Paper Pengauditan
Paper Pengauditan
Paper Pengauditan
Etika profesi merupakan unsur dasar profesi bagi akuntan dalam menjalankan aktivitas
profesionalnya. Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peranan penting bagi akuntan.
Akuntan Publik memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik yang
memberikan opini dan pendapat wajar serta menyajikan akun dan saldo laporan keuangan. Kode etik
diperlukan untuk menjelaskan batasan yang harus diperhatikan menjalankan profesinya. Dengan
memiliki standar etika profesi akan menciptakan akuntan yang profesional, kompeten dan berdaya
guna.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah sebuah aturan etika profesi dan penetapan prinsip
dasar dan yang harus diterapkan oleh Anggota IAPI bukan Anggota IAPI yang memberikan jasa
profesional. Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia secara paralel dengan Kode Etik Akuntan Indonesia (KEAI) yang disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
2020 mengadopsi Handbook of the International Code of Ethics for Professional Accountants
including International Independence Standards 2018 Edition yang diterbitkan oleh International
Ethics Standards Board for Accountants.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini menggantikan Kode Etik efektif per 1 Juli 2019,
dengan penyempurnaannya yaitu:
Kode Etik efektif per 1 Juli 2020 Kode Etik efektif per 1 Juli 2019
Menyajikan pengaturan yang terbagi dalam 5 bagian. Menyajikan pengaturan yang terbagi
dalam 3 bagian.
a. Bagian 1 : Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Prinsip a. Bagian A : Penerapan Umum
Dasar Etika dan Kerangka Kerja Konseptual. Kode Etik.
b. Bagian 2 : Anggota yang Bekerja di Bisnis. b. Bagian B : Akuntan Publik atau
c. Bagian 3 : Anggota yang Berpraktik Melayani CPA yang Berpraktik Melayani
Publik. Publik.
d. Bagian 4A : Independensi dalam Perikatan Audit c. Bagian C : CPA yang Bekerja
dan Perikatan Reviu. Pada Entitas Bisnis.
e. Bagian 4B : Independensi dalam Perikatan
Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan
Reviuw.
BAGIAN 1: KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK, PRINSIP DASAR ETIKA, DAN
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Persyaratan dalam Kode Etik membebankan kewajiban. Terdapat materi aplikasi mengenai
saran untuk tindakan atau perihal yang perlu dipertimbangkan dalam kode etik. Kode etik harus
dipenuhi anggota sesuai peraturan perundang-undangan. Prinsip perilaku professional sesuai
ketentuan kode etik mensyaratkan Anggota untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Jika anggota menghadapi keadaan yang tidak biasa maka disarankan berkonsultasi dengan
asosiasi profesi.
Anggota yang mengidentifikasi terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan lain dalam Kode
Etik harus mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap kemampuan Anggota
perlu mematuhi prinsip dasar etika. Dan sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan
untuk mengatasi konsekuensi dari pelanggaran secara memadai serta menentukan apakah akan
melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak yang relevan.
Lima prinsip dasar etika anggota yaitu integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian
Profesional, Kerahasiaan, dan Perilaku Profesional.
a. Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis
b. Objektivitas - tidak mengkompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
c. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan
keahlian profesional pada level yang disyaratkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
d. Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional
dan bisnis.
e. Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh Anggota.
Anggota harus mematuhi setiap prinsip dasar etika, Menetapkan standar perilaku serta prinsip
dasar etika, serta Anggota harus menghadapi situasi yang bertentangan ketika mematuhi salah satu
prinsip dasar etika setelah itu anggota didorong mendokumentasikan substansi permasalahan.
Anggota harus mematuhi prinsip integritas (Jujur). Integritas itu mengatakan yang sebenarnya
Anggota tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi,atau informasi lain, ketika
anggota percaya bahwa informasi berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material,
pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; Terdapat penghilangan atau pengaburan
informasi yang seharusnya diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.seperti kesalahan atau
pernyataan yang menyesatkan dan dibuat secara tidak hati hati.
Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Anggota untuk tidak
mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan,
atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain. anggota tidak boleh melakukan aktivitas
profesional jika terlalu memengaruhi pertimbangan professional.
Anggota harus patuh terhadap prinsip kompetensi dan kehati-hatia yaitu Mencapai dan
mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesional pada level yang disyaratkan untuk
memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang
kompeten berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku dan bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar
profesional dan standar teknis yang berlaku.
Pemberian jasa kepada klien dan organisasi sesuai dengan kompetensi professional
mensyaratkan anggota untuk menggunakan pertimbangan yang baik dengan menjaga kompetensi
profesional serta pengembangan profesional berkelanjutan. Kesungguhan terkait tanggung jawab.
bertindak sesuai dengan persyaratan penugasan, secara hati-hati, cermat, dan tepat waktu. Dalam
mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional harus mengambil langkah-langkah yang
memadai. Anggota harus membuat klien atau pengguna lain atas jasa atau aktivitas professional untuk
menyadari keterbatasan yang melekat pada jasa atau aktivitas.
SUBSEKSI 114 - KERAHASIAAN
Mengidentifikasi Ancaman
Anggota harus mengidentifikasi ancaman kepatuhan pada prinsip dasar etika. Pemahaman
atas fakta dan keadaan, termasuk setiap aktivitas profesional, serta kepentingan yang
mengompromikan kepatuhan terhadap prinsip dasar etika dalam mengidentifikasi ancaman. Ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika yang dimunculkan oleh berbagai fakta. Ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika yang terbagi dalam satu atau lebih kategori yaitu
Ancaman kepentingan pribadi, Ancaman telaah pribadi, Ancaman advokasi, Ancaman kedekatan,
Ancaman intimidasi.
Mengevaluasi Ancaman
Ketika anggota mengidentifikasi dan mengevaluasi ancaman kepatuhan pada prinsip dasar
etika. maka Anggota harus mengevaluasi apakah ancaman tersebut berada pada level yang dapat
diterima yaitu level ketika pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai. Anggota
mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif yang relevan dalam mengevaluasi ancaman
anggota. Keberadaan kondisi, kebijakan, dan prosedur yang diuraikan dan faktor relevan dalam
mengevaluasi level ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasar etika.
Mengatasi Ancaman
Jika ancaman yang teridentifikasi atas kepatuhan terhadap prinsip dasar etika berada pada
level yang tidak diterima, anggota harus mengatasi ancaman dengan menghilangkannya atau
menurunkannya sampai pada level yang dapat diterima. Terdapat beberapa situasi ketika ancaman
hanya dapat diatasi dengan menolak aktivitas profesional tertentu, karena keadaan yang memunculkan
ancaman tidak dapat. Maka perlu melakukan pengamanan sebagai tindakan, secara individual atau
gabungan, yang dilakukan Anggota secara efektif menurunkan ancaman sehingga dapat diterima.
Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan oleh Standar Independensi harus
independen ketika melakukan perikatan audit, reviu, atau perikatan asurans lainnya dan berkaitan
dengan prinsip dasar objektivitas dan integritas. Terdiri atas: Independensi dalam pemikiran serta
Independensi dalam penampilan. Standar Independensi menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
tentang cara menerapkan kerangka kerja konseptual untuk mempertahankan independensi pada saat
melakukan perikatan audit, reviu, dan asurans.
Akuntan yang bekerja di bisnis adalah akuntan yang bekerja di bidang seperti perdagangan,
industri, jasa, sektor publik, pendidikan, sektor nirlaba, atau dalam asosiasi profesi atau regulator,
karyawan tetap, karyawan tidak tetap, direktur, komisaris, manajer atau sukarelawan.
Pada bagian ini, kita perlu memahami kerangka kerja konseptual sebagai pola pikir seorang
akuntan dalam menghadapi berbagai masalah etika saat memberikan jasa profesionalnya, dimulai
dengan identifikasi ancaman, evaluasi ancaman, dan mengatasi ancaman.
Mengidentifikasi Ancaman
Berikut adalah contoh fakta atau keadaan dalam setiap kategori yang mungkin memunculkan
ancaman bagi akuntan ketika melakukan aktivitas profesional:
● Akuntan memiliki kepentingan keuangan pada, atau menerima pinjaman atau jaminan dari
organisasi tempatnya bekerja
● Akuntan terlibat dalam pengaturan kompensasi insentif yang ditawarkan oleh organisasi
tempatnya bekerja
● Akuntan memiliki akses ke aset perusahaan untuk keperluan pribadi
● Akuntan ditawari hadiah atau perlakuan istimewa dari pemasok organisasi tempatnya bekerja.
● Akuntan menentukan perlakuan akuntansi yang tepat atas akuisisi bisnis setelah yang
bersangkutan melakukan studi kelayakan yang mendukung keputusan akuisisi bisnis tersebut.
● Akuntan memiliki kesempatan untuk memanipulasi informasi dalam prospektus untuk tujuan
memperoleh pembiayaan yang menguntungkan.
● Akuntan, anggota keluarga inti, atau keluarga dekat menghadapi ancaman pemecatan atau
penggantian atas ketidaksepakatan tentang penerapan standar akuntansi dan cara informasi
keuangan dilaporkan.
● Seorang individu mencoba mempengaruhi proses pengambilan keputusan akuntan, misalnya
berkenaan dengan pemberian kontrak atau penerapan standar akuntansi.
Mengevaluasi Ancaman
Mengatasi Ancaman
Dalam situasi ekstrim, jika keadaan yang memunculkan ancaman tidak dapat dihilangkan dan
pengamanan tidak tersedia atau tidak dapat diterapkan untuk menurunkan ancaman sampai pada level
yang dapat diterima, mungkin tepat bagi Akuntan untuk mengundurkan diri dari organisasi tempatnya
bekerja.
SEKSI 210: BENTURAN KEPENTINGAN
(a) Akuntan melakukan aktivitas profesional yang terkait dengan permasalahan tertentu bagi dua
pihak atau lebih yang memiliki kepentingan yang saling berbenturan terkait dengan permasalahan;
atau
(b) Kepentingan seorang Akuntan terkait dengan suatu permasalahan tertentu dan kepentingan dari
pihak yang menggunakan aktivitas profesional yang berkaitan dengan permasalahan tersebut,
berada pada situasi berbenturan.
Mengidentifikasi Benturan
(a) Sifat dari kepentingan dan hubungan yang relevan antara para pihak yang terlibat; dan
(b) Aktivitas dan dampaknya terhadap pihak yang relevan.
Contoh tindakan yang mungkin dapat menghilangkan ancaman yang muncul dari benturan
kepentingan adalah menarik diri dari proses pengambilan keputusan terkait dengan permasalahan
yang menyebabkan benturan kepentingan.
Contoh tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman yang muncul
karena benturan kepentingan termasuk restrukturisasi atau memisahkan tanggung jawab dan tugas
tertentu serta mendapatkan pengawasan yang tepat.
Seorang Akuntan yang bekerja di bisnis memberikan jasanya sesuai dengan kompetensi
maupun pengalaman yang dimiliki, sehingga ia tidak boleh bertindak dengan keahlian yang tidak ia
miliki. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mensyaratkan Akuntan hanya melaksanakan
tugas signifikan ketika memiliki, atau dapat memperoleh, pelatihan atau pengalaman tertentu yang
memadai. Oleh karena itu, Akuntan tidak boleh dengan sengaja menyesatkan organisasi tempatnya
bekerja sehubungan dengan level keahlian atau pengalaman yang dimiliki.
● Waktu yang tidak mencukupi untuk melaksanakan atau menyelesaikan tugas secara memadai.
● Informasi yang tidak lengkap, terbatas, atau tidak cukup untuk melaksanakan tugas tersebut
secara memadai.
● Pengalaman, pelatihan, dan/atau pendidikan yang tidak memadai.
● Sumber daya yang tidak cukup untuk melaksanakan tugas secara memadai.
SEKSI 240: KEPENTINGAN KEUANGAN, KOMPENSASI, DAN INSENTIF YANG
TERKAIT DENGAN PELAPORAN KEUANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi termasuk situasi
ketika Akuntan atau anggota keluarga inti atau keluarga dekat:
● Akuntan memiliki motif dan peluang untuk memanipulasi informasi yang sensitif terhadap
harga untuk mendapatkan keuntungan keuangan.
● Akuntan memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung di organisasi
tempatnya bekerja dan nilainya dapat dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang
dibuat oleh Akuntan.
Bujukan adalah objek, situasi, atau tindakan yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku
individu lain, namun tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku individu tersebut secara tidak
patut. Bujukan dapat berupa hadiah, keramahtamahan, hiburan, sumbangan politik atau sosial,
tawaran yang tidak pantas atas persahabatan dan loyalitas. pemberian kerja atau kesempatan
komersial lainnya, perlakuan, hak, atau hak istimewa.
Bujukan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan, seperti yang berkaitan dengan
kecurangan, penyuapan dan korupsi, serta pencucian uang, pendanaan teroris, dan tindakan kriminal.
Akuntan tidak boleh menawarkan atau mendorong pihak lain untuk menawarkan bujukan
apapun, atau penawaran bujukan yang kemungkinan akan disimpulkan oleh pihak ketiga yang
rasional dan memiliki informasi yang memadai, dilakukan dengan intensi untuk
mempengaruhi perilaku dari penerima atau individu lain secara tidak patut.
Merespon ketidakpatuhan dan dugaan ketidakpatuhan tidak lepas dari peran Akuntan Senior dan
penanggung jawab tata kelola. Akuntan senior diharapkan untuk menerapkan pengetahuan dan
keahlian serta pertimbangan profesional. Namun demikian, akuntan tidak diharapkan memiliki level
pemahaman atas hukum dan peraturan melebihi yang disyaratkan dalam perannya di organisasi
tempatnya bekerja.
Tekanan mungkin bersifat eksplisit maupun implisit dan mungkin berasal dari:
1. Benturan Kepentingan
Tekanan dari anggota keluarga yang bertindak sebagai pemasok organisasi tempatnya bekerja
untuk memilih anggota keluarga daripada calon pemasok lain.
Tekanan dari atasan untuk menyetujui atau memproses pengeluaran yang bukan merupakan
pengeluaran bisnis sah
Tekanan dari atasan untuk melakukan tugas tanpa keahlian atau pelatihan yang memadai atau
dalam rentang waktu yang tidak realistis.
4. Kepentingan Keuangan
Tekanan dari atasan, kolega, atau pihak lain, misalnya pihak yang mungkin memperoleh manfaat
dari partisipasi atau insentif untuk memanipulasi indikator kinerja
5. Bujukan
Tekanan dari pihak lain, baik internal maupun eksternal terhadap organisasi tempatnya bekerja,
yang menawarkan bujukan untuk mempengaruhi secara tidak patuh terhadap pertimbangan atau
proses pengambilan keputusan dari individu atau organisasi.
Akuntan sebagai individu yang mempunyai register negara akuntan yang terdaftar pada
asosiasi di bidang akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia memberikan jasanya, baik kepada pihak
internal maupun eksternal. Secara sederhana, Akuntan yang berpraktik melayani publik adalah
akuntan yang memberikan jasanya kepada pihak eksternal perusahaan.
Identifikasi Ancaman
Evaluasi Ancaman
Dalam mengevaluasi sebuah ancaman Akuntan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi ancaman, yaitu:
1. Klien dan lingkungan operasinya yang berkaitan dengan status hubungannya dengan Akuntan dan
kondisi struktur tata kelola klien. Klien dapat memiliki status sebagai klien audit dan apakah klien
merupakan entitas yang memiliki akuntabilitas publik, klien asurans yang bukan merupakan klien
audit, dan klien non-asurans.
2. Kantor dan lingkungan operasinya. kantor yang dimaksud adalah entitas tempat akuntan bekerja
3. Informasi baru atau perubahan fakta dan keadaan
Mengatasi Ancaman
1. Pengaman, dengan cara menugaskan personel yang memenuhi kualifikasi dan menugaskan
penelaah yang bukan merupakan personel tim asurans untuk menelaah atau memberikan saran
yang diperlukan terhadap suatu pekerjaan asurans
2. Penelaah yang tepat yaitu dengan memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kewenangan
untuk menelaah secara objektif
Pada bagian ini akan membahas tentang hubungan benturan kepentingan Akuntan dengan
pihak ketiga.
Identifikasi Benturan
Akuntan harus waspada akan perubahan status benturan. Keadaan yang sebelumnya bebas
dari benturan kepentingan dapat berubah menjadi keadaan dengan benturan kepentingan. Perubahan
kepentingan dapat disebabkan berbagai faktor dan hal ini dapat terjadi setiap saat
Demi mengembangkan bisnis, pimpinan KJA perlu mencari klien dan menyepakati surat
perikatan. Pemenuhan hak dan kewajiban dari perikatan akan menjaga kemampuan keuangan KJA,
maka kegiatan pemasaran yang dilakukan KJA adalah kegiatan umum dalam berbisnis. Namun, tetap
harus bersikap jujur dan mengatakan yang sebenarnya. Disisi lain terdapat kemungkinan bahwa klien
mencari Akuntan untuk diajak membuat perikatan. Klien dapat menunjuk langsung atau mengajak
beberapa Akuntan dalam beberapa proses pengadaan. Usaha klien menunjuk langsung Akuntan
merupakan penunjukkan profesional. Pada penunjukkan profesional, Akuntan biasanya diminta oleh
klien untuk:
Akuntan diminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai penerapan akuntansi, auditing,
pelaporan, atau standar atau prinsip lain untuk suatu keadaan khusus, atau transaksi tertentu oleh, atau
atas nama suatu perusahaan atau suatu entitas yang saat ini bukan merupakan klien. Pendapat kedua
menjadi perhatian karena dapat memunculkan ancaman, misalnya, ancaman kepentingan pribadi
terhadap kepatuhan pada prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, mungkin muncul jika
pendapat kedua tidak didasarkan pada fakta yang sama yang dimiliki Akuntan yang sedang
memberikan jasa atau Akuntan praktisi pendahulu, atau didasarkan pada bukti yang tidak memadai.
Bujukan adalah objek, situasi, atau tindakan yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku
individu lain, namun tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku individu tersebut secara tidak
patut. Bujukan dapat berkisar dari tindakan kecil berupa keramahtamahan antara Akuntan dan klien
atau calon klien hingga tindakan yang mengakibatkan ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Bujukan dapat berupa, hadiah, keramahtamahan, hiburan, sumbangan politik
atau sosial, tawaran yang tidak pantas atas persahabatan dan loyalitas, pemberian kerja atau
kesempatan komersial lainnya, dan perlakuan, hak, atau hak istimewa.
Seperti pernyataan sebelumnya bahwa bujuan boleh dan tidak boleh dilakukan. Bujukan yang
dilarang menurut peraturan perundang-undangan yaitu kecurangan, korupsi, dan penyuapan serta
pencucian uang, pendanaan teroris dan tindakan kriminal. Selain bujukan boleh dilakukan selama
tidak melanggar peraturan perundang-undangan yaitu bujukan dengan intensi dan tanpa intensi.
Bujukan dengan intensi harus merujuk lagi kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
kemungkinan terdapat maksud atau tujuan yang dilarang. Walaupun terdapat hal-hal yang tidak
dilarang oleh peraturan perundang-undangan, bujukan masih dapat memunculkan ancaman.
Kustodi adalah tanggung jawab dan kontrol atas seseorang atau barang. Kode Etik Akuntan
Indonesia memberikan istilah yang lebih spesifik yaitu kustodi aset klien atau tanggung jawab dan
kontrol atas aset lain. Akuntan dapat memiliki perikatan untuk mengelola aset lain atau kustodi aset
lain. Akuntan perlu memperhatikan tindakan sebelum dan sesudah kustodi.
1. klien
2. pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola klien
3. manajemen klien
4. individu lain yang bekerja untuk atau di bawah arahan klien.
Akuntan diminta untuk waspada terhadap ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan yang
terjadi oleh pihak-pihak diatas, baik Akuntan sebagai pelaku maupun sebagai saksi. Jika bertemu
dengan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka Akuntan perlu merespon dengan cara:
Dalam melindungi kepentingan publik dan diharuskan oleh kode etik, anggota yang
berpraktik melayani public harus independent Ketika melakukan perikatan audit atau perikatan reviu.
Standar Pengendalian Mutu (SPM) mensyaratkan kantor untuk menetapkan kebijakan dan
prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa kantor, personel. Dan jika
dapat diterapkan, pihak lain untuk pada persyaratan independensi (termasuk personel dari jaringan
kantor), mempertahankan independensi jika diharuskan oleh persyaratan etika yang relevan.
Independensi terkait dengan prinsip objektivitas dan integritas. Independensi terdiri dari:
a) Independensi dalam pemikiran- Individu yang bertindak secara berintegritas serta menerapkan
objektivitas dan skeptisisme profesional yang mana dalam menyatakan suatu kesimpulan tanpa
terpengaruh oleh suatu tekanan.
b) Independensi dalam penampilan-penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan
sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang cukup, memungkinkan akan
menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari kantor, atau
seorang anggota tim audit telah dikompromikan.
(a) Kesimpulan bahwa, dalam pertimbangan profesional Kantor, objektivitas belum dikompromikan;
(b) Alasan mengapa tindakan yang dilakukan telah memuaskan untuk mengatasi konsekuensi dari
pelanggaran sehingga Kantor dapat menerbitkan laporan audit
Ketika total imbalan yang dihasilkan dari suatu klien audit dari Kantor yang menyatakan
opini audit merupakan sebagian besar dari total imbalan Kantor tersebut, maka ketergantungan
terhadap klien tersebut dan kekhawatiran akan kehilangan klien tersebut akan memunculkan ancaman
kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi.
Ketika bagian imbalan signifikan telah jatuh tempo dari suatu klien audit masih tidak dibayar
dalam jangka waktu yang lama, Kantor harus menentukan:
a. Apakah imbalan yang telah lewat jatuh tempo setara dengan suatu pinjaman kepada klien;
b. Apakah tepat bagi Kantor untuk ditunjuk kembali atau melanjutkan perikatan audit.
· Imbalan Kontinjen
Imbalan kontinjen adalah imbalan yang dihitung berdasarkan hasil transaksi atau hasil dari
jasa yang dihitung berdasarkan basis yang ditentukan sebelumnya.
Kantor tidak boleh mengevaluasi atau memberi kompensasi kepada seorang rekan audit
utama berdasarkan keberhasilan rekan tersebut dalam menjual jasa non-asurans kepada klien audit
rekan tersebut. Pengaturan tersebut tidak menghalangi pengaturan pembagian keuntungan normal
antara para rekan dari suatu Kantor.
Menerima hadiah dan keramahtamahan dari klien audit dapat memunculkan ancaman
kepentingan pribadi, kepentingan kedekatan, atau intimidasi. Seksi ini menetapkan persyaratan dan
materi aplikasi spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka kerja konseptual dalam keadaan
tersebut.
Seksi 510 Kepentingan Keuangan
· Kepentingan keuangan dapat dimiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui perantara
seperti sarana investasi kolektif, estate, atau trust. Ketika seorang pemilik manfaat memiliki
pengendalian terhadap perantara atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan investasinya, kode
etik ini mendefinisikan bahwa kepentingan keuangan tersebut bersifat langsung.
Seksi ini berisi referensi tentang “materialitas” atas pinjaman atau jaminan. Dalam
menentukan apakah pinjaman atau jaminan tersebut material bagi seorang individu, maka gabungan
kekayaan bersih individu dan anggota keluarga inti dapat diperhitungkan. Kantor, jaringan Kantor,
anggota tim audit, atau keluarga inti tidak boleh memberikan atau menjaminkan suatu pinjaman
kepada klien audit kecuali pinjaman atau jaminan tersebut tidak material.
Seksi ini berisi referensi tentang “materialitas” atas kepentingan keuangan dan “signifikansi”
dari hubungan bisnis. Dalam penentuan apakah suatu kepentingan keuangan adalah material bagi
seorang individu, maka gabungan kekayaan bersih individu dan anggota keluarga inti individu dapat
dipertimbangkan. Salah satu contoh hubungan bisnis yang dekat muncul dari hubungan komersial
atau kepentingan keuangan umum yaitu memiliki kepentingan keuangan dalam usaha ventura
bersama dengan klien atau pemegang saham pengendali, direktur, komisaris. Ancaman kepentingan
pribadi atau ancaman intimidasi mungkin muncul jika terdapat hubungan bisnis yang erat antara klien
audit atau manajemennya dan keluarga inti anggota tim audit.
Hubungan keluarga atau pribadi dengan personil klien dapat memunculkan ancaman
kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi.Seksi ini menetapkan persyaratan
dan materi aplikasi spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka kerja konseptual dalam keadaan
tersebut. Ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi dapat muncul
dari hubungan keluarga dan hubungan pribadi antara anggota tim audit dan direktur, komisaris, atau
pejabat eksekutif, atau bergantung pada perannya, karyawan tertentu dari klien audit. Faktor yang
relevan dalam mengevaluasi level ancaman tersebut termasuk:Tanggung jawab individu dalam tim
audit dan Peran anggota keluarga atau individu lain dalam klien, dan kedekatan hubungan.
Tim audit tidak boleh memasukkan individu yang selama periode yang dicakup oleh laporan
audit: Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien audit; atau Pernah
bekerja sebagai karyawan dengan posisi untuk memberikan pengaruh yang signifikan atas
penyusunan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi atau ancaman kedekatan dapat muncul
jika sebelum periode yang dicakup oleh laporan audit. Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level
ancaman tersebut mencakup posisi yang dipegang individu dengan klien, rentang waktu sejak
individu mengundurkan diri dari klien, dan peran anggota tim audit. Contoh tindakan yang dapat
menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau
ancaman kedekatan adalah dengan menugaskan penelaah yang tepat dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh anggota tim audit
Seksi 523 Rangkap Jabatan sebagai Direktur, Komisaris, atau Pejabat Eksekutif Klien Audit
Merangkap jabatan sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien audit dapat
memunculkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman telaah pribadi. Seksi ini menetapkan
persyaratan dan materi aplikasi spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka kerja konseptual
dalam keadaan tersebut.Rekan atau karyawan Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh bertindak
sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien audit Kantor, kemudian tidak boleh
bertindak juga sebagai Sekretaris Perusahaan untuk klien audit Kantor, kecuali praktik ini secara
spesifik diizinkan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku serta manajemen
membuat semua keputusan yang relevan.
Hubungan kerja dengan klien audit dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi,
ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi. Seksi ini menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka kerja konseptual dalam keadaan seperti itu
Ancaman kedekatan atau ancaman intimidasi dapat muncul jika salah satu dari individu berikut ini
menjadi anggota tim audit atau rekan Kantor atau Jaringan Kantor:seperti Direktur, komisaris atau
pejabat eksekutif dari klien audit serta Karyawan dengan posisi untuk memberikan pengaruh yang
signifikan atas penyusunan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan yang akan diberikan opini.
Faktor relevan dalam mengevaluasi level ancaman tersebut meliputi: Posisi yang pernah
dijabat individu di klien, Keterlibatan apapun yang dimiliki individu dengan tim audit, Rentang waktu
sejak individu tersebut menjadi anggota tim audit atau rekan. Contoh tindakan yang dapat menjadi
pengamanan untuk mengatasi ancaman kedekatan atau ancaman intimidasi tersebut meliputi:
Memodifikasi rencana audit, Menugaskan kepada individu tim audit yang memiliki pengalaman
cukup, dibandingkan individu yang pernah bergabung dengan klien
Seksi 525 Penugasan Personel Sementara
Peminjaman personel kepada klien audit dapat memunculkan ancaman telaah pribadi,
ancaman advokasi, atau ancaman kedekatan. Seksi ini menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka kerja konseptual dalam keadaan tersebut. Contoh
tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman yang muncul karena peminjaman
karyawan Kantor atau jaringan Kantor kepada klien audit meliputi: Melakukan penelaahan tambahan
atas pekerjaan yang dilakukan oleh personel yang dipinjam mungkin menghilangkan ancaman telaah
pribadi, serta tidak memasukkan personil yang dipinjam sebagai anggota tim audit karena dapat
memunculkan ancaman kedekatan atau ancaman advokasi.
Seksi 540 Hubungan yang berlangsung lama antara personel (termasuk rekan) dengan klien audit
- Kantor disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika, independen dan menerapkan
kerangka kerja konseptual
- Individu terlibat dalam perikatan audit selama periode waktu yang panjang maka ancaman
kedekatan dan ancaman kepentingan pribadi yang muncul
- Jasa administratif melibatkan bantuan kepada klien terhadap tugas yang bersifat rutin atau
mekanis dalam operasional normal. (co: jasa pemrosesan data, penyiapan formulir
administratif)
Kantor tidak boleh memberikan jasa penilaian kepada klien audit yang merupakan entitas
tanpa akuntabilitas publik jika :
Jasa yang terkait dengan sistem TI mencakup perancangan atau implementasi perangkat keras atau
sistem perangkat lunak. Sistem TI seperti :
Jasa hukum didefinisikan sebagai jasa apapun yang disediakan oleh individu yang
menyediakan jasa dengan memiliki pelatihan humu yang disyaratkan untuk berpraktik hukum atau
diakui untuk berpraktik hukum di hadapan pengadilan dalam yurisdiksi ketika jasa tersebut diberikan.
Kantor tidak boleh memberikan jasa keuangan korporat kepada klien audit yang melibatkan
promosi, transaksi atau penjaminan saham klien audit.
Seksi 800 Laporan Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus yang mencakup pembatasan
distribusi dan penggunaannya (perikatan audit dan perikatan Reviu)
P800.3 Umum
KAP menerbitkan laporan audit atas laporan keuangan bertujuan khusus yang mencakup
pembatasan distribusi dan penggunaannya. Persyaratan independensi untuk modifikasi yang diizinkan
oleh seksi ini jika:
Ketika kantor melakukan perikatan audit yang memenuhi persyaratan, maka kantor tidak
perlu menerapkan persyaratan maka kantor tidak perlu menerapkan persyaratan independensi yang
ditetapkan dalam bagian 4A yang hanya berlaku untuk perikatan audit entitas dengan akuntabilitas
publik.
Ketika Kantor melakukan perikatan audit yang memenuhi persyaratan, referensi ke “klien
audit” pada bagian 4A tidak perlu menyertakan entitas berelasinya. Namun, ketika tim audit
mengetahui atau memiliki alasan untuk meyakini bahwa suatu hubungan atau kondisi yang
melibatkan entitas berelasi terhadap klien relevan dengan evaluasi independensi Kantor, maka tim
audit harus memasukkan entitas berelasi ketika mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengatasi
ancaman terhadap independensi.
Ketika Kantor melakukan perikatan audit yang memenuhi persyaratan, maka persyaratan
spesifik mengenai jaringan Kantor yang ditetapkan dalam bagian 4A tidak perlu diterapkan. Namun,
ketika Kantor mengetahui atau memiliki alasan untuk meyakini bahwa ancaman terhadap
independensi muncul oleh kepentingan dan hubungan dari jaringan Kantor, maka Kantor harus
mengevaluasi dan mengatasi ancaman tersebut.
P800.10 Kepentingan keuangan, Pinjaman dan Jaminan, Hubungan Bisnis yang erat dan Hubungan
Keluarga dan Pribadi
i. Pihak yang memberikan konsultasi mengenai isu spesifik terkait teknis atau
industri, transaksi, atau peristiwa; dan
ii. Pihak yang memberikan pengendalian mutu untuk perikatan, termasuk pihak yang
melakukan penelaahan pengendalian mutu perikatan; dan
c. Kantor harus mengevaluasi dan mengatasi setiap ancaman bahwa tim perikatan memiliki
keyakinan yang muncul karena kepentingan dan hubungan antara klien audit dan pihak lain
dalam Kantor yang dapat secara langsung mempengaruhi hasil dari perikatan audit.
Bagian 4B:
INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT DAN
PERIKATAN REVIU
Seksi 900 pada bagian 4B ini ditujukan bagi Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk
Independensi Dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
900.1 Contoh perikatan asurans selain perikatan audit dan perikatan reviu :
- Audit atas unsur, akun, atau pos tertentu dari laporan keuangan.
- Asurans atas indikator kunci kinerja perusahaan.
900.3 Standar Pengendalian Mutu (SPM 1) mensyaratkan Kantor untuk menetapkan kebijakan dan
prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa Kantor, personelnya dan, jika
dapat diterapkan, pihak lain, tunduk pada persyaratan independensi untuk mempertahankan
independensi yang disyaratkan oleh standar etika yang relevan.
900.4 Independensi terkait dengan prinsip objektivitas dan integritas, terdiri atas :
a. Independensi dalam pemikiran - Sikap mental pemikiran untuk menyatakan suatu
kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat mengompromikan
pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu bertindak secara berintegritas
serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme profesional.
b. Independensi dalam penampilan - Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan
sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai memungkinkan
akan menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor,
atau seorang anggota tim asurans telah dikompromikan.
Persyaratan Independensi Dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan
Reviu
- Kantor yang melakukan perikatan asurans harus independen. (P900.14)
- Ketika kantor meyakini bahwa kepentingan dan hubungan jaringan kantor dapat
memunculkan ancaman terhadap independensi kantor, maka kantor harus mengevaluasi dan
mengatasi ancaman tersebut. (P900.16)
- Ketika tim asurans mengetahui atau meyakini bahwa suatu hubungan atau keadaan yang
melibatkan entitas berelasi dari klien asurans relevan untuk evaluasi independensi Kantor
terhadap klien, maka tim asurans harus menyertakan entitas berelasi ketika mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap independensi. (P900.17)
Pelanggaran atas Ketentuan Independensi untuk Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit
dan Perikatan Review
- Jika kantor menyimpulkan bahwa pelanggaran terjadi, maka Kantor harus : (P900.50)
a. Mengakhiri, menangguhkan, atau menghilangkan kepentingan hubungan yang
memunculkan pelanggaran.
b. Mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap objektivitas Kantor
dan kemampuan untuk menerbitkan laporan asurans, dan
c. Menentukan apakah tindakan yang diambil dapat mengurangi konsekuensi dari
pelanggaran tersebut secara memuaskan.
Dalam membuat keputusan tersebut, Kantor harus menerapkan pertimbangan profesional dan
mempertimbangkan apakah pihak Ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang
memadai, kemungkinan akan menyimpulkan bahwa objektivitas Kantor akan
dikompromikan, dan oleh karena itu, Kantor tidak dapat menerbitkan laporan asurans.
- Ancaman kepentingan pribadi mungkin muncul jika sebagian besar imbalan yang signifikan
asurans belum dibayar, jika ada, sebelum penerbitan laporan asurans periode berikutnya.
- Contoh tindakan pengamanan untuk mengatasi ancaman kepentingan pribadi dalam imbalan
lewat jatuh tempo, adalah :
a. Memperoleh sebagian pembayaran imbalan yang telah lewat jatuh tempo.
b. Menugaskan penelaah yang tidak terlibat bagian dalam perikatan asurans untuk
menelaah pekerjaan yang dilakukan.
Imbalan Kontinjen
- Kantor melarang atau tidak boleh membebankan suatu imbalan kontinjen, baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk suatu perikatan audit.
- Hubungan bisnis yang erat dengan klien asurans atau manajemennya dapat memunculkan
ancaman kepentingan pribadi atau intimidasi.
- Seksi ini berisi referensi tentang materialitas atas kepentingan keuangan dan signifikansi dari
hubungan bisnis. Materialitas juga memperhitungkan gabungan kekayaan bersih individu dan
anggota keluarga inti individu.
- Contoh hubungan bisnis yang dekat muncul dari hubungan komersial atau kepentingan
keuangan umum meliputi :
o Pengaturan untuk menggabungkan satu atau lebih jasa atau produk dari Kantor
dengan satu atau lebih jasa atau produk dari klien tersebut dan memasarkan paket
dengan referensi kepada kedua belah pihak.
- Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi mungkin muncul jika terdapat
hubungan bisnis yang erat antara klien asurans atau manajemennya dan anggota keluarga inti
tim asurans.
- Pembelian barang dan jasa, memunculkan ancaman kepentingan pribadi bergantung sifat dan
besarnya (material).
- Contoh tindakan pengamanan dari pembelian barang dan jasa yang dapat menimbulkan
ancaman kepentingan pribadi :
a. Menghilangkan atau mengurangi besarnya transaksi
b. Mengeluarkan individu dari tim asurans.
- ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi dapat muncul
oleh hubungan keluarga dan hubungan pribadi antara anggota tim asurans dan direktur,
komisaris, pejabat eksekutif, atau bergantung pada perannya, karyawan tertentu dari klien
asurans.
- Contoh tindakan yang dapat menghilangkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman
kedekatan, atau ancaman intimidasi adalah dengan mengeluarkan individu tersebut dari tim
asurans dan mengatur tanggung jawab dari tim asurans sehingga anggota tim asurans tidak
berurusan dengan permasalahan yang menjadi tanggung jawab anggota keluarga inti.
- Jika anggota tim asurans baru saja menjabat sebagai Direktur, Komisaris, Pejabat Eksekutif,
atau Karyawan dari klien asurans, maka ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah
pribadi, atau ancaman kedekatan mungkin muncul
- Tim Asurans tidak boleh memasukkan individu yang selama periode yang dicakup oleh
laporan asurans dan sebelum periode yang dicakup oleh laporan asurans :
o Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien
asurans; atau
- Ketika seorang individu terlibat dalam perikatan asurans yang bersifat berulang selama
periode waktu yang Panjang, maka ancaman kedekatan dan kepentingan pribadi dapat
muncul.
- Ancaman kedekatan dapat muncul sebagai hasil dari hubungan yang lama antara seseorang
dengan :
a. Klien asurans
b. Manajemen senior klien asurans; atau
c. Hal pokok dan informasi hal pokok perikatan asurans.
- Ancaman kepentingan pribadi dapat muncul sebagai akibat dari kekhawatiran individu akan
kehilangan klien asurans lama atau kepentingan untuk mempertahankan hubungan pribadi
yang erat dengan anggota manajemen senior atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
Kelola. Ancaman seperti ini mungkin akan mempengaruhi pertimbangan individu secara tidak
tepat.
- Contoh tindakan yang dapat menghilangkan ancaman kedekatan dan ancaman kepentingan
pribadi terkait dengan perikatan tertentu adalah dengan merotasi individu dari tim asurans.
termasuk :
a. Mengubah peran individu dalam tim asurans atau sifat dan luas tugas yang dilakukan
oleh individu tersebut.
b. Menugaskan penelaah yang tepat yang bukan merupakan anggota tim asurans untuk
menelaah pekerjaan individu tersebut.
c. Melakukan penelaahan mutu secara berkala oleh pihak internal atau eksternal yang
independent terhadap perikatan.
- Kantor mungkin menyediakan berbagai jasa non-asurans kepada klien asurans, yang
konsisten dengan keterampilan dan keahliannya. Pemberian jasa non-asurans tertentu kepada
klien asurans dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dan
ancaman terhadap independensi.
- Sebelum Kantor menerima perikatan untuk memberikan jasa non-asurans kepada klien
asurans, Kantor harus menentukan apakah pemberian jasa tersebut dapat memunculkan
ancaman terhadap independensi.
- Kantor tidak boleh mengambil alih tanggung jawab manajemen yang terkait dengan hal
pokok atau informasi hal pokok dari perikatan asurans yang diberikan oleh Kantor. Jika
Kantor mengambil alih tanggung jawab manjemen sebagai bagian dari jasa lain yang
diberikan kepada klien asurans, maka Kantor harus memastikan bahwa tanggung jawab
tersebut tidak terkait dengan hal pokok atau informasi hal pokok dari perikatan asurans yang
diberikan oleh Kantor.
- Memberikan advis dan rekomendasi untuk membantu manajemen klien asurans dalam
melaksanakan tanggung jawabnya tidak sama dengan mengambil alih tanggung jawab
manajemen.
- Ancaman kepentingan pribadi dapat muncul jika Kantor terlibat dalam penyusunan informasi
hal pokok yang kemudian menjadi informasi hal pokok dari perikatan asurans. Contoh jasa
non-asurans yang mungkin memunculkan ancaman telaah pribadi saat memberikan jasa
terkait dengan informasi hal pokok dari perikatan asurans meliputi :
a. Mengembangkan dan menyiapkan informasi prospektif dan kemudian memberikan
asurans atas informasi ini
b. Melakukan penilaian yang merupakan bagian dari informasi hal pokok dari perikatan
asurans.
LAPORAN YANG MENCAKUP PEMBATASAN DISTRIBUSI DAN PENGGUNAANNYA
(PERIKATAN ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU) →
SEKSI 990
- Ketika Kantor bermaksud untuk menerbitkan laporan perikatan asurans yang mencakup
pembatasan distribusi dan penggunaannya, maka persyaratan independensi yang diatur pada
bagian 4B harus memenuhi syarat untuk modifikasi yang diizinkan dalam seksi ini, namun
hanya jika :
a. Kantor berkomunikasi dengan pengguna laporan auditor mengenai persyaratan
independensi yang dimodifikasi yang akan diterapkan dalam menyediakan jasa, dan
b. Pengguna yang dituju memahami tujuan, informasi hal pokok, dan keterbatasan
laporan, serta menyetujui penerapan modifikasi secara eksplisit.
Kepentingan Keuangan, Pinjaman dan Jaminan, Hubungan Bisnis yang Dekat, dan Hubungan
Keluarga dan Pribadi
- Ketika Kantor melakukan perikatan asurans yang memenuhi persyaratan, Kantor tidak boleh
memiliki kepentingan keuangan material secara langsung atau tidak langsung pada klien
asurans.
Contoh Pelanggaran Kode Etik Akuntan Publik :
Kasus ini dimulai bahwa PT Asuransi Jiwasraya menyatakan tidak mampu membayar klaim
polis JS Saving Plan yang jatuh tempo sebesar Rp. 802 miliar pada 10 Oktober 2018. Pada September
2019, PT Asuransi Jiwasraya menjadi sorotan publik pasalnya bisnis asuransi tersebut mengalami
tekanan likuiditas sehingga ekuitas tercatat negatif Rp. 23,92 triliun. sehingga PT Asuransi Jiwasraya
membutuhkan Rp. 32,89 triliun untuk dapat memulihkan keuangannya.
Pada tahun 2015, Jiwasraya memperkenalkan JS Saving Plan, sebuah produk yang memiliki
cost of fund yang sangat tinggi melebihi bunga deposito dan obligasi. Dalam laporan keuangan pada
tahun 2017, Jiwasraya kembali mendapat adverse opinion. Padahal Jiwasraya membukukan laba
sebesar Rp. 360,3 miliar tetapi ada kekurangan cadangan Rp. 7,7 triliun. BPK melakukan investigasi
pada tahun 2018, dari hasil investigasi tersebut terungkap adanya inkonsistensi yang mengisyaratkan
adanya kecurangan dalam penyelenggaraan Saving Plan dan Investasi. Tahun 2019 kementrian
BUMN melaporkan indikasi kecurangan di Jiwasraya ke Kejaksaan Agung.
Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Akuntan Publik meliputi 5 prinsip dasar etika
yaitu:
A. Integritas
Prinsip integritas ini telah dilanggar oleh akuntan Jiwasraya dimana akuntan tersebut tidak
membukukan laporan keuangan secara transparan. Adanya kecurangan dalam melakukan
pemalsuan pencatatan laporan keuangan yang mana pada tahun 2017 Jiwasraya membukukan
laba sebesar Rp 360,3 miliar tetapi ada kekurangan cadangan sebesar Rp. 7,7 triliun.
B. Objektivitas
Kasus Jiwasraya telah melanggar prinsip objektivias dimana adanya keberpihakan akuntan
kepada Jiwasraya sehingga laporan keuangan nampak dipercantik tidak sesuai dengan
kenyataannya yang membuat tidak adil kepada pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas
informasi mengenai laporan keuangan tersebut. Hal ini menimbulkan kerugian bagi stakeholder
laporan keuangan tersebut menjadi menyesatkan sehingga stakeholder memungkinkan akan salah
dalam mengambil keputusan.
D. Kerahasiaan
Seperti yang diketahui dari kasus Jiwasraya ternyata permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak
tahun 2000-an tetapi baru tahun 2019 mendapat perhatian publik, dan kementrian BUMN
melaporkan indikasi kecurangan di Jiwasraya ke Kejaksaan Agung. Hal tersebut berarti akuntan
dari Jiwasraya telah menjaga kerahasiaan atas kecurangan window dressing.
E. Perilaku Profesional
Akuntan dari Jiwasraya telah melanggar prinsip ini karena telah melakukan tindakan manipulasi
laporan keuangan. Hal tersebut merupakan tindakan yang dapat mendriskreditkan profesi akuntan
yang dapat menimbulkan tidak percayaan masyarakat umum kepada profesi akuntan karena telah
membuat laporan keuangan yang menyesatkan.