M2 Modul Young
M2 Modul Young
M2 Modul Young
Abstrak – Praktikum bertujuan untuk memahami konsep dari hukum Hooke dan
bagaimana cara kerja modulus elastistas Young bekerja pada dunia nyata. Percobaan ini
melibatkan alat ukur dengan tingkat keteliitian yang baik karena besarnya perubahan yang
terjadi hanya dapat diukur dengan alat tersebut atau yang lebih baik.
Alat dan bahan dalam praktikum ini terhitung sederhana dan tidak banyak. Hanya
memerlukan ketelitian dan cara pembacaan alat yang baik. Bahan yang akan kita uji dalam
praktikum kali ini ialah kawat tembaga (Cu) yang dapat kita jumpai pada kabel listrik. Alasan
penggunaaan nya ialah mudah dijumpai, dan memiliki sifat cukup elastik namun kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari, modulus Young ini dapat menjadi parameter dan acuan
dalam pembuatan dan perhitungan barang-barang tertentu. Seperti contohnya, pada pegas besi
dalam shock breaker motor, perhitungan elastisitas bahan bangunan, jarak lemparan anak panah
berdasarkan tingkat keelastisan busur dan lain sebagainya.
E=k 0 + k ⋅W ……………………………………………………………………….(1)
dengan k0 adalah kesalahan pengukuran dan k adalah parameter yang menyatakan elastisitas
pegas (Timoshenko, 1953, pp. 17-20). Parameter ini meningkat ketika l meningkat sesuai dengan hukum
k =k 1 .l ………………………………………………………………………………. (2)
dengan k1 merupakan parameter yang mewakili efek pada elastisitas semua faktor selain l
(Wahl, 1963). Persamaan 1 dan 2 menyiratkan
E=k 0 + k 1 ⋅l ⋅W ……………………………………………………………………(3)
Dimana,
E = modulus elastisitas (Pa)
W = gaya berat = m.g (N)
l = panjang pegas (m)
d = diameter pegas (m)
k0 = kesalahan pengukuran
k = parameter elastisitas pegas
k1 = parameter elastisitas selain pegas bahan (l)
Modulus elstisitas Young adalah perbandingan antara tegangan dengan regangan aksial dalam
deformasi yang elastis, (dapat) dinyatakan dalam satuan MPa (SNI 2826-2008). Modulus Young dapat
dipahami sebagai tingkat kekakuan suatu material dalam menahan suatu gaya. Modulus Young memiliki
beberapa aspek yang menjadi dasaran elastisitas yaitu modulus pejal (bulk modulus), modulus geser,
modulus sekan, dan modulus tangen. Semakin besar nilai modulus Young, maka berbanding lurus
dengan kecilnya perubahan bentuk/panjang bahan ketika diberi gaya. Besarnya pertambahan panjang
(Δl) suatu benda ketika merenggang berbeda pada setiap bendanya. Dapat kita lihat pada saat kita
menarik sebuah karet gelang yang bersifat elastik berbeda dibanding merenggangkan sebuah per besi
dimana memerlukan gaya yang berkali lipat lebih besar. Modulus elastisitas Young sendiri dihitung
berdasarkan besarnya tegangan (stress) dibanding dengan besarnya regangan (strain).
Tegangan (stress) dapat didefinisikan sebagai besarnya gaya yang diberikan pada tiap satuan
luas, biasa dihitung dengan satuan pound per square (psi) atau juga Newton per meter persegi (N/m 2) –
yang dikenal juga dengan satuan Pascal (Pa). Sedangkan regangan (strain) adalah besarnya pertambahan
panjang suatu benda ketika berada dalam kondisi tegangan (stress) dengan mengukur jumlah deformasi
bahan percobaannya dibanding dengan panjang mula-mula bahan tersebut.
Tegangan bisa kita rumuskan dengan gaya (F) dibagi dengan luas permukaan yang diberi gaya
(A) atau kita tuliskan
F
σ= ………………………………………………………………………………. (4)
A
Kemudian, regangan bisa kita tuliskan sebagai pertambahan panjang (ΔL) dibagi dengan
panjang mula-mula (L0) yang kita tuliskan
∆l
ε= ………………………………………………………………………..(5)
l0
Masukkan rumus tersebut pada persamaan modulus Young, maka kita dapatkan rumus berikut
F
stress σ A F . L0
E= = = = …………………………………………(6)
strain ε ∆ L A . ∆ L
L0
Dengan,
E = nilai elastisitas Young (Pa atau N/m2)
F = gaya yang diberikan (N)
A = luas permukaan (m2)
ΔL = besar perubahan panjang kawat = Lakhir – L0 (m)
L0 = panjang kawat mula-mula (m)
(Ramadan, –)
Alasan mengapa jurnal ini memiliki nilai penting adalah agar menjadi sebuah pemahaman
umum bahwa modulus Young, yang diwakilkan dengan gaya elastis bagi masyarakat umum memiliki
berbagai penerapan dan rumusan untuk pemanfaatan yang lebih spesifik dan pencegahan dari kecelakaan
atau bencana yang terjadi.
II. METODE PRAKTIKUM
Berikut adalah alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum modulus Young ini.
Gambar 7. Meteran
Beban 2 ditambahkan
Menyiapkan alat dan dan mikrometer
Mencatat hasil yang
bahan praktikum diputar kembali,
muncul
sesuai petunjuk. kemudian hasil
dicatat
Mikrometer air
Mencatat hasil Percobaan diulangi
diputar, hingga
dengan nilai awal sebanyak 3 kali,
gelembung pada
pengukuran dijadikan untuk mendapatkan
waterpass tepat di
acuan nilai rerata yang baik.
tengah.
III. DATA PERCOBAAN
Table 1. Data percobaan Modulus Young
∑ ¿ 0 ,64 ∑ ¿ 0,005017
ΣΔl −4
∆ l= =0,213 mm=2, 13 ×10 m
n ( jumlah data )
∆ ∆ l=
√ ∑ (∆ l−∆ l)2 =
n−1 √ 0,005017
2
=0,05008 mm=0,5008 ×10 m
−4
∑ ¿1 , 18 ∑ ¿ 0,014867
ΣΔl −4
∆ l= =0,393 mm=3 ,93 × 10 m
n ( jumlah data )
∆ ∆ l=
√ ∑ (∆ l−∆ l)2 =
n−1 √ 0,014867
2
=0,0862 mm=0 , 86 ×10 m
−4
∑ ¿ 0,162 ∑ ¿ 0,0104
ΣΔl −4
∆ l= =0 , 54 mm=5 , 4 ×10 m
n ( jumlah data )
∆ ∆ l=
√ ∑ (∆ l−∆ l)2 =
n−1 √0,0104
2
=0,07211 mm=0,7211× 10 m
−4
√| | | |
2 2
δE 2 δE 2
∆ E= |∆ m| + |∆ ∆ l|
δm δ∆l
√| | | |
2 2
g.L 2 −m . g . l 2
∆ E= |∆ m| + |∆ ∆ l|
A .∆l A .(∆ l)
2
√| | | |
2 2
9 , 8 . 1 ,39 2 −0,1006 .9 , 8 . 1 ,39 2
−8 −4
|5 ×10−5| + −8 −4 2
|5,008 ×10−5|
60 ,79 ×10 .2 , 13 ×10 60 ,79 × 10 .(2 ,13 × 10 )
√| | | |
2 2
δE 2 δE 2
∆ E= |∆ m| + |∆ ∆ l|
δm δ∆l
√| | | |
2 2
g.L 2 −m . g . l 2
∆ E= |∆ m| + |∆ ∆ l|
A .∆l A .(∆ l)
2
√| | | |
2 2
9 ,8 . 1 ,39 2 −0,1993 . 9 , 8 .1 , 39 2
−8 −4
|5× 10−5| + −8 −4 2
|8 , 62 ×10−5|
60 ,79 ×10 .3 , 93 ×10 60 , 79 ×10 .(3 , 93 ×10 )
√| | | |
2 2
δE 2 δE 2
∆ E= |∆ m| + |∆ ∆ l|
δm δ∆l
√| | | |
2 2
g.L 2 −m . g . l 2
∆ E= |∆ m| + |∆ ∆ l|
A .∆l A .(∆ l)
2
√| | | |
2 2
9 , 8. 1 , 39 −5 2 −0,2965 . 9 ,8 . 1 ,39 −5 2
−8 −4
|5 ×10 | + −8 −4 2
|7,211×10 |
60 ,79 ×10 .5.4 × 10 60 ,79 ×10 .(5 , 4 ×10 )
7
¿ 108,868 ×10
4) Membuat grafik hubungan antara gaya yang bekerja (F) dengan nilai perubahan panjang (Δl)
Grafik Perbandingan antara gaya (F) dengan
besar perubahan panjang (ΔL)
Pertambahan Panjang (Δl)
3
2.13
2
0
B1: 100,6 gr B2: 199,3 gr B3: 296,45 gr
Gaya yang diberikan (F=W=m.g)
6
5.4
5
3.93
4
3
2.13
2
0
B1: 100,6 gr B2: 199,3 gr B3: 296,45 gr
Gaya yang diberikan (F=W=m.g)
Grafik 2.Tabel perbandingan pertambahan panjang (Δl) dibanding gaya yang diberikan (F)
Berdasarkan pada grafik diatas, kita dapat menilai adanya (kemungkinan) perubahan pada nilai
modulus elastisitas Young bergantung pada massa yang diberikan. Hal ini disebabkan prinsip hukum
Hooke, dimana sebuah benda memiliki fase elastik (dapat bertambah dan kembali ke semula) hingga
fase plastik (dapat bertambah panjang dan tetap) dan akhirnya fase patahan (crack).
Gambar 8. Grafik Modulus Young
Sumber : https://fisikasekolahasik.blogspot.com/2020/08/elastisitas.html
Prinsip kerja pada percobaan agar selalu menjadi perhatian praktikan dalam setiap
praktikumnya. Beberapa prinsip kerja yang perlu diperhatikan diantaranya.
a) Berhati-hati dan tidak bercanda ketika berada dalam laboratorium;
b) Memerhatikan detail reaksi atau kejadian yang ada;
c) Selalu melaporkan bilamana ada kejanggalan atau sesuatu yang tidak diketahui kepada
asisten laboratorium;
d) Teliti dan beruntut dalam percobaan dan tidak terburu-buru dalam mengeksekusi suatu hal;
Beberapa contoh prinsip kerja tersebut bertujuan untuk kebaikan dan keamanan diri dan
sekitar. Dengan adanya prinsip kerja, kita dapat memiliki kesehatan mental yang lebih baik, kedisiplinan
dan ketelitian dalam melakukan percobaan, dan bentuk kesungguhan kita dalam mengerjakan sesuatu.
Kesesuaian teori antara modul dan contoh dibanding dengan hasil percobaan dapat dikatakan
sama. Namun, pada hasil perhitungan analisis data didapati suatu anomali perhitungan dimana
didapatkan rerata 1,1 x 1010 N/m2 sebagai nilai modulus Young kawat tembaga yang diuji. Dimana hasil
perhitungan universal menunjukkan nilai 11 x 1010 N/m2. Selain hal tersebut, bisa dikatakan kesesuaian
teori berada pada tingkat sangat sesuai.
Pada terapan sehari-harinya, kita dapat mengaplikasikan besarnya nilai modulus elastistas
Young dalam pengukuran berbagai hal, seperti pengujian elastisitas karet, lalu pegas dalam shock
breaker pada kendaraan, bahan bangunan seperti rangka logam pada atap untuk menilai kekokohan
bahan tersebut, juga pada busur panah, dan masih banyak lainnya.
VI. KESIMPULAN
Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat memahami bagaimana kerja modulus Young
dalam kehidupan nyata sehari-hari. Praktikan dinilai berhasil ketika berhasil memahami dengan baik
materi praktikum dengan bentuk penganalisisan yang baik serta pemaparan yang jelas dan sesuai.
Banyak sedikitnya error/galat yang terjadi dapat menjadi tolak ukur pemahaman praktikan
terhadap materi praktikum modulus Young ini. Adanya perbedaan hasil nilai modulus Young pada
praktikum ini masih menjadi tugas bagi praktikan.
[1] Tim Laboratorium Fisika Dasar Terpadu UII. 2023. Modul Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta:
Laboratorium Fisika Dasar Universitas Islam Indonesia.
[2] K.M., Erokhin, et co. 2018. Relation between the Young's Modulus in Hooke's Law and the Binding
Energy of a Single Atom in Solid. IJARPS.
[3] Timoshenko, S. P. 1953. History of strength of materials. New York: McGraw-Hill.
[4] Whal, A. M. 1963. Mechanical Springs. New York: McGraw-Hill.
[5] Cocco, Alberto and Cesare Masin, Sergio. 2010. The Law of Elasticity. Psicologica : International
Journal of Methodology and Experimental Psychology.
[6] K. Gulo, Nidar, et co. 2020. Pengukuran Modulus Young Senar Pancing dengan Metode Analisis
Frekuensi Dawai. Jurnal Kumparan Fisika Universitas Negeri Bengkulu.
[7] Dian Ramadan, Arif. __. Pengertian Modulus Young. Academia.edu.
https://www.academia.edu/9051243/Pengertian_Modulus_Young_Modulus_Young
[8] Andi. __. Modulus Elastisitas. Academia.edu.
https://www.academia.edu/30766298/MODULUS_ELASTISITAS