Stase KB - 2023.2024 - Elsya Octaviany Moita
Stase KB - 2023.2024 - Elsya Octaviany Moita
Stase KB - 2023.2024 - Elsya Octaviany Moita
Disusun oleh:
G3E022046
Disusun oleh :
NIM. G3E022046
Telah di sahkan pada tanggal Oktober 2023 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dapat
diterima sebagai syarat ketuntasan.
Disusun oleh :
ELSYA OCTAVIANY MOITA
NIM. G3E022046
Introduction
Essay pada kasus ini menggunakan Gibss reflection cycle 1988).
Melalui refleksi ini dapat sebagai bahan untuk menambah pengalaman
dan pengetahuan saya kedepannya tentang tumbuh kembang bayi, balita
dan anak pra sekolah
Description
Rotasi kami berikutnya ada di Stase Asuhan Kebidanan KB dan
Pelayanan Kontrasepsi yang berpraktek di PMB Halida Asao. Selain
persalinan normal, PMB Asao juga melayani pemeriksaan pranikah,
kehamilan, nifas,bayi dan balita serta KB. Ditempat praktek PMB
merupakan pemukiman desa yang sebagian besar warganya adalah usia
produktif. Banyak yang datang untuk memeriksakan kesehatan ibu dan
anak serta ada beberapa yang datang untuk berkonsultasi mengenai pra
nikah, remaja, kesehatan reproduksi, persiapan kehamilan, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, imunisasi, KB dan Pelayanan
Kontrasepsi serta pengobatan umum.
PMB Halida adalah salah satu fasilitas kesehatan yang melayani
persalinan selama 24 jam sehingga penatalaksanaan dalam suatu
penyakit disini dilakukan secara komprehensif disertai skrining
kemungkinan lainnya.
Hal yang menarik perhatian saya di PMB adalah seorang ibu
yang sudah mempunyai anak tiga ingin menjadi akseptor KB, dari anak
pertama ibu ini menggunakan pil KB untuk menunda kehamilannya,
pasien menyatakan ingin menggunakan KB Implan tapi takut tidak bisa
bekerja untuk mengangkat barang barang yang berat, informasi yang
didapat pasien, kalau memakai implant tidak boleh untuk mengangkat
berat karena implannya bisa keluar dan informasi yang lainnya yang
didapat alatnya bisa jalan dalam tubuhnya. Pengetahuan ibu sangat
kurang tentang informasi alat kontraepsi implant, sehingga ibu ragu –
ragu untuk menggunakan KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) salah satunya yaitu Implan
Evaluation
Program Keluarga Berencana (KB) dicanangkan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan
salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah dalam
pencapaian target indikator sustainability development goals (SDGs)
tahun 2030, yaitu menjamin akses penyeluruh (universal access)
terhadap pelayanan kesehatan seksual, kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu dari lima pilar
safe motherhood dalam rangka strategi menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu. Secara demografi di bentuknya program KB adalah untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk agar tidak mengakibatkan
kepadatan dan ledakan penduduk di suatu negara (Indraswari, 2017).
Indonesia merupakan negara ASEAN yang memiliki penduduk
terbanyak dengan jumlah sekitar 224 juta penduduk. Total Fertility Rate
(TFR) 2,6 sedangkan rata-rata TFR di negara ASEAN 2,4 (World
Population, 2015). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 penggunaan
KB aktif di Indonesia yaitu KB pil 8,5 %, suntik 3 bulan (42,4 %), suntik
1 bulan (6,1% ) IUD (6,6 %), Implan (4,7 %), Tubektomi (3,1%),
Kondom (1,1 %), dan Vasektomi (0,2%) (Kemenkes, 2018b). Provinsi
Bali tahun 2019 peserta KB aktif sebesar 72,7 dari asumsi jumlah PUS
sebesar 737.279 pasangan. Akseptor aktif tertinggi ada pada penggunaan
alat non kontraspesi non MKJP yaitu suntik (41,4%) dan MKJP yaitu
AKDR (38,4%) (Suarjaya, 2020).
Laju pertumbuhan penduduk yang besar mengakibatkan banyak
dampak negative terhadap penduduk seperti menderita kekurangan
makanan dan gizi sehingga tingkat kesehatan memburuk, pendidikan
yang rendah, dan banyak penduduk yang pengangguran (Sari, 2019).
Salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk
adalah dengan kesehatan reproduksi bagi semua seperti yang tercantum
dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menjamin
kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di
segala usia dengan indikator meningkatkan Contraceptive Prevalence
Rate (CPR).
Metode kontrasepsi yang direkomendasikan BKKBN diantaranya
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda,
menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan yang digunakan
dalam jangka panjang. ). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
memiliki keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah
serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan
metode kontrasepsi yang lain. Jenis dari MKJP yaitu alat kontrrasepsi
dalam Rahim (AKDR), Medis Operatif Wanita (MOW), Medis Operasi
Pria (MOP) dan implan (AKBK).(Handayani, 2019).
Implant merupakan salah satu MKJP yang berbentuk tabung
plastik fleksibel berukuran kecil yang diletakkan di bawah kulit lengan
atas Anda. Tabung ini akan melepaskan hormon progesteron ke dalam
aliran darah Anda untuk mencegah kehamilan (Lestari, 2020).
Keuntungan penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu efektivitas tinggi,
perlindungan jangka panjang, pengembalian kesuburan yang cepat, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak
mengganggu kegiatan senggama, tidak mengganggu produksi ASI.
Implant mempunyai tingkat kegagalan yang lebih sedikit dibandingkan
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), jika dipasang dengan benar,
metode kontrasepsi implant memiliki efektivitas sampai 99% dengan
tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita yang memakainya (Jalal,
2013).
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai
lima tahun. Kontrasepsi implant termasuk kontrasepsi yang
menggunakan hormon yang disebut dengan AKBK (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit). Salah satu peranan penting Bidan adalah meningkatkan
jumlah penerimaan dan kualitas metode Keluarga Berencana (KB)
kepada masyarakat, sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan bidan.
Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan
ketetapan bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, semakin efektif
metode KB yang dianjurkan yaitu susuk KB atau AKBK (Alat
Kontrasepsi Bawah Kulit)
Analysis
Pengetahuan tentang keluarga berencana dan kontrasepsi menjadi
salah satu faktor esensial efektifitas penggunaan alat kontrasepsi
(Longwe, 2012). Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi implant
mempengaruhi penggunaan terhadap alat kontrasepsi implant. Thoyyib
(2015) menyimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
implan dengan pemakaian implant di BPS Faroh Gresik. Kurangnya
pengetahuan akseptor tentang implant menyebabkan semakin rendah
pula pemakaian kontrasepsi implant, hasil penelitian yang sama dengan
Riskayati (2017) yang menyimpulkan terdapat hubungan antara
pengetahuan terhadap pemilihan alat kontrasepsi implant. Penelitian
yang dilakukan Endarwati dan Saputri (2015) bahwa 60% akseptor
memiliki pengetahuan yang baik tentang implant dan 40% pengetahuan
yang kurang tentang implant.
Beberapa faktor yang mempengaruhi akseptor KB untuk memilih
alat kontrasepsi implant yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan antara satu wanita dengan wanita lain bervariasi,
pengetahuan dapat mempengaruhi dalam pemakaian kontrasepsi. Tingkat
pengetahuan kurang pada seorang wanita mempengaruhi pola pikir atau
pemahaman seseorang tentang implant. pada seorang wanita dengan
tingkat pengetahuan kurang memiliki kecenderungan untuk tidak
menggunakan implant karena adanya persepsi yang salah tentang implan
mulai dari rasa sakit saat pemasangan dan pasca pemasangan hingga
efektivitas implan dan waktu pengembalian kesuburan implan. Hal ini
sesuai dengan teori semakin baik pengetahuan seseorang maka kesadaran
untuk memperoleh pelayanan kesehatan termasuk kontrasepsi yang
memiliki efektivitas tinggi akan semakin meningkat (Thoyyib ,2018).
Riskayanti (2017) terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu akan alat kontrasepsi dengan pilihannya
menggunakan alat kontrasepsi implant. Sebagian besar reponden
memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi implant. Masih adanya
responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang, yaitu
sebanyak 40% dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhi antara lain
informasi yang kurang mengenai alat kontrasepsi beserta efek samping,
kontraindikasi, kekurangan, dan kelebihan (Endarwati, 2015).
b. Umur
Umur perempuan menentukan pilihan dalam menggunakan alat
kontrasepsi yang ingin digunakan karena usia wanita mempengaruhi
keinginan jumlah anak yang mereka inginkan, dimana usia yang lebih
muda lebih berkeinginan untuk memiliki anak lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang lebih tua usianya sehingga mempenaguruhi
pemilihan jenis alat kotrasepsi(Jalal, 2014).
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan
tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dalam menerima
informasi yang datang kemudian akan berpikir sejauh mana keuntungan
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi tersebut.
Pendidikan merupakan suatu potensi untuk memanfaatkan
pengetahuan dan bahaninformasi dari luar untuk mengerti dan
memahami kualitas dari alat kontrasepsi yang dipakai, sehingga
pemilihanalat kontrasepsi Implant oleh responden juga akan dipengaruhi
oleh Pendidikan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian Riskayanti (2017)
menyimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap pemilian
alat konrasepsi implant bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka kemampuan mereka dalam memilih alat kontrasepsi
terbaikbagi mereka juga semakin baik.
d. Paritas
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah
dialami ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan
paritas paling aman 19 ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan
paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal yang tinggi karena
dapat terjadi gangguan endometrium. Penyebab gangguan
endometriumtersebut dikarenakan kehamilan berulang. Sedangkan pada
paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali menerima hasil
konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk pertumbuhan
janin (Winkjosastro, 2013).
Jumlah paritas anak yang dilahirkan dapat mempengaruhi
keputusan dalam rumah tangga, yaitu apakah mereka masih ingin
menambah anak lagi atau tidak ingin menambah anak lagi. Keputusan ini
dapat berpengaruh terhadap penggunaan dilandasi keinginan KB yang
jelas apakah mengatur jarak kelahiran, atau membatasi jumlah anak yang
di inginkan (Jalal, 2013).
Jumlah anak hidup mempengaruhi pasangan usia subur dalam
menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Pada pasangan
dengan jumlah anak hidup masih sedikit terdapat kecenderungan untuk
menggunakan metode kontrasepsi dengan efektivitas rendah, sedangkan
pada pasangan dengan jumlah anak hidup banyak terdapat
kecenderungan menggunakan metode kontrasepsi dengan efektivitas
yang lebih tinggi (Laput, 2020).
e. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh dan membantu pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit satu jam dalam seminggu (BPS, 2019). Status
ketenagakerjaan istri berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi. Istri
yang bekerja memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengurus anak
dibandingkan dengan istri yang tidak 20 bekerja, Oleh karena itu istri
yang bekerja lebih banyak menggunakan kontrasepsi dari pada istri yang
tidak bekerja (Jalal, 2013).
f. Dukungan suami
Dukungan suami dalam memilih metode kontrasepsi dapat
mempengaruhi keputusan ibu dalam memilih metode kontrasepsi karena
dukungan keluarga atau suami sangat diperlukan ibu dalam memilih
metode implan, maka dari itu pasangan harus ikut dalam menentukan
kontrasepsi yang dapat digunakan pada ibu setelah melahirkan (Wayanti,
2018)
Saad (2018) melakukan penelitian tentang faktor-faktro yang
berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi implant di
Pusekesmas Batulappa Kabupaten Pinrang Tahun 2018 menyimpulkan
terdapat pengetahuan dan dukungan suami mempunyai hubungan
dengan penggunaan implat sedangkan sosial budaya tidak memiliki
hubungan dengan penggunaan implant.
PRAKTIK STASE
ASUHAN KEBIDANAN PADA KB dan PELAYANAN
KONTRASEPSI
2023/2024
IDENTITAS MAHASISWA
1. ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D UMUR 27 TAHUN DENGAN MELAKUKAN KONSELING PEMILIHAN DAN
PENGGUNAANKONTRASEPSI DI PMB HALIDA ASAO
3. ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. A UMUR 40 TAHUN MEMBERIKAN PENDIDIKAN
KESEHATAN / KONSELING MENGENAI KONTRASEPSI AKDR PADA CALON AKSEPTOR BARU KB IUD DI PMB H A L I D A
ASAO
Inisial Pasien Metode
Data Subjektif Data Objektif
NO Hari/TglPukul dan Rekam Analisa Penatalaksanaan (OMP,
Medis Data Fokus BST)
3 Selasa, Nama : Ny. A 1. Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan Umum Ny. A umur 40 Tanggal BST
10 Oktober 2023 Umur : 40 Tahun ingin konsultasi KU: Baik tahun calon 10/10/2023
Jam 09.00 Alamat : tentang KB IUD BB: 88 kg akseptor baru Jam 09.00 WITA
WITA
Karangrejo 2. Ibu mempunyai anak TB: 158 cm KB IUD 1. Menjelaskan kepada ibu hasil
Selatan 6/3 2 dan belum pernah 2. Pemeriksaan TTV pemeriksaan normal dan bisa di
Kel. Tinjomoyo keguguran TD: 110/70 mmHg pasang KB IUD
3. Ibu mengatakan saat N: 89 x/menit Evaluasi: ibu paham dan mengerti
ini belum menstruasi S: 36,7°C penjelasan bidan
RR: 20 x/menit 2. Memberikan KIE pada ibu
3. Pemeriksaan Fisik tentang KB IUD, yaitu
Mata: Pandangan a. Menjeaskan pada ibu IUD
kabur (-), sklera adalah suatu benda kecil yang
ikterik (-), terbuat dari plastik yang
konjungtiva merah lentur, mempunyai lilitan
muda tembaga atau juga
Payudara: Mamae mengandung hormone dan
simetris, tidak ada dimasukkan ke dalam rahim
retraksi, tidak ada melalui vagina dan
massa mempunyai benang
Abdomen: tidak ada b. Menjelaskan pada ibu cara
massa kerja KB IUD yaitu
Genetalia: menghambat kemampuan
perdarahan sperma untuk masuk ke tuba
pervaginam (-) fallopi, mencegah
Ektremitas: tungkai bertemunya sperma dan
simetris (+), oedema ovum dan mencegah
(-) terjadinya implantasi
c. Menjelaskan pada ibu
keuntungan KB IUD, yaitu
dapat efektif setelah dipasang
dan jangka panjang
d. Menjelaskan pada ibu tentang
kerugian KB IUD, yaitu
perubahan siklus haid, tidak
dapat mencegah IMS
e. Menjelaskan pada ibu tentang
tempat pemasangan KB IUD
yaitu di dalam rahim dan
proses pemasangan tidak
berlangsung lama
f. Menjelaskan pada ibu IUD
efektif sampai dengan 8
tahun, ibu dapat melepas KB
IUD setelah 8 tahun atau
apabila menghendaki
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
3. Menganjurkan ibu untuk
memikirkan terlebih dahulu
apakah sudah yakin untuk
menggunakan KB IUD dan ibu
dapat datang ke klinik saat sudah
menstruasi untuk memastikan
bahwa ibu tidak hamil
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
4. ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. R UMUR 35 TAHUN AKSEPTOR BARU KB IUD DI PMB
HALIDA ASAO
Inisial Pasien Data Subjektif Data Objektif Metode
NO Hari/TglPukul dan Rekam Analisa Penatalaksanaan (OMP,
Medis Data Fokus BST)
4 Selasa, Nama : Ny. R 1. Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan Umum Ny. R umur Tanggal BST
10 Oktober 2023 Umur : 35 Tahun ingin memakai KB KU: Baik 35 tahun 10/10/2023
Jam 10.20 Alamat : IUD BB: 72 kg akseptor baru Jam 10. 40 WITA
WITA
Tongauna 2. Ibu mempunyai anak TB: 156 cm KB IUD 1. Menjelaskan kepada ibu hasil
3 dan belum pernah 2. Pemeriksaan TTV pemeriksaan normal dan bisa di
keguguran TD: 110/80 mmHg pasang KB IUD
N: 89 x/menit Evaluasi: ibu paham dan mengerti
S: 36,7°C penjelasan bidan
RR: 20 x/menit 2. Memberikan KIE pada ibu
3. Pemeriksaan Fisik tentang KB IUD, yaitu
Mata: Pandangan a. Menjeaskan pada ibu IUD
kabur (-), sklera adalah suatu benda kecil yang
ikterik (-), terbuat dari plastik yang
konjungtiva merah lentur, mempunyai lilitan
muda tembaga atau juga
Payudara: Mamae mengandung hormone dan
simetris, tidak ada dimasukkan ke dalam rahim
retraksi, tidak ada melalui vagina dan
massa mempunyai benang
Abdomen: tidak ada b. Menjelaskan pada ibu cara
massa kerja KB IUD yaitu
menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke tuba
Genetalia: fallopi, mencegah bertemunya
perdarahan sperma dan ovum dan
pervaginam (-) mencegah terjadinya
Ektremitas: tungkai implantasi
simetris (+), oedema c. Menjelaskan pada ibu
(-) keuntungan KB IUD, yaitu
dapat efektif setelah dipasang
dan jangka panjang
d. Menjelaskan pada ibu tentang
kerugian KB IUD, yaitu
perubahan siklus haid, tidak
dapat mencegah IMS
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
3. Melakukan pemasangan KB IUD:
a. Mencuci tangan
menggunakan sabun (6
langkah cucu tangan)
b. Menyalakan & mengarahkan
lampu sorot ke arah genetalia
c. Memakai sarung tangan steril
dan melakukan vulva hygiene
d. Memasang spekulum dan
melihat servik
e. Mengusap servik dengan
larutan antiseptik
f. Menjepit servik dengan
tenakulum secara hati-hati
g. Memasukkan sonde dengan
cara “no touch technique”
h. Mengukur kedalaman uterus
dengan sonde uterus dan
menyesuaikan tabung inserter
sesuai hasil pengukuran
dengan menggeser leher biru
i. Memasang IUD dengan
menggunakan “Withdrawal
technique”, tanpa menyentuh
dinding vagina & speculum
j. Menarik sedikit pendorong
dari tabung inserter,kemudian
inserter didorong kembali
kearah kranial sampai leher
biru menyentuh serviks dan
merasa ada tahanan
k. Mengeluarkan pendorong lalu
menarik inserter sepanjang
benang yang akan dipotong
dengan benar
l. Menggunting benang IUD
dan mengeluarkan inserter
m. Mengeluarkan tenakulum
dengan hati-hati dan menekan
dengan kasa pada bekas
jepitan tenakulum selama 30-
60 detik
n. Mengeluarkan spekulum
dengan hati-hati
o. Membereskan alat-alat &
Cuci tangan
Evaluasi: IUD sudah terpasang
dan tidak ada perdarahan
4. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kontrol 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
5. Melakukan dokumentasi tindakan
yang diberikan
Evaluasi: dokumentasi telah
dilakukan
5. ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. N UMUR 25 TAHUN AKSEPTOR LAMA KB SUNTIK 3
BULAN DENGAN EFEK SAMPING PUSING DI PMB HALIDA ASAO
Inisial Pasien Metode
Data Subjektif Data Objektif
NO Hari/TglPukul dan Rekam Analisa Penatalaksanaan (OMP,
Medis Data Fokus BST)
5 Rabu, Nama : Ny. N 1. Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan Umum Ny. N umur 25 Tanggal BST
11 Oktober 2023 Umur : 25 Tahun ingin suntik KB 3 KU: Baik tahun akseptor 11/10/2023
Jam 09.00 Alamat : bulan BB: 52 kg lama KB Jam 09. 00 WITA
WITA
Tinjomoyo 4/8 2. Ibu mengatakan TB: 158 cm suntik 3 bulan 1. Menjelaskan kepada ibu hasil
mempunyai anak 2 2. Pemeriksaan TTV dengan efek pemeriksaan normal dan bisa di
dan masih menyusui TD: 110/80 mmHg samping berikan KB suntik 3 bulan
3. Ibu mengatakan N: 80 x/menit pusing Evaluasi: ibu paham dan mengerti
selama S: 36,7°C penjelasan bidan
menggunakan KB RR: 20 x/menit 2. Menjelaskan pada ibu tentang
suntik 3 bulan ibu 3. Pemeriksaan Fisik keluhan pusing yang dialaminya
sering merasa pusing Mata: Pandangan merupakan salah satu efek
kabur (-), sklera samping dari KB suntik 3 bulan.
ikterik (-), Hal ini dikarenakan penyesuaian
konjungtiva merah hormone dalam tubuh dan hal ini
muda biasanya bersifat sementara dan
Payudara: Mamae akan hilang dengan sendirinya.
simetris, tidak ada Evaluasi: ibu paham dan mengerti
retraksi, tidak ada penjelasan bidan
massa 3. Menjelaskan pada ibu untuk
Abdomen: tidak ada mengatasi keluhannya dapat
Massa dengan mengkonsumsi obat
Paracetamol jika terasa pusing
Ektremitas: tungkai Evaluasi: ibu paham dan mengerti
simetris (+), oedema penjelasan bidan
(-) 4. Memastikan kembali pada ibu
untuk tetap menggunakan KB
suntik 3 bulan atau ingin
mengganti kontrasepsi lainnya
Evaluasi: ibu tetap ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Menyiapkan alat dan obat
f. Kapas DTT
g. Spuit
h. Obat KB Depo
i. Menyiapkan obat dalam spuit
j. Menjaga keadaan jarum tetap
steril
Evaluasi: alat dan obat telah
disiapkan
6. Melakukan pemberian KB suntik
3 bulan pada 1/3 bagian dari
Spina Illiaca Anterior Superior
(SIAS) seacar IM
Evaluasi: KB suntik 3 bulan telah
diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
tanggal 25 Juni 2022 atau jika ada
keluhan
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
8. Melakukan dokumentasi tindakan
dan terapi yang diberikan
Evaluasi: dokumentasi telah
dilakukan
6. ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. A UMUR 28 TAHUN CALON AKSEPTOR BARU KB
IMPLANT DI PMB HALIDA ASAO
Inisial Pasien Metode
Data Subjektif Data Objektif
NO Hari/TglPukul dan Rekam Analisa Penatalaksanaan (OMP,
Medis Data Fokus BST)
6 Kamis, Nama : Ny. A 1. Ibu mengatakan ingin 1. Pemeriksaan Umum Ny. A umur Tanggal BST
12 Oktober 2023 Umur : 28 Tahun konsultasi tentang KB KU: Baik 28tahun calon 12/10/2023
Jam 14.00 Alamat : Implant BB: 60 kg akseptor baru Jam 14.00 WITA
WITA
Tongauna 2. Ibu mempunyai anak TB: 160 cm KB Implant 1. Menjelaskan kepada ibu hasil
1 dan belum pernah 2. Pemeriksaan TTV pemeriksaan normal dan bisa di
keguguran TD: 110/80 mmHg pasang KB Implant
3. Ibu mengatakan bulan N: 89 x/menit Evaluasi: ibu paham dan mengerti
ini belum menstruasi S: 36,7°C penjelasan bidan
RR: 20 x/menit 2. Memberikan KIE pada ibu
3. Pemeriksaan Fisik tentang KB Implant, yaitu
a. Menjelaskan pada ibu KB
Implant adalah kapsul silicon
Mata: Pandangan yang mengandung hormone
kabur (-), sklera dan disusukan di bawah kulit.
ikterik (-), Jumlah kapsul yang
konjungtiva merah disusukkan dibawah kulit
muda adalah sebanyak 2 kapsul
Payudara: Mamae b. Menjelaskan pada ibu cara
simetris, tidak ada kerja KB Implant, yaitu
retraksi, tidak ada mengentalkan lendir di leher
massa rahim sehingga sperma sulit
Abdomen: tidak ada mencapai telur sekaligus
massa menipiskan dinding rahim
Genetalia: agar sel telur yang dibuahi
perdarahan tidak dapat bertumbuh
pervaginam (-) c. Menjelaskan pada ibu
Ektremitas: tungkai keuntungan KB Implant, yaitu
simetris (+), oedema dapat efektif setelah dipasang
(-) dan jangka panjang, tingkat
pengembalian kesuburan
cepat, tidak menganggu
hubungan seksual
d. Menjelaskan pada ibu tentang
efek samping KB implant,
yaitu perubahan pola haid,
peningkatan berat badan,
perubahan perasaan, nyeri
Kepala
e. Menjelaskan pada ibu tentang
tempat pemasangan KB
implant, yaitu di lengan kiri
tepat di bawah kulit dan akan
dilakukan pembiusan pada
daerah pemasangan KB
f. Menjelaskan pada ibu KB
implant efektif sampai dengan
3 tahun, ibu dapat melepas KB
Implant setelah 3 tahun atau
apabila menghendaki
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
3. Menganjurkan ibu untuk
memikirkan terlebih dahulu
apakah sudah yakin untuk
menggunakan KB implant dan
ibu dapat datang ke klinik saat
sudah menstruasi untuk
memastikan bahwa ibu tidak
hamil
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
7. ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. D UMUR 32 TAHUN AKSEPTOR LAMA KB IMPLANT
DENGAN EFEK SAMPING AMENORRHEA DI PMB HALIDA ASAO
Inisial Pasien Metode
Data Subjektif Data Objektif
NO Hari/TglPukul dan Rekam Analisa Penatalaksanaan (OMP,
Medis Data Fokus BST)
7 Jumat, Nama : Ny. D 1. Ibu mengatakan ingin 1. Pemeriksaan Umum Ny. D umur 32 Tanggal 13/10/2023 OMP
13 Oktober 2022 Umur : 32 Tahun konsultas KU: Baik tahun akseptor Jam 08.35 WITA
Jam 08.35 Alamat : Jl. 2. Ibu mempunyai anak BB: 60 kg lama KB 1. Menjelaskan kepada ibu hasil
WITA
Poros desa Asao 3 dan belum pernah TB: 158 cm implant pemeriksaan dalam batas normal
keguguran 2. Pemeriksaan TTV dengan efek Evaluasi: ibu paham dan mengerti
3. Ibu mengatakan TD: 120/70 mmHg samping penjelasan bidan
keluhannya saat ini N: 82 x/menit amenorrhea 2. Menanyakan pada ibu apakah ada
tidak haid sejak 4 S: 36,5°C keluhan lain yang dirasakan
bulan pemasangan KB RR: 24 x/menit Evaluasi: ibu mengatakan tidak
Implant 3. Pemeriksaan Fisik ada keluhan lain
Mata: Pandangan 3. Menjelaskan pada ibu bahwa
kabur (-), sklera keluhan yang dialaminya saat ini
ikterik (-), merupakan salah satu efek
konjungtiva merah samping dari penggunaan KB
muda Implant. Hal ini dikarenakan
Payudara: Mamae pengaruh hormone dalam KB
simetris, tidak ada implan yang menyebabkan
retraksi, tidak ada gangguan pola haid
massa Evaluasi: ibu paham dan mengerti
Abdomen: tidak ada penjelasan bidan
massa 4. Menganjurkan ibu untuk tetap
tenang dan tidak cemas akan
Genetalia: keadaannya saat ini. Ibu hanya
perdarahan memerlukan waktu untuk dapat
pervaginam (-) beradaptasi dengan KB yang
Ektremitas: tungkai digunakan
simetris (+), oedema Evaluasi: ibu paham dan mengerti
(-) penjelasan bidan
5. Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang jika ada keluhan
atau memerlukan konsultasi
Evaluasi: ibu paham dan mengerti
penjelasan bidan
8. ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. C UMUR 28 TAHUN AKSEPTOR KB 3 B U L A N DI PMB
HALIDA ASAO
Mengetahui,
2. REFLEKSI KASUS 1
3. CASE REPORT 1
TOTAL 12