4078 Assomadi m5 Proses Proses Di Atmosfer

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 41

Proses-proses di

atmosfer
Abdu Fadli Assomadi
Laboratorium Pengelolaan Pencemaran Udara dan
Perubahan Iklim
 Apa itu Termodinamika Atmosfer?
 Apa variabel-variabel dari Termodinamika
Atmosfer?
 Apa itu lapse rate?
 Apa itu potential temperature?.
 atmospheric stability dan metode untuk
mendefinisikannya?
 Apa itu boundary layer?
 Apa pengaruh meteorologi pada pendispersian?
 Apa itu profil wind velocity?
 Diagram wind rose dan untuk apa?
 Menentukan tinggi percampuran (mixing height).
Gambaran (Profil) Vertical, Densitas dan
Tekanan Atmosfer
 Dipengaruhi oleh gaya gravitasi

FG = Gaya Gravitasi The ME massa bumi = 5.98*1024 kg


mGM E
FG mg Konstanta gravitasi=6.67x10-11 Nm2kg2
r2
Atmospheric Thermodynamics
A parcel of air is defined using the state variables
 Three important state variables are density, pressure
and temperature
 The units and dimensions for the state variables are

Density gm/cm3 ML-3


(mass/volume)

Pressure (Force/Area) N/m2 ( Pa ) ML-1T-2

Temperature o F, o R, o C, o K T

 Humidity is the fourth important variable that gives the amount of water
vapor present in a sample of moist air
Equation of State
Relationshipbetween the three state
variables may be written as:
 f ( P, ρ ,T) = 0

For a perfect gas:


 P = ρ .R .T
 R is Specific gas constant
R for dry air = 0.287 Joules / gm /oK
 R for water vapor = 0.461 Joules / gm /oK
 R for wet air is not constant and depend on mixing ratio
Apa itu Termodinamika Atmosfer?
 Dalam termodinamika atmosfer, dibangun asusmsi:
 Sistem  diasumsikan sebagai parcel udara
 Lingkungan  kondisi/keadaan disekitar parcel yang mempengaruhi
parcel udara
 Batas  batas yang memisahkan keduanya (asumsi)
 Atmosfer terdiri atas campuran gas (homogen/heterogen)  dimana pada
posisi ruang yang berbeda  tekanan dan temperatur berbeda 
perbedaan iklim/cuaca
 Radiasi matahari adalah ultimate source semua energi yang merubah
iklim/cuaca  interakasi dengan gas-gas atmosfer  profil temperatur
(dapat dijelaskan dengan hukum termodinamika).
 Struktur spasial temperatur yang dihasilkan berhubungan dengan
struktur spasial tekanan dan densitas gas (cocok dengan persamaan
keadaan gas )
 Variasi spasial temperatur  tekanan  menimbulkan angin atmosfer
 Perubahan fasa air menentukan sistem iklim di atmosfer bawah (mendung,
hujan, es, dsb)  perubahan fasa ini juga dapat dijelaskan dengan
termodinamika
Contoh:

Asumsi parcel
gas/udara
Sebagai satu
sistem
termodinamika
Konsep (Asumsi) : Parcel Udara
 Sistem (campuran sejumlah
kecil gas/udara) yang
terbungkus dan dikelilingi
lingkungan (atmosfer), untuk
dry air parcel  massa fixed
 Ukuran bisa berubah-ubah
 Terinsulasi dari lingkungan 
adiabatik  tidak ada transfer
panas
 Sisi batas parcel fleksibel
Termodinamika Atmosfer  menjelaskan konversi energi matahari (input) ke
atmosfer dan thd respon atmosfer (turbulensi, sirkulasi, link sirkulasi
dengan transfer energi (radiasi), panas sensibel dan laten antara permukaan
bumi dengan atmosfer
Konsep dasar termodinamika yang penting dalam
menjelaskan sifat atmosfer

 Tinjauan sifat gas ideal (variabel state)  PV=nRT


 Tekanan  P = F/A = nRT/V; F = nRT/h
 Volume
 Konsep gas dalam kesetimbangan
 Hukum ke-nol termodinamika
 Temperature
 Kerja ekspansi atau kompresi
 Hukum pertama termodinamika dan perubahan
turunannya
Apa variabel-variabel dari Termodinamika
Atmosfer?
 Diasumsikan udara di atmosfer merupakan gas ideal kering
yang mengembang secara adiabatic.
 Formuasi Gas Ideal: PV = nRT (1)
 P  tekanan dari sejumlah volume udara kering,
 n  jumlah mol parcel udara,
 R  konstanta gas ideal dan T  temperature absolut (K)
 Turunan pertama rumus di atas,
d(PV) = d(nRT)  PdV + VdP = nRdT (2)
 Penyataan Hukum I termodinamika  perubahan energi
dalam ΔU pada gas = kerja yang dilakukan pada sistem plus
panas Q yang ditambahkan  dU = dW + dQ (3)
 Dalam kasus adiabatik  dQ=0, maka
dU = dW + 0= nCvdT.
 Dan kerja akan digunakan untuk merubah
volume, dW = -PdV, sehingga
PdV = -dW = -nCvdT
(4)
 Substitusi persamaan 4 dan 2 , maka
–nCvdT + VdP = nRdT  VdP = n(R + Cv)dT
 Karena R = Cp – Cv, maka VdP = nCpdT
dT/dP = V/nCp
(5)
 Dari formulasi kesetimbangan hidrostatik dan
gas ideal, diperoleh hubungan tekanan dengan
altitude dP/dz = – ρg dan ρ = nMW/V,
dP/dz = – nMWg/V
(6)
Kalikan pers 5 dg 6 
dT/dz = (V/nCp)( – nMWg/V)
 Untuk dry adiabatic lapse rate diperoleh
(Contoh kasus di Troposfer)
– dT/dz = MWa g/Cp.

Maka – dT/dz = (29 10-3kg/mol *


9.8m/s2)/29 J/K*mol = 9.8*10-3 K/m,
Atau
– dT/dz = 9.8 K/km
dT/dz  lapse rate
WHAT IS LAPSE RATE?
 Lapse rate  laju
perubahan temperatur
pada perubahan
ketinggian di atmosfer
 Lapse rate negatif 
temperatur menurun
ketika ketinggian naik
 Lapse rate positif 
temperatur naik ketika
ketinggian naik
 Inversi  perubahan
profil/kecenderungan
perubahan temperatur
Dry adiabatic Lapse rate
 Perubahan/penurunan T=7 oC
temperatur karena ketinggian
parcel udara kering (asumsi dry
adiabatis), seperti dijelaskan T=8 oC
pada persamaan sebelumnya

T=9
oC

dT g 9.81 m s 2 1
d 0.0098K m 9.8K km 1
dz cp 1004 J K 1kg 1
Catatan penting
T=7 oC 7oC

T=8 oC 8oC

T=9
oC 9oC

Γd (adiabatis lapse rate) perubahan temperatur parcel saat naik


atau turun secara adiabatik di atmosfer .
Γ (lapse rate lingkungan)  perubahan temperatur yang terukur
(sebenarnya) {diukur salah satunya dengan radiosonde); rata-rata
6-7 K km-1 di troposfer, tetapi nilainya bisa sangat bervariasi di
lokasi-lokasi yang berbeda  menentukan stabilitas pendispersi
atmosfer
POTENTIAL TEMPERATURE.

 Potential temperature  diturunkan untuk


menggeneralisasi konsep lapse rate dry adiabatis
 Perubahan temperatur terjadi karena parcel udara
naik/turun  kekekalan kuantitas energi utk dry
adiabatis  berhubungan dengan hk kekekalan
entropi.
 (θ ) potential temperature temperature sebuah
parcel udara kering ketika mengalami kompresi
secara adiabatis ke permukaan bumi (1000 mb).
Potential Temperature θ
 Temperatur yang dimiliki oleh parcel udara
jika diekspansi/dikompresi secara adiabatis
dari P dan T eksisting  tekanan standar P0
(~ 10000hPa)
 Konsep ini digunakan untuk
 membandingkan massa udara di berbagai
altitude dan dari region-region lain
 Dalam aplikasinya, BM ambien dan emisi selalu
dihitung dan dikonversi ke potensial
temperaturnya.
Perhitungan untuk potensial
temperatur
dq c p dT dp c p dT dp 0
RT
RT p
c p dT dp 0 c p dT dp
p 0
R T p

Integrasi dari po (1000hpa


ketika T= θ) to p, diperoleh:
cp

cp T dT p dp cp T p T R p
ln ln ln ln
R T po p R po po
cp
T R p
ln ln Persamaan Poisson
po

Antilog kedua sisi: OR


cp
R /cp
T R p
po
po T
p

Persamaan Poisson ( French Mathematician – 1781-1840)

R≈Rd= 287 J K-1 kg-1 and cp ≈ 1004 J K-1 kg-1


R/cp ≈ 0.286
Contoh
250hPa
T=-51C
R /cp 0.286
po 1000
T 222 330K 57o C
p 250

Same
Temperatur Colder
750hPa
e

57o C 57o C Θ< 57 1000hPa


WHAT IS ATMOSPHERIC STABILITY AND THE VARIOUS
METHODS THAT DEFINE ATMOSPHERIC STABILITY?
Meteorological Stability
 Kemampuan atmosfer
mengembalikan parcel
udara ke
elevasi/altitude
asalnya, setelah terjadi
perpindahan/gerakan
(karena gaya atau
konveksi)
 Dipengaruhi struktur
termal atmosfer

(courtesy F. Remer)
Stability
 Can be classified into 3 categories
 Stable
 Neutral
 Unstable

(courtesy F. Remer)
Adiabatic Lapserate (Γd) Vs Environment LR (Γ)
Stabilitas
 Ketika parcel
mengembang/naik
Temperatur parcel
berubah
 Terjadi perubahan
kejenuhan?
 Pseudoadiabatic
Lapse Rate

(courtesy F. Remer)
Kategori kestabilan Atmosfer

 Jika parsel udara


terjenuhkan:
s  Static stability

s
 Static instability

s  Static neutrality
WHAT IS BOUNDARY LAYER DEVELOPMENT?
 Lapisan udara/atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi yang
dipengaruhi oleh diurnal heat, kelembaban, momentum transfer ke
atau dari permukaan bumi  bagian terendah atmosfer yang
karakteristiknya secara langsung dipengaruhi oleh kontaknya
dengan permukaan bumi.
 Perubahan BL oleh permukaan bumi  cepat (<1 jam):
 Gesekan, evaporasi/transpirasi, transfer panas, emisi polutan,
perubahan aliran oleh terrain (bentuk permukaan bumi)
 Kekasaran dan aktifitas permukaan bumi  perbedaan ketinggian
BL
 Pagi/malam hari  BL rendah (turbulensi rendah)
 Siang hari  BL lebih tinggi (turbulensi tinggi  kuatnya
penyinaran)
 Dipengaruhi oleh parameter:
 Kecepatan aliran, temperatur, kelembaban
 Turbulensi dan percampuran vertikal
 boundary layer inversion through
accumulation of water vapour and
aerosols close to the surface
 Bagian atas ABL dibatasi oleh atmosfer
bebas  angin geostropik
 Bagian dalam ABL  angin dipengaruhi
oleh kekasaran permukaan bumi dan
mengalir secara isobarik.
WHAT ARE THE EFFECTS OF METEOROLOGY ON
PLUME DISPERSION?

 Faktor Meteorologi  Pergerakan massa udara :


global, benua/ intercontinental, regional atau local.
 Panas
 Panas merupakan variable kritis udara
 Pada troposfer, suhu udara ambient menurun jika ketinggian
maningkat  lapse rate.
 Tekanan
 udara mempunyai berat, maka seluruh udara tertekan ke bawah.
 tekanan tinggi, di mana langit cerah  polutan dapat terdispersi
 tekanan rendah, di mana langit berawan  dispersi minimal
terjadi.
 Angin
 Angin adalah pergerakan udara
 Arah angin ditentukan tekanan rendah atau
tinggi dan gaya coriolis
 Kecepatan angin diukur dengan anemometer.

 Kelembaban
 Kelembaban
dan kelembaban relatif
mempengaruhi suhu udara
Pengaruh Lapse Rate Pada Plume (a) looping, (b) neutral,
(c) coning, (d) fanning, (e) lofting, (f) fumigating dan (g)
trapping
WHAT IS WIND VELOCITY PROFILE?
 Kecepatan angin
akan semakin
besar ketika
elevasi makin
tinggi 
logaritmik
 Bentuk terrain
(permukaan bumi)
 berpengaruh
pada gradien
angin 
kekasaran
menurunkan
gradien angin
Kecepatan Angin di ketinggian
tertentu
 Kecepatan angin akan berubah (makin
besar) jika altitude berubah (makin tinggi)

p is the wind profile exponent


 Us is the stack height (hs) wind speed
 Uref is the meassured wind speed at given
height (zref)
Nilai asumsi untuk p
Stability Category Rural Exponent Urban Exponent
A 0.07 0.15
B 0.07 0.15
C 0.10 0.20
D 0.15 0.25
E 0.35 0.30
F 0.55 0.30
Perubahan kecepatan angin
karena perubahan elevasi

 u = kecepatan angin pada ketinggian h,


(m/s)
 u0 = kecepatan angin (anemometer) pada
level h0, (m/s)
 n = coefficient, ~ 1/7
wind rose : frekwensi dan kecepatan
angin pada lokasi tertentu.
Adalah ringkasan data
kejadian angin (frekuensi,
arah dan kecepatan) pada
waktu tertentu yang
sinambung, pada lokasi
tertentu dan dituangkan
dalam bentuk diagram rosa
angin
DETERMINATION OF MIXING HEIGHT
 Mixing height  titik potong (interseksi)
penurunan suhu parcel udara (pada dry adiabatic
lapse rate) dengan profil temperatur ambien.
 Pada titik tersebut  merupakan level maximum
parcel air bergerak naik
 Jika tidak terjadi interseksi (kondisi temperatur
ambien > adiabatik lapse rate)  mixing height
akan makin naik, tidak bisa ditentukan
 Udara di bawah mixing height  mixing layer
 Makin tabal mixing layer  makin besar volume
udara yang dapat mendispersi polutan
Refferensi
 Null, R.B., 1988, An Introduction to Boundary Layer
Meteorology
 Peter Bechtold, 2009, Atmospheric Thermodynamics,
ECMWF, Shinfield Park, Reading, England
 Petty, G.W., 2008, A First Course in Atmospheric
Thermodynamics, Sundog Publishing Madison,
Wisconsin
 Richter., A, 2004, Lecture Atmospheric Physics,
University of Bremen Master of Environmental Physics
WS 2003 / 2004

Anda mungkin juga menyukai