MAKALAH Iqbal Nugraha - 2210112214 H.Lingkungan
MAKALAH Iqbal Nugraha - 2210112214 H.Lingkungan
MAKALAH Iqbal Nugraha - 2210112214 H.Lingkungan
PENYUSUN :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatan atas kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Mengapa Hukum Penting
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” ini dengan sebaik mungkin.
Saya Iqbal nugraha mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Hendria
Fithrina, SH,. MH selaku Dosen Hukum lingkungan , yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini. Demikian juga, kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan
masukan dan ide selama kami mengerjakan makalah ini. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Lingkungan semester 4.
Kami mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik di lain waktu.
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini maka dapat dipahami
serta menjadi manfaat bagi para pembaca.
Iqbal nugraha
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1...........................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
BAB II...........................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Pengertian dan Kewenangan Peradilan Agama Mengenai Gugatan dan
Permohonan...............................................................................................3
B. Proses Pembuatan Permohonan dan Gugatan.........................................7
C. Prosedur Pengajuan Gugatan dan Permohonan......................................8
D. Pengertian Pemeriksaan dan Sidang Pertama Pengadilan Agama.............9
E. Prosedur dan Tahapan Pemeriksaan Peradilan Agama_______________10
BAB III........................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................15
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu tantangan besar yang dihadapi
oleh umat manusia di era modern ini. Kegiatan manusia dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan seringkali berdampak negatif
terhadap kelestarian lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan,
pencemaran, dan kerusakan ekosistem telah mengakibatkan degradasi lingkungan yang
signifikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang mengatur dan mengontrol
perilaku manusia agar selaras dengan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan.
Dengan demikian, hukum lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Keberadaan hukum lingkungan yang kuat dan efektif
dapat membantu mencegah kerusakan lingkungan, mengendalikan dampak negatif dari
kegiatan manusia, serta menjamin pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi
sekarang dan mendatang.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran hukum lingkungan dalam mencegah dan mengendalikan
kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan?
2. Apa saja instrumen hukum lingkungan yang dapat digunakan untuk
menegakkan aturan dan memberikan konsekuensi hukum bagi pelanggaran
yang terjadi di bidang lingkungan hidup?
3. Sejauh mana hukum lingkungan berkontribusi dalam melindungi
keanekaragaman hayati dan ekosistem dari ancaman kerusakan akibat aktivitas
manusia?
4. Bagaimana hukum lingkungan dapat mendorong pembangunan yang
berkelanjutan dengan menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan
lingkungan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan kontekstual
dalam penegakan hukum lingkungan. Pembentukan peraturan daerah (Perda) terkait
lingkungan hidup dapat menjadi opsi untuk mengakomodasi kebutuhan dan tantangan
lokal. Perda ini harus tetap sejalan dengan prinsip dan norma dalam peraturan
perundang-undangan nasional. Dalam konteks Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan keanekaragaman hayati tinggi, penegakan hukum lingkungan khususnya
terkait perlindungan keanekaragaman hayati menjadi sangat krusial. Instrumen hukum
harus memadai untuk menangani permasalahan seperti perambahan hutan,
pembalakan liar, perdagangan satwa liar ilegal, dan pencurian sumber daya genetik.
Peran aktif masyarakat lokal dan masyarakat adat juga penting dalam upaya
penegakan hukum lingkungan. Mereka dapat berpartisipasi dalam pemantauan
lingkungan, pemberian informasi terkait pelanggaran, hingga terlibat dalam mekanisme
penyelesaian sengketa lingkungan. Penghormatan terhadap kearifan lokal dan hak-hak
masyarakat adat harus diintegrasikan dalam penegakan hukum.
Dengan demikian, langkah penegakan hukum lingkungan yang efektif
membutuhkan harmonisasi antara instrumen hukum nasional dengan konteks lokal,
serta keterlibatan aktif masyarakat dalam proses penegakannya. Hanya dengan cara ini
kelestarian lingkungan dapat terjamin dengan tetap menghormati keberagaman
budaya dan kondisi di lapangan. Salah satu tantangan signifikan dalam penegakan
hukum lingkungan adalah keberadaan pelaku korporasi sebagai subjek hukum.
Korporasi seringkali terlibat dalam kegiatan yang berdampak besar terhadap
lingkungan, seperti pertambangan, perkebunan, industri, dan pembangunan
7
infrastruktur. Jika terjadi pelanggaran, penerapan instrumen hukum lingkungan
terhadap korporasi menjadi lebih rumit dibandingkan terhadap individu. Dalam kasus
korporasi, seringkali sulit untuk mengidentifikasi individu yang bertanggung jawab
secara pribadi atas pelanggaran yang terjadi. Struktur korporasi yang kompleks dan
terdesentralisasi dapat mengaburkan jalur pertanggungjawaban. Selain itu, korporasi
biasanya memiliki sumber daya finansial dan legal yang besar sehingga dapat
melakukan upaya pembelaan secara masif.
8
Dalam perlindungan keanekaragaman hayati, hukum lingkungan juga mengakui
dan melibatkan peran masyarakat lokal dan masyarakat adat. Mereka merupakan
pemangku kepentingan utama dan sumber pengetahuan tradisional terkait kelestarian
alam. Dengan berbagai instrumen tersebut, hukum lingkungan berupaya memberikan
payung perlindungan hukum yang memadai agar keanekaragaman hayati dan
ekosistem dapat terjaga dari ancaman kerusakan akibat ulah manusia. Implementasi
dari aturan hukum ini tentunya harus dibarengi dengan penegakan hukum yang
konsisten dan dukungan dari semua pihak agar tujuan perlindungan keanekaragaman
hayati dapat tercapai secara optimal.
Dalam buku "Hukum Lingkungan" karya Otto Soemarwoto (2001), disebutkan
bahwa salah satu tujuan utama hukum lingkungan adalah melindungi keanekaragaman
hayati dan ekosistem agar kelestarian ekologis tetap terjaga. Untuk mencapai tujuan
tersebut, hukum lingkungan memiliki instrumen pengaturan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Otto menegaskan bahwa penetapan kawasan lindung dan
konservasi merupakan salah satu pilar penting dalam perlindungan keanekaragaman
hayati. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang memberikan landasan
hukum penetapan kawasan konservasi.
Sementara itu, dalam buku "Pengantar Hukum Lingkungan" oleh Supriadi
(2006), dijelaskan bahwa pengaturan pemanfaatan sumber daya alam hayati secara
lestari sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem. Konsep
pemanfaatan lestari ini merupakan salah satu prinsip dasar dalam hukum lingkungan.
Lebih lanjut, Supriadi menyebutkan bahwa larangan dan pembatasan kegiatan yang
merusak lingkungan merupakan bentuk perlindungan preventif yang diatur dalam
hukum lingkungan. Contohnya larangan pembukaan lahan dengan pembakaran yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum lingkungan memainkan peran krusial dalam menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan mencegah serta mengendalikan kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan. Keberadaan hukum lingkungan menjadi sangat
penting mengingat tingginya laju eksploitasi sumber daya alam dan pencemaran akibat
aktivitas manusia yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan
industrialisasi. Tanpa adanya payung hukum yang kuat, lingkungan akan semakin
terancam kerusakannya.
Lebih jauh lagi, hukum lingkungan berperan penting dalam mendorong pembangunan
yang berkelanjutan dengan menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Instrumen seperti analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
memastikan bahwa proyek pembangunan dilaksanakan dengan mempertimbangkan
aspek keberlanjutan dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan
12
demikian, pembangunan dapat tetap berjalan tanpa mengorbankan kelestarian
lingkungan untuk generasi mendatang. Hukum lingkungan berfungsi sebagai alat untuk
mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan
demi kepentingan generasi saat ini dan masa depan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14