Kelompok 2 Hukum Gibbs

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA FISIKA

“HUKUM GIBBS”

Dosen Pengampu: Dr. Wardatul Husna Irham, S.Si, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2
Jhorgi Dio Satria Saragih (220204009)
Muhammad Nawir Qalbi (220204014)
Nofira Atatun Ramadhani (220204017)
Salsabilah Zailanti (220204023)
Tri Marsela (220204029)
Nesti Helpitiana Putri (220204034)

TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul "Hukum Gibbs" ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam


mata kuliah Kimia Fisika. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, 11 Desember
2023

(Kelompok 2)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB I ....................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................... 5
2.1. Entropi .................................................................................................................... 5
2.2. Entalpi .................................................................................................................... 6
2.3. Hukum Gibbs .......................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Termodinamika merupakan ilmu yang membahas tentang energi dan entropi
pada suatu sistem. Energi dalam termodinamika merupakan energi sistem, sedangkan
entropi adalah ukuran gangguan pada sistem. Energi sendiri dapat masuk dan keluar
dari sistem ke lingkungannya. Terkait konsep entropi, maka berdasarkan Hukum II
Termodinamika dapat dijelaskan, bahwa pada setiap proses alamiah, entropi total
sistem dan lingkungan selalu mengalami penambahan. Dengan kata lain suatu proses
hanya dapat terjadi jika tingkat ketidakteraturan suatu keadaan menuju
ketidakteraturan yang lebih besar.

Dalam bidang instrumen analitik, pemahaman termodinamika sangat penting


untuk merancang dan menginterpretasi eksperimen dengan akurat. Salah satu konsep
termodinamika yang paling fundamental adalah Hukum Gibbs, yang memberikan
hubungan antara energi bebas Gibbs (Gibbs free energy) dengan entalpi, entropi, dan
suhu suatu sistem pada tekanan konstan. Penerapan Hukum Gibbs dalam instrumen
analitik dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang kesetimbangan kimia,
reaksi, dan perubahan fase dalam konteks analisis kimia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Entropi?
2. Apa itu Entalpi?
3. Apa itu Hukum Gibbs?
4. Baaimana hubungan Hukum Gibbs, Entropi, dan Entalpi?
5. Bagaimana penerapan Hukum Gibbs?

1.3. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Entropi
2. Memahami apa yang dimaksud dengan Entalpi
3. Memahami apa itu Hukum Gibbs
4. Mengetahui hubungan antara Hukum Gibbs, Entropi, dan Entalpi
5. Memahami penggunaan Hukum Gibss

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Entropi
Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur panas/kalor
(energi) dalam sistem persatuan suhu yang tidak dapat digunakan untuk melakukan
usaha. Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan seberapa besar panas/kalor
(energi) yang tidak dapat dipakai untuk melakukan kerja pada proses-proses
termodinamika. Pada sistem yang terisolasi, saat terjadi transfer panas, energi panas
berpindah dari sistem yang bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu rendah, maka
entropi suatu sistem yang tertutup (terisolasi), hanya berjalan ke satu arah (bukan
proses reversible), ini berarti pada sistem terisolasi entropi selalu naik atau secara
alamiah entropi suatu proses cenderung berkembang ke arah peningkatan entropi. Jadi
hukum kedua mengharuskan adanya perubahan entropi.

Entropi merupakan ukuran dari perubahan energi atau gangguan selama proses
kimia. Dinotasikan sebagai 'S', entropi selalu ditulis sebagai 'ΔS' dalam persamaan
untuk mencerminkan perubahan entropi selama proses kimia. Satuan SI untuk entropi
(S) adalah Joule per Kelvin (J/K), dengan suhu diukur pada skala suhu Kelvin. Entropi
dihitung dengan rumusΔS = Q/T, di mana Q adalah energi panas dan T adalah suhu.

Dalam konteks termodinamika, semua proses sesuai dengan Hukum II


Termodinamika dapat dibedakan menjadi reversible (dapat balik) dan irreversible
(tidak dapat balik). Proses reversible terjadi tanpa perubahan entropi (∆S=0),
sedangkan proses irreversible menyebabkan peningkatan entropi (ΔS>0). Meskipun
entropi dan energi berkaitan, entropi tidak kekal dan cenderung meningkat dalam
semua proses nyata. Proses yang dapat dibalik, seperti pada mesin Carnot, merupakan
pengecualian di mana entropi tetap konstan. Hukum II Termodinamika menyatakan
bahwa entropi alam selalu meningkat, dan perubahan entropi total (ΔS) sistem dan
lingkungannya selalu positif dalam proses spontan.

Siklus Carnot, sebagai mesin yang paling efisien, terdiri dari proses isotermal dan
T2
adiabatik. Efisiensi mesin Carnot (η) diberikan oleh η=1− , di mana T1 dan T2 adalah
T1

suhu awal dan akhir siklus Carnot. Mesin pendingin, seperti lemari es, memiliki

5
koefisien performansi (KP) yang menentukan kemampuan mesin tersebut. Koefisien
Q2
performansi (KP) dapat dihitung menggunakan persamaan KP= , di mana Q2 adalah
W

kalor yang diambil dari reservoir bersuhu rendah, dan W adalah usaha yang diberikan
pada sistem pendingin. Semakin tinggi nilai KP, semakin baik kinerja mesin pendingin
tersebut.

Contoh soal 1:
Pada dua buah sistem terjadi perpindahan panas spontan dari panas ke dingin.
Hitung perubahan total entropi jika terjadi perpindahan panas 4000 J dari
sistem panas dengan suhu 𝑇𝑝 = 600 𝐾 327℃ ke sistem dingin dengan suhu 𝑇𝑑
= 250 𝐾 −23℃ . Diasumsikan tidak ada perubahan suhu pada kedua sistem.
Penyelesaian:
Digunakan persamaan: ∆Stot = Sp + Sd
= 6,67 𝐽/
–Qp –4000
Sistem dingin: ∆Sp = =
Tp 600 𝐾
= 16,0 𝐽/
–Qd 4000
Sistem panas: ∆Sd = =
Td 250 𝐾
∆Stot = Sp + Sd
∆Stot = 9,33

2.2. Entalpi
Entalpi adalah istilah termodinamika yang mencakup jumlah energi internal suatu
sistem dan energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi mengukur
perubahan panas atau energi internal sistem selama reaksi kimia pada tekanan konstan.
Representasi matematis entalpi (H) adalah H= U+PV, di mana U adalah energi internal,
p adalah tekanan, dan V adalah volume sistem.

Entalpi, disimbolkan sebagai ΔH, pada tekanan tetap, mewakili perubahan energi
panas dalam suatu reaksi kimia. Entalpi molar, juga dikenal sebagai entalpi
pembentukan, diukur dalam kJ/mol atau kJ mol-1. Perubahan entalpi (ΔH) dalam suatu
reaksi dihitung sebagai selisih antara entalpi produk dan entalpi reaktan.

Reaksi eksoterm menghasilkan nilai ΔH negatif, menunjukkan pelepasan kalor,


sementara reaksi endoterm menghasilkan nilai ΔH positif, menunjukkan penyerapan

6
kalor. Entalpi (H) dan kalor (Q) pada tekanan konstan dapat dianggap setara, dan
perubahan entalpi (ΔH) selama suatu reaksi sama dengan perubahan kalor.

Perbedaan antara entalpi dan entropi melibatkan sifat acak dan perubahan energi
sistem selama reaksi kimia. Entalpi berkaitan dengan energi total sistem, sementara
entropi berkaitan dengan keacakan atau gangguan dalam sistem. Entropi merupakan
ukuran aktivitas acak dalam sistem selama proses kimia, dan reaksi spontan cenderung
meningkatkan entropi universal.

Kata 'entalpi' diciptakan oleh fisikawan Heike Kamerlingh Onnes, sementara kata
'entropi' diciptakan oleh fisikawan Jerman Rudolf Clausius. Entalpi dan entropi
memiliki peran penting dalam memahami perubahan energi dan keacakan dalam
sistem kimia.

2.3. Hukum Gibbs


Hukum Gibbs adalah suatu hukum termodinamika yang menjelaskan tentang
energi bebas Gibbs. Dalam ilmu thermodinamika, delta gibbs atau energi bebas gibbs
adalah potensial untuk menghitung kerja secara reversible pada kondisi suhu konstan
(isothermal) dan tekanan konstan (Isobar). Energi bebas memiliki Batasan yaitu pada
suhu dan tekanan konstan. Sedangkan jika yang konstan adalah suhu dan volume maka
disebut energi bebas Helmholtz.

Energi gibbs memiliki satuan joule yang diperolah dari rumus kondisi perubahan
system dari kondisi awal ke kondisi akhir. Maka penurunan energi gibbs sebanding
dengan kerja yang dilakukan sistem terhadap lingkungan dikurang dari kerja gaya
tekan. Persamaan tersebut seperti pada persamaan berikut.

∆G = ∆H − T∆S

Hubungan ∆H dan ∆S untuk memprediksi kespontanan suatu reaksi

∆H ∆S ∆G Contoh
+ - ∆G selalu positif. Reaksi 3O2(g) → 2O3(g)
spontan pada arah yang
berlawanan pada semua
suhu

7
+ + ∆G akan negatif hanya H2(g) + I2(g) → 2HI(g)
bila T∆S lebih besar
angkanya dibandingkan
∆H dan T bernilai besar
- - ∆G akan negatif hanya NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)
bila T∆S lebih besar
angkanya dibandingkan
∆H dan T bernilai keci
- + ∆G selalu negatif pada 2 H2O2(l) → 2 H2O(l) + O2(g)
semua suhu

Perubahan Energi Bebas Standar


Energi bebas reaksi standar (∆G◦rxn) ialah perubahan energi-bebas
untuk reaksi bila reaksi itu terjadi pada kondisi keadaan standar, artinya, bila
reaktan berada dalam keadaan standarnya diubah menjadi produk dalam
keadaan standarnya. Untuk menghitung ∆Gorxn maka perlu dilihat persamaan
reaksinya;
aA + bB → cC + dD
sehingga perubahan ∆Gorxn untuk reaksi ini ialah:
∆Gorxn = [(c∆GofC + d∆GofD) − ( a∆GofA + b∆GofB)]
Atau
∆Gorxn = ΣnGo(produk) - ΣmGo(reaktan)

Energi bebas dan Kesetimbangan


Tidak mudah mempertahankan sistem kesetimbangan pada keadaan
standar. Banyak reaksi-reaksi tidak berada pada keadaan standar, maka untuk
keadaan yang demikian arah reaksi tidak dapat diprediksi hanya dengan nilai
∆G◦,melainkan harus menggakan energi bebas actual ∆G. Hubungan ∆G dan
∆G◦ yang diturunkan dari termodinamika ialah
∆G = ∆Go + RT ln Q
Dimana : ∆Go tetap pada suhu tertentu
T = suhu mutlak reaksi

8
R = konstanta gas (8,314 J/K)
Q = koefisien reaksi
Pada kesetimbangan, berdasarkan defnisi, ∆G = 0 dan Q = K, dimana K adalah
konstanta kesetimbangan, maka
∆G = ∆Go + RT ln Q
0 = 4 Go + RT ln Q
∆Go = −RT ln Q
Dalam persamaan ini Kp digunakan untuk gas dan Kc untuk reaksi dalam
larutan.

Contoh soal 2:

Kalor lebur molar dan kalor penguapan molar benzena masing-masing 10.9kJ/mol dan
31.0kJ/mol. Hitung perubahan entropi untuk transisi padatan → cairan dan cairan →
uap untuk benzena. Pada tekanan 1 atm, benzena meleleh pada 5.5∘C dan mendidih
pada 80.1∘C.

Jawaban

a) △Sfus
△G = △H−T△S
karena pada titik leleh, padatan benzena dan cairan benzena berada pada
kesetimbangan. Jadi, △G = 0
△G△S=△H−T△S
= △H−T△S
10,9kJ/ ×1000J
∆HFus mol
= = /kJ = 39,1 J/K. mol
TF (5,5+273)K

b) △Suap
demikian pula, pada titik didih △G = 0 dan kita dapatkan
31kJ/ J
kJ
∆Huap
△S = = mol×1000 /
Tbp (801+273)K
= 87,8 J/K. mol

9
Contoh soal 3:

Pada industri ammonia sejumlah gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen agar
membentuk gas ammonia. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut

N2(g)+3H2(g)⇌2NH3(g)

jika diketahui perubahan energi bebas standar dari reaksi tersebut sebesar −33.2kJ dan
konstanta kesetimbangan, Kp ialah 6.5×105 pada 25oC. Dalam suatu percobaan,
tekanan awal adalah P.H2=0.250 atm, P.N2=0.870 atm danP.NH3=12.9 atm. Tentukan
△G dan prediksi arah reaksi!

Jawaban:

△G =△Go +RT lnQ


P2NH3
= △Go + RT ln
(P2H2)(PN2)

J J 12,92
= -33,2 × 1000 / + (8,314 / ) (298K)ln
mol K (0,253)(0,87)

= −33.2×103J/mol+23,3×103J/mol

= −9.9×103J/mol= −9.9kJ/mol

Karena ΔG bernilai negatif, reaksi bersih berlangsung dari kiri ke kanan.

2.4 Penggunaan Hukum Gibbs dalam Penelitian Kelapa Sawit

Jurnal 1

Judul : PENENTUAN KESETIMBANGAN, TERMODINAMIKA DAN KINETIKA


ADSORPSI ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA SAWIT PADA ZAT
WARNA REACTIVE RED DAN DIRECT BLUE
Penulis : Rensy Aula Sari, M. Lutfi Firdaus,dan Rina Elvia
Jurnal : jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia
Tahun Terbit : 2017
Isi : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isoterm, kinetika dan termodinamika
adsorpsi zat warna sintetis oleh arang aktif tempurung kelapa sawit. Zat warna
sintetis yang digunakan yaitu Reactive Red dan Direct Blue, Jenis isoterm yang
diuji yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich, kinetika adsorpsi yang diuji pseudo
orde-1 dan pseudo orde-2 serta termodinamika yaitu energi bebas Gibbs (ΔG),
entalpi (ΔH) dan entropi (ΔS). Pada penelitian ini Isoterm adsorpsi yang dominan
adalah isoterm Freundlich, kinetika adsorpsi pseudo orde-2 dengan nilai (ΔS),
(ΔG)dan (ΔH) pada Reactive Red berturut-turut adalah 0,0028 Kj/mol. K, -
3,93 Kj/mol, dan -36,12 Kj/mol, sedangkan pada Direct Blue berturut-turut adalah
10
0,0034 Kj/mol. K, -1,67 Kj/mol, dan -30,16
Kj/mol.

Jurnal 2
Judul : ADSORPSI β-KAROTEN YANG TERKANDUNG DALAM MINYAK
KELAPA SAWIT (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN
KARBON AKTIF
Penulis : Irvan, Olyvia Putri Wardhani, dan Nurul Aini, Iriany
Jurnal : Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 1 (Maret 2016)
Tahun Terbit : 2016
Isi : Minyak kelapa sawit mentah (CPO) adalah sumber alami terkaya karotenoid,
yang memberikan warna oranye-merah pada minyak sawit mentah. Warna pada
minyak kelapa sawit yang belum diolah tidak disukai oleh konsumen. Penelitian
ini bertujuan untuk mengadsorpsi β–karoten dari CPO menggunakan karbon aktif,
sehingga diperoleh data kinetika, isoterm adsorpsi dan termodinamika adsorpsi.
Bahanutama yang digunakan adalah CPO dan karbon aktif. Parameter yang
diamati adalah konsentrasi akhir dan jumlah β–karoten yang dijerap oleh karbon
aktif. Proses adsorpsi dilakukan dengan mencampur adsorben ke dalam CPO
dengan variasi adsorben : CPO (w/w) = 1 : 3 ; 1 : 4; 1 : 5 dan 1 : 6 dengan
kecepatan pengaduk 120 rpm, dan variasi temperatur 40, 50 dan 60 oC. Campuran
CPO dan karbon aktifdiambil pada selang interval waktu 2 menit hingga
mencapai waktu setimbang. Konsentrasi akhir βkaroten dianalisa menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian memperlihatkan semakin
besar jumlah massa CPO maka persentase adsorpsi semakin menurun. Semakin
besar temperatur adsorpsi maka persentase adsorpsi semakin meningkat. Selain
itu, diperoleh nilai persentase adsorpsi paling maksimum adalah sebesar 95,108%
pada perbandingan 1 : 3 dan T = 60 oC. Model kinetika adsorpsi yang mewakili
penjerapan β-karoten yaitu model kinetika orde dua dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,998. Model isoterm adsorpsi yang mewakili dalam penyerapan
β-karoten yaitu model Langmuir dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,959
pada T = 60 oC. Nilai energy bebas Gibbs (ΔG) pada masing-masing temperatur
sebesar -24.482,484; -24.708,059 dan -24.933,634 J/mol. Nilai perubahan entropi
(ΔS)sebesar 22,557 J/mol K dan nilai perubahan entalpi (ΔH) sebesar -17.421,987
J/mol.

10
BAB III
PENUTUP

1. Entropi:
• Entropi merupakan besaran termodinamika yang mengukur panas atau
energi dalam sistem pada suhu tertentu yang tidak dapat digunakan untuk
melakukan usaha.
• Pada sistem terisolasi, entropi selalu meningkat, sesuai dengan Hukum
Kedua Termodinamika.
• Entropi dihitung dengan rumus ΔS = Q/T, di mana Q adalah energi panas
dan T adalah suhu.
• Proses reversible memiliki perubahan entropi nol, sementara proses
irreversible menyebabkan peningkatan entropi,
2. Entalpi:
• Entalpi mengukur perubahan panas atau energi internal sistem selama
reaksi kimia pada tekanan konstan.
• Representasi matematis entalpi adalah H = U + pV, di mana U adalah energi
internal, p adalah tekanan, dan V adalah volume.
• Reaksi eksoterm menghasilkan nilai ΔH negatif, menunjukkan pelepasan
kalor, sedangkan reaksi endoterm menghasilkan nilai ΔH positif,
menunjukkan penyerapan kalor.
3. Hukum Gibbs:
• Hukum Gibbs menjelaskan tentang energi bebas Gibbs, yang merupakan
potensial untuk melakukan kerja pada kondisi suhu dan tekanan konstan.
• Persamaan ΔG = ΔH - TΔS digunakan untuk memprediksi spontanitas
suatu reaksi.
• ΔG < 0 menunjukkan reaksi spontan ke arah kedepan, ΔG > 0 menunjukkan
reaksi nonspontan, dan ΔG = 0 menunjukkan sistem berada dalam
kesetimbangan.
• Perubahan energi bebas standar (∆G°rxn) dihitung pada kondisi standar
dan berkaitan dengan kesetimbangan suatu reaksi.

11
• Energi bebas reaksi standar (∆G°rxn) adalah perubahan energi bebas untuk
reaksi pada kondisi standar.
• Hubungan antara ∆G dan ∆G° ditentukan oleh persamaan ∆G = ∆G° + RT
ln Q, di mana Q adalah konsentrasi reaktan dan produk pada suatu kondisi
tertentu.

Makalah ini memberikan pemahaman tentang konsep-konsep termodinamika seperti


entropi, entalpi, hukum Gibbs, dan perubahan energi bebas standar dalam konteks
reaksi kimia dan kondisi tertentu.

12
BIBLIOGRAPHY

Anonim. (2021, December 1). Gibbs free energy and spontaneity. Retrieved from Khan
Academy: https://www.khanacademy.org/

Anonim. (n.d.). Modul, Rumus, & Soal Entropi & Energi Bebas Gibbs. Retrieved from
Wardaya College: https://www.wardayacollege.com/

Dahm, K. D., & Visco, D. P. (2015). Fundamentals of Chemical Engineering Thermodynamics.


Canada: Cengage Learning.

Lower, S. (2021, December 1). Free Energy: The Gibbs Function (Gibbs Energy). Retrieved
from Saylor Academy: earn.saylor.org

Mukhamad, N. (2021). Gas dan Termodinamika. Samarinda: Media Nusa Creative.

Smith, J. M., Van Ness, H. C., Abbott, M. M., & Swihart, M. T. (2018). INTRODUCTION TO
CHEMICAL ENGINEERING THERMODYNAMICS. New York: McGraw-Hill Education.

13
KELOMPOK: 1

1. Bagaimana Hukum Gibbs digunakan dalam perhitungan pemurnian bahan kimia?


Sertakan contoh perhitungan untuk memberikan gambaran.
Hukum Gibbs dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
ΔG = ΔH - TΔS
dimana: ΔG = perubahan energi bebas system
ΔH = perubahan entalpi system
T = suhu absolut dalam Kelvin
ΔS = perubahan entropi system
Misalkan kita ingin memurnikan air dengan menghilangkan kontaminan garam
dapur (NaCl). Reaksi pemurnian yang terjadi adalah sebagai berikut:

NaCl(aq) + H2O(l) → NaCl(aq) + H2O(l)

Kita dapat menghitung ΔG dengan menggunakan data termokimia yang diberikan.


Misalkan; ΔH = -3 kJ/mol, ΔS = 10 J/(mol·K), dan suhu T = 298 K.

ΔG = ΔH – TΔS

= -3 kJ/mol - (298 K) (10 J/(mol·K))

= -3 kJ/mol - 2980 J/mol

= -5.98 kJ/mol

Dalam contoh ini, ΔG negatif (-5.98 kJ/mol), yang menunjukkan bahwa reaksi
pemurnian air dengan menghilangkan garam dapur akan terjadi secara spontan.
Ini menunjukkan bahwa pemurnian air dari garam dapur dapat berhasil dilakukan.

2. Energi bebas Gibbs merupakan suatu potensial termodinamika yang dapat


digunakan untuk menghitung kerja reversibel maksimum yang dapat dilakukan
oleh sistem termodinamika pada suhu dan tekanan konstan. Bagaimana cara
menghitung kerja revesible maksimum jika terjadi terjadi penurunan energi bebas
Gibbs
Untuk menghitung kerja reversibel maksimum (W max) ketika terjadi penurunan
energi bebas Gibbs (ΔG), kita dapat menggunakan persamaan:
Wmax = -ΔG

14
Dalam persamaan ini, Wmax adalah kerja reversibel maksimum yang dapat
dilakukan oleh sistem, sedangkan ΔG adalah perubahan energi bebas Gibbs.
Misalkan kita memiliki sistem termodinamika di mana terjadi penurunan energi
bebas Gibbs sebesar 50 kJ/mol. Maka, untuk menghitung kerja reversibel
maksimum yang dapat dilakukan oleh sistem, kita dapat menggunakan
persamaan:
Wmax = -ΔG
= -(-50 kJ/mol)
= 50 kJ/mol

Dalam contoh ini, kerja reversibel maksimum yang dapat dilakukan oleh sistem
adalah sebesar 50 kJ/mol.
3. Bagaimana Hukum Gibbs membantu kita memahami pengaruh suhu terhadap
kesetimbangan sistem kimia? Sertakan contoh perhitungan untuk mendukung
jawaban Anda.
Dalam persamaan Hukum Gibbs:
ΔG = ΔH – TΔS
Pada suhu konstan, pengaruh suhu terhadap kesetimbangan sistem kimia dapat
dilihat melalui perubahan ΔG. Jika ΔG negatif, reaksi akan cenderung bergerak
ke arah produk dan berlangsung secara spontan. Jika ΔG positif, reaksi akan
cenderung bergerak ke arah reaktan dan tidak akan berlangsung secara spontan.
Jika ΔG sama dengan nol, sistem berada dalam kesetimbangan.
Misalkan kita memiliki reaksi kimia sederhana seperti:
A+ B ⇌ C + D
Dengan data termokimia sebagai berikut:
ΔH = -100 kJ/mol
ΔS = -200 J/(mol·K)
T = 298 K (suhu konstan)
Dalam contoh ini, ΔG negatif (-40.4 kJ/mol), yang menunjukkan bahwa pada suhu
konstan, reaksi cenderung bergerak ke arah produk dan berlangsung secara
spontan. Ini menunjukkan bahwa pada suhu tersebut, sistem akan mencapai
kesetimbangan dengan lebih banyak produk dibentuk daripada reaktan.

15
4. Berikan contoh perhitungan menggunakan Hukum Gibbs untuk menjelaskan
kesetimbangan fasa dalam sistem kimia. Jelaskan langkah-langkah
perhitungannya.
Misalkan kita ingin mempelajari kesetimbangan fasa antara es dan air pada
suhu tertentu. Kita dapat menggunakan persamaan Hukum Gibbs untuk
menghitung perubahan energi bebas (ΔG) pada suhu tersebut.
Misalkan ΔG° untuk reaksi perubahan fasa H2O(s) ⇌ H2O(l) adalah 10 kJ/mol,
dan suhu T adalah 273 K.
ΔG = ΔG° + RT ln(Q)
= 10 kJ/mol + (273 K)(8.314 J/(mol·K)) ln(1)
= 10 kJ/mol + 2271 J/mol ln(1)
= 10 kJ/mol
Dalam contoh ini, ΔG positif (10 kJ/mol), yang menunjukkan bahwa pada suhu
tersebut, reaksi perubahan fasa dari es ke air tidak akan terjadi secara spontan.
Ini menunjukkan bahwa pada suhu tersebut, sistem akan mencapai
kesetimbangan fasa di mana es dan air akan berada dalam keseimbangan.
5. Dalam teori hukum Gibbs menggunakan dua koordinat, entropi dan volume untuk
merepresentasikan keadaan benda. Coba gambarkan dan jelaskan gimana maksud
dari koordinat tersebut
Grafik energi Gibbs menunjukkan sebuah
bidang tegak lurus terhadap sumbu v
(volume) dan melewati titik A, yang
mewakili keadaan awal benda. MN adalah
bagian permukaan energi yang
dilepaskan. Qε dan Qη adalah bagian
bidang η = 0 dan ε = 0, dan karenanya
sejajar sumbu ε (energi dalam) dan η
(entropi), berturut-turut. AD dan AE
adalah energi dan entropi benda dalam
keadaan awalnya, AB dan AC adalah
energi yang tersedia (energi bebas) dan
kapasitas entropinya (jumlah dimana

16
entropi benda dapat ditingkatkan tanpa mengubah energi benda atau
meningkatkan volumenya) masing-masing.

KELOMPOK 3

1. Suatu sistem termodinamika terdiri dari dua fasa, yaitu fase cair dan fase gas. Pada
suhu dan tekanan konstan, sistem tersebut berada dalam keadaan
kesetimbangan.Bagaimana hubungan antara energi bebas Gibbs masing-masing
fase?
Dalam keadaan kesetimbangan, ΔG sistem harus sama dengan nol (ΔG = 0), yang
berarti energi bebas Gibbs dari fase cair harus sama dengan energi bebas Gibbs
dari fase gas.
2. Jelaskan bagaimana Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi
perubahan energi bebas pada proses pembentukan larutan!
Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi perubahan energi bebas (ΔG)
pada proses pembentukan larutan melalui konsep kelarutan. Kelarutan adalah
kemampuan suatu zat untuk larut dalam pelarut pada kondisi tertentu. Jika ΔG
negatif (ΔG < 0), maka larutan akan terbentuk secara spontan dan kelarutan zat
tersebut dalam pelarut akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu. Jika ΔG
positif (ΔG > 0), maka larutan tidak akan terbentuk secara spontan dan kelarutan
zat tersebut dalam pelarut akan menurun seiring dengan peningkatan suhu.
3. Jelaskan bagaimana Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi
perubahan energi bebas pada suatu reaksi kimia yang terjadi pada kondisi non-
standar
Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi perubahan energi bebas (ΔG)
pada suatu reaksi kimia yang terjadi pada kondisi non-standar melalui persamaan
Hukum Gibbs yang disesuaikan. Persamaan Hukum Gibbs yang disesuaikan
dinyatakan sebagai berikut:
ΔG = ΔG° + RT ln(Q)
Dimana: ΔG = perubahan energi bebas Gibbs pada kondisi non-standar
ΔG° = perubahan energi bebas Gibbs standar pada kondisi standar
(biasanya pada suhu 298 K dan tekanan 1 atm).
R = konstanta gas ideal (8,314 J/(mol·K)).
T = suhu absolut dalam Kelvin.

17
Q = nilai koefisien aktivitas (aktivitas reaktan dan produk) yang
diperhitungkan pada kondisi non-standar
4. Bagaimana Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi perubahan entropi
dan entalpi dalam suatu reaksi kimia?
Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi perubahan entropi (ΔS) dan
entalpi (ΔH) dalam suatu reaksi kimia melalui persamaan Hukum Gibbs yang
dinyatakan sebagai berikut:
ΔG = ΔH - TΔS
Dimana: ΔG = perubahan energi bebas Gibbs dalam suatu reaksi kimia.
ΔH = perubahan entalpi dalam reaksi kimia.
ΔS = perubahan entropi dalam reaksi kimia.
T = suhu absolut dalam Kelvin.
5. Jelaskan bagaimana Hukum Gibbs dapat digunakan untuk memprediksi apakah
suatu reaksi kimia akan terjadi secara spontan atau tidak!
Jika ΔG negatif (ΔG < 0), itu menunjukkan bahwa reaksi akan terjadi secara
spontan dan dapat melepaskan energi. Jika ΔG positif (ΔG > 0), itu menunjukkan
bahwa reaksi tidak akan terjadi secara spontan dan membutuhkan energi untuk
terjadi. Jika ΔG sama dengan nol (ΔG = 0), itu menunjukkan keseimbangan
termodinamika antara reaktan dan produk.

KELOMPOK 4

1. H2(g)+I2(g)→2HI(g)
Reaksi ini akan dihasilkan secara pada suhu tinggi dan pada suhu
rendah
Reaksi tersebut akan berlangsung secara spontan pada suhu yang tinggi dan tidak
spontan jika reaksi terjadi pada suhu rendah.
2. Dalam hukum Gibbs apakah reaksi yang ireversible bisa berubah menjadi
reversible? Jika iya, saat apa perubahannya?
Sepemahaman kami sebagai pembawa materi hal ini tidak dapat terjadi.
3. Dalam hukum gibbs apakah reaksi yang spontan bisa menjadi reaksi yang tidak
spontan? Jika iya kapan perubahan tersebut terjadi?
Reaksi yang spontan dapat menjadi tidak spontan bergantung dengan suhu,
perubahan entalpi dan entropi.

18
4. Hitunglah prubahan energi standar untuk reaksi di bawah ini pada 25oC!
2C6H6(l)+15O2(g)→12CO2(g)+6H2O(l)
ΔGof C6H6 = 124,5 kJ
ΔGof O2 = 0 kJ
ΔGof CO2 = -394,4 kJ
ΔGof H2O = -237,2 Kj
ΔGo = [ΣnΔGof produk] - [ΣmΔGof reaktan]
ΔGo = [12(ΔGof CO2)+6(ΔGof H2O)] – [2(ΔGof C6H6)+15(ΔGof O2)]
= [12(-394,4)+6(-237,2)] – [2(124,5)+15(0)]
= -6405kJ
5. Rumus perubahan energi bebas standar
Perubahan energi bebas standar (ΔGo) dapat dirumuskan dengan:
ΔGo = [ΣnΔGof produk] - [ΣmΔGof reaktan]

KELOMPOK 5

1. Apa yang anda pahami tentang energi jelaskan secara terperinci?


Energi adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan suatu
sistem untuk melakukan kerja atau menyebabkan perubahan. Secara umum,
energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau
menghasilkan perubahan dalam suatu sistem. Satuan pengukuran dalam Sistem
Satuan Internasional (SI) energi adalah joule, yaitu energi yang dipindahkan ke
suatu benda dengan cara memindahkannya sejauh satu meter melawan gaya satu
newton. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi dapat diubah
bentuknya, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi dapat disimpan
dalam bentuk internal energi atau energi dalam, energi kinetic, dan energi
potensial. Energi dapat di transfer dalam bentuk panas (Q) dan kerja (W).
2. Bagaimana Anda menjelaskan konsep Hukum Gibbs dalam termodinamika?
Hukum Gibbs dalam termodinamika, juga dikenal sebagai persamaan Gibbs,
adalah salah satu hukum fundamental yang digunakan untuk memahami
perubahan energi dalam sistem kimia. Hukum ini ditemukan oleh ahli fisika dan
kimiawan Amerika, Josiah Willard Gibbs. Hukum Gibbs menyatakan hubungan
antara perubahan energi bebas Gibbs (G), entalpi (H), entropi (S), dan suhu (T)

19
dalam suatu sistem. Hukum ini dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:
ΔG = ΔH - TΔS
Dimana: ΔG = perubahan energi bebas Gibbs dalam sistem.
ΔH = perubahan entalpi dalam sistem.
ΔS = perubahan entropi dalam sistem
T = suhu absolut dalam Kelvin.
Hukum Gibbs memberikan pemahaman tentang apakah suatu reaksi kimia akan
terjadi secara spontan atau tidak. Jika ΔG negatif (ΔG < 0), itu menunjukkan
bahwa reaksi akan terjadi secara spontan dan dapat melepaskan energi. Jika ΔG
positif (ΔG > 0), itu menunjukkan bahwa reaksi tidak akan terjadi secara spontan
dan membutuhkan energi untuk terjadi. Jika ΔG sama dengan nol (ΔG = 0), itu
menunjukkan keseimbangan termodinamika antara reaktan dan produk.
3. Bagaimana cara menghitung hukum Gibbs?
Hukum Gibbs dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang
menghubungkan perubahan energi bebas Gibbs (ΔG), perubahan entalpi (ΔH),
perubahan entropi (ΔS), dan suhu absolut (T). Persamaan Hukum Gibbs
dinyatakan sebagai berikut:
ΔG = ΔH - TΔS
4. bagaimana hubungan energi bebas gibbs terhadap stabilitas?
Jika ΔG bernilai negatif (ΔG < 0), itu menunjukkan bahwa sistem memiliki energi
bebas yang rendah dan cenderung menuju ke keadaan yang lebih stabil. Dalam
hal ini, reaksi atau proses tersebut akan terjadi secara spontan dan mengarah ke
keadaan yang lebih stabil.
Sebaliknya, jika ΔG bernilai positif (ΔG > 0), itu menunjukkan bahwa sistem
memiliki energi bebas yang tinggi dan cenderung menuju ke keadaan yang kurang
stabil. Dalam hal ini, reaksi atau proses tersebut tidak akan terjadi secara spontan
dan membutuhkan energi tambahan untuk mencapai keadaan yang lebih stabil.
Ketika ΔG sama dengan nol (ΔG = 0), itu menunjukkan bahwa sistem berada
dalam keseimbangan termodinamika antara reaktan dan produk. Dalam kondisi
ini, energi bebas sistem tidak berubah dengan waktu, dan sistem berada dalam
keadaan yang paling stabil.

20
5. Bagaimana hukum gibbs berkontribusi dalam memahami perilaku solusi
dan campuran kimia?
Hukum Gibbs memberikan kontribusi penting dalam memahami perilaku solusi
dan campuran kimia melalui konsep-konsep seperti potensial kimia,
keseimbangan fase, dan efek suhu pada kelarutan.

KELOMPOK 6

1. Bagaimana sel eletrokimia digunakan dalam proses elektrolisis?


Sel elektrokimia digunakan dalam proses elektrolisis untuk mengubah reaksi
redoks yang tidak spontan menjadi reaksi spontan dengan menggunakan energi
listrik. Proses elektrolisis melibatkan penggunaan arus listrik untuk mendorong
reaksi redoks yang terjadi di dalam sel elektrokimia.
2. Jelaskan perbedaan antara sel elektrokimia volta dan sel elektrokimia
elektrolisis!
Pembeda Elektrokimia volta Elektrokimia
elektrolisis
Fungsi Menghasilkan arus Menggunakan arus
listrik secara spontan listrik eksternal untuk
melalui reaksi redoks memaksa reaksi redoks
yang terjadi secara yang tidak spontan.
spontan.
Arus listrik Dihasilkan secara Diberikan secara
spontan melalui reaksi eksternal ke sel untuk
redoks yang terjadi di memaksa terjadinya
dalam sel reaksi redoks yang tidak
spontan.
Elektroda Terdiri dari anoda Terdiri dari anoda
(elektroda negatif) dan (elektroda positif) dan
katoda (elektroda katoda (elektroda
positif) negatif).
Reaksi redoks Pada anoda, oksidasi Pada anoda, oksidasi
terjadi dan elektron terjadi dan elektron

21
dilepaskan ke katoda. dilepaskan ke sirkuit
Pada katoda, reduksi eksternal. Pada katoda,
terjadi dan elektron reduksi terjadi dan
diterima dari anoda elektron diterima dari
sirkuit eksternal.

3. Jelaskan bagimana potesial sel elektrokimia diukur dan apa yang


mempengaruhi potensial elektrokimia!
Potensial sel elektrokimia, yang juga dikenal sebagai potensial sel atau
potensial elektrokimia, mengukur kemampuan sel untuk menghasilkan atau
menyerap energi listrik. Potensial sel diukur dalam satuan volt (V) atau
millivolt (mV). Potensial sel elektrokimia dapat diukur menggunakan alat yang
disebut voltmeter atau potentiometer. Beberapa factor yang mempengaruhi
potensial elektrokimia:
a. Potensial standar/potensial standar sel(E0)
b. Potensial elektroda
c. Konsentrasi
d. Suhu
e. Tekanan
4. Berikan contoh pengukuran potensial sel elektrokimia pada suatu reaksi
redoks!
Sel Daniell terdiri dari elektroda seng (Zn) sebagai anoda dan elektroda
tembaga (Cu) sebagai katoda, yang terendam dalam larutan elektrolit yang
mengandung ion-ion seng dan ion-ion tembaga.
Pada elektroda-anoda (Zn):
Zn(s) → Zn²⁺(aq) + 2e⁻
Pada elektroda-katoda (Cu):
Cu²⁺(aq) + 2e⁻ → Cu(s)
Potensial elektrokimia sel Daniell dapat diukur dengan menggunakan
voltmeter atau potentiometer. Ketika voltmeter dihubungkan ke elektroda seng
(anoda) dan elektroda tembaga (katoda), akan terbentuk perbedaan potensial
antara kedua elektroda. Hasil pengukuran potensial sel Daniell pada suhu 25°C

22
dengan elektroda seng sebagai anoda dan elektroda tembaga sebagai katoda
adalah sekitar +0,76 V. Ini menunjukkan bahwa sel Daniell memiliki potensial
positif, yang menunjukkan bahwa reaksi redoks terjadi secara spontan dan arus
listrik mengalir dari elektroda seng ke elektroda tembaga.
5. Jelaskan peran elektrokimia dan bagaimana elektroda dipilih untuk digunakan
dalam sel elektrokimia!
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari interaksi antara
reaksi kimia dan aliran listrik. Elektrokimia melibatkan penggunaan sel
elektrokimia, di mana reaksi redoks terjadi di anoda dan katoda, yang
dipisahkan oleh larutan elektrolit. Beberapa factor yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih elektroda, atara lain:
a. Reaktivitas Elektroda: Elektroda harus memiliki reaktivitas yang sesuai
dengan spesies yang terlibat dalam reaksi redoks yang diinginkan.
Elektroda yang digunakan sebagai anoda harus mampu mengalami
oksidasi, sementara elektroda yang digunakan sebagai katoda harus mampu
mengalami reduksi.
b. Potensial Elektroda: Untuk memastikan reaksi redoks yang diinginkan
terjadi, elektroda harus dipilih sesuai dengan potensial yang sesuai.
c. Kestabilan Elektroda: Elektroda harus stabil dan tidak bereaksi dengan
larutan elektrolit atau spesies lain yang terlibat dalam reaksi kimia.
Elektroda yang tidak stabil dapat menghasilkan reaksi samping yang tidak
diinginkan dan mengganggu hasil eksperimen.
d. Konduktivitas Elektroda: Elektroda harus memiliki konduktivitas listrik
yang baik agar dapat memfasilitasi aliran arus listrik melalui sel
elektrokimia. Material elektroda yang umum digunakan adalah logam atau
karbon yang memiliki konduktivitas yang tinggi.
e. Biaya dan Ketersediaan: Biaya dan ketersediaan elektroda juga perlu
dipertimbangkan. Beberapa elektroda mungkin lebih mahal atau sulit
ditemukan, sedangkan yang lain lebih terjangkau dan mudah didapatkan.

23

Anda mungkin juga menyukai