Format Pengkajian Nicu
Format Pengkajian Nicu
Format Pengkajian Nicu
N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS PNEUMONIA DI RUANGAN PERAWATAN NICU
RSUD PROF. DR. ALOEI SABOE
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
MENGETAHUI
1. TANGGAL :
TANGGAL 2. TEPAT WAKTU
PENGUMPULAN 3. TERLAMBAT
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari
suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan ditandai dengan gejala batuk
disertai sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma, dan substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi (Nurarif, 2020).
PNEUMONIA
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan ditandai dengan gejala
batuk disertai sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma, dan substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi
dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi (Nurarif, 2020).
3. Klasifikasi
1. Pneumonia berat Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bawah ke dalam pada waktu menarik nafas.
2. Pneumonia ringan Bila disertai dengan adanya peningkatan frekuensi pola nafas.
5. Patofisiologi
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia
adalah:
a. Sinar X Mengidentifikasikan distribusi struktural (misalnyanya: lobar,
bronchial), dapat juga menyatakan abses.
b. Pemeriksaan gram/ kultur, sputum dan darah untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
d. Pemeriksaan fingsi paru untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
beratpenyakit dan membantu diagnosis keadaaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis.
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
g. Bronchoskopi untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
a. Pleuritis: Peradangan pada selaput pembungkusau paru-paru atau pleura
b. Atelektasis: Keadaan dimana paru-paru tidak dapat mengembang dengan
sempuma akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang
c. Empiema: Adanya pus pada rongga pleura
d. Abses paru: Penyakit yang menyerang organ paru-paru karena infeksi bakteri
yang menyebabkan jaringan paru-paru menjadi bernanah
e. Edema pulmonary: Suatu keadaan dimana cairan merembes keluar dari
pembuluh darah kecil paru ke dalam kantong udara dan daerah disekitarnya
f. Infeksi super perikarditis: Peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus
jantung (perikardium)
g. Meningitis: Infeksi yang menyerang selaput otak
h. Arthritis Suatu penyakit dimana persendian mengalami peradangan (biasanya
terjadi pada kaki dan tangan)
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia antara lain:
1) Manajemen Umum
a. Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan
b. Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2
c. Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonia, pasien harus
didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan
kemampuan ventilator,
d. Hidrasi: pemantauan asupan dan keluaran, cairan tambahan untuk
mempertahanakan hidrasi dan mencairkan sekresi
2) Operasi
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka biasanya
diberikan oantibiotik golongan Penicillin G untuk infeksi pneumonia virus,
Eritromicin, Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.
Dikaji apakah klien pernah menderita penyakit seperti ISPA, TBC Paru, trauma. Hal
ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Penderita sering mengalami gangguan istirahat dan tidur karena adanya sesak nafas.
e. Pola aktfitas dan latihan
Aktifitas dan latihan klien akan menurun karena adanya kelemahan fisik
5) Pemeriksaan Fisik
a. Head to toe
b. Data Fokus
2. SDKI, SLKI, SIKI
B. KEADAANBAYIBARULAHIR
Lahirtanggal :10 maret 2024 Jam :13:00
JenisKelamin :Perempuan
RiwayatPersalinan :SC
BeratbadanLahir :1570 gram
Panjangbadan : 40 cm
HR : 136 x/menit
Pernapasan : 63 x/menit
Suhu : 36,60c
C. RiwayatNilaiApgar
N JUML
O TANDA 0 1 2 AH
Ket:penilaianmenitke1 =5 penilaianmenitke5 =8
TUBUH
1)Warna:kulit tampak kemerahan, halus, tidak ada edema,tampak vena kecil, tidak ada vernix
2)Pergerakan :pergerakan bayi aktif, bayi tampak gelisah
3)Dada :bentuk dada pigeon chest, terdapat napas ronchi, napas cepat 63x/menit
4)Vernikkaseosa :tidak ada vernik kareosa
JANTUNGDANPARU
1) WaktuPengisiankapiler : lebih dari 2 detik
2) Frekuensidenyutnadi/irama : 163 X/menit/reguler
3)Bunyinafas : Ronchi
4)Frekuensipernafasan : 63X/menit
PERUTDANABDOMEN
1) Gerakandiagpragmatik :melibatkan otot perut saat bernapas
PUNGGUNG
1) Keadaanpunggung :punggung tampak bersih, tidak ada tanda edema/lesi
2) Lanugo :bulu halus dominan pada punggung
GENITALIA
1) Anus :terdapat lubang anus warna kemerahan, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan atau benjolan
2) Keadaan :tidak ada tanda radang dan tampak bersih
EKTREMITAS
1) Jumlahjaritangan :jari kiri dan kanan lengkap 5 : 5 normal
2)Jarikaki :jari kiri dan kanan lengkap 5 : 5 normal
3)Pergerakan :pergerakan bayi pasif, bayi tampak lemah
4)Garistelapakkaki :telapak kaki tampak datar, garis masih samar-samar
5) Posisikakidantangan : antara kaki dan tangan tidak mengalami deformitas
STATUSNEUROLOGIS
Refleks–reflleks:
1) Moro : dilakukan tindakan uji refleks maka bayi merespon spontan
2)Rooting : mulut bayi saat disentuh tidak mengikuti pada ujung bibir
3)Mengisap :terdapat refleks menghisap dengan kuat
4)Babinski :distimulasi sentuhan bayi tampak merespon
5)Menggenggam :diberi sentuhan pada bayi jari tampak menggenggam
6)Menangis :bayi memiliki refleks menangis dengan suara keras
7)Tonusleher :terdapat refleks menelan
8)Lainnya(...........) :bayi tidak rewel
NUTRISI
Monosit 6 % 1-15
3. Aminofilin 2x3 mg IV Untuk mengobati gejala eksaserbasi akut dan obstruksi jalan
napas yang reversibel teerkait asma dan penyakit paru kronis
lain seperti emfisema dan bronkitis kronis
4. Omeprazole 2x1 mg IV Untuk kondisi medis yang berhubungan dengan peningkatan
asam lambung
2. Dataobjektif
- Bayi tampak terpasang O2 sungkup 2l/menit
- Frekuensi napas 63x/menit
- Frekuensi nadi 163x/menit
- Spo2 94%
- Antropemetri :
- BBL : 1570 gr
- PB : 40cm
- LK : 30cm
- LP : 28
- LD :25cm
- Lila : 18cm
- N :163x/menit
- Suhu badan : 36,7
IX. KLASIFIKASI/
PENGELOMPOKKANDATABERDASARKANGANGGUAN
KEBUTUHAN
1. Kebutuhan respirasi
dx. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas ditandai dengan :
Ds: -
Do: - Bayi tampak terpasang O2 sungkup 2l/menit
Bayi tampak bernapas cuping hidung
Terdapat bunyi napas ronchi
Respirasi 63x/menit
Spo2 94%
2. Kebutuhan respirasi
dx. Risiko aspirasi dibuktikan dengan faktor resiko ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan
dan bernafas.
Ds: -
Do: 1. Bayi tampak terpasang 02 sungkup 2L/m
2. Frekuensi nafas 63x/m
3. Bayi tampak bernafas cuping hidung
4. SPO2 94%
5. Bayi minum 7 cc/3 jam
X. ANALISADATABERDASARKANPATOFISIOLOGIDANP
ENYIMPANGAN KDM
Penyakit(DiagnosaMedis)Klien : Pneumonia
Responutama : Sesak nafas
PenyimpanganKDM :
(BaganSistematisyangmenjabarkanEtiologi(E),Masalah(P),DataObjektif(S),Data
Objektif(O)sesuairesponklien)
Nekrosis hemoragik
Abses pneumotocele
(Kerusakan jaringan perut)
NO
DiagnosaKeperawatan LuaranKeperawatan IntervensiKeperawatan
DX
(D.0005) Pola nafas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan Nafas
dengan hambatan upaya nafas ditandai 3x24 jam diharapkan pola nafas membaik Observasi :
Dengan : Dengan hasil : 1. Monitor pola nafas
Ds : - 1.Frekuensi nafas membaik 2. Monitor bunyi nafas
Do : - Bayi tampak terpasang O2 2.Kedalaman nafas membaik 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
sungkup 2L/m 3.Penggunaan otot bantu nafas menurun 4. Posisikan semi fowler
- Bayi tampak bernafas cuping 5. Berikan okseigen
Hidung
-Terdapat bunyi nafas tambahan
Ronchi
-Respirasi
-SPO2 : 94%
NO
DiagnosaKeperawatan LuaranKeperawatan IntervensiKeperawatan
DX
D.0006 Risiko aspirasi dibuktikan dengan faktor Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan aspirasi
Resiko ketidakmatangan koordinasi 3x24 jam diharapkan tingkat aspirasi Observasi :
Menghisap, menelan dan bernafas membaik dengan kriteria hasil : 1.Monitor kemampuan menelan
1.Kemampuan menelan meningkat 2. Monitor status pernapasan
2.Kebersihan mulut meningkat 3.Monitor bunyi nafas, terutama setelah makan/minum
3.Penggunaan otot aksesoris menurun Terapeutik :
4.Frekuensi nafas membaik 1.Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 M sebelum
Memasukan asupan oral
2.Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
3.Anjurkan makan secara perlahan
4.Anjurkan strategi mencegah aspirasi
XIII. IMPLEMENTASIDANEVALUASI