Proposal Fix
Proposal Fix
Proposal Fix
PROPOSAL
Disusun Oleh :
PROPOSAL
Oleh :
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE, M.Pd Haniek Listyorini, SE, MBA
Tanggal : 14 Oktober 2018 Tanggal : 14 Oktober 2018
ii
PRAKATA
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini yang
Yogyakarta”.
tersebut dapat teratasi berkat dukungan dari orang-orang disekitar penulis yang
memberikan bantuan dan dukungan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Samtono M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata
(STIEPARI) Semarang.
2. Prof. Dr. Dr. Soetomo WE, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana Sekolah
3. Ibu Haniek Listyorini SE, M.B.A selaku pembimbing 2 yang juga selalu
iii
4. Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, atas ijin dan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
v
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 30
LAMPIRAN ........................................................................................................ 49
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
dimediasi Kepuasan................................................................... 43
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
US$10,1 miliar atau naik 10,99 persen dibanding penerimaan devisa tahun
2012 yang sebesar US$9,1 miliar (bps.go.id). Angka ini menempatkan sektor
komoditas wisata saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian
1
Seiring dengan perkembangan dalam era globalisasi dan
dan masih banyak lagi kota atau daerah lainnya yang menjadi tujuan wisata
(e-journal.uajy.ac.id).
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang ada di
wisata yang bisa menarik minat wisatawan seperti, wisata alam, wisata
budaya, wisata buatan, wisata religi dan wisata hiburan. Semua jenis wisata
itu ada di Yogyakarta, tetapi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dan
pelajar adalah wisata buatan yang banyak dikunjungi dari berbagai daerah di
2
tempat pusat pemerintahan, tetapi juga terdapat Borobudur yang berada di
timur Yogyakarta. Selain itu masih ada beberapa daya tarik wisata yang ada
wisata mangunan yang disana terdapat banyak pilihan tempat wisata, banteng
3
bersama Ir. Karsten. Pada tanggal 10 November 1953 kebun binatang
dikelola oleh Yayasan Gembiraloka yang diketuai Sri Paduka Paku Alam
pada tahun 2011 sampai 2016 mengalami pasang surut. Jumlah pengunjung
wisata baru dan juga karena faktor libur lebaran yang bersamaan dengan
kondisi tersebut. Aspek yang paling penting dalam mengatasi hal tersebut
baik. Salah satu cara agar pengunjung merasa puas saat berkunjung di Kebun
4
Memberikan sebuah pelayanan yang baik terhadap pengunjung
diperlukan agar orang yang telah menikmati layanan pada sebuah tempat
serta sarana yang ada maka pengunjung tidak akan lagi merasa senang untuk
menikmati apa yang ada dalam sebuah tempat wisata tersebut. Loyalitas
konsep loyalitas pada industri pariwisata merupakan suatu hal yang sangat
pelayanan serta sarana yang bagus, namun ada beberapa yang merasa masih
kurang. Diantaranya yaitu tempat parkir kurang luas sehingga terpaksa parkir
di luar area Gembira Loka Yogyakarta dengan tarif yang mahal, serta
beberapa kandang dan properti terlihat usang sehingga kurang menarik untuk
dilihat.
5
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil penelitian ini
loyalitas pengunjung.
lelah.
Yogyakarta.
sebagai berikut:
6
1.4.1 Perumusan Masalah Umum
pengunjung?
loyalitas pengunjung?
7
1.5 Tujuan Penelitian
8
1.6.1 Manfaat Teoretis
berkaitan pelayanan.
9
BAB II
dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut
dipersepsikan oleh pelanggan. Pelanggan akan menilai kualitas sebuah jasa yang
pelanggan yang makan di restoran tersebut tapi juga berdampak pada orang lain.
10
Karena pelanggan yang kecewa akan bercerita paling sedikit kepada 15 orang
dari teori kualitas pelayanan yang disampaikan oleh A. Parasuraman ada 10.
a. Berwujud (tangible).
tepat sejak awal (right the first time) dan telah memenuhi janji (iklan)nya.
b. Keterhandalan (realibility)
c. Ketanggapan (Responsiveness).
d. Keyakinan (assurance)
11
dari komponen komunikasi, kredibilitas, keamanan, kopetensi dan sopan
santun.
e. Kepedulian (emphaty)
Memberi perhatian tulus dan juga bersifat individual atau pribadi yang
mereka.
pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif
menunjukkan mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan
dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan, selama
semula (Suryadana, 2015). Kualitas sarana wisata juga perlu diperhatikan karena
12
akan memberikan rasa nyaman dan puas kepada para wisatawan. Oleh karena itu
obyek tersebut.
2.1.3 Kepuasan
dalam diri seseorang, dimana ia telah berhasil mendapatkan kenyataan sesuai nilai
13
bawah nilai harapan sebelumnya (Williams dan Buswell, 2003). Secara lebih
tegas, Zeithaml (2003) menyatakan bahwa kepuasan atau satis faction merupakan
wisatawan yang berkunjung di daya tarik wisata tersebut (Kotler dan Makens,
1999). Dalam bukunya yang lain, Kotler (2002) mendefinisikan kepuasan sebagai
antara persepsi/ kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-
harapannya.
produk dibeli atau dikonsumsi. Jika yang dirasa konsumen melebihi dugaanya,
konsumen akan merasa puas, sebaliknya jika yang dirasakan lebih rendah dari
Tjiptono, 2004).
14
dalam menentukan penyebab tindakan, orang lain, dan objek tertentu. Atribusi
produk tertentu, karena atribusi memoderasi perasaan puas dan tidak puas
sebagai berikut :
a. Casual Attribution
Bila terjadi kesalahan pelanggan segera mencari siapa yang patut disalahkan.
puas.
b. Control Attribution
Pelanggan menilai apakah ketidak puasan dalam kendali pemasar atau tidak.
Dalam konteks wisata, jika terjadi kecelakaan wisatwan akan mencari siapa
yang salah, jika ternyata kecelakaan terjadi karena faktor manusia atau
kesalahan pengelolaan, maka wisatawan akan sangat tidak puas. Berbeda jika
memang kecelakaan benar-benar disebabkan oleh faktor alam yang tidak bisa
diduga.
c. Stability Attribution
Pelanggan menilai apakah kejadian tersebut akan terulang kembali atau tidak.
15
menahan untuk lebih lama tinggal. Kedua unsur wisata tersebut dikaji dengan
Menurut Kotler & Keller (2009 : 140) pelanggan yang puas akan:
lain.
d. Tidak terlalu memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif terhadap
harga
2.1.4 Loyalitas
pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang,
16
sehingga mereka akan tetap melakukan pembelian dan bahkan meningkatkan
suatu merek produk. Namun jika produk dianggap tidak memuaskan pelanggan,
2008) :
yang tinggi.
kali.
17
menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pembeli kembali
dapat dilihat dari keaktifan pelanggan dalam merekomendasi brand. Top of Mind
keluarga dianggap lebih efektif dari pada iklan yang dilakukan perusahaan.
Namun sering kali rekomendasi juga menjadi hal yang bias. Faktanya sering kali
keterpaksaan, ketiadak berdayaan untuk beralih produk, atau faktor- faktor lain
semu sebagai loyalitas yang tidak besandar pada kepuasan tetapi dikarenakan
ketiadaan pilihan. Kemungkinan loyalitas semu biasanya terindikasi jika jasa dan
barang komoditi tersebut masih menjadi monopoli satu perusahaan, tidak ada
persaingan, sehingga suka tidak suka konsumen akan melakukan pembelian ulang
pembela (advokat) bagi perusahaan tanpa insentif sekalipun (Selang, 2013). Maka
dalam menghindari bias oleh loyalitas semu, serta untuk mempertajam kevalidan
data, dalam pencarian data akan ditekankan dengan pernyataan “dengan senang
18
L. A. Wibowo & Yuniawati (2007) menyatakan bahwa konsep loyalitas
pada industri pariwisata merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk diterapkan
orang lain, atau dikenal dengan istilah Word of Mouth (WOM) (Kartajaya dan
Setiawan, 2014). Kondisi senang (happy) dapat dicapai jika destinasi wisata
merupakan aspek yang menjadi antesenden dari loyalitas (L. A. Wibowo &
Yuniawati, 2007). Sedangkan, perasaan puas sendiri dalam kegiatan wisata akan
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk daya tarik wisata, upaya keselamatan,
Berikut ini ada lima karakteristik loyalitas konsumen yang perlu diperhatikan
yaitu:
tertentu.
19
Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen
juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang sama.
Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat
seorang konsumen terhadap suatu pasar berdasarkan sikap positif dan tercermin
tersebut adalah:
pasar
20
d. Word of mouth merupakan perilaku publisitas yang dilakukan konsumen
terhadap pasar.
terhadap kualitas layanan yang diberikan. Dari pendapat tokoh diatas, kualitas
Tempat wisata yang memiliki kualitas layanan yang baik maka akan
wisatawan akan merasa sangat puas dan merasa nyaman berwisata di destinasi
jika didukung fasilitas yang memudahkan, aman, nyaman, serta dapat menunjang
segala kebutuhan dan keinginanya selama berwisata. Untuk itu maka fasilitas juga
merupakan aspek penting yang diteliti dalam penelitian ini (Hary, 2017)
21
2.2.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pengunjung
atau jasa yang berkualitas rendah akan membuat pelanggan menjadi tidak setia.
yang baik akan dapat mencitrakan tempat wisata tersebut. Kemudahan menuju
pengunjung menjadi ingin kembali mengunjungi tempat wisata itu. Semakin baik
sarana wisata wisata yang diberikan maka tingkat loyalitas wisatawan akan
22
2.2.6 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas dengan Kepuasan
pelanggan untuk komitmen kepada produk dan layanan suatu perusahaan sehingga
namun tidak hanya pada pelanggan tersebut tapi juga berdampak pada orang lain.
Karena pelanggan yang kecewa akan bercerita paling sedikit kepada 15 orang
Variabel Mediasi
jasa untuk dipakai serta dinikmati oleh konsumen yang bertujuan memberikan
yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk
menandakan sesuai dengan harapan yang diinginkan atau melampaui harapan oleh
23
konsumen. Dimana menurut Engel, et al dalam Tjiptono (2006) kepuasan
pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-
sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi
harapan pelanggan.. Konsumen yang merasa puas dengan sarana yang disediakan,
Tabel 2.1
Metode Variabel
No Judul Hasil
Penelitian Penelitian
24
Wisata Air Terjun mempengaruhi kepuasan
Baying Sani pengunjung ke objek wisata
Kabupaten Pesisi Air Terjun Bayang Sani
Selatan. sebesar 7,3%, sedangkan
92,7% diduga dipengaruhi
Gusneli, 2016 oleh faktor lain yang dapat
rmempengaruhi kepuasan
pengunjung seperti harga,
lokasi, daya tarik dan citra.
3. Kelengkapan Produk
secara parsial berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengunjung di Gembira
Loka Yogyakarta
4. Kualitas pelayanan,
harga, dan kelengkapan
produk secara simultan
berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengunjung di
Gembira Loka Yogyakarta
25
Hal ini disebabkan karena
kelengkapan produk
memiliki nilai beta yang
terbesar jika dibandingkan
dengan variabel pelayanan
dan harga.
26
Inpatients of Private patient in the hospital.
Hospitals in
Surabaya.
wisata terhadap kepuasan serta loyalitas wisatawan, maka kerangka berfikir yang
27
2.5 Pengajuan Hipotesis Penelitian
Hipotesis khusus yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
f. Ada pengaruh positif dan signifikan kualitas pelayanan dan sarana wisata
Loka Yogyakarta.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel, yaitu pengaruh kualitas pelayanan dan sarana wisata terhadap loyalitas
Desain penelitian ini adalah sebagai alur setiap variabel dependen maupun
X1
Y Z
X2
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan :
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Sarana
Y = Kepuasan
Z = Loyalitas
29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Yogyakarta.
terdiri atas: obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Kebun
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
rata-rata sekitar 500 orang. Jumlah sample ditentukan dengan table Isaac dan
sebesar 205 responden. Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak
30
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data Primer adalah data utama yang akan di analisis dalam
penelitian ini. Karakter data primer adalah bila data primer tidak tersedia, maka
analisis data tidak dapat dilakukan. Data primer dalam penelitian ini adalah
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002).
Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu
dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya
berikut:
3.5.1 Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam pencarian data ini adalah kuesioner tertutup.
responden dapat menjawab dengan memilih alternatif pilihan jawaban yang telah
disediakan sebelumnya oleh peneliti (IGB dan Eka Mahadewi, 2012). Penyebaran
31
primer untuk kepentingan analisis data kuantitatif. Pemberian skor pernyataan
Tabel 3.1
Skor Pernyataan Pada Rating Scale
No Jawaban BobotPenilain
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 KurangSetuju KS 3
4 Tidak Setuju TS 2
5 SangatTidakSetuju STS 1
dimasukan ke dalam Tabel sebagai data primer (tabulating). Data primer yang
3.5.2 Dokumentasi
pencatatan dari dokumen pada objek penelitian yang berhubungan dengan data
2006). Dalam hal ini data yang terkait dengan variabel-variabel penelitian.
32
3.6 Variabel, Definisi Konsep dan Definisi Operasional
dari hal-hal yang dialami di dunia nyata tempat kita tinggal dan hidup, yakni dari
apa yang dapat kita dengar, kita cium dan kita raba. Jika apa yang diamati mampu
objek tersebut kita nyatakan bervariasi. Dalam dalam bahasa statistika, objek yang
diteliti atau diukur melalui gejala-gejala yang ada. Definisi operasional yang
yang meliputi:
Tabel 3.2
Variabel, Definisi Konsep dan Definisi Operasional
Definisi Operasional Skala
Variabel Definisi Konsep
Dimensi Indikator Pengukuran
Kualitas Parasuraman, et al a. Berwujud 1. Memiliki peralatan Likert
Pelayanan (1985) dan teknologi dengan
menyimpulkan mutakhir. skala 1s/d 5
X1 2. Memiliki fasilitas-
bahwa kualitas
fasilitas yang 1 = STS
pelayanan adalah menarik secara
harapan sebagai visual. 2 = TS
keinginan para 3. Karyawan
pelanggan berpenampilan rapi 3 = KS
dan professional.
33
ketimbang b. Keterhandalan 4. Karyawan 4=S
layanan yang memberikan
mungkin sambutan yang baik 4 = SS
pada saat
diberikan oleh
pengunjung datang.
perusahaan. 5. Waktu pelayanan
Seseorang yang disediakan
karyawan di sesuai dengan
sebuah tempat jadwal yang
wisata bermacam- diinformasikan.
macam posisinya. 6. Karyawan bersikap
simpatik dalam
Karyawan harus
menghadapi
berpenampilan masalah / komplain
baik dan rapi, hal pengunjung.
ini meliputi 7. Menyediakan
tingkah layanan sesuai yang
laku,kejujuran, dijanjikan
sopan santun, 8. Menyimpan data
secara benar dan
ramah-tamah
akurat
kepada c. Ketanggapan 9. Selalu
wisatawan, atasan, memberitahukan
maupun rekan mengenai jadwal
kerja. pelayanan.
10. Memberikan
layanan bagi
pelanggan dengan
cepat dan tepat
waktu.
11. Karyawan mau
membantu
pelanggan didalam
kelengkapan
administrasi.
12. Karyawan tidak
pernah merasa sibuk
dalam menangapi
permintaan
pengunjung.
d. Keyakinan 13. Karyawan mampu
menanamkan
kepercayaan kepada
pengunjung.
14. Karyawan
memberikan rasa
34
aman dalam
memberikan
layanan terhadap
pengunjung.
15. Karyawan
senantiasa bersikap
sopan dan ramah.
16. Karyawan
memiliki
pengetahuan yang
cukup untuk
menjawab
pertanyaan
pengunjung.
17. Karyawan dapat
dipercaya.
e. Kepedulian 18. Karyawan tanggap
dan memberikan
perhatian terhadap
kebutuhan
pengunjung yang
diinginkan.
19. Karyawan selalu
siap merespon
permintaan
pengunjung.
20. Karyawan
menangani
pengunjung dengan
penuh perhatian dan
kesabaran.
Sarana Menurut a. Akomodasi 1. Ketersediaan Hotel Likert
WIsata X2 Suwantoro (2004 ) 2. Jarak ke penginapan dengan
“Sarana b. Transportasi 3. Angkutan umum skala 1s/d 5
kepariwisataan 4. Angkutan di dalam
tempat wisata 1 = STS
adalah semua
c. Rumah makan 5.Ketersediaan rumah
fasilitas yang makan 2 = TS
memungkinkan 6. Jarak menuju rumah
agar prasarana makan 3 = KS
kepariwisataan d. Toko 7. Kelengkapan
Cinderamata cinderamata 4=S
dapat hidup dan
berkembang serta 8. Harga terjangkau
5 = SS
dapat memberikan
pelayanan pada
35
wisatawan untuk
memenuhi
kebutuhan mereka
yang beraneka
ragam.”
36
sikap positif dan kesana lagi 4=S
tercermin dalam
5. Konsumen tidak 5 = SS
pembelian ulang terlalu
secara konsisten. c. Perpindahan memperdulikan
biaya perubahan harga
6. Tidak terpengaruh
tempat lain
7. Memberikan
informasi yang
positif kepada orang
d. Dari mulut ke lain terkait
mulut produk/jasa yang
mereka gunakan
8. Merekomendasikan
kepada orang lain
9. Konsumen
menawarkan
produk kepada
e. Kerja sama
orang lain
10. Bersikap
mendukung
𝑛 𝑥𝑦 − ( 𝑥) ( 𝑦)
𝑟=
𝑛 𝑥 2 − ( 𝑥)2 𝑛 𝑦 2 − ( 𝑦)2
Keterangan:
37
Y = Skor total semua variabel kuesioner
n = Jumlah responden
Syarat agar memenuhi kriteria valid, apabila rhitung> rtabel atau dengan nilai
signifikansi < 0,05 (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini pengujian validitas
maka data yang dihasilkan sama. Dalam penelitian ini realibilitas diukur
likert.
Keterangan:
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh
tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.
38
3.8 Teknik Analisis Data
variabel penyela atau antara yang terletak di antara variabel independen dan
secara langsung tanpa variabel mediasi yaitu untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan dan sarana wisata. Sedangkan pola hubungan dengan variabel mediasi
Y = b1X1+b2X2
Z = b3X1+b3X2+b5Y1
Keterangan:
Y = Variabel Kepuasan
Z = Variabel Loyalitas
39
3.8.2 Uji Model
Uji F dikenal dengan Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimana
terikatnya. Bisa juga digunakan untuk menguji apakah model regresi yang kita
𝑅2 /𝑘
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1 − 𝑅 (𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
F tabel (spssindonesia.com):
a. Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel independent (bebas) secara
b. Sebaliknya, Jika nilai F hitung < F tabel maka variabel independent (bebas)
a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka variabel independent secara bersama-
40
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka variabel independent secara bersama-
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) atau satu (1). Nilai R2
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
1) Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat.
2) Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh
41
b. Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS
1) Jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan
2) Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
digunakan metode analisis jalur (path analysis). Analis jalur adalah koefisien jalur
dari variabel atau terhadap yang lain. Dengan analisis jalur dapat menentukan pola
hubungan 3 atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
sebagai berikut:
P1 P5
P3 Loyalitas e2
Kualitas Pelayanan
(X1) (Z)
Gambar 3.2 Hubungan antara variabel Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas dimediasi Kepuasan
42
Kondisi:
e1
Kepuasan
(Y)
P2 P5
P4 Loyalitas e2
Sarana Wisata
(Z)
(X2)
Gambar 3.3 Hubungan antara variabel Sarana Wisata terhadap Loyalitas dimediasi Kepuasan
Kondisi:
terhadap loyalitas.
Dari metode analisis jalur diatas dapat dinyatakan bahwa kualitas dan
juga bahwa kualitas pelayanan dan sarana wisata mempuyai hubungan tidak
43
3.9 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
September Oktober November Desember Januari Februari
Pembuatan
1 proposal
Penelitian
2 objek
Analisa
3 data
4 Laporan
44
DAFTAR RUJUKAN
Aditya, Tjiptjono, 2011, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian. 2011:23.
Ali Hasan. 2008a. Manajemen Pemasaran dan Marketing. Bandung : CV. Alfabeta
Andreassen, Tor Wallin dan Lindestad, B. (1998). Customer Loyalty and Complex Services :
The Impact of Corporate Image on quality, Customer Satisfaction and Loyalty for
Customers with Varying Degrees of Service Expertise. International Journal of Service
Industry Management, Vol. 9 No. 1, pp. 7-23
Badan Pusat Statistik.2014. Jumlah Wisman Naik 12,22 Persen Dibandingkan Desember
Tahun Sebelumnya. Diperoleh 22 Oktober 2018, dari
https://www.bps.go.id/pressrelease/2014/02/03/199/desember-2013--jumlah-wisman-
naik-12-22-persen-dibandingkan-desember-tahun-sebelumnya.html
Bitner, M. J. dan Zeithaml, V. A., 2003, Service Marketing (3rd ed.), Tata McGraw Hill, New
Delhi.
Bovy Manuel Baud dan Lawson Fred, 1998. Tourism and Recreation Handbook of Planning
and Design. Boston. Architectural Press.
Basu, Swastha DH., Irawan. (2012). Manajemen Pemasaran Modern Edisi ke-2. Yogyakarta:
Liberty Offset.
Bitner, Mary Jo, Zeithaml, Valarie A, (1996). Services Marketing. Edisi1. Boston. MCGraw-
Hill.
Caruana, A. 2002. Service Loyalty The Effects of Service Quality and The Mediating Role of
Customer Satisfaction. European Journal of Marketing, 36.
45
Fandy, Tjiptono. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
H. Oka A. Yoeti. Drs., MBA. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan
Wisata. Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Hidayat, Rachmad. 2009. Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah
Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank. Jurnal ekonomi bisnis dan akuntansi
ventura. Vol 12, No 2 hal 99-116.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Ivancevich John M,etc.1997. Manajemen Quality and Competitiveness. Chicago, Irwin. IGB,
R.U.& Eka Mahadewi, N. M. (2012). Metode Penelitian Pariwisata dan Perhotelan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Kotler, Philip (2006). Manajemen pemasaran, jilid I, Edisi kesebelas, Jakarta, P.T
Indeks Gramedia.
Kotler, P., Bowen, J. & Makens, J. 1999,Marketing for hospitality and tourism, (International
ed), New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009a. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
46
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009b. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2014). Wow Marketing. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, P.
(2002). Manajemen Pemasaran, terjemahan Hendra Teguh, edisi Millenium, cetakan
pertama (1st ed.). Jakarta: Prenhalindo.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 13. Alih Bahasa Benyamin
Molan. Jakarta: Prehallindo.
Lupiyoadi dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran jasa Edisi kedua.Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.
Lovelock, C., Patterson, P., dan Walker, R. 2004. Services Marketing: An Asia Pacific and
Australian Perspective, Third edition. Frenchs Forest, NSW:Pearson Education Australia
Lupiyoadi. 2016. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompentensi. Penerbit Salemba
Empat,Jakarta.
Njogja.2018. Kebun Binatang Gembira Loka Yang Merakyat. Diperoleh 22 Oktober 2018,
dari https://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/kebun-binatang-gembira-loka/
Putri Ratna Acintya, Farida Naili dan Dewi Reni Shinta, 2015. Pengaruh Citra Destinasi,
Fasilitas Wisata Dan Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan
(Studi Pada Pengunjung Domestik Taman Wisata Candi Borobudur). Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Rangkuti, Freddy. ((2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan AnalisisKasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta : PT.GramediaPustakaUtama.
Rambat Lupiyoadi. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktek). Edisi Pertama.
Penerbit Salemba Empat,Depok.
Suwardjoko, P. Warpani dan Indira P. Warpani. 2007, Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah.
Penerbit ITB, Bandung.
Suharto. (2016). Dengan, Hubungannya Destinasi, Citra Kasus, Studi Loka, Gembira. Jurnal
Media Wisata, 14(1), 287–304.
47
Suryadana, Liga M & Octavia, Vanny. (2015). Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Statistikian. (2013, 23 Jan). Uji F dan Uji T. Diperoleh 23 Oktober 2018, dari
https://www.statistikian.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html.
SPSS Indonesia. (2014, Feb). Cara Melakukan Uji t Parsial dalam Analisis Regresi dengan
SPSS. Diperoleh 23 Oktober 2018, dari https://www.spssindonesia.com/2014/02/cara-
mudah-melakukan-uji-t-dengan-spss.html.
Wibowo, L. A., & Yuniawati, Y. (2007). The Influence of Tourist Product Attribute and
Trust to Tourist Satisfaction and Loyalty A Study of Mini Vacation in Bandung.
Ringkasan Hasil Penelitian Dosen.
Williams, Christine dan John Buswell. 2003. Service Quality in Leisure and Tourism. United
Kingdom : CABI Publishing.
48
Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian
KUALITAS PELAYANAN
No Pertanyaan Penilaian
A Berwujud 5 4 3 2 1
1 Memiliki keamanan dan teknologi memadai
SARANA WISATA
No Pertanyaan Penilaian
A Akomodasi 5 4 3 2 1
1 Ketersediaan penginapan
50
2 Tersedia angkutan/kereta mini di dalam tempat wisata
C Rumah Makan 5 4 3 2 1
1 Ketersediaan rumah makan
E. Area Parkir 5 4 3 2 1
KEPUASAN
No Pertanyaan Penilaian
A Tetap setia dalam waktu yang lama 5 4 3 2 1
1 Jarang ke tempat wisata selain Gembira Loka
2 Antusias melihat atraksi dan koleksi satwa tanpa sensitif terhadap harga
E Menawarkan ide wahana atau jasa kepada orang lain 5 4 3 2 1
1 Memberikan informasi terkait Gembira Loka kepada teman/saudara
51
2 Memberi masukan yang bermanfaat bagi Gembira Loka
LOYALITAS
No Pertanyaan Penilaian
A Kepercayaan 5 4 3 2 1
Tidak mudah terpangaruh isu negatif terkait manajemen dan
1
pemeliharaan Gembira Loka
2 Yakin dengan kualitas yang ditawarkan Gembira Loka
B Berkomitmen 5 4 3 2 1
1 Kurang berminat dengan tempat wisata lain
52