. Alat laboratorium
yang terbuat dari kaca harus disimpan di rak yang kokoh dan terhindar dari benturan.
• Melakukan kalibrasi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur harus dikalibrasi secara berkala.
Kalibrasi dilakukan untuk memastikan bahwa alat laboratorium masih dapat
memberikan hasil yang akurat.
Alat pengukur panjang adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur panjang
suatu benda. Alat pengukur panjang yang umum digunakan di laboratorium antara lain:
27
• Mistar Ukur
Mistar ukur adalah alat pengukur panjang yang paling sederhana dan umum digunakan.
Mistar ukur terbuat dari plastik atau logam dan memiliki skala dalam satuan centimeter
(cm) atau milimeter (mm). Mistar ukur dapat digunakan untuk mengukur panjang benda
dengan ketelitian hingga 1 mm.
• Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat pengukur panjang yang memiliki ketelitian lebih tinggi dari
mistar ukur. Jangka sorong memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
Skala utama menunjukkan ukuran panjang benda dalam satuan cm atau mm. Skala
nonius menunjukkan ukuran panjang benda dalam satuan sepersepuluh milimeter (0,1
mm).
• Mikrometer Sekrup
28
Mikrometer sekrup adalah alat pengukur panjang yang memiliki ketelitian paling tinggi
dari ketiga alat pengukur panjang di atas. Mikrometer sekrup memiliki skala dalam
satuan sepersepuluh milimeter (0,1 mm) atau seperseratus milimeter (0,01 mm).
Cara menggunakan alat pengukur panjang di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang tertera pada alat tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan alat pengukur panjang antara lain:
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan alat pengukur panjang di laboratorium:
• Untuk mengukur panjang benda dengan mistar ukur, letakkan benda pada mistar ukur
dengan posisi sejajar dengan skala.
• Perhatikan skala yang menunjukkan ukuran panjang benda.
• Untuk mengukur panjang benda dengan jangka sorong, letakkan benda pada rahang
jangka sorong.
• Tutup rahang jangka sorong dengan perlahan-lahan hingga benda tercengkeram
dengan kuat.
• Perhatikan skala utama dan skala nonius yang menunjukkan ukuran panjang benda.
• Untuk mengukur panjang benda dengan mikrometer sekrup, masukkan benda ke dalam
lubang mikrometer sekrup.
• Putar sekrup mikrometer sekrup hingga benda tercengkeram dengan kuat.
• Perhatikan skala yang menunjukkan ukuran panjang benda.
Dengan mengetahui fungsi, cara menggunakan, dan perawatan alat pengukur panjang di
laboratorium, maka pengguna laboratorium dapat menggunakan alat pengukur panjang dengan
aman dan efisien.
Alat pengukur massa adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur massa suatu
benda. Alat pengukur massa yang umum digunakan di laboratorium antara lain:
29
• Timbangan Manual
Timbangan manual adalah alat pengukur massa yang paling sederhana dan umum
digunakan. Timbangan manual memiliki dua piringan, yaitu piringan untuk meletakkan
benda dan piringan untuk meletakkan beban pemberat. Timbangan manual dapat
digunakan untuk mengukur massa benda dengan ketelitian hingga 1 gram.
• Timbangan Digital
Timbangan digital adalah alat pengukur massa yang memiliki ketelitian lebih tinggi dari
timbangan manual. Timbangan digital menggunakan sensor untuk mengukur massa
benda. Timbangan digital dapat digunakan untuk mengukur massa benda dengan
ketelitian hingga 0,01 gram.
• Neraca Analitik
Neraca analitik adalah alat pengukur massa yang memiliki ketelitian paling tinggi dari
ketiga alat pengukur massa di atas. Neraca analitik menggunakan sistem keseimbangan
untuk mengukur massa benda. Neraca analitik dapat digunakan untuk mengukur massa
benda dengan ketelitian hingga 0,0001 gram.
30
Cara menggunakan alat pengukur massa di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang tertera pada alat tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan alat pengukur massa antara lain:
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan alat pengukur massa di laboratorium:
• Untuk mengukur massa benda dengan timbangan manual, letakkan benda pada
piringan timbangan.
• Tambahkan beban pemberat pada piringan timbangan hingga jarum timbangan
menunjuk ke angka nol.
• Perhatikan angka yang menunjukkan massa benda.
• Untuk mengukur massa benda dengan timbangan digital, letakkan benda pada piringan
timbangan.
• Perhatikan angka yang menunjukkan massa benda.
• Untuk mengukur massa benda dengan neraca analitik, bersihkan neraca analitik
dengan kain bersih.
• Letakkan benda pada piringan neraca analitik.
• Atur jarum neraca analitik agar menunjuk ke angka nol.
• Perhatikan angka yang menunjukkan massa benda.
Alat pengukur waktu adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur waktu suatu
proses atau peristiwa. Alat pengukur waktu yang umum digunakan di laboratorium antara lain:
• Stopwatch
31
Stopwatch adalah alat pengukur waktu yang paling sederhana dan umum digunakan.
Stopwatch memiliki dua tombol, yaitu tombol start dan stop. Stopwatch dapat digunakan
untuk mengukur waktu dengan ketelitian hingga 0,01 detik.
• Timer
Timer adalah alat pengukur waktu yang memiliki ketelitian lebih tinggi dari stopwatch.
Timer memiliki tombol start dan stop, serta tombol untuk mengatur waktu yang
diinginkan. Timer dapat digunakan untuk mengukur waktu dengan ketelitian hingga
0,001 detik.
• Cronograp
Cronograp adalah alat pengukur waktu yang memiliki ketelitian paling tinggi dari ketiga
alat pengukur waktu di atas. Cronograp memiliki tombol start, stop, reset, dan split.
Cronograp dapat digunakan untuk mengukur waktu dengan ketelitian hingga 0,0001
detik.
Cara menggunakan alat pengukur waktu di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang tertera pada alat tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan alat pengukur waktu antara lain:
32
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan alat pengukur waktu di laboratorium:
• Untuk mengukur waktu suatu proses dengan stopwatch, tekan tombol start pada saat
proses dimulai dan tekan tombol stop pada saat proses selesai.
• Untuk mengukur waktu suatu proses dengan timer, atur waktu yang diinginkan pada
timer dan tekan tombol start.
• Untuk mengukur waktu suatu proses dengan cronograp, tekan tombol start pada saat
proses dimulai. Untuk mengukur waktu interval, tekan tombol split dan tekan tombol
start lagi untuk melanjutkan proses.
Alat pengukur suhu adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur suhu suatu
benda. Alat pengukur suhu yang umum digunakan di laboratorium antara lain:
• Termometer
Termometer adalah alat pengukur suhu yang paling sederhana dan umum digunakan.
Termometer memiliki pipa kapiler yang berisi cairan, seperti alkohol atau merkuri.
Cairan akan memuai atau menyusut ketika suhu berubah. Perubahan volume cairan ini
diukur dengan skala yang terdapat pada pipa kapiler. Termometer dapat digunakan untuk
mengukur suhu dengan ketelitian hingga 1 derajat Celcius.
33
• Termometer Bimetal
Termometer bimetal adalah alat pengukur suhu yang memiliki ketelitian lebih tinggi dari
termometer. Termometer bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda koefisien
muainya. Ketika suhu berubah, logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan
memuai lebih besar daripada logam yang memiliki koefisien muai lebih rendah.
Perubahan bentuk bimetal ini diukur dengan skala yang terdapat pada alat ini.
Termometer bimetal dapat digunakan untuk mengukur suhu dengan ketelitian hingga
0,1 derajat Celcius.
• Termometer Digital
Termometer digital adalah alat pengukur suhu yang memiliki ketelitian paling tinggi dari
ketiga alat pengukur suhu di atas. Termometer digital menggunakan sensor suhu untuk
mengukur suhu. Termometer digital dapat digunakan untuk mengukur suhu dengan
ketelitian hingga 0,01 derajat Celcius.
Cara menggunakan alat pengukur suhu di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang tertera pada alat tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan alat pengukur suhu antara lain:
34
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan alat pengukur suhu di laboratorium:
Alat pengukur listrik adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik, seperti tegangan, arus, dan hambatan. Alat pengukur listrik yang umum
digunakan di laboratorium antara lain:
• Voltmeter
Voltmeter adalah alat pengukur tegangan listrik. Voltmeter memiliki dua buah terminal,
yaitu terminal positif dan terminal negatif. Voltmeter dipasang paralel dengan rangkaian
yang akan diukur tegangannya.
• Ampermeter
Ampermeter adalah alat pengukur arus listrik. Ampermeter memiliki dua buah terminal,
yaitu terminal positif dan terminal negatif. Ampermeter dipasang seri dengan rangkaian
yang akan diukur arusnya.
35
• Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik. Ohmmeter memiliki dua buah
terminal, yaitu terminal positif dan terminal negatif. Ohmmeter dipasang seri dengan
rangkaian yang akan diukur hambatan.
• Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang dapat mengukur tegangan, arus, dan
hambatan. Multimeter memiliki beberapa mode pengukuran, yaitu mode tegangan,
mode arus, dan mode hambatan.
Cara menggunakan alat pengukur listrik di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang tertera pada alat tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan alat pengukur listrik antara lain:
36
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan alat pengukur listrik di laboratorium:
Pertanyaan BAB 8:
37