M011171027 - Skripsi - 19-10-2021 Dapus-Lamp

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Angelina, Yumna, M., Arbianti, R., Utami, T. S., Hermansyah, H., &
Ningsih, S. (2018). Flavonoid isolation and identification of mother-in-law’s
tongue leaves (sansevieria trifasciata) and the inhibitory activities to xanthine
oxidase enzyme. E3S Web of Conferences, 67, 1–6.
https://doi.org/10.1051/e3sconf/20186703011
Ali, A. V., Syarifuddin, A., & Triwanto, J. (2020). Pengaruh Skarifikasi dan
Komposisi Media terhadap Perkecambahan dan pertumbuhan Semai Trembesi
(Samanea saman. Jacq). Journal of Forest Science Avicennia, 3(2), 66–75.
https://doi.org/10.22219/avicennia.v3i2.9349
Amelia, F. R. (2015). Penentuan Jenis Tanin dan Penetapan Kadar Tanin dari Buah
Bungur Muda (Lagerstroemia speciosa Pers.) Secara Spektrofotometri dan
Permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(2), 1–
20.
Anggraito, Y. U., Susanti, R., Iswari, R. S., Yuniastuti, A., Lisdiana, WH, N.,
Habibah, N. A., & Bintari, S. H. (2018). Metabolit Sekunder Dari Tanaman.
In Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang.
Awaliyan, H. M. R., Rosamah, E., & Sukaton, E. (2017). Karakteristik Tanin dari
Ekstrak Kulit Kayu Leda (Eucalyptus deglupta Blume.). ULIN: Jurnal Hutan
Tropis, 1(1), 16–28. https://doi.org/10.32522/ujht.v1i1.859
Boer, D. (2007). Keragaman dan Struktur Genetik Populasi Jati Sulawesi
Tenggara Berdasarkan Marka Mikrosatelit.
Boer, D., Sudarsono, Ilyas, S., Setiawan, A., & Guhardja, E. (2007). Keragaman
Genetik dan Karakter Agronomi Galur Haploid Ganda Padi Gogo dengan
Sifat-Sifat Tipe Baru Hasil Kultur Antera. 8.
https://doi.org/10.24831/jai.v37i2.1399
Bowers, A. J. (2010). Analyzing the longitudinal K-12 grading histories of entire
cohorts of students: Grades, data driven decision making, dropping out and
hierarchical cluster analysis. Practical Assessment, Research and Evaluation,
15(7). https://doi.org/10.7916/D8QC02TX
Ellegren, H. (2009). The different levels of genetic diversity in sex chromosomes
and autosomes. Trends in Genetics, 25(6), 278–284.
https://doi.org/10.1016/j.tig.2009.04.005
Ellegren, H., & Galtier, N. (2016). Determinants of genetic diversity. Nature
Reviews Genetics, 17(7), 422–433. https://doi.org/10.1038/nrg.2016.58
Firmansyah, M. A. (2005). Mekanisme Infeksi dan Identifikasi Dua Isolat Rhictania
spp. Penyebab Hawar Daun Pada Toona Sureni.

30
Gusmiaty, G., Restu, M., Asrianny, A., & Larekeng, S. H. (2017). Polimorfisme
Penanda RAPD untuk Analisis Keragaman Genetik Pinus merkusii di Hutan
Pendidikan Unhas. Jurnal Natur Indonesia, 16(2), 47–53.
https://doi.org/10.31258/jnat.16.2.47-53
Hadjib, N., Abdurachman, & Basri, E. (2015). Karakteristik Fisis Dan Mekanis
Glulam Jati, Mangium Dan Trembesi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(2),
105–114. https://doi.org/10.20886/jphh.v33i2.818.105-114
Hanafi. (2018). Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Tanaman Trembesi (Samanea
saman (Jacq.) Merr) Terhadap Perkembangan Ganoderma (Ganoderma
boninense ) Pada Tanaman Kelapa Sawit Di Laboratorium.
Harahap, R. K., Batubara, R., & Surjanto. (2015). Uji Antioksidan Daun Muda dan
Daun Tua Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Berdasarkan Perbedaan
Tempat Tumbuh Pohon. Peronema Forestry Science Journal, 4(4), 72–87.
Hasmiah, Yamani, A., & Susilawati. (2010). Kajian Tingkat Kerusakan Anakan
Trembesi (Samana saman) Akibat Serangan Hama dan Penyakit di
Shadehouse. 2, 1–10.
Hennessy, C., & Daly, A. (2007). Ganoderma disease. Agnote, 167.
http://www.nt.gov.au/d/Content/File/p/Plant_Pest/834.pdf
Hidayah, N. (2016). Pemanfaatan Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman (Tanin
dan Saponin) dalam Mengurangi Emisi Metan Ternak Ruminansia. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia, 11(2), 89–98.
https://doi.org/10.31186/jspi.id.11.2.89-98
Hidjrawan, Y. (2018). Identifikasi Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh
((Averrhoa bilimbi L.). Jurnal Optimalisasi, 4(2), 78–82.
Hutami, S., Mariska, I., & Supriati, Y. (2006). Peningkatan Keragaman Genetik
Tanaman melalui Keragaman Somaklonal. Jurnal AgroBiogen, 2(2), 81–88.
https://doi.org/10.21082/jbio.v2n2.2006.p81-88
Imani, A. Z., Luliana, S., & Armyanti, I. (2014). Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak
Etanol Mangga Bacang ( Mangifera foetida L .) terhadap Candida albicans
secara In Vitro.
Ismarani. (2012). Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah
Lingkungan. Jurnal Agribisnis Dan Pengembangan Wilayah, 3(2), 46–55.
Jayanegara, A., & Sofyan, A. (2008). Penentuan Aktivitas Biologis Tanin Beberapa
Hijauan secara in Vitro Menggunakan ’Hohenheim Gas Test’ dengan
Polietilen Glikol Sebagai Determinan. Media Peternakan, 31(1), 44–52.
Katuuk, R. H. ., Wanget, S. A., & Tumewu, P. (2019). Pengaruh Perbedaan
Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Metabolit Sekunder Pada Gulma
Babadotan (Ageratum Conyzoides L.). Cocos, 1(4), 1–6.
Leffler, E. M., Bullaughey, K., Matute, D. R., Meyer, W. K., Segurel, L., Venkat,

31
A., Andolfatto, P., & Przeworski, M. (2012). Revisiting an Old Riddle: What
Determines Genetic Diversity Levels within Species? PLoS Biology, 10(9), 1–
10. https://doi.org/10.1371/journal.pbio.1001388
Martono, B. (2009). Keragaman Geneti, Heritabilitas dan Korelasi Antar Karakter
Kuantitatif Nilam (Pogostemon sp.) Hasil Fusi Protoplas. Jurnal Penelitian
Tanaman Industri, 15(1), 9–15. https://doi.org/10.21082/jlittri.v15n1.2009.9-
15
Mukrimin. (2019). Heterobasidion — Conifer Pathosystem Host Mycobiome and
Evaluation Of Potential Ressitance Markers. Academic Dissertation.
Musdalifah, Mukrimin, & Gusmiaty. (2021). Keragaman Genetik Pinus Rombeng
( Pinus sp ) di Kabupaten Bantaeng Berdasarkan Penanda Morfologi.
Parenmial.
Noviady, I., & Rivai, R. R. (2015). Identifikasi kondisi kesehatan pohon peneduh
di kawasan Ecopark, Cibinong Science Center-Botanic Gardens.
1(September), 1385–1391. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010621
Nuroniah, H. S., & Kosasih, A. S. (2010). Mengenal Jenis Trembesi (Samanea
saman) Sebagai Pohon Peneduh. Jurnal Mitra Kehutanan, 5(1).
Nurrohmah, S. H., & Hidayati, N. (2014). Uji Inkompatibilitas Somatik Dan
Pertumbuhan Jamur Ganoderma Dari Kebun Benih Generasi Pertama Acacia
auriculiformis di Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan,
8(1), 14–29. https://doi.org/10.20886/jpth.2014.8.1.14-29
Old, K. M., See, L. S., Sharma, J. ., & Yuan, Z. Q. (2000). A manual of diseases of
tropical acacias in Australia, South-East Asia and India. In A manual of
diseases of tropical acacias in Australia, South-East Asia and India.
https://doi.org/10.17528/cifor/000639
Osbourn, A. E., Qi, X., Townsend, B., & Qin, B. (2003). Dissecting plant secondary
metabolism - Constitutive chemical defences in cereals. New Phytologist,
159(1), 101–108. https://doi.org/10.1046/j.1469-8137.2003.00759.x
Ow, L. F., Ghosh, S., & Yusof, M. L. M. (2019). Growth of Samanea saman:
Estimated cooling potential of this tree in an urban environment. Urban
Forestry and Urban Greening, 41(April), 264–271.
https://doi.org/10.1016/j.ufug.2019.03.021
Pangalinan, R. F., Kojong, N., & Yamlean, P. V. Y. (2011). Uji Aktivitas Antijamur
Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Terhadap
Jamur Candida Albicans Secara In Vitro. Pharmacon, 1(1), 7–12.
Patra, K. A., & Saxena, J. (2010). A new perspective on the use of plant secondary
metabolites to inhibit methanogenesis in the rumen. 1198–1222.
Pramuditio, D. (2006). Samanea saman (rain tree).
Prasad, R. N., Viswanathan, S., Devi, J. R., Nayak, V., Swetha, V. C., Archana, B.

32
R., Parathasarathy, N., & Rajkumar, J. (2008). Preliminary phytochemical
screening and antimicrobial activity of Samanea saman. Journal of Medicinal
Plants Research, 2(10), 268–270.
Pratiwi, S. F., Djufri, Andayani, D., Nurmaliah, C., & Wardiah. (2020).
Keanekaragaman dan Kesesuaian Jenis Pohon di Beberapa Jalur Hijau Jalan
Raya Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan Dan Pendidikan
Unsyiah, 5(1), 1–18.
Prawira, M. Y., Syach, A. M., Husna, F., Riqialdi, G., & Annisa, I. M. (2019).
Laporan Praktikum Biologi dan Penentuan Kandungan.
Ratnaningtyas, N. I., & Samiyarsih, S. (2012). Karakterisasi Ganoderma spp . di
Kabupaten Banyumas dan Uji Peran Basidiospora dalam Siklus Penyakit
Busuk Batang. Biosfera, 29(1), 36–41.
Ruhendi, S., & Sucipto, T. (2013). Pengembangan Perekat Likuid dan Papan
Partikel dari Limbah Tandan Kosong Sawit. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
(JIPI), 18(2), 115–124. http://oaji.net/articles/2015/2126-1434610467.pdf
Ryanata, E. (2014). Penentuan Jenis Kadar Tanin dan Penetapan Kadar Tanin dari
Kulit Buah Pisang Masak (Musa paradisiaca L.) Secara Spetrofotometri dan
Permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1–
16.
Santoso, A. (2005). Pemanfaatan Lignin dan Tanin Sebagai Alternatif Ssubsitusi
Bahan Perekat Kayu Komposit. Prosding Simposium Nasional IPolimer V,
155–164.
Sari, P. P., Rita, W. S., & Puspawati, N. M. (2015). Identifikasi Dan Uji Aktivitas
Senyawa Tanin Dari Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr)
Sebagai Antibakteri Escherichia Coli (E. Coli). Jurnal Kimia, 9(1), 27–34.
Schonlau, M. (2002). The Clustergram: A Graph for Visualizing Hierarchical and
Nonhierarchical Cluster Analyses. The Stata Journal: Promoting
Communications on Statistics and Stata, 2(4), 391–402.
Semangun, H. (2000). Penyakit-penyakit tanaman perkebunan di Indonesia.
Setiawan, M. A., Saehu, M. S., & Kartini. (2019). Uji Efek Antidiabetik Ekstrak
Daun Trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) Terhadap Mencit (Mus musculus
L). Warta Farmasi, 8(2), 43–52. https://doi.org/10.46356/wfarmasi.v8i2.94
Setyowati, W. A. E., Ariani, S. R. D., Ashadi, Mulyani, B., & Putri, R. C. (2014).
Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Metanol Kulit
Durian ( Durio zibethinus Murr .) Varietas Petruk. Kimia Organik Bahan
Alam, 271–280.
Siregar, J. U., & Olivia, D. R. (2012). Keragaman Genetik Populasi Sengon
(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) pada Hutan Rakyat di Jawa
Berdasarkan Penanda RAPD. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(2), 130–136.

33
Styawan, A. A., Putri, A., & Cholifa, R. R. N. (2021). Tannin Analysis of Red
Roselle Petals ( Hibiscus Sabdariffa, L.) using Permanganometry Method.
Urecol Journal, 1(1), 1–8.
Sulastri, T. (2009). Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji
Pinang Sirih (. Jurnal Chemica, 10(1), 59–63.
Vinodhini, S., & V, D. R. (2018). Review on Ethnomedical Uses, Pharmacological
Activity and Phytochemical Constituents of Samanea Saman(Jacq.) Merr.
Rain Tree. In Pharmacognosy Journal (Vol. 10, Issue 2).
https://doi.org/10.5530/pj.2018.2.35
Virginia, G. F., Suhasman, S., & Agussalim, A. (2020). Tannin adhesive made from
snakeskin fruit and its application for laminated wood. IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering, 935(1). https://doi.org/10.1088/1757-
899X/935/1/012062
Widyatmoko, A., Selda Patrisia Lejo, E., Prasetyaningsih, A., & Rimbawanto, A.
(2010). Keragaman Genetik P0pulasi Araucaria cunninghamii Menggunakan
Penanda RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA). Jurnal Pemuliaan
Tanaman Hutan, 4(2), 63–77. https://doi.org/10.20886/jpth.2010.4.2.63-77
Wigati, E. I., Pratiwi, E., Nissa, T. F., & Utami, N. F. (2018). Uji Karakteristik
Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Biji Kopi Robusta (Coffea canephora
Pierre) dari Bogor, Bandung na Garit dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl). Fitofarma Jurna Ilmiah Farmasi, 8(2), 59–66.
Wilkinson, L., & Friendly, M. (2008). History corner the history of the cluster heat
map. American Statistician, 63(2), 179–184.
https://doi.org/10.1198/tas.2009.0033
Yuan, J., Murphy, A., De Koeyer, D., Lague, M., & Bizimungu, B. (2016).
Effectiveness of the field selection parameters on potato yield in Atlantic
Canada. Canadian Journal of Plant Science, 96(4), 701–710.
https://doi.org/10.1139/cjps-2015-0267
Yunasfi. (2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit dan
penyakit yang disebabkan oleh jamur. 1–7.
Yusro, F. (2013). Kadar Tanin Aktif Ekstrak Kulit Kayu Jengkol (Pithecolobium
jiringa Jack) dan Kereaktifannya terhadap Formaldehid. Vokasi, 9(1), 21–26.
Zulfahmi. (2013). Penanda DNA untuk Analisis Genetik Tanaman. 3(2), 41–52.

34
LAMPIRAN

35
Lampiran 1. Data Karakteristik Pertumbuhan Pohon Trembesi yang Terserang
Penyakit
Diameter LBDS Volume Tinggi Ketinggian
No. Pohon (m) (m2) Pohon (m3) (m) (mdpl)
1 P1 Sakit 0.51 0.2 2.18 15.31 19.1
2 P2 Sakit 0.73 0.41 2.99 10.33 6.4
3 P3 Sakit 0.79 0.49 4.38 12.78 8.3
4 P4 Sakit 0.66 0.34 2.81 11.76 16.4
5 P5 Sakit 0.44 0.15 1.74 16.41 20.2
Rata-rata 0.626 0.318 2.82 13.318 14.08

Lampiran 2. Data Karakteristik Pertumbuhan Pohon Trembesi Sehat


Volume
Diamete LBDS Tinggi Ketinggia
No. Pohon Pohon
r (m) (m2) (m) n (mdpl)
(m3)
1 P1 Sehat 0.67 0.35 3.96 16.25 50.2
2 P2 Sehat 0.37 0.11 0.92 12.53 19.5
3 P3 Sehat 0.36 0.1 1.16 16.66 10.1
4 P4 Sehat 0.34 0.09 0.7 10.94 23.1
5 P5 Sehat 0.47 0.18 1.38 11.14 19.9
Rata-rata 0.442 0.166 1.624 13.504 24.56

36
Lampiran 2. Data Pengukuran Tinggi, Diameter dan Volume Pohon pada Pohon Yang Terserang Penyakit
Keliling Keliling Diameter LBDS Volume Pohon Tinggi Ketinggian
No. Pohon
(cm) (m) (m) (m2) (m3) (m) (mdpl)
1 P1 Sakit 160 1.6 0.51 0.20 2.18 15.31 19.1
2 P2 Sakit 228 2.28 0.73 0.41 2.99 10.33 6.4
3 P3 Sakit 248 2.48 0.79 0.49 4.38 12.78 8.3
4 P4 Sakit 207 2.07 0.66 0.34 2.81 11.76 16.4
5 P5 Sakit 138 1.38 0.44 0.15 1.74 16.41 20.2

Lampiran 3. Data Pengukuran Tinggi, Diameter dan Volume Pohon pada Pohon Sehat
Keliling Keliling Diameter LBDS Volume Pohon Tinggi Ketinggian
No. Pohon
(cm) (m) (m) (m2) (m3) (m) (mdpl)
1 P1 Sehat 209 cm 2.09 0.67 0.35 3.96 16.25 50.2
2 P2 Sehat 115 cm 1.15 0.37 0.11 0.92 12.53 19.5
3 P3 Sehat 112 cm 1.12 0.36 0.10 1.16 16.66 10.1
4 P4 Sehat 107 cm 1.07 0.34 0.09 0.70 10.94 23.1
5 P5 Sehat 149 cm 1.49 0.47 0.18 1.38 11.14 19.9

37
Lampiran 4. Data Penentuan Kadar Tanin (%) pada Pohon Yang Terserang Penyakit
Pengulangan Pengulangan Pengulangan
Blanko Rata-rata Rata-rata
I II III Normalitas
Nama Sampel Kadar Tanin
No. Titrasi KmNO4
Pohon Titrasi Titrasi (g) (%) Titrasi
KmNO4 (N) I II III Blanko
KmNO4 (ml) KmNO4 (ml) KmNO4 (ml)
(ml)
1 P1 Sakit 4.8 4.5 4.3 0.5 0.1 0.024405333 4.5
2 P2 Sakit 3.2 3.1 3.4 0.5 0.1 0.026901333 3.2
3 P3 Sakit 4.5 4.1 3.9 0.5 0.1 1.6 1.5 1.7 0.034666667 4.2 1.6
4 P4 Sakit 4.5 4.1 3.9 0.5 0.1 0.034666667 4.2
5 P5 Sakit 4.5 4 4.1 0.5 0.1 0.034944 4.2

Pohon Sakit
Mean 0.0311168
Standard Error 0.0023
Median 0.034666667
Mode 0.034666667
Standard
Deviation 0.005066175
Sample Variance 2.56661E-05
Kurtosis -2.54104921
Skewness -0.742439489
Range 0.010538667
Minimum 0.024405333
Maximum 0.034944
Sum 0.155584
Count 5

38
Lampiran 5. Data Penentuan Kadar Tanin (%) pada Pohon Sehat
Pengulangan Pengulangan Pengulangan
Blanko Rata-rata Rata-rata
I II III Normalitas
Nama Sampel Kadar Tanin
No. KmNO4 Titrasi
Pohon Titrasi Titrasi Titrasi (g) (%)
(N) I II III KmNO4 Blanko
KmNO4 (ml) KmNO4 (ml) KmNO4 (ml)
(ml)
1 P1 Sehat 2.1 1.9 2.2 0.5 0.1 0.003882667 2.1
2 P2 Sehat 2.3 2.7 2.2 0.5 0.1 0.019968 2.4
3 P3 Sehat 3 2.6 2.3 0.5 0.1 1.6 1.5 1.7 0.021909333 2.6 1.6
4 P4 Sehat 3 2.4 2.3 0.5 0.1 0.021354667 2.6
5 P5 Sehat 3.7 3.1 3.5 0.5 0.1 0.028565333 3.4

Pohon Sehat
Mean 0.019136
Standard Error 0.0041
Median 0.021354667
Mode #N/A
Standard
Deviation 0.009149899
Sample Variance 8.37206E-05
Kurtosis 3.078718173
Skewness -1.456466722
Range 0.024682666
Minimum 0.003882667
Maximum 0.028565333
Sum 0.09568
Count 5

39
Lampiran 6. Data Pengamatan Penentuan Keragaman Genetik untuk Pohon yang Terserang Penyakit
P1Sk P2Sk P3Sk P4Sk P5Sk Rata-rata P1Sk P2Sk P3Sk P4Sk P5Sk Jumlah qi pi qi^2 pi^2 he
Tinggi (m) 15.31 10.33 12.78 11.76 16.41 13.318 Tinggi_<_13.32 0 1 1 1 0 3 0.774596669 0.225403331 0.6 0.050806662 0.35
Tinggi_>_13.32 1 0 0 0 1 2 0.632455532 0.367544468 0.4 0.135088936 0.46
diameter (m) 0.51 0.73 0.79 0.66 0.44 0.626 diameter_<_0.63 1 0 0 0 1 2 0.632455532 0.367544468 0.4 0.135088936 0.46
diameter_>_0.63 0 1 1 1 0 3 0.774596669 0.225403331 0.6 0.050806662 0.35
volume (m3) 2.18 2.99 4.38 2.81 1.74 2.82 volume_<_2.82 1 0 0 1 1 3 0.774596669 0.225403331 0.6 0.050806662 0.35
volume_>_2.82 0 1 1 0 0 2 0.632455532 0.367544468 0.4 0.135088936 0.46
ketinggian (mdpl) 19.1 6.4 8.3 16.4 20.7 14.18 ketinggian_<_14.18 0 1 1 0 0 2 0.632455532 0.367544468 0.4 0.135088936 0.46
ketinggian_>_14.18 1 0 0 1 1 3 0.774596669 0.225403331 0.6 0.050806662 0.35
nilai tanin (%) 0.0244 0.0269 0.0347 0.0347 0.0349 0.03112 nilai tanin_<_0.03 1 1 0 0 0 2 0.632455532 0.367544468 0.4 0.135088936 0.46
nilai tanin_>_0.03 0 0 1 1 1 3 0.774596669 0.225403331 0.6 0.050806662 0.35
Rata-rata 0.41

He
Mean 0.4070522
Standard Error 0.02
Median 0.4070522
Mode 0.34919334
Standard Deviation 0.0609886
Sample Variance 0.00371961
Kurtosis -2.57142857
Skewness -3.3152E-15
Range 0.11571773
Minimum 0.34919334
Maximum 0.46491106
Sum 4.07052201
Count 10

40
Lampiran 7. Data Pengamatan Penentuan Keragaman Genetik untuk Pohon Sehat
Kriteria P1Sh P2Sh P3Sh P4Sh P5Sh Rata-rata P1Sh P2Sh P3Sh P4Sh P5Sh Jumlah qi pi qi^2 pi^2 he
Tinggi (m) 16.25 12.53 16.66 10.94 11.14 13.504 Tinggi_<_13.50 0 1 0 1 1 3 0.774597 0.225403 0.6 0.050807 0.35
Tinggi_>_13.50 1 0 1 0 0 2 0.632456 0.367544 0.4 0.135089 0.46
diameter (m) 0.67 0.37 0.36 0.34 0.47 0.442 diameter_<_0.44 0 1 1 1 0 3 0.774597 0.225403 0.6 0.050807 0.35
diameter_>_0.44 1 0 0 0 1 2 0.632456 0.367544 0.4 0.135089 0.46
volume (m3) 3.96 0.92 1.16 0.7 1.38 1.624 volume_<_1.62 0 1 1 1 1 4 0.894427 0.105573 0.8 0.011146 0.19
volume_>_1.62 1 0 0 1 1 3 0.774597 0.225403 0.6 0.050807 0.35
ketinggian (mdpl) 50.2 19.5 10.1 23.1 19.9 24.56 ketinggian_<_24.56 0 1 1 0 0 2 0.632456 0.367544 0.4 0.135089 0.46
ketinggian_>_24.56 1 0 0 1 1 3 0.774597 0.225403 0.6 0.050807 0.35
niali tanin (%) 0.0039 0.0200 0.0219 0.0214 0.0286 0.01915 nilai tanin_<_0.02 0 1 1 1 0 3 0.774597 0.225403 0.6 0.050807 0.35
nilai tanin_>_0.02 1 0 0 0 1 2 0.632456 0.367544 0.4 0.135089 0.46
Rata-rata 0.38

He
Mean 0.37945
Standard Error 0.03
Median 0.34919
Mode 0.34919
Standard Deviation 0.08827
Sample Variance 0.00779
Kurtosis 1.18775
Skewness -0.9219
Range 0.27606
Minimum 0.18885
Maximum 0.46491
Sum 3.79447
Count 10

41
Lampiran 8. Data Analisis Dendogram
Kriteria P1Sk P2Sk P3Sk P4Sk P5Sk P1Sh P2Sh P3Sh P4Sh P5Sh
Tinggi (m) 15.31 10.33 12.78 11.76 16.41 16.25 12.53 16.66 10.94 11.14
diameter (m) 0.51 0.73 0.79 0.66 0.44 0.67 0.37 0.36 0.34 0.47
volume (m3) 2.18 2.99 4.38 2.81 1.74 3.96 0.92 1.16 0.7 1.38
ketinggian
19.1 6.4 8.3 16.4 20.7 50.2 19.5 10.1 23.1 19.9
(mdpl)
nilai tanin (%) 0.0244 0.0269 0.0347 0.0347 0.0349 0.0039 0.0200 0.0219 0.0214 0.0286

42
Lampiran 9. Korelasi Pohon yang Terserang Penyakit
tinggi diameter volume ketinggian tanin
Pearson
1 -0.851 -0.59 0.817 0.067
tinggi Correlation
Sig. (2-tailed) 0.068 0.295 0.092 0.915
Pearson
-0.851 1 .925* -.914* 0.116
diameter Correlation
Sig. (2-tailed) 0.068 0.024 0.03 0.853
Pearson
-0.59 .925* 1 -0.798 0.248
volume Correlation
Sig. (2-tailed) 0.295 0.024 0.106 0.688
Pearson
0.817 -.914* -0.798 1 0.086
ketinggian Correlation
Sig. (2-tailed) 0.092 0.03 0.106 0.89
Pearson
0.067 0.116 0.248 0.086 1
tanin Correlation
Sig. (2-tailed) 0.915 0.853 0.688 0.89
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 10. Korelasi Pohon Sehat


tinggi diameter volume ketinggian tanin
Pearson
1 0.417 0.583 0.266 -0.613
tinggi Correlation
Sig. (2-tailed) 0.484 0.302 0.666 0.271
Pearson
0.417 1 .972** .894* -0.743
diameter Correlation
Sig. (2-tailed) 0.484 0.006 0.041 0.15
Pearson
0.583 .972** 1 .902* -0.86
volume Correlation
Sig. (2-tailed) 0.302 0.006 0.036 0.062
Pearson
0.266 .894* .902* 1 -0.871
ketinggian Correlation
Sig. (2-tailed) 0.666 0.041 0.036 0.055
Pearson
-0.613 -0.743 -0.86 -0.871 1
tanin Correlation
Sig. (2-tailed) 0.271 0.15 0.062 0.055
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

43
Lampiran 11. Gambar Jamur yang Menyerang suatu Pohon yang Terserang Penyakit

Sampel Pohon yang Terserang Penyakit

44
Lampiran 12. Dokumentasi Letak Pohon pada Sampel yang diuji

P1 Sakit P2 Sakit P3 Sakit

P4 Sakit P5 Sakit

45
P1 Sehat P2 Sehat P3 Sehat

P4 Sehat P5 Sehat

46
Lampiran 13. Dokumentasi Pengambilan Sampel di Lapangan

Pengambilan Sampel Daun pada Pohon yang Terserang Penyakit dan Pohon Sehat.

47
Pengukuran Tinggi Pohon

Pengukuran Diameter Pohon

48
Lampiran 14. Dokumentasi Proses Pengeringan Sampel

Pemisahan Batang dan daun Pengeringan di Oven

Pengeringan di Lapangan

49
Lampiran 15. Dokumentasi pada saat Proses Penggilingan dan Pengayakan Sampel di Lab.
Penggergajian

Penggilingan Sampel untuk Pohon yang Terserang Penyakit

Penggilingan Sampel untuk Pohon Sehat

Pengayakan Sampel

50
Lampiran 16. Dokumentasi pada saat Proses Penimbangan Sampel di Lab. Bioteknologi dan
Pemuliaan Pohon

Penimbangan sampel

Hasil Sampel yang telah ditimbang pada Pohon yang Terserang Penyakit dan Pohon Sehat

51
Lampiran 17. Dokumentasi pada saat Proses Maserasi Daun Trembesi menggunakan Pelarut
Etanhol 96% di Lab. Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon

52
Proses Penyaringan Sampel

Hasil Maserasi Daun Trembesi

53
Lampiran 18. Dokumentasi pada saat Proses Ekstraksi menggunakan Alat Evaporator di Lab.
Teknologi Hasil Perikanan Universitas Hasanuddin

54
Lampiran 19. Dokumentasi pada saat Proses Uji Kandungan Senyawa Tanin menggunakan
Pelarut FeCl3 1%

Hasil Ekstrak Uji Tanin

55
Lampiran 20. Dokumentasi pada saat Proses Penentuan Kadar Tanin menggunakan Larutan
KmNO4 0,1 N dan Larutan Indigo carmine di Lab. Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon serta Lab.
Pemanfaatan dan Pengolahan Hasil Hutan

KmNO4 Indigo carmine

Larutan KmNO4 dan Larutan Indigo carmine

56
57
58
59

Anda mungkin juga menyukai