Best Practice Sepak Bola

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BEST PRACTICE

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star


(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam
Pembelajaran

Lokasi Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul, DIY


Lingkup Pendidikan Jenjang SMA/SMA Negeri 1 Banguntapan
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan keterampilan/psikomotor peserta
didik pada materi sepakbola yaitu mengumpan dan
menghentikan bola menggunakan kaki dalam
dengan model pembelajaran Discovery Learning.
Penulis Eka Prasetya
Tanggal 20 Januari 2023
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar Identifikasi latar belakang masalah dari praktik
belakang masalah, mengapa pembelajaran ini adalah :
praktik ini penting untuk 1. Peserta didik kesulitan memahami materi
dibagikan, apa yang menjadi pembelajaran yang diajarkan karena guru
peran dan tanggung jawab anda terlalu monoton dalam proses pelaksanaan
dalam praktik ini. pembelajaran.
2. Kurang inovatifnya metode dan media
pembelajaran yang digunakan guru sehingga
kegiatan belajar kurang menarik minat dan
motivasi peserta didik untuk belajar.
3. Belum adanya penghargaan/reward dari guru
untuk membangkitkan semangat dan motivasi
peserta didik.

Praktik pembelajaran ini penting untuk


dibagikan, karena pada praktik pembelajaran ini
menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning yang menuntut peserta didik untuk
berdiskusi, memahami konsep melalui proses
yang akhirnya sampai pada suatu kesimpulan,
dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
guru dalam proses pembelajaran dan juga dapat
meningkatkan penguasaan materi peserta didik.

Menurut saya masih banyak guru di luar sana


yang mengalami masalah seperti yang saya alami,
sehingga saya mengharapkan praktik ini selain
bisa memotivasi saya dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif juga diharapkan bisa
menjadi referensi dan inspirasi bagi teman-teman
guru yang mengalami masalah yang sama dengan
yang saya temukan di sekolah tempat saya
mengajar.

Saya sebagai guru berperan aktif dan mempunyai


tanggung jawab untuk melaksanakan praktik
pembelajaran ini secara efektif dengan
menggunakan model Discovery Learning dan media
pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Discovery learning merupakan model pembelajaran
yang mendorong peserta didik untuk secara aktif
memperoleh pengetahuan dengan menarik
kesimpulan atas aktivitas dan observasi yang ia
lakukan. Penerapan model pembelajaran ini
memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

- Mengembangkan kepekaan serta rasa ingin


tahu peserta didik.
- Melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis
serta kreatif.
- Mendukung dan mengembangkan
kemandirian peserta didik dalam belajar.
- Proses belajar dapat disesuaikan dengan
kecepatan belajar peserta didik.
- Kegiatan belajar menjadi lebih bermakna bagi
peserta didik.

Dengan beragam kelebihan discovery learning, kita


tetap perlu memahami bahwa ada tujuan-tujuan
utama yang harus digapai agar proses belajar tidak
bias. Berikut ini beberapa tujuan spesifik dari
model pembelajaran discovery learning.
1. Peserta didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran
2. Meningkatnya partisipasi peserta didik saat
digunakannya model pembelajaran discovery
learning.
3. Peserta didik menggunakan tanya jawab sebagai
alat untuk menemukan informasi.
4. Fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-
keterampilan, konsep-konsep, dan prinsip-
prinsip yang dipelajari melalui discovery
learning lebih bermakna. Keterampilan yang
dipelajari dalam kasus lebih mudah ditransfer
untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam
situasi belajar yang baru pula.

Tantangan :
Apa saja yang menjadi Dari hasil analisis dan wawancara guru senior,
tantangan untuk mencapai penyebab dari tujuan yang ingin dicapai, antara
tujuan tersebut? Siapa saja lain:
yang terlibat, 1. Pembelajaran yang masih monoton.
2. Kurang inovatifnya model dan media
pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengajar.
3. Motivasi dan minat peserta didik dalam belajar
yang rendah, karena pada dasarnya minat
akan muncul dengan adanya motivasi.
4. Guru kurang mengapresiasi peserta didik
dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa penyebab di atas tantangan yang


dihadapi guru yaitu:
1. Penggunaan media pembelajaran yang tepat
dan menarik bagi peserta didik.
2. Memilih model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan karakteristik materi pelajaran
dan karakteristik peserta didik.
3. Guru lebih banyak memberikan apresiasi
terhadap peserta didik dengan cara
memberikan reward.

Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peserta


didik dan rekan-rekan guru. Rekan- rekan guru
perlu dilibatkan untuk memberikan pendapat dan
masukan sebelum pelaksanaan kegiatan praktik
pembelajaran ini guna mendukung kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
dalam proses pelaksanaan praktik pembelajaran.
Begitu juga dengan keterlibatan dosen
pembimbing dan guru pamong selama video Zoom
Meeting pada saat kegiatan PPL dilaksanakan.

Aksi :
Langkah-langkah apa yang Langkah-langkah yang dilakukan untuk
dilakukan untuk menghadapi menghadapi tantangan di atas, antara lain:
tantangan tersebut/ strategi 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan
apa yang digunakan/ Pembelajaran yang akan dilalui agar tujuan
bagaimana prosesnya, siapa pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
saja yang terlibat / Apa saja 2. Penggunaan media pembelajaran yang tepat
sumber daya atau materi yang dan menarik bagi peserta didik seperti
diperlukan untuk penggunaan smartphone untuk pemutaran
melaksanakan strategi ini video pembelajaran, LKPD, bahan ajar untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik.
3. Memilih model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran dan karakteristik peserta didik
seperti model pembelajaran Discovery Learning
dengan 6 fase yang dilakukan dalam
pelaksanaan pembelajaran.
4. Memberikan apersepsi yang tepat untuk
memunculkan motivasi belajar peserta didik,
karena pada dasarnya minat akan muncul
dengan adanya motivasi. Dengan minat
peserta didik yang tinggi terhadap materi ajar,
maka akan menimbulkan semangat dalam
mengikuti pembelajaran sehingga harapannya
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
5. Fase 1 yaitu pemberian stimulus guru
membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
dan duduk membentuk lingkaran di tempat
yang teduh. Kemudian guru membagikan
video pembelajaran melalui grup kelas dan
meminta untuk mengamati video tersebut.
Setelah mengamati video tersebut lalu peserta
didik berdiskusi dengan kelompoknya dan
menuliskan hasil diskusinya ke dalam LKPD
yang telah dibagikan sebelumnya. Pada
langkah ini, guru tidak melakukan
generalisasi atau menarik kesimpulan.
Tujuannya agar menimbulkan pertanyaan
dalam benak peserta didik, sehingga muncul
keinginan dalam diri peserta didik untuk
menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan
yang ia miliki.
6. Fase 2 yaitu identifikasi masalah, setelah
memperoleh stimulasi pada langkah
sebelumnya, fasilitator memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang
berkaitan dengan stimulasi yang diberikan.
Masalah-masalah tersebut kemudian
dirumuskan menjadi sebuah hipotesis, yaitu
dugaan atau jawaban sementara atas
pertanyaan yang diajukan. Langkah ini dapat
membantu mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam menemukan masalah dan
membuat solusi dan prediksi.
7. Memberikan pemanasan berupa permainan
yang menyenangkan untuk membangkitkan
semangat peserta didik. Yang saya aplikasikan
saat PPL yaitu permainan sederhana yang
meminta peserta didik membentuk kelompok
sesuai dengan angka yang saya sebutkan,
misalnya saya menyebutkan angka 4 semua
peserta didik berkelompok dengan jumlah 4
jika ada yang kurang atau bahkan lebih saya
berikan hadiah berupa lompat pagar sebanyak
10 kali.
8. Fase 3 yaitu pengumpulan data dengan materi
mengumpan dan menghentikan bola
menggunakan kaki bagian dalam seluruhnya
saya berikan dengan permainan dari yang
paling dasar sampai pada permainan yang
kompleks.
- Permainan pertama yang saya terapkan
adalah peserta didik saya bagi menjadi 4
kelompok lalu masing-masing kelompok
berdiri berbanjar dengan jarak kira-kira 50
cm dengan kaki dilebarkan, lalu orang
paling depan menendang bola melewati
sela-sela kaki kelompoknya dan orang
terakhir menangkap dan berlari ke posisi
paling depan lalu bergantian menendang
seperti orang pertama. Begitu seterusnya
hingga menempuh jarak kira-kira 20 meter.
Kelompok yang tiba pertama kali adalah
pemenangnya.
- Permainan kedua yang saya terapkan
adalah permainan kucingan yaitu masing-
masing kelompok diatas membentuk
lingkaran dan satu orang berada di tengah
sebagai kucing, kemudian kucing mengejar
bola yang dimainkan oleh orang yang
berada di sekelilingnya. Jika sampai bola
berhasil tersentuh/terebut maka satu
orang yang menyentuh bola terakhir
bergantian menjadi kucing, begitu
seterusnya. Lalu untuk memberikan
tekanan yang lebih agar saat menjadi
kucing tidak bermalasan dalam mengejar
bola setiap bola berpindah orang diberikan
hitungan jika 10 hitungan tidak dapat
merebut bola diberikan hukuman lompat
10 kali.
- Permainan ketiga yang saya terapkan
adalah permainan sepakbola dengan
jumlah pemain, ukuran lapangan dan juga
aturan yang dimodifikasi. Permainan 5 vs
5, lalu dengan gawang kecil tanpa kiper
dengan ukuran lapangan 30X20 meter, dan
tidak diperkenankan menendang bola
melambung. Jika bola melambung
dianggap pelanggaran dan bola untuk
lawan. Harapannya peserta didik dapat
mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan
pada permainan satu dan dua yaitu
passing dan control dengan kaki dalam.
9. Fase 4 yaitu pengolahan data, setelah
melakukan praktik berupa permainan pada
fase 3 seluruh data yang telah diperoleh
selanjutnya diolah agar melahirkan informasi
baru. Pengolahan dapat dilakukan dengan
cara membandingkan, mencocokkan,
mengklasifikasikan, dan melakukan
perhitungan. Informasi baru yang diperoleh
berfungsi sebagai alternatif jawaban yang
perlu dibuktikan secara logis.
10. Fase 5 yaitu pembuktian/verifikasi, pada
langkah ini anak melakukan kegiatan untuk
membuktikan benar atau tidaknya alternatif
jawaban yang diperoleh pada langkah
sebelumnya. Pembuktian dilakukan dengan
tujuan agar anak dapat mengaitkan
pemahaman yang diperoleh dengan contoh-
contoh yang ia temui dalam kehidupan sehari-
hari.
11. Fase 6 yaitu penarikan kesimpulan, pada
langkah penarikan kesimpulan/generalisasi,
anak menarik sebuah kesimpulan yang dapat
diterapkan dan berlaku umum pada kejadian
atau masalah serupa. Proses penarikan
kesimpulan perlu dilakukan berdasarkan
pengalaman dan informasi baru yang
diperoleh anak selama proses pembelajaran
berlangsung. Memberikan refleksi
pembelajaran dengan mengaitkan
pembelajaran yang dilakukan dengan
kehidupan sehari-hari. Misalnya guru
menghubungkan dengan aspek kebugaran
jasmani, jadi yang saya tekankan pada peserta
didik adalah olahraga sepakbola ini menjadi
salah satu olahraga yang dapat meningkatkan
VO2max. Saat VO2Max seseorang meningkat
maka orang tersebut menjadi tidak mudah
mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas
yang lain misalnya mencuci baju,
membersihkan ruangan, mendaki gunung,
dan lain sebagainya.
12. Penilaian keterampilan peserta didik
dilakukan pada saat permainan 5 vs 5 karena
pada permainan tersebut sudah mengarah
pada permainan sepakbola yang
sesungguhnya.
Seluruh sintaks penerapan model discovery
learning dapat diakses melalui link berikut ini
https://youtu.be/apqqCtvJo3A

Alat dan Bahan yang digunakan


1. Lapangan berukuran 40X20 Meter
2. Bola sepak ukuran 5 berjumlah 4 buah
3. Cones/marker 16 buah
4. Peluit 1 buah
5. Jam/stopwatch 1 buah
6. Handphone/smartphone jumlah 4 buah
7. Kamera berjumlah 2 buah
8. LKPD
9. Alat tulis
10. Papan Alas
11. Buku presensi

Media pembelajaran berupa video pembelajaran


Link : https://youtu.be/t7hY_epOVQY

Siapa saja yang terlibat


1. Dosen Pembimbing
2. Guru Pamong
3. Peserta didik
4. Teman Guru Olahraga yang membantu
merekam dan mengoperasikan kamera zoom
meeting
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi Dampak dari dari Penerapan Model Pembelajaran
dari Langkah-langkah yang Discovery Learning serta penggunaan Media Video
dilakukan? Apakah hasilnya Pembelajaran pada materi mengumpan dan
efektif? Atau tidak efektif? menghentikan bola dengan kaki bagian dalam,
Mengapa? Bagaimana respon yaitu:
orang lain terkait dengan 1. Peserta didik lebih bersemangat dan memiliki
strategi yang dilakukan, Apa motivasi yang lebih tinggi dalam proses
yang menjadi faktor pembelajaran. Pada saat pembelajaran
keberhasilan atau peserta didik dibagi dalam kelompok untuk
ketidakberhasilan dari strategi mendiskusikan dan menyelesaikan masalah
yang dilakukan? Apa dalam LKPD hingga mempresentasikan hasil
pembelajaran dari keseluruhan diskusi kelompok serta menanggapi
proses tersebut presentasi kelompok lain, hampir semua
peserta didik terlibat aktif, hanya ada 3-4
orang peserta didik yang kurang aktif.
2. Dari hasil refleksi di akhir pembelajaran
peserta didik merasa bahagia, antusias dan
bersemangat selama proses pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Discovery
Learning dan menggunakan Media Video
Pembelajaran.
3. Peserta didik lebih senang dan tertarik dengan
metode latihan yang sifatnya bermain dan
dikompetisikan dibandingkan dengan metode
drill.
4. Berdasarkan hasil pengamatan saya dari
permainan 1 sampai permainan 3 ada
peningkatan keterampilan mengumpan dan
menghentikan bola dengan kaki bagian
dalam.
5. Berdasarkan hasil penilaian saat peserta didik
melakukan permainan 5 vs 5, 90% peserta
didik dapat melakukan teknik mengumpan
dan menghentikan bola dengan kaki bagian
dalam dengan baik dan benar. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah passing akurat
yang dilakukan masing-masing peserta didik.

Respon dari Bapak Handaka selaku guru pamong


sangat positif dan secara umum menilai proses
pembelajaran berjalan lancar, aman dan
menyenangkan. Sehingga diharapkan dapat
diaplikasikan pada proses pembelajaran
berikutnya di sekolah. Lebih lanjut Bapak
Handaka juga mengatakan seluruh sintaks
model pembelajaran Discovery Learning telah
dilakukan dengan baik dan peserta didik aktif
dalam mengikuti setiap tahapan. Masukan dari
Pak Handaka yaitu berkaitan dengan lebih
cermat dalam Menyusun RPP terutama antara
tujuan pembelajaran dan penilaian harus ada
kesesuaian, kemudian pada saat refleksi tidak
harus menunggu peserta didik menyampaikan
hasil diskusinya tetapi bisa langsung ditunjuk
secara individu maupun kelompok untuk
efisiensi waktu.

Respon dari Prof Soni sebagai dosen pembimbing


juga positif, karena secara umum pada PPL
kedua ini lebih siap baik secara mental maupun
secara teknis sehingga pembelajaran dapat
dikemas secara lebih baik dibandingkan PPL
pertama. Masukan dari Prof Soni pada prinsipnya
penerapan model pembelajaran disesuaikan
dengan karakteristik materi maupun peserta
didik, untuk jenjang SMA pada materi sepakbola
bisa coba diterapkan model Project Base Learning
(PJBL) berbasis kompetisi yaitu dengan membuat
kompetisi kecil antar kelompok dalam satu kelas.
Teknisnya dengan membagi kelas menjadi 4
kelompok lalu masing-masing kelompok
menciptakan tim terkuat yang nanti akan
dipertandingkan dalam sebuah
turnamen/kompetisi. Dari kompetisi tersebut
harapannya seluruh peserta didik dapat
meningkatkan keterampilannya dalam
mengumpan dan menghentikan bola dengan kaki
bagian dalam.

Tanggapan Bapak Agung selaku Kepala Sekolah


SMA N 1 Banguntapan setelah melihat video
rekaman PPL saya juga positif, beliau
mengatakan untuk proses pembelajaran dari
awal sampai akhir sudah lengkap mulai dari
diskusi, pemanfaatan gadget untuk media
pembelajaran, penggunaan LKPD dalam
pembelajaran, dan juga memanfaatkan fasilitas
yang ada sudah bagus. Tantangan dari Bapak
Kepala Sekolah adalah menerapkan apa yang
telah dilakukan tersebut dalam KBM sehari-hari
di sekolah, sehingga tidak hanya dilaksanakan
saat Program PPG ini. Lebih lanjut Bapak Agung
juga menekankan bahwa pembelajaran
penjasorkes harus menyenangkan sehingga
dapat menjadi sarana bersenang-senang peserta
didik di saat mereka bosan dengan aktivitas di
kelas.

Tanggapan peserta didik setelah melakukan


wawancara dengan beberapa anak secara
random, secara umum peserta didik dapat
mengikuti seluruh sintaks dalam model
pembelajaran Discovery Learning ini dengan baik.
Kemudian peserta didik juga dapat memahami
konsep mengumpan dan menahan bola
menggunakan kaki bagian dalam dengan baik
pada saat fase pemberian stimulus dengan
melihat video pembelajaran yang telah diberikan.
Fase yang paling disukai peserta didik adalah
saat bermain baik pada pada permainan yang
paling mendasar sampai pada yang paling
kompleks. Kesulitan yang dialami peserta didik
adalah beberapa peserta didik menggunakan
sepatu sekolah sehingga saat praktik kurang
maksimal dan akhirnya beberapa melepas sepatu
saat bermain.

Faktor keberhasilan dari kegiatan praktik


pembelajaran ini adalah model pembelajaran
yang digunakan yaitu Discovery Learning,
dimana dalam proses pelaksanaannya peserta
didik dituntut untuk lebih aktif untuk
memahami konsep lalu menarik kesimpulan dari
materi yang diberikan terutama pada saat
diskusi kelompok sehingga mampu
mempresentasikan hasil dari pemecahan
masalahnya dengan kritis dan penuh tanggung
jawab.

Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan


proses yang telah dilakukan adalah dalam setiap
proses pembelajaran guru harus menyesuaikan
materi dengan model pembelajaran yang akan
digunakan dan juga dalam pelaksanaannya
harus menggunakan media pembelajaran yang
inovatif.

Anda mungkin juga menyukai