AnFis Muskuloskletal
AnFis Muskuloskletal
AnFis Muskuloskletal
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
B16-A
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul “ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA, FISIKA, DAN BIOKIMIA SISTEM
MUSKULOSKELETAL” ini dapat selesai pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Keperawatan Dewasa Sistem Muskuloskeletal, Integumen,
Persepsi Sensori dan Persarafan Program Studi Sarjana Keperawatan.
Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
PENUTUP .......................................................................................................................... 28
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 28
B. SARAN .................................................................................................................... 28
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka,
sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem
penginderaan, sistem otot, dan lain-lain. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satu
dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia.
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan
ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih
50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana anatomi sistem muskuloskeletal?
3. Bagaimana fisiologi sistem muskuloskeletal?
4. Bagaimana biokimia sistem muskuloskeletal?
5. Apa saja gangguan pada sistem muskuloskeletal?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia sistem
muskuloskeletal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dari sistem muskuloskeletal.
b. Mengetahui anatomi sistem muskuloskeletal.
c. Mengetahui fisiologi sistem muskuloskeletal
d. Mengetahui biokimia sistem muskuloskeletal
e. Mengetahui gangguan pada sistem muskuloskeletal
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1) Tulang Tengkorak (Cranium)
3
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi
kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama
dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru
dan pembuluh darah besar dari kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang
yaitu:
a) Tulang hulu / manubrium, terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat
melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
b) Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya
tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan
sampai sepuluh.
c) Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang
dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan
4
c) Rusuk melayang (costa fluitantes) berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini
pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang,
sedangkan ujung depannya bebas.
4) Ruas-ruas tulang belakang (Columna Vertebrae)
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah
tulang dengan bentuk tidak beraturan.Ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas
5 bagian yaitu:
a) 7 ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher
disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros.
Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan
atau goyangan "ya" atau goyangan "tidak"
b) 12 ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang
punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya
tulang rusuk
c) 5 ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang
lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang
menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot
d) 5 ruas tulang selangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
e) Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor
(coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang
menyatu.
5
b. Skeleton apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.
Skeleton apendikular terdiri dari :
1) Anggota gerak atas
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
a) Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa,
ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. Pada
bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya
tulang radius dan ulna
b) Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar
dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius
memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah
dibandingkan ulna.
c) Karpal / pergelangan tangan. Tersusun atas 8 buah tulang yang saling
dihubungkan oleh ligament
d) Metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian
atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
e) Phalanges (tulang jari-jari). Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari
tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2
buah tulang.
6
a) Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai
dari gelang panggul sampai ke lutut.
b) Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal
berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan
pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang
betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang
betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
c) Patela / tempurung lutut. Terletak antara femur dengan tibia, bentuk
segitiga. Patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan
kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
d) Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun
atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
e) Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang
tersesun mendatar.
f) Falang / tulang jari-jari kaki. Falang biasanya terdiri dari 14 tulang. 2
tulang falang terletak pada jempol kaki. Secara berturut-turut mulai dari
pangkal hingga ujug jari yaitu proximal dan distal
7
b) Tulang belikat (scapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih,
terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk.
4) Gelang panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak
tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian
atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (di bagian tengah).
Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang
merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat
simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang
pubis.
8
c. Tulang pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-
iga, serta scapula (tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan
menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat penting
untuk hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang
kortikal.
d. Tulang tak beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur,
terdiri dari tulang kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang vertebra,
dan tulang wajah.
e. Tulang sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian
dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap lutut).
2. Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif penggerak tulang yang disebabkan oleh kemampuan sel-sel otot untuk
melakukan kontraksi. Secara anatomi otot tersusun oleh dua jenis filamen dasar,
yaitu filame aktin dan filamen myosin. Kedua filamen inilah yang menjadi penyusun
suatu struktur otot yang disebut miofibril. Sekumpulan miofibril ini akan membentuk
serabut otot dan sekumpulan serabut otot akan membentuk otot.
Otot memiliki bagian-bagian, yaitu:
a. Sarcolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot.
b. Sarcoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril
dan miofilamen berada.
c. Filamen : Tersusun atas dua macam dasar, yaitu filamen aktin (tipis) dan filamen
myosin (tebal). Kedua filamen ini Menyusun miofibril. Miofibril menyusun
serabut otot dan serabut otot- serabut otot menyusun suatu otot.
d. Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
e. Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofilamen terbagi atas dua macam, yaitu:
Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
9
Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan otot
rangka/otot lurik).
Jenis-jenis otot antara lain:
a. Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
1) Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
2) Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
3) Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
b. Otot Polos, merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus
sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat
dan lamban.
c. Otot Jantung
1) Merupakan otot lurik
2) Disebut juga otot serat lintang involunter
3) Otot ini hanya terdapat pada jantung
4) Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
10
collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari sendi lutut serta ligament
cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang mempertahankan posisi
anteriorposterior yang stabil. Ligament pada daerah tertentu melengket pada jaringan
lunak untuk mempertahankan struktur.
11
b. Ligamen segmental merupakan jenis ligamen yang dibentuk oleh ligamentum
interspinous, ligamentum kuning, ligamentum intertransversa, ligamentum
iliolumbar (lumbosacral).
4. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan
otot atau otot dengan otot. Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang
merupakan ujung dari otot yang menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung
dari otot dan menempel kepada tulang. Tendon merupakan ekstensi dari serabut
fibrous yang bersambungan dengan aperiosteum. Selaput tendon berbentuk selubung
dari jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu terutama pada pergelangan
tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane sinovial yang
menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.
12
Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan
berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis,
diarthroses.
Secara fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:
a. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin
gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang
rawan dan tulang yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan
penyambung fibrosa. contohnya sutura pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan
sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh
membran).
b. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya
dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut
ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament
dan hanya dapat sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
1) Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin
2) Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis
tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya: simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan
kedua tulang pubis), sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi
temporer / sendi tulang rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan
epifisis.
c. Sendi sinovial / Diarthrosis
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Sendi diartrosis terdiri dari:
1) Sendi peluru
13
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih
bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol,
seperti peluru masuk ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh
sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang
belikat dengan tulang atas.
14
Gambar 12. Sendi Pelana
4) Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan
pintu, misal persendian antara radius dan ulna.
5) Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah sendi-sendi
tulang karpalia di pergelangan tangan
Macam-macam sendi berdasarkan letaknya, dibagi atas:
c. Sendi-sendi pada Gelang Panggul dan Tungkai
1) Sendi Gelang Bahu
Gelang bahu terdapat sendi dada selangka, dan selangka ujung bahu:
Sterno-clavicular. Menghubungkan gelang bahu (shoulder girdle) dengan
badan (trunk).
Acromio-clavicular, termasuk sendi arthrodial. Tulang-tulang yang
membentuknya adalah selangka, dan belikat.
2) Sendi pada Lengan
Pada lengan terdapat sendi-sendi:
Sendi bahu (shoulder)
Sendi siku (elbow)
Sendi hasta pengumpil atas (superior radioulnar)
Hasta pengumpil bawah (inferior radioulnar-inferior rad)
Sendi pergelangan tangan (intercarpal)
Sendi antar tulang pergelangan tangan dengan tulang telapak tangan
(carpo-metacarpal)
Sendi antar tulang telapak tangan (intermetacarpal)
15
Sendi antar tulang telapak tangan dengan tulang jari-jari tangan ke satu
(metacarpo-palangeal)
Sendi antar tulang jari-jari tangan ke satu dan ke dua (proximal
interphaingeus)
Sendi antar tulang jari-jari tangan ke dua dan ke tiga (distalis inter
palangeus)
d. Sendi- sendi pada Gelang Panggul dan Tungkai
1) Sendi-sendi pada gelang panggul
Sacroiliaca. Sendi ini termasuk sendi arthrodial, tetapi kemungkinan
geraknya sedikit.
Symphysis pubis. Persambungan ini termasuk symphysis.
2) Sendi-sendi pada tungkai
Pada tungkai terdapat sendi-sendi:
Sendi pangkal paha/ panggul (hip joint)
Sendi lutut (knee joint)
Persambungan tulang kering betis (tibiofibular joint)
Sendi pergelangan kaki (ankle joint)
Sendi antar tulang pergelangan/ pangkal kaki (intersal joint)
Sendi antar tulang pergelangan kaki dengan tulang telapak kaki
(tarsometacarpal joint)
Sendi antar tulang telapak kaki (intermetatarsal joint)
Sendi antar tulang telapak kaki dengan tulang jari kaki ke satu (metatarso-
phalangeal jaoint)
Sendi antar tulang jari kaki (inter-phalangeal joint)
e. Sendi-sendi pada Tulang Belakang
1) Sendi tulang kepala (atlas-occipital)
2) Sendi antara tulang belakang (interval vertebral). Sendi ini terdiri dari: atlas-
apistrophic, dan sendi antar lengkungan tulang belakang.
f. Sendi-sendi Rangka Dada
Pada rangka dada (thorax) terdapat sendi-sendi dan persambungan sebagai
berikut:
1) Costo vertebal joint
2) Costol chondral joint
16
3) Sterno costal joint
4) Inter chondral joint
Beberapa komponen penunjang sendi:
a. Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian
dalamnya terdapat rongga.
b. Ligament adalah jaringan yang berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi.
c. Tulang rawan hailin adalah jaringan tulang rawan yang menutupi ke dua ujung
tulang, yang berguna untuk menjaga benturan.
d. Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi
e. Membran sinovial atau selaput sendi, yaitu: selaput membungkus ujung-ujung
tulang yang membentuk persendian. Selaput ini menghasilkan minyak sinovial
yang berguna sebagai pelumas sendi
17
• Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
• Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan
jantung.
• Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
• Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem
pencernaan, dan pinggul.
• Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
• Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan
tangan dan pergelangan kaki.
f. Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu
tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan
sel darah. Terutama di tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni
g. Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam
metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk
ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
2. Otot
Otot yang berfungsi sebagai alat gerak aktif, mempunyai kemampuan
berkontraksi dan berelaksasi. Otot disebut sedang berkontraksi, apabila otot tersebut
sedang memendek atau memanjang (otot sedang bekerja). Sedangkan otot dikatakan
berelaksasi, apabila otot itu sedang beristirahat.
Secara umum, otot memiliki tiga sifat dalam melakukan gerakan, yaitu:
a. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi memendek. Sifat
kontraktibilitas memungkinkan otot mampu memendek sehingga lebih pendek
dari ukuran normalnya. Sifat kontraktibilitas ini terjadi apabila otot sedang
melakukan kerja.
b. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari
gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi. Otot dikatakan memiliki sifat
ekstensibilitas karena otot mampu memanjang, sehingga ukurannya lebih
panjang dari ukuran normalnya (ukuran semula).
c. Elastibilitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan
relaksasi.
Fungsi sistem muskuler/otot:
18
a. Pergerakan : Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur : Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap
gaya gravitasi.
c. Produksi panas : Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
Fisiologi Kerja Otot :
a. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
b. Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
c. Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
d. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
e. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
f. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
3. Ligament
Fungsi ligamen yaitu penyatuan stabilisasi struktur anatomi yang ditemukan
di antara tulang dan tulang rawan organisme yang membentuk sendi. Berbeda dengan
tendon yang menghubungkan otot dengan tulang, ligamen saling menghubungkan
tulang yang berdekatan satu sama lain yang berfungsi dalam sistem otot langka.
Didalam sendi, ligamen memungkinkan serta memfasilitasi gerakan dalam
arah anatomi alami, membatasi gerakan-gerakan yang anatomis tidak normal,
mencegah cedera atau tonjolan yang dapat timbul dari gerakan tersebut.
Lebih singkatnya, fungsi ligamen yaitu:
a. Menstabilkan ujung sambungan
b. Membimbing gerakan
c. Memfasilitasi informasi propriseptif dengan mengirimkan informasi melalui
ujung saraf ke sistem saraf pusat.
4. Tendon
Tendon merupakan sebuah pita jaringan ikat yang melekat pada otot dan
ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Tendon adalah suatu perpanjangan dari
pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum
jaringan penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan tangan
19
dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synovial yang memberi
lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.
Fungsi dari tendon adalah melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan
otot. Tendon merupakan ikatan jaringan fibrous yang membentuk akhir dari suatu
otot dan menempel pada tulang.
5. Persendian
Sendi disokong atau diperkuat pada bagian luar oleh otot dan tendon.
Stabilititas sendi sebagian bergantung pada bentuk tulang yang terlibat, tetapi
terutama pada tonus da kekuatan otot yang mengelilingi dan bekerja pada sendi
tersebut dan pada tendon. Banyak pembuluh darah di sekitar sendi yang mendispersi
panas yang dihasilkan oleh gerakan yang berulang.
Fungsi sendi adalah membuat kerangka menjadi lebih fleksibel. Tanpa
adanya sendi, tulang mustahil bisa digerakkan. Sendi memungkinkan tubuh bergerak
dengan berbagai cara. Adapun beberapa Gerakan Sendi antara lain:
a. Meluncur : gerakan satu permukaan pada permukaan lain seperti pada sendi
datar.
b. Fleksi : pengecilan sudut sendi, misalnya melipat siku.
c. Ekstensi : pembesaran sudut sendi, misalnya meluruskan siku
d. Dorsofleksi kaki atau jari kaki : menekuk kaki dan dari atas
e. Plantar Fleksi atau jari kaki : menekuk kaki atau jari kaki ke bawah
f. Abduksi : gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah, misalnya mengangkat
lengan menjauhi sisi tubuh
g. Adduksi : gerakan bagian tubuh mendekati garis tengah,, misalnya mendekatkan
lengan ke sisi tubuh
h. Rotasi : gerakan bagian tubuh berputar pada sumbu longitudinalnya, misalnya
gerakan telapak tangan ke depan dan ke belakang
i. Sirkumduksi : kombinasi fleksi, abduksi, ekstensi, dan adduksi pada satu
gerakan, misalnya mengayun lengan yang berputar dalam satu lingkaran
20
I (90-95%) dan Tipe V (sedikit) dan bahan anorganik/mineral terdiri atas kristalin
hidrosiapatit Ca10[PO4]6[OH]2), dimana mengandung natrium,
magnesium,karbonat, fluorida, 99% kalsium tubuh. Kristalin hidrosiapatit akan
memberi kekuatan dan kelenturan.
Protein utama tulang berupa kolagen tipe I, terdiri motif protein yaitu poly-
Asp dan poly-Glu yang mengikat kalsium dan memberi kerangka bagi mineralisasi.
Struktur makromolekul berupa proteoglikan. Pada remodeling tulang, dimana
struktur dinamik diresorpsi pengendapan jaringan tulang yang baru, yang beradaptasi
dengan sinyal fisik ( menahan beban tubuh) dan hormon. Sel yang berperan sebagai
sel osteoklas (resorpsi) dan osteoblas (pengendapan tulang) . Osteoblas
mengendalikan mineralisasi dengan mengatur pelintasan ion kalsium dan fosfat,
enzim alkali fosfatase untuk menghasilkan ion fosfat . Peranan osteoklas dalam
resorpsi tulang, enzim-enzim lisosomal hidorolase & ion H di lepas dalam ling mikro
(pH rendah/asam), di matriks tulang osteoklas, disolusi kalsium fosfat, produk
resorpsi tulang ke sitoplasma melalui kapiler darah.
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut
periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh,
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung
saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast .
Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi
rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast
terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howship (cekungan pada permukan
tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang)
tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum,
ilium, vetebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel
darah merah dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak
kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus
menerima asupan darah melalui pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum
mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat
arteri nutrient yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui
foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke sumsum tulang,
System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
21
Sel-sel tulang terdiri atas:
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan
matrik tulang. Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang
merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama calsium,
fluor, magnesium dan phosphor. Sel tulang yang bertangung jawab terhadap
proses formasi tulang, yaitu; berfungsi dalam sintesis matrik tulang yang disebut
osteoid, suatu komponen protein dalam jaringan tulang. Selain itu osteoblas juga
berperan memulai proses resorpsi tulang dengan cara memebersihkan permukaan
osteoid yang akan diresorpsi melalui berbagai proteinase netral yang dihasilkan.
Pada permukaan osteoblas, terdapat berbagai reseptor permukaan untuk berbagai
mediator metabolisme tulang, termasuk resorpsi tulang, sehingga osteoblas
merupakan sel yang sangat penting pada bone turnoven.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon
yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya terdapat
kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di
dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosesus yang
berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan
pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
Sel tulang yang terbenam didalam matriks tulang. Sel ini berasal dari
osteoblas, memilliki juluran sitoplasma yang menghubungkan antara satu
osteosit dengan osteosit lainnya dan juga dengan bone lining cell di permukaan
tulang. Fungsi osteosit belum sepenuhnya diketahui, tetapi diduga berperan pada
trasmisi signal dan stimuli dari satu sel ke sel lainnya. Baik osteoblas maupun
osteosit berasal dari sel mesenkimal yang terdapat di dalam sumsum tulang,
periosteum dan mungkin endotel pembuluh darah. Sekali osteoblas mensintesis
osteosid, maka osteoblas akan berubah menjadi osteosit dan terbenam di dalam
osteoid yang disintesisnya.
c. Osteoklas
22
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan
matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak
seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Sel tulang yang bertanggung jawab terhadap proses reasorbsi tulang. Pada
tulang trabekular osteoklas akan membentuk cekungan pada permukaan tulang
yang aktif yang disebut: lacuna howship. Sedangkan pada tulang kortikal,
osteoklas akan membentuk kerucut sedangkan hasil resorpsinya disebut: cutting
cone, dan osteoklas berada di apex kerucut. Osteoklas merupakan sel raksasa
yang berinti banyak, tetapi berasal dari sel hemopoetik mononuklear
Struktur dari tulang terdiri atas:
a. Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
b. Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
c. Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
d. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
e. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa).
f. Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
2. Otot
Komposisi biokimia jaringan otot terdiri atas protein otot yang berfungsi
struktural untuk sistem biologis. Otot merupakan “transducer” (mesin) biokimia
utama yang merubah energi potensial (kimia) menjadi energi kinetik (mekanisme).
Jaringan tunggal terbesar : 20% massa tubuh baru lahir, 40% massa tubuh dewasa
dan 30% massa tubuh tua. Otot sebagai transducer kimia mekanis memiliki syarat
yaitu ada suplai energi kimia yang konstan (ATP, kreatin fosfat), ada pengaturan
aktivitas mekanis (kecepatan, lama dan kekuatan kontraksi otot), mesin berhubungan
dengan operator melalui sistem syaraf, bisa digunakan lebih dari satu kali dan dapat
dikembalikan ke keadaan semula.
Syarat diatas dipenuhi oleh 3 tipe otot terdiri atas otot rangka, otot
jantung/lurik, otot polos . Umumnya otot berfungsi sebagai penarik bukan
pendorong. Otot rangka bersifat volunter syaraf. Otot polos dan jantung involunter.
Komposisi biokimia jaringan otot yaitu otot lurik terdiri atas serabut sel otot berinti
banyak, dikelilingi membran yang peka terhadap listrik membentuk sarkolema yang
direntangkan terdiri miofibril dalam sarkoplasma terdapat dalam cairan intrasel, serta
mengandung ATP dan fosfokreatin. Sarkomer merupakan unit fungsional otot,
23
sarkomer ini akan berulang sepanjang poros fibril jarak 1500-2500 nm. Bila dilihat
menggunakan mikroskop terdiri atas pita A (gelap) dan I (terang) berselang-seling,
sedangkan pada pita A (zona H) bersifat kurang padat dan pita I terbagi 2 dibatasi
garis z.
Struktur Mikroskopis Otot :
a. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
b. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus ditepinya.
c. Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-
macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan
myofibril.
d. Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda
ukurannya:
• yang kasar terdiri dari protein myosin
• yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
24
• Terlalu lama mengendarai kendaraan bermotor.
• Faktor psikososial di tempat kerja, seperti pekerjaan yang monoton, bekerja di bawah
tekanan, atau kurangnya dukungan sosial antar pekerja dan atasan.
2. Intervertebral Discs
Penyakit yang sering terjadi diantaranya:
• Skoliosis: adalah keadaan melengkungnya tulang belakang seperti huruf ’S’,
dimana intervertebral discs dan tulang vertebra retak.
• Spondylolisthesis: terjadinya pergeseran tulang vertebra ke depan sehingga
posisi antara vertebra yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Diakibatkan
oleh patah pada penghubung tulang di bagian belakang vertebra.
• Ruptur: karena pecahnya anulus posterior akibat aktifitas fisik yang
berlebihan.
• Spinal stenosis: adalah penyempitan pada sumsum tulang belakang yang
menyebabkan tekanan pada serabut saraf spinal.
Faktor risiko:
• Beban/tekanan: posisi saat duduk dapat menekan tulang belakang 5 kali lebih
besar daripada saat berbaring.
• Merokok
• Terpapar dengan vibrasi/getaran pada level tinggi, yaitu 5 – 10 Hz (biasanya
dihasilkan dari kendaraan)
3. Neck
Penyakit yang sering muncul diantaranya:
• Tension neck: terjadi karena pemusatan tekanan leher pada otot trapezeus
• Acute torticollis: adalah salah satu bentuk dari nyeri akut dan kaku leher
• Acute disorder: terjadi karena hilangnya resistensi vertebra torakalis terhadap
tekanan ringan
• Choronic disorder: karena adanya penyempitan diskus vertebralis
• Traumatic disorder: dapat disebabkan karena kecelakaan
Faktor risiko di tempat kerja:
• Sering terjadi pada pekerja VDU (Visual Display Unit), penjahit, tukang
perbaikan alat elektronik, dokter gigi, pekerja di pertambangan batu bara
• Pekerjaan entri data, mengetik, menggergaji (manufaktur), pemasangan lampu,
rolling film
25
• Pekerjaan-pekerjaan di atas menyebabkan leher berada pada satu posisi yang
sama dalam waktu yang lam sehingga otot leher megalami kelelahan.
• Pekerjaan dengan gerakan berulang pada tangan.
• Terpajan oleh vibrasi: penggunaan mesin bor atau mesin lainnya yang
mengeluarkan vibrasi.
• Pengorganisasian kerja: durasi pekrjaan yang lama (over time), waktu istirahat
(jeda) yang singkat.
• Faktor psikologi dan sosial: stres, kurangnya kontrol terhadap organisasi kerja,
kurangnya relasi antara managemen dan sesama pekerja, pekerjaan yang
menuntut keakuratan dan kecepatan kerja.
4. Elbow
Penyakit yang sering terjadi:
• Epicondylitis: adalah kondisi yang sangat menyakitkan dimana otot yang
menggerakkan tangan dan jari bertemu dengan tulang.
• Olecranon Bursitis: merupakan perdangan yang terjadi di olecranon bursa
(kantong cairan dibagian dorsal siku), karena trauma berulang kali dan infeksi.
• Osteoarthrosis: kerusakan kartilago di siku, jarang terjadi pada orang usia 60
tahun kebawah.
Faktor risiko:
• Pekerjaan yang menggunakan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan
penuh tenaga (hand-intensive tasks).
• Penggunaan peralatan tangan atau pekerjaan manual yang berat secara intensif,
misalnya di pertambangan dan konstruksi
• Vibrasi
• Trauma
5. Shoulder
Penyakit yang sering terjadi di tempat kerja:
• Rotator cuff disorder and biceps tendinitis: dimana terjadi peradangan pada
tendon dan membran sinovial
• Shoulder joint and acromioclavicular joint osteoarthritis: adalah penurunan
komponen kartilago dan tulang pada penghubung dan intevertebral discs.
Faktor risiko:
26
Pekerjaan yang sering mengangkat/menaikkan tangan dengan durasi yang
panjang, misalnya pada industri otomotif.
Menggerakkan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan sepenuh tenaga,
misalnya pada penjahit.
Mengangkat benda berat dan menggunakan peralatan yang berat disertai vibrasi
pada lengan, misalnya pada pekerja kontruksi.
Melakukan gerakan flexi dan abduksi secara berulang, misalnya pada pelukis,
tukang kayu, dan atlet.
Penyakit Lain yang Berhubungan dengan Musculoskeletal:
1. Primary Fibomyalgia: penyebab penyakit ini tidak diketahui. Ditandai dengan rasa
lelah yang menyerang pada pagi hari, dengan gejala: lemas, kaku, dan bengkak pada
jari.
2. Rheumatoid Athritis: Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan
persendian. Kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-50 tahun. Penyebabnya tidak
diketahui. Dengan gejala: bengkak pada sendi-sendi jari, kelemahan pada kaki, dan
demam rendah.
3. Osteoarthritis (OA) adalah sebuah penyakit yang timbul akibat kerusakan jaringan
tulang rawan yang melapisi tulang, sehingga tulang saling berbenturan ketika
digerakkan.
4. Gout atau asam urat: terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga
menyebabkan peradangan pada sendi, terutama terjadi pada laki-laki.
5. Osteoporosis: penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya
massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah..
Terjadi karena kurangnya intake kalsium, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, dan
barat badan dibawah rata-rata.
6. Kanker tulang: sering menyerang anak kecil dan remaja, penyebabnya tidak
diketahui.
7. Osteomyelitis: infeksi tulang karena bakteri, jamur atau virus. Risiko meningkat
pada penderita diabetes.
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka,
sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem
penginderaan, sistem otot, dan lain-lain. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satu
dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia.
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan
ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih
50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Sendi disokong atau diperkuat pada bagian luar oleh otot dan tendon. Stabilititas
sendi sebagian bergantung pada bentuk tulang yang terlibat, tetapi terutama pada tonus
da kekuatan otot yang mengelilingi dan bekerja pada sendi tersebut dan pada tendon.
Tulang, otot dan sendi merupakan organ utama penyusun sistem muskoloskeletal.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mahasiswa
Diharapkan agar mencari literatur-literatur terbaru untuk menyempurnakan
makalah ini.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber bacaan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada materi sistem
muskuloskeletal.
28
DAFTAR PUSTAKA
Airindya Bella,dr. (2023). Tendon, Mengenal Anatomi, Fungsi, dan Gangguan yang Dapat
Terjadi. Alodokter. Diakses tanggal 24 Oktober 2023 dari
https://www.alodokter.com/tendon-mengenal-anatomi-fungsi-dan-gangguan-
yang-dapat-terjadi
Gibson, John;. (2003). Fisiologi Dan Anatomi Nodern Untuk Perawat. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Gunstream, Stanley E., (2013). Anatomy and Fhysiology with Integrated Study Guide. New
York : Mc Graw Hill
Pearce, E. C. (2009). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Mama Muda. (2023). Pengertian Ligamen – Struktur, Fungsi, Jenis dan Cedera pada
Ligamen dengan Penjelasannya. Pelajaran. Diakses 25/10/2023 dari
https://ipa.pelajaran.co.id/pengertian-ligamen/
Melti Suriya, S. Kep, Ners, dan M. Kep Zuriati, S. Kep, Ners, M. Kep. (2019).Buku Ajar
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GANGGUAN PADA
SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sumatra Barat: Pustaka Galeri Mandiri
Tangkudung, James., (2006). Ilmu Faal (Fisiologi). Jakarta: Cerdas Jaya
Tangkudung, James.,(2016). Anatomy Movement. Jakarta : Cerdas Jaya
Wahyuni,Yulia. (2018). Modul Pertemuan VIII Fisiologi II Sistem Muskuloskeletal
Universitas Esa Unggul. Diakses tanggal 26 Oktober 2023 dari
https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F99027%2Fmod_reso
urce%2Fcontent%2F1%2Fsistem%20muskuloskeletal.pdf
Widowati, H., & Rinata, E. (2021). Buku Ajar Anatomi. Jawa Timur : Umsida Press
29