Kelompok 9 - Kependudukan Dan Ketenagakerjaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPENDUDUKAN
MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA
Dosen Pengampu: Ayu Ambang Lestari, M.Akun

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Hardi Pradana 2103020053


Asterawana Sohty 2103020039
Husnul Zahrowati 2103020049
Ni wayan Novianti 2203020005

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Bumigora Mataram
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.

Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 20 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Sumber Data Kependudukan ..................................................................................... 4
1. Kelahiran (natalitas) .................................................................................................... 6
2. Kematian (mortalitas) ............................................................................................... 7
3. Migrasi (perpindahan) ............................................................................................... 10
B. Dampak Dinamika Penduduk .................................................................................. 11
1. Rendahnya Tingkat Pendidikan................................................................................ 11
2. Rendahnya Tingkat Kesehatan ................................................................................. 11
3. Kesejahteraan Penduduk Semakin Rendah............................................................. 12
4. Kondisi Alam yang Semakin Rusak ............................................................................. 12
5. Persebaran Penduduk Tidak Merata ....................................................................... 12
C. GAMBARAN KUALITAS DAN KUANTITAS PENDUDUK INDONESIA ...... 13
BAB III.................................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 17
REVIEW JURNAL ARTIKEL ............................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi
dan faktor non ekonomi dimana salah satunya adalah faktor kependudukan (Jhingan, 2000).
Penduduk sangatlah menentukan jalannya perekonomian, karena perannya sebagai pelaku
ekonomi. Dalam kerangka pembangunan nasional, penduduk merupakan isu yang sangat
strategis. Hal ini terdapat dalam UU No. 52 Tahun 2009 tentang “Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga”, mengamanatkan bahwa penduduk harus menjadi
titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia (BKKBN, 2013). Sehingga apapun
kebijakan atau program pembangunan yang dilakukan akan berpatokan pada penduduk, dapat
dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik
maupun non fisik. Dinamika penduduk dijelaskan oleh Lucas (1990) sebagai perubahan pada
struktur maupun jumlah penduduk, komposisi umur, dan laju pertambahan atau penurunan
penduduk yang dipengaruhi oleh fertility (kelahiran), mortality (kematian), dan migrasi
(perpindahan tempat). Ketiga variabel tersebut merupakan komponen–komponen yang
berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Dinamika penduduk tersebut dapat mempengaruhi
pembangunan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dimana saat jumlah penduduk
semakin besar, maka perlu diiikuti dengan kualitas penduduk yang memadai sehingga dapat
menjadi modal bagi pertumbuhan ekonomi. Namun akan menjadi beban bagi perekonomian
suatu negara, jika tingkat kualitas penduduknya rendah dan hanya menghambat pembangunan.

Terdapat dua pandangan terhadap hubungan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, yaitu
pandangan pesimis dan optimis. “Penduduk pesimis” ialah sebuah pandangan populer yang
dibawa dari pemikiran ahli ekonomi bernama Malthus, yang memiliki kepercayaan bahwa
pertumbuhan penduduk yang cepat bermasalah karena cenderung membanjiri setiap respon
yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan akumulasi modal (Coale dan Hoover, 1958).
Sedangkan “penduduk optimis” adalah pandangan yang percaya bahwa pertumbuhan
penduduk yang cepat memungkinkan adanya skala ekonomi yang akan diambil dan dapat
mempromosikan inovasi teknologi dan kelembagaan (Boserup, 1981). Penduduk yang tumbuh
cepat membuat Malthus menjadi pesimis, namun seiring berkembangnya teknologi dan
inovasi, para pemikir optimis berharap skala ekonomi mampu membuat keadaan lebih baik
tentunya dengan kualitas penduduk yang dimiliki bukan hanya kuantitas.

1
1.2 Rumusan Masalah
Penduduk dapat dianggap menjadi beban ataupun menjadi modal bagi pertumbuhan
ekonomi di suatu negara. Berdasarkan fakta yang ada, fertility dan infant mortality sama-sama
mengalami penurunan yang jika dihitung selisihnya belum mampu membuat tingkat beban
ketergantungan ikut menurun di Indonesia. Jika dilihat dari laju pertumbuhan GDP riil,
tergambar adanya penurunan pada pertumbuhan ekonomi. Sehingga penduduk masih dianggap
menjadi beban bagi negara dan ini menarik untuk diteliti lebih lanjut dengan mengajukan
beberapa pertanyaan berikut:

1. Apa pengertian penduduk


2. Bagaimana dinamika pendudukan di indonesia
3. Bagaimana gambaran kualitas dan kuantitas penduduk indonesia

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas ada beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian penduduk


2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di indonesia
3. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas penduduk indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah Orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu
daerah. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah
tersebut. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam
sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada
komposisi penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya
meliputi pengertian umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga
kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik
lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Ilmu yang
mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi
pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard. John Graunt adalah seorang pedagang
di London yang menganalisis data kalahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan
yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap
sebagai bapak Demografi.

3
2. BAGAIMANA DINAMIKA PENDUDUK INDONESIA

Dalam pertumbuhannya, penduduk di suatu wilayah akan berbeda dengan


wilayah lainnya. Ada wilayah yang mengalami pertumbuhan penduduk dengan cepat,
sehingga menyebabkan kepadatan penduduk dan ada juga wilayah yang pertumbuhan
penduduknya tidak begitu cepat, sehingga bisa menyebabkan kekurangan penduduk.
Kepadatan penduduk atau kekurangan penduduk akan sangat memengaruhi
pertumbuhan suatu wilayah, baik itu dari segi kesehatan, segi ekonomi, segi
pendidikan, segi pendapatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, setiap wilayah sudah
seharusnya memiliki data kependudukan yang baik dan jelas agar pertumbuhan suatu
wilayah bisa berjalan dengan optimal dan mudah untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang sedang terjadi.

A. Sumber Data Kependudukan


Dalam mencari tahu jumlah penduduk biasanya suatu wilayah (baca:
pemerintah) akan melakukan pengumpulan data penduduk dengan cara sensus
penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk

1. Sensus Penduduk

Sensus penduduk adalah perhitungan atau pengumpulan data penduduk,


tingkat ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam kurun

4
waktu tertentu. Biasanya sensus penduduk dilakukan sepuluh tahun sekali di tahun-
tahun yang berakhiran angka nol, seperti 2020, 2010, 2000, dan seterusnya

2. Registrasi Penduduk

Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang berupa pendaftaran atau


pendataan yang dilakukan oleh pemerintahan dengan tujuan untuk mencatat
peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat dan dapat memengaruhi
kehidupan masyarakat itu sendiri.

Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk akan terus dilakukan


selama ada peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masyarakat sangat banyak, seperti kelahiran, kematian, perceraian,
perkawinan, perpindahan tempat tinggal, dan pengangkatan anak atau adopsi.

3. Survei Penduduk

Survei penduduk adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk


menyempurnakan hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk. Mengapa hasil
sensus penduduk dan registrasi penduduk harus disempurnakan? Karena kedua
kegiatan tersebut memiliki keterbatasan dalam memberikan informasi atau bisa
dikatakan informasi yang diberikan dari kedua kegiatan tersebut perlu dilengkapi.

Faktor-Faktor Dinamika Penduduk

Dinamika penduduk dapat dikatakan sebagai suatu fenomena yang pasti terjadi
di setiap negara. Dinamika penduduk tidak terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa
faktor yang menyebabkan fenomena itu terjadi, seperti kelahiran, kematian, dan
migrasi.

5
1. Kelahiran (natalitas)

Berdasarkan data dari dataindonesia.id bisa di simpulakn angka kelahiran di


tahun 2023 menurun.

Faktor kelahiran ini dapat dikenal dengan istilah natalitas. Kelahiran adalah
keluarnya bayi dari rahim seorang ibu yang biasanya tanda-tanda kehidupannya
ditandai dengan suara tangisan dan denyut jantung bayi.

Faktor ini dapat memengaruhi terjadinya dinamika penduduk karena jumlah


penduduk menjadi bertambah. Namun, jika ketika ibu melahirkan tidak terdapat tanda-
tanda kehidupan dari bayi (lahir mati), maka jumlah penduduk tidak bertambah atau
bisa dikatakan bahwa kelahiran tersebut belum termasuk ke dalam angka kelahiran.

Dalam mengategorikan angka kelahiran biasanya dengan memperlihatkan bayi


yang lahir dari 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran dalam faktor dinamika
penduduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu angka kelahiran tinggi, angka kelahiran
sedang, dan angka kelahiran rendah.

a. Angka kelahiran tinggi

6
Angka kelahiran pada suatu wilayah dapat dikatakan tinggi, jika angka
kelahirannya sekitar > 30 per tahun. Angka kelahiran yang tinggi menandakan bahwa
dinamika penduduk bisa terjadi dengan cepat.

b. Angka kelahiran sedang

Angka kelahiran pada suatu wilayah dapat dikatakan sedang, jika angka
kelahirannya sekitar 20 sampai 30 per tahun. Angka kelahiran dengan tingkat sedang
menandakan bahwa terjadinya dinamika penduduk tidak begitu cepat dan tidak begitu
lama.

c. Angka kelahiran rendah

Angka kelahiran pada suatu wilayah dapat dikatakan rendah, jika angka
kelahiran sekitar < 20 per tahun. Angka kelahiran yang rendah menandakan bahwa
dinamika penduduk bisa terjadi dengan lambat.

Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran

1. Melakukan perkawinan di usia muda.

2. Masih mempercayai bahwa “banyak anak banyak rejeki”

3. Masih beranggapan bahwa anak merupakan penerus keturunan terutama anak


laki-laki.

Faktor-Faktor Penghambat Kelahiran

1. Adanya pembatasan jumlah anak dengan program Keluarga Berencana (KB).

2. Adanya anggapan bahwa banyak anak berarti beban keluarga semakin


banyak.

3. Usia perkawinan yang ditunda dengan alasan ingin berkarir terlebih dahulu
atau menyelesaikan pendidikan.

4. Tunjangan anak bagi pegawai negeri dibatasi hanya sampai anak kedua saja

2. Kematian (mortalitas)
Angka kematian menurut kelompok umur tertentu di indonesia hasil LF SP 2020

7
Sumber Badan Pusat Statistik
Faktor kematian ini dapat dikenal dengan istilah mortalitas. WHO mengatakan
bahwa mortalitas adalah suatu peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
manusia secara permanen yang bisa terjadi setelah kelahiran. Peristiwa kematian ini
bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari yang mudah hingga yang tua. Selain itu,
kematian bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Jika kelahiran dapat dikatakan sebagai fenomena bertambahnya jumlah
penduduk, maka kematian dapat dikatakan sebagai fenomena berkurangnya jumlah
penduduk. Berkurangnya penduduk dapat memengaruhi pertumbuhan penduduk,
sekaligus menjadi tolok ukur kesehatan masyarakat pada suatu wilayah.
Dengan kata lain, banyaknya angka kematian pada suatu wilayah menandakan
bahwa tingkat kesehatan di wilayah tersebut kurang baik.
Untuk mengelompokkan angka kematian dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah angka kematian dari 1000 penduduk per tahun. Oleh karena itu, angka kematian
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu angka kematian tinggi, angka kematian sedang, dan
angka kematian rendah.
a. Angka kematian tinggi
Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan tinggi, jika angka
kematian sekitar > 18 per tahun. Angka kematian yang tinggi bisa memengaruhi
terjadinya dinamika penduduk dengan lambat.

8
b. Angka kematian sedang
Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan sedang, jika angka
kematian sekitar 14-18 per tahun. Angka kematian yang sedang bisa
memengaruhi terjadinya dinamika penduduk dengan tidak terlalu cepat atau
tidak terlalu lambat.
c. Angka kematian rendah
Angka kematian pada suatu wilayah dapat dikatakan rendah, jika angka
kematian sekitar 9-13 per tahun. Angka kematian rendah dapat memengaruhi
terjadinya dinamika penduduk dengan cepat.

• Faktor-Faktor Pendukung Kematian


1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih sangat rendah.
2. Bencana alam yang merenggut banyaknya korban jiwa.
3. Pembunuhan yang disebabkan karena banyak hal, seperti dendam, perampokan,
dan lain-lain.
4. Kecelakaan lalu lintas.
• Faktor-Faktor Penghambat Kematian
1. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan.
2. Fasilitas kesehatan sangat lengkap.
3. Persiapan yang matang ketika menghadapi bencana alam.
4. Kepercayaan agama yang tinggi, sehingga tingkat kriminalitas berkurang.
5. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan.

9
3. Migrasi (perpindahan)

Faktor terakhir yang dapat memenagruhi dinamika penduduk pada suatu


wilayah adalah migrasi. Migrasi sering dikenal juga sebagai perpindahan. Perpindahan
yang dimaksud adalah adanya penduduk yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah
lainnya.

Migrasi ini bisa menumbuhkan penduduk pada suatu wilayah dan bisa juga
menurunkan penduduk pada suatu wilayah. Biasanya, penduduk yang melakukan
migrasi memiliki tujuannya masing-masing dan berusaha akan menetap di wilayah
yang baru. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa migrasi penduduk
adalah perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi
lainnya.

Migrasi dibagi menjadi lima jenis, yaitu emigrasi, remigrasi, imigrasi,


urbanisasi, dan transmigrasi.

a. Emigrasi adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara


lain dan menetap di negara baru tersebut.
b. Remigrasi adalah penduduk yang kembali ke negara asal setelah beberapa
tahun tinggal di negara lain.
c. Imigrasi adalah penduduk dari luar negeri yang masuk ke negara tertentu
dan menetap di negara tersebut.
d. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terjadi
dalam satu negara.
e. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau yang
jumlahnya lebih sedikit yang terjadi dalam satu negara.

10
➢ Faktor-Faktor Penyebab Migrasi
Migrasi penduduk bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
1. Lowongan pekerjaan yang semakin menipis.
2. Sulit beradaptasi di daerah asalnya.
3. Terjadi bencana alam yang menyebabkan wilayah tersebut tak bisa ditempati.
4. Adanya tekanan dalam bermasyarakat.
5. Peluang kerja lebih besar, sehingga kehidupan sosial ekonomi terjamin.
B. Dampak Dinamika Penduduk
Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyaknya jumlah penduduk pada
suatu wilayah, maka akan semakin banyak dampak yang akan muncul. Dampak-
dampak dinamika penduduk sebagai berikut.

1. Rendahnya Tingkat Pendidikan


Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian
bergerak lambat menyebabkan penduduk kesulitan untuk mendapatkan pendidikan
yang pantas. Tingkat pendidikan yang rendah bisa mengakibatkan terjadinya
keterlambatan dalam pembangunan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tingkat pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan
penduduk pada suatu wilayah sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk anak-anak
membuat fasilitas pendidikan di suatu wilayah tak mampu menampungnya, sehingga
banyak anak-anak yang terpaksa tidak menempuh pendidikan. Selain itu, rendahnya
tingkat pendidikan bisa disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat rendah,
sehingga harus membantu orang tua bekerja.

2. Rendahnya Tingkat Kesehatan


Kesehatan masyarakat sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus dimiliki oleh
setiap penduduk. Banyaknya penduduk yang sehat di suatu wilayah membuktikan
bahwa kesejahteraan penduduk tersebut terjamin. Akan tetapi, dengan adanya dinamika
penduduk pada suatu wilayah mengakibatkan tingkat kesehatan penduduk semakin
rendah. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan belum memadai untuk menampung
banyaknya pasien yang sakit. Selain itu, lingkungan yang semakin kotor dan air bersih
sulit didapatkan membuat kesehatan penduduk menurun.

11
3. Kesejahteraan Penduduk Semakin Rendah
Setiap penduduk yang tinggal di suatu negara seharusnya mendapatkan
kesejahteraan. Kesejahteraan yang dimiliki oleh setiap penduduk, maka roda
perekonomian akan berjalan dengan baik. Akan tetapi, pertumbuhan jumlah penduduk
yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat menandakan bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat menjadi rendah. Tingkat kesejahteraan penduduk yang
menurun bisa dapat dilihat melalui pendapatan penduduk yang sangat kecil.Rendahnya
kesejahteraan penduduk disebabkan karena adanya dinamika penduduk, sehingga
banyak penduduk yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan
kata lain, dinamika penduduk bisa menyebabkan angka pengangguran meningkat.
Penduduk yang tidak mendapatkan pekerjaan akan kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

4. Kondisi Alam yang Semakin Rusak


Manusia sangat bergantung pada kondisi alam yang ada karena kondisi alam
yang sehat dan baik akan memberikan kesehatan pada manusia. Selain itu, kondisi alam
yang baik bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi setiap penduduk.Namun,
penduduk yang sering menggunakan sumber daya alam bisa menyebabkan kondisi
alam terganggu. Kondisi alam yang terganggu bisa membuat kesejahteraan penduduk
menurun dan kesehatan penduduk juga menurun. Bukan hanya itu, pertumbuhan
penduduk yang semakin cepat bisa membuat tempat untuk bercocok tanam semakin
sedikit karena banyaknya lahan yang dijadikan perumahan. Hal seperti ini bisa
membuat penyerapan air semakin berkurang, tetapi penggunaan air tanah semakin
bertambah.

5. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Dalam suatu wilayah pasti memiliki keterbatasan atau kemampuan dalam
menampung penduduk yang menetap di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, penduduk
akan mencari tempat yang lebih layak untuk bertahan hidup, maka terjadilah
peresebaran penduduk itu. Persebaran penduduk yang tidak merata membuat
pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah menjadi tidak merata. Bukan hanya
pertumbuhan ekonomi saja, tetapi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan juga tidak
merata, sehingga terjadi kesenjangan sosial antar wilayah.

12
C. GAMBARAN KUALITAS DAN KUANTITAS PENDUDUK
INDONESIA
Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan
berupatersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan. Akantetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya
permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan. Permasalahan-permasalahan
tersebut di antaranya:

1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan


produksimenyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan
pangan,sandang, dan papan.

2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya


terpusatpada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini
menyebabkan hasilpembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga
menimbulkan kesenjangansosial antara daerah yang padat dan daerah yang jarang
penduduknya.

3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-


kotabesar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya
dankelompok miskin kota.

4. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume


pekerjaanmenyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada kerawanan
sosial
5. Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya
terhadap pembangunan adalah sebagai berikut:

o Masalah tingkat pendidikan


Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat
pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara
maju, demikian juga dengan tingkatpendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya
tingkat pendidikan penduduk Indonesiadisebabkan oleh:
a. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
b. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan
sarana pendidikan.

13
c. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan


terhadap pembangunan adalah:
1.Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahlidari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk
Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang
sangatdiperlukan dalam pembangunan.
2.Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-
halyang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak
karenaketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti
iniapabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena itu,
pemerintah mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutupendidikan
masyarakat.
Usaha-usaha tersebut di antaranya:
1.Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
2.Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah,
perpustakaan,laboratorium, dan lain-lain)
3.Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran
4.Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
5.Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
6.Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi
7. wajib belajar 9 tahun

Masalah kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka
kematian, karenakematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.Kualitas kesehatan
yang rendah umumnya disebabkan:
1.Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2.Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3.Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4.Gizi yang rendah.
5.Penyakit menular
14
6.Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh)
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah
terhambatnyapembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan
yang lebih utamakarena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan
manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa
pun khususnya pada saatbekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.Untuk
menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakanuntuk
meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung
lancarnyapelaksanaan pembangunan.

Upaya-upaya tersebut di antarnya:


1.Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2.Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3.Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4.Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
5.Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6.Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

Masalah tingkat penghasilan/pendapatan


Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan
per kapita,yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.Negara-
negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal
inidisebabkan oleh:
1.Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2.Jumlah penduduk banyak.
3.Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
1.Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2.Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
3.Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan
adalah:
1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi
kurangberkembang baik
15
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan
hanyabanyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.Untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat).

16
BAB III

KESIMPULAN

Permasalahan yang dihadapi dari kualitas dan kuantitas penduduk di Indonesia adalahPesatnya
pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi,Kepadatan
penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya terpusat,Tingginya angka
urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-kota, Pesatnyapertumbuhan
penduduk yang tidak seimbang dengan volume pekerjaan, Tingkat kesadaranmasyarakat untuk
bersekolah rendah, Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbangdengan penyediaan sarana
pendidikan. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah,Kurangnya sarana dan
pelayanan kesehatan., Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari., Kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan., Gizi yang rendah.Penyakit menular.Lingkungan yang tidak
sehat (lingkungan kumuh), Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-
lain, Jumlah penduduk banyak, Besarnya angka ketergantungan.Upaya penanggulangan dari
permasalahan diatas adalah semua pihak harus tetapkomit untuk menempatkan manusia
Indonesia sebagai titik yang paling pusat dalam segenap upaya pembangunan atau kita sebut
sebagai “people centered development” Kedua, semua harus memperbarui komitmen dalam
pembangunan kependudukan dan KB.Ketiga, sasaran pembangunan harus diarahkan untuk
mewujudkan kualitas manusia, keluarga dan masyarakatIndonesia yang maju, mandiri dan
sejahtera,Keempat, bahwa sesungguhnya tumbuhnyasikap kemandirian bangsa tidak terlepas
dari peningkatan peran serta, efisiensi danproduktivitas rakyat.Kelima, pembangunan
kependudukan perlu ditangani secarakomprehensif dan dikoordinasikan secara terpadu dalam
suatu bentuk kelembagaan yang kredibel dan profesional. Kelembagaan ini sebagai
“institutional home” harus dapat menyiapkan kebijakan kependudukan yang pelaksanaannya
dapat tersebar di berbagai sektor pembangunan lainnya.

17
REVIEW JURNAL ARTIKEL
Judul Gerak Migrasi Penduduk Pesisir Implikasinya terhadap Ekonomi
Kependudukan
Jurnal Jurnal Ilmu Administrasi & Sosial, Vol. 9 No 2
Tahun November 2020
Penulis Akhmad Firman dan Mustakim
Pendahuluan Salah satu penyebab munculnya kegiatan migrasi adalah ketimpangan
ekonomi, pendidikan, dan disparitas sosial, kapital serta krisis sumberdaya
alam yang terjadi disebuah daerah. Dalam berbagai telaah literature,
mengungkapkan motif ekonomi adalah faktor determinan terjadinya
migrasi dari desa menuju kota. Penyebabnya adalah arus gerak penduduk
desa menuju kota semakin massif dalam upaya untuk dapat bekerja sebagai
tenaga kerja sektor industri. Tentu saja kemiskinan dan kelangkaan
sumberdaya ekonomi menjadi faktor pemicu terjadinya Migrasi di
Indonesia.
Metode Penulis menggunakan metode kualitatif dalam memahami fenomena
penelitian migrasi penduduk yang terjadi di Pesisir Kabupaten Buton. Instrumen
penelitian yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Penulis
menggunakan teknik deskriptif dengan melakukan analisis proses data,
penyadian data dan verifikasi data.
Hasil dan Implikasi yang dihasilkan dari kegiatan migrasi adalah meningkatnya
Pembahasan perolehan pendapatan masyarakat pesisir. Meskipun begitu, migrasi bukan
hanya dilakukan para orang dewasa, namun tua, muda dan anak-anak atau
sekeluarga. Mereka bermigrasi untuk membantu orang tua atau
keluarganya dimana selama di daerah tujuan mereka melakukan pekerjaan
dengan ikut serta memetik cengkeh, sementara sisi negatifnya
anak-anak migrasi yang berstatus pelajar tidak mendapatkan pendidikan
sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukkan para anak - anak tidak
mendapatkan pelajaran atau pendidikan dengan efektif sehingga mutu
pendidikan dasar begitu rendah di kabupaten buton. Selain itu juga tingkat
pendidikan di daerah Dongkala Kondoa yang hampir sebagian masyarakat
hanya tamatan SMA. Sementara jumlah penduduk dua desa ini kurang
lebih 5.000 jiwa dimana terlihat semakin padatnya rumah penduduk yang
sudah semakin berhimpit-himpitan.
Hasil dari bermigrasi umumnya untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari
atau biaya hidup, sebagian untuk biaya sekolah dan hanya informan
pemilik lahan yang akan menginvestasikan kembali membeli lahan di
Maluku. Pesatnya migrasi ke Maluku dan Maluku Utara berimplikasi
positif dan negatif. Dampak positif terhadap migran yang rata-rata
penduduk miskin yang masih mempunyai cara pandang yang menganggap
anak sebagai tenaga kerja yang harus membantu orangtua dalam mencari
nafkah, atau orangtua beranggapan bahwa bersekolah adalah tujuannya
memperoleh ijazah. Sehingga dampak negatifnya adalah mutu pendidikan
umumnya rendah, rata-rata setelah tamat sekolah menengah atas sudah
tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Angka pengangguran di dua desa
tersebut cukup tinggi karena faktor ketersediaan lapangan kerja yang
kurang, akibatnya angka kejahatan atau kriminalitas cukup tinggi.

18

Anda mungkin juga menyukai