Laporan Praktikum Farmakologi Uji Aktivitas Antidiare

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIDIARE

Disusun oleh :
1. Ricad Saepudin 231FF02073 (FA2)
2. Lina Yulianti 231FF02033 (FA1)
3. Soja Tejawiyani 231FF02001 (FA1)
4. Wulan Nurafifah 231FF02023 (FA1)
5. Diana Agustina 231FF02016 (FA1)

PROGRAM STUDI RPL D3 FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2024
MODUL 7

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIDIARE

1. Tujuan

1.1 Kompetensi yang Dicapai :

Mahasiswa mampu mempraktekkan metode pengujian antidiare

1.2 Tujuan Praktikum :

Mengetahui sejauh mana aktivitas obat anti diare dapat menghambat diare
dengan metode uji antidiare yaitu metode transit intestinal.

2. Prinsip

1. Pengujian efek antidiare berdasarkan konsistensi feses, bobot feses, dan


frekuensi defekasi pada pemberian obat loperamide yang dapat
memperlambat peristaltik usus, sehingga mengurangi frekuensi defekasi
dan memperbaiki konsistensi feses, dengan metode pemberian induksi
oleum ricini terlebih dahulu

2. Metode Transit Instestinal: Aktivitas obat yang dapat memperlambat


peristaltik usus dengan mengukur rasio normal jarak yang ditempuh
marker terhadap panjang usus seluruhnya.

3. Pendahuluan/ dasar teori

Larutan hipertonik dari garam-garam yang sukar diabsorbsi bila berada


dalam usus, mengakibatkan retensi cairan/air dalam jumlah besar dalam
usus tersebut, melalui efek osmotik. Akibatnya ialah bahwa volume usus
meningkat dan volume ini berlaku sebagai stimulus mekanik yang
meningkatkan aktivitas motorik dari usus yang mendorong dengan cepat
isinya ke dalam usus besar. Absorpsi air pun terhambat di usus besar dan
dalam waktu yang singkat terjadi pengeluaran isi usus dalam bentuk tinja
yang cair. Diare adalah suatu gejala dimana frekwensi pengeluaran feses
meningkat melebihi frekwensi normal dan konsistensi feses menjadi cair.
Pada keadaan diare, terjadi ketidakseimbangan antara absorpsi dan sekresi
air dan elektrolit dalam usus, dimana absorpsi berkurang atau sekresi
bertambah diluar normal. Diare dapat bersifat akut atau kronis. Diare akut
bisa disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E.coli, Shigella, Salmonella, V.
Cholera, virus dan amuba. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh toksin
bakteri, seperti toksin bakteri Staphylococucus aureus dan Clostridium
welchii yang mencemari makanan. Diare kronis mungkin berkaitan dengan
berbagai gangguan gastrointestinal, ada pula diare yang berlatar belakang
kelainan psikhomatik, alergi oleh makanan atau obat-obat tertentu,
kelainan pada sistem endokrin dan metabolisme, kekurangan vitamin dan
sebagai akibat radiasi. Pengeluaran isi usus dipengaruhi oleh zat-zat yang
mengiritasi saluran pencernaan, seperti oleum ricini atau makanan pedas.
Iritasi tersebut menstimulasi pleksus saraf myenterik dalam usus sehingga
gerakan peristaltik usus akan meningkat, sehingga mempercepat
pengeluaran isi usus dan mengubah konsistensi feses menjadi lebih lembek
bahkan cair, karena adanya hambatan pada proses absorpsi air di usus
besar. Minyak mineral seperti parafin juga dapat mempercepat pengeluaran
isi usus, tetapi

parafin ini tidak mempengaruhi kontraksi usus secara langsung, melainkan


bekerja sebagai pelincir yaitu memperlancar pengeluaran isi usus.
Penggunaan obat antidiare biasanya dimaksudkan untuk menghentikan
diare, tidak untuk menghilangkan penyebabnya. Anti diare yang biasa
digunakan adalah obat yang bersifat absorben, misalnya kaolin dan karbon
aktif, atau yang dapat menekan peristaltik usus, seperti loperamid dan
morfin serta turunan-turunannya. Penggunaan morfin dan turunan-
turunannya jarang sekali dilakukan karena obat-obat ini bersifat adiktif
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
4. Alat dan bahan

Alat : Toples untuk pengamatan, kertas saring (telah ditimbang), alat


suntik, sonde oral mencit, timbangan mencit, timbangan elektrik,
stopwatch atau jam.

Bahan : NaCl fis, Oleum ricini/parafin cair, Loperamid HCl/morfin HCl

Hewan percobaan : Mencit


5. Prosedur kerja

Prosedur:

A. Efek Morfin Terhadap Saluran Cerna

1. Dua jam sebelum percobaan dimulai mencit dipuasakan

2. Mencit dibagi menjadi empat kelompok dan masing-masing kelompok


terdiri atas 3-4 ekor mencit

3. Pada kel.1 mencit diberi NaCl fis. (oral) dan 30 menit kemudian diberi
NaCl

(oral)

4. Pada kel.2 mencit diberi NaCl fis. (oral) dan 30 menit kemudian diberi
oleum ricini/parafin cair (oral).

5. Pada kel.3 dan 4 mencit masing-masing diberi loperamid dosis I dan II


(oral) dan 30 menit kemudian diberi ol. Ricini/parafin cair (oral)

6. Tiap mencit dimasukan kedalam toples yang diberi alas kertas saring
yang telah ditimbang beratnya

7. Waktu timbulnya diare, frekwensi defekasi, jumlah/berat feses,


konsistensi feses dan lamanya diare dicatat setiap selang waktu 30 menit
selama 2 jam

8. Konsistensi feses dapat dinyatakan dalam bentuk skor sebagai berikut :

Simbol Konsistensi Skor


N Normal 0
LN Lembek Normal 1
L Lembek 2
LC Lembek cair 3
C Cair 4

Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis


B. Metode Transit Intestinal

1. Puasakan mencit selama lebih kurang 8 jam dengan tetap diberikan


minum

2. Beri nomor dan timbang mencit dan timbang mencit dan berikan
perlakuan:

- Kelompok 1: Nacl fis

- Kelompok 2: Tinta cina

- Kelompok 3: Loperamid diamkan 15-20 menit berikan tinta cina secara


oral

3. Biarkan 20 menit, kemudian korbankan mencit dengan cara dislokasi


pada tulang leher dan bedah Setelah 45 menit, berikan larutan tinta secara
oral pada masing-masing mencit.

4. Keluarkan usus secara hati-hati sampai teregang.

5. Ukur panjang usus yang dilalui marker tinta mulai dari pilorus sampai
ujung akhir berwarna hitam dan pangjang usus secara keseluruhan mulai
dari pilorus sampai rectum.

6. Kemudian hitung rasio jarak tempuh marker terhadap panjang usus


keseluruhan.

Panjang usus yang di lalui tinta x 100%

Panjang usus keseluruhan


7. Bandingkan nilai rasio masing-masing mencit. Obat mana yang berefek
sebagai antidiare atau laksan?

C. Hasil Praktikum
Mencit : 26.6gr

Dosis NaCl : 0.26ml/20gr = 0.26ml/20gr x 26.6gr = 0.345ml

Dosis oleum ricini : 0.26ml/20gr = 0.26/20gr x 26.6gr = 0.345ml

Kertas saring 1 (15 menit) = 0.79gr

Kertas saring 2 (30 menit) = 0.87gr

Kertas saring 3 (45 menit) = 0.96gr

Kertas saring 4 (60 menit) = 0.99gr

15 30 45 60 Total
Frekuensi 1x - 1x - 2x
Konsistensi LN - LN -
Bobot
(bobot feses – 0.87gr – 0.79gr 1gr – 0.96gr =
- - 0.12gr
bobot kertas = 0.08 gr 0.04gr
saring)

Transit Intestinal

Bobot mencit = 30.53gr

Loperamid = 30.53/20 x 0.26 = 0.396

Tinta cina = 30.53/20 x 0.3 = 0.45

 Panjang usus keseluruhan = 65cm


 Panjang tinta cina diusus = 53.5cm
% proteksi = 53.5/65 x 100% = 82.30%
Hasil dan Pembahasan

Mencit diberikan NaCl dengan menggunakan sonde


oral

Dilakukan pembedahan terhadap mencit untuk


dilakukan uji transit intestinal pada usus dengan
menggunakan tinta cina

Penimbangan kertas saring

Anda mungkin juga menyukai