Nabila Khairani
Nabila Khairani
Nabila Khairani
2.Larutan Cuka
3.Larutan Gula
4.Air Kapur
5.Air Kelapa
6.Air jeruk nipis
7.Larutan Garam
8.Air Sabun
9.Larutan NaOH
10.Larutan NO2CO3
11.Coca-cola
12.Serbet
13.Gelas Reaksi
14.Sendok Pengaduk
a. Menggunting kertas lakmus biru dan merah sepanjang kurang lebih 1 x 1 cm dan masing-masing
diletakkan ke dalam lekukan plat tetes, dengan rincian 10 lekukan digunakan untuk kertas lakmus
merah dan 10 lekukan digunakan untuk kertas lakmus biru.
b.Meneteskan setiap larutan yang berbeda ke dalam dua lekukan yang berisi lakmus merah dan lakmus
biru
c.Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dan mencatatnya dalam tabel hasil
pengamatan.
a.Memberi 3 lekukan plat tetes kanan dan kiri dengan air jeruk dan air sabun.
b.Memberi setiap lekukan yang berisi air jeruk dan air sabun dengan indikator PP (Fenolflatein).
c.Mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap lekukan dan mencatatnya dalam tabel hasil
pengamatan
d.Mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap wadah dan mencatatnya pada tabel yang
telah disediakan
h.Mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap wadah dan mencatatnya pada tabel yang
telah disediakan
V. Dasar Teori
Indikator asam-basa (disebut juga Indikator pH) adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam
jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan
kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25°Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di
bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa.
Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat
sebagai asam Lewis), umumnya asam karboksilat dan amina, sehingga indikator asam-basa banyak
digunakan dalam bidang biologi dan kimia analitik.
Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron
bebas dari senyawa lain. Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan
minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air
akan melepaskan ion H+. Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat
melepaskan ion hidroksida (OH-).
Suatu larutan dapat diketahui bersifat asam atau bisa menggunakan indikator.
Indikator dapat berupa alami yang berasal dari tumbuhan maupun buatan yang berupa kertas lakmus
juga alat berupa pH meter.
VI. Pengamatan
VII. Jawaban Pengamatan
1. Indikator apa saja yang dapat digunakan untuk membedakan antara asam dan basa?
•Larutan bersifat asam jika lakmus merah tetap berwarna merah dan lakmus biru
berubah warna menjadi merah (semua kertas lakmus berwarna merah)
•Larutan bersifat basa jika lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru
tetap berwarna biru (semua kertas lakmus berwarna biru).
2. Apa yang menyebabkan perubahan warna pada indikator asam dan basa?
•Perubahan warna pada indikator terjadi karena berubahnya struktur kimia di
dalamnya ketika berinteraksi dengan suatu larutan asam atau basa.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kami, kami dapat menyimpulkan bahwa masin-masing larutan
memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal
ini ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam
zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
jika kertas lakmus merah yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi
warna biru, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi warna
merah, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat asam.
kertas lakmus tidak berubah warna maka larutan tersebut bersifat netral.
https://www.academia.edu/35774512/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_LARUTAN_ASAM_BASA
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/indikator-asam-basa/