SGD PLJJ Help 1. Proses Perkembangan Embrio A. Fertilisasi
SGD PLJJ Help 1. Proses Perkembangan Embrio A. Fertilisasi
SGD PLJJ Help 1. Proses Perkembangan Embrio A. Fertilisasi
B. MORULA
C. BLASTULA
Pada hari ke-12 blastula sudah masuk sempurna ke dalam dinding endometrium dan sudah
berhubungan langsung dengan sinusoid ibu.
D. GASTRULA
GASTRULA PUNYA TIGA LAPISAN EKTODERM UNTUK PEMBENTUKAN SISTEM SARAF KRN
ADA PRIMITIVE STREAK KAN, TRUS MESODERM UNTUK ENDOKRIN, DAN ENDODERM
UNTUK ORGAN BAGIAN DALAM.
E. NEURULASI
F. FETUS
Dibuku sgd
2. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma di dalam testis pria. Spermatogenesis
sendiri berasal dari kata ‘spermato’ yang memiliki arti benih dan ‘genesis’ yang berarti
pembelahan. Sel sperma diproduksi pada bagian tubulus seminiferus di dalam testis. Di dalam
dinding tubulus, banyak sel yang tersebar secara acak yang disebut sel sertoli. Sel ini berfungsi
untuk memberikan makanan untuk sel sperma yang belum matang. Ketika sel sperma telah
matang (spermatogonia), spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri dengan cara
mitosis dan meiosis atau pembelahan sel.
Untuk proses ini, terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
Proses spermatogenesis mulai terjadi saat memasuki pubertas dan berakhir saat tubuh
alami kematian. Namun, jumlah sperma terus menurun secara bertahap sejalan dengan
pertambahan usia, sehingga membuat seseorang berisiko alami infertilitas saat semakin tua.
3. Oogenesis
Oogenesis adalah salah satu proses yang terjadi di dalam organ reproduksi wanita. Proses ini
bertujuan sebagai pembentukan dan pematangan sel telur (ovum) di dalam ovarium (indung
telur).
Selanjutnya, inilah proses oogenesis pada sistem reproduksi wanita:
a) Fase pembelahan dan penggandaan
Proses oogenesis yang pertama adalah mitosis. Ini merupakan proses pembelahan sel
yang menghasilkan dua gamet (sel anak) identik dalam organ reproduksi wanita. Sedangkan
yang kedua adalah meiosis. Ini merupakan pembelahan sel yang menghasilkan empat
gamet, masing-masingnya mempunyai jumlah kromosom setengah dari sel induknya. Proses
pembelahan mulai terjadi saat tubuh memasuki usia pubertas, yaitu sekitar 12 tahun.
b) Fase perkembangan
Proses oogenesis dalam organ reproduksi wanita selanjutnya yaitu fase perkembangan.
Ini merupakan pembelahan sel telur pertama pada proses oogenesis saat mengalami
perkembangan bagian sel (sitoplasma) yang tidak seimbang. Pada fase perkembangan ini,
ada satu oosit yang memiliki banyak sitoplasma, sementara oosit lainnya tidak memiliki
sitoplasma. Ukuran oosit yang memiliki banyak sitoplasma lebih besar ketimbang yang tidak
memiliki sitoplasma. Oosit yang lebih kecil bernama badan polar pertama.
c) Fase pematangan
Setelah fase perkembangan, terjadilah fase pematangan. Pada fase ini, oosit sekuran
yang berukuran besar mengalami pembelahan sel telur kedua sehingga menghasilkan ootid.
Pada saat yang sama, badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua.
Bisa dibilang, ovulasi atau kematangan sel terjadi saat oosit mencapai tahap perkembangan
ootid. Diperkirakan setiap wanita memiliki sekitar 400 sel matang seumur hidupnya. Setelah
pembuahan, ootid sudah melewati tahap akhir pematahan dan bisa menjadi sel telur.
Kemudian ootid berkembang menjadi sel telur jika bertemu dengan spermatozoa atau sel
sperma.