Jurnal
Jurnal
Jurnal
DESCRIPTION
Dwijaloka is a journal of elementary and high school education published by Universitas
Ngudi Waluyo. Dwijaloka is published three times annually in March, July, and November.
We welcome mainly research-based articles concerned with any field of elementary and
high school education.
DESCRIPTION OF ISSUE
First issued in March 2020. Issued every March, July, and November
ISSN
2716-1242 (Online)
2722-4651 (Print)
Editor in Chief
Mochamad Rizqi Adhi Pratama
Editorial Boards
Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum. (Linguistics)
Prof. Dr. Dandan Supratman, M.Pd. (Language Education)
Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons. (Counseling)
Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si. (Science Education)
Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum. (Social Education)
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si. (Economics Education)
Dr. Masrukan, M.Pd. (Mathematics Education)
Dr. Sugeng Maryanto, M.Kes. (Health Education)
Dr. Ambar Widyawati, M.Kes. (Health Education)
Section Editors
Deswanditto Dwi Saptanto | Rosalina Dwi Aryani
Layout
Akmal Jaya
PUBLISHER
Universitas Ngudi Waluyo
PUBLISHER CONTACT
Universitas Ngudi Waluyo.
Diponegoro Street No.186, Gedanganak, East Ungaran, Semarang,
Central Java, Indonesia 50512
Telp.: (+6224) 6925408 | Fax.: (+6224) 6925408 | E-mail: [email protected]
DWIJALOKA
Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah
Volume 1. Number 1. March 2020
Table of Content
PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING DALAM PEMBELAJA- 1-11
RAN MENGKONSTRUKSI TEKS EKSPLANASI PADA PESERTA DIDIK
KELAS XI SMA NEGERI 1 GODONG GROBOGAN TAHUN PELAJARAN
2019/2020
Rivan Pramono
Abstract
The outdoor learning method is an innovative method that can be applied in learning to
construct explanatory texts. This study aims to describe the application of the method
of outdoor learning in learning to construct explanatory texts in class XI students at
Godong Grobogan High School in 2019/2020. The data used in this study were test
and non-test techniques. Data obtained from class XI IPS 1 Godong Grobogan 1 Public
High School. . An average grade of 86% or 86 with learners numbered 31, with a total
score of 2,665. The highest value obtained was 95 with a percentage of 13% and the
lowest score of 75 with a percentage of 13%.
gan dalam proses belajar antara lain, seba- isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca
gai berikut: (Dalman, 2013:3).
Kegiatan belajar lebih menarik dan
tidak membosankan, sehingga motivasi be- Teks Eksplanasi
lajar siswa akan lebih tinggi. Teks eksplanasi adalah teks
Hakikat belajar akan lebih bermakna yang berisi tentang sesuatu proses proses
sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan yang berhubungan dengan fenomena-
keadaan yang sebenarnya atau bersifat ala- fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan,
mi. budaya dan lainnya (Sutiarini, 2014:144).
Bahan-bahan yang dapat dipelajari
lebih kaya serta lebih faktual sehingga ke- METODE
benarannya akurat. 1. Pendekatan Penelitian
Kegiatan belajar siswa lebih kompre- Pendekatan yang digunakan dalam
hensif dan lebih aktif sebab dapat dilaku- penelitian ini adalah pendekatankualitatif
kan dengan berbagai cara seperti mengama- dengan metode deskriptif. Metode des-
ti, bertanya atau wawancara membuktikan kriptif merupakan bagian dari penelitian
atau mendemontrasikan, menguji fakta dan kualitatif. Sukmadinata (2013:60) menga-
lain-lain. takan bahwa penelitian kualitatif meru-
Sumber belajar lebih kaya sebab ling- pakan penelitian untuk mendeskripsikan
kungan yang dapat dipelajari bisa beraneka atau menganalisis pemikiran orang secara
ragam eperti lingkungan sosial, lingkungan individu maupun kelompok serta fenome-
alam, dan lingkungan buatan. na lainnya. Sedangkan metode deskriptif
Siswa dapat memahami dan meng- adalah bagian dari penelitian kualitatif un-
hayati aspek-aspek kehidupan yang ada di tuk menggambarkan suatu fenomena yang
lingkungannya, sehingga dapat memben- akan diteliti atau dianalisis. Adapun tujuan
tuk pribadi yang tidak asing dengan kehidu- dari penelitian menggunakan pendekatan
pan sekitarnya, serta dapat memupuk cinta kualitatif dengan metode deskriptif ini
lingkungan. adalah untuk mengetahui gambaran pem-
belajaran mengkonstruksi teks eksplanasi
Menulis dengan metode outdoor learning.
Menulis merupakan pemindahan Berkaitan dengan hal tersebut, ala-
pemikiran atau perasaan ke dalam bentuk san memilih pendekatan kualitatif metode
lambang-lambang bahasa, penyampaian desktiptif peneliti ingin memberikan gam-
pikiran dan perasaan secara lisan disebut baran yang jelas mengenai penggunaan
berbicara. Sedangkan penyampaian pikiran metode outdoor learning dalam pembelajaran
atau perasaan ke dalam bentuk lambang tu- mengkonstruksi teks eksplanasi pada pe-
lis ( Wismanto, 2014:1). serta didik kelas XI SMA Negeri 1 Godong
Menulis merupakan sesuatu kegiatan Grobogan tahun pelajaran 2019/2020.
komunikasi berupa penyampaian pesan Dengan menggunakan pendekatan kuali-
(informasi) secara tertulis kepada pihak tatif metode deskriptif ini peneliti hanya
lain dengan menggunaka bahasa sebagai menggunakan satu kelas sebagai objek
alat atau mediannya. Aktivitas yang dilaku- penelitian. Jadi, tidak memberikan perlaku-
kan oleh penulis melibatkan unsur-unsur, an dan manipulasi data tetapi hanya meng-
yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, gambarkan kondisi apa adanya saat meng-
4
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
gunakan metode outdoor learning. cara yang dilakukan peneliti untuk mem-
Populasi dan Sampel peroleh data saat melakukan penelitian.
Populasi Teknik pengumpulan data yang digunakan
Menurut Sugiyono (2017:117) popu- yaitu teknik nontes dan tes.
lasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek, atau subyek yang mempunyai Instrumen
kualitas dan karakteristik tertentu yang di- Menurut Arikunto (2010:158) instru-
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ment penelitian atau instrument pengum-
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam pulan data adalah alat bantu yang dipilih
penelitian ini populasi seluruh peserta di- dan digunakan oleh peneliti dalam kegia-
dik kelas XI SMA Negeri 1 Godong Gro- tannya mengumpulkan data agar kegiatan
bogan. tersebut menjadi sistematis dan dipermu-
Sampel dah olehnya.
Sugiyono (2015: 117) Sampel adalah Instrumen penelitian adalah alat yang
bagian dari jumlah dan karakteristik yang digunakan untuk merekam pada umum-
dimiliki oleh populasi tertentu. Teknik nya secara kualtitatif keadaan dan aktivitas
pengambilan sampel yang digunakan pen- atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut
elitian ini adalah purposive sampling. Menu- psikologis itu secara teknis biasanya digo-
rut Sugiyono (2015:85) pengertian purpose longkan menjadi atribut kognitif dan at-
sampling sebagai berikut: ribut non kognitif. Lebih jauh, dikatakan
Purposive sampling adalah teknik pe- bahwa untuk atribut kognitif, perangsang-
nentu sampel dengan pertimbangan ter- nya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk
tentu. Dalam penelitian ini, metode yang atribut non-kognitif, perangsangnya adalah
digunakan untuk mengambil sampel den- pernyataan (Suryabrata, 2008: 52).
gan menggunakan teknik purposive samp- Instrumen penelitian yang digunakan
ling. Alasan menggunakan teknik purposive untuk mengumpulkan data dalam peneliti-
sampling karena tidak semua sampel memi- an ini berupa tes dan non tes
liki kriteria yang sesuai dengan yang telah Berikut penjabaran dari ketentuan
penulis tentukan. oleh karena itu, penulis instrumen penelitian:.
memilih teknik purposive sampling dengan
menetapkan pertimbangan-pertimbangan Instrumen Tes
atau kriteria-kriteria tertentu yang harus di- Soal
penuhi oleh sampel-sampel yang digunakan Tes merupakan serentetan pertany-
dalam penelitian ini. Dari hasil teknik pur- aan atau latihan serta menggunakan alat
posive sampling peneliti memilih kelas XI lain untuk mengukur keterampilan, penge-
IPS 1 SMA N 1 Godong Grobogan tahun tahuan intelgensi, kemampuan atau bakat
pelajaran 2019/2020 yang akan dijadikan yang dimiliki oleh individu atau kelompok
sampel. (Arikunto, 2010:193).
Lembar tes digunakan untuk menge-
Teknik Analisis Data tahui seberapa besar pengaruh penerapan
Teknik pengumpulan data adalah metode outdoor learning dalam pembelajaran
cara atau prosedur yang dilakukan untuk mengkontruksi teks eksplanasi pada peser-
memperoleh data dalam melakukan peneli- ta didik kelas XI SMA Negeri 1 Godong
tian (Mulyatiningsih, 2011:24). Jadi, teknik Grobogan tahun pelajaran 2019/2020. Da-
pengumpulan data dapat diartikan bahwa lam lembar tes ini berisi identitas sekolah,
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 5
identitas peserta didik, nama kelas dan se- mati proses pembelajaran menguji keber-
mester, petunjuk pengisian lembar tesebut, hasilan metode pembelajaran.
serta tiga butir soal yang berisikan perintah Dalam lembar pengamatan ini berisi
menulis kembali teks eksplansi sesuai den- nama identitas sekolah, nama kelas dan se-
gan struktur dan unsur-unsur yang ada da- mester, hasil pengamatan dari awal hingga
lam teks eksplanasi. akhir pembelajaran, serta petunjuk pen-
Penilaian dari lembar tes ini meng- gisian lembar pengamatan ini. Selain itu,
gunakan pedoman penilaian sesuai dengan lembar pengamatan berisi sembilan belas
silabus dari KD 4.3 mengkonstruksi in- pertanyaan. Lalu, sembilan belas perta-
formasi (pengetahuan dan urutan kejadi- nyaan itu harus diisi oleh peneliti dengan
an) dalam teks eksplanasi secara lisan dan membubuhkan tanda centang (√) di kolom
tulisan. Dari pedoman tersebut, terdapat jawaban yang bertuliskan ya atau tidak.
empat aspek yang dinilai yaitu, kelengka-
pan isi atau data, ketepatan diksi atau pi- Penyebaran Angket
lihan kata, ketepatan penyusunan kalimat, Angket adalah beberapa pertanyaan
penggunaan ejaan. Empat aspek itu memi- tertulis yang digunakan untuk memperoleh
liki penilaian setiap aspek indikator dengan informasi dari responden yang telah men-
skor 2-5. Kemudian, skor dari setiap aspek galami suatu peristiwa tertentu (Arikunto,
dijumlahkan. Dari skor total tersebut, baru- 2006:151). Penentuan sampel responden
lah dimasukkan rumus berikut untuk men- untuk mengisi angket haruslah tepat agar
dapatkan hasil akhir dari tes mengkontruk- kita memperoleh informasi yang akurat.
si teks eksplanasi penerapan metode outdoor Dalam penelitian ini, angket dibe-
learning. Berikut rikan kepada para responden yang telah
Berdasarkan hasil akhir, barulah dapat mengikuti pembelajaran menggunakan
disimpulkan pengaruh metode outdoor lear- metode outdoor learning. Angket ini berisi
ning dalam pembelajaran mengkonstruksi beberapa pertanyaan yang berkaitan den-
teks eksplanasi. Peserta didik mendapatkan gan penggunaan metode outdoor learning
nilai dengan predikat ‘sangat baik’ ketika dalam pembelajaran mengkontruksi teks
mendapat skor 85-100, predikat ‘baik’ keti- eksplanasi. Pertanyaan tersebut harus dija-
ka mendapat 75-84, predikat ‘cukup’ ketika wab dengan membubuhkan tanda centang
mendapat 65-74, dan predikat ‘kurang’ ke- (√) dalam salah satu kolom ya atau tidak.
tika mendapat skor 0-64. Angket ini dilakukan sebagai pengganti wa-
wancara terhadap peserta didik.
Instrumen Non Tes
Lembar Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013: Berdasarkan hasil data penelitian yang
145) mengemukakan bahwa, observa- telah dilakukan pada peserta didik kelas XI
si merupakan suatu proses yang tersusun IPS 1 SMA Negeri 1 Godong Grobogan,
dari berbagai proses biologis dan psikolo- dapat diketahui bahwa peserta didik mam-
gis. Dua di antara yang terpenting adalah pu mengkonstruksi teks eksplanasi dengan
proses-proses pengamatan dan ingatan. baik. Penerapan metode outdoor learning
Lembar pengamatan digunakan untuk dalam pembelajaran mengkonstruksi teks
mengamati peserta didik selama proses eksplanasi memberikan manfaat bagi pe-
pembelajaran berlangsung mata pelajaran serta didik, dikarenakan tidak hanya men-
Bahasa Indonesia kelas XI untuk menga- dapatkan pengetahuan mengenai materi
6
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
pembelajaran saja. Akan tetapi, peserta di- membagikan selembaran kertas yang berisi
dik mendapatkan hasil belajar yang maksi- soal mengenai teks eksplanasi untuk di ja-
mal. wab secara individu sesuai dengan contoh
dan penjelasan yang telah diberikan guru.
Proses Pembelajaran Waktu mengkonstruksi teks eksplanasi di-
Pada awal pembelajaran guru mengu- batasi oleh guru dengan tujuan agar peser-
capkan salam dan mempresentasikan keha- ta didik lebih disiplin dalam menggunakan
diran peserta didik. Guru menyiapkan dan waktu dan tidak menyepelekan tugas yang
mengondisikan peserta didik untuk me- ada. Peserta didik terlihat antusias dalam
mulai pembelajaran. Kemudian guru men- mengerjakan soal yang telah di berikan
gajak peserta didik untuk keluar kelas dan guru. Setelah waktu yang telah ditentukan
menerapkan pembelajaran luar ruangan, guru telah selesai, guru meminta peserta di-
selanjutnya guru memilih tempat yang ny- dik untuk mengumpulkan hasil pekerjaan-
aman dan rindang agar peserta didik dapat nya. Kemudian perwakilan peserta didik
menerima pembelajaran dengan baik. Ke- maju untuk membacakan hasil pekerjaan-
mudian untuk menggugah rasa ingin tahu nya agar peserta didik yang lainnya menyi-
mengenai apa itu teks eksplanasi, guru me- mak hasil pekerjaan temannya.
nayangkan keadaan apa yang terjadi di ling- Kegiatan penutup pembelajaran,
kungan sekolah. Setelah itu guru bertanya guru memberikan refleksi terhadap mate-
kepada peserta didik mengenai fenomena ri yang telah disampaikan pada pertemuan
yang terjadi lingkungan sekolahan tersebut, tersebut. Selanjutnya guru menyimpulkan
kemudian guru membagikan sebuah teks pembelajaran yang telah diajarkan dan ke-
eksplanasi untuk dikonstruksi oleh peser- mudian diakhiri dengan salam. Jadi proses
ta didik. hal tersebut dimaksudkan untuk pembelajaran yang dilakukan di luar kelas
mengajak peserta didik aktif dalam kegia- telah sesuai dengan judul penelitian yang
tan pembelajaran. dilakukan.
Kegiatan inti pembelajaran yaitu den-
gan tanya jawab berkaitan dengan materi. Hasil Belajar
Kemudian guru akan menyempurnakan Pada saat proses pembelajaran ber-
jawaban peserta didik yang kurang sesuai. langsung peserta didik kelas XI IPS 1 telah
Guru menjelaskan tata cara penggunaan mampu mengkonstruksi teks eksplanasi
metode outdoor learning pada peserta didik. dengan baik, walaupun ada satu, dua peser-
Setelah peserta didik merasa paham men- ta didik yang masih bertanya mengenai teks
genai penjelasan tentang materi teks ekspla- eksplanasi yang kurang di mengerti. Hasil
nasi guru membentuk kelompok yang data peserta didik dari hasil data tes. Tes
masing-masing kelompok beranggotakan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
4—5 orang dan akan diberikan selembaran untuk mendapatkan data. Dalam hal ini
contoh teks eksplanasi agar semakin men- hasil tes diambil dari teks eksplanasi yang
gerti mengenai tata cara mengkonstruksi ditulis peserta didik. Kemudian nilai terse-
teks eksplanasi yang baik dan benar. Ke- but akan digunakan sebagai data tes. Ada-
mudian guru meminta kepada peserta di- pun aspek yang dinilai dalam menulis teks
dik untuk membaca contok teks eksplanasi eksplanasi. Aspek yang dinilai dalam meng-
yang telah dibagikan guru. konstruksi teks eksplanasi meliputi; (a) ke-
Selanjutnya guru bertanya apakah su- lengkapan teks eksplanasi, (b) memenuhi
dah selesai membacanya, setelah itu guru struktur teks eksplanasi, (c) bagian-bagian
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 7
pokok teks eksplanasi,(d) pilihan kata, (e) sentase 13% terdapat 4 peserta didik. Lalu,
informasi dalam teks. Setiap aspek penilai- pada interval 79—82 dengan presentase
an dengan nilai tertinggi mendapatkan skor 19% terdapat 6 peserta didik. Kemudian,
nilai 20 dan skor nilai terendah 0, total skor pada interval 83—86 dengan presentase
keseluruhan berjumlah 100. Untuk penilai- 16% terdapat 5 peserta didik. Pada inter-
an skor dihitung dengan cara skor tertinggi val 87—90 dengan presentase 39% terda-
dikali skor maksimal dibagi seratus. pat 13 peserta didik. Pada interval 95—98
Aspek pertama yaitu kelengkapan dengan presentase 13% terdapat 4 peserta
teks eksplanasi, sebelum peserta didik didik. Jadi pembelajaran mengkonstruksi
mengkonstruksi teks eksplanasi peserta teks eksplanasi dengan menerapkan me-
didik harus memperhatiakan atau mencer- tode outdoor learning pada kelas XI IPS 1
mati benar-benar menegenai kelengkapan SMA Negei 1 Godong Grobogan rata-rata
teks. Aspek yang kedua, memenuhi struk- yang diperoleh mencapai KKM , terlihat
tur teks eksplanasi, setelah peserta didik dari banyak peserta didik yang tuntas dalam
dapat memperhatikan kelengkapan isi teks pembelajaran mengkonstruksi teks ekspla-
eksplanasi, kemudian peserta didik harus nasi.
memperhatikan struktur teks eksplansi.
Aspek ketiga menentukan bagian-bagian Hasil Pengamatan
pokok dari teks eksplanasi Dalam menulis Pengamatan dilakukan ketika pro-
teks eksplanasi peserta didik tidak boleh sa- ses pembelajaran berlangsung. Proses
lah atau pun kebalik-balik melainkan harus pengambilan data pengamatan dilakukan
urut sesuai dengan apa yang telah ditetap- penggunaan pedoman lembar pengama-
kan.Aspek keempat pilihan kata yang harus tan peserta didik. Pedoman tersebut me-
digunakan dalam menulis teks eksplanasi, muat aspek-aspek yang mencakup langkah-
dan aspek kelima informasi yang berada di- langkah dalam kegiatan pembelajaran yang
dalam teks eksplanasi. Oleh sebab itu pada berpedoman pada RPP dan metode yang
saat guru menjelaskan mengenai materi digunakan dalam pembelajaran. Berikut ini
teks eksplanasi peserta didik harus mem- hasil observasi terhadap guru dan peserta
perhatikan agar saat guru memeberikan didik.
tugas akan mudah dalam mengerjakannya. Hasil pengamatan, guru sudah me-
Hasil data tes yang dikerjakan oleh lakukan proses pembelajaran dengan baik
peserta didik kels XI IPS 1 dengan meng- dan sudah mengacu pada RPP. Adapun
gunakan metode outdoor learning dengan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan guru
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dimulai dari kegiatan pembuka pembelaja-
peserta didik dapat dikatakan baik. Hal ini ran. Kegiatan pembuka pembelajaran telah
dibuktikan dengan nilai rata-rata yang dipe- dilakukan guru dengan baik, hal tersebut
roleh peserta didik kelas X MIPA 4 yaitu terbukti pada saat guru masuk ke dalam ke-
86. Nilai tersebut dikategorikan baik. Ber- las guru mengucapkan salam dan memim-
dasarkan tabel 1.3 distribusi frekuensi pem- pin doa. Kemudian guru mempresensi ke-
belajaran mengkontruksi teks eksplanasi, hadiran peserta didik. Pemberian motivasi
dapat diketahui bahwa hasil kemampuan kepada peserta didik juga dilakukan guru
mengkonstruksi teks eksplanasi sesuai den- agar mampu memotivasi peserta didik su-
gan struktur dan kaidah kebahasaannya paya lebih semangat dalam belajar. Setelah
menggunakan metode outdoor learning ada- dilakukan presensi peserta didik diajak un-
lah baik. Pada interval 75—78 dengan pre- tuk ke luar kelas.
8
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Kegiatan inti pembelajaran juga su- ketika guru masuk ke dalam kelas peser-
dah laksanakan guru dengan baik. Guru ta didik segera menyiapkan perlengkapan
bertanya jawab dengan peserta didik sepu- untuk pembelajaran, dan menjawab salam
tar materi yang akan dipelajari oleh peserta dari guru dengan bersama-sama. Aspek
didik di luar kelas. Kemudian guru menam- yang kedua menunjukan bahwa peserta di-
pung jawaban peserta didik dan setelah itu dik antusias dalam mengikuti pembelajaran
guru mencoba menyempurnakan dengan yanhg dilaksanakan oleh guru. Pada aspek
jawaban yang benar agar peserta didik le- kedua ini peserta didik memperhatiakan
bih jauh memahami materi. Selama proses guru ketika menyampaikan materi. Aspek
pembelajaran berlangsung, guru mengama- yang ketiga peserta didik mampu aktif da-
ti peserta didik dan menjawab pertanyaan lam menjawab atau bertanya. Aspek yang
peserta didik jika ada yang kurang paham keempat, peserta didik mampu memaha-
dengan materi yang diajarkan. Guru juga mi dan mengkonstruksi teks eksplanasi
selalu berusaha mengondusifkan keadaan dengan baik. Semua peserta didik seman-
kelas agar peserta didik dapat berkonsent- gat saat mengerjakan tugas yang diberi-
rasi ketika diberikan materi oleh guru. kan guru walau ada satu, dua peserta didik
Kemudian kegiatan terakhir yaitu pe- yang masih kurang memahami materi teks
nutup. Pada saat menutup pembelajaran eksplanasi.
guru menerima hasil mengkonstruksi teks Berdasarkan pengamatan yang dila-
eksplanasi yang telah dikerjan oleh peser- kukan baik pada guru maupun peserta didik
ta didik. Setelah hal tersebut selesai, guru telah mengacu pada judul penelitian yang
meminta perwakilan peserta didik untuk dilakukan. Hal tersebut dapat dibuktikan
membacakan hasil tugasnya. Guru bersama dari kesiapan peserta didik dalam mengiku-
peserta didik bersama-sama menyimpilkan ti pembelajaran, sikap peserta didik pada
kembali materi pembelajaran yang telah di- saat mendapatkan penjelasan dari guru, ke-
pelajari peserta didik. Setelah itu guru me- sungguhan peserta didik dalam mengerja-
nutup pembelajaran dengan diakhiri salam. kan tugas yang diberikan oleh guru. Selain
Hasil pengamatan perilaku peserta itu juga dapat dilihat dari aspek-aspek pem-
didik dalam penerapan metode outdoor lear- belajaran yang mengacu pada RPP. Penga-
ning dalam pembelajaran mengkonstruksi matan yang telah dilakukan sudah mencer-
teks eksplanasi. minkan judul penelitian yang menunjukan
a. Kesiapan peserta didikdalam sebuah proses pembelajaran pada peser-
mengikuti pembelajaran. ta didik mengenai mengkonstruksi teks
b. Perhatian dan sikap peserta eksplanasi dengan menggunakan metode
didik pada saat mendapatkan outdoor learning.
penjelasan dari guru.
Keaktifan peserta didik dalam pem- Hasil Angket
belajaran yang sedang berlangsung. Pemberian angket ke peserta didik
Peserta didik mengkonstruksi teks kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Godong
eksplanasi berdasarkan metode outdoor lear- Grobogan tahun pelajaran 2019/2020,
ning. dilakukan setelah mereka melakukan pro-
Hasil pengamatan yang dilakukan ses pembelajaran mengkonstruksi teks
pada aspek pertama yaitu menunjukan eksplanasi menggunakan metode outdoor
bahwa 31 peserta didik mengikuti pembe- learning. Pemberian angket ini dilakukan
lajaran dengan baik. Hal tersebut terbukti untuk menggantikan wawancara terhadap
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 9
peserta didik. Pada lembar angket ini berisi SMA Negeri 1 Godong Grobogan dilaku-
pertanyaan-pertanyaan seputar penerapan kan dengan memberikan materi pelajaran
metode outdoor learning dalam pembelajaran mengkonstruksi teks eksplanasi, kemudian
mengkonstruksi teks eksplanasi. peserta didik diberi tugas mengkonstruksi
Hasil angket dilakukan dengan cara teks eksplanasi. Penerapan metode outdoor
penyebaran lembar angket kepada peserta learning membuat pembelajaran semakin
didik setelah proses pembelajaran berak- menarik, peserta didik menjadi lebih aktif
hir. Peserta didik menjawab dengan cara dan minat mengkonstruksi teks eksplana-
memberikan tanda (pada kolom “YA” atau si menjadi jauh lebih meningkat. Dapat
“TIDAK”sesuai dengan petunjuk yang disimpulkan bahwa penerapan metode
sudah diberikan. Aspek-aspek pertanyaan outdoor learning berhasil diterapkan dalam
yang diberikan berkaitan dengan penera- pembelajaran mengkonstruksi teks ekspla-
pan metode outdoor learning dalam pem- nasi pada peserta didik kelas XI SMA Ne-
belajaran mengkonstruksi teks eksplanasi. geri 1 Godong Grobogan tahun pelajaran
Hasil lembar angket digunakan untuk men- 2018/2019.
getahui tanggapan peserta didik mengenai Hasil tes mengkonstruksi teks ekspla-
pembelajaran yang telah berlangsung. nasi peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Ne-
Hasil penyebaran lembar angket geri 1 Gododng Grobogan tahun pelajaran
yang telah dilakukan dengan memberikan 2018/2019 mampu melampaui nilai kriteria
tanggapan peserta didik mengenai proses ketuntasan minimal (KKM). Nilai tertinggi
pembelajaran mengkonstruksi teks ekspla- yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 70 dengan
nasi dengan metode outdoor learning, menun- nilai rata-rata yang diperoleh 86 dari 31 pe-
jukkan hasil bahwa terdapat 4 peserta didik serta didik. Nilai rata-rata yang didapatkan
yang menjawab tidak aktif selama proses sudah memenuhi kriteria ketuntasan mini-
pembelajaran berlangsung dan 1 peserta di- mal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75.
dik yang menjawab tidak pada pertanyaan Hasil nontes berupa pengamatan pe-
metode sangat menyenangkan. serta didik, serta penyebaran angket mem-
Berdasarkan penjelasan tersebut ter- berikan respon dan jawaban yang sesuai
bukti bahwa penerapan metode outdoor lear- dengan aspek yang ada didalam lembar
ning dalam pembelajaran mengkonstruksi pengamatan dan lembar angket. Dari hasil
teks eksplanasi secara tertulis pada peserta angket terbukti bahwa secara keseluruhan,
didik kelas XI SMA Negeri 1 Godong Gro- peserta didik merespon dan memberi jawa-
bogan tahun pelajaran 2019/2020 berhasil ban dengan baik. 26 anak menjawab YA, 5
diterapkan, dikarenakan metode yang di- anak yang menjawab TIDAK. Pada perta-
gunakan cocok dalam pembelajaran meng- nyaan kedua, terdapat 3 anak yang menja-
konstruksi teks eksplanasi. Pembelajaran wab YA, 28 anak menjawab TIDAK. Pada
dengan metode outdoor learning, menjadikan pertanyaan ketiga, terdapat 27 anak yang
peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan da-menjawab YA, 4 anak menjawab TIDAK.
pat berpikir kritis dalam menuangkan pe- Pada pertanyaan keempat, terdapat 29 anak
mikiran. yang menjawab YA, 2 anak TIDAK.Kemu-
dian, pada pertanyaan kelima, terdapat 28
SIMPULAN anak yang menjawab YA, 3 anak menjawab
Penerapan metode outdoor learning TIDAK. Hasil pengamatan menunjukkan
dalam pembelajaran mengkonstruksi teks sikap peserta didik aktif, berantusias, dan
eksplanasi pada peserta didik kelas XI IPS 1 berkonsentrasi ketika proses pembelaja-
10
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
ran berlngsung. Peserta didik aktif berta- Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pus-
nya dan menjawab pertanyaan ketika guru taka.
mengajukan pertanyaan kepada peserta Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia
didik. Peserta didik dapat mengikuti pem- Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Ke-
belajaran dari awal hingga akhir pembela- mentrian Pendidikan dan Kebudayaan
jaran. Keraf, Gorys. 2006. Komposisi. Jakar-
Berdasarkan hasil tersebut maka da- ta: Ikrar Mandiri Abadi.
pat disimpulkam bahwa penerapan metode Mahsun. 2014. Teks dalam Pembela-
outdoor learning berhasil diterapkan dalam jaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
pembelajaran mengkonstruksi teks ekspla- Jakarta: Raja Grafindo Persada.
nasi. Maqsida, Nailul. 2016. “Keefektifan
Model Inside-Outside Circle dalam Pembelaja-
DAFTAR PUSTAKA ran Menulis Teks Eksplanasi pada Siswa Ke-
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur las XI SMA Negeri 1 Jepara Tahun Ajaran
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: 2015/2016”. Semarang: UPGRIS.
PT Rineka Cipta. Mir’atunnisa’. 2017. “Keefektifan Me-
B, Suryosubroto. 1997. Proses Belajar tode Numbered Head Together dalam Pebelajaran
Mengajar Di Sekolah. (Jakarta: PT Rineksa Menulis Teks Eksplanasi pada Siswa Kelas XI
Cipta) MAN 2 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Semarang: UPGRIS.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mulyatiningsih, Endang. 2011. Riset
Djamarah, Syaiful Bahri, 2006. Stra- Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik. Yo-
tegi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka gyakarta: UNY Press.
Cipta Priyanti, Endah Tri. 2014. Desain pem-
E. Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasis belajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum
Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdaka- 2013. Jakarta: Bumi Aksara
rya. Rusman. 2012. Model-Model Pembelaja-
Evelina , Linda . 2016. “Penerapan ran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Model Complete Sentence dalam Pembelajaran Sobandi. 2014. Mandiri Bahasa In-
menulis Teks Eksplanasi Kompleks pada Siswa donesia untuk SMA Kelas XI Kurikulum
Kelas XI SMA Negeri 1 Rembang Tahun Aja- 2013 . Jakarta: Erlangga.
ran 2015/2016”. Semarang: UPGRIS. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Menga- Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
jar. Bandung: Pustaka Setia. Remaja Rosdakarya Offset.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Menga- Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuan-
jar. Bandung: Pustaka Setia. titatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa-
Harjanto. 2005. Perencanaan Pengaja- beta.
ran. Jakarta: PT Rineka Cipta Sumiati, Asra, .2009. Metode Pembela-
Harjito, Nazla Maharani Umaya. jaran. Bandung: CV Wacana Prima.
2009. Buku Panduan Kuliah Bahasa Indonesia Sutarini, Indah Wukir dan MG Santi
Keilmuan untuk Perguruan Tinggi. Semarang: Arini. 2014. Cakap Berbahasa Indonesia. Bo-
IKIP PGRI Semarang Press gor: Yudhistira.
Hernowo. (2009). Mengikat makna up- Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi
date. Bandung: Angkasa Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Per-
Hussamah. 2013. Pembelajaran Luar sada
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 11
KAJIAN SOSIOPRAGMATIK:
KONTROVERSI UJARAN UUS KEPADA
HABIB RIZIEQ DAN PENGARUHNYA
DALAM MASYARAKAT
LILIS FITRIASARI
Department of Indonesian Language and Literature,
Universitas PGRI Semarang
[email protected]
Abstract
This study aims to describe the speech controversy Uus to Habib Rizieq, the
influence of speech Uus in the community, and the dangers of hate speech. The method of
this research is a descriptive qualitative. Data collection is done by way of documentation
and interviews. The process of data analysis by means of observing the results of the
interview respondents. Research data is presented in the form of descriptive writing hate
speech related to Uus to Habib Rizieq. The results of the analysis of the data shows that
the public is not affected by speech Uus to Habib Rizieq.
nama pengguna akun @uus_ yang men- alat mobilisasi atau rekrutmen oleh kelom-
gomentari sebuah poster yang bertuliskan pok-kelompok garis keras, serta terjadinya
“Sehelai Rambut Habib Rizieq Jatuh, Bukan diskriminasi dan kekerasan.
Urusan dengan FPI tapi dengan Umat Islam” Dalam penelitian ini akan mendes-
dengan komentar “Shampo untuk Rizieq. kripsikan kontroversi ujaran Uus kepa-
Viralkan! Bantu Rizieq beli shampo!!”. Tweet da Habib Rizieq, pengaruh ujaran Uus di
tersebut yang memicu komentar-komentar masyarakat, dan bahaya ujaran kebencian.
dari para nitizen. Kontroversi ujaran Uus ini terjadi bukan
Akun @uus_ yang diketahui sebagai untuk yang pertama kalinya, ia memang ge-
akun Twitter pribadi milik salah satu artis mar berkicau di dunia maya. Kali ini kome-
bernama bernama Rizky Firdaus Wijaksana dian tunggal ini kembali berulah, bahkan
yang biasa dikenal dengan nama panggung seorang ulama menjadi sasarannya, sehing-
Uus. Tweet yang dituliskan pada hari Ming- ga dalam penelitian ini akan mendeskripsi-
gu 22 Januari 2017 jelang Habib Rizieq kan pengaruh ujaran Uus di masyarakat di-
diperiksa sebagai saksi terhadap dugaan karenakan mayoritas masyarakat Indonesia
penghinaan lembaran uang baru yang di- beragama Islam. Ujaran Uus juga diduga
sebutnya mirip logo palu arit. Ujaran yang mengandung ujaran kebencian, maka dari
dilontarkan dalam akun Twitter pribadi mi- itu akan dibahas juga mengenai bahaya uja-
lik Uus dinilai masyarakat sebagai ujaran ran kebencian, sehingga kita semua dapat
kebencian kepada Habib Rizieq, terbukti lebih bijak dalam menggunakan media so-
bahwa sebagian besar komentar ditujukan sial.
pada Uus itu dianggap telah menghina ula-
ma (id.bookmyshow.com). METODE
Ujaran kebencian merupakan tutu- Penelitian ini menggunakan meto-
ran yang mengandung unsur kebencian. de deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
Berdasarkan KKBI ujaran berarti kalimat dilakukan dengan teknik dokumentasi dan
atau bagian dari kalimat yang dilisankan. wawancara. Dokumentasi dengan cara
Sedangkan kebencian merupakan perasaan tangkap layar pada tweet Uus yang diduga
benci, sifat-sifat benci, atau motif pem- sebagai ujaran kebencian yang ditunjukan
berontakan. Jadi bisa disimpulkan ujaran kepada Habib Rizieq melalui akun twit-
kebencian adalah perasaan benci yang ter @Uus_ pada tanggal 21 Januari 2017.
diungkapkan melalui kalimat atau bagian Wawancara dilakukan pada sembilan res-
dari kalimat yang dilisankan. Namun di ponden berdasarkan perbedaan gender,
masa perkembangan teknologi yang sema- pendidikan, dan pekerjaan. Wawancara ini
kin berkembang ini ujaran kebencian tidak untuk mengetahui ujaran yang diungkapan
hanya melalui tuturan langsung akan tetapi oleh Uus merupakan ujaran kebencian atau
melalui media sosial yang dimiliki. tidak dan mengetahui pengaruh di dalam
Ujaran kebencian dapat berdampak masyarakat.
buruk di masyarakat, menurut M. Iqbal Proses analisis data dilakukan dengan
Ahnaf & Suhadi dalam jurnalnya ujaran cara mendeskripsikan ujaran Uus yang di-
kebencian memiliki beberapa alasan berba- duga mengandung ujaran kebencian dan
haya diantaranya dapat mengakibatkan in- mengidentifikasi berdasarkan kajian so-
timidasi dan pembatasan terhadap kebeba- siopragmatik. Tahapan awal melakukan wa-
san berbicara, terciptanya polarisasi sosial wancara dengan para responden yang telah
berdasarkan kelompok identitas, sebagai ditentukan, kemudian ditranskrip dari hasil
14
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
dan tidak peduli, pedagang juga memiliki pencemaran nama baik, fitnah atau seba-
pernyataan yang sama dengan petani, yang gainya. Pelaku penghinaan melalui media
ketiga responden dari guru yang menyata- sosial dapat dijerat dengan Undang-undang
kan kurang tahu, namun setelah membaca Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
hasil data dokumentasi tangkap layar dari dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atau-
peneliti guru tersebut menyampaikan keti- pun Kitab Undang-undang Hukum Pidana
daksetujuan terhadap ujaran Uus. Respon- (KUHP). Namun Uus bisa dijerat dalam
den mengungkapkan bahwa ujaran Uus ti- undang-undang tersebut jika ada seseorang
dak pantas untuk diposting di media massa. yang melaporkan atau pengaduan kepada
Dalam hal ini ujaran Uus yang dipos- pemerintah jika ada pihak yang mengalami
ting pada akun Twitter pribadinya di masy- penghinaan atau fitnah.
arakat tidak berpengaruh terlalu besar, dari Sebagai komedian yang telah memi-
penelitian beberapa responden dengan tiga liki nama di masyarakat Uus telah berkali-
segi yang berbeda, berjumlah sembilan res- kali menuai kontroversi. Namun setelah
ponden, dengan hasil 6 responden tidak beberapa kasus kemarin Uus telah kehilan-
mengetahui dan tidak peduli, sedangkan 3 gan beberapa pekerjaan yang mengakibat-
responden menyatakan ketidaksetujuannya kan dia menjadi pengangguran. Dampak
dengan ujaran Uus. Mereka beranggapan yang dirasakan oleh Uus jauh lebih berat
bahwa ujaran Uus sebagai komedian yang daripada pihak Habib Rizieq. Kasus ini
sudah dikenal oleh masyarakat tidak pantas belum ada yang melaporkan dengan pihak
dan dapat menimbulkan fitnah atau peng- yang berwajib, namun Uus telah kehilangan
hinaan kepada orang lain atau kelompok pekerjaan karena ulanya sendiri.
tertentu. Ujaran kebencian selain telah adanya
undang-undang yang mengatur dari pe-
Bahaya Ujaran Kebencian merintah sendiri, Majelis Ulama Indonesia
Dampak dari ujaran kebencian di me- (MUI) juga mengeluarkan fatma bahwa
dia massa selain dari pihak yang disudutkan setiap umat islam yang melakukan ujaran
juga akan membuat pihak yang berujar me- kebencian, kebohongan publik, fitnah, ghi-
rasa tidak nyaman. Sebab dalam peraturan bah, permusuhan atas dasar SARA di me-
pemerintah telah disebutkan undang-un- dia sosial, hukumnya haram. Fatma MUI
dang yang menjerat pihak penyebar ujaran Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum
kebencian, berita rekayasa, penghinaan, fit- dan Pedoman Bermuamalah melalui Media
nah, dan sebagainya. Dampak dari ujaran Sosial ini dibentuk karena semakin marak-
Uus juga bisa berakibat fatal jika masya- nya ujaran kebencian yang terjadi di media
rakat banyak yang mengetahui ujaran ter- sosial.
sebut. Ujaran yang dilakukan tidak secara Oleh karena itu, kita selaku warga
langsung atau lisan bahkan berdampak le- negara harus dapat memanfaatkan media
bih buruk daripada pencemaran secara li- sosial dengan baik. Jangan sampai perkem-
san, karena dalam bentuk tulisan dapat me- bangan media sosial yang semakin canggih
luas secara cepat dan akan bertahan dengan akan menjerumuskan kita dalam hal-hal
jangka yang lama selama tulisan itu tidak yang merugikan diri sendiri, keluarga, bah-
dimusnahkan. kan juga masyarakat.
Uus dapat dijerat dengan undang-un-
dang yang berlaku di pemerintah jika ujaran SIMPULAN
tersebut benar-benar terbukti mengandung Hasil data analisis menunjukkan bah-
16
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
wa masyarakat tidak terpengaruh oleh uja- juga dikelurkannya fatma dari Majelis Ula-
ran Uus kepada Habib Rizieq. Dari hasil ma Indonesia, sebagai upaya dari dari pe-
wawancara terhadap responden yang ber- merintah agar masyarakat jera.
jumlah sembilan responden dari segi yang Namun bukan hanya tugas dari pe-
berbeda, enam responden tidak mengeta- merintah saja, sebagai pengguna media
hui dan tidak peduli, tiga diantaranya tidak sosial juga harus memperhatikan kaidah-
setuju dengan ujaran Uus. kaidah kesopanan dalam menyebarkan in-
Responden menyatakan bahwa Uus formasi atau lain sebagainya melalui media
sebagai publik pigur harus bisa menjadi massa. Sudah dijelaskan bahwa melakukan
contoh yang baik bagi masyarakat, bukan ujaran media massa sudah pasti tidak baik,
justru membuat ulah yang tidak baik di melanggar hukum dan juga kaidah aga-
dunia maya. Jejaring sosial seharusnya bisa ma, sehingga bukan hanya seseorang atau
digunakan dan dimanfaatkan dengan baik. golongan yang akan merasa malu karena
Jika penggunaan media massa disalahgu- ulah orang yang melakukan ujaran keben-
nakan oleh beberapa oknum, pada akhirnya cian akan tetapi pelaku tersebut yang justru
akan berujung tidak baik terhadap dirinya akan merugi.
sendiri maupun keluarga. Bukan hanya me-
nanggung malu atas perilakunya sendiri, DAFTAR PUSTAKA
mereka juga akan terjerat dalam Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Ahnaf, M. I. dan Suhadi. 2018. “Isu-Isu
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU Kunci Ujaran Kebencian (Hate
ITE) ataupun Kitab Undang-undang Hu- speech): Implikasinya terhadap Ger-
kum Pidana (KUHP). Ketentuan pidana akan Membangun Toleransi”. dalam
oleh masing-masing pelanggaran dari pe- Harmoni: Jurnal Multikultur Multi-
raturan UU ITE ataupun KUHP tentunya religius. Jakarta: Kementrian Agama
berbeda selain ancaman hukuman pidana RI, Pusat Penelitian dan Pengemban-
penjara atau bayar uang denda bergantung gan Kehidupan Keagamaan. diakses
dari pasal pelanggaran. pada tanggal 12 Maret 2018
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga Anonim. 2017. “Kronologi Kasus Uus
mengeluarkan fatma Nomor 24 Tahun Menghina Ulama yang Menui
2017 tentang Hukum dan Pedoman Ber- Kontroversi” [online]. https://
muamalah melalui Media Sosial. MUI me- id.bookmyshow.com diakses pada
nilai bahwa semakin canggihnya kemajuan tanggal 3 Maret 2018.
teknologi, termasuk media sosial didalam- Anonim. 2013. “Kominfo: Pengguna Inter-
nya semakin banyak pula rintangan atau net di Indonesia 63 Juta Orang”.[on-
permasalahan yang muncul, salah satunya line] https://kominfo.go.id diakses
ialah ujaran kebencian. Oleh karena itu, pada tanggal 02 April 2018 Anonim.
MUI mengeluarkan fatma untuk membe- Uus. [online]. https://id.m.wikipedia.
rikan peringatan jera kepada setiap umat org diakses pada tanggal 12 Maret
manusia bahwa ujaran kebencian itu hu- 2018.
kumnya haram. Pramesti, Tri Jata Ayu. 2013. “Perbuatan-
Masyarakat juga perlu dibekali peny- perbuatan yang Termasuk Pencema-
uluhan tentang peraturan dari pemerintah ran Nama Baik” [online]. https://m.
mengenai pelarangan ujaran kebencian. Se- hukumonline.com diakses pada tag-
telah adanya Undang-undang dan KUHP gal 1 Juni 2018.
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 17
Abstract
This research aims to find out the effectiveness of picture media in learning to
write persuasive texts in grade VIII students of SMP N 3 Mranggen in the 2018/2019
school year. The method used in this study is the posttest-only control design method
with quantitative descriptive approach aimed to measure the improvement in writing
persuasion texts in class VIII students at SMP N 3 Mranggen using image media in
the form of normality test, homogeneity test, and hypothesis testing. Besides using
nontes techniques in the form of documentation and student observation sheets during
the learning process in class. The results obtained in this study are (1) the results of
the normality test analysis; (2) homogeneity test analysis results; (3) the results of the
hypothesis test analysis.
dengan menggunakan data berupa angka dari rumusan masalah dan tujuan dari pen-
sebagai alat untuk menemukan keterangan elitian yang telah dilakukan.
mengenai yang ingin diketahui. Adapun desain penelitian ini meng-
Penelitian ini menggunakan metode gunakan desain posttest-only control design.
eksperimen. Penelitian eksperimen dilaku- Desain ini terdapat dua kelompok yang ter-
kan dengan percobaan terhadap kelom- diri dari kelompok kelas kontrol dan kel-
pok-kelompok eksperimen. Tiap kelom- pmpok kelas eksperimen. Kelompok yang
pok diberi perlakuan yang berbeda, hal ini diberi perlakuan adalah kelompok kelas
bertujuan untuk mengetahui perbedaan ha- eksperimen, sedangkan kelompok yang ti-
sil kedua kelompok tersebut dengan diuji dak diberi perlakuan adalah kelompok ke-
menggunakan uji hipotesis. las kontrol.
Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat Variabel Penelitian
keberhasilan media gambar dalam pembe- Variabel penelitian merupakan segala
lajaran menulis teks persuasi pada peserta sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
didik kelas VIII SMP N 3 Mranggen tahun dipelajari untuk memperoleh informasi dan
pelajaran 2018/2019. Sehingga dapat di- menarik kesimpulan (Sudaryono, 2016:45).
ketahui apakah ada perbedaan antara kelas Menurut Sudjarwo dan Basrowi (dalam Su-
eksperimen dengan menggunakan media daryono, 2016:45) variabel merupakan at-
gambar dan kelas kontrol yang tidak meng- ribut dalam bidang keilmuan atau kegiatan
gunakan media gambar. tertentu. Dalam penelitian ini terdapat dua
Berikut langkah-langkah pengambi- variabel, yaitu variabel bebas (independent)
lan data penelitian adalah: dan variabel terikat (dependent).
tersebut untuk menarik kesimpulan. frekuensi 60–65 terdapat 9 atau 29% pe-
Teknik Nontes serta didik kategori cukup, pada distribusi
Teknik nontes merupakan alat peni- frekuensi 54–59 terdapat 2 atau 6% peserta
laian yang digunakan untuk mendapatkan didik kategori kurang, dan pada distribusi
informasi tentang keadaan peserta didik frekuensi 48–53 terdapat 7 atau 23% peser-
dalam sebuah proses pembelajaran tanpa ta didik kategori sangat kurang.
alat tes (Nurgiyantoro, 2001:54). Teknik Data yang diperoleh dalam menulis
non tes pada penelitian ini adalah: teks persuasi, nilai tertinggi kelas eksperi-
Observasi/ Pengamatan men adalah 96 sedangkan nilai terendah
Observasi merupakan penilaian adalah 60. Nilai rata-rata kelas eksperimen
dengan cara melakukan pengamatan terha- adalah 83,87 yang masuk kategori baik.
dap proses pembelajaran secara langsung Berdasarkan tabel distribusi, hasil yang
dengan teliti (Nurgiyantoro, 2001:57). Ke- diperoleh dari kemampuan menulis teks
giatan pengamatan tersebut dilakukan saat persuasi kelas eksperimen pada distribusi
awal pembelajaran berlangsung hingga ak- frekuensi 90–100 terdapat 13 atau 42% pe-
hir dengan mencatat hasil berdasarkan tu- serta didik kategori sangat baik, distribusi
juan pengamatan. frekuensi 84–89 terdapat 7 atau 23% pe-
Dokumentasi serta didik kategori sangat baik, distribusi
Dokumentasi merupakan kegiatan frekuensi 78–83 terdapat 4 atau 13% peser-
pengambilan gambar atau foto beserta as- ta didik kategori baik, distribusi frekuensi
pek pengamatan sebagai catatan peristiwa 72–77 terdapat 3 atau 10% peserta didik
saat kegiatan pembelajaran berlangsung kategori baik, distribusi frekuensi 66–71 ti-
(Sugiyono, 2014:240). dak terdapat nilai yang mencapai frekuensi
tersebut atau dapat dikatakan 0%, distribu-
HASIL DAN PEMBAHASAN si frekuensi 60–65 terdapat 4 atau 13% pe-
Hasil penelitian terdapat perbedaan serta didik kategori cukup.
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil tersebut menunjukkan
Perbedaan tersebut terdapat pada nilai rata- bahwa media gambar dapat memberi dam-
rata yang diperoleh. Dari data nilai yang di- pak positif terhadap pembelajaran kete-
peroleh dalam menulis teks persuasi, nilai rampilan menulis teks persuasi. Pernyataan
tertinggi kelas kontrol adalah 84 sedangkan tersebut dibuktikan dengan hasil nilai ke-
nilai terendah adalah 48. Nilai rata-rata ke- las eksperimen dengan media gambar le-
las kontrol adalah 64,77 yang masuk kate- bih tinggi dibandingkan dengan nilai kelas
gori cukup. Berdasarkan tabel distribusi, kontrol yang tidak menggunakan media
hasil yang diperoleh dari kemampuan me- gambar. Tingginya nilai yang diperoleh pe-
nulis teks persuasi pada kelas kontrol pada serta didik kelas eksperimen dikarenakan
distribusi frekuensi 84–100 terdapat 4 atau peserta didik lebih mudah menguasai ma-
13% peserta didik kategori sangat baik, teri dan lebih mudah dalam mencari bahan
pada distribusi frekuensi 78–83 tidak ter- yang akan ditulis dalam sebuah teks per-
dapat nilai yang mencapai frekuensi terse- suasi. Dalam hal ini media gambar dapat
but atau bisa dikatakan 0% peserta didik, memudahkan peserta didik untuk menu-
pada distribusi frekuensi 72–77 terdapat 6 angkan ide-ide yang didapatkan untuk me-
atau 19% peserta didik kategori baik, pada nulis teks persuasi melalui sebuah gambar.
distribusi 66–71 terdapat 3 atau 10% pe- Peserta didik dapat lebih mudah memaha-
serta didik kategori cukup, pada distribusi mi peristiwa dengan lebih detail dan konk-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 25
ret untuk dijadikan sebagai inspirasi yang Uji homogenitas digunakan untuk
akan ditulis menjadi sebuah teks persuasi. mengetahui apakah data dalam penelitian
Selain itu, penggunaan media gambar juga ini bersifat homogen atau tidak. Pengujian
cukup membantu guru untuk memberikan homogenitas dilakukan dengan uji barlet.
gambaran suatu peristiwa dan menjelaskan Taraf signifikasi yang digunakan adalah
materi pembelajaran teks persuasi. Guru 95% (0,05) dengan hipotesis:
dapat merasakan perbedaan saat pembe- H0 : = (kedua kelas memiliki vari-
lajaran menggunakan media dan tanpa ans yang sama)
menggunakan media. Media yang sesuai H1 : (kedua kelas tidak memiliki
dengan materi menjadikan siswa lebih aktif varians yang sama)
dan kreatif untuk mengikuti pembelajaran. Keterangan:
Seperti dalam materi pembelajaran menu- Jika Fhitung < Ftabel maka varians ho-
lis teks persuasi dalam penelitian ini, media mogen
gambar memberikan perbedaan yang cu- Jika Fhitung > Ftabel maka varians tidak
kup berpengaruh mengenai nilai hasil ke- homogen
terampilan menulis peserta didik kelas VIII Diketahui varians kedua sampel ada-
di SMP N 3 Mranggen. lah
Adapun uji persyaratan data yang ha- F=
rus dilakukan adalah sebagai berikut: =
= 1,069
Uji Normalitas Berdasarkan perhitungan uji homo-
Uji normalitas kelas kontrol dan ke- genitas diperoleh Fhitung =1,069 dan Ftabel
las eksperimen kemampuan menulis teks = F0,05(30,30) = 1,83 maka Fhitung<Ftabel
persuasi digunakan untuk mengetahui data sehingga H0 diterima. Artinya dapat dikata-
berdidtribusi normal atau tidak normal. Uji kan bahwa kedua kelompok tersebut mem-
normalitas data akhir kelas menggunakan punyai varians yang sama atau homogen.
uji liliefors pada taraf signifikan 5%. Beri-
kut hipotesis yang akan diuji, adalah: Uji Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal Setelah dilakukan uji persyaratan data
Ha : Data berdistribusi tidak normal berupa uji normalitas dan uji homogenitas,
Jika Ltabel < L0 , maka data dari po- dilakukan uji homogenitas yang diambil
pulasi tersebut berdistribusi normal. dari hasil kemampuan menulis teks persua-
Berdasarkan hasil hitungan uji nor- si pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
malitas kelas VIII F sebagai kelas kont- Hipotesis yang digunakan adalah:
rol, nilai L0 yang diperoleh adalah 0,1181. H0 : < 2
Sedangkan hasil uji normalitas kelas VIII H1 : > 2
G sebagai kelas eksperimen, nilai L0 yang Keterangan:
diperoleh adalah 0,1477. Kedua hasil hi- : rata-rata nilai kemampuan menulis
tungan uji normalitas tersebut dikatakan teks persuasi kelas eksperimen
memiliki distribusi normal karena Ltabel < menggunakan media gambar
L0 yaitu pada kelas kontrol 0,1181 < 0,159 : rata-rata nilai kemampuan me-
sedangkan pada kelas eksperimen 0,1477 < nulis teks persuasi kelas kontrol tidak
0,159. menggunakan media gambar
Berdasarkan pengujian hipotesis
Uji Homogenitas dengan taraf signifikan 5% diperoleh Thitung
26
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Abstract
Application of the Contextual Teaching and Learning Model in Learning to Write
Persuasive Texts in Students of Class VIII of SMP Negeri 1 Tunjungan in the 2018/2019
Academic Year. Thesis. Faculty of Language and Arts Education, University of PGRI
Semarang. Advisor 1 Dr. Asropah, M.Pd. and Pembing II Drs. Murywantobroto, M.Hum.
July 2019. The purpose of this study was to describe the application of the Contextual
Teaching and Learning (CTL) model in learning to write persuasive texts in grade VIII
students of SMP Negeri 1 Tunjungan in the 2018/2019 academic year. Data collection
methods used in this study were technical tests and non-tests. The test technique is in the
form of writing persuasion texts in writing according to the theme, structure, language
rules and correlations between paragraphs. Whereas the nontest technique is in the form
of an observation sheet of learning activities of teachers and students and questionnaires.
The approach used is descriptive qualitative. The population in this study were all students
of class VIII. The sample in this study was class VIII B, amounting to 31 participants.
The technique of presenting the results of the data analysis was done qualitatively by
analyzing the application of the Contextual Teaching and Learning model in learning to
write persuasive texts to students of class VIII of SMP Negeri 1 Tunjungan. The results
obtained in learning to write persuasion text using the Contextual teaching and Learning
model can be applied in learning to write persuasion text in class VIII of SMP Negeri
1 Tunjungan in the 2018/2019 school year. The ability of students to write persuasion
texts gets good grades. Students can write persuasion texts by analogizing the themes that
have been determined. Thus, students can pour ideas freely. This can be seen from the
average value of students reaching 88, the highest value of 100, and the lowest value of
76.
del Contextual Teaching and Learning yang belum dipahami. Kemudaian setalah
Adapun langkah-langkah pembelaja- tidak ada pertanyaan, peserta didik meny-
ran model Contextual Teaching and Learning elesaikan lembar kerja berupa menulis teks
yang diterapkan dalam pembelajaran me- persuasi secara individi dengan memper-
nulis teks persuasi pada kelas VIII SMP hatikan struktur dan kaidah sesuai dengan
Negeri 1 Tunjungan adalah sebagai berikut. kehidupan nyata.
fakta yang memperkuat argumen-argumen nulis teks persuasi. Tes ini berfungsi untuk
itu. mengetahui kemampuan awal siswa menu-
Pernyataan Ajakan, yakni sebagai inti dari lis teks persuasi dan kemampuan akhir sis-
teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan wa menulis teks persuasi.
dorongan kepada pembaca untuk melaku- Instrumen Non Tes
kan sesuatu. Kehadiran argumen berfung- Observasi
si untuk mengarahkan dan memperkuat Metode observasi digunakan untuk
ajakan-ajakan itu. mengamati sejauh mana keaktifan dan pe-
Penegasan Kembali, yakni ditandai oleh rilaku perilaku peserta didik dalam pem-
ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, belajaran menulis teks persuasi dengan
dengan demikian, oleh karen itu. menggunakan model Contextual Teaching
and Learning.
Pendekatan penelitian Angket
Pendekatan yang digunakan dalam Angket atau kuesioner ini dilakukan
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan membagikan lembaran berisi bebe-
kualitatif. rapa pernyataan yang berhubungan dengan
variabel penelitian yang dilaksanakan.
Teknik Pengumpula Data
Teknik pengumpulan data dalam Teknik Analisis Data
penelitian dipaparkan sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan teknik
Teknik Tes analisis data deskriptif kualitatif. Data kua-
Teknik tes dalam penelitian ini digu- litatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan
nakan untuk mengetahui dan mengukur untuk menyusun kesimpulan penelitian.
keberhasilan peserta didik dalam menulis Caranya melalui kategori berdasarkan ma-
teks persuasi. Tes dilakukakan ketika pem- salah dan tujuan penelitian. Dalam hal ini,
belajaran menulis teks persuasi dengan peneliti tidak perlu melakukan pengolahan
menggunakan model Contextual Teaching melalui perhitungan matematis statistik se-
and Learning didalam kelas. bab data telah memiliki makna apa adanya.
Teknik Nontes Penelitian ini bersifat mendeskirpsi-
Teknik nontes yang diguna kan dalam kan hasil analisis tentang penerapan model
penelitian ini adalah observasi dan angket. Contextual Teaching and Learning pada pem-
Teknik observasi dilakukan pada saat belajaran keterampilan menulis teks per-
praktik menulis teks persuasi dengan mo- suasi pada peserta didik kelas VIII SMP
del Contextual Teaching and Learning di kelas N 1 Tunjungan tahun ajaran 2018/2019.
VIII B. Hasil penerapan penelitian ini dapat dikata-
Teknik angket dilakukan dengan cara kan mencapai kriteria ketuntasan minimal
memberikan seperangkat pertanyaan atau (KKM) apabila persentase yang dicapai
pernyataan tertulis kepada responden. peserta didik lebih atau sama dengan 80%
Instrumen Penelitian atau nilai 75.
Penelitan ini mengguanakan bebe-
rapa instrumen untuk mendapatkan data Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
yang valid. Instrumen penelitian ini berupa Teknik penyajian hasil analisis data
tes dan nontes. dilakukan secara kualitatif. Penyajian hasil
Instrumen Tes analisis data tersebut yaitu mendeskripsi-
Bentuk instrumen ini berupa tes me- kan hasil penjabaran dari penerapan model
30
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Contextual Teaching and Learning pada pem- puti keterpaduan antar paragraf, keterpadu-
belajaran menulis teks persuasi pada pe- an pola pengembangan, kesesuaian urutan
serta didik kelas VIII SMP N 1 Tunjungan struktur paragraf. Total nilai keseluruhan
tahun ajaran 2018/2019. aspek sejumlah 85.
Deskripsi data dan hasil penelitian Hasil Nontes
Penelitian ini merupakan penelitian Teknik nontes berupa penilaian pada
kualitatif deskriptif yang dilakukan dalam lembar observasi yang dilakukan pada 6
pembelajaran menulis teks persuasi den- April 2019. Peneliti melakukan observasi
gan menggunakan model Contextual Teach- untuk dapat mengetahui bagaimana proses
ing and Learning pada peserta didik kelas pembelajaran menulis teks persuasi setelah
VIII SMP Negeri 1 Tunjungan Kabupaten menerapkan model Contextual Teaching and
Blora tahun pelajaran 2018/2019. Peserta Learning di dalam kelas yang belum pernah
didik kelas VIII B berjumlah 31 yaitu 17 menggunakan model ini.
peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik
perempuan. Hasil Observasi Terhadap Guru
Hasil penelitian model Contextual Te- Lembar observasi guru berisi tentang
aching and Learning dalam pembelajaran me- kegiatan guru selama proses pembelajaran
nulis teks persuasi pada peserta didik kelas belangsung. Berdasarkan pengamatan ter-
VIII SMP Negeri 1 Tunjungan tahun pe- hadap lembar observasi guru dalam proses
lajaran 2018/2019 adalah dengan mengga- pembelajaran, dapat dilihat dari guru mem-
bungkan hasil tes menulis teks persuasi, persiapkan Rencana Pelaksanaan Pembe-
hasil observasi, dan hasil angket. lajaran (RPP), Pada kegiatan inti, peserta
didik mulai berpikir untuk untuk men-
Hasil kegiatan menulis teks persuasi gidentifikasi dan menjelaskan struktur dan
Berdasarkan hasil tes dari pembela- kaidah kebahasaan, selanjutnya pada tahap
jaran menulis teks persuasi menggunakan “konstruktivisme” peserta didik meng-
model Contextual Teaching and Learning, maka konstruksi pengetahuannya melalui proses
data yang diperoleh berupa nilai. Peneliti- pengamatan dan pengalaman. Kemudian
an yang dilakukan oleh guru dan nilai yang tahap “inquiri” peserta didik menggali pen-
diperoleh peserta didik harus memenuhi getahuannya dari pengalaman yang pernah
aspek penilaian. Ada beberapa aspek yang dilihat atau dilakukan. Pada tahap “berta-
dinilai. Nilai yang digunakan setiap aspek nya” guru memberikan kesempatan kepada
berberda-beda. Aspek kesesuaian judul peserta didik untuk bertanya hal-hal yang
dengan topik yang telah ditentukan memi- belum dipahaminya, kemudian guru mem-
liki nilai maksimal 20, meliputi kesesuaian bantu menjawab dengan memberikan ana-
tema, menarik, dan logis. Aspek kelengka- logi-analogi kapada peserta didik.
pan struktur teks memiliki nilai maksimal Pada tahap “masyarakat belajar” pe-
25, meliputi pengenalan isu, rangkaian ar- serta didik dibagi kelompok untuk saling
gumen, pernyataan ajakan, dan penegasan mendiskusikan hal yang sedang dibahas
kembali. Aspek kelengkapan kaidah keba- setelah diberikan contoh bagaimana cara
hasaan memiliki nilai maksimal 20, meliputi menjaga lingkungan. Kemudian peserta
kata teknis, kata ajakan, dan kata hubung didik diberikan kesempatan untuk mengin-
yang argumentatif. Aspek ketepatan urutan gat-ingat kejadian yang telah peserta didik
paragraf memiliki nilai maksimal 20, meli- alami berkenaan dengan persuasi. Setelah
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 31
gi kelompok yang terdiri dari 4 orang. Ke- Learning dalam pembelajaran menulis teks
mudian secara berkelompok, peserta didik persuasi.
mengidentifikasi unsur-unsur teks persuasi. Berdasarkan penjelasan tersebut da-
Guru menyampaikan kesimpulan hasil pe- pat disampaikan bahwa model Contextu-
kerjaan peserta didik. Setelah peserta didik al Teaching and Learning dapat diterapkan
paham dengan materi teks persuasi. Peserta dalam pembelajaran menulis teks persuasi
didik diminta untuk menyelesaikan lembar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1
kerja berupa menulis teks persuasi secara Tunjungan tahun pelajaran 2018/2019.
individu dengan memperhatikan struktur Simpulan
dan kaidah kebahasaan sesuai dengan kehi- Model Contectual Teaching and Learning
dupan nyata. Peserta didik dengan antusias dapat diterapkan dalam pembelajaran me-
menulis teks persuasi dengan tema yang nulis teks persuasi pada peserta didik kelas
telah ditentukan yaitu kebersihan lingkun- VIII SMP Negeri 1 Tunjungan. Hal ini da-
gan. Dengan demikian, penerapan model pat dilihat dari hasil kemampuan peserta di-
Contextual Teaching and Learning berhasil dik menulis teks persuasi yang memperoleh
menarik perhatian peserta didik dengan nilai rata-rata 88. Peserta didik dapat me-
adanya rangsangan menulis berdasarkan nulis teks persuasi dengan tema kebersihan
yang telah diterjadi di kehidupan nyata. lingkungan dengan mudah karena peserta
Kegiatan penutup diakhiri dengan didik dapat mengaitkan antara materi yang
guru dan peserta didik secara bersama diajarkan dengan kehidupan nyata. Model
menyimpulkan materi yang telah dipelaja- Contextual Teaching and Learning menjadikan
ri. Peserta didik bersama guru melakukan proses pembelajaran di kelas menjadi lebih
evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. aktif dan inovatif.
Kemudiaan, guru memberikan penguatan Dari hasil menulis teks persuasi dida-
konsep pengetahuna terhadap peserta di- pat peserta didik mampu mencapai KKM
dik. Guru menutup pembelajaran dengan bahasa Indonesia yaitu 75 yang telah dite-
salam. tapkan sekolah tersebut. Berdasarkan data
Ada beberapa hambatan yang terjadi hasil menulis teks persuasi dapat diketahui
di lapangan saat pembelajaran, yaitu peser- bahwa nilai peserta didik dengan kategori
ta didik masih malu-malu untuk bertanya. sangat baik terdapat 13 peserta dengan
Akhirnya guru melemparkan pertanyaan rentang nilai 90—100, terdapat 13 peser-
kepada peserta didik, barulah peserta didik ta didik kategori baik dengan rentang nilai
menjawab dengan sangat semangat. 80—89, terdapat 5 peserta didik kategori
Berdasarkan angket yang telah diisi cukup dengan rentang nilai 75—79. Den-
oleh peserta didik setelah proses pembe- gan demikian dapat disimpulkan bahwa
lajaran selesai dapat disimpulkan bahwa model Contextual Teaching and Learning da-
penerapan model Contextual Teaching and pat diterapkan dalam pembelajaran menulis
Learning dapat diterapkan dalam pembela- teks persuasi pada peserta didik kelas VIII
jaran menulis teks persuasi. Dengan Model SMP 1 Tunjungan tahun ajaran 2018/2019.
Contextual Teaching and Learning pembelaja-
ran menjadi lebih aktif dan menyenangkan Saran
karena pembelajaran diperoleh langsung Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dari kehidupan sehari-hari. Peserta didik memberikan motivasi terhadap guru dan
menjadi bertambah paham dengan me- peserta didik. Guru mata pelajaran bahasa
nerapakan model Contextual Teaching and dan sastra Indonesia hendaknya dapat me-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 33
Abstract
Application of the Contextual Teaching and Learning Model in Learning to Write
Persuasive Texts in Students of Class VIII of SMP Negeri 1 Tunjungan in the 2018/2019
Academic Year. Thesis. Faculty of Language and Arts Education, University of PGRI
Semarang. Advisor 1 Dr. Asropah, M.Pd. and Pembing II Drs. Murywantobroto, M.Hum.
July 2019. The purpose of this study was to describe the application of the Contextual
Teaching and Learning (CTL) model in learning to write persuasive texts in grade VIII
students of SMP Negeri 1 Tunjungan in the 2018/2019 academic year. Data collection
methods used in this study were technical tests and non-tests. The test technique is in the
form of writing persuasion texts in writing according to the theme, structure, language
rules and correlations between paragraphs. Whereas the nontest technique is in the form
of an observation sheet of learning activities of teachers and students and questionnaires.
The approach used is descriptive qualitative. The population in this study were all students
of class VIII. The sample in this study was class VIII B, amounting to 31 participants.
The technique of presenting the results of the data analysis was done qualitatively by
analyzing the application of the Contextual Teaching and Learning model in learning to
write persuasive texts to students of class VIII of SMP Negeri 1 Tunjungan. The results
obtained in learning to write persuasion text using the Contextual teaching and Learning
model can be applied in learning to write persuasion text in class VIII of SMP Negeri
1 Tunjungan in the 2018/2019 school year. The ability of students to write persuasion
texts gets good grades. Students can write persuasion texts by analogizing the themes that
have been determined. Thus, students can pour ideas freely. This can be seen from the
average value of students reaching 88, the highest value of 100, and the lowest value of
76.
menggunakan metode simak dengan tek- kelas VII SMP NU 06 Kedungsuren men-
nik catat. Metode simak dilakukan dengan genai kesalahaan penggunaan huruf ka-
menyimak yaitu menyimak penggunaan pital yang tidak tepat adalah pada kalimat
bahasa, sedangkan teknik catat yaitu penca- (1) kata mengingat tidak tepat karena kata
tatan yang dilakukan pada kartu data yang di awal kalimat tidak ditulis dengan huruf
dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, kapital. Seharusnya kata mengingat ditulis
2015:203). dengan huruf kapital. Penulisan huruf ka-
pital pada awal kalimat yang benar ditulis
Metode dan Teknik Analisis Data sebagai berikut.
Teknik yang digunakan dalam ana- (1a) Mengingat pentingnya acara ter-
lisis penelitian ini, yaitu metode agih itu sebut…. (D3/Penutup/VII A)
alat penentunya justru bagian dari bahasa Kesalahan penggunaan huruf kapital
yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, sebagai huruf pertama nama tahun, bu-
2015:18). Pada metode agih terdapat teknik lan, hari, dan hari besar atau hari raya serta
dasar, teknik bagi unsur langsung atau BUL nama peristiwa sejarah
dan teknik lanjutan. …Acara : hari pendidikan Nasional.
Teknik lanjutan yang digunakan da- (D65/Isi/VII C)
lam teknik dasar Bagi Unsur Langsung Kesalahan penulisan juga ditemukan
(BUL) adalah teknik ganti dan teknik lesap. pada data (2) pendidikan, kata tersebut ti-
Teknik ini dipakai untuk menganalisis kesa- dak menggunakan huruf kapital pada awal
lahan berbahasa. kata. Seharusnya ditulis Pendidikan karena
Metode dan Teknik Penyajian Hasil menunjukan hari besar. Penulisan kata na-
Analisis Data sional pada data Sehingga pembenaran ka-
Dalam tahapan ini sesuatu yang telah limat diatas sebagai berikut.
dihasilkan dalam analisis yang salah ditam- (2a) …Acara : hari Pendidikan Na-
pilkan dalam laporan tertulis. Pelaksanaan sional. (D65/Isi/VII C)
hasil analisis menggunakan metode peny- Kesalahan penggunaan huruf kapital
ajian informal adalah penyajian hasil anali- sebagai huruf pertama nama geografi
sis menggunakan kata-kata biasa, walaupun jalan suponyono No 99 Kedung suren
dengan terminologi yang teknis sifatnya Kaliwungu Selatan. (D10/Kop/ VII A)
(Sudaryanto, 2015:241). Bedasarkan kutipan yang ditemukan,
terdapat penggunaan huruf kapital yang
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak tepat pada kalimat (3) jalan suponyono
Pembahasan ini menyajikan analisis No 99 Kedung suren Kaliwungu Selatan.
kesalahan ejaan pada surat dinas peserta Kata suponyono dalam penulisan kepala surat
didik kelas VII SMP NU 06 Kedungsuren tidak tepat, karena tidak menggunakan hu-
Kaliwungu Selatan Kendal tahun pelajaran ruf kapital pada awal kata. Seharusnya di-
2018/2019 di antaranya: tulis dengan huruf kapital pada awal kata
Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Suponyono. Sehingga penulisan huruf kapi-
Kesalahan penggunaan huruf kapital tal pada nama geografi yang benaryaitu se-
pada awal kalimat bagai berikut.
mengingat pentingnya acara terse- (3a) jalan suponyono No 99 Kedung su-
but…. (D3/Penutup/VII A) ren Kaliwungu Selatan. (D10/Kop/ VII A)
Berdasarkan data kesalahan yang di- Kesalahan penggunaan huruf kapital
temukan pada surat dinas peserta didik sebagai huruf pertama kata petunjuk hu-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 35
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
keterampilan menulis Cakepan Tembang Mijil dengan penerapan teknik parafrasa diary
pada siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK Negeri 2 Blora. Metode yang digunakan dalam
penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, yang berbentuk Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah kolaborator dan siswa kelas XI Busana
Butik 1 SMK Negeri 2 Blora sejumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara: (1) observasi, (2) wawancara, (3) kajian dokumen, (4) tes keterampilan
menulis cakepan tembang mijil. Pengujian analisis dilakukan dengan cara triangulasi data.
Teknik analisis data menggunakan deskriptif komparatif dan analisis kritis.Hasil penelitian
adalah penerapan teknik parafrasa diary dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
menulis cakepan tembang mijil dengan pada siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK Negeri
2 Blora, dan penerapan teknik parafrasa diary dapat meningkatkan keterampilan menulis
cakepan tembang mijil pada siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK Negeri 2 Blora. Hal ini
dapat dilihat dari kinerja siswa dalam mempersiapkan pembelajaran dengan baik, aktif
dalam kegiatan apersepsi, menjawab pertanyaan guru, bertanya kepada guru, menulis
cakepan tembang mijil dengan semangat, menciptakan cakepan tembang mijil yang
menarik, berperan aktif dalam pembelajaran dan ikut merefleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran. Selain itu hasil ketuntasan siswa dalam menulis cakepan tembang
mijil dari pratindakan 37,5 % ke siklus I 75% meningkat 37,5% dan dari siklus I 75% ke
siklus II 93,75% meningkat 18,75%. Kriteria Ketuntasan Minimal kelas XI yang terdapat
di SMKN 2 Blora adalah 75.
Kata Kunci: keterampilan menulis, cakepan tembang mijil, teknik parafrasa diary
Namun kenyataannya ditemukan yang efektif dan efisien. Teknik yang dite-
permasalahan dalam pembelajaran menu- rapkan dapat bervariasi sesuai karakteristik
lis cakepan tembang mijil yang dialami siswa. siswa. Teknik yang sesuai dapat dipilih sen-
Permasalahan tersebut diantaranya hasil diri oleh guru sehingga siswa dapat mengu-
pembelajaran menulis cakepan tembang mijil asai kompetensi yang diharapkan. Teknik
pada siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK yang dipilih untuk meningkatkan kualitas
Negeri 2 Blora masih rendah. Selain itu, proses pembelajaran dan keterampilan me-
siswa tidak tertarik dan kurang termotivasi nulis cakepan tembang mijil dalam penelitian
untuk mengikuti pembelajaran menulis ca- ini adalah teknik parafrasa diary.
kepan tembang mijil. Siswa mengalami kesuli- Parafrase adalah istilah linguistik yang
tan dalam mengerjakan tugas. berarti pengungkapan kembali suatu kon-
Ketika mendapat tugas untuk menu- sep dengan cara lain dalam bahasa yang
lis cakepan tembang mijil, siswa tidak langsung sama, namun tanpa mengubah maknanya.
mengerjakan dikarenakan siswa masih ku- Ayulinda (dalam Usman, 2015) berpenda-
rang mampu dalam memilih dan men- pat bahwa parafrase puisi artinya men-
guraikan kata-kata berbahasa Jawa yang gubah puisi menjadi bentuk prosa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa
dengan tepat dalam menyampaikan gaga- mengubah isi puisi tersebut Menurut Hadi
sanya untuk dijadikan teks cakepan tembang (dalam Salmiati: 2015) salah satu cara untuk
miji. Pemahaman siswa terhadap manfaat memahami puisi adalah dengan memparaf-
menulis cakepan tembang macapat juga ma- rasekan puisi tersebut dengan cara me-
sih kurang, bahkan mereka bercanda dan nambahkan kata-kata yang dapat mem-
berbincang-bincang dengan teman sebang- perjelas kalimat pendek yang menjadi ciri
ku yang mengakibatkan suasana menjadi khas puisi.
kurang kondusif. Ketika diadakan evaluasi Aminuddin ( 2014:41). memberi ba-
menulis cakepan tembang mijil, hanya 12 sis- tasan bahwa parafrasa adalah suatu cara
wa 37,5% siswa yang mencapai KKM, nilai untuk memahami makna dalam suatu cip-
KKM mata pelajaran Bahasa Jawa kelas XI taan sastra dengan jalan mengungkapkan
di SMK Negeri 2 Blora adalah 75, sedang- kembali gagasan yang disampaikan penga-
kan 20 siswa 62,5%, nilainya dibawah 75. rang dengan menggunakan kata-kata mau-
Faktor lain yang menjadi penyebab kurang pun kalimat yang berbeda dengan kata-kata
maksimalnya keterampilan menulis cakepan dan kalimat yang digunakan pengarangnya.
tembang mijil siswa adalah guru. Dalam pro- Adapun tujuan memparafrasakan adalah
ses pembelajaran menulis cakepan tembang menyederhanakan pemakian kata atau ka-
mijil, guru belum menerapkan langkah- limat seorang pengarang sehingga lebih
langkah yang sesuai dengan langkah-lang- mudah memahami kandungan makna yang
kah dalam menulis cakepan tembang mijil se- terdapat dalam suatu cipta sastra.
cara maksimal. Fakta tersebut merupakan Berdasarkan latar belakang, rumus-
indikasi bahwa proses pembelajaran yang kan masalah dalam penelitian ini adalah:
telah dilaksanakan kurang berhasil dalam (1) bagaimanakah penggunakan teknik pa-
memberikan pemahaman konsep kepada rafrasa diary dapat meningkatkan kualitas
siswa. proses pembelajaran menulis cakepan tem-
Usaha untuk meningkatkan kualitas bang mijil pada siswa kelas XI Busana Butik
proses pembelajaran dan keterampilan me- 1 SMK Negeri 2 Blora? (2) bagaimanakah
nulis siswa diperlukan suatu cara(teknik) penggunakan teknik parafrasa diary dapat
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 41
kah perbaikan. Setelah itu, baru dapat di- yang positif pada diri siswa seluruhnya atau
tarik simpulan apakah penelitian yang di- setidak-tidaknya 80% (Mulyasa, 2012:215).
lakukan berhasil atau tidak sehingga dapat Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan
menentukan langkah berikutnya. berhasil dan berkualitas apabila masukan
merata menghasilkan output yang banyak
HASIL PENELITIAN DAN dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan
PEMBAHASANNYA kebutuhan, perkembangan masyarakat, dan
Peningkatan Kualitas Proses Pembela- pembangunan.
jaran Kualitas proses pembelajaran me-
Kualitas proses pembelajaran merupakan nulis cakepan tembang mijil siswa kelas XI BB
salah satu tolak ukur yang dapat menentu- 1 SMK Negeri 2 Blora mengalami pening-
kan berhasil atau tidaknya proses pembela- katan setelah diterapkan teknik parafrasa
jaran. Perlu ditegaskan bahwa ukuran ber- diary. Peningkatan kualitas proses pembela-
kualitas atau tidaknya suatu sekolah adalah jaran menulis cakepan tembang mijil tersebut
relatif, karena tolak ukur yang digunakan dapat diketahui dari hasil pengamatan dan
terus menerus akan senantiasa mengalami penilaian kinerja guru serta penilaian ki-
perubahanan sesuai dengan perubahanan nerja siswa selama mengikuti pembelajaran
tuntutan era atau jaman. menulis. Sebelum diberi tindakan, kegiatan
Kualitas pembelajaran dapat dilihat pembelajaran lebih berpusat pada guru dan
dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi siswa tampak pasif. Pada saat pembelajaran
proses, pembentukan kompetensi dapat terlihat bahwa para siswa kurang siap dalam
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila mengikuti pembelajaran. Hanya para siswa
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian yang berada di bangku deretan depan tam-
besar (75%) terlibat secara aktif, mental pak diam memperhatikan, sedangkan siswa
maupun sosial dalam proses pembentukan yang duduk di bangku deretan belakang
kompetensi, disamping menunjukkan ke- terlihat kurang berminat dalam mengikuti
gairahan belajar yang tinggi, semangat be- pembelajaran. Beberapa siswa tampak ber-
lajar yang besar, dan rasa percaya diri pada cakap-cakap dengan teman sebangku, dan
diri sendirai (Mulyasa, 2009:256). Adapun ada juga siswa yang tampak asyik melaku-
dari segi hasil, pembelajaran dikatakan ber- kan aktivitas sendiri.
hasil apabila terjadi perubahan perilaku
Hal tersebut terjadi karena guru ma- pembelajaran, setelah diterapkan teknik
sih banyak menggunakan metode ceramah parafrase diary menjadi fasilitator dalam
dalam pembelajaran tersebut. Akibatnya, proses pembelajaran.
para siswa merasa jenuh dan bosan men-
gikuti pembelajaran. Kurangnya perhatian Peningkatan Keterampilan Menulis
guru terhadap siswa juga menyebabkan Cakepan Tembang Mijil
para siswa sibuk dengan aktivitas masing- Penilaian adalah suatu proses untuk men-
masing. Di dalam pembelajaran tersebut getahui apakah proses dan hasil suatu ke-
belum nampak interaksi dan kerja sama giatan telah sesuai dengan tujuan atau kri-
yang positif antarsiswa. Interaksi antara teria yang telah ditetapkan (Suwandi, 2011:
siswa dan guru pun masih sangat minim. 9). Keterampilan menulis cakepan tembang
Setelah diterapkan teknik parafrase mijil dapat dilihat dari proses dan hasil ca-
diary, kelas menjadi lebih menampakkan kepan tembang mijil yang telah ditulis para
aktifitas siswa. Penerapan teknik parafra- siswa. Hasil cakepan tembang mijil tersebut
se diary dapat meningkatkan minat siswa perlu dilihat dari aspek kelengkapan struk-
dalam mengikuti pembelajaran. Siswa pun tur pembentuk macapat yang terdiri dari
lebih fokus saat belajar dan lebih tertarik guru gatra, guru lagu dan guru wilangan.
mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti Penilaian produk biasanya menggu-
ketika membuat cakepan tembang mijil siswa nakan cara holistik atau analitik. (Suwan-
terlihat begitu senang dan bersemangat. di, 2011). Cara analitik yaitu berdasarkan
Dengan menggunakan teknik parafrase di- aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
ary, siswa merasa bahwa pembelajaran me- terhadap semua kriteria yang terdapat pada
nulis cakepan tembang mijil bukan lagi men- semua tahap proses pengembangan. Ke-
jadi hal yang membosankan. Siswa terlihat mudian cara holistik, yaitu berdasarkan ke-
sangat antusias dalam memiloih kata-kata san keseluruhan dari produk, biasanya dila-
yang sesuai dalam diary. Penugasan menu- kukan pada apresiasi. Hasil menulis cakepan
lis cakepan tembang mijil secara berkelompok tembang mijil itu juga merupakan produk.
juga meningkatkan kualitas pembelajaran Keterampilan menulis cakepan tem-
menulis cakepan tembang mijil. bang mijil siswa kelas XI BB 1 SMK Negeri
Dengan penugasan kelompok, siswa 2 Blora pada pra tindakan masih sangat
yang kurang memahami materi dapat bela- rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
jar dari siswa siswa yang lebih paham. Se- hal, yaitu: 1) metode yang digunakan oleh
lain itu, penugasan kelompok juga mening- guru kurang mampu memotivasi siswa da-
katkan kerja sama antarsiswa. Hal tersebut lam belajar, 2) penggunaan media kurang
terlihat dari siswa yang tadinya tidak me- menarik perhatian siswa, 3) siswa masih
mahami sama sekali, dengan berkelompok minim dalam penguasaan kosakata untuk
melihat temannya menulis cakepan tembang menulis cakepan tembang macapat , 4) kre-
mijil, siswa akan berani bertanya kepada te- ativitas siswa dalam menulis cakepan tembang
mannya dibanding bertanya kepada guru. mijil masih kurang, 5) siswa kurang mampu
Siswa juga terlihat lebih sering berdiskusi memahami rima dan pilihan kata dalam se-
ketika menulis cakepan tembang mijil seca- buah cakepan tembang macapat , 6) KBM
ra berkelompok. Rasa saling berbagi pun masih didominasi oleh guru, dan 7) siswa
tumbuh. Teknik parafrase diary yang dite- cenderung pasif saat proses pembelajaran.
rapkan dapat menumbuhkan peran guru Hal-hal tersebut mengakibatkan para
yang sebelumnya berperan sebagai pusat siswa belum mampu mencapai KKM yang
44
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
ditetapkan, yaitu 75. Hal ini ditunjukkan juannya, siswa memiliki keterampilan mini-
oleh hasil uji coba sebelum tindakan di- mal dapat mencapai batas KKM yang telah
laksanakan yakni jumlah siswa yang tuntas ditetapkan dalam kurikulum yakni 75 dan
atau hasil mencapai KKM hanya berjumlah sesuai dengan indikator pencapaian yang
12 siswa atau 37,5% dari jumlah siswa. Ber- ingin dicapai pada penelitian ini. Peningka-
dasarkan pada permasalahan tersebut, pen- tan ketuntasan belajar yang diperoleh siswa
eliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat
untuk meningkatkan keterampilan menulis dalam gambar diagram dibawah ini.
gegurita siswa kelas XI BB 1 SMK Negeri
2 Blora dengan teknik parafrasa diary. Tu-
aktifitas siswa. Siswa lebih semangat dalamdan mandiri, tidak hanya selama kegiatan
mengikuti pembelajaran. Penggunaan tek- pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga
nik parafrasa diary dapat meningkatkan mi- harus mampu mengembangkan potensinya
nat belajar siswa. Penggunaan teknik paraf-di luar kelas dan jangan tergantung pada
rasa diary ini juga dapat mengubah peran orang lain
guru yang awalnya berperan sebagai pusat Penyediaan fasilitas-fasilitas penun-
pembelajaran menjadi fasilitator dalam jang proses pembelajaran hendaknya lebih
pembelajaran. diutamakan, tidak hanya secara materi te-
Keterampilan menulis cakepan tembangtapi juga secara spiritual. Dukungan pihak
mijil siswa mengalami peningkatan setelah sekolah terhadap kegiatan-kegiatan ekstra-
diterapkan teknik parafrasa diary. Pening- kurikuler seni teater dan sastra juga semes-
katan keterampilan menulis cakepan tembang tinya perlu lebih ditekankan untuk menun-
mijil siswa kelas XI BB 1 SMK Negeri 2 jang keterampilan bersastra siswa.
Blora antara lain dapat dilihat dari semakin Penilitian ini diharapkan dapat men-
meningkatnya persentase ketuntasan kla- jadi acuan atau bahan pertimbangan pen-
sikal hasil tes menulis cakepan tembang mijil
elitian-penelitian lain untuk lebih kreatif,
siswa pada pratindakan 12 siswa 37,5%, inovatif, dan mendalam khususnya dalam
pada siklus I ketuntasan klasikal meningkatpembelajaran bahasa Jawa, Pentingnya
menjadi 24 siswa 75%, dan pada siklus II menguasai lapangan pada survey awal, agar
ketuntasan klasikal meningkat menjadi 30 memperoleh infomasi yang benar-benar
siswa 93,75%. Hal ini berarti dari pratinda-
akurat sehingga solusi terhadap permasala-
kan ke siklus I meningkat 35,5% dan dari han yang muncul lebih tepat sasaran dan
siklus I ke siklus II meningkat 19,4%. sebagai seorang peneliti jangan sungkan-
sungkan untuk bekerja sama dan memin-
Saran ta informasi kepada semua warga sekolah
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, tempat penelitian.
penelitian dapat merumuskan beberapa sa-
ran sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
Guru hendaknya lebih aktif dan kre- Aminuddin. (2014). Pengantar Apresiasi
atif dalam memilih metode, media maupun Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
teknik yang tepat untuk menyampaikan Algensindo.
materi. Untuk materi kompetensi dasar Jamaris, M. (2009). Kesulitan Belajar: Per-
menulis cakepan tembang mijil sebaiknya spektif, Asesmen, dan Penanggu-
guru menggunakan teknik parafrasa diary, langannya. Jakarta: Yayasan Penamas
karena teknik tersebut telah terbukti mam- Murni.
pu meningkatkan kualitas proses dan hasil Mahardhika, B. (2013). Peningkatan Keter-
belajardan guru diharapkan mampu melak- ampilan Menulis Paragraf Narasi dari
sanakan penilitian tindakan kelas sebagai Teks Wawancara dengan Model Pem-
upaya perbaikan terhadap masalah dalam belajaran Kooperatif Tipe Explisit In-
pembelajaran. structions Teknik Kronologis Peristiwa
Siswa hendaknya lebih pandai da- pada Siswa Kelas VII I SMP Negeri
lam memanfaatkan teknologi informasi 3 Ungaran (Doctoral dissertation,
untuk kegiatan yang positif, terutama un- Universitas Negeri Semarang).
tuk menunjang pembelajaran. Serta siswa Mulyasa. (2005). Kurikulum Tingkat Satuan
diharapkan dapat berlatih belajar tuntas Pendidikan. Sebuah Panduan Praktis.
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 47
Abstract
Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar, proses pembelajaran
kurang menarik dan tidak menyenangkan. Rumusan masalahnya: 1) bagaimanakah
proses peningkatan prestasi belajar?, 2) seberapa banyak peningkatan prestasi belajar?, 3)
bagaimanakah perubahan prilaku peserta didik setelah belajar Ancaman terhadap Negara
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika menggunakan model NHT berbantuan Nonton
Bareng bagi peserta didik kelas X RPL 2 SMKN 5 Kendal Semester 2 Tahun Pelajaran
2017/2018?.Metode penelitian yang digunakan adalah PTK terdiri dari dua siklus. meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 34 peserta
didik, 22 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Setelah tindakan dapat simpulkan: 1)
proses peningkatkan prestasi belajar menjadi sangat menarik dan sangat menyenangkan,
2) terjadi peningkatan prestasi belajar menjadi 32 peserta didik yang tuntas, 3) terjadi
perubahan perilaku peserta didik dalam bekerja sama dan tanggung jawab.
lainkan mereka dapat melihat langsung sua- belajar Ancaman terhadap Negara dalam
tu peristiwa, karena dalam belajar ada prin- Bingkai Bhinneka Tunggal Ika menggu-
sip bahwa melihat satu kali jauh lebih baik nakan model pembelajaran Number Head
daripada mendengar seribu kali. Dari kegia- Together (NHT) berbantuan Nonton Bareng
tan nonton bareng mereka dapat mengam- (No Bar) bagi peserta didik kelas X RPL 2
bil suatu pelajaran atau nilai – nilai luhur SMKN 5 Kendal Semester 2 Tahun Pela-
sehingga mereka memiliki sikap mampu jaran 2017/2018?
bekerja sama serta bertanggung jawab. Adapun tujuan penelitian tindakan
Berdasarkan uraian masalah seperti kelas adalah sebagai berikut: 1) Mendres-
tersebut di atas, maka guru perlu melaku- krepsikan proses peningkatan prestasi
kan suatu tindakan alternatif dalam pem- belajar Ancaman terhadap Negara dalam
belajaran PKn yaitu menggunakan model Bingkai Bhineka Tunggal Ika menggu-
pembelajaran NHT berbantuan No Bar, nakan model pembelajaran Number Head
diharapkan proses pembelajaran PKn le- Together (NHT) berbantuan Nonton Ba-
bih menarik dan menyenangkan dan aki- reng (No Bar) bagi peserta didik kelas X
batnya prestasi belajar Ancaman terhadap RPL 2 SMKN 5 Kendal Semester 2 Ta-
Negara dalam Bingkai Bhineka Tunggal hun Pelajaran 2017/2018?, 2).Mendes-
Ika dapat meningkat, maka peneliti men- krepsikan banyaknya peningkatan prestasi
gadakan PTK dengan judul “Penggunaan belajar Ancaman terhadap Negara dalam
Model Pembelajaran Numbers Head Together Bingkai Bhinneka Tunggal Ika menggu-
(NHT) berbantuan Nonton Bareng (No nakan model pembelajaran Number Head
Bar) untuk meningkatkan prestasi belajar Together (NHT) berbantuan Nonton Ba-
Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai reng (No Bar) bagi peserta didik kelas X
Bhineka Tunggal Ika bagi Peserta didik Ke- RPL 2 SMKN 5 Kendal Semester 2 Tahun
las X RPL 2 SMK Negeri 5 Kendal Semes- Pelajaran 2017/2018?, 3) Mendeskripsikan
ter 2 Tahun Pelajaran 2017/2018”. perubahan prilaku peserta didik setelah
Dengan memperhatikan uraian latar belajar Ancaman terhadap Negara dalam
belakang masalah seperti tersebut di atas Bingkai Bhinneka Tunggal Ika menggu-
maka rumusan masalahnya sebagai beri- nakan model pembelajaran Number Head
kut: 1) Bagaimanakah proses peningkatan Together (NHT) berbantuan Nonton Bareng
prestasi belajar Ancaman terhadap Negara (No Bar) bagi peserta didik kelas X RPL 2
dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika meng- SMKN 5 Kendal Semester 2 Tahun Pela-
gunakan model pembelajaran Number Head jaran 2017/2018?
Together (NHT) berbantuan Nonton Ba- Manfaat yang dapat diperoleh dari
reng (No Bar) bagi peserta didik kelas X hasil penelitian, sebagai berikut: 1) bagi sis-
RPL 2 SMKN 5 Kendal Semester 2 Tahun wa, meliputi: a) proses pembelajaran lebih
Pelajaran 2017/2018?, 2) Seberapa bany- menarik dan menyenangkan sehingga bela-
ak peningkatan prestasi belajar Ancaman jar PKn lebih bermakna, b) Untuk mening-
terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka katkan prestasi belajar Ancaman terhadap
Tunggal Ika menggunakan model pembe- Negara dalam Bingkai Bhinneka Tunggal
lajaran Number Head Together (NHT) ber- Ika., 2) bagi Penulis, adalah: a) memberikan
bantuan No Bar bagi peserta didik kelas X pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
RPL 2 SMKN 5 Kendal Semester 2 Tahun nyata tentang pelaksanaan Penelitian Tin-
Pelajaran 2017/2018?, 3).Bagaimanakah dakan Kelas, khususnya tentang penggu-
perubahan prilaku peserta didik setelah naan model pembelajaran dan media yang
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 51
tepat. b) sebagai variasi penggunaan model kungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
pembelajaran pembelajaran di kelasnya, 3) lingkungan masyarakat.
bagi Guru Lain, dapat miningkatkan kiner- Pedidikan Kewarganegaraan pada ha-
ja yang lebih profesional melalui penelitian kekatnya merupakan pendidikan yang men-
tindakan dengan cara menggunakan kajian garah pada terbentuknya warga negara yang
teori yang terkini. 4) bagi Sekolah, adalah: baik dan bertanggung jawab berdasarkan
a) sebagai bahan masukan untuk menen- nilai-nilai dan dasar negara Pancasila dalam
tukan kebijakan sekolah, b) sebagai sum- praktik (Depdiknas, 2007). Pendidikan Ke-
bangan yang positif terhadap kemajuan warganegaraan adalah mata pelajaran yang
sekolah yang tercermin dari peningkatan digunakan sebagai wahana untuk mengem-
kemampuan profesional para guru, 5) bagi bangkan dan melestarikan nilai luhur dan
Perpustakaan, adalah a) sebagai bahan ru- moral yng berkarakter pada budaya bangsa
jukan atau referensi bagi penulis yang lain, Indonesia. PKn juga memberikan pemaha-
b) sebagai tambahan khasanah pengeta- man dasar tentang pemerintahan, tata cara
huan tentang PTK demokrasi, tentang kepedulian, sikap yang
mampu mengambil keputusan politik seca-
Preatasi Belajar PKn ra rasional sehingga dapat mempersiapkan
Bloom (dalam Sudjana, 2001) menyatakan warga negara yang demokratis partisipatif
bahwa prestasi meliputi tiga ranah, yaitu melalui suatu pendidikan yang berorienta-
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah si pada pengembangan berpikir kritis dan
kognitif berkenaan dengan hasil belajar bertindak demokratis.
intelektual yang terdiri dari pengetahuan Prestasi belajar didapat dari hasil tes
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, sinte- (formatif, subsumatif dan sumatif), penu-
sis, dan evaluasi. Ranah efektif berkenaan gasan (proyek), hasil kerja (produk), por-
dengansi kap yang terdiri dari penerimaan tofolio, serta penilaian diri. Dalam peneli-
jawaban atau reaksi dan penilaian, sedang- tian ini prestasi belajar PKn yang dimaksud
kan ranah psikomotorik berkenaan dengan adalah seperangkat pengetahuan diperoleh
hasil belajar keterampilan dan kemampuan peserta didik yang diukur dari ulangan hari-
bertindak. Selaras dengan pendapat ahli di an atau tes tertulis (tes formatif) serta sikap
atas, Winkel (1996) berpendapat bahwa dan perilaku peserta didik yang dapat dia-
prestasi belajar merupakan salah satu bukti mati setelah belajar PKn.
yang menunjukkan kemampuan atau ke- Prestasi belajar PKn adalah prestasi
berhasilans seseorang yang melakukan pro- yang dicapai siswa setelah mengikuti pro-
ses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang ses pembelajaran PKn berupa seperangkat
berhasil diraihnya. pengetahuan dasar yang berguna bagi sis-
Ahli lain, Slameto (2003) menyatakan wa untuk kehidupan sosialnya baik untuk
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masa kini maupun masa yang akan datang
prestasi belajar dapat digolongkan ke da- yang meliputi keragaman suku bangsa dan
lam dua golongan yaitu faktor intern yang budaya Indonesia, keragaman keyakinan
bersumber pada diri siswa dan faktor eks- (agama dan golongan) serta keragaman
tern yang bersumber dari luar diri siswa. tingkat kemampuan intelektual dan emo-
Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau sional.
intelegensi, perhatian, bakat, minat, moti-
vasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Model Pembelajaran NHT
Sedangkan faktor ekstern terdiri dari ling- Majid (2015) mendefinisikan model pem-
52
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
belajaran adalah kerangka konseptual dan NHT. Guru membagi para siswa menjadi
prosedur yang sistematik dalam mengorga- beberapa kelompok yang beranggotakan
nisasikan pengalaman belajar untuk men- 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor
capai tujuan belajar tertentu, berfungsi se- kepada setiap siswa dalam kelompok dan
bagai pedoman bagi perancang pengajaran, nama kelompok yang berbeda. Kelompok
serta para guru dalam merencanakan dan yang dibentuk merupakan percampuran
melaksanakan aktivitas belajar mengajar. yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
Sedangkan Johnson & Johnson ( da- suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
lam Lie, 2003) menyatakan bahwa prinsip Selain itu, dalam pembentukan kelompok
dasar dalam model pembelajaran adalah: 1) digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
setiap anggota kelompok (siswa) bertang- dasar dalam menentukan masing-masing
gung jawab atas segala sesuatu yang dikerja- kelompok, 3). Tiap kelompok harus memiliki
kan dalam kelompoknya, 2) setiap anggota buku paket atau buku panduan. Dalam pem-
kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa bentukan kelompok, tiap kelompok harus
semua anggota kelompok mempunyai tuju- memiliki buku paket atau buku panduan
an yang sama, 3) setiap anggota kelompok agar memudahkan siswa dalam menyeles-
(siswa) harus membagi tugas dan tanggung aikan LKS atau masalah yang diberikan
jawab yang sama di antara anggota kelom- oleh guru, 4) Diskusi masalah. Dalam kerja
poknya, 4) setiap anggota kelompok (sis- kelompok, guru membagikan LKS kepada
wa) akan dikenai evaluasi, 5) setiap anggota setiap siswa sebagai bahan yang akan dipe-
kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan lajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa
dan membutuhkan keterampilan untuk be- berpikir bersama untuk menggambarkan
lajar bersama selama proses belajarnya, dan dan meyakinkan bahwa tiap orang men-
6) setiap anggota kelompok (siswa) akan getahui jawaban dari pertanyaan yang te-
diminta mempertanggung jawabkan secara lah ada dalam LKS atau pertanyaan yang
individual materi yang ditangani dalam ke- telah diberikan oleh guru. Pertanyaan da-
lompok kooperatif. pat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
Berbagai jenis atau tipe model pembe- sampai yang bersifat umum, 5). Memanggil
lajaran dapat diterapkan di dalam kegiatan nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam
PBM salah satunya adalah Number Heads tahap ini, guru menyebut satu nomor dan
Togheter (NHT) atau kepala bernomor, yai- para siswa dari tiap kelompok dengan no-
tu model pembelajaran dimana setiap siswa mor yang sama mengangkat tangan dan
diberi nomor di kepala kemudian dibuat menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
suatu kelompok, guru memanggil nomor 6). Memberi kesimpulan.Guru bersama siswa
secara acak dari siswa. Menurut Ibrahim menyimpulkan jawaban akhir dari semua
dan Shaodih (2000) langkah-langkah model pertanyaan yang berhubungan dengan ma-
pembelajaran NHT meliputi enam langkah teri yang disajikan.
sebagai berikut: 1).Persiapan dalam tahap ini
guru mempersiapkan rancangan pelajaran Pengertian Media Pembelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran Media merupakan sesuatu yang bersifat
(SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesu- menyalurkan pesan dan dapat merangsang
ai dengan model pembelajaran kooperatif pikiran, perasaan dan kemauan audensi (pe-
tipe NHT, 2).Pembentukan kelompok. Dalam serta didik) sehingga dapat mendorong ter-
pembentukan kelompok disesuaikan den- jadinya belajar pada dirinya (Usman, 2002).
gan model pembelajaran kooperatif tipe Donald dan Gerlach (dalam Rohani, 1997)
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 53
ta didik untuk dapat bekerja sama dengan gan bulan April 2019 minggu ke 3 ( empat
teman lainnya. bulan), bulan Januari 2019 minggu ke 2 di-
Diduga penggunaan model pembe- gunakan untuk menyusun draft proposal,
lajaran NHT berbantuan NoBar pembe- minggu ke 1 bulan Pebruari 2019 untuk
lajaran Acaman terhadap Negara dalam menyusun instrumen penelitian, minggu ke
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika secara ber- 2 bulan Pebruari 2019 dan minggu ke 1 bu-
kelompok pada peserta didik kelas X RPL lan Maret 2019 digunakan untuk mengum-
2 SMK Negeri 5 Kendal semester 2 tahun pulkan data, minggu ke 2 sampai minggu
pelajaran 2017/2018 dapat meningkatkan ke 3 bulan Maret 2019 pengumpulan data
proses pembelajaran, prestasi belajar mau- dan refleksi ke 2, untuk menganalisis data
pun perubahan perilakunya. minggu ke 1 bulan April 2019. Pelaksanaan
Berdasarkan uraian landasan teori dan desiminasi pada minggu ke 2 April 2019.
h kerangka berpikir seperti tersebut di atas,
maka hipotesis tindakan yang diajukan, se- Subjek Penelitian
bagai berikut: 1p) roses pembelajaran Aca- Penelitian ini dilaksanakan pada peserta
man terhadap Negara dalam Bingkai Bhin- didik kelas XRPL 2 SMK N 5 Kendal se-
neka Tunggal Ika pada peserta didik kelas mester 2 yang berjumlah 34 peserta didik,
X RPL 2 SMK Negeri 5 Kendal semester 2 terdiri dari 22 laki-laki dan 12 perempuan.
Tahun Pelajaran 2017/2018 menggunakan
model pembelajaran NHT berbantuan No Teknik dan Alat Pengumpul Data
Bar lebih menarik dan menyenangkan, 2) Adapun teknik pengumpulan data melipu-
prestasi belajar Acaman terhadap Negara ti: 1). Teknik Tes. tes yang digunakan da-
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika pada lam penelitian ini berupa kegiatan siswa da-
peserta didik kelas X RPL 2 SMK Nege- lam mengerjakan soal-soal tertulis tentang
ri 5 Kendal semester 2 Tahun Pelajaran Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai
2017/2018 dapat meningkat menggunakan Bhinneka Tunggal Ika. Tes ini dilakukan
model pembelajaran NHT berbantuan No dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II.,
Bar, 3) perilaku peserta didik kelas X RPL 2) Teknik Nontes. teknik ini dilaksanakan
2 SMK Negeri 5 Kendal semester 2 Tahun dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
Pelajaran 2017/2018 berubah setelah bela- siswa selama proses pembelajaran. Data
jar Acaman terhadap Negara dalam Bingkai yang terkumpul dalam penelitian ini meng-
Bhinneka Tunggal Ika pada menggunakan gunakan teknik nontes berupa teknik ob-
model pembelajaran NHT berbantuan No servasi, angket, catatan guru, dan doku-
Bar. mentasi (foto).
Alat pengumpul data yang digunakan
METODE PENELITIAN dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
Setting Penelitian berupa: 1). Instrumen Tes, digunakan un-
Sesuai dengan tugas mengajar dan tang- tuk pedoman penilaian aspek pengetahuan
gung jawab yang penulis miliki, maka pen- Pengurangan bilangan cacahmenggunakan
elitian ini dilaksanakan di kelas X RPL 2 model pembelajaran NHT berbantuan No
SMK Negeri5 Kendal yang beralamat di Ja- Bar. Instrumen tes berisi aspek-aspek, ren-
lan Raya Bogosari Kecamatan Pageruyung tang skor, bobot penilaian, dan nilai maksi-
Kabupaten Kendal. mal. Instrumen berbetuk tes tertulis ber-
Penelitian ini dilaksanakan mulai bu- tujuan untuk mendapatkan nilai prestasi
lan Januari 2019 minggu ke dua sampai den- belajar siswa. Pada siklus I maupun siklus
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 55
II, tes tertulis berupa soal uraian sebanyak dikalikan 100, selain itu, juga dapat diketa-
10 nomor, dengan kriteria penilaian men- hui persentase ketuntasan prestasi belajar
cakup: a) ketepatan jawaban pertanyaan, b) dengan menggunakan rumus sebagai beri-
kemampuan memberi alasan, c) kemam- kut:
puan memberi contoh atau aplikasi dalam
kehidupan bermasyarakat, 2) Instrumen NP = X 100% ,
nontes, digunakan untuk mengetahui peru- Keterangan:
bahan perilaku siswa dalam proses pembe- NP = Nilai persentase,
lajaran, dan juga tanggapan siswa terhadap ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
pembelajaran PKn menggunakan model S = Jumlah siswa
pembelajaran NHT berbantuan No Bar.
Alat atau instrumen yang digunakan untuk Setelah diketahui hasil perhitungan
pengambilan data adalah lembar observasi, nilai siswa ini, Selanjutnya, dibandingkan
angket siswa, catatan guru, dan dokumen- antara hasil nilai siklus I dan hasil nilai
tasi. siklus II. Hasil ini memberikan gambaran
mengenai persentase peningkatan prestasi
Validasi Data belajar Ancaman terhadap Negara dalam
Dalam penelitian mengunakan validasi Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
teoritik dan validasi empirik. Validasi teo- Analisis data kualitatif adalah ana-
retik meliputi dua macam, yaitu: validasi lisis yang diwujudkan dalam bentuk hasil
konstruk dan validasi isi (contens), kedua sikap, misalnya kurang, cukup, baik, atau
macam validasi tersebut dilakukan cara me- baik sekali. Analisis kualitatif dilakukan
minta bantuan guru senior serumpun atau untuk menganalisis data nontes. Data-data
kepada kepala sekolah yang berkompeten kualitatif diperoleh berdasarkan deskripsi
untuk mengkaji dan menelaah tentang perilaku yang tampak pada saat pembela-
struktur kalimat, tingkat kesulitan soal, ke- jaran yaitu melalui observasi, angket siswa,
dalaman materi, penyebaran soal dengan catatan guru, dan dokumentasi. Data-data
melihat kisi-kisi soal ulangan harian. Demi- tersebut dideskripsikan secara rinci untuk
kain juga untuk instrumen lembar penga- mengetahui perubahan perilaku siswa pada
matan dikaji pula apakah kriteria maupun siklus I dan siklus II setelah mengikuti pro-
pernyataan sesuai dengan indikator dalam ses pembelajaran.
kajian teorinya.
Prosedur Penelitian
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis meng-
Analisis data kuantitatif, adalah analisis gunakan metode penelitian tindakan ke-
yang didasarkan pada tingkat kemampu- las yang terdiri dari dua siklus. Langkah-
an dan ditunjukkan dengan angka-angka. langkah dalam setiap siklus terdiri atas: 1)
Analisis kuantitatif digunakan untuk men- perencanaan yaitu membuat perencanaan
ganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif tindakan, 2) pelaksanaan tindakan yaitu
ini diperoleh dari hasil tes tulis. Penilaian melakukan tindakan sesuai perencanaan
berdasar pada kriteria atau indikator yang yang terdiri atas 3 tahap, yakni kegiatan
telah ditentukan. Nilai tiap indikator ber- awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, 3)
dasarkan jumlah skor yang diperoleh, ni- observasi yaitu mengamati terhadap tin-
lai tiap siswa dihitung berdasarkan jumlah dakan yang dilakukan, kemudian melaku-
skor yang diperoleh dibagi skor maksimum kan pengumpulan data serta analisis data
56
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
(membandingkan data sebelumnya dengan tas ketuntasan yang telah ditetapkan, masih
data yang diperoleh sekarang) dilanjutkan sangat jauh dari kriteria ketuntasan belajar
dengan 4) refleksi. ideal secara klasikal seperti yang tercantum
dalam standart penilaian bahwa pembela-
HASIL PENELITIAN DAN jaran dikatakan berprestasi manakala ting-
PEMBEHASANNYA kat ketercapain ketuntasan belajar minimal
Deskripsi Pra Siklus 85% dari seluruh jumlah peserta didik se-
Pada kondisi awal peneliti belum hingga semestinya yang tuntas minimal
menggunakan model pembelajaran Number adalah 29 peserta didik, faktanya kurang
Head Together (NHT) berbantuan No Bar, dari 29 peserta didik yang tuntas belajar-
proses pembelajarannya tidak menarik nya. Rendahnya prestasi belajar Ancaman
serta kurang menyenangkan akibatnya su- terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka
asana pembelajarannya kurang merangsang Tunggal Ika tersaji pada tabel 1 di bawah
sehingga peserta diddik kurang berseman- ini.
gat dan berminat dalam mengikuti proses Tabel 1. Ketuntasan belajar Pra Siklus
pembelajaran PKn. Peserta didik kurang Ketuntasan Frekuensi Persentase
memperhatikan pembelajaran yang disam- Belum tuntas 20 58,8
paikan oleh gurunya, bahkan ada sebagian
Sudah tuntas 14 41,2
yang mengantuk di kelas saat pembelajaran
berlangsung, kurang memperhatikan infor-
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat di-
masi maupun instruksi dari guru.
ketahui bahwa dari 34 peserta didik yang
Berdasarkan hasil observasi yang di-
mengikuti ulangan pada hanya 14 peserta
kumpulkan dengan menggunakan lembar
didik (41,2 %) yang mampu mencapai ke-
observasi seperti yang telah disusun, maka
tuntasan belajar sedangkan 20 peserta didik
diperoleh data sebagai berikut yang aktif 6
(58,8 %) belum tuntas belajarnya, dengan
peserta didik, bersemangat 8 peserta didik
KKM 70.
bahwa pada umumnya peserta didik tidak
bersemangat serta tidak berperan aktif da-
Deskripsi Hasil Siklus I
lam proses pembelajaran, mereka enggan
Siklus I dilaksanakan selama 2 kali
empelajari materi yang diberikan oleh guru,
pertemuan dengan alokasi waktu masing –
umumnya mereka hanya sebatas mengerja-
masing 2 x 45 menit. Pada siklus I peneliti
kan tugas seperti terpaksa bukan atas ini-
melaksanakan proses pembelajaran pada
siatif dari dirinya sendiri, dan tidak semua
materi ancaman dari luar terhadap NKRI.
peserta didik aktif belajar, sebagian hanya
Adapun proses pembelajaran pada siklus I
menggantungkan pada peserta didik lainn-
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
nya, mereka cenderung malas, tidak antusi-
observasi dan refleksi diuraikan sebagai be-
as, mereka tidak mau bertanya bila menga-
rikut:
lami kesulitan belajar.
Perencanaan kegiatan siklus I diawali
Prestasi belajar Ancaman terhadap
dengan mengembangkan silabus pembe-
Negara dalam Bingkai Tunggal Ika pada
lajaran, menyiapkan RPP (Rencana Pelak-
kondisi awal masih rendah. Hal tersebut
sanaan Pembelajaran) untuk dipergunakan
berdasarkan prestasi analisis ulangan ha-
sebagai acuan dalam tindakan pada siklus I,
rian pra siklus, dengan cara dihitung nilai
membuat skenario pembelajaran, membuat
yang diperoleh masing – masing peserta
instrumen evaluasi dan menyiapkan lembar
didik kemudian dibandingkan dengan ba-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 57
sung, peserta didik secara teratur dan dise- Tabel 6. Hasil pengamatan Perubahan
butkan nomor kepalanya oleh guru, sangat Perilaku Siklus II
antusias untuk bisa menjawab pertanyaan No Aspek yang diamati Siklus II
yang disampaikan oleh guru karena mereka 1 Kerja sama 32
bersaing untuk mempereloh apresiasi dari 2 Tanggung Jawab 30
audiens serta penghargaan dari guru.
Kegiatan akhir, guru merangkum ma- Analisis Evaluasi Siklus II
teri pembelajaran dan memberi penguatan Untuk mengetahui tingkat ketuntasan
serta memberikan arahan kepada peserta di- prestasi belajar Ancaman terhadap Negara
dik untuk mempelajari materi secara mandiri dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang
untuk kegiatan pada pertemuan berikutnya. dicapai peserta didik pada Siklus II, pene-
Selain itu guru memberi tugas (PR) kepada liti kategorikan ke dalam empat kelompok
peserta didik untuk dikerjakan di rumah se- rentang nilai yaitu: (91-100), (81-90), (70-
cara mandiri. 80), (<70). Pengelompokan rentang nilai
didasarkan dari nilai terendah 70 sampai
Observasi nilai tertinggi 100. Batas nilai terendah di-
Pengamatan proses pembelajaran dasarkan pada KKM mata pelajaran PKn
siklus II bersamaan dengan kegiatan pem- SMK Negeri 5 Kendal yang ditetapkan.
belajaran Ancaman terhadap Negara dalam Tabel. 7 . Rentang Nilai Siklus II
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Pengamatan No. Rentang Nilai F Persentase
dikukan dengan cara mencatat suasana pro-
1 91-100 4 11.8%
ses pembelajaran di kelas maupun kegiatan
2 81-90 10 29,4%
peserta didik pada saat kegiatan kelompok,
berupa tindakan yang menunjukkan keter- 3 70-80 18 52.9%
libatan peserta didik dalam pembelajaran 4 < 70 2 5,9%
serta respon mereka diantaranya antusias,
mau bertanya atau menjawab pertanyaan. Dari tabel 7 di atas, terlihat bah-
Hasil pengamatan tindakan tentang proses wa nilai ulangan harian (tes) pada materi
pembelajaran pada siklus II dapat dilihat Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai
pada tabel 5 berikut: Bhinneka Tunggal Ika peserta didik pada
Tabel 5. Hasil pengamatan proses belajar siklus II, dari 34 peserta didik sejumlah 32
siklus II peserta didik (94,%) yang mencapai KKM
No Respon Peserta didik Siklus II dengan nilai di atas 70, sedangkan 2 pe-
serta didik (5,9%) belum mencapai KKM
1 Keaktifan 26
dengan nilai di bawah 70. Untuk lebih je-
2 Semangat 28
lasnya peneliti sajikan dalam bentuk grafik
Perubahan perilaku peserta didik
seperti 2 di bawah ini.
yang diamati pada pembelajaran Ancaman
terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika dengan menggunakan lembar
observasi meliputi tanggung jawab melak-
sanakan tugas, kerja sama seperti berikut:
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 61
dalam bentuk grafik 3 seperti di bawah ini. jadi disiplin, mampu bekerja sama, memi-
liki tanggung jawab, keaktifan dan kritis.
Hal tersebut sejalan dengan pendapatnya
Arixs (2007) bahwa model NHT dapat me-
ningkatkan kepekaan sosial dan kerja sama
peserta didik dalam memecahkan masalah.
Model NHT lebih mementingkan keberha-
silan kelompok dibandingkan keberhasilan
individu. Penghargaan kelompok sangat
Grafik 3. Ketuntasan Prestasi Belajar ditentukan oleh keberhasilan penguasaan
Terjadinya peningkatan prestasi bela- materi setiap anggota kelompok sehingga
jar yang signifikan ini, tidak mengherankan tiap kelompok mempunyai tanggung jawab
karena dampak dari proses pembelajaran dalam menyelesaikan tugas. Hal tersebut
yang semakin menarik dan bermakna, yang selaras dengan pendapat Nasution (2005)
pada awalnya peserta didik hanya mengha- bahwa kerja kelompok ialah cara individu
fal sekarang mereka lebih bisa memaknai mengadakan relasi dan kerja sama dengan
konsep dan pengetahuan yang telah mere- individu lain untuk bekerja sama. Relasi di
ka peroleh setelah belajar dengan nonoton dalam kelompok demokratis artinya seti-
bareng, hal tersebut senada dengan penda- ap individu berpartisipasi, ikut serta seca-
pat Nuryani (2008) bahwa model pembela- ra aktif dan turut bekerja sama, sehinggga
jaran memiliki kekhasan tersendiri, namun individu akan memperoleh prestasi belajar
demikian semuanya mempunyai tujuan yang lebih baik dan mengalami perubahan
untuk mengembangkan pengetahuan dan sikap.
peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Dalam pembelajaran koooperatif ter- PENUTUP
dapat saling ketergantungan positif dian- Simpulan
tara peserta didik untuk mencapai tujuan Berdasarkan rumusan masalah dan
pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran pembahasan hasil penelitian, maka simpu-
kooperatif yang diterapkan dalam proses lan penelitian sebagai berikut:
pembelajaran yakni Number Head Together Proses peningkatkan prestasi belajar
(Rosdiana,2008) Dengan menggunakan Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai
model pembelajaran yang menarik dan me- Bhinneka Tunggal Ika dengan menggu-
nyenangkan dapat mengurangi verbalisme, nakan model pembelajaran Numbered Heads
yang semula abstrak bisa dikonkritkan, se- Together (NHT) berbantuan No Bar bagi pe-
hingga peserta didik mudah mengingat aki- serta didik kelas X RPL 2 SMKN 5 Kendal
batnya prestasi belajar peserta didik dapat semester 2 tahun pelajaran 2017/2018, su-
meningkat. asana pembelajaran cukup menarik, cukup
Perubahan perilaku peserta didik menyenangkan pada siklus 1 meningkat
dapat dipahami mengingat selama pro- menjadi sangat menarik dan sangat meny-
ses belajar mereka terlibat secara optimal, enangkan bagi peserta didik pada siklus 2
akibatnya mereka merasa dihargai karya akibatnya pembelajaran menjadi bermak-
dan karsanya, hal tersebut sesuai dengan na.
pandangan humanisme bahwa pendidikan Peningkatkan prestasi belajar Anca-
pada dasarnya memanusiakan manusia, ti- man terhadap Negara dalam Bingkai Bhin-
dak mengherankan bilamana mereka men- neka Tunggal Ika dengan menggunakan
64
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
model pembelajaran Numbered Heads Toget- her (NHT) berbantuan No Bar sebagai upa-
her (NHT) berbantuan No Bar bagi peser- ya mengatasi masalahnya.
ta didik kelas X RPL 2 SMKN 5 Kendal 4. Bagi Kepala Sekolah, seyogyanya
semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 memberikan dorongan dan motivasi yang
terjadi peningkatan prestasi belajar dari 14 lebih nyata kepada para guru untuk lebih
peserta didik (70,6 %) yang telah tuntas be- berinovasi dalam pembelajaran supaya
lajarnya pada siklus I meningkat menjadi prestasi belajar peserta didik lebih optimal.
32 peserta didik (94,1 %) pada siklus 2 atau 5. Bagi perpustakaan diharapkan me-
meningkat 23,5% ketuntasan prestasi bela- nambah bahan bacaan terutama yang ber-
jarnya. kaitan dengan media pembelajaran atau alat
Terjadi perubahan perilaku setelah peraga, strategi, maupun model pembela-
belajar Ancaman terhadap Negara dalam jaran untuk menambah khasanah pengeta-
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan huan.
menggunakan model pembelajaran Num-
bered Heads Together (NHT) berbantuan
No Bar bagi peserta didik kelas X RPL 2 DAFTAR PUSTAKA
SMKN 5 Kendal semester 2 tahun pela- Asnawir, B. U., & Usman, M. B. (2002).
jaran 2017/2018. Untuk aspek kerja sama Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat
14 peserta didik pada siklus 1 meningkat Pers.
menjadi 32 peserta didik pada siklus 2, dan Arixs. (2007). Pengembangan Program Belajar
aspek tanggung jawab ada 16 peserta didik konstekstual dalam pelajaran. http://
pada siklus 1 meningkat menjadi 30 peserta www.acm.org/education/konst._
didik pada siklus 2 dengan katagori amat vols/k12final1022.pdf. Diunduh
baik. Tanggal 5 Februari 2019. Pkl. 20.22
WIB
Saran Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran, Se-
Saran yang dapat diberikan oleh pen- buah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
eliti berdasarkan simpulan prestasi peneliti- Persada Press
an adalah sebagai berikut: Ibrahim & Shaodih. (2000). Perencanaan
Bagi peserta didik, untuk terbiasa Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
belajar dengan meggunakan model pem- Lie, A. (2003). Cooperative Learning. Jakarta:
belajaran Numbered Heads Together (NHT) Gramedia
berbantuan No Bar, supaya kemampuan Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Band-
bekerja sama dan tanggung jawab lebih ung: Remaja Rosdakarya
meningkat. Mulyono, A. (2000). Pendidikan Bagi Anak
Bagi peneliti perlu menggunakan mo- Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
del NHT berbantuan No Bar untuk KD Cipta
yang lain sehingga pembelajaran lebih ber- Nasution, S. (2008). Didaktik Sekolah Pen-
variasi dan menambah pengalaman peng- didikan Guru: Asas-Asas Didaktik
gunaan model pembelajaran yang inovatif. Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Ja-
Bagi teman-teman guru yang men- karta: Depdikbud.
galami masalah dalam pembelajaran An- Nuryani. (2008). Strategi Belajar Mengajar Bi-
caman terhadap Negara dalam Bingkai ologi. Malang: UM Press
Bhinneka Tunggal Ika dapat meggunakan Rohani, Ahmad. (1997). Media Instruksional
model pembelajaran Numbered Heads Toget- Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 65
Abstract
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses meningkatkan motivasi
belajar, prestasi belajar pengetahuan, ketrampilan dan prilaku siswa kelas XI TKJ 2 di
SMK Negeri 2 Sragen dengan menggunakan model pembelajaran Bermain Peran ( Role
Play) pada pelajaran materi hak dan kewajiban asasi manusia. PTK ini dilakukan dua
siklus, terjadi perubahan perilaku belajar dari motivasi belajar meningkat, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada peningkatan pencapaian prosentase rata-rata pelajaran materi
hak dan kewajiban asasi manusia ketrampilan 85,52 %, nilai pengetahuan 84,19% dari 31
peserta didik. Pencapaian rata –rata motivasi belajar peserta didik 88.32%, Berdasarkan
hasil penelitian, maka peneliti merekomendasikan bahwa model Bermain Peran ( Role
Play).
nang belajar. Metode pembelajaran ini juga kelas, ternyata hasilnya kurang menyenang-
memiliki nilai tambah, yaitu dapat menja- kan, yaitu nilai terendah 44,00 nilai terting-
min partisipasi seluruh siswa dan memberi gi 78,00. Nilai rata-rata kelas 64,65 dan ke-
kesempatan dalam bekerja sama hingga tuntasan klasikal 64,51% dari 31 siswa.
berhasil, sehingga akan menimbulkan ke- Sedangkan nilai rata-rata ketrampi-
san. (Prastowo, 2013 : 94) lan dengan indicator , 1 ). nilai rata –rata
Dengan terkait permasalahan pada kemampuan siswa kerjasama kelompok
mata pelajaran PPKn ,materi kemampuan 66,67. 2). Nilai rata-rata kemampuan sis-
memahami hak dan kewajiban asasi ma- wa mengerjakan tugas kelompok 68,43,
nusia, Pada hakikatnya banyak siswa yang 3). Nilai rata kemampuan siswa mengerja-
menganggap belajar adalah aktifitas yang kan tugas mandiri 68,67, 4). Nilai rata-rata
tidak menyenangkan, duduk berjam - kompotensi ketrampilan mencapai 67,92.
jam dengan mencurahkan perhatian dan Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rata-
pikiran pada suatu pokok bahasan mau- rata ketrampilan juga masih rendah.
pun yang sedang dihadapi di meja belajar. Permasalahan-permasalahan dalam
Kegiatan itu hampir dirasakan sebagai pembelajaran tersebut dapat diatasi dengan
beban dari pada upaya aktif untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
memperdalam ilmu. Mereka tidak mene- (PTK) yang menguji tindakkan suatu pen-
mukan kesadaran untuk mengerjakan tugas dekatan pembelajaran yang sesuai dengan
-tugas sekolah. Banyak diantara siswa yang karakteristik mata diklat yang diajarkan.
menganggap mengikuti pelajaran tidak le- Salah satu pendekatan yang layak ditindak-
bih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar lanjuti adalah pendekatan konstruktivisme.
absensi, mencari nilai, melewati jalan yang Pendekatan ini akan memberikan kesem-
ditempuh tanpa diiringi kesadaran untuk patan kepada siswa untuk lebih aktif dan
menambah wawasan atau mengasah kete- kreatif dalam menemukan ide-ide, konsep-
rampilan peserta didik. konsep baru berdasarkan pengalaman dan
Motivasi adalah perubahan energy penemuannya sendiri.
dalam diri seseorang yang ditandai dengan Rumusan masalah dalam penelitian
timbulnya perasaan dan reaksi untuk men- ini adalah: 1). Bagaimana Proses Mening-
capai tujuan . begitu juga motif adalah daya katkan model bermain peran (rule play)
dalam diri seseorang yang mendorongnya dapat meningkatkan motivasi belajar Ma-
untuk melakukan sesuatu atau keadaan se- teri Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Bagi
seorang atau organism yang menyebabkan Siswa Kelas XI TKJ 2 Semester Gasal SMK
kesiapan untuk memulai serangkaian ting- Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2019 /
kah laku atas perbuatan (Achmadi, 2014). 2020? 2). Bagaimana Penerapan model ber-
Di dalam kurikulum 2013 merupakan main peran (rule play ) dapat meningkatkan
kurikulum berbasis kompetensi yang me- prestasi belajar Materi Hak dan Kewajiban
nekankan pembelajaran berbasis aktifitas Asasi Manusia Bagi Siswa Kelas XI TKJ 2
yang bertujuan memfasilitasi siswa mempe- Semester Gasal SMK Negeri 2 Sragen Ta-
roleh sikap, pengetahuan, dan ketrampilan, hun Pelajaran 2019/2020?
hal ini berimplikasi pada penilaian yang ha- Tujuan penelitian ini adalah untuk :
rus meliputi pengetahuan dan ketrampilan 1). Mendiskripsikan Proses Meningkatkan
baik selama proses maupun akhir periode peningkatan motivasi belajar melalui model
pembelajaran. Ketika diadakan tes awal se- bermain peran (rule play) dapat mening-
bagai barometer untuk penelitian tindakan katkan motivasi belajar pada Kemampu-
68
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
an Memahami Materi Hak dan Kewajiban tivasi belajar adalah dorongan internal dan
Asasi Manusia Bagi Siswa Kelas XI TKJ 2 eksternal pada siswa-siswa yang sedang be-
Semester Gasal SMK Negeri 2 Sragen Ta- lajar untuk mengadakan perubahan tingkah
hun Pelajaran 2019/2020. peningkatan mo- laku. Sedangkan dalam Hamdu et al. (2011),
tivasi belajar melalui model bermain peran Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam seti-
ap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk
(role play) dapat meningkatkan motivasi
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
belajar pada Kemampuan Memahami Ma- pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11). Siswa yang
teri Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Bagi bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan
Siswa Kelas XI TKJ 2 Semester Gasal SMK akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula,
Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2019/ artinya semakin tinggi motivasinya, semakin
2020. 2). Mendiskripsikan Meningkatkan intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
peningkatan prestasi belajar melalui model semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.
bermain peran (role play ) pada Materi Hak Uno (2010: 23) menyebutkan moti-
dan Kewajiban Asasi Manusia Bagi Siswa vasi belajar mempunyai peranan besar da-
Kelas XI TKJ 2 Semester Gasal SMK Ne- lam keberhasilan seseorang dengan bebe-
geri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2019 / 2020 rapa indikator atau unsur yang mendukung.
Diharapkan penelitian ini dapat di- Adapun indikator tersebut adalah sebagai
manfaatkan sebagai panduan guru dalam berikut:1). Adanya hasrat dan keinginan
pembelajaran model bermain peran ( rule untuk berhasil.2). Adanya dorongan dan
play). Bisa memberikan motivasi dan kebutuhan dalam belajar. 3). Adanya hara-
pengalaman baru bagi peserta didik untuk pan dan cita-cita masa depan. 4). Adanya
meningkatkan motivasi belajar dan pres- penghargaan dalam belajar.5). Adanya
tasi belajar, dan dapat memberikan masu- keinginan yang menarik dalam belajar. 6).
kan pada sekolah untuk meningkatkan hasil Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
belajar melalui model model pembelajaran Dalam hal ini, dapat disimpulkan
yang inovatif. bahwa pada dasarnya ada dua faktor uta-
Motivasi merupakan sesuatu yang ma yang mempengaruhi motivasi belajar
penting untuk kelangsungan kegiatan be- yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrin-
lajar dan hasil belajar siswa. Motivasi bela- sik. Faktor instrinsik yaitu yang berasal
jar didefinisikan sebagai keseluruhan daya dari diri siswa yang berupa hasrat, keingi-
penggerak dalam diri siswa yang menim- nan, dorongan untuk belajar dan harapan
bulkan kegiatan belajar dan mem- beri arah akan cita-cita dari siswa tersebut. Sedang-
pada kegiatan belajar untuk mencapai tuju- kan faktor ekstrinsik yaitu berasal dari luar
an. Di dalam motivasi terkan- dung adanya siswa yang berkaitan dengan proses bela-
keinginan yang mengaktifkan, menggerak- jar mengajar meliputi sikap guru di dalam
kan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap mengajar, sikap guru di dalam menghadapi
dan perilaku individu belajar. Pembelajaran perilaku siswa yang memiliki karakteristik,
yang menyenang- kan mampu meningkat- jenis kelamin, latar belakang dan prestasi
kan motivasi belajar siswa. Peningkatan siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pe-
motivasi belajar siswa diharapkan mampu milihan materi, metode, dan media pem-
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal belajaran serta kondisi lingkungan sekolah
tersebut menjadikan motivasi sebagai salah juga mempengaruhi motivasi belajar siswa.
satu variabel yang menarik untuk diteliti Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
(Uno,2006 dalam Rohmawati, 2013). metode make a match merupakan salah satu
Menurut Uno (2010:23), hakikat mo- faktor ekstrinsik dalam meningkatkan mo-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 69
tivasi belajar PPKn siswa. perbuatan”. Hasil belajar adalah hasil yang
Sedangkan belajar merupakan suatu diperoleh siswa setelah mengikuti suatu
pengalaman yang diperoleh berkat adanya materi tertentu pada mata pelajaran yang
interaksi antara individu dengan lingkun- berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
gannya (Uno, 2010: 22). Belajar juga dapat Hasil belajar merupakan hal yang da-
dikatakan sebagai suatu proses yang dilaku- pat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
kan seseorang untuk memperoleh suatu dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil bela-
perubahan tingkah laku yang baru secara jar merupakan tingkat perkembangan men-
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya tal yang lebih baik bila dibandingkan pada
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan- saat sebelum belajar. Tingkat perkemban-
nya (Slameto, 2003: 2). Oleh karena itu, gan mental tersebut terwujud pada jenis-
motivasi sangat diperlukan dalam proses jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomo-
belajar sebab seseorang yang tidak memi- tor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
liki motivasi dalam belajar maka tidak akan merupakan saat terselesikannya bahan pe-
mungkin melakukan aktivitas belajar. lajaran
Pendapat serupa dikemukan oleh Karakter dalam bermain peran (role
Sudjana (2011: 28) “Belajar bukan meng- playing) merupakan sebuah konsep yang
hafal dan mengingat, belajar adalah suatu merujuk pada cerita, dia dianggap hidup,
proses yang ditandai dengan adanya pe- maka proses penciptaan dan pembentu-
rubahan pada diri seseorang”. Perubahan kannya tidak terbatas pada kekuatan visu-
sebagai hasil proses belajar dapat ditun- al, ada pembentuk lain yang penting untuk
jukkan dalam berbagai bentuk seperti be- dikonstruksi, meliputi identitas, eksistensi,
rubah pengetahuannya, pemahamannya, dan realitas. Sebagai bagian dari bentuk
sikap dan tingkah lakunya, keterampilan- representasi simulasi, tokoh merupakan
nya, kecakapan dan kemampuannya, daya sebuah konsep karakter yang dikonstruksi,
reaksinya, daya penerimaanya dan lain-lain dimanipulasi, dan direproduksi. Penggam-
aspek yang ada pada individu. baran kualitas perwujudannya melibatkan
Skinner (Sagala, 2010:14) berpan- konsep pembentukkan kepribadian/ per-
dangan bahwa belajar adalah suatu proses watakan (arketipe), peristiwa (narasi), ruang
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku dan waktu (simulakrum).
yang berlangsung secara progresif. Pada Berikut adalah definisi metode ber-
saat orang belajar, maka responnya menjadi main peran (role playing) menurut para ahli :
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar Sapriya (2007:110) mengemukakan
maka responnya menurun. Dalam belajar dalam bukunya bahwa: “Role playing atau
ditemukan adanya hal berikut:1).Kesem- bermain peran adalah metode pembelaja-
patan terjadinya peristiwa yang menimbul- ran sebagai bagaian dari simulasi yang di-
kan respons belajar.2).Respons si pelajar.3). arahkan untuk mengkreasi berbagai peris-
Konsekuensi yang bersifat menggunakan tiwa perubahan sosial budaya, mengkreasi
respons tersebut, baik konsekuensinya se- peristiwa-peristiwa aktual atau kejadian-
bagai hadiah maupun teguran atau huku- kejadian yang mungkin muncul pada masa
man yang akan datang”.
Menurut Sudjana (2011: 45) menge- Menurut Wahab (2009: 109) menge-
mukakan bahwa “Hasil Belajar adalah sua- mukakan dalam bukunya bahwa “Bermain
tu akibat dari proses belajar dengan meng- peran (role palying) adalah berakting sesuai
gunakan alat pengukuran yaitu berupa ter dengan peran yang telah ditentukan ter-
70
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Kepala SMK Negeri 2 Sragen. b).Tanggal nya dapat berbentuk pedoman lembar ob-
15 Juli s.d 29 juli 2019 melakukan analisis servasi dan lembar catatan harian. Dalam
awal/pra siklus. c).Siklus I direncanakan se- penelitian ini pemeriksaan keabsaan data
bagai berikut : Pertemuan pertama jumad, dilakukan dengan triangulasi , pengecekan
9 Agustus 2019 jam ke 2 -3 dan pertemuan dengan teman sejawat , analisis terhadap
kedua jumad 16 Agustus 2019 jam ke 2 – kasus kasus negatif dan menggunakan
3, d). Siklus II direncanakan sebagai berikut refrensi yang akurat. Analisis data dalam
: Pertemuan pertama jumad , 23 Agustus penelitian ini disajikan dalam bentuk ana-
2019 jam ke 2 – 3 dan pertemuan kedua lisis kualitatif dengan metode pemaparan
jumad, 30 Agustus 2019 jam ke 2 – 3.. secara deskriptip kompeatif, yakni men-
Subyek penelitian ini adalah Kelas XI diskripsikan semua temuan dalam peneli-
TKJ-2 SMK Negeri 2 Sragen Kabupaten tian disertai dengan data-data kuantitatif
Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran yang dianalisis secara sederhana.
2019/2020 dengan jumlah 31 siswa sebagai Indicator keberhasilan perlu ditentu-
penerima tindakan, sedang subyek pelaku kan sebelum pelaksanaan penelitian sebab
tindakan adalah guru PPKn. Sedangkan merupakan tolok ukur dari keberhasilan
obyek penelitian ini adalah penerapan me- tindakan yang telah direncanakan dan ber-
tode Role Play ( Bermain Peran ) untuk me- guna untuk penentuan langkah selanjutnya,
ningkatkan motivasi dan hasil materi Hak adapun indicator keberhasilan dalam pene-
dan Kewajiban Asasi Manusia litian ini adalah:1).Rata-rata persentase mo-
Sumber data dalam pelaksanaan pen- tivasi belajar minimal 80 %, 2). Nilai rata
elitian tindakan kelas adalah sebagai beri- –rata kelas (≥ 75 ), 3). Jika kurikulum 2013
kut : 1). Dokumentasi daftar nilai angkatan nilai rata-rata kelas kompetensi ketrampilan
tahun-tahun sebelumnya.. 2). Seluruh siswa minimal (≥ 65 ).4). Jumlah siswa tuntas be-
kelas XI TKJ 2 sebagai subjek utama pen- lajar secara klasikal (≥ 85 ).
elitian, peneliti dan mitra kolaborasi seba- Secara umum penelitian tindakan ke-
gai informan. 3). Dokumentasi dan arsip las bertujuan untuk : (a). Memperbaiki dan
berkaitan dengan proses tindakan berupa meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta
lembar observasi hasil penilaian kognitif. kualitas pembelajaran.(b).Meningkatkan la-
4). Perekaman dengan menggunakan ka- yanan professional dalam konteks pembe-
mera untuk mengetahui proses pembelaja- lajaran, khususnya layanan kepada peserta
ran mata pelajaran PPKn dengan metode didik sehingga tercipta layanan prima.(c).
Bermain Peran (Role Play). Memberikan kesempatan kepada guru be-
Teknik yang digunakan untuk men- rimprovisiasi dalam melakukan tindakan
gumpulkan data berbentuk tes dan non tes pembelajaran yang direncanakan secara te-
. tes yang digunakan untuk mengetahui ke- pat waktu dan sasarannya. (d).Memberikan
mampuan materi hak dan kewajiban asasi kesempatan kepada guru mengembangkan
manusia. Teknik nontes berupa observasi sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pem-
dengan lembar observasi dan catatan ha- belajaran.
rian digunakan untuk menilai motivasi be- Hopkins dalam Aqib (2006:127),
lajar dan perubahan tingkah laku peserta menggambarkan akar pelaksanaan PTK
didik selama kegiatan dilakukan. dalam bentuk spiral tindakan sebagai
Alat pengumpulan berupa butir soal beirkut :Ada beberapa model yang da-
tes ini mengerjakan soal materi hak dan ke- pat diterapkan dalam PTK diantaranya
wajiban asasi manusia . teknik non tes alat- adalah Model Kurt Lewin, Kemmis dan
72
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Mc.Taggert, John Eliot tetapi yang sering kurang optimal. Hal ini menyebabkan ha-
dan paling dikenal adalah model Kemmis sil belajar rendah, yaitu siswa yang tuntas
dan Mc.Taggert seperti dibawah ini, ada- belajar hanya 59,37% dengan rata-rata nilai
pun PTK yang dimaksud menggambarkan 60,34 dan suasana kelas gaduh yang dise-
adanya empat tahap seperti sudah digam- babkan siswa kurang serius disebabkan si-
barkan dalam bentuk spiral tindakan ke- kap siswa selama mengikuti pembelajaran
las diatas :Tahap 1: menyusun rancangan , banyak siswa yang tidak memperhatikan
tindakan (perencanaan), yang menjelaskan penjelasan guru, kurang merespons per-
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh tanyaan yang diberikan guru dalam aper-
siapa dan bagaimana tindakan tersebut di- sepsi, membuat suasana kurang kondusif,
laksanakan. Tahap 2: pelaksanaan tindakan ada yang mengantuk dan bahkan ada be-
yaitu implementasi atau penerapan isi ran- berapa siswa yang berbicara dengan teman
cangan didalam kancah yaitu tindakan ke- sebangku serta motivasi belajar sangat ren-
las.Tahap 3: pengamatan yaitu pengamatan dah. Disamping itu guru masih mengajar
oleh pengamat. Tahap 4: refleksi atau pan- dengan metode ceramah dan kurang varia-
tulan yaitu kegiatan-kegiatan untuk menge- si dalam menggunakan metode dan media
mukakan apa yang sudah terjadi. pembelajaran. Selanjutnya ketika dilakukan
Secara keseluruhan empat tahapan tes awal berbentuk uraian , setelah dikorek-
dalam PTK ini membentuk suatu siklus. si hasilnya kurang memuaskan dan diketa-
Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus- hui nilai siswa adalah sebagai berikut:
siklus lain secara berkesinambungan seper- Tabel 1 nilai kondisi awal .
ti sebuah spiral . Namun sebelum keempat No Uraian Tes Awal
tahapan itu berlangsung biasanya diawali 1 Nilai Terendah 44,00
oleh suatu tahapan pra PTK yeng melipu- 2 Nilai Tertinggi 78,00
ti : identifikasi masalah, analisis masalah, 3 Nilai Rata-rata Kelas 64,65
rumusan masalah, dan rumusan hipotesis
4 Ketuntasan 64,51
tindakan.
Dari data table 1 yang tercantum dia-
HASIL PENELITIAN DAN
tas menunjukkan bahwa nilai prestasi pe-
PEMBAHASANNYA
serta didik pada materi hak dan kewajiban
Hasil Penelitian
asasi manusia masih dalam kategori kurang
Deskripsi Pembelajaran Prasiklus.
dan masih jauh dari standart ketuntasan
Sebelum diterapkan metode Role Play (
yang telah ditentukan oleh peneliti ini, yai-
Bermain Peran ), pada pra tindakan dalam
tu sebesar 65 untuk ketrampilan ,65 untuk
pembelajaran guru masih menggunakan
nilai pengetahuan sesuai dengan KKM, se-
metode tradisional, yaitu ceramah, mem-
hingga perlu ditingkatkan. Dari data nilai
berikan contoh, memberikan kesempatan
diatas menjadikan dasar bagi peneliti un-
bertanya secara klasikal, dan member tu-
tuk melakukan perbaikan dengan melak-
gas baik kelompok maupun tugas individu.
sanakan pembelajaran dengan model ber-
Sehingga muncul permasalahan kurangnya
main peran.
keaktifan siswa dalam kegiatan pembela-
jaran dan pencapaian hasil belajar yang
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 73
Sikap
Tabel 3. Obsevasi sikap
No Nilai A B C D E
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 A
2 B 10 32% 20 64,5% 15 48,4% 5 16,1% 6 19,4%
3 C 21 67,7% 11 35,5% 16 51,6% 26 83,9% 25 80,^%
4 D
Keterangan nilai terendah 60, nilai tertinggi 82, nilai
A : integritas , B : Religius, C : Nasionalis, D rata-rata kelas 73,29 sedangkan ketuntasan
: Mandiri, E : Gotong royong. mencapai 74,19%. Berdasarkan hasil bela-
Berdasarkan hasil observasi sikap jar siswa , mendapat beberapa kelemahan
siswa selama pembelajaran diperoleh ha- siswa selama pembelajaran berlangsung.
sil untuk nilai integritas B mencapai 10 Adapun kekurangan pada kaktifan karena
siswa atau 32 % dan nilai C mencapai 21 siswa tampak kurang serius , malas.
siswa atau 67,7 %, dan nilai relegius nilai B Observasi
mencapai 20 siswa atau 64,5 %. Dan nilai C Data observasi motivasi belajar
mencapai 11 siswa atau 35,5%, nilai nasio- siswa
nalis B mencapai 15 siswa atau 48,4% , dan Data observasi yang diperoleh pada
nilai C mencapai 16 siswa atau 51,6%, nilai saat proses pembelajaran menggunakan
mandiri B mencapai 5 siswa atau 16,1% , metode
nilai C mencapai 26 siswa atau 83,9%, ni- Berdasarkan observasi terhadap pro-
lai gotong royong B mencapai 6 siswa atau ses pembelajaran , diperoleh gambaran
19,4% , nilai C mencapai 25 siswa atau 80% motivasi belajar yang diperoleh dari pen-
Sehingga perlu perhatian terhadap sikap gamatan aktivitas siswa selama mengikuti
siswa dalam pembelajaran pembelajaran:
Nilai Belajar siswa Tabel 4 : Hasil obdervasi motivasi be-
Berdasarkan hasil tes tertulis pada lajar siswa siklus I
16 agustus 2019 dapat diketahui bahwa
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 77
yang harus dilalui adalah tahap perenca- mahami makna dan bukan hafalan.c).
naan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, Mengontrol pemahaman siswa sesering
dan tahap refleksi yang diuraikan sebagai mungkin dengan memberikan pertanyaan-
berikut:. pertanyaan.d). Memberi penjelasan men-
Perencanaan Tindakan Pembelajaran gapa jawaban pertanyaan tersebut benar
dan Penilaian. atau salah Memberi penjelasan mengapa
Tahap perencanaan tindakan pada jawaban pertanyaan tersebut benar atau
pertemuan pertama meliputi beberapa salah.e). Beralih pada konsep yang lain, jika
kegiatan, yaitu menyusun rencana pelak- siswa telah memahamipokok masalahnya.
sanaan pembelajaran ( RPP) untuk mate- 2). Kegiatan Inti
ri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, a. Latihan Terbimbing terdiri: a).
membuat instrument penelitian terdiri dari Menyuruh semua siswa mengerjakan soal
instrument untuk mengukur keaktifan sis- atas pertanyaan yang diberikan.b). Me-
wa dalam pembelajaran berupa lembar ob- manggil siswa secara acak untuk menjawab
servasi siswa dan instrument evaluasi untuk atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan
mengetahui hasil siswa berupa tes ulangan supaya semua siswa selalu siap dan mem-
harian. persiapkan diri sebaik mungkin.c). Pembe-
Pelaksanaan Tindakan rian tugas kelas tidak boleh menyita waktu
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II yang terlalu lama. Sebaiknya siswa menger-
terdiri dari dua kali pertemuan, yaitu siklus jakan satu atau dua masalah (soal) dan lang-
II pertemuan pertama hari Jumad tanggal sung diberikan umpan balik.
23 Agustus 2019, pertemuan kedua hari b. Belajar Kelompok
Jumad 30 Agustus 2019. Adapun tahapan Selama belajar kelompok, tugas ang-
yang harus dilalui adalah tahap perenca- gota kelompok adalah menguasai materi
naan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, yang diberikan guru dan membantu teman
dan tahap refleksi yang diuraikan sebagai satu kelompok untuk menguasai materi
berikut: tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang
1). Kegiatan Awal dapat digunakan untuk melatih keterampi-
a. Pembukaan yang terdiri : a). Ka- lan yang sedang diajarkan untuk mengeva-
takanlah pada siswa apa yang akan mere- luasi diri mereka dan teman satu kelompok.
ka pelajari dan mengapa hal itu penting. Pada saat pertama kali menggunakan
Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan Role Play ( Bermain Peran), guru perlu
demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, mengamati kegiatan pembelajaran secara
masalah kehidupan nyata, atau cara lain. seksama. Guru juga perlu memberi bantu-
b).Guru menyuruh siswa bekerja dalam an dengan cara memperjelas perintah, me-
kelompok untuk menemukan konsep atau review konsep atau menjawab pertanyaan
merangsang keinginan mereka pada pelaja- itu. Selain itu guru juga melakukan bim-
ran tersebut. c).Ulangi secara singkat kete- bingan kepada siswa yang mengalami ke-
rampilan atau informasi yang merupakan sulitan pada saat kegiatan belajar kelompok
syarat mutlak berlangsung. Selanjutnya langkah-langkah
b. Pengembangan terdiri : a). Kem- guru sebagai berikut:a).Mintalah anggo-
bangkan materi pembelajaran sesuai den- ta kelompok memindahkan meja/bangku
gan apa yang akan dipelajari siswa dalam mereka bersama-sama dan pindah ke meja
kelompok.b). Role Play ( Bermain Peran kelompok.b).Berikan waktu kurang lebih
) menekankan bahwa belajar adalah me- 10 menit untuk memilih nama kelompok.
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 79
Kelompok manapun yang tidak dapat me- man- teman sekelompok sebelum bertanya
nyepakati nama kelompok pada saat itu bo- guru.f). Sementara siswa bekerja dalam ke-
leh memilih kemudian.c). Bagikan lembar lompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru
kegiatan siswa. d). Serahkanlah pada siswa sebaiknya memuji kelompok yang semua
untuk bekerja sama dalam pasangan, ber- anggotanya bekerja dengan baik, yang ang-
tiga, atau satu kelompok utuh, tergantung gotanya duduk dalam kelompoknya, untuk
pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mendengarkan bagaimana anggota yang
mengerjakan soal, masing-masing siswa lain bekerja
harus mengerjakan soalnya sendirian dan 3). Kegiatan Akhir
kemudian dicocokkan dengan temannya. Kuis dikerjakan oleh siswa secara
Jika salah satu tidak dapat mengerjakan mandiri. Hal ini bertujuan untuk menun-
suatu pertanyaan, teman satu kelompoknya jukkan apa saja yang telah diperoleh sis-
bertangguang jawab menjelaskannya. Jika wa selama belajar dalam kelompok. Hasil
siswa mengerjakan pertanyaan dengan ja- kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
waban pendek, maka mereka lebih sering individu dan disumbangkan dalam nilai
bertanya, dan kemudian antara teman sa- perkembangan kelompok. Nilai perkem-
ling bergantian memegang lembar kegiatan bangan kelompok diperoleh dari nilai per-
dan berusaha menjawab pertanyaan itu.e). kembangan individu tiap anggota kelom-
Tekanan pada siswa bahwa mereka belum pok.
selesai belajar sampai mereka yakin teman- Pertemuan ketiga.
teman satu kelompok dapat mencapai ni- Pelaksanaan tindakan siklus II perte-
lai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti muan pertama dilaksanakan pada hari Sela-
bahwa lembar kegiatan tersebut untuk be- sa tanggal 23 agustus 2019 selama 2 X 45
lajar tidak hanya untuk diisi dan diserah- menit yang disesuaikan dengan jadwal pela-
kan. Jadi, penting bagi siswa agar mem- jaran jam ke 2 - 3 dikelas XI TKJ-2.
punyai lembar kegiatan untuk mengecek .
diri mereka dan teman-teman sekelompok Pertemuan keempat
mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan Pelaksanaan tindakan berdasarkan
siswa bahwa jika mereka mempunyai perta- RPP yang telah disusun berdasarkan RPP
nyaan, mereka seharusnya menanakan te- yang telah disusun pada tahap perenca-
Gambar 10. Suasana saat Gambar 11. Disaat salah Gambar 12. Disaat guru
diskusi pada kelompok 5 satu kelompok yang maju menerangan ada antusias
pada siklus 2 pertemuan mempresentasikan dari siswa untuk menanggapi
pertama hasil diskusi dari kelompok lain yang
presentasi.
80
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
naan . pada siklus 2 pelaksanaan tindakan mata pelajaran Mekanika Teknik pada
dilakukan dalam 2 kali pertemuan . perte- kompetensi menerapkan cara menyusun
muan keempat pada hari Rabu tanggal 20 gaya dalam struktur bangunan pada materi
Febuari 2019. Pada KD menerapkan cara menyusun gaya yang tidak kongruen pada
menyusun gaya dalam struktur bangunan kelas X BKP 2 di SMK Negeri 2 Sragen.
, pada materi menyusun gaya yang tidak Penilaian kognitif.
kongruen. Dengan menggunakan model Nilai kompetensi ketrampilan siklus 2
pembelajaran problem based learning (PBL).
Dari hasil observasi dan nilai guru Berdasarkan hasil observasi terha-
Gambar 13. Guru men- Gambar 14. Pengua- Gambar. 15. Bermain
gobservasi jalannya per- saan materi dan penji- peran dari kelompok-
mainan peran dari ke- waan dari elompok 2 5dalam emainkan peran
lompok 1, dengan dikuti dalam bermain peran. sangat menjiwai materi.
oleh guru mata pelajaran dengan dikuti oleh guru
dalam mengobservasi mata pelajaran dalam
jalannya proses pembela- mengobservasi jalannya
jaran dengan model ber- proses pembelajaran
main peran dengan model bermain
peran.
siswa atau 32 % dan nilai B mencapai 21 lai gotong royong A mencapai 6 siswa atau
siswa atau 67,7 %, dan nilai relegius nilai A 19,4% , nilai B mencapai 25 siswa atau 80%
mencapai 20 siswa atau 64,5 %. Dan nilai B Sehingga perlu perhatian terhadap sikap
mencapai 11 siswa atau 35,5%, nilai nasio- siswa dalam pembelajaran.
nalis A mencapai 15 siswa atau 48,4% , dan Nilai Belajar siswa.
nilai A mencapai 16 siswa atau 51,6%, nilai Berdasarkan hasil tes tertulis pada 30
mandiri A mencapai 5 siswa atau 16,1% , agustus 2019 dapat diketahui bahwa nilai
nilai B mencapai 26 siswa atau 83,9%, ni- terendah 78 nilai tertinggi 100, sedangkan
Tabel 6. Obsevasi sikap
No Nilai A B C D E
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 A 10 32% 20 64,5% 20 64,5% 20 64,5% 6 19,4%
2 B 21 67,7% 11 35,5% 11 35,5% 11 35,5% 25 80,6%
3 C
4 D
Keterangan
A : integritas , B : Religius, C : Nasionalis, D KKM 65. pada mata pelajaran PPKn pada
: Mandiri, E : Gotong royong. materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia.
ketuntasan mencapai 100 %. Berdasarkan
hasil belajar siswa , siswa selama pembe- Observasi
lajaran berlangsung. Sudah kelihatan aktif Data observasi Motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran, disaat diada- siklus 2
kan tes terulis semua siswa sudah tuntas Berdasarkan hasil observasi terhadap pros-
karena nilai terendah dalam penilaian tes es pembelajaran pertemuan kedua pada
pada siklus II ini adalah 78. Sedangkan nilai siklus II diperoleh hasil observasi aktivitas
siswa dalam pembelajaran sebagai berikut :
82
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
a). siswa merespon apersepsi guru berjum- pat dilihat dari skor ketuntasan hasil siswa
lah 28 siswa atau 87,50 %. yang hanya 31 atau 100 % pada siklus 1 dan
b).siswa tenang dan teratur mengikuti pem- terjadi peningkatan pada siklus 2 skor ke-
belajaran berjumlah 28 siswa atau 90,32%. tuntasan hasil siswa 100% sehingga sudah
c).siswa bertanya materi yang belum jelas memenuhi tingkat tarjet ketuntasan klasikal
berjumlah 29 siswa atau 93,54 %. 85 %.
d). siswa aktif terlibat diskusi mencapai 30
siswa atau 96,77%. Pembahasan Hasil Penelitian.
e). siswa aktif menanggapi presentasi pe- Dibawah ini pembahasan hasil pen-
kerjaan teman mencapai 28siswa atau 90,32 elitian berdasarkan paparan pelaksanaan
%. pembelajaran melalui metode pembela-
f). rata –rata keaktifan siswa dalam pembe- jaran bermain peran (role play) ternyata
lajaran mencapai 28 siswa atau 90,32 %. dapat meningkatkan motivasi belajar, nilai
rata-rata kompetensi ketrampilan siswa, si-
Analisis dan Refleksi kap dalam belajar siswa dan hasil belajar
Berdasarkan hasil observasi , dipero- siswa yang diuraikan Paparan mengenai ha-
leh temuan secara keseluruhan hasil belajar sil siklus I dan siklus II kemudian dibukti-
siswa masuk dalam criteria baik, sedangkan kan dengan peningkatan:
dari hasil tes diperoleh tingkat ketuntasan Peningkatan motivasi belajar
klasikal 88,32% dan nilai rata-rata siklus Di bawah ini peningkatan motivasi
II sebesar 100, hasil ini menunjukkan te- belajar siswa , hasil observasi terhadap mo-
lah terjadi peningkatan disbanding kondisi tivasi belajar pada siklus I dan siklus II da-
awal, dan siklus I, sudah mencapai indi- pat diuraikan pada table 8.
cator keberhasilan yang ditentukan, karena Berdasarkan hasil observasi terha-
hasil tes siswa sudah memenui yaitu tingkat dap proses pembelajaran pertemuan kedua
ketuntasan klasikal masih di bawah 85 %. pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil
Dari hasil tes tersebut menunjukan observasi motivasi belajar siswa dalam
indikasi baiknya hasil belajar siswa yang da- pembelajaran sebagai berikut :
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 83
74,19%. Berdasarkan hasil belajar siswa , siswa pada siklus I selama pembelajaran di-
mendapat beberapa kelemahan siswa sela- peroleh hasil Berdasarkan hasil observasi
ma pembelajaran berlangsung. Adapun ke- sikap siswa selama pembelajaran diperoleh
kurangan pada kaktifan karena siswa tam- hasil untuk nilai integritas B mencapai 10
pak kurang serius , malas. siswa atau 32 % dan nilai C mencapai 21
Berdasarkan hasil tes tertulis pada 30 siswa atau 67,7 %, dan nilai relegius nilai B
agustus 2019 dapat diketahui bahwa nilai mencapai 20 siswa atau 64,5 %. Dan nilai C
terendah 78 nilai tertinggi 100, sedangkan mencapai 11 siswa atau 35,5%, nilai nasio-
ketuntasan mencapai 100 %. Berdasarkan nalis B mencapai 15 siswa atau 48,4% , dan
hasil belajar siswa , siswa selama pembe- nilai C mencapai 16 siswa atau 51,6%, nilai
lajaran berlangsung. Sudah kelihatan aktif mandiri B mencapai 5 siswa atau 16,1% ,
dalam proses pembelajaran, disaat diada- nilai C mencapai 26 siswa atau 83,9%, ni-
kan tes terulis semua siswa sudah tuntas lai gotong royong B mencapai 6 siswa atau
karena nilai terendah dalam penilaian tes 19,4% , nilai C mencapai 25 siswa atau 80%
pada siklus II ini adalah 78. Sedangkan nilai Sehingga perlu perhatian terhadap sikap
KKM 65. pada mata pelajaran PPKn pada siswa dalam pembelajaran.
materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia. Berdasarkan hasil observasi sikap
siswa pada silkus II selama pembelajaran
Sikap diperoleh hasil Berdasarkan hasil observasi
Berdasarkan hasil observasi sikap sikap siswa selama pembelajaran diperoleh
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 85
siswa , siswa selama pembelajaran berlang- lajar Siswa Kelas X MAN Sukoharjo
sung. Sudah kelihatan aktif dalam proses Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
pembelajaran, disaat diadakan tes terulis Teknologi Pendidikan dan Pembelaja-
semua siswa sudah tuntas karena nilai te- ran, 2(1).
rendah dalam penilaian tes pada siklus II Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar.
ini adalah 75. Sedangkan nilai KKM 65. Bandung: Bumi Aksara.
pada mata pelajaran matematika pada ma- Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Penga-
teri persamaan linier dua variable ruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar
Saran (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas
Dari paparan diatas demi terseleng- IV SDN Tarumanagara Kecamatan
garanya suatu pembelajaran dikelas yang Tawang Kota Tasikmalaya). penelitian-
lebih baik di kelas XI TKJ 2 di SMK Ne- pendidikan, 302.
geri 2 Sragen , maka diperlukan saran saran Jamil, S. (2013). Strategi Pembelajaran:
. dalam penelitian ini penulis memberikan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-
saran sebagai berikut : Ruzz Media.
Pembelajaran PPKn pada umum- Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan
nya dapat menggunakan metode Role Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press.
Play(Bermain Peran) sebagai salah satu al- Rahmaniar, E., Saptasari, M., & Handayani,
ternative dalam proses penyampaian pem- N. (2014). Penerapan Model Prob-
belajaran di kelas. lem Based Learning dipadu Group
Melalui metode Role Play(Bermain Investigation untuk Meningkatkan
Peran) , guru dapat dengan mudah meres- Motivasi dan Hasil Belajar Biologi
pon potensi atau modalitas siswa dalam Siswa Kelas XI IPA-6 SMA Neg-
setiap kelompok belajar .dengan demikian eri 7 Malang. Jurnal Universitas Negeri
seorang guru yang professional dapat le- Malang.(online), http://um. ac. id/e-jour-
bih efektif dapat melakukan kegiatan pro- nal/index. php/jurnal_ipa/Diakses, 5.
ses belajar mengajar, serta dengan mudah Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-
dapat merespons perbedaan potensi yang faktor yang Mempengaruhinya. Bina
dimiliki siswa. Aksara.
Sudjana, N. (2011). Dasar-Dasr Proses Belajar
DAFTAR PUSTAKA Mengajar. Bandung: Sinar Baru Al-
gensindo.
Abdul, A. W. (2007). Metode dan model- Syaiful, S. (2010). Konsep dan makna pem-
model mengajar. Bandung: Alfabeta. belajaran untuk membantu mem-
Ahmadi, I. K., Amri, S., & Elisah, T. (2011). ecahkan problematika belajar dan
Strategi Pembelajaran Sekolah Terpa- mengajar. Bandung: Alfabeta, CV.
du. Jakarta: Prestasi Pustaka. Uno, H. B. (2010). Teori Motivasi & Pen-
Achmadi, H. (2014). Penerapan Model As- gukurannya–Analisis di Bidang Pen-
sure Dengan Menggunakan Media didikan, Jakarta. Penerbit Bumi Aksara.
Power Point Dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris Sebagai Usaha Pen-
ingkatan Motivasi Dan Prestasi Be-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Abstract
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran, perubahan
perilaku peserta didik dan seberapa banyak peningkatan kemampuan berhitung pada
peseta didik Kelompok B TK Pamekar Siwi Guntur Demak. PTK ini dilakukan dalam
dua siklus. Terjadi perilaku belajar yang signifikan . hasil siklus 1 prosentase keberhasilan
atau ketuntasan hanya 58,83% dan ketuntasan semakin meningkat pada siklus 2 sekitar
79%.
anak dalam pembelajaran berhitung. Ini di- komunikasi akan tetapi dapat merangsang
buktikan dengan hasil pekerjaan anak pada anak untuk merespon dengan baik segala
tiap tengah semester. Dari 24 anak hanya 6 pesan yang disampaikan.
anak yang sudah mampu berhitung sebagi- Tahap awal model pembelajaran
an lainnya masih perlu bimbingan guru ter- Siskrana dilakukan dengan apersepsi, peny-
nyata anak yang belum mampu berhitung ampaian tujuan pembelajaran dan penjela-
belum dapat menggunakan media yaitu san kegiatan yang dilakukan peserta didik.
dengan menggunakan jari-jari tangan. Model pembelajaran Siskrana dilak-
Berdasarkan latar belakang masalah sanakan secara klasikal dengan tugas indi-
tersebut di atas, maka penulis merumuskan vidual. Guru berperan sebagai fasilitator,
masalah yang akan menjadi fokus dari per- motivator, pembimbing, dan moderator
baikan pembelajaran yaitu: “1) Bagai- terhadap kegiatan peserta didik.
manakah proses pembelajaran dengan .
model pembelajaran Siskrana dapat me- METODE PENELITIAN
ningkatkan kemampuan berhitung penam- Penelitian ini dilaksanakan pada semester
bahan pada anak usia din di TK Pamekar satu tahun pelajaran 2019/2020. Masing-
Siwi Guntur?; 2) bagaiamanakah perubahan masing siklus dilaksanakan sebanya k dua
perilaku peserta didik dalam pembelajaran kali pertemuan. Siklus pertama dilakukan
dengan Siskrana peserta didik Kelompok B pada hari Selasa, 07 januari 2010 dan hari
TK Pamekar Siwi Guntur Demak?; 3) Se- Kamis, 09 Januari 2020.
berapa besar peningkatan dalam kegiatan Subjek penelitian penelitian ini adalah
berhitung Penambahan pada kelompok B kemampuan berhitung penambahan den-
TK Pamekar Siwi Guntur Demak ? gan pembelajaran SISKRANA peserta di-
Tujuan penelitian ini adalah seba- dik kelompok B TK Pamekar Siwi Guntur
gai berikut : 1) Untuk mengetahui proses Demak tahun pelajaran 2019/2020 yang
pembelajaran berhitung penambahan TK berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 11 sis-
Pamekar Siwi Guntur melalui Siskrana. 2) wi dan 13 siswa.
Untuk mengetahui perubahan perilaku sis- Sumber data dari penelitian ini 1) pe-
wa dengan model pembelajaran Siskrana. serta didik, 2) guru kelas dan 3) teman seja-
Berhitung adalah usaha melakukan, wat. Data yang diperoleh berupa (1) Skor
mengerjakan hitungan seperti menjumlah, Penilaian, (2) catatan harian, (3) hasil ob-
mengurangi serta memanipulasi bilangan- servasi dari observer yang dilakukan sebe-
bilangan dan lambang-lambang matema- lum, selama dan sesudah tindakan peneliti-
tika, sedangkan untuk mengetahui tingkat an serta (4) dokumentasi selama tindakan.
kemampuan berhitung siswa digunakan Teknik yang digunakan untuk men-
metode tes gumpulkan data berbentuk tes dan nontes.
Menurut Purnawati & Eldarni Tes yang digunakan untuk mengetahui ke-
(2001:4),media merupakan sesuatu yang mampuan berhitung penambahan peserta
dapat digunakan untuk menyalurkan suatu didik. Teknik nontes berupa observasi den-
informasi sehingga dapat merangsang fiki- gan lembar observasi dengan lembar ob-
ran, persaan, perhatian, dan minat anak se- servasi dan catatan harian digunakan untuk
hingga terjadi proses belajar.Istilah media menilai aktivitas, keaktifan dan perubahan
dalam bidang pembelajaran disebut juga tingkah laku peserta didik selama proses
media pembelajaran, alat bantu atau media yang dilakukan.
tidak hanya dapat memperlancar proses Alat pengumpulan berupa tes ke-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 89
mampuan yang dilakukan secara klasikal Peneliti dibantu oleh seseorang kolabora-
baik secara lisan maupun tulisan. Teknik tor (guru lain). Pada tindakan kelas ini di-
non tes alatnya dapat berupa pedoman ob- laksanakan dalam dua kali siklus yang su-
servadi dan lembar catatan harian. dah dianggap mampu memenuhi kepuasan
Pemeriksaan keabsahan dalam pen- peneliti dalam mencapai hasil yang diin-
elitian ini menggunakan model triangulasi ginkan dan mengatasi persoalan yang ada.
dan data analisis disajikan dalam bentuk Untuk lebih jelas dapat dilihat dari rencana
analisis kualitatif dengan metode pemapa- aktivitas sebagai berikut:
ran secara komparatatif, yaitu mendeskrip- Perencanaan Tindakan
sikan semua temua dalam penelitian yang Dalam kegiatan bidang pengemban-
disertai dengan data-data kuantitatif yang gan kognitif terutama dalam hal berhitung
dianalisis secara sederhana melalui prosen- anak mereka masih mengalami kesulitan
tase. dan kurang paham dengan pembelajaran
Indikator penelitian dalam penelitian tersebut.
ini adalah : 1) adanya peningkatan kemam- Kegiatan- kegiatan tersebut adalah :
puan berhitung penambahan, 2) perubahan 1. Membilang bilangan 1-20 dengan benar.
perilaku peserta didik dari yang tidak aktif 2. Menyanyikan bilangan 1-20 dengan
menjadi aktif dalam pembelajaran berhi- konsep benda.
tung penambahan dengan penggunaan stik 3. Mengurutkan angka untuk bilangan
es krim berwarna (Siskrana), 3) tingkat ke- 1-20.
tuntasan minimal dari yang hanya 5 (20%) b. Pelaksanaan Tindakan
peserta didik menjadi setidaknya 18 (75%) Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
peserta didik melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
Penelitian ini menggunakan dilakukan saat kegiatan belajar mengajar
bentuk kolaborasi. Peneliti sebagai obser- berlangsung. Peneliti bersama teman seja-
ver, guru yang melakukan tindakan dan wat memulai perbaikan pada siklus I yang
penanggung jawab penuh penelitian ini. terbagi menjadi dua RKH, yaitu :
Tabel 1. Rencana aktivitas Siklus I
SIKLUS I MATERI
1. Membilang menggunakan stick es krim berwarna 1-20.
RKH 1
2. Bermain mengurutkan stick sesuai urutan angka 1-20.
Bermain penambahan menggunakan stick es krim berwarna 1-20
RKH 2 tanpa menulis.
2
Setelah siklus I terlaksana dan hasil- siklus II yang terbagi menjadi dua RKH
nya belum sesuai target ketuntasan, maka dengan materi sebagai berikut:
peneliti menyusun rencana perbaikan pada
90
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Observasi dan Evaluasi guru dan anak didik. Hal-hal yang perlu
Selama kegiatan belajar mengajar ber- diamati dan dievaluasi dalam setiap perbai-
langsung pengamat melakukan observasi kannya nampak pada tabel berikut :
sekaligus mengevaluasi terhadap aktivasi
Tabel 3. Observasi dan Evaluasi
Deskripsi Siklus 1
nya berhitung. Hampir sebagian besar guru
Proses Pembelajaran dengan Siskrana
terutama yang berada di daerah pedesaan
memberikan pembelajaran berhitung den- Berdasarkan identifikasi masalah yang
gan menggunakan gambar dan anak meny-
telah diungkapkan, peneliti menyususn
alin atau meniru gambar yang di buat oleh
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
guru. Berikut adalah cara transfer ilmu ber-
Kegiatan selanjutnya adalah melibatkan
hitung pada pseserta didik kelompok B TK
peserta untuk memberi warna pada stik es
Pamekar Siwi Guntur Demak. krim. Maksud dari kegiatan memberi warna
adalah mengajarkan arti kemandiria, ber-
tanggung jawab terhadap barang miliknya
sendiri.
Pelaksanaan siklus pertama dilakukan
pada hari senin, 5 Januari 2020 untuk perte-
muan pertama dan pertemuan kedua pada
hari rabu, 7 Januari 2020. Kegiatan pem-
belajaran dengan siskrana ini dilakukan di
dalam kelas oleh guru kelas sebagai peneliti
Gambar 1. Kondisi Awal Pembelajaran dan teman sejawat untuk kolaborasi.
Berhitung Penambahan Aktivitas proses kegiatan pembelaja-
ran siklus 1 dapat dilihat pada gambar be-
rikut ini:
Perubahan Perilaku Belajar Peserta Di- han dengan pembelajaran siskrana pada
dik siklus 1 dapat dilihat dalam table 5 berikut
Hasil pengamatan keaktifan peserta ini :
didik dalam kegiatan berhitung penamba-
Tabel 6. Perubahan Perilaku Belajar Peserta Didik
Berdasarkan tabel tersebut dapat di- siswa secara individu. Guru menyiapkan
jabarkan bahwa terjadi perubahan perilaku buku siswa dan menuliskan lambang bi-
belajar peseta didik dalam pembelajaran langan dan penambahannya. Setiap siswa
dengan model pembelajaran siskrana, dari memiliki soal yang berbeda dengan hara-
yang kurang aktif menjadi lebih aktif, yang pan siswa akan lebih percaya diri dan man-
semula kurang semangat, peserta didik re- diri dalam berhitung penambahan, karena
latif lebih cepat dalam berhitung karena se- dengan soal yang berbeda setiap peserta di-
tiap anak mempunyai siskrana mereka sen- dik akan berusaha dengan kemampuannya
diri sehingga membuat mereka lebih focus, sendiri dan tidak hanya meniru hasil belajar
dengan memiliki siskrana secara individu temannya.
maka akmembuat peserta didik menjadi le- Pelaksanaan tindakan kedua ini dilak-
bih bertanggung jawab, peserta didik men- sanakan pada hari senin, 13 januari 2020
jadi lebih mandiri. untuk pertemuan pertama dan pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari rabu, 25 ja-
Refleksi Siklus 1 nuari 2020. Kegiatan penelitian ini dilaku-
Refleksi pembelajaran berhitung den- kan di dalam kelas oleh guru kelas sebagai
gan materi penambahan melalui siskrana peneliti dan teman sejawat untuk kolabora-
ini memiliki beberapa kekurangan. Keku- si. Aktivitas proses kegiatan pembelajaran
rangan pada siklus 1 antara lain: 1) peserta siklus 2 dapat dilihat pada gamabar di ba-
didik masih kurang percaya diri dengan apa wah ini :
yang dia hitung, 2) peserta didik terkadang
meniru temannya.
Kelebihan pada siklus 1 ini adalah
adanya peningkatan semangat belajar pe-
serta didik sehingga meningkatkan ke-
mampuan berhitung penambahan. Nilai
ketuntasan pada siklus 1 sebesar 58,33%,
hal ini menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 37,50%. Peningkatan hasil belajar
ini dilakukan dengan model pembelajaran
siskrana. Pembelajaran ini masih perlu di-
tingkatkan karena indicator kinerjanya be- Gambar 7. Guru menuliskan soal
lum tercapai, yakni rata-rata kelas sebesar
75% dari keseluruhan jumlah peserta didik
(18) peserta didik.
Deskripsi Siklus 2
Proses Pembelajaran dengan Siskrana
Berdasarkan refleksi hasil pembelaja-
ran siklus 1, penenliti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
berhitung penambahan. Setelah menyususn
RPP maka kegiatan selanjutnya adalah me- Gambar 8. Peserta Didik Mengerjakan Soal
nyiapkan media yang akan digunakan, yaitu dengan Mandiri
stik se krim berwarna yang telah dimiliki
94
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Perubahan Perilaku Belajar Peserta Di- tung penambahan dengan model pembela-
dik jaran siskrana dalam siklus 2 dapat dilihat
Hasil pengamatan keaktifan peserta pada tabel 7.
didik dalam kegiatan pembelajaran berhi-
Tabel 8. Perubahan Perilaku Belajar Peserta Didik
Abstract
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses meningkatkan motivasi belajar,
prestasi belajar pengetahuan, ketrampilan dan prilaku siswa kelas X BKP 2 di SMK
Negeri 2 Sragen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran Mekanika Teknik. PTK ini dilakukan dua siklus , terjadi perubahan
perilaku belajar dari motivasi belajar meningkat, Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
peningkatan pencapaian prosentase rata-rata kopetensi mekanika teknik ketrampilan 89,5
%, nilai pengetahuan 86,6% dari 28 peserta didik. Pencapaian rata –rata motivasi belajar
peserta didik 91,1%, Berdasarkan hasil penelitian , maka peneliti merekomendasikan
bahwa model Problem Based Learning.
Nurtanto, 2016). Akan tetapi bila dijadi- tensi mekanika teknik yang lebih member-
kan alasan untuk memilih metode PBL le- dayakan peserta didik, yakni pembelajaran
bih tepat, maka alasan tersebut sangatlah dengan menggunakan model pembelaja-
lemah. ran Problem Based Learning (PBL)
Dari hasil belajar k o m p e t e n s i Model pembelajaran yang diterapkan
Mekanika Teknik, masih rendah, karena dalam mata pelajaran Mekanika Teknik
masih banyak faktor yang mempengaruhi di SMK Negeri 2 Sragen kelas X BKP 2
aktivitas dan prestasi belajar. Faktor dari pada semester genap ini, masih menggu-
luar diri individu antara lain faktor guru nakan pembelajaran konvensional, yaitu
dalam menerapkan model pembelajaran ceramah, Tanya jawab, dan pemberian tu-
dan media pembelajaran yang kurang tepat, gas (resistasi). Untuk penggunaan Strategi
sedangkan faktor dari dalam diri peserta Konvensional yang diterapkan sudah tidak
didik berupa kurangnya aktivitas peserta efektif lagi. guru masih menggunakan
didik dalam pembelajaran kompetensi Me- strategi konvensional karena belum men-
kanika Teknik yang dimungkinkan karena getahui strategi-strategi apa saja yang ha-
model pembelajaran yang monoton (kon- rus digunakan dalam proses pembelajaran.
vensional) yang mengakibatkan peserta makadari itu guru menggunakan strategi
didik merasa bosan. Untuk mengatasi ke- atau strategi baru untuk menunjang proses
lemahan tersebut diperlukan inovasi pem- pembelajaran.
belajaran yang menyenangkan antara guru Dari hasil observasi yang dilakukan ketika
melakukan pembelajaran di kelas memperlihatkan
dan peserta didik bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi di ke-
Proses pembelajaran guru yang mo- las X BKP 2 semester genap SMK Negeri 2 Sragen,
notun menjadi Kendala yang dialami guru masih belum kondusif seperti kurangnya interaksi
dalam proses pembelajaran di atas, berdam- antara siswa dengan guru dalam hal tanya jawab materi
pelajaran yang belum dimengerti, siswa cenderung
pak pada kualitas proses dan hasil pembe- diam ketika mereka merasa tidak mengerti dengan
lajaran yang kurang optimal. Akibatnya, materi pelajaran yang diajarkan yang mengakibatkan
pengetahuan kompetensi mekanika teknik rendahnya nilai prestasi belajar siswa dalam
peserta didik tidak berkembang dengan mata pelajaran Mekanika Teknik.
baik. Padahal, pelajaran kompetensi me- Dari hasil observasi dan wawancara
kanika teknik merupakan salah satu pela- terhadap siswa X BKP 2 , diperoleh hasil
jaran penting untuk dikuasai peserta didik. belajar kognitif pada ulangan harian pada
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu semester genap tahun pelajaran 2018/2019
diupayakan bentuk pembelajaran kompe- seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1. Nilai hasil ulangan pada semester 2 pembelajaran Mekanika Teknik
No Nilai Keterangan Frekuensi Persentase Rata-rata
(%) Kelas
1 ≥ 70 Tuntas 7 25 55%
2 < 70 Belum Tuntas 21 75
dan perilaku individu belajar. Pembelajaran salah, (2) mengorganisasikan siswa untuk
yang menyenang- kan mampu meningkat- penyelidikan, (3) membantu penyelidi-
kan motivasi belajar siswa. Peningkatan kan individual dan kelompok, men-
motivasi belajar siswa diharapkan mampu g embangkan dan mempresentasikan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal karya dan pameran, (4) analisis dan eva-
tersebut menjadikan motivasi sebagai salah luasi proses pemecahan masalah,dan (e)
satu variabel yang menarik untuk diteliti asesmen pembelajaran siswa. Selanjutnya,
(Rahmaniar et al., 2014). untuk melaksanakan pembelajaran dengan
Peneliti merencanakan langkah-lang- metode pembelajaran Problem Based Lear-
kah yang tepat untuk mendukung proses ning (Rusmono, 2012: 81) ada lima ta-
pembelajaran. Penelitian tersebut dilaku- hap pembelajaran sebagai berikut.
kan dilakukan dengan menggunakan pen- Tahapan Pembelajaran dengan me-
dekatan-pendekatan yang bertujuan untuk tode pembelajaran problem based learning
meningkatkan kualitas pendidikan, den- : 1). Tahap 1 Mengorganisasikan siswa
gan perubahan kearah perbaikan. Pen- kepada masalah, Guru menginformasikan
elitian Tindakan Kelas ini dibatasi tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskrip-
pada “Pelaksanaan Model Pembelajaran sikan kebutuhan-kebutuhan logistik pen-
Problem Based Learning Untuk Mening- ting, dan memotivasi siswa agar terlibat
katkan Motivasi Belajar dan Prestasi Be- dalam kegiatan pemecahan masalah yang
lajar Siswa Mata Pelajaran Mekanika mereka pilih sendiri, Tahap 2: Mengorgani-
Teknik Pada Kelas X BKP 2 Semester sasikan siswa untuk belajar, Guru memban-
Genap SMK Negeri 2 Sragen Tahun Pela- tu siswa menentukan dan mengatu tugas-
jaran 2018/2019” tugas belajar yang berhubungan dengan
Problem based learning adalah suatu masalah itu, Tahap 3:Membantu penyelidi-
model pembelajaran, yang mana siswa se- kan mandiri dan kelompok, Guru mendo-
jak awal dihadapkan pada suatu masalah, rong siswa mengumpulkan informasi yang
kemudian diikuti oleh proses pencarian sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari
informasi yang bersifat stundent centered penjelasan, dan solusi Guru mendorong
(Suprihatiningrum, 2013: 215-216). siswa mengumpulkan informasi yang se-
Stepien & Gallagher (Nurjanah, 2004: 2) suai, melaksanakan eksperimen, mencari
menyatakan bahwa pembelajaran ber- penjelasan, dan solusi, Tahap 4: Mengem-
basis masalah bertujuan untuk mengem- bangkan dan mempresentasikan hasil karya
bangkan kemampuan menyelesaikan serta pameran, Guru membantu siswa da-
masalah dan untuk membantu siswa lam merencanakan dan menyiapkan hasil
agar memperoleh pengetahuan yang di- karya yang sesuai seperti laporan, reka-
butuhkan dan keterampilan. man video, dan model, serta membantu
Salah satu kegiatan guru dalam strate- mereka berbagi karya mereka, Tahap 5:
gi pembelajaran dengan PBL adalah mem- Menganalisis dan mengevaluasi proses pe-
buat Rencana pelaksanaan pembelajaran mecahan masalah , Guru membantu siswa
(RPP). RPP dalam strategi pembelajaran melakukan refleksi atas penyelidikan dan
dengan problem based learning disarankan proses yang mereka gunakan (Diadaptasi
berisi: (a) tujuan; (b) standar (Standar dari Mohamad Nur, dalam rusmono, 2012 :81)
Kompetensi dan Kompetensi dasar); Pemecahan dalam PBL harus se-
(c) prosedur yang terdiri atas: (1) men- suai dengan langkah-langkah metode
gorganisasikan siswa pada situasi ma- ilmiah. Dengan demikian, siswa belajar
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 101
Ada beberapa model yang dapat di- tindakan (perencanaan), yang menjelaskan
terapkan dalam PTK diantaranya ada- tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
lah Model Kurt Lewin, Kemmis dan siapa dan bagaimana tindakan tersebut di-
Mc.Taggert, John Eliot tetapi yang sering laksanakan. Tahap 2: pelaksanaan tindakan
dan paling dikenal adalah model Kemmis yaitu implementasi atau penerapan isi ran-
dan Mc.Taggert seperti dibawah ini, ada- cangan didalam kancah yaitu tindakan ke-
pun PTK yang dimaksud menggambarkan las.
adanya empat tahap seperti sudah digam- Tahap 3: pengamatan yaitu pengama-
barkan dalam bentuk spiral tindakan ke- tan oleh pengamat. Tahap 4: refleksi atau
las diatas :Tahap 1: menyusun rancangan pantulan yaitu kegiatan-kegiatan untuk
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 103
Dari data table 6 dan 7 yang tercan- untuk ketrampilan ,70 untuk nilai pengeta-
tum diatas menunjukkan bahwa nilai pres- huan sesuai dengan KKM, sehingga perlu
tasi peserta didik pada kompetensi Mene- ditingkatkan. Dari data nilai diatas menja-
rapkan cara menyusun gaya dalam struktur dikan dasar bagi peneliti untuk melakukan
masih dalam kategori kurang dan masih perbaikan dengan melaksanakan pembela-
jauh dari standart ketuntasan yang telah di- jaran dengan model Problem Based Learning
tentukan oleh peneliti ini, yaitu sebesar 70
Gambar 1. Sikap siswa saat Gambar 2. Situasi Kelas Gbr.3. masih ada siswa yg
guru masuk dalam kelas. yang siswa tidak siap di saat belum mempersiapkan diri.
guru melakukan penjelasan
di depan kelas
Selain dari data nilai prestasi kompe- ta didik belajar aktif dan konsentrasi pada
tensi Menerapkan cara menyusun gaya dalam pelajaran Menerapkan cara menyusun gaya
struktur, ada data wawancara guru kepada dalam struktur.
salah satu peserta didik. Disini peserta di- Motivasi Belajar.
dik yang kebetulan nilai ulangannya juga Pada masa prasiklus ini, data yang
kurang. Dari hasil salah satu wawancara diambil adalah penilaian motivasi belajar
yang dilakukan peneliti tadipada peser- dan nilai evaluai pada awal siklus. Hasil ob-
ta didik membuat awal dari peneliti mau servasi motivasi belajar siswa dari prasiklus
menggunakan model pembelajaran Prob- dapat dilihat pada table berikut ini.
lem Based Learning yang membuat peser-
Table. 8. motivasi belajar peserta didik pra siklus
Ga,mbar 10. Siswa masih Gbr 11. Guru membimbing Gambar 12. ada beberapa
hasil kurang focus diskusi Siswa utk mendemontrasikan kelompok yg berdiskusi
menyusun gaya dua gaya diskusi menyusun gaya dua saat menyusun gaya dua
yang kongruen gaya yang kongruen gaya yang kongruen
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 107
Dari data tabel diatas indikator Tekun temuan ketiga dan hari Rabu tanggal 20
dalam mengerjakan tugas sebesar 71 %, in- februari 2019 pada jam ke 1 - 3 pada materi
dikator Ulet menghadapi kesulitan sebesar pertemuan ketiga menyusun gaya beberapa
75,5 %, indikator Minat terhadap pelajaran gaya kongruen .dan materi menyusun gaya
sebesar 75%, indikator Senang bekerja man- yan tidak kongruen pada pertemuan ke 4.
diri sebesar 77,7 %, indikator Ketekunan Berikut ini adalah langkah langkah peneliti-
pada tugas-tugas rutin sebesar 86,5%, indi- an yang dilaksanakan pada siklus II.
kator Mempertahankan pendapatnya sebesar
86 %, indikator Tidak mudah melepaskan Perencanaan Tindakan Pembelajaran
hal yang diyakini sebesar 83 %, indikator dan Penilaian.
Senang mencari dan memecahkan masalah Pada tahap perencanaan siklus II
soal-soal sebesar 83,7 %. dilakukan dengan berkoordinasi dengan
3). Kegiatan guru saat KBM peneliti- guru mata pelajaran Mekanika Teknik pada
an Tindakan Kelas. kompetensi menerapkan cara menyusun
Data observasi kegiatan guru saat gaya dalam struktur bangunan. Pada saat
KBM Penelitian Tindakan Kelas mening- koodinasi dengan kolaborator Ibu Tyas
katkan kemampuan menerapkan cara me- Larasati, SPd membahas perencanaan pe-
myusun gaya dalam strutur bangunan, pada laksanaan tindakan atau skenario pembela-
materi menyusun gaya dalam struktur ban- jaran dan berbagai persiapan pembelajaran
gunan, dapat dilihat pada tabel 11. diantaranya pembuatan rencana pelaksa-
naan pembelajaran (RPP) untuk kompe-
Deskripsi Pembelajaran Siklus 2. tensi menerapkan cara menyusun gaya da-
Pada pembelajaran Mekanika Teknik lam struktur bangunan menerapkan cara
, kompetensi menerapkan cara menyusun menyusun gaya dalam struktur bangunan.
gaya dalam strutur bangunan dengan me- dengan model pembelajar problem based lear-
tode pembelajaran problem based Learning ning.
siklus II dilaksanakanpada hari Senin , Pelaksanaan Tindakan
tanggal 18 Februari 2019 jam ke 2 - 4 per- Pertemuan ketiga.
Gambar 18. Siswa konsultasi Gambar 19. Siswa mendemon- Gambar 20. Saat guru
hasil diskusi menyusun gaya trasikan ke depan hasil diskusi memberikan apersepsi
beberapa gaya yang kon- menyusun gaya beberapa pd pertemuan kedua.
gruen gaya yang kongruen.
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 109
Dari data yang tercantum diatas me- perbaikan dengan melaksanakan pembe-
nunjukkan bahwa nilai prestasi peserta di- lajaran dengan model PBL.Pembelajaran
dik pada mata pelajaran menerapkan cara menerapkan cara menyususn gaya dalam
menyususn gaya dalam struktur bangunan struktur bangunan pada materi menyusun
pada materi menyusun gaya beberapa gaya gaya beberapa gaya kongruen.dikelas X
kongruen menerapkan cara menyususn BKP 2 SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran
gaya dalam struktur bangunan pada mate- 2018/2019
ri menyusun gaya beberapa gaya kongruen
masih dalam kategori cukup dan masih Observasi
jauh dari standart ketuntasan yang telah Data observasi Siswa
ditentukan oleh peneliti ini, yaitu sebesar Data observasi yang diperoleh pada
70 sesuai dengan KKM, sehingga perlu di- saat proses pembelajaran menggunakan
tingkatkan. Dari data nilai diatas menjadi- metode problem based learning sebagai beri-
kan dasar bagi peneliti untuk melakukan kut:
Dari gambar grafik .komparasi Pres- pada prasiklus sebesar 25%, pada per-
tasi pengetahuan prasiklus, siklus I dan temuan pertama siklus I sebesar 64,3 %
siklus II diatas bahwa untuk nilai rata rata ,pertemuan kedua siklus I sebesar 67,9%,
pada saat sebelum diberikan metode prob- pertemuan ketiga siklus 2 sebesar 100%,
lem based learning pada pembelajaran me- pertemuan keempat siklus 2 sebesar 100%.
nerapkan cara menyusun gaya dalam struk- Maka terjadi peningkatan dari prasiklus ke
tur bangunan (prasiklus), sebesar 55,9%, siklus I dan ke siklus II. Model pembelaja-
pertemuan pertama siklus I sebesar 70,7% ran Peoblem Based Learning (PBL) sangat
, pertemuan keua siklus I sebesar 76,2% , dikenal dengan model pembelajaran peme-
pertemuan ketiga siklus 2 sebesar 82,1% , cahan masalah . dikutip Trianto (2011 :68 )
pertemuan keempat 89,5%. Maka terjadi dalam Aisah et al. (2017).
peningkatan dari prasiklus , siklus I dan
siklus II. Sedangkan ketuntasan pada ma- Motivasi Belajar pada menerapkan cara
teri menerapkan cara menyusun gaya da- menyusun gaya dalam struktur bangu-
lam struktur bangunan menerapkan cara nan.
menyusun gaya dalam struktur bangunan
Dari data grafik observasi motivasi sebesar 75% pertemuan kedua sebesar 80
belajar indikator tekun menghadapi tugas %, pada siklus 2 pertemuan ketiga sebesar
pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 71%, 88% dan pertemuan keempat 88%. Pada
pertemuan kedua 75,5% , pada siklus 2 indikator ketekunan pada tugas tugas rutin
petemuan ketiga sebsar 84,5% dan perte- pada siklus 1 pertemuan pertama sebesar
muan keempat 91%. Pada indikator ulet 83,5% pertemuan kedua sebesar 86,5 %,
menghadapi kesulitan pada siklus 1 per- pada siklus 2 pertemuan ketiga sebesar 86,5
temuan pertama sebesar 73,5%, pertemua % pertemuan keempat sebesar 90%. Pada
kedua sebesar 76% , pada siklus 2 pertemu- indikator mempertahankan pendapatnya
an ketiga sebesar 85,5% , pertemuan keem- pada siklus1 pertemuan pertama sebesar
pat sebesar 87%. Pada indikator minat 84,5 % pertemuankedua sebesar 86% pada
terhadap pelajaran pada siklus 1 pertemua siklus2 pertemuan ketiga sebesar 86,5 %
pertama sebesar 70,5% pertemuan kedua pertemuan keempat sebesar 91 %. Pada in-
sebesar 75 % , pada siklus 2 pertemuan dikator tidak mudah melepaskan hal yang
ketiga 86,5% ,pertemuan keempat sebe- diyakini pada siklus 1 pertemuan pertama
sar 93 %. Pada indikator senang bekerja sebesar 81.5 % pertemuan kedua sebesar
mandiri pada siklus 1 pertemuan pertama 87 % pada siklus 2 pertemuan ketiga se-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 113
Abstract
Dari hasil analisis penelitian proses dan produk diperoleh satu simpulan bahwa penggunaan
media gambar fenomena alam ternyata dapat meningkatkan keaktifan, kesungguhan, dan
kemampuan berpartisipasi para peserta didik. Lebih dari 84% peserta didik menyatakan
tertarik dengan pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan media “gambar fenomena
alam”. Ketiga aspek tersebut ternyata memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi
meningkatnya kompetensi dasar “menyajikan informasi, data dalam bentuk teks eksplanasi
proses terjadinya suatu fenomena alam secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
struktur, unsur kebahasaan, atau aspek lisan” para peserta didik. Secara kuantitatif terjadi
peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi sebelum menggunakan media gambar
fenomena alam adalah 53%. Setelah penggunaan media gambar fenomena alam rata-
rata kelas kemampuan menulis teks eksplanasi meningkat menjadi 96%.
kat pengajaran menulis . Kemudian harus apa adanya, tidak ada bimbingan intensif
mampu merencanakan proses belajar men- dan pelatihan yang cukup dari guru. Bah-
gajar yang efektif sesuai dengan kompe- kan pengajarannya masih berorientasi pada
tensi dasar (KD). Metode mengajar,media aspek pengetahuan tentang kebahasaan.
pembelajaran dan strategi belajar mengajar Kemampuan guru dalam mengajarkan me-
yang dipilih harus dapat mencapai tujuan nulis tidak diikuti dengan pemilihan meto-
pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan pen- de mengajar, media pembelajaran, dan stra-
gajaran menulis tentulah mengharapkan tegi mangajar belajar mengajar yang tepat
peserta didik memiliki kemampuan atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
kemahiran menulis. Oleh karena itu, pera- Akibatnya, peserta tidak terangsang dan
nan pelatihan dan bimbingan yang intensif bergairah dalam mengikuti proses pengaja-
sangat dituntut. Apalagi mengingat bahwa ran sehingga prestasi menulisnya pun tidak
hampir disetiap KD, terdapat indikator ke- baik. Hal ini disadari karena guru kurang
terampilan menulis, selain itu keterampilan kreatif dan tidak mempunyai bekal yang
menulis ini juga merupakan lanjutan dari li- cukup untuk melatih peserta didik menulis
terasi baca. Kalau dasarnya sudah kuat dan dengan efektif.Guru juga kurang memaha-
kokoh, tentu pengembangan teknik tulisan mi arti penting dari kegiatan menulis dalam
bagaimanapun yang akan dikembangkan ti- kehidupan sehari-hari.
dak menjadi masalah lagi. Menyadari akan permasalahan yang
Selain dipengaruhi beberapa hal muncul sebagaimana yang diuraikan terse-
tersebut, tujuan pengajaran menulis di se- but, melalui penelitian tindakan kelas ini
kolah / madrasah banyak bergantung pula peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan
pada kreativitas seorang guru. Oleh sebab proses pengajaran bahasa Indonesia di MTs
itu, guru harus membekali dirinya dengan Negeri I Purworejo, apakah telah berlang-
kemampuan menulis. Guru pun dituntut sung sebagaimana yang diharapkan, teruta-
mampu memilih metode mengajar, media ma dalam rangka meningkatkan keterampi-
pembelajaran, dan strategi belajar men- lan menulis peserta didik . Sesuai dengan
gajar yang sesuai sehingga dapat merang- keinginan itu, maka penelitian memberi
sang kreativitas peserta didik. Di samping judul ”Upaya Meningkatkan Keterampilan
itu, seperti sudah diutarakan sebelumnya, Menulis Teks EksplanasiMenggunakan Me-
keterampilan menulis hanya dapat dica- dia Pembelajaran Gambar Fenomena Alam
pai dengan berlatih. Pelatihan yang inten- pada Kelas VIII B MTs Negeri I Purworejo
sif dan bimbingan yang terarah, tentulah Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019”.
akan menggiring peserta didik memiliki Dari uraian masalah tersebut dapat
keterampilan menulis sesuai dengan tujuan diidentifikasi masalah penelitian sebagai
yang ingin dicapai. Dalam hal ini hendak- berikut: 1) Banyak peserta didik yang men-
nya setiap guru menyadari bahwa pelajaran galami kesulitan dalam pembelajaran me-
menulis tidak ditekankan pada pengeta- nulis, hal ini disebabkan rendahnya penge-
huan kebahasaan tetapi bagaimana mene- tahuan tentang kaidah bahasa yang berlaku,
rapkan pengetahuan tersebut. minimnya jumlah kosakata yang dimiliki,
Berdasarkan paparan tersebut, tam- dan minimnya pengetahuan tentang materi
paknya pengajaran menulis pada umumnya, yang akan dibahas dalam tulisan. 2) Kurang
termasuk MTs Negeri I Purworejo tidak tepatnya media pembelajaran yang digu-
terlaksana sebagaimana yang diharapkan. nakan guru dalam menyampaikan pembe-
Artinya, pengajaran menulis berlangsung lajaran menulis, hal ini akan mempengaru-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 117
menggambarkan suatu bahasa yang dapat melahirkan pikiran atau perasaan (seperti
dipahami seseorang, sehingga orang lain mengarang, menulis surat) dengan tulisan.
dapat membaca lambang-lambang grafik Dari pengertiaan di atas dapat disimpul-
tersebut kalau mereka memahami bahasa kan bahwa pengajaran menulis yaitu cara
dan gambar grafik itu. Sedangkan dalam mengajarkan pelajaran dengan melahirkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: pikiran, gagasan, ide, atau perasaan dalam
25) dijelaskan menulis yaitu melahirkan menulis.
perasaan atau pikiran seperti mengarang, Menurut Krashen (dalam Tarigan,
membuat surat dengan tulisan. 1993: 55) dalam penerapan pelajaran men-
Atas dasar pendapat para ahli terse- garang kepada pelajar ada masalah-masalah
but peneliti berpendapat bahwa menulis yang harus diidentifikasi adalah: 1) Masalah
adalah menyampaikan gagasan, pendapat, kekurangan ”kemampuan kode” (materi
ide, perasaan, ilmu, pengetahuan, pengala- tulisan), 2) Masalah proses pemerolehan
man hidup dalam bentuk tulisan yang beru- mengarang yang kurang baik.Pemecahan
pa rangkaian kata, kalimat, paragraf secara masalah dilakukan dengan: a) banyak mem-
urut, runtut, jelas, logis, dan dapat dipaha- baca; b) pengembangan proses mengarang
mi orang lain dengan teknik pengungkapan yang lebih efisien dengan cara: (1) menang-
yang komunikatif. guhkan mengadakan penyuntingan (edi-
Menulis merupakan komunikasi tulis ting), (2) menangguhkan karangan yang
untuk menginformasikan dan mengekspre- berorientasi pada pembaca ( reader-based).
sikan maksud dan tujuan tertentu, baik ber- Sedangkan dari sudut pandang guru,
sifat imajinatif maupun nyata. Gie (2002) mengajar mengarang harus melalui tahap-
dalam Ida Zulaeha: 2016: 9 mengungkap- tahap sebagai berikut: 1) Mencari topik
kan bahwa mengarang atau menulis adalah yang sesuai dengan tingkat kebahasaan pe-
rangkaian kegiatan seorang mengungkap- serta didik dengan ruang lingkup kehidu-
kan buah pikirannya melalui bahasa tulis pannya; 2) Menentukan tujuan; 3) Menen-
untuk dibaca dan dimengerti oleh orang tukan kepada siapa karangan itu tertuju; 4)
lain atau pembaca. Buah pikiran itu da- Membuat rencana penulisan; 5)Mewujud-
pat berupa pikiran pengalaman, pendapat, kan karangan di atas kertas.
pengetahuan, atau perasaan dampak gejo- Pengajaran menulis atau mengarang
lak kalbu seseorang. Seseorang yang menu- diberikan kepada peserta didik mempuny-
lis bertujuan mengungkapkan fakta-fakta, ai banyak fungsi. Marwoto, dkk (1985: 19)
perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas menjelaskan fungsi menulis adalah sebagai
dan efektif kepada pembaca. berikut:
Suparno (2007) dalam Zulaeha (2016: Untuk memperdalam suatu ilmu dan
9) mengatakan bahwa aktivitas menulis penggalian hikmah pengalaman-pengala-
dapat meningkatkan kecerdasan penulis, man mengarang atau menulis secara kon-
mengembangkan daya inisiatif dan kreati- tinyu dan kreatif, seseorang dapat merasa
vitas, menumbuhkan keberanian dan men- berkewajiban mengasah dan memproses
dorong kemauan, serta kemampuan untuk ilmunya secara tajam;
mengumpulkan informasi. Untuk membuktikan sekaligus me-
Dalam Kamus Besar Bahasa Indo- nyadari potensi ilmu pengetahuan, ide, dan
nesia (1999: 32) dijelaskan bahwa pengaja- pengalaman hidupnya;
ran yakni proses, perbuatan, cara mengajar Untuk menyumbangsihkan pengala-
dan mengajarkan. Sedangkan menulis yaitu man hidup dan ilmu pengetahuan serta ide-
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 119
idenya yang berguna bagi masyarakat luas; sehingga dapat menjelaskan suatu peristi-
Untuk meningkatkan prestasi kerja wa secara berurutan dari awal hingga ak-
memperluas media profesi hir, 3) Interpretasi (optional), interpretasi
Untuk memperlancar media meka- merupakan teks penutup dan bukan sua-
nisme kerja masyarakat intelektual, dialog tu keharusan. Pada bagian interpretasi ini
ilmu pengetahuan, pelestarian, pengem- menjelaskan intisari atau kesimpulan dari
bangan, dan penyempurnaan ilmu penge- pernyataan umum dan geretan penjelas
tahuan. dari topik yang dibahas.
Teks eksplanasi adalah teks eksplana- Keterampilan menulis peserta didik
si merupakan teks yang menjelaskan proses dapat diukur melalui tes. Soenardi (1996:
terjadinya suatu fenomena, baik itu berke- 73) menyatakan bahwa secara umum tes
naan dengan alam, budaya, ataupun sosial. menulis dapat diselenggarakan secara ter-
Adapun pengembangannya bisa berpola batas dan bebas. Tes menulis yang diseleng-
kronologis ataupun kausalitas.Teks ekspla- garakan secara terbatas menurut Soenardi
nasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh adalah tes menulis yang diselenggarakan
karena itu, topik-topik yang dipilih harus- dengan batasan-batasan tertentu seper-
lah berupa topik yang dapat memperluas ti masalah, judul, waktu, maupun panjang
wawasan ataupun pengetahuan pemba- tulisan. Sebaliknya pada tes menulis bebas,
canya tentang suatu proses. Adapun yang batasan-batasan yang diberikan hanya be-
dimaksud dengan proses merupakan suatu rupa rambu-rambu yang ditetapkan secara
urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. minimal. Senada dengan Soenardi, Burhan
Paparannya harus berdasarkan fakta atau- Nurgiyantoro menyatakan bahwa tes me-
pun pendapat-pendapat yang benar; bukan nulis yang baik haruslah bersifat pragmatik.
hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu Maksud tes yang bersifat pragmatik adalah
yang bersifat fiktif. tes tersebut harus memungkinkan terlibat-
Hal lain yang harus diperhatikan di nya unsur linguistik dan ekstralinguistik,
dalam penulisan teks eksplanasi adalah memberi kesempatan pelajar untuk tidak
hubungan antarbagiannya yang berupa pe- saja berfikir menghasilkan bahasa secara
ristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu tepat, melainkan juga berfikir tentang ga-
disusun dalam bentuk kronologis ataupun gasan apa yang akan dikemukakan. Tugas
sebab akibat. Dalam menyusun teks ekspla- yang sesuai dengan kriteria di atas menu-
nasi harus memperhatikan struktur teks rut Burhan adalah tugas menulis secara esai
ekplanasi. Struktur teks eksplanasi seperti (1988: 278).
yang terdapat dalam Modul Bahasa Indo- Dari dua pendapat tersebut dapat di-
nesia (Kris Dwi Ningsih : Modul/VIII- simpulkan bahwa tes menulis yang paling
1(2)26) ; 1) Pernyataan Umum, Pada bagian tepat adalah tes bentuk esai atau tes seca-
pernyataan umum memuat tentang penje- ra terbatas. Dengan kata lain, peserta didik
lasan umum mengenai suatu topik atau disuruh membuat tulisan dengan batasan-
peristiwa yang dibahas. Pernyataan umum batasan tertentu yang mencakup: 1) tema,
ini bisa berupa pengenalan atau penjelasan 2) jumlah kosakata atau panjang karangan,
singkat tentang suatu peristiwa/ fenomena, 3) ragam bahasa yang dipergunakan, 4)
2) Penjelas, pada bagian penjelas terdapat ejaan, 5) waktu pengerjaan.
sederetan informasi mengenai sebab akibat Kata media berasal dari bahasa latin
suatu peristiwa atau fenomena. Bagian de- medius yang secara harfiah berarti peranta-
retan penjelas ini disusun sedemikian rupa ra atau pengantar pesan dari pengirim pesan
120
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
kepada pengantar pesan.KBBI (1989: 640) sip Penggunaan Media Pembelajaran: a. Ti-
mengartikan media adalah alat (sarana) ko- dak ada satu mediapun yang harus dipakai
munikasi. Sedangkan Gagne (1978) men- dengan meniadakan media lain, b. Peng-
gartikan media adalah berbagai jenis kom- gunaan media bukan berarti mengurangi
ponen dalam lingkungan siswa yang dapat pentingnya peranan guru, c. Setiap media
merangsangnya untuk belajar. Sementara tentu memiliki kelebihan dan kekurangan,
Keinich & Russel (1989) mengartikan me- d. Dengan penggunaan media guru harus
dia sebagai saluran untuk berkomunikasi mengusahakan partisipasi aktif peserta di-
yang berasal dari bahasa latin yang berarti dik, e. Dalam penggunaan media harus di-
”alat yang digunakan untuk menyalurkan perhatikan persiapan, selama penampilan,
informasi antara pengirim dan penerima”. dan sesudah (Arsyad Ashar, 2006: 24), 2.
Dari batasan-batasan itu dapat kita rumus- Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran;
kan bahwa media pembelajaran adalah se- Pengelompokan berbagai jenis media apa-
gala sesuatu yang dapat digunakan untuk bila dilihat dari perkembangan teknologi
menyalurkan pesan dan dapat merangsang oleh Sels dan Glaslow yang dikutip Arsyad
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan (2006: 33) dibagi ke dalam dua kateori luas
siswa sehingga dapat mendorong terja- yaitu pilihan media mutakhir dan pilihan
dinya proses belajar pada diri peserta didik. media tradisional antara lain visual yang
Media sangat bermanfaat untuk me- tak diproyeksikan. Misal melalui gambar.
nunjang proses pembelajaran, manfaat itu Dalam pembelajaran menulis, media yang
antara lain: 1) Media pembelajaran dapat dapat digunakan yaitu gambar, foto, ling-
mengatasi keterbatasan pengalaman yang kungan, papan panjang, pengalaman peser-
dimiliki parapeserta didik; 2) Media pem- ta didik, dan televisi.
belajaran dapat mengatasi keterbatasan in- Gambar Fenomena Alam, fenomena
dera, ruang, dan waktu. Banyak hal yang alam adalah peristiwa non-artifisial dalam
tidak mungkin dialami secara langsung di pandangan fisika, dan kemudian tak dicip-
dalam kelas oleh siswa. Ini disebabkan oleh takan oleh manusia, meskipun dapat me-
objek terlalu besar. Dengan media gambar mengaruhi manusia. Contoh umum dari
kita dapat menampilkan ke hadapan peser- fenomena alam termasuk letusan gunung
ta didik. 3) Media membangkitkan motivasi berapi, cuaca, dan pembusukan. Sebagian
dan rangsangan anak untuk belajar. besar fenomena alam tak berbahaya seperti
Media sangat bermanfaat untuk me- hujan..
nunjang proses pembelajaran, manfaat itu Sedangkan menurut KBBI, fenomena
antara lain: 1) Media pembelajaran dapat alam adalah hal-hal yang dapat disaksikan
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dengan pancaindra dan dapat diterangkan
dimiliki para peserta didik; 2) Media serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan alam); gejala: gerhana adalah salah satu - ilmu penge-
indera, ruang, dan waktu. Banyak hal yang tahuan; 2 sesuatu yang luar biasa; keajaiban: se-
tidak mungkin dialami secara langsung di mentara masyarakat tidak percaya akan adanya
dalam kelas oleh siswa. Ini disebabkan oleh pemimpin yang berwibawa, tokoh itu merupakan
objek terlalu besar. Dengan media gambar -- tersendiri; 3 fakta; kenyataan: peristiwa itu
kita dapat menampilkan ke hadapan peser- merupakan -- sejarah yang tidak dapat diabaikan.
ta didik. Penulis mengamati bahwa peserta
Media membangkitkan motivasi dan didik ketika melihat seketika itu atau saat
rangsangan anak untuk belajar. 1 Prisip-pri- itu terjadi perubahan alam, misalnya dari
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020 121
panas tiba-tiba hujan, atau sebaliknya, tiba- menulis teks eksplanasi di MTs Negeri I
tiba terjadi guncangan karena gempa, dan Purworejo Kecamatan Purworejo, Kabupa-
perubahan alam yang lainnya, peserta didik ten Purworejo. Sebagaimana dikemukakan
bisa langsung berekspresi, misal bercerita, pada uraian di depan, masalah yang dihada-
berteriak, gelisah, dan lain sebagainya. Se- pi adalah kesulitan peserta didik dalam me-
mua itu menandakan bahwa sebenarnya nulis dan kesulitan guru untuk menerapkan
peserta didik mempunyai potensi untuk pengajaran bahasa Indonesia yang mampu
mengungkapkan apa yang mereka lihat meningkatkan keterampilan menulis peser-
atau rasakan. Oleh karena itu penulis tidak ta didik secara efektif.
keliru jika pembelajaran teks eksplanasi Penelitian berbasis kelas ini dilakukan
menggunakan media gambar alam. untuk mengidentifikasi masalah, menetap-
Memang sering ditemui bahwa guru kan masalah, menyusun rencana tindakan,
ketika memberi tugas menulis guru hanya melaksanakan tindakan, melakukan pen-
memberikan dengan memberi judul atau gamatan, dan melakukan refleksi. Dengan
tema saja, dan tidak memberi umpan balik demikian, penelitian pengamatan ini bersi-
terhadap tulisan peserta didik. Hasil belajar fat kolaboratif karena melibatkan guru, pe-
menulis teks eksplanasi pun siswa menja- serta didik, dan peneliti. Keterlibatan guru
di rendah. Oleh karena itu guru berupa- dalam kegiatan penelitian tindakan tersebut
ya mengoptimalkan keterampilan menulis dapat memperluas perannya. Guru tidak
teks eksplanasi dengan menggunakan me- hanya menerima dan melakukan tugas pro-
dia gambar fenomena alam. Dengan hara- fesinya, tetapi juga aktif dalam proses pe-
pan pembelajaran dengan menggunakan ningkatan kualitas diri dengan melakukan
gambar fenomena alam akan meningkat introspeksi atas Proses Belajar Mengajar
hasilnya. (PBM) yang telah dilakukan.
Penulis merencanakan pada peneliti- Penelitian tersebut dilaksanakan di
an tindakan kelas ini ada dua siklus Pada MTs Negeri I Purworejo Kecamatan Pur-
siklus I diberikan tugas menulis, peserta worejo, Kabupaten Purworejo, selama satu
didik menentukan tema tanpa menyusun bulan, yaitu dari bulan November minggu
kerangka karangan, siklus II peserta didik pertama dan November minggu keem-
dengan menentukan tema dan kerangka pat2018. Penelitian dilakukan pada waktu
karangan baru memgembangkan para- itu karena Kompetensi Dasar (KD) 4.10
graf dengan diberi media gambar feno- menyajikan informasi, data dalam bentuk
mena alam. Penulis memprediksi melalui teks eksplanasi proses terjadinya suatu fe-
penggunaan media pembelajaran gambar nomena secara lisan dan tulis dengan mem-
fenomena alam dapat meningkatkan kete- perhatikan struktur, unsur kebahasaan, atau
rampilan menulis eksplanasi peserta didik aspek lain, terlaksanakan pada minggu ter-
terutama kelas VIII B MTs Negeri I Tahun sebut. Kelas VIII B sebagai tempat peneli-
Pelajaran 2018/2019. tian didasari pertimbangan bahwa kelas ter-
sebut tidak termasuk dalam kualitas unggul
METODE PENELITIAN sehingga diasumsikan masih terdapat ba-
Penelitian tindakan yang peneliti la- nyak masalah belajar mengajar yang perlu
kukan kali ini adalah penelitian tindakan dipecahkan. Selain itu peneliti berpendapat
berbasis kelas (PTK) yang dimaksudkan kelas tersebut mempunyai rata-rata ulan-
untuk memecahkan masalah pengajaran gan harian rendah dalam materi menulis.
bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran Peneliti sebagai guru mata pelajaran baha-
122
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
guru sebagai peneliti melakukan hal-hal se- data beberapa peserta didik yang masih
bagai berikut: memperoleh kesulitan menulis teks ekspla-
Melakukan pengamatan terhadap nasi terutama mengenai pengaturan isi,
pertanyaan peserta didik tentang kesuli- susunan, struktur kalimat, kosakata, tanda
tan atau kekurangpahaman materi yang baca, ejaan, dan susunan huruf. Dari pen-
disampaikan guru. gamatan ini pula guru dapat melakukan
Melakukan pengamatan terhadap perbaikan terhadap penyampaian materi
kerja peserta didik dengan cara mendeka- yang telah dilakukan, apa yang seharusnya
ti peserta didik secara individu pada saat diperbaiki dalam menerapkan media pem-
diberikan kesempatan menulis teks ekspla- belajaran gambar fenomena alam untuk
nasi. Dari pengamatan ini akan diperoleh pembelajaran selanjutnya.
124
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
Gambar 9. FenomenaAlam
4. TahapRefleksi (reflecting 2)
Gambar7. PemberianAcuan Pada tahap ini guru sebagai peneliti
melakukan analisis terhadap pelaksanaan
3. Tahap Pengamatan (observing 2) pembelajaran siklus II dan hasil belajar
Pada tahap pengamatan (observing 2), belajar berupa nilai peserta didik pada tes
guru sebagai peneliti melakukan hal-hal se- siklus II dengan menggunakan enam gam-
bagai berikut: bar fenomena alam. Pada tahap ini peneliti
Melakukan pengamatan terhadap berdiskusi kembali dengan teman sejawat
pertanyaan peserta didik tentang kekurang- (kolaborator) tentang pelaksanaan pembe-
pahaman materi menulis teks eksplanasi lajaran yang telah dilalui dan hasil belajar
yang disampaikan guru, pengamatan lebih yang dicapai peserta didik pada siklus II
seksama terhadap pertanyaan peserta didik Hasil refleksi ini digunakan sebagai hasil.
yang masih kesulitan dalam mengembang- Berdasarkan hasil analisis terhadap refleksi
kan karangan tentang teks eksplanasi. pada siklus II, maka perbaikan untuk me-
Melakukan pengamatan terhadap ningkatkan keterampilan menulis teks ekp-
kerja peserta didik dengan mendekati pe- lanasi melalui penggunaan media pembela-
serta didik secara individu pada saat peser- jaran gambar media alam.
ta didik diberi tugas mengembangkan pa-
ragraf. Pengamatan lebih diarahkan kepada
peserta didik yang paling banyak melaku-
kan kesalahan dan tidak berani berkonsul-
tasi menanyakan kesulitannya.
Gambar 8. Pengamatan
Gambar11. Mendemonstrasikan Hasil Pe-
kerjaan
126
Dwijaloka Vol I No. 1, Maret 2020
gajaran Bahasa dan Sastra.Yokyakarta: Masalah Ddan Media Animasi Cerita “Adit da
BPFE. Sopo Jarwo” Pada Peserta Didik KElas VII C
Tarigan, H. G. (1993). Menulis Sebagai MTS Negeri Karangawen Kabupaten Demak
Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Angkasa. Semarang).
Wulandari, E. D. & Zulaeha, I. Kee- Cahyaningrum, F. D., & Setyaningsih,
fektifan Pembelajaran Teks Eksplanasi N. H. (2019). Pengembangan Modul Me-
Model Investigasi Kelompok dan Problem nulis Teks Cerita Fantasi Bermuatan Nilai
Baced Learning pada Peserta Didik Kelas Konservasi bagi Peserta Didik SMP. Jurnal
VII SMP. Junal Pendidikan Bahasa dan Sastra Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(1),
Indonesia 7(2). 56-63.
Sa’adah, N. (2017). Peningkatan Ke- Zulaeha, I. (2016). Pembelajaran Menu-
terampilan Menyusun Teks Cerita Pendek Ber- lis Kreatif. Semarang: Unnes Press.
muatan Sosial Budaya Dengan Model Berbasis