Besaran Sistem Satuan Dan Vektor
Besaran Sistem Satuan Dan Vektor
Besaran Sistem Satuan Dan Vektor
Kelompok VIII
Kelas D1
Nama NPM
1. Zenu Wildani 2307210194
2. M. Riqki Syahputra 2307210199
3. M. Pasya Ardana 2307210193
4. Risky Mulia Hasibuan 2307210195
5. Teuku Sutan Aji Negoro 2307210192
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
T. A 2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji milik Allah yang telah memberikan rahmat dan nikmat, serta
karunianya kepada seluruh makhluknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW. sebagai tauladan umat.
Dengan ini kami sebagai pemakalah telah menyelesaikan tugas mata
kuliah Fisika Dasar yang berjudul “Besaran Sistem Satuan Dan Vektor” segala
daya dan upaya kami tuliskan untuk mengerjakan tugas ini. Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai dari tugas yang
di berikan oleh dosen kami yaitu Ibu Dra. Indrayani M.Si yang membimbing mata
kuliah Fisika Dasar.
Tentunya banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar besarnya. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan atau menyempurnakan langkah penulis terhadap
makalah – makalah ini kedepanya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Besaran Dan Satuan ............................................................................. 2
B. Vektor ................................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta
memiliki nilai dan satuan. Sementara itu, satuan digunakan sebagai pembanding
dalam pengukuran. Dalam satuan, kita mengenal yang namanya Satuan
Internasional (SI), yaitu satuan yang distandarisasi dan diakui penggunaanya
secara Internasional. Berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran pokok
dan besaran turunan.
Sedanglan vektor Dalam ilmu fisika, kerap kali kita menemukan gaya yang
memiliki arah. Misalnya, benda ditarik ke kanan dengan gaya sebesar enam
newton. Besaran untuk menyatakan gaya tersebut adalah vektor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Besaran Dan Satuan?
2. Apa Itu Vektor?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Besaran Dan Satuan.
2. Mengetahui Vektor.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Besaran
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki
nilai besaran (besar) dan satuan. Nah berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran
pokok dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok sifatnya bebas,
artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Berikut, disajikan besaran
pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.
2. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan
besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan menggabungkan
beberapa satuan besaran pokok. Contohnya, luas = panjang x lebar. Panjang
merupakan besaran pokok panjang dengan satuan meter, lebar juga termasuk
dalam besaran pokok panjang dengan satuan meter. Jadi, satuan luas adalah m 2
(meter persegi) yang diturunkan dari hasil perkalian satuan besaran pokok
panjang, yaitu m x m.
2
Jika ditinjau dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (besar),
tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah volume, massa, waktu,
jarak,panjang, dan suhu.
b. Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaranyang memiliki nilai (besar) dan arah.
Contoh besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, gaya,berat, kuat arus
dan percepatan.
2. Satuan
Satuan dalam fisika digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.
Jenis-jenis satuan yaitu:
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati
pemakaiannya secara internasional atau disebut dengan satuan
internasional (SI). Contoh: meter, kilogram, dan detik. Sistem satuan
internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
3
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Tabel Satuan Baku
4
e. Satuan Waktu
Satuan Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon (detik).Satu
sekon didevinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium untuk
bergetar sebayak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi
di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967).
3. Dimensi
Cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya dinamakan
dimensi. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara
penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung
persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!
Kita dapat mencari dimensi suatu besaran lain dengan cara mengerjakan
seperti pada perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa
ditulis dengan tanda pangkat positif dan untuk pembagian ditulis dengan tanda
pangkat negatif.
Sekarang, coba kita tentukan dimensi besaran-besaran berikut :
a. Luas (L) = panjang × lebar = [L] × [L] = [L]²
b. Volume (V) = panjang × lebar × tinggi = [L] × [L] × [L] = [L]³
4. Alat Ukur
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung
pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat
5
ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur
sesuai dengan besarannya, yaitu:
Contoh soal:
Hasil pengukuran dengan mistar adalah…
A. 3,0 cm B. 3,5 cm
C. 4,0 cm D. 4,5 cm
6
Pembahasan:
Skala mistar bagian pangkal adalah 4 cm sedangkan skala bagian ujung
menunjukkan angka 7,5 cm. Dengan demikian hasil pengukuran adalah 7,5 cm – 4
cm = 3,5 cm.
1. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang
yang kurang dari 1 mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya
sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm. Umumnya, jangka sorong digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, tebal uang logam, dan
diameter bagian dalam tabung.
Secara standar, jangka sorong terdiri dari enam bagian penting, yaitu:
a. Sekrup pengunci
Bagian pertama adalah pengunci yang mempunyai fungsi untuk
menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses
pengukuran misal rahang dan Depth probe.
b. Rahang luar
Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki
fungsi untuk mengukur diameter dalam atau sisi bagian dalam sebuah
benda misalnya diameter hasil pengeboran atau diameter sebuah
lubang.
7
c. Rahang dalam
Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam memiliki
fungsi untuk mengukur dimensi luar atau sisi bagian luar sebuah benda
misal tebal, lebar sebuah benda kerja, atau diameter luar sebuah kaleng.
d. Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini umumnya terletak bagian ujung jangka sorong. Depth
probe memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman sebuah benda.
e. Skala Utama (dalam cm dan inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk
menyatakan ukuran utama dalam bentuk centimeter (cm) yang disebut
juga metric scale, dan dalam bentuk satuan inchi untuk menyatakan ukuran
utama dalam bentuk inci yang disebut juga imperial scale.
f. Skala nonius (vernier)
Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala
pengukuran fraksi dalam bentuk mm. Skala nonius dinamakan juga skala
Vernier, untuk menghormati nama penemunya Piere Vernier, ahli teknik
berkebangsaan Prancis. Panjang 10 skala nonius adalah 9 mm. Jadi, 1
bagian skala nonius (jarak antara dua garis skala nonius yang berdekatan)
sama dengan 0,9 mm. Untuk ukuran inci, garis skalanya ada pada bagian
atasnya.
Cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur suatu benda
1. Langkah pertama, kendurkan baut pengunci dan geser bagian rahang
geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Jangan lupa untuk
memeriksa atau cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol.
2. Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda
yang menempel yang bisa menyebabkan ketidaktepatan hasil pengukuran.
3. Selanjutnya, tutup geser rahang hingga mengapit benda yang diukur.
Ketahui hasilnya dengan membaca skalanya utama dan skala noniusnya.
4. Jika kita ingin mengukur diameter bagian dalam sebuah benda (misalnya
diameter cincin), maka pengukuran menggunakan rahang atas. Rapatkan
rahang atas lalu tempatkan benda (misal cincin) yang akan diukur
8
diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempel dan
menekan bagian dalam benda. Pastikan bahwa dinding bagian dalam
benda tegak lurus dengan skala, dalam artian benda jangan sampai miring.
Contoh Cara Menghitung dan Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong.
Dalam membaca hasil pengukuran jangka sorong, kita akan melihat dua jenis
skala, yaitu skala utama dan skala nonius (vernier). Skala utama terdiri dari
deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 cm, dan seterusnya yang berada pada bagian tetap.
Ada juga skala utama dalam satuan inci pada bagian atasnya, sama seperti
penggaris mistar.
Kemudian pada bagian yang bisa digeser adalah skala nonius untuk
menunjukkan satuan 0,1 mm. Untuk lebih memahami cara membaca hasil
pengukuran jangka sorong, perhatikan contoh gambar di bawah ini:
Pada gambar di atas ini diumpamakan sebuah benda kecil (merah) yang
akan diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola
merah ini. Untuk membaca dan mengetahui ukuran benda merah tersebut, pertama
kita lihat dulu angka yang tertera pada skala utama (main scale). Lihatlah bagian
garis dari skala utama yang terdekat dengan angka 0 pada skala vernier.
Ternyata bagian skala utama yang terdekat dengan angka 0 (nol) pada
skala vernier adalah 1,1 cm atau 1 cm lebih 1 mm atau 11 mm. Setelah itu,
langkah selanjutnya adalah kita lihat dua garis skala pada skala utama dan skala
9
vernier yang sejajar atau paling lurus atau paling berhimpitan. Ternyata dua garis
skala yang sejajar lurus tersebut terletak di antara angka 6 dan 7, atau artinya 0,65
mm. Untuk mengetahui ukuran ketebalan benda merah yang kita ukur tersebut,
caranya dengan menjumlahkan kedua angka yang sudah kita peroleh pada skala
utama (11 mm) dan skala vernier (0,65 mm) 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm
Jadi hasil pengukuran benda merah tersebut adalah 11,65 mm atau 1,165 cm.
2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian
terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
11
2. Untuk contoh yang kedua, thimble juga berhenti pada garis yang
kedua, namun thimble melewati garis dibagian bawah skala utama. Itu
bisa dibaca skala utama dengan nilai 2,50 mm.Sementara untuk skala
nonius, masih tetap sama menunjukan nilai 0,38 mm. Maka hasil
pengukurannya tinggal ditambahkan, 2,50 + 0,38 = 2,88 mm.
a. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan untuk mengamati objek
berukuran renik sehingga objek kelihatan lebih besar dan jelas.
Bagian-bagian Mikroskop
1. Tubus/tabung mikroskop, berupa tabung kosong yang dapat dinaik-
turunkan untuk mengatur fokus.
2. Lensa objektif, terletak di bagian bawah tabung mikroskop. Berfungsi
untuk menghasilkan bayangan benda yang sedang diamati. Lensa ini
tersedia dalam berbagai ukuran pembesaran, biasanya 5x, 10x, dan 12,5x.
3. Lensa okuler, terletak di bagian atas tabung mikroskop.
Fungsinya untuk memperbesar bayangan yang dibentuk oleh lensa
12
objektif. Lensa ini tersedia dalam berbagai ukuran pembesaran, biasanya
4x, 10x, 40x, dan 100x.
4. Revolver, adalah alat yang dapat berputar untuk memilih ukuran lensa
objektif yang akan digunakan.
5. Makrometer (tombol pengatur kasar), adalah tombol pengatur fokus
bayangan dengan menaik-turunkan tabung mikroskop dengan cepat.
6. Mikrometer (tombol pengatur halus), adalah tombol pengatur fokus
bayangan dengan menaik-turunkan tabung mikroskop dengan jarak
pergeseran yang lebih rapat dibandingkan makrometer.
7. Lengan mikroskop, merupakan bagian yang dipegang ketika mikroskop
akan dipindahkan.
8. Meja preparat, tempat meletakkan preparat yang akan diamati.
9. Penjepit objek, yaitu penjepit preparat agar kedudukannya tidak bergeser
ketika sedang diamati.
10. Diafragma, berupa lubang yang berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang dibutuhkan dalam pengamatan.
11. Kondensor (pemusat cahaya), terdiri dari seperangkat lensa yang berfungsi
untuk mengatur intensitas cahaya.
12. Cermin, berfungsi untuk mengarahkan cahaya agar dapat masuk diafragma
dan kondensor. Biasanya tersedia dua cermin (permukaan datar dan
cekung). Kedua cermin dapat dipakai bergantian sesuai dengan kondisi
cahaya ruangan.
13. Kaki mikroskop, merupakan bagian paling bawah yang berfungsi untuk
mengokohkan kedudukan mikroskop.
13
3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran
sedang.
4. Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling
kecil.
5. Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja
mikroskop.
6. Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.
7. Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan. Cermin datar
digunakan jika kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin cekung
digunakan saat kondisi ruangan kurang cahaya (redup).
8. Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas
lubang meja mikroskop, kemudian kokohkan dengan penjepit objek.
9. Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada
posisi terdekat dengan meja mikroskop.
10. Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk
menemukan bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan mikrometer
sehingga diperoleh bayangan yang jelas.
11. Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan lengan
yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat
digeser secara langsung.
12. Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati
preparat dengan lebih jelas.
Contoh soal
Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang
dibentuk lensa objektif 5x, berapakah perbesaran lensa okulernya?
Penyelesaian:
Diketahui: M = 100x dan mob = 5x
Ditanyakan: mok
Jawab:
M = mob × mok
14
Mok = = = 20
15
Setelah anda melihat beberapa gambar timbangan analitik, tentu ada
memahami bahwa sebenarnya point utama pada timbangan analitik adalah
weighing plate. Weighing plate merupakan bagian dari timbangan analitik yang
digunakan untuk meletakan zat yang akan kita hitung massanya. Cara
menggunakan timbangan analitik:
1. Nyalakan timbangan analitik dengan menekan tombol power. Jika tidak bisa
menyala, mungkin anda lupa mencolokan power supply ke listrik. Cek
terlebih dahulu, apakah power supply timbangan analitik sudah
disambungkan ke sumber daya.
2. Setelah timbangan analitik menyala, tunggu hingga posisi angka menjadi
stabil(nol). Pada beberapa kasus, timbangan analitik tidak menunjukan
angka nol, maka setting menjadi nol kembali dengan melihat buku panduan.
3. Bersiap menimbang. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan
pelindung, buka terlebih dahulu pintu pelindung sebelum menempatkan
material pada piringan.
4. Tempatkan material pada piringan timbangan analitik secara hati-hati,
tempatkan material sedikit demi sedikit. Ingat, timbangan analitik anda
memiliki batas maksimal. Jangan menempatkan material melebihi batas atas
kapasitas timbangan analitik, karena hal ini dapat merusak timbangan
analitik anda.
5. Setelah menempatkan material pada piringan timbangan analitik, tunggu
beberapa saat hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat berapa massa
material yang baru saja kita timbang.
16
6. Setelah selesai menimbang, ada baiknya ada mengeluarkan zat atau material
keluar dari piigngan timbangan analitik, agar timbangan selalu dalam
keadaan kosong jika tidak digunakan.
7. Bersihkan timbangan analtik menggunakan kuas kecil sebelum anda
meninggalkannya.
8. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka tutup
pintu pelindung sebelum meninggalkan timbangan analitik.
D. Neraca Ohaus
Neraca ohaus digunakan untuk menimbang massa suatu benda dalam
praktik laboratorium. Neraca ini sering digunakan dalam pengukuran laboratorium
karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi yaitu mencapai 0,01 gram. Neraca
ohaus ada tiga macam, yaitu neraca 2 (dua) lengan, neraca 3 (tiga) lengan, dan
neraca 4 (empat) lengan. Pengukuran massa di laboratorium biasanya
menggunakan neraca ohaus yang memiliki 3 lengan atau 4 lengan. Neraca tiga
lengan umumnya memiliki kapasitas 610 gram dengan ketelitian 0,1 gram. Setiap
lengan pada neraca memiliki skala dengan beban geser (anting) sebagai kilogram
standar.
Lengan pertama (depan) memuat angka satuan dan sepersepuluhan yaitu
0 – 10 gram. Lengan kedua (tengah) memuat angka ratusan yaitu 0 – 500 gram.
Dan lengan ketiga (belakang) memuat angka puluhan yaitu 0 – 100 gram dengan
skala terkecil 0,1 gram.
Fungsi dari kelima bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut.
17
1. Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan
untuk mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca akan
digunakan.
2. Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk
meletakkan benda yang akan diukur massanya.
3. Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada
lengan yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat
digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
4. Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan
ukuran tertentu. Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung
jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan satuan yang
berbeda.
5. Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan pada proses penimbangan atau pengukuran massa benda.
18
hasil penimbangan untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang.
Perhatikan contoh soal berikut.
“Sekantong plastik gula pasir ditimbang dengan neraca O’Hauss tiga
lengan. Posisi lengan depan, lengan tengah, dan lengan belakang dalam keadaan
setimbang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tentutakanlah massa gula pasir
tersebut!”
+
542,4 gram
Dengan demikian, massa sekantong plastik gula pasir tersebut adalah 542,4 gram.
19
mencapai jarak 60 km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari
yang dapat mencapai jarak 100 meter. Fungsi stopwatch juga hadir sebagai
fungsi tambahan pada jam tangan digital, ponsel, pemutar musik portabel,
dan komputer. Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan
stopwatch digital. Dan kedua stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang
sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Tetapi ada perbedaan yang
hanya terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan pembacaannya.
1. Stopwatch Analog
20
ruas atau selang antara menit dengan satu menit diatasnya atau
dibawahnya.
Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :
1. Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka
sehingga gerigi berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara
periodik. Sehingga jarum bergerak.
2. Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta
kombinasi kerja secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan
waktu yang telah dilalui sejak penekanan pegas pertama.
3. Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua
terkalibrasi sehingga pegas pertama kembali tertekan seperti semula.
Dan jarum kembali ke posisi nol.
Contoh soal
Pembahasan :
Dik. waktu = 30 detik
= 20 menit = 1200 detik
Dit. Total waktu =...?
Jawab :
21
Total waktu = 30 + 1200
= 1230 detik
Jawaban = c
E. Stopwatch Digital
Stopwatch Digital adalah jenis stopwatch yang
menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil
pengukuran. Dan waktu dari hasil pengukuran dapat kita baca
hingga satuan detik. Stopwatch ini dalah suatu jenis stopwatch
yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai penunjuk
hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu berdasarkan
perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka terhadap
cahaya dan dapat di buat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar
elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah
digital dengan ketelitian 0,0001 sekon.
Maka dengan stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu
pengukuran waktu tempuh pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di
andalkan. Satu hal yang perlu di ketahui oleh pengguna bahwa stopwatch baik
digital maupun analog sama-sama mengunakan baterai tetapi ada pula yang
menggunakan energy surya.
Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :
1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil
pengukuran secara elektrik berupa angka-angka.
2. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol
start) dan untuk mengakhiri pengukuran (tombol stop).
3. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke
angka nol.
4. Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat
tombol untuk mereplay hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan
stopwatch yaitu :
1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
22
2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah
terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
5. Membaca hasil pengukuran.
6. Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1
kali dan jarum akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk
melakukan pengukuran kembali dan stop untuk mengakhiri.
Contoh soal
23
B. Vektor
1. Pengertian Vektor
Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai
nilai dan arah. Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan ,
percepatan, gaya , dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan
garis berarah yang bertitik pangkal. Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak
panah menunjukkan arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang
dicetak tebal (bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar
berikut:
b. Penjumlahan Vekor.
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor
yang komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-
24
komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari
resultan dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis.
Kita coba memahaminya dengan contoh Untuk vektor segaris, resultannya
R = A + B + C + n dst…
25
yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah
dengan mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan
tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.
Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu
hingga ketemu resultan akhirnya. Dari gambar di atas, V = A + B dan R =
V + C atau R = A + B + C
c. Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan,
cuma yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang mempunyai
arah yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B
bergerak ke arah barat maka resultannya R = A + (-B) = A – B
26
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V
Jika α = 0o maka R = V1 + V2
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V
Contoh Soal
1. Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan,
bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 30o Tentukan besar dan arah
resultan vektor tersebut tersebut!
R = 82 + 62 + 2.6.8.cos 30
R = 64 + 36 + 96 0,5 √3
R = 100 + 48√3
2. Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor
besarnya adalah 10 Newton seperti gambar berikut.
Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar
(nilai) resultan kedua vektor!
jawab :
27
Sehingga:
28
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat di tarik adalah
sebagai berikut :
1. Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah di tetapkan
terlebih dahulu, sedangkan besaran turunan yang berasal dari hasil
menurunkan besaran pokok.
2. Untuk penyamaan persepsi pengukuran di seluruh dunia, diciptakan suatu
standar satuan yang disebut dengan satuan sistem internasional yang dapat
dikonversi kedalam satuan yang berlaku di negara masing-masing.
3. Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari
besaran-besaran pokoknya.
4. Besaran vektor adalah besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki
arah.
5. Macam-macam perkalian pada vektor, yaitu perkalian vektor dengan
skalar, perkalian titik, dan perkalian silang.
B. Saran
Kita harus mempelajari besaran, dan sistem satuan karena tanpa disadari
materi ini sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari
30
DAFTAR PUSTAKA
Azgiara.2019.” Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya”.(online).
https://www.idpengertian.com/pengertian-stopwatch/ . (diakses pada tnggal 17
Agustus 2019)
Editor. 2019.” Cara Membaca Jangka Sorong, Lengkap dengan
Contoh Gambar”.(online).
https://www.diedit.com/cara-membaca-jangka-sorong/.(diakses pada tanggal 17
Agustus 2019)
Besaran, Satuan, Dimensi dalam Pengukuran Fisika”.(online).
https://blog.ruangguru.com/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-
fisika. (diakses pada tanggal 17Agustus 2019)
Mandiri, Andaru P. 2019.” Timbangan Analitik – Pengertian, Fungsi,
Jenis, Bagian-bagian”.(online).
https://andarupm.co.id/timbangan-analitik/. (diakses pada tanggal 17 Agustus
2019)
31