DDPT M3 Nyata

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRATIKUM

DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


MORFOLOGI, TIPE ALAT MULUT DAN GEJALA SERANGAN
SERANGGA HAMA

Oleh :

Zhuan Anses Armytha (2205901020018)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serangga adalah binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama
lain insekta dan hexapoda. Kata insekta atau insect berasal dari kata insecare. Kata
tersebut mengandung dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti
“memotong” atau “membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai
tubuh terbagi-bagi atau bersegmen-segmen.Sedangkan hexapoda terdiri dari dua
kata hexa dan poda.Hexa mempunyai arti “enam” dan poda mempunyai arti
“kaki” sehingga hexapoda berarti binatang berkaki enam. Golongan binatang
secara berurutan akan terdiri atas beberapa phyila, satu phyila terdiri atas
beberapa klas, demikian seterusnya yang berarti jumlahnya akan terus
meningkat dalam setiap kelompok. Kelompok spesies/ jenis terdiri atas
sekitar satu juta nama. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut
entomologi Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang
dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera
(misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan
Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat).
Serangan hama tanaman merupakan salah satu kendala yang sangat
meresahkan para petani. Bagaimana tidak, dalam batas tertentu populasi hama
dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian yang akhirnya dapat
menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani. Serangan hama tersebut dapat terjadi
pada berbagai komoditas baik itu komoditas pangan, holtikultura maupun
perkebunan.. Keberadaan hama disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sekitarnya seperti cuaca, factor geografis serta tindakan manusia,
sehingga jenis hama, dominansi, intensitas dan luas serangannya berbeda antar
daerah satu dengan yang lain.
Dampak yang timbul akibat serangan hama menyebabkan kerugian baik
terhadap nilai ekonomi produksi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta
petani sebagai pelaku budiaya tanaman dengan kegagalan panen serta turunnya
kwalitas dan kuantitas hasil panen. Hal ini disebabkan karena hama merusak
tanaman budidaya baik secara fisik maupun fisiologisnya.

2
Demikian besarnya dampak yang disebabkan oleh serangga hama, akan sangat
penting mengetahui perbedaan dan jenis-jenis ordo serangga hama, mengerti
tentang bentuk dan berbagai jenis serangga yang merugikan, serta cara
pengendalian serangga. sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi
serangga hama.

1.2 Tujuan Pratikum


Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui da mengenal morfologi
dan alat mulut serangga, serta bentuk – bentuk gejala yang terjadi karena
gangguan seranggan serangga hama.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Praktikum merupakan bagian dari kegiatan akademik untuk


mengaplikasikan atau menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan saat
perkuliahan. Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dapat dilakukan di
laboratorium ataupun di lapangan. (Subiantoro, A. W. 2017).

Keanekaragaman hayati merupakan aspek yang diperlukan untuk kelanjutan


kelangsungan hidup manusia. Kajian tentang bagaimana hubungan antara proses
yang terjadi dalam ekosistem serta fungsi ekosistem terhadap keanekaragaman
hayati telah dilakukan (Heviyanti, M., & Syahril, M. 2018).

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan


jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000
spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia.
Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama , Sebagian serangga
juga bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami (Nurmaisah, N., &
Purwati, N. 2021).

Serangga mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Bila


mendengar nama serangga, maka selalu diidentikkan dengan hama di bidang
pertanian yang bersifat merugikan, seperti walang sangit, wereng, ulat grayak dan
lainnya. Serangga dapat merusak tanaman sebagai hama dan sumber vector
penyakit pada manusia. Ratusan butir telur kupu-kupu yang menempel pada daun,
akan menetas menjadi ulat yang rakus mengunyah daun tanaman. Tanaman
bukannya untung tapi malah rugi.

Serangga dianggap sebagai hama ketika keberadaannya merugikan


kesejahteraan manusia, estetika suatu produk, atau kehilangan hasil panen.
Apabila pengertian hama itu hewan yang merugikan, maka serangga hama
didefinisikan sebagai serangga yang mengganggu dan atau merusak tanaman haik
secara ekonomis atuu estetis. Definisi hama itu tidak harus dihubungkan dengan
pengendaliannya. Pada populasi serangga yang rendah sehingga kerugian yang
diderita tanaman kecil, tetap serangga itu dikatakan serangga hama tetapi bukan

4
memerlukan strategi pengendalian. Jadi, permasalahan serangga di bidang
pertanian tidak terlepas dari peran serangga sebagai hama (Suheriyanto, D. 2008).

Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan


beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang) karena itulah mereka
disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”).
Serangga termasuk kedalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi
lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya
kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah dan tabuhan) dan memiliki
sayap. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi. ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses
berkolonisasi di bumi (Sarumaha, M., 2020).

Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga berbeda beda.
Beberapa bentuk antena tersebut adalah : filiform yaitu bentuknya menyerupai
benang dan pada setiap ruas mempunyai ukuran bentuk silindris yang sama.
Adapun fungsi antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada
umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan
pencium.pada bagian-bagian mulut serangga diklasifikasikan menjadi dua tipe,
yaitu : Mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut
pengunyah dan Mandibel bergerak secara transversal dari sisi ke sisi. Serangga
tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya.Tipe mulut
penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang
memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap.Tipe mulut
penggigit yaitu Mulut tipe penggigit dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa
yang sangat kuat, contohnya mulut belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-
penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-penghisap mempunyai rahang yang panjang
dan runcing .Contohnya nyamuk.Mulut penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-
penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat digulung,
contohnya mulut kupu kupu.Dan Mulut penjilat yaitu Mulut tipe penjilat
dilengkapi dengan alat untuk menjilat.( Oramahi, H. A., & Wulandari, R. S.,
2017).

5
Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak
tempat dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang
beragam. Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut
hama, tetapi tidak semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga
serangga berguna seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator
dan parasitoid. setiap serangga mempunyai sebaran khas yang
dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi (Valinta, S.,
Rizal, S., & Mutiara, D., 2021).

Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting,


karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi
yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau
menentukan kelompok serangga tersebut.Sifat morfologi tersebut juga
menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga
muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam
identifikasi.
Serangga (insekta) dibagi menjadi 2 subkelas:
1. Apterygota ( Tidak bersayap)
2. Pterygota ( Bersayap)

Untuk penggolongan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama ordo-


ordo ini terbagi menjadi enam golongan yaitu:

1. Ordo Orthoptera
Artinya, kata orthos yang berarti”lurus” dan pteron artinya
“sayap”.Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan
tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator.Alat
mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus
maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.Tipe metamorfosis ordo ini
adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Beberapa
contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.),

6
belalang pedang (Sexavaspp.), jangkrik (Gryllus mitratusBurn dan Gryllus
bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.).

2. Ordo Hemiptera
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis
serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang
mengisap tubuh serangga lain. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas
moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat
pengisap.Tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu
(telur - nimfa – imago).Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak
tanaman. Contoh serangga ordo Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk
(Rynchocoris poseidon Kirk), hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao
(Helopeltis antonii), walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada
(Dasynus viridula).

3. Ordo Homoptera
Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini
mempunyai sayap depan bertekstur homogen.Tipe perkembangan hidup serangga
ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga iniantara lain::
wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu
loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae) (Prabowo, 2002).

4. Ordo Lepidoptera
Artinya lepidos berarti “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat
mulut dari ordolepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe
mulut menghisap.Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-
pupa-imago).Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan
imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis
bunga-bungaan yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun
kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon L), ulat
penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls), penggerek padi
putih (Tryporyza innotata Walker).

7
5. Ordo Coleoptera
Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”, tipe serangga ini memiliki
sayap depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup
sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur
yang tipis.Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis
sempurna yang perkembangannya melalui stadia : (telur - larva-
kepompong(pupa) - dewasa (imago) ). Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan
imago (menggigit-mengunyah) dan jenis serangga yang termasuk ke dalam tipe
ordo ini adalah antara lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.).

6. Ordo Diptera
Di artinya “dua”dan pteron artinya“sayap”merupakan bangsa lalat,
nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong -imago).
Jenis serangga dalam golongan ini, antara lain : lalat buah (Bactrocera sp.), lalat
bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina),
hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason).

7. Ordo Odonata
Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah
dikenal, Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai
adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.Salah satu jenis
serangga yang masuk pada ordo ini adalah Contohnya Capung (Ischnura
ceruvula).

Pengendalian hama tanaman merupakan salah satu faktor yang


menentukan keberhasilan dalam usaha tani. Pada belakangan tahun ini ada
anggapan bahwa pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan
penyemprotan dengan menggunakan pestisida maupun insektisida. Namun,
setelah terasa dampak negatif dari penggunaan pestisida maupun insektisida ini
maka para ahli hama tidak lagi menganjurkan secara besar-besaran dalam
penggunaan racun pestisida maupun insektisida. Sesuai dengan tuntutan zaman,

8
strategi dan teknik pengendalian hama harus memenuhi persyaratan yang ada
hubungannnya dengan keamanan lingkungan dan keefektifannya yang lestari
tanpa efek samping yang membuat masalah perlindungan tanaman itu lebih
kompleks. Pengaruh samping pada lingkungan akibat kegiatan usaha tani kini
mendapat perhatian yang lebih besar dari pengambil kebijakan (pemerintah)
umum dan petani sendiri.

Pengendalian hama tanpa pestisida/insektisida lebih diarahkan pada


teknik-teknik budidaya, cara mekanik/fisik, dan cara biologi yang dapat menekan
populasi hama. Dengan demikian, pengendalian hama bebas racun
pestisida/insektisida merupakan suatu alternatif yang perlu disebarluaskan dan
dikembangkan. Serangga merupakan hama yang banyak jenisnya dan paling
banyak menyerang tanaman pertanian. Serangga banyak menyerang tanaman
padi, palawija, dan buah-buahan dari benih, bibit, pucuk, akar, bunga, dan buah.
Oleh karena itu, pengendalian hama utama umumnya merupakan pengendalian
serangga sehingga obat-obatan kimia yang paling banyak diproduksi adalah
insektisida (Suheriyanto, D., 2008).

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat
Adapun beberapa macam alat yang di gunakan dalam Praktikum Genetika
Dasar di laboratorium Universitas Teuku Umar, antara lain :
1) ATK
2) Pinset / forcep
3) Mikroskop stereo

3.2 Bahan
Bahan yang di gunakan dalam pratikum ini ialah :

1) alkohol 70% 4) kepik (Hemiptera)

2) belalang kembara (orthptera) 5) lalat (Diptera)

3) kupu – kupu (Lepidoptera) 6) tanaman hortikultura yang di


serang

3.3 Cara kerja

3.3.1 Pengamatan Morfologi Serangga (Belalang Kembara (Locusta


migratoria)
1. Serangga diamati bagian-bagian morfologi tubuhnya, mulai dari bagian
yang terdapat pada kepala (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen).
2. Morfologi serangga digambarkan pada buku gambar dari arah lateral
dan disebutkan bagian-bagiannya.
3.3.2 Pengamatan Tipe Alat Mulut Serangga
1. Serangga yang disediakan untuk mengamati tipe alat mulutnya adalah
belalang, kupu- kupu, kepik, dan lalat.
2. Semua preparat serangga dimatikan dengan menggunakan alkohol 70%.
3. Lepaskan bagian-bagian alat mulut belalang dan diamati
menggunakan mikroskop stereo.
4. Gambarlah pada buku gambar alat mulut belalang dan disebutkan bagian-
bagiannya.

10
5. Lepaskan bagian-bagian alat mulut kupu-kupu dan diamati
menggunakan mikroskop stereo.
6. Gambarlah pada buku gambar alat mulut kupu-kupu dan disebutkan
bagian-bagiannya.
7. Lepaskan bagian-bagian alat mulut kepik dan diamati menggunakan
mikroskop stereo.
8. Gambarlah pada buku gambar alat mulut kepik dan disebutkan bagian-
bagiannya.
9. Lepaskan bagian-bagian alat mulut lalat dan diamati menggunakan
mikroskop stereo.
10. Gambarlah pada buku gambar alat mulut lalat dan disebutkan bagian-
bagiannya.
3.3.3 Pengamatan Gejala Tanaman yang Terserang Serangga Hama
1. Sediakan bagian tanaman hortikultura yang terserang serangga hama
(daun, batang, buah, umbi, dan bunga).
2. Amati gejalanya dan catat ciri khasnya.
3. Gambarlah gejala yang diamati tersebut pada buku gambar masing-
masing.
4. Beri keterangan mengenai bentuk serangan, tipe alat mulut, inang
(tanaman yang diserang), dan lain-lainnya yang diperlukan.
5. Buatlah laporan hasil praktikum terkait dari morfologi, alat mulut, dan
gejala serangan serangga hama sesuai dengan format laporan!

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dari kegiatan pratikum yang telah dilakuakan
ialah:

4.1.1 tabel morfologi serangga

No Nama serangga Gambar

1. Belalang

12
2. Capung

3. Kepik

4. Kupu - kupu

4.1.1. Tanamah Holtikultura Yang Terserang

No Nama Tanaman Gambar

13
1 Daun jambu biji

2 Cabai

4.2. Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil :
Pada tabel 1, pengamatan yang dilakukan adalah pada hama yang
menyerang tanaman yaitu hama belalang, capung, kepik, kupu- kupu
a) Belalang
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan
kemampuan melompat. Pada umumnya belalang berwarna hijau atau
cokelat.Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk
dalam kelompok serangga Orthoptera.
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen).Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,

14
dan 2 antena.Belalang kayu ini memiliki tipe mulut penguyah-penggigit, Belalang
kayu ini bernafas dengan trakea, Kaki belakang yang panjang digunakan untuk
melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan.
Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada
belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat
sayap.Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari
beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara,
secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia, Belalang bernafas
dengan trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang
termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton).

b) Kepik
kepik hijau (Nezara viridula) diperoleh morfologi memiliki sepasang sungut
yang beruas ruas. memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak
bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih,
memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap).
Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung
membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala
dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli, mempunyai alat mulut
menusuk dan meghisap yang muncul dari depan kepala dan dinamakan stylets
Serangan kepik hijau (Nezara viridula) yang menyerang tanaman padi pada saat
penggilingan menjadikan hasil panen yang menurun, hal ini otomatis
menyebabkan kerugian materil karna hasl yang didapat tidak sesuai dengan
jumlah bulir-bulir padi.
Hama pengisap pada tanaman yang disebabkan oleh kepik hijau (Nezara
viridula) dapat menyebabkan penurunan hasil dan bahkan dapat menurunkan
kualitas biji. Akibat dari isapan hama pengisap dapat menyebabkan kehampaan,
terlambat tumbuh dan terbentuk biji-biji yang cacat bentuknya yang biasanya
memiliki bekas isapan. Nezara viridula tersebar luas di daerah tropis dan
subtropis.

15
c) Kupu -kupu
Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk dalam ordo Lepidoptera, dan
mereka memiliki beberapa bagian utama dalam struktur tubuhnya. Salah satu
bagian utama yang membedakan kupu-kupu adalah sayap yang sangat indah dan
berwarna-warni. Berikut adalah penjelasan singkat tentang bagian-bagian utama
kupu-kupu beserta tipe alat mulutnya: Kepala (Head): Kepala kupu-kupu
dilengkapi dengan antena, mata berbentuk bulat, dan rongga mulut. Antena pada
kupu-kupu digunakan untuk merasakan aroma dan getaran udara. Mata mereka,
meskipun relatif sederhana, mampu mendeteksi cahaya dan membantu kupu-kupu
menemukan bunga dan sumber makanan lainnya. Thorax: Thorax merupakan
bagian tengah kupu-kupu yang memiliki tiga segmen. Di atas thorax, terdapat dua
pasang sayap yang digunakan untuk terbang. Sayap depan lebih besar daripada
sayap belakang. Pada thorax juga terdapat enam kaki yang digunakan untuk
berjalan dan bertahan di permukaan yang berbeda. Abdomen: Abdomen adalah
bagian belakang tubuh kupu-kupu. Ini adalah tempat organ dalam seperti sistem
pencernaan, sistem pernapasan, dan reproduksi terletak. Pada betina, abdomen
sering memiliki ovipositor yang digunakan untuk meletakkan telur di tempat yang
sesuai.
Tipe alat mulut kupu-kupu dapat dibagi menjadi dua kelompok utama,
tergantung pada spesiesnya: Alat Mulut Menggigit (Chewing Mouthparts):
Beberapa kupu-kupu memiliki alat mulut yang mirip dengan alat mulut serangga
penggigit. Mereka memiliki rahang kuat yang digunakan untuk menggigit dan
mengunyah makanan padat. Contoh kupu-kupu dengan alat mulut menggigit
adalah kupu-kupu dari keluarga Nymphalidae. Larva (ulat) dari kelompok ini
biasanya makan daun-daunan. Alat Mulut Penyedot (Sucking Mouthparts):
Sebagian besar kupu-kupu memiliki alat mulut berbentuk runcing yang digunakan
untuk menyedot nektar dari bunga. Alat mulut ini disebut proboscis, yang
merupakan tabung panjang yang dapat digulung. Kupu-kupu menggulung
proboscis mereka saat tidak sedang makan dan menggulungnya kembali ketika
mencari sumber nektar. Jadi, kupu-kupu memiliki struktur tubuh yang unik, dan
tipe alat mulut mereka bervariasi tergantung pada jenis makanan yang mereka
konsumsi selama siklus hidup mereka, baik sebagai larva maupun sebagai dewasa.

16
d) Capung
Capung adalah serangga yang termasuk dalam ordo Odonata, yang
mencakup capung dan capung jarum. Mereka memiliki struktur tubuh yang khas
yang memungkinkan mereka untuk hidup di dua lingkungan yang berbeda: di
dalam air (stadium larva) dan di udara (stadium dewasa). Berikut adalah
penjelasan tentang bagian-bagian utama capung serta tipe alat mulutnya: Bagian-
Bagian Capung: Kepala (Head): Kepala capung dilengkapi dengan mata besar
yang cenderung menempati sebagian besar area pada sisi-sisi kepala. Mata capung
sangat penting karena mereka memberikan penglihatan yang luar biasa dan
memungkinkan capung untuk mengejar mangsanya saat terbang. Capung juga
memiliki dua antena pendek di bagian atas kepala mereka. Thorax: Thorax pada
capung adalah tempat untuk tiga pasang kaki yang digunakan untuk bergerak dan
menangkap mangsa di udara. Pada thorax juga terdapat dua pasang sayap yang
digunakan untuk terbang. Sayap capung sangat kuat dan seringkali transparan.
Abdomen: Abdomen capung adalah bagian belakang tubuh mereka yang panjang
dan ramping. Ini berfungsi sebagai pusat untuk sistem pencernaan, sistem
pernapasan, dan organ reproduksi. Di sebagian besar spesies capung, larva mereka
memiliki insang internal di abdomen yang memungkinkan mereka untuk bernapas
di dalam air.
Tipe Alat Mulut Capung: Alat mulut capung bervariasi tergantung pada
stadium kehidupan mereka: Larva (Ulat Capung): Larva capung memiliki alat
mulut yang berfungsi untuk menangkap mangsa mereka di dalam air. Alat
mulutnya berupa rahang kuat yang dapat ditarik cepat untuk menangkap serangga
kecil, cacing, dan organisme air lainnya. Dewasa (Capung Dewasa): Capung
dewasa memiliki alat mulut berupa rahang yang digunakan untuk menggigit
mangsa saat terbang. Mereka adalah pemangsa aktif yang memburu serangga
kecil dan serangga terbang di udara. Alat mulut capung tidak mampu mengunyah
makanan; mereka hanya mampu menggigit dan mengurutkan mangsa mereka
sebelum menelannya secara utuh. Capung adalah predator yang efisien di kedua
stadium kehidupan mereka, dan peralihan dari larva menjadi dewasa seringkali
melibatkan metamorfosis yang mencolok. Capung adalah serangga yang sangat

17
menarik dan penting dalam ekosistem air tawar, karena mereka membantu
mengendalikan populasi serangga air dan memberikan makanan bagi berbagai
hewan lain di lingkungan air.
Dan pada tabel 4.2 menjelasakan tentang gejala gejala yang di timbulakan
oleh serangan serangga hama pada daun jambu dan buah cabai rawit.

18
BAB V

KESIMPULAN

5.1 kesimpulan

Berdasarkan dari kegiatan pratikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


Praktikan dapat mengetahui berbagai macam serangga dengan berbeda ordo
dan mengetahui hama yang menyerang pada tanaman .
Keberadaan serangga ada yang menguntungkan dan ada juga yang tidak
menguntungkan. Kebedaraan spesies serangga hampir 80% lebih banyak
dibandingkan jenis hewan lain, sehingga hewan jenis serangga ini dapat mudah
berkebang biak. Struktur tubuh serangga terbagi menjadi tiga, yaitu kepala,
thorax, dan abdomen.
Serangga dibagi menjadi beberapa ordo, antara lain: Ordo Orthoptera
(bangsa belalang), Ordo Hemiptera (bangsa kepik), Ordo Homoptera (wereng, dan
kutu), Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat), Ordo Diptera (bangsa lalat,
nyamuk), Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut), dan Ordo Odonata
(bangsa Capung)

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum mikrobiologi adalah sebagai berikut:
Sebaiknya dalam praktikum kali ini agar lebih detail menjelaskan tentang Ordo
serangga, karena saya rasa terlalu singkat penjelasannya sehingga praktikan
kurang dapat memahami materi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Heviyanti, M., & Syahril, M. (2018). Keanekaragaman dan kelimpahan serangga


hama dan predator pada tanaman padi (Oryza sativa L.) di Desa Paya
Rahat, Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Penelitian Agrosamudra, 5(2),
31-38.

Subiantoro, A. W. (2017). Pentingnya praktikum dalam pembelajaran


IPA. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 7(5), 1-11.

Nurmaisah, N., & Purwati, N. (2021). Identifikasi jenis serangga hama pada
tanaman jagung (Zea mays) di Kota Tarakan. Jurnal Proteksi Tanaman
Tropis, 2(1), 19-22.

Suheriyanto, D. (2008). Ekologi serangga.

Sarumaha, M. (2020). Identifikasi serangga hama pada tanaman padi di desa


bawolowalani. Jurnal Education And Development, 8(3), 86-86.

Oramahi, H. A., & Wulandari, R. S. (2017). Identifikasi Morfologi Serangga


Berpotensi Sebagai Hama Dan Tingkat Kerusakan Pada Bibit Meranti Merah
(Shorea Leprosula) Di Persemaian Pt. Sari Bumi Kusuma. Jurnal Hutan
Lestari, 5(3).

Valinta, S., Rizal, S., & Mutiara, D. (2021). Morfologi Jenis-jenis Serangga pada
Tanaman Padi (Oryza sativa) di Desa Perangai Kec. Merapi Selatan Kab.
Lahat. Indobiosains, 26-30.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai