Makalah Mata Kuliah Tindak Pidana Khusus
Makalah Mata Kuliah Tindak Pidana Khusus
Makalah Mata Kuliah Tindak Pidana Khusus
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA: ERWIN WAHYUDI TANJUNG
NIM: 190200249
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
selaku mahasiswa fakultas hukum Universitas Sumatera Utara dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah TINDAK PIDANA KHUSUS dengan
judul TINDAK PIDANA KORUPSI SEBAGAI SUATU TINDAK PIDANA
KHUSUS.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah
TINDAK PIDANA KHUSUS. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.
Mahmud Mulyadi, SH., M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah TINDAK
PIDANA KHUSUS.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Perumusan masalah dapat dianggap sebagai salah satu bagian yang penting
dalam suatu penelitian hukum. Maka rumusan masalah dalam penelitian ilmiah
dalam bentuk makalah ini adalah:
Tujuan dan manfaat makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester mata kuliah tindak pidana khusus, sekaligus mengembangkan
pemahaman bagi penulis bagaimana sebenarnya tindak pidana khusus itu diatur di
Indonesia. Disamping pemahaman apa yang sebenanrnya menjadikan tindak
pidana korupsi itu sebagai suatu tindak pidana khusus.
BAB 2 PEMBAHASAN
Tindak pidana korupsi adalah merupakan salah satu bagian dari hukum
pidana khusus di samping mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda dengan
hukum pidana umum, seperti adanya penyimpangan dalam hukum acara serta
apabila ditinjau dari materi yang diatur. Maka tindak pidana korupsi secara
langsung maupun tidak langsung dimaksudkan menekan seminimal mungkin
terjadinya kebocoran dan penyimpangan terhadap keuangan dan perekonomian
negara.Tindak Pidana Korupsi menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 adalah sebagai berikut:
6. Gratifikasi
Pemberian uang atau natura secara cuma-cuma, baik didalam maupun diluar
negeri. Jenis korupsi ini merupakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai
negeri penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada KPK dalam jangka
waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.
Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket
pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya. Jenis korupsi
ini diatur dalam Pasal 12B UU PTPK dan Pasal 12C UU PTPK
7. Suap-menyuap
Pemberian uang atau menerima uang yang dilakukan oleh siapapun yang
memiliki suatu tujuan tertentu.
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau
kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada
jabatan atau kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak 150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah).
Pasal 14
Dilihat dari beberapa kasus ini pantas saja tindak pidana korupsi
dikategorikan sebagai suatu kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), karena
dalam hal ini yang dirugikan akibat tindak pidana ini merupakan negara yang
berimbas kepada stabilitas ekonomi serta pembangunan.
A. Kesimpulan
Tindak pidana korupsi sudah mengakar dalam sistem pemerintah sejak dulu,
yang paling parah terjadi pada masa orde baru dimana korupsi terjadi dimana-
dimana. Hal ini yang merupakan awal mula terjadinnya korupsi itu di dalam sistem
pemerintahan, perlunya pemerintah mengeluarkan peraturan yang lebih jelas dan
memberi efek jera, atau bahkan memperbesar denda dari apa yang sudah
dikorupsikan.
B. Saran
BPKP.go.id
NasionalKompas.com