28975-Article Text-33843-1-10-20190709

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Permasalahan Yang Dihadapi Pedagang Kaki Lima Pasca Relokasi …. Vol.7, No.

2, Tahun 2019

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PEDAGANG KAKI LIMA PASCA RELOKASI DI


SENTRA PKL JALAN BENTENG PANCASILA KOTA MOJOKERTO

Rizky Prigionila
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya, e-mail : [email protected]

Lucky Rachmawati
Program Studi Ekonomi, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya,
e-mail : [email protected]

Abstrak
Program relokasi dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan sesuai dengan rencana. Namun saat ini
jumlah PKL berkurang disebabkan masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh para pedagang
sejak awal menempati sentra PKL Jalan Benteng Pancasila. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin
meneliti tentang permasalahan yang dihadapi pedagang kaki lima pasca relokasi dan upaya yang dilakukan
pedagang dalam mengatasi permasalahan tersebut dalam meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima
jalan Benteng Pancasila kota Mojokerto dengan tujuan (1) untuk menjelaskan permasalahan yang dihadapi
pedagang kaki lima pasca relokasi di Sentra PKL jalan Benteng Pancasila kota Mojokerto, (2) untuk
menjelaskan upaya yang dilakukan pedagang kaki lima dalam menghadapi permasalahan yang ada serta
dalam peningkatan pendapatan di Sentra PKL jalan Benteng Pancasila kota Mojokerto. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah pedagang kaki lima di sentra PKL jalan Benteng
Pancasila sebanyak 10 informan. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball
sampling. Analisa data terdiri dari reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi pedagang kaki lima pasca relokasi adalah
pemasaran, permodalan, sarana prasarana, kurangnya dukungan pemerintah dan teknologi. Permasalahan
tersebut berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh pedagang. Upaya dari pedagang dalam
menghadapi permasalahan yang ada adalah meningkatkan pelayanan dan bekerja sama dengan para
pedagang, berjualan di lokasi lain dan mengganti jenis barang dagangan.

Kata Kunci: Relokasi, Pedagang Kaki Lima, Pendapatan.

Abstract
The relocation program carried out by the government has gone according to plan. But now the
number of street vendors is decreasing because there are still many problems faced by traders since the
beginning of occupying the center of street vendors in the Pancasila Fortress. Based on this, the authors
want to examine the problem faced by street vendors after relocation and efforts made by traders in
overcoming these problems in increasing the income of street vendors at the Pancasila Fortress in the city
of Mojokerto with the aim of (1) to explain the problems faced by street vendors after relocation in the
center of the street at the Pancasila Fortress in the city of Mojokerto, (2) to explain the efforts made by
street vendors in dealing with existing problems and in increasing revenue in the center of the street at the
Pancasila Fortress in the city of Mojokerto. This type of research is a descriptive study with a qualitative
approach. The subjects of this study were street vendors who were in the PKL center on Pancasila
Fortress as many as 10 informants. Determination of informants using the snowbal sampling technique.
Data analysis consists of data reduction, data presentation, drawing conclusions or verification. The
results showed that the problems faced by street vendors after relocation were marketing, capital,
infrastructure, lack of government support and technology. These problems greatly influence the level of
income obtained by traders. Efforts made by traders in dealing with existing problems are to improve
service and cooperate with traders, selling in other locations and replacing types of merchandise.

Keywords: Relocation, Street Vendor, Income.

50
JUPE, Volume 7 Nomor 2 Tahun 2019, 50-54

wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dari data awal


PENDAHULUAN yang tercatat, jumlah PKL awal yang telah direlokasi
Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam adalah 236 PKL. Tetapi saat ini jumlahnya berkurang
kategori Negara berkembang, yang menyadari akan tinggal 192 PKL. Beberapa permasalahan yang dihadapi
pentingnya pembangunan untuk mewujudkan diantaranya adalah sepi nya pelanggan atau pengunjung
kesejahteraan bangsa. Pembangunan nasional terutama yang datang di lokasi baru. Sehingga para pedagang
dalam bidang ekonomi merupakan hal mutlak yang harus mengalami penurunan pendapatan.
dilaksanakan jika suatu bangsa akan meningkatkan taraf Selain itu, saat peresmian tempat yang baru, tempat
hidup serta kesejahteraan masyarakatnya. yang dulu dijanjikan satu kios untuk satu pedagang
Proses pembangunan ekonomi, tentunya tidak akan ternyata tidak dapat terealisasi karena kios yang dibangun
luput dari berbagai permasalahan terkait Pedagang Kaki dengan jumlah pedagang yang ada tidak sesuai. Jumlah
Lima (PKL). Pedagang kaki lima merupakan bagian yang pedagang yang di data ternyata lebih banyak daripada
tidak dapat dipisahkan dari sistem ekonomi Indonesia. jumlah kios yang telah dibangun. Sehingga di dalam satu
Permasalahan mengenai PKL ini selalu menjadi masalah kios harus di tempati dua hingga tiga pedagang, sehingga
di berbagai kota di Indonesia. Tidak terkecuali Kota sangat berdesak desakan. Pengunjung juga merasa tidak
Mojokerto. Adanya PKL tersebut sering menimbulkan leluasa saat ingin melihat barang yang ingin dibeli.
permasalahan bagi pemerintah kota manakala mereka Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
menempati ruang public demi kepentingan ekonomi permasalahan yang dihadapi pedagang pasca relokasi di
tanpa melihat aturan ketertiban. Sehingga dampak yang Sentra PKL jalan Benteng Pancasila kota Mojokerto dan
ditimbulkan antara lain adalah lalu lintas yang macet, upaya yang dilakukan pedagang saat menghadapi
ketertiban umum berkurang, mengganggu keindahan permasalahan yang ada serta untuk peningkatan
wajah kota hingga sosial ekonomi yang rawan. pendapatan pedagang di Sentra PKL jalan Benteng
Kawasan Alun-alun merupakan kawasan pusat kota Pancasila.
kebanggaan warga kota Mojokerto sebagai tempat Tambunan, (2003) menyatakan bahwa pendapatan
berkumpulnya warga asli kota Mojokerto maupun dari adalah pembayaran yang di peroleh karena bekerja atau
daerah lain. Selain itu kawasan ini merupakan salah satu menjual barang dalam waktu tertentu. Dan dari (Sukirno,
pusat perdagangan di kota Mojokerto. Aktivitas 2012) perhitungan pendapatan melalui tiga cara yaitu
perdagangan yang cukup tinggi dikawasan sekitar alun- Pertama, cara pengeluaran yaitu dengan cara
alun kota Mojokerto berdampak pada banyaknya menjumlahkan nilai pengeluaran atau belanja ke atas
pedagang kaki lima yang tidak tertampung di lokasi yang barang-barang dan jasa. Kedua, dengan cara produksi
ditetapkan, misalnya di trotoar dan bahu jalan. Melihat yaitu dengan menjumlahkan nilai barang jasa yang
kondisi tatanan dari pedagang kaki lima yang ada di diperoleh. Ketiga, yaitu dengan cara pendapatan yang
kawasan alun-alun kota yang tidak teratur membuat tata diperoleh dengan cara mengkalkulasi seluruh penermaan
kota menjadi tidak rapi. Hal ini membuat Pemerintah pendapatan.
kota Mojokerto mengeluarkan suatu kebijakan dalam Syamsir, (2011) Pedagang Kaki Lima yaitu pedagang
rangka penertiban PKL di kawasan tersebut yaitu relokasi yang melakukan usaha perdagangan informal
PKL. menggunakan lahan terbuka atau tertutup, sebagian
Penataan PKL di kota Mojokerto ini diatur dalam fasilitas umum yang ditentukan oleh Pemerintah sebagai
sumber hukum yaitu Peraturan Daerah Nomor 5 tahun tempat kegiatan usahanya baik dengan menggunakan
2005 tentang Penataan dan Pembinaan Kegiatan PKL. peralatan bergerak maupun bongkar pasang sesuai waktu
Pada tahun 2012 Pemerintah Mojokerto melakukan yang ditentukan.
relokasi untuk PKL di kawasan Alun-alun kota. Penataan Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
ini dilakukan karena kawasan alun-alun kota Mojokerto Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 pengertian Penataan
akan ditata ulang serta dijadikan taman yang bernuansa PKL yaitu upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui
kerajaan dan fasilitas umum bagi warga. PKL pada penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan,
daerah tersebut direlokasi dan ditempatkan di Sentra PKL pemindahan, penertiban dan penghapusan lokasi PKL
yang berada di jalan Benteng Pancasila kota Mojokerto. dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial,
Sesuai dengan rencana pemerintah kota Mojokerto telah estetika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban,
menyediakan lahan dan kemudian dibangunkan kios kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan
permanen untuk ditempati oleh pedagang. Lokasi ini perundang-undangan.
diharapkan dapat barmanfaaat bagi perkembangan Sukirno,(2012) pendapatan adalah jumlah penghasilan
perekonomian daerah, utamanya dalam mewujudkan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
kesejahteraan masyarakat di kota Mojokerto. Dan dengan selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,
adanya Sentra PKL ini juga diharapkan mampu menarik bulanan ataupun tahunan.
lebih banyak orang untuk berbelanja dengan kenyamanan Pribadi & Mundung, (2007) konsep pemasaran yaitu
dan pelayanan yang baik, sehingga nantinya akan upaya pemasaran yang memfokuskan dan berorientasi
berdampak pula pada pendapatan pedagang yang pada konsumen untuk memberikan kepuasan pada
diharapkan akan semakin meningkat. konsumen sebagai kunci mencapai tujuan perusahaan.
Meskipun program relokasi telah berjalan sesuai Dalam konsep pemasaran mengandung tiga unsur pokok
dengan rencana, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih yaitu (1) mengarahkan usaha kepada pelayanan keperluan
terdapat berbagai permasalahan. Berdasarkan hasil kkonsumen yang dilayani. (2) Melaksanakan kegiatan

51
Permasalahan Yang Dihadapi Pedagang Kaki Lima Pasca Relokasi …. Vol.7, No.2, Tahun 2019

pemaaran yang terpadu dalam usaaha memppengaruhi dilakukan dengan menyederhanakan hasil informasi
pasar untuk merebut konsumen. (3) Mewujudkan komplek yang telah didapatkan dari lapangan ke dalam
kepuaan konsumen dalaam upaya menciptakan pelanggan bentuk sederhana. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
tetap.
yaitu menarik kesimpulan selama penelitian berlangsung
Burhan(2015) menjelaskan konsep pemasaran dengan
istilah marketing mix 7p tentang lokasi yang merupakan serta selalu dicek lagi untuk mendapatkan verifikasi yang
tempat adalah dimana suatu produk tersebut di jual yang valid.
dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan Untuk uji keabsahan dalam penelitian ini meliputi uji
produk yang diinginkan. Dalam penentuan lokasi, kredibilitas, uji transferbilitas dan dependenbilitas. Supaya
pengusaha harus memperhatikan aspek seperti tempat penelitian ini memiliki tingkat kredibilitas tinggi sesuai
produk harus bisa dijangkau oleh konsumen dan tempat fakta lapangan, maka upaya yang dilakukan diantaranya
produk harus sesuai dengan segmentasi yang dituju.
adalah melakukan perpanjangan pengamatan, ketekunan
METODE ditingkatkan, melakukan triangulasi, serta bahan referensi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam Uji Transferbilitas ini dilakukan dengan bantuan atau
penelitian deskripstif, ditujukan untuk memeriksa gejala- teman sejawat untuk melihat hasil penelitian atau
gejala, fakta, atau kejadian secara sistematis dan akurat, abstraksinya serta dimintai tanggapan. Dari tanggapan
mengenai sifat-sifat populasi daerah tertentu. tersebut diperoleh masukan sejauh mana hasil penelitian
Menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau mampu dipahami oleh pembaca.
menggambarkan kumpulan data sebagaimana adanya Uji Dependebilitas yaitu dilakukan audit terhadap
tanpa ada maksud membikin kesimpulan yang berlaku keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh
umum maupun generalisasi. auditor, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan
Selain itu penelitian ini juga digunakan untuk aktivitas peneliti, agar temuan penelitian dapat
menghasilkan data yang mendalam serta mendapatkan dipertahankan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
gambaran secara menyeluruh, khususnya tentang kondisi
pedagang kaki lima di kawasan jalan Benteng Pancasila HASIL DAN PEMBAHASAN
kota Mojokerto pasca relokasi. Permasalahan Yang Dihadapi Pedagang Kaki Lima
Objek dalam penelitian kualitatif dinamakan situasi Pasca Relokasi
sosial meliputi aspek tempat, aspek pelaku, dan aspek Meskipun program relokasi telah berjalan sesuai
aktivitas. Objek dalam penelitian ini adalah Ketua rencana, akan tapi pelaksanaannya terdapat berbagai
Paguyuban Sentra PKL jalan Benteng Pancasila, Kepala permasalahan. Tidak lama setelah direlokasi ke tempat
Seksi Bidang Perdagangan DISPERINDAG kota baru, pedagang yang berada di sentra PKL jalan Benteng
Mojokerto dan para pedagang. Sedangkan informan Pancasila semakin berkurang jumlahnya dari jumlah awal
penelitian ini yaitu para pedagang yang dianggap paling yaitu 236 PKL menjadi 192 PKL. Penurunan jumlah
mampu memberikan berbagai informasi mengenai pedagang ini dikarenakan terdapat beberapa
permasalahan pasca relokasi di Sentra PKL jalan Benteng permasalahan yang dihadapi pedagang pasca relokasi.
Pancasila kota Mojokerto. Permasalahan yang dihadapi pedagang kaki lima pada
Dalam pengumpulan data, peneliti menerapkan teknik saat setelah direlokasi, adalah :
observasi informan dengan mengamati subyek penelitian Pertama, masalah pemasaran. Permasalahan pemasaran
secara langsung dengan menggunakan seluruh alat indera. disebabkan oleh minimnya jumlah pengunjung,
Wawancara mendalam dilakukan secara langsung dengan minimnya jumlah pengunjung ini dikarenakan karena
tatap muka dengan informan bermaksud mendapat belum banyak masyarakat Mojokerto yang mengetahui
gambaran tentang topic yang diteliti. Dokumentasi lokasi baru PKL yang direlokasi yaitu di sentra PKL jalan
dilakukan untuk memperoleh data sekunder, dengan Benteng Pancasila kota Mojokerto. Sehingga
mengumpulkan dan mempelajari data serta dokume yang menyebabkan lokasi baru para pedagang ini sepi dan
terkait dengan masalah penelitian. berdampak pada tingkat pendapatan mereka. Selain itu,
Teknik analisis data dilaksanakan saat berlangsungnya permasalahan pemasaran ini juga disebabkan karena
pengumpulan data, serta setelah selesai pengumpulan data lokasi yang baru berbeda dengan lokasi yang ditempati
dalam periode tertentu. Penggumpulan data dapat oleh para PKL sebelumnya yaitu di alun-alun Mojokerto.
dilakukan dengan tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, Jika di alun-alun Mojokerto lokasinya lebih mengarah ke
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. tempat hiburan. maka di jalan Benteng Pancasila
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal yang pokok, lokasinya lebih mengarah ke hanya sekedar pasar atau
memfokuskan pada hal yang penting, diambil tema serta pusat perdagangan saja. Hal ini menyebabkn danya
polanya dan membuang yang tidak perlu. Penyajian data perbedaan tingkat jumlah pengunjung yang ada. Sehingga
berpengaruh pada pemasaran usaha para pedagang.

52
JUPE, Volume 7 Nomor 2 Tahun 2019, 50-54

Hal ini sesuai dengan teori oleh Pribadi & Mundung, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para
(2007) bahwa konsep pemasaran mengandung tiga unsur pedagang. Jika pemerintah membantu para pedagang,
pokok yaitu mengarahkan usaha pada pelayanan misalnya bantuan dalam bentuk permodalan, maka para
keperluan konsumen yang dilayani, melaksanakan pedagang tidak akan mengalami kesulitan dalam
kegiatan pemasaran yang terpadu dalam usaha perputaran permodalannya. Misalkan bantuan dalam
mempengaruhi pasar agar merebut konsumen, permodalan ini , dengan memberikan kredit lunak
membentuk kepuasan konsumen dalam upaya terhadap para pedagang dan memberikan syarat yang
menciptakan pelanggan tetap. Selain itu, Burhan, (2015) mudah untuk memperoleh kredit lunak tersebut. Sehingga
juga menjelaskan konsep pemasaran yang disebut dengan usaha yang dijalankan oleh mereka bisa berjalan dengan
istilah Marketing mix 7p salah satunya adalah place atau baik dan juga bisa meningkatkan pendapatan para
bisa disebut dengan lokasi. Pemilihan lokasi merupakan pedagang.
hal yang cukup penting yang harus dilakukan oleh Kelima, masalah teknologi. Permasalahan akses
pengusaha. Karena hal ini berkaitan dengan dimana suatu terhadap teknologi disebabkan karena kurangnya
produk tersebut dijual yang dapat memudahkan pengetahuan para pedagang dalam mengakses teknologi
masyarakat untuk mendapatkan produk yang seperti internet dan sosial media sehingga masih kesulitan
diinginkan.lokasi harus bisa dijangkau oleh konsumen dalam memperluas pasar. Selain berpengaruh dalam hal
dan lokasi harus sesuai dengan segmentasi yang dituju. pemasaran kurangnya akses terhadap teknologi juga
Kedua, masalah permodalan. Permasalahan permodalan berpengaruh dalam hal inovasi. Misalnya saja dalam hal
ini salah satunya disebabkan oleh permasalahan model fashion terbaru yang selalu update setiap waktu.
pemasaran. Sepinya jumlah pengunjung menyebabkan Upaya Yang Dilakukan Oleh Para Pedagang Dalam
tingkat penghasilan para pedagang semakin Mengatasi Permasalahan Yang Ada
berkurang,sehingga menyebabkan perputaran modal Pertama, upaya yang dilakukan para pedagang dalam
menjadi terhambat. Selain itu kurangnya manajemen mengatasi permasalahan pemasaran adalah dengan cara
keuangan dari para pedagang mengakibatkan para meningkatkan pelayanan dan bekerja sama dengan para
pedagang kesusahan dalam mengatur keuangannya. pedagang dalam memasarkan barang dagangan. Cara
Sebagian besar para pedagang masih mencampuradukkan yang digunakan pedagang untuk meningkan pelayanan
antara modal usaha dengan uang yang dipakai untuk adalah dengan memenuhi permintaan konsumen dan
kebutuhan pribadi. memberikan diskon khusus pada pembeli. Hal ini
Sesuai yang dikemukakan oleh Munawir, (2004) dilakukan agar pembeli yang membeli barang dagangan
tersedianya kecukupan modal kerja dapat memberikan tersebut diharapkan akan menjadi pelanggan tetap para
beberapa keuntungan yaitu melindungi perusahaan jika pedagang.
ada krisis dalam modal kerja yang disebabkan oleh Kedua, upaya yang dilakukan para pedagang dalam
turunnya nilai dari aktiva lancar, kemungkinan untuk bisa mengatasi permasalahan permodalan adalah dengan cara
membayar semua kewajiban dengan tepat waktu, berjualan di lokasi lain. Hal ini bertujuan agar para
kemungkinan untuk memiliki persediaan dalam jumlah pedagang mendapatkan penghasilan tambahan demi
cukup untuk melayani para pelanggan, kemungkinan bagi mempertahankan usaha mereka. Dengan begitu
perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang sangat perputaran modal usaha pedagang akan lebih lancar.
menarik untuk pelanggan, dan juga kemungkinan bagi Ketiga, upaya yang dilakukan para pedagang dalam
perusahaan agar dapat berjalan dengan lebih efisien mengatasi permasalahan sempit nya ukuran stan adalah
karena tidak memiliki kesulitan dalam memperoleh dengan cara mengatur letak barang dagangan dan
barang yang diinginkan. mengurangi jenis dagangan.
Ketiga, masalah sarana dan prasarana. stan atau kios Keempat, upaya yang dilakukan para pedagang
yang mereka gunakan untuk berjualan, ukurannya tidak dalam mengatasi permasalahan kurangnya dukungan dari
sesuai dengan yang dijanjikan oleh pemerintah. Sehingga pemerintah adalah dengan cara bekerja sama dengan
banyak pedagang yang kecewa dan mengeluhkan bahwa pedagang yang lainnya. Walaupun tidak semua pedagang
ukuran stan nya terlalu kecil sehingga susah untuk melakukan hal yang sama, namun upaya yang dilakukan
meletakkan dan menata barang dagangan yang akan cukup membantu untuk bisa mempertahankan usaha
dijual dengan baik. Adanya permasalahan ukuran stan mereka.
yang kecil ini dikarenakan adanya kesalahan pendataan Kelima, upaya yang dilakukan para pedagang dalam
yang dilakukan oleh pengurus dan pemerintah. mengatasi permasalahan teknologi terutama akses dan
Keempat, masalah kurangnya dukungan dari pengetahuan terhadap penggunaan internet dan sosial
pemerintah. Dukungan yang dimaksud dalam hal ini media dalam memasarkan produk adalah dengan dibantu
adalah dukungan dalam bentuk bantuan dari pemerintah oleh anak atau para reseller yang paham dengan

53
Permasalahan Yang Dihadapi Pedagang Kaki Lima Pasca Relokasi …. Vol.7, No.2, Tahun 2019

penggunaan internet dan sosial media untuk memasarkan Saran


produk dan mencari pelanggan baru. Dari simpulan di atas maka penulis mengajukan saran
Sedangkan upaya yang dilakukan oleh dinas terkait, untuk kemajuan sentra PKL jalan Benteng Pancasila di
dalam hal ini adalah DISPERINDAG dalam membantu kota Mojokerto. Adapun saran-saran yang penulis ajukan
adalah (1) Bagi para pedagang diharapkan bisa
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para
membentuk koperasi. Sehingga permasalahan seperti
pedagang sesuai dengan yang diungkapkan oleh bapak permodalan bisa teatasi. (2) Bagi pemerintah diharapkan
Indro selaku Kepala bidang perdagangan dapat membantu para pedagang dalam mengatasi
DISPERINDAG kota Mojokerto dalam hal ukuran stan, permasalahan yang ada. Selain itu pemerintah perlu
pemerintah akan melakukan sidak kepada para pedagang melakukan sosialisasi tentang penggunaan internet dan
yang melakukan pelanggaran yaitu dengan cara online shop selain kepada para pedagang juga kepada
mengambil alih lagi stan yang telah diberikan jika anggota keluarga yang nantinya akan menjadi penerus
usaha mereka. (3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
pedagang tersebut tidak menggunakannya dengan
bisa dijadikan acuan atau bahan referensi penelitian
selayaknya. Selain itu, dari sidak tersebut pemerintah selanjutnya.
akan melakukan normalisasi kembali ukuran stan
menjadi 2x3 meter sesuai dengan ukuran awal. DAFTAR PUSTAKA
Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Haris (2011) Burhan, B. (2015). Komunikasi Pariwisata Pemasaran
bahwa hambatan yang dimiliki PKL adalah minimnya
modal, sulitnya akses ke lokasi (pasar), dan kurangnya dan Brand Destinasi. Jakarta: KENCANA
akses pada kebijakan pemerintah, informasi serta sarana Prenadamedia Group.
ekonomi ataupun sosial. Strategi yang dikembangkan Haris, D. M. (2011). Strategi Pengembangan Usaha
adalah berbentuk pemberdayaan seperti pemberian
Sektor Informal Dalam Kemiskinan Di Perkotaan.
legalitas usaha dan permodalan, membangun komunikasi
lebih dekat dengan para birokrat, pemberian bantuan Simposium Nasional Otonomi Daerah.
sarana dan prasarana, dan juga pemberian pelatihan. Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan.

PENUTUP Yogyakarta: Liberty.


Simpulan Pribadi, F., & Mundung, F. A. (2007). Manajemen Usaha
Permasalahan pedagang kaki lima di Sentra PKL Jalan UMKM. Malang: Bayumedia Publishing.
Benteng Pancasila Kota Mojokerto pasca relokasi adalah
Sukirno, S. (2012). Pengantar Teori Makro Ekonomi.
permasalahan pemasaran, permodalan, sarana dan
prasarana dalam hal ini adalah sempit nya ukuran stan Jakarta: Rai Grafindo Persada.
yang ditempati oleh para pedagang, serta kurangnya Syamsir. (2011). Dampak Program Bantuan PKL
dukungan dari pemerintah dalam membantu mengatasi
Terhadap Tingkat Motivasi Pedagang Kaki Lima (
permasalahan yang ada. Selain itu, permasalahan lain
yang ditemukan adalah mengenai teknologi yang meliputi PKL ) di Provinsi Sumatera Barat. TINGKAP Vol.
pengetahuan dan pemanfaatan atau penggunaan internet VII No. 1 Th. 2011, 8, 89–106.
serta media sosial dalam memasarkan produk. Tambunan, T. (2003). Perekonomian Indonesia. Jakarta:
Para pedagang kaki lima di Sentra PKL Jalan Benteng
Ghalia Indonesia.
Pancasila Kota Mojokerto memiliki beberapa upaya
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi antara lain
dalam hal pemasaran yaitu mengganti jenis dagangan
yang lebih menguntungkan, mencari pelanggan baru
dengan cara memberi diskon, bekerja sama dengan para
pedagang. Dalam hal permodalan upaya yang dilakukan
adalah menggunakan uang tabungan pribadi, meminjam
uang di bank dan teman, berjualan di lokasi lain. Selain
itu, upaya yang dilakukan oleh pihak pemerintah atau
DISPERINDAG kota Mojokerto terkait ukuran stand
adalah melakukan sidak dan normalisasi ukuran stand.
Meskipun tidak semua pedagang melakukan hal yang
sama dalam mengatasi permasalahan yang ada, namun
upaya yang dilakukan cukup membantu untuk bisa
bertahan dalam usaha perdagangan mereka.

54

Anda mungkin juga menyukai