Proposal Lta Putu Bab 1-3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan penyakit kekurangan sel darah merah apabila jumlah sel

darah merah berkurang. Asupan oksigen dan aliran darah menuju otak juga semakin

berkurang (Sutanto,dkk.,2017) selain itu, sel darah merah juga mengandung

hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Anemia

merupakan kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau

massa hemoglobin sehingga pembawa oksigen ke seluruh jaringan (Proverawati

dalam Astriana,2017)..

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita

hamil menderita anemia, prevalensi anemia masih tinggi dengan data yang dibuktikan

menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 bahwa prevalensi kejadian

anemia tahun 2014 sebanyak 34,8% dari total penduduk dunia hampir 20 milyar

penduduk) dan meningkat pada tahun 2016 dihitung secara global yaitu 41,8%. Pada

negara maju diperkirakan sebanyak 7% dan pada negara berkembang sekitar 34%. Lebih

dari sepertiga wanita di dunia menderita anemia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

di Indonesia pada tahun (2018) sebanyak 48,9% mengalami anemia atau kekurangan

darah (Riskesdas, 2018).

Masalah ibu hamil yang di temukan di wilayah Karta Rahaja Tulang Bawang

Barat khususnya Di TPMB Essy Novia, SKM.MM dari 22 januari 2022 – 25 Februari
2022 terdapat 42 ibu hamil dan yg menderita anemia ada 17% , dan menemukan kasus

anemia ringan pada ibu yaitu Ny. R usia 33 tahun hamil 26 minggu 2 Hari setelah di

lakukan hasil pemeriksaan

Anemia suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau kadar

hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal, yang akan mengakibatkan terganggunya

distribusi oksigen oleh darah ke seluruh tubuh (Kemenkes, 2018). Salah satu penyebab

anemia bisa karena kurangnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering

terjadi anemia karena kekurangan zat besi (Manuaba: 2015). Anaemia dalam kehamilan

adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 g/dL pada trimester I dan III atau kadar <

10,5 gr % pada trimester II (Hardiani, Risza dan Rifiana : 2020).

Sayuran berdaun hijau seperti bayam adalah sumber zat besi. Bayam yang telah

dimasak mengandung zat besi sebanyak3,8mg/100 Gram. Menambahkan, kandungan zat

besi pada bayam berperan untuk pembentukan hemoglobin (Fatimah,2011).Berdasarkan hasil

penelitian oleh Nelma (2015) analisis kadar besi (Fe) pada bayam merah dan bayam hijau yang

dikonsumsikan masyarakat diperoleh hasil yang berbeda bayam hijau memiliki kadar Fe yang

tinggi yaitu 6,66mg% - 8.18mg% sedangkan bayam merah memiliki kadar Fe 2,63mg% -

4,48mg%.

Bayam memiliki manfaat yang baik tubuh karena merupakan sumber kalsium, vitamin

A, vitamin E, vitamin C, serat, dan juga betakaroen. Selain itu bayam juga memiliki

kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah anemia.Kandungan mineral dalam bayam

cukup tinggi terutama Fe yang dapat digunakan. Bayam hijau banyak dikonsumsi masyarakat

kita karena rasanya enak, lunak, mudah di dapat setiap saat dan dapat diolah untuk
makanan sederhana dan bayam hiaju dapat menjadi salah satu alternative untuk meningkatkan

zat besi dalam tubuh yang tidak bisa mengkonsumsi tablet tambah darah.

Dampak anemia pada ibu hamil adalah abortus, persalinan prematur, pertumbuhan

janin terhambat dalam rahim, rentan terkena infeksi, perdarahanan tepartum, ketuban

pecah dini, saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, kala pertama dalam

persalinan dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, pada kala nifas terjadi

subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi

puerperium, serta berkurangnya produksi ASI (Aryanti, dkk.2017).

Penyebab Anemia pada ibu hamil adalah kurang nya asupan zat besi dan protein

dari makanan, meningkatnya kebutuhan akan zat besi terutama ibu hamil, pemenuhan

asam folat yang tidak adekuat, kurang nya istirahat, adanya gangguan absorpsi di usus,

perdarahan akut maupun kronis (Husin,2015)

Menggambarkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke-7 dari 11 negara di bagian

Asia Tenggara, dengan AKI mencapai 148/100.000 kelahiran hidup. Dimana target

Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu < 70 per 100.000 kelahiran hidup. Anemia pada

ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor

kematian ibu (Kemenkes RI : 2015).

B. Pembatas Masalah

Laporan tugas akhir dengan identifikasi masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan anemia ringan G1P0A0 dengan menggunakan pendekatan menejemen kebidanan.

Subyek kasus adalah wanita hamil umur 24 tahun dengan usia kehamilan 32 minggu waktu

asuhan tanggal 22 Februari sampai 25 Februari 2022 di Desa Sidomukti,sekampung.


C. Ruang lingkup

Ruang lingkup dari kasus ini, antara lain:

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan adalah Ny. S usia kehamilan 32 minggu dengan kasus anemia

ringan.

2. Tempat

Lokasi yang di pilih untuk memberikan asuhan kebidanan ini adalah di TPMB Sri

warism,S,Tr,Keb.Sekampung

3. Waktu

Waktu yang di perlukan mulai dari penyusunan proposal sampai asuhan kebidanan dalam

pelaksanaan adalah tanggal 28 Januari sampai februari 2022.

D. Tujuan Penyusunan LTA

Memberikan asuhan kebidanan kepadaNy. S usia kehamilan 32 minggu dengan

Anemia ringan

E. Manfaat

Manfaat dari kasus ini, yaitu :

1. Bagi tempat praktik mandiri bidan Sri Warismi,S.Tr.Keb.

Diharapkan dapat dijadikan informasi bagaimana penatalaksanaan dalam memberikan

asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan anemia ringan,serta memberi masukan kepada

lahan praktik dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,khususnya pada

asuhan kebidanan kehamilan dengan anemia ringan.


2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan berguna sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa untuk melakukan asuhan

kebidanan kehamilan dengan anemia ringan dan untuk dijadikan referensi bagi yang akan

melakukan laporan tugas akhir selanjutnya.

3. Bagi klien

Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi klien karena masalah kehamilan klien dapat

teratasi sehingga Hb ibu kembali normal


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa atau ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi (Husin, 2015). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi

Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional (Fatimah dan Nuryaningsih, 2017).

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi

atas 3 semester yaitu, kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester

kedua mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Tutik dan

Mega, 2019).

1. Kehamilan Trimester Satu (TM 1)

Masa awal kehamilan disebut trimester pertama yang dimulai dari konsepsi sampai

minggu ke-12 kehamilan. Pada masa ini terjadi perubahan produksi dan pengaruh hormonal serta

perubahan anatomi dan fisiologi. Pada pertama kalinya ibu tidak mengenal bahwa dia sedang

hamil. Akan tetapi, sesungguhnya tubuh secara aktif bekerja untuk menyesuaikan bagi proses

kehamilan. Proses penyesuaian tersebut dapat menimbulkan perubahan psikologis baik secara

fisik maupun psikologis. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologi tersebut
menjadi dasar dalam mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu status kesehatan ibu

maupun bayi yang ada pada kandungannya.

a. Keluhan pada Ibu Hamil Trimester I

1) Mual Muntah

Mual muntah atau emesis gravidarum atau morning sickness merupakan suatu keadaan

mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Mual dan muntah

merupakan interaksi yang kompleks dari pengaruh endokrin, pencernaan, faktor festibular,

penciuman, genetik, dan psikologi. Asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan, yaitu :

a) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan ukuran makan.

b) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu istirahat tidurr.

c) Minum air jahe dapat mengurangi gejala mual dan muntah secara signifikan karena dapat

meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan menggunakan 1 gr jahe sebagai

minuman selama 4 hari.

d) Melakukan akupuntur atau hypnosis dapat mengurangi mual dan muntah.

e) Menghindari kopi atau kafein tembakau dan alkohol karena selain dapat menimbulkan mual

dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan untuk embrio juga dapat menghambat

sintesis protein.

f) Berikan tablet vitamin B6 1,5 mg/hari, untuk meningkatkan dan metabolisme serta mencegah

terjadinya enchepalopaty.
2) Hipersaliva

Air liur berlebih atau hipersalivasi atau sialorrehea atau ptyalism adalah peningkatan

frekuensi air liur yang berlebihan (1-2L/hari). Hipersaliva disebabkan oleh peningkatan asam

didalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjaar mengalami sekresi

berlebihan. Hipersaliva dapat diatasi dengan menyikat gigi, berkumur atau menghisap permen

yang mengandung mint.

3) Pusing

Penyebab pasti pusing belum diketahui akan tetapi diduga karena pengaruh hormon

progesteron yang memicu dinding pembuluh darah melebar, sehingga mengakibatkan terjadinya

penurunan tekanan darah dan membuat ibu pusing. Asuhan yang dapat diberikan oleh bidan,

yaitu :

a) Bila penyebabnya adalah hormon maka penanganannya cukup istirahat dan tidur.

b) Bila disebabkan oleh anemia dan hipertensi maka dapat diatasi dengan melakukan

kolaborasi.

c) Jika disebabkan karena hipotensial atau tekanan darah rendah maka dapat diatasi dengan

mengurangi aktivitas dan menghemat energi, kemudian juga dapat diatasi dengan mengindari

gerakan mendak seperti posisi duduk atau jongkok langsung keposisi berdiri.

4) Mudah lelah

Pada awal kehamilan, wanita sering mengeluhkan mudah lelah. Penyebab pastinya belum

diketahui. Teori yang muncul yaitu diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar

pada awal kehamilan. Selain itu, peningkatan progesteron memiliki efek menyebabkan tidur.

Keluhan ini akan hilang pada trimester pertama. Asuhan kebidanan yang dapat dilaksanakan

adalah :
a) Menyakinkan ibu bahwa kelelahan adalah hal yang normal.

b) Melakukan kadar pemeriksaan zat besi.

c) Menganjurkan ibu untuk beristirahat.

d) Menganjurkan ibu untuk minum lebih banyak, karena efek dehidrasi adalah kelelahan.

e) Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan.

f) Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang.

5) Heartburn

Heartburn disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron estrogen dan relaxing yang

mengakibatkan relaksasi otot-otot dan organ termasuk sistem pencernaan. Hal tersebut

menurunkan ritme dan motilitas lambung serta penurunan tekanan sfingter esofagus bawah.

Langkah pertama untuk mengurangi keluhan yaitu memperbaiki pola hidup misalnya,

menghindari makan tengah malam, menghindari makan dalam porsi besar, memposisikan kepala

lebih tinggi pada saat teletang atau tidur, menghindari makanan yang dapat merangsang

terjadinya heartburn, mengunyah permen karet (menstimulasi peningkatan produk saliva), dan

memberhentikan konsumsi alkohol maupum rokok. Apabila langkah awal tersebut tidak berhasil

maka perlu diberikan terapi farmakologi oleh dokter kandungan.

6) Peningkatan Frekuensi Berkemih

Selama kehamilan, terjadi perubahan yang besar baik secara anatomi mauun fisiologi

dalam sistem perkemihan yang mengakibatkan munculnya keluhan baik anatomi maupun

patologi. Mulai usia gestasi 7 minggu, ukuran ginjal bertambah sekitar 1 cm akibat peningkatan

volume vaskuler dan jarak interstitial. Peningkatan progesteron dan estrogen pada kehamilan

menyebabkan mukosa pada bladder (kandung kemih) menjadi hyperemic (peningkatan jumlah

aliran darah). Peningkatan level progesteron sendiri menyebabkan bladder mengalami hipotonia.
Selain itu, letak kandung kemih yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya

berkurang. Asuhan yang dapat diberikan bidan yaitu:

a) Menyarankan ibu untuk latihan kegel.

b) Tidak menyarankan ibu untuk mengurangi minum.

c) Menyarankan ibu untuk BAK.

d) Menyarankan ibu untuk menghindari penggunaan pakaian ketat.

7) Konstipasi

Konstipasi adalah penurunan frekuensi BAB yang disertai dengan perubahan karateristik

fases yang menjadi keras sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan

kesakitan yang hebat pada penderitanya. Pada awal kehamilan, konstipasi terjadi akibat

peningkatan produksi progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada

sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang menurun

dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga fases menjadi keras.

Penatalaksanaan awal yaitu dengan perubahan gaya hidup berupa konsumsi makanan

berserat. Apabila penatalaksanaan awal tidak dapat mengurangi keluhan, maka diberikan terapi

farmakologi berupa laxatif oleh dokter kandungan.


b. Keluhan Psikologis Pada Trimester I

1) Sedih dan Ambivalen

Perasaan sedih dan ambivalen biasanya dialami oleh ibu hamil pada trimester pertama.

Perasaan ini muncul akibat adanya perubahan tanggung jawab yang baru sebagai ibu hamil yang

akan ditanggungnya. Perasaan kecemasan ini dapat diakibatkan kemampuannya untuk menjadi

seorang ibu, selain itu masalah keuangan, masalah rumah tangga, dan juga penerimaan

lingkungan dan keluarga terhadap kehamilannya. Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir

dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya.

2) Libido Menurun

Hasrat libido bervariasi pada wanita yang satu dan lainnya. Meskipun pada beberapa

wanita mengalami peningkatan libido tetapi secara umum wanita hamil pada trimester pertama

mengalami penurunan. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi,

dan perubahan fisik yang mengganggu kenyamanan ibu. Asuhan yang dapat diberikan kepada

ibu yaitu, memberikan pemahaman kepada ibu bahwa hubungan seks aman dilakukan selama

hamil kecuali jika ada indikasi, menganjurkan ibu untuk memilih posisi saat berhubungan

seksual sesuai kenyamanan ibu, dan menganjurkan ibu untuk menghindari stres.

c. Patologi Kehamilan Trimester I

1) Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan yang

menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari, disertai dengan penurunan

berat badan. Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, akan tetapi interaksi

kompleks dari faktor biologis, psikologis, dan sosial budaya diperkirakan menjadi penyebab

hiperemesis gravidarum.
2) Abortus

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau

umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Patofisiologi abortus pada awalnya terjadi karena

perdarahan dari desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian

atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing uterus akan berkontraksi

untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan

seluruhnya karena vili karoalis belum menembus desidua terlalu dalam. Pada kehamilan 8-14

minggu vili karoalis telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan

tertinggal atau melekat pada uterus.

3) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan diluar rongga rahim, dimana telur yang sudah

dibuahi berimplantasi dan tumbuh dilokasi lain selain lapisan dalam rahim. Kehamilan ektopik

paling sering dijumpai di tubafalopi, dan dapat terjadi dalam ligamentumlatum, ovarium, serviks

atau tempat lain di rongga perut. Kehamilan ektopik didiagnosis pada trimester pertama

kehamilan. Pada umumnya diawali dengan riwayat amenorea sekitar 6-10 minggu. Kehamilan

ektopik ditandai dengan riwayat adnexa, nyeri perut bagian bawah yang sangat hebat berawal

dari satu sisi tengah kemudian seluruh perut, biasanya pasien mengalami hipotensi dengan gejala

hemoperitonium (nyeri bahu, bising usus tidak ada, perut buncit, klien tidak mengalami syok).
4) Molahidatidosa

Molahidatidosa merupakan kelainan tropoblas pada kehamilan, dimana sel-sel vili

korialis berkembang membentuk gelembung-gelembung putih (seperti anggur), berisi cairan

yang akan menyebabkan kegagalan dalam pembentukan janin, sel-sel tersebut akan berkembang

menjadi sel-sel hidropik. Karena sel-sel tropoblas berasal dari sel villi korialis sebagai bakal

plasenta, maka ketika sel-sel tersebut berkembang dengan pesat menyebabkan produksi hormon

hCG pun meningkat. Molahidatidosa disebut juga dengan penyakit trofoblas gestaional (PTG)

yang dapat berkembang menjadi keganasan atau korio karsinoma.

2. Kehamilan Trimester Dua (TM II)

Kehamilan trimester II adalah keadaan dimana usia gestasi janin mencapai usia 13

minggu hingga akhir minggu ke-27.

a. Keluhan Kehamilan Pada Trimester II

1) Pusing

Peningkatan jumlah sel darah merah akan mempengaruhi kadar haemoglobin darah,

sehingga jika peningkatan volume dan sel darah merah tidak diimbangi dengan kadar

haemoglobin yang cukup, akan mengakibatkan terjadinya anemia. Gejala ini dapat dihindari

dengan menghindari berdiri dalam waktu lama, jangan lewatkan waktu makan, dan berbaring

dalam keadaan miring serta waspadai keadaan anemia. Selain itu anjurkan ibu untuk

menghindari melakukan gerakan secara tiba-tiba, semisal berdiri secara tiba-tiba dari keadaan

berbaring atau duduk, anjurkan kepada ibu untuk perlahan dan bertahap.
2) Sering berkemih

Seiring bertambahnya usia kehamilan, massa uterus akan bertambah dan ukuran uterus

akan mengalami peningkatan, sehingga uterus membesar kearah luar pintu atas panggul menuju

rongga abdomen. Perubahan tersebut mengakibatkan tertekannya kandung kemih yang terletak

tepat di depan uterus. Tertekannya kandung kemih oleh volume uterus yang semakin bertambah

menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang, akibatnya daya tampung kandung kemih

berkurang. Hal tersebut memicu meningkatnya frekuensi kencing pada kehamilan trimester II.

Asuhan yang dapat dilakukan bidan terkait seringnya berkemih dijelaskan lebih lanjut pada

keluhan sering berkemih di trimester III.

3) Nyeri perut bawah

Nyeri perut bawah disebabkan oleh semakin membesarnya uterus sehingga keluar dari

rongga panggul menuju rongga abdomen. Keadaan ini berakibat pada tertariknya ligamen-

ligamen uterus seiring dengan pembesaran yang terjadi yang menimbulkan rasa tidak nyaman

dibagian perut bawah. Asuhan yang dapat dilakukan bidan yaitu, menganjurkan ibu untuk

menghindari berdiri secara tiba-tiba dari posisi jongkok, dan mengajarkan ibu posisi tubuh yang

baik, sehingga memperingan gejala nyeri yang mungkin timbul.

4) Nyeri punggung

Rasa nyeri bagian punggung atau low back pain dialami oleh 20%-25% ibu hamil (Husin,

2015). Rangsangan stres menstimulasi otot-otot menjadi menegang sehingga memicu timbulnya

nyeri. Rasa nyeri fisiologis ini dapat dikurangi bahkan dicegah dengan melakukan latihan-latihan

tubuh selama hamil, yaitu dengan senam hamil. Asuhan yang dapat dilakukan bidan yaitu :

a) Memberitahu ibu untuk posisi tubuhnya.


b) Menganjurkan ibu untuk melakukan exercise selama hamil untuk melatih otot-otot tubuh

serta membantu dalam menyesuai kan dengan perubahan fisiologi yang terjadi.

c) Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktifitasnya serta menambah waktu istirahat jika

diperlukan.

5) Flek Kecoklatan pada Wajah dan Sikatrik

Perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan merupakan efek dari ketidakseimbangan

hormon selama kehamilan. Hal ini tidak menimbulkan rasa kurang nyaman ibu hamil, namun

lebih menimbulkan efek yang berkenaan dengan estetika wanita, sehingga mempengaruhi

psikologis seorang ibu. Keluhan yang sering dialami oleh wanita hamil yaitu timbulnya strecth

mark dan hiperpigmentasi pada kulit. Asuhan yang dapat dilakukan bidan yaitu, anjurkan ibu

untuk menggunakan lotion yang berasal dari bahan-bahan alami, anjurkan ibu untuk

menggunakan bra yang memiliki ukuran yang lebih besar, beritahu ibu tentang diet yang

seimbang, anjurkan ibu untuk menggunakan pelembab kulit muka yang mengandung zat

pencegah sinar matahari.

6) Sekret Vagina Berlebih

Peningkatan cairan serviks selama kehamilan karena pengaruh peningkatan vaskularisasi

dan hiperaemia pada bagian servik vagina dan perenium. Hal ini menyebabkan terjadinya

pengentalan mukosa, jaringan ikat melonggar dan sel-sel otot polos hipertropi. Akibat tingginya

kadar estrogen memicu serviks mengeluarkan dischrage atau yang disebut leucorrhea. Selain itu,

estrogen memicu peningkatan jumlah glikogen pada ephitelium vagina yang diproduksi oleh

lactobacillus acidophilus-dordellin dan menyebabkan PH vagina menjadi asam (3.5-6PH).

Seperti hal nya asuhan pada peningkatan jumlah keringat selama kehamilan, pada

keluhan leucorrhea ibu disarankan untuk menjaga kebersihan dirinya, yaitu dengan mengganti
celana dalam, sesering mungkin, serta memelihara kebersihan alat reproduksinya tetap kering

setelah buang air kecil untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

7) Konstipasi

Sembelit atau konstipasi adalah suatu keadaan dimana sekresi dari sisa metebolisme

nutrisi tubuh dalam bentuk fases mengalami gangguan yang menyebabkan fases menjadi keras

dan menyulitkan saat defekasi. Asuhan yang dapat dilakukan bidan yaitu:

a) Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan secara rutin, baik dengan mengikuti kegiatan

senam hamil atau sekedar berjalan ringan setiap harinya.

b) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasinya, dengan minum paling sedikit 8-10

gelas air dalam sehari serta menghindari minuman yang dapat memperberat kerja sistem

pencernaan seperti teh atau kopi.

c) Jika ibu mengalami konstipasi dan sedang, tunda pemberian fe untuk beberapa hari, karena

pemberian fe lebih dari 45 mg/hari dapat meningkatkan konstipasi hingga 4 kali dari ibu

yang tidak mengkonsumsi fe.

8) Penambahan Berat Badan

Berat badan yang mengalami penambahan secara signifikan dapat menjadi tanda

terjadinya gangguan gestasional (preeklamsia). Sedangkan ibu dengan berat badan yang tidak

mengalami penigkatan selama kehamilan dapat menjadi faktor penyebab terjadinya pertumbuhan

janin terhambat akibat ganguan pada ibu. Asuhan yang dapat bidan lakukan yaitu:

a) Menghitung perkiraan penambahan berat badan yang disarankan sesuai dengan perhitungan

IMT serta menentukan status IMT ibu.

b) Memberikan contoh makanan yang baik dikonsumsi ibu sesuai dengan pengaturan pola

makan yang disarankannya sehingga penambahan berat badan ibu terpantau dengan baik.
c) Membantu mengatasi keluhan yang dialami ibu, berkenaan dengan hal yang mempengaruhi

pola makan ibu.

d) Membantu menghitung kebutuhan kalori ibu dan menambahkannya sebanyak 500 kkal

selama kehamilan sesuai dengan IMT.

9) Pergerakan janin

Gerakan janin normal yaitu dengan frekuensi 4 hingga 10 gerakan selama 2 jam. Baik

dihitung pada awal pagi (perkiraan pukul 6-8 pagi), pagi hari (antara pukul 8-12), siang hari

(antara 12-18) dimalam hari termasuk waktu tidur (pukul 20-00), dengan mengikuti ritme

aktifitas janin.

Bidan harus mampu melakukan deteksi masalah perubahan gerakan janin. Apabila terjadi

gerakan janin yang tidak normal, bidan dapat memberikan penatalaksanaan awal sebagai upaya

penstabilan sebelum dilakukannya pemeriksaan lanjut untuk memastikan penyebab penurunan

kesejahteraan janin, yaitu dengan menganjurkan ibu untuk beristirahat, memenuhi kebutuhan

nutrisi dan hidrasi, serta memastikan keadaan janin dengan menilai denyut jantung sebagai

deteksi awal kemungkinan terjadinya fetal distress ataupun kematian janin.

b. Perubahan Psikologis Trimester II

Perubahan psikologis yang terjadi tidak lepas dari pengaruh keseimbangan hormonal

serta kemampuan ibu mengatasi ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologi yang terjadi sejak

awal kehamilan. Pada trimester II perubahan psikologis sangat dipengaruhi oleh kemampuan ibu

mengatasi ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester I serta penerimaan ibu terhadap

kehamilannya. Perubahan psikologis pada trimester II merupakan suatu kelanjutan dari

kemampuan ibu mengatasi perubahan yang terjadi pada tm I. Asuhan yang dapat diberikan bidan

yaitu:
1) Memberikan ketenangan pada ibu dengan memberikan informasi yang dibutuhkan sehingga

ibu mampu menerima perubahan yang terjadi.

2) Memberikan motivasi pada ibu bahwa apa yang dialami bukan hal yang perlu dikhawatirkan.

3) Melibatkan orang terdekat ibu disetiap asuhan yang diberikan pada ibu.

c. Patologi Pada Kehamilan Trimester II

1) Nyeri Perut

Pada trimester II nyeri perut merupakan hal yang biasa ditemui seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, namun perlu diwaspadai terjadinya keadaan patologi, jika pada saat

mengalami nyeri disertai gejala lainnya. Nyeri perut merupakan timbulnya sensasi nyeri pada

kuadran bawah perut, tengah dan atau atas. Perbedaan letak nyeri yang timbul merupakan

penentu apakah keluhan yang terjadi bersifat fisiologis ataukah patologis.


2) Keputihan

Keputihan pada masa kehamilan merupakan bagian dari perubahan fisiologi yang terjadi.

Akan tetapi, perlu diwaspadai munculnya keabnormalan bila keputihan menimbulkan sensasi

gatal dan rasa panas, berbau, berwarna serta disertai adanya perubahan pada struktur alat genital.

Keadaan tersebut perlu dicurigai timbulnya infeksi mikroorganisme, baik yang disebabkan oleh

mikroorganisme unopportunistik maupun patogenik.

Infeksi menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual

dan dapat disebabkan oleh jamur, bakteri, mikroplasma dan atau virus. Tidak semua penyakit

menular seksual menimbulkan keluhan gejala berupa keputihan, namun sebagian besar penyakit

menular seksual didahului dengan pengeluaran keputihan.

3) Peningkatan Tekanan Darah dalam Kehamilan

Peningkatan tekanan darah selama kehamilan menjadi salah satu penyebab kematian

terbanyak pada ibu. Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan

dari normal, yaitu >90 mmHg untuk diastole dan >140 mmHg untuk sistol setelah dilakukan

pemeriksaan ulang setidaknya 2 kali pemeriksaan dengan 6 jam atau lebih. Peningkatan tekanan

darah sistol lebih dari 30 mmHg dan diastol lebih dari 10 mmHg dipertimbangkan untuk

dilakukan observasi.

3. Kehamilan Trimester Tiga (TM III)

Trimester III mencakup minggu ke-29 sampai 42 kehamilan. Trimester III sering kali

disebut sebagai “periode menunggu, penantian dan waspada” sebab pada saat itu, ibu tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya (Husin, 2015).

a. Keluhan Kehamilan Pada Trimester Tiga (TM III)

1) Sering Berkemih
Menjelang akhir kehamilan, pada nulipara presentasi terendah sering ditemukan janin

yang memasuki pintu atas panggul, sehingga menyebabkan dasar kandung kemih terdorong ke

depan dan ke atas, mengubah permukaan yang semula konveks menjadi konkaf akibat tekanan.

Dalam menangani keluhan ini, bidan dapat menjelaskan pada ibu bahwa sering berkemih

merupakan hal normal akibat dari perubahan yang terjadi selama kehamilan, menganjurkan ibu

mengurangi asupan cairan sebelum tidur agar istirahat ibu tidak terganggu.

2) Varises dan Wasir

Varises biasanya terlihat pada bagian kaki, namun sering juga muncul pada bagian vulva

dan anus. Varises pada bagian anus biasa disebut hemoroid. Hemoroid sering didahului dengan

konstipasi oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid

(Husin, 2015).

Cara mengatasi varises dan wasir diantaranya yaitu, melakukan exercise selama

kehamilan dengan teratur, menjaga sikap tubuh yang baik, tidur dengan posisi kaki yang lebih

tinggi selama 10-15 menit dan dalam keadaan miring, hindari duduk dengan posisi kaki

menggantung, dan mengkonsumsi suplemen kalsium. Sedangkan asuhan yang dilakukan bidan

untuk mencegah terjadinya hemoroid, dengan cara menghindari memaksakan mengejan jika

tidak ada rangsangan untuk mengejan, mandi berendam dengan air hangat, latihan

mengencangkan perenium (kegel).

3) Sesak Nafas

Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan ventilasi menit pernafasan

dan beban pernafasan yang meningkat dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan
kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan kerja nafas. Penanganan sesak nafas pada usia

kehamilan lanjut ini dapat dilakukan secara sederhana dengan menganjurkan ibu untuk

mengurangi aktivitas yang berat dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan

posisi pada saat duduk dan berbaring.

4) Bengkak Pada Kaki

Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau retensi cairan didaerah luar sel akibat dari

berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang

semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan. Asuhan yang dapat dilakukan :

a) Anjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuh terutama saat duduk dan tidur.

b) Hindari menggunakan pakaian ketat, berdiri lama, dan duduk tanpa senderan.

c) Lakukan latihan ringan dan berjalan.

d) Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk menghilangkan tekanan pada vena

panggul.

e) Anjurkan ibu untuk menggunakan stocking untuk dapat membantu meringankan tekanan

yang memperberat kerja dari pembuluh vena sehingga dapat mencegah terjadinya varises.

f) Lakukan senam kegel untuk mengurangi varises vulva atau hemoroid untuk meningkatkan

sirkulasi darah.

g) Gunakan kompres es didaerah vulva untuk mengurangi pembengkakan.

h) Anjurkan mandi air hangat untuk menenangkan.

i) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin B.

Kalsium bermanfaat untuk mencegah terjadinya kram akibat terpenuhinya kebutuhan

kalsium tubuh. Sedangkan vitamin B akan membantu menstabilkan sistem saraf perifer.

5) Kram Pada Kaki


Wanita hamil sering mengeluhkan kram pada kaki yang biasanya berlangsung pada

malam hari atau menjelang pagi hari. Keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya gangguan

aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh tertekannya

pembuluh tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada kehamilan lanjut. Kram juga dapat

disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfar dan penurunan kadar kalsium terionisasi dalam

serum.

Asuhan yang dapat diberikan yaitu:

a) Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam posisi berbaring kemudian

menekan tumitnya atau dengan posisi berdiri dengan tumit menekan pada lantai.

b) Menyarankan ibu hamil untuk melaksanakan latihan ringan umumnya seperti memposisikan

kaki lebih tinggi dari tempat tidur sekitar 20-25 cm, mendorsofleksikan kaki dan melakukan

pijatan ringan, berjalan untukmelancarkan sirkulasi darah menuju tungkai, mempertahankan

posisi yang baik dalam beraktivitas agar dapat meningkatkan sirkulasi darah.

c) Menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi vitamin B, C, D, kalsium, dan fosfor agar

terdapat keseimbangan antara kadar tersebut dalam tubuh ibu dan menghindari terjadinya

keluhan.

6) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah

Pada trimester III, hampir semua wanita mengalami gangguan tidur. Cepat lelah pada

kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering berkemih di malam hari), terbangun di malam hari

dan mengganggu tidur yang nyenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah

pada ibu hamil dikarenakan tidur malam yang tidak nyenyak karena terbangun tengah malam

untuk berkemih. Asuhan kebidanan yang dapat diberikan yaitu:

a) Mandi air hangat


b) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur

7) Nyeri Perut Bawah

Secara normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah yang berlebihan dan

konstipasi yang dialami oleh sebagian besar ibu dalam kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi

uterus yang parah dan adanya kontraksi Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait

dengan nyeri pada perut bagian bawah. Torsi uterus yang parah biasanya dapat diatasi dengan

tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus yang mengalami torsi dapat kembali kekeadaan

semula tanpa memberikan manipulasi.

8) Heartburn

Heartburn merupakan keluhan saluran pencernaan yang sering dikeluhkan oleh wanita

hamil. Selama kehamilan, spinkter esofagus bawah bergeser ke rongga dada (pada daerah yang

bertekanan negatif), yang memungkinkan untuk makanan dan asam lambung untuk lolos dari

daerah lambung ke esofagus, yang menyebabkan peradangan pada pada esofagus dan adanya

sensasi terbakar. Tekanan dari uterus yang semakin membesar pada isi lambung juga dapat

memperburuk keluhan panas perut. Panas perut juga dapat disebabkan oleh obat-obatan yang

dikonsumsi selama kehamilan.

Penatalaksanaan pertama yang direkomendasikan untuk heartburn selama kehamilan

adalah dengan mengubah gaya hidup dan pola nutrisi. Perubahan gaya hidup yang dapat

dilakukan adalah dengan menghindari berbaring dalam waktu 3 jamsetelah makan, perubahan

pola nutrisi dengan menghindari dan mengurangi asupan makanan yang dapat merangsang

terjadinya refluks seperti makanan berminyak dan pedas, tomat, jeruk yang sangat asam,

minuman bersoda dan zat-zat seperti kafein.

9) Kontraksi Braxton Hicks


Selain perubahan ukuran dan jumlah sel miometrium, juga terjadi perkembangan pada

penghubung sel khusus seiring dengan peningkatan usia gestasi. Potensial membran menyebar

dengan cepat dari satu sel ke sel lain sehingga membantu perluasan depolarisasi membran dan

membantu kontraksi miometrium. Mula-mula kontraksi tidak menimbulkan nyeri, dimulai sejak

minggu kedelapan kehamilan yang disebut dengan kontraksi Braxton Hicks.

Timbulnya kontraksi ini tidak dapat diperkirakan dan bersifat sporadis, biasanya tidak

ritmik dan intensitasnya bervariasi. Kontraksi ini semakin jelas pada trimester kedua kehamilan

dan kemudian kontraksi menstimulasi aktivitas pemacu pada gerak fundus uteri dan sering

menimbulkan tidak nyaman pada ibu dan menyebabkan kontraksi persalinan palsu (Yosefni,

2017: 291).

b. Perubahan Psikologi Pada Trimester III

Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III. Wanita mungkin akan merasa cemas

dengan kehidupan bayi dan hidupnya sendiri, seperti: apakah nanti bayi nya akan lahir abnormal,

terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui),

apakah ia akan bersalin atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya luar biasa besar, atau

apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendengan bayi. Mimpi-mimpi yang

dialaminya merefleksikan rasa penasaran dan ketakutannya akan proses persalinan dan

komplikasi yang akan dialaminya. Kehamilan dapat menimbulkan stress bagi semua wanita.

Gejala ini dipengaruhi oleh fluktuasi kadar hormon, peningkatan stress dan gangguan pola

makan dan tidur serta aktivitas normal lainnya. Resiko psikosis atau depresi postpartum yang

parah terutama meningkat pada wanita yang memang sudah memiliki gangguan psiatrik

sebelumnya.
Pada pertengahan trimester III, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester

sebelumnya kan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan.

Alternatif posisi dalam berhubungan seksual dan metode alternatif untuk mencapai kepuasan

dapat membantu atau sebaliknya menimbulkan perasaan bersalah jika ibu merasa tidak nyaman.

Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi klien dengan bidan menjadi

sangat penting.

c. Patologi Pada Trimester III

1) Plasenta Previa

Plasenta previa merupakan sebuah kondisi dimana letak plasenta berada dibawah janin

atau lebih tepatnya berada di leher rahim. Pada trimester kedua dan ketiga, perlahan posisi bayi

akan berbalik mendekati persalinan. Pada fase ini, plaseta yang seharusnya ikut berpindah posisi

bayi justru menutupi leher serviks yang merupakan jalur persalinan. Plasenta previa dapat

menyebabkan perdarahan pada saat proses persalinan. Jika ditemukan sebelum persalinan,

biasanya akan sangat sangat dianjurkan untuk menjalani operasi caesar. Namun jika masa

persalinan masih cukup lama, biasanya calon ibu dianjurkan untuk mulai beristirahat total.

Pada dasarnya tidak ada faktor tertentu yang menjadi penyebab utama seseorang

menderita plaseta previa. Bisa di bilang plasenta previa ini masih jarang terjadi. Namun beberapa

hal berikut ini dapat saja menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan seseorang

mengalami plasenta previa ini antara lain: kehamilan kembar atau lebih, riwayat plasenta previa

pada kehamilan sebelumnya, kebiasaan merekok, dan penggunaan obat-obatan terlarang, dan

kehamilan di usia tua. Rajin memeriksakan kehamilan dan beraktifitas cukup, tidak terlalu berat

juga tidak terlalu malas adalah hal yang bisa membantu menangani plasenta previa (Pratiwi,

2019: 150).
2) Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum terjadinya persalinan. Dengan

terlepasnya plasenta sebelum masa persalinan, maka suplai nutrisi, oksigen, dan zat lainnya ke

janin akan terganggu. Sementara komplikasi ke ibu adalah perdarahan. Tentunya kondisi ini

sangat tidak baik bagi ibu dan calon bayinya. Maka dari itu apabila hal ini terjadi, harus diambil

tindakan segera untuk menyelamatkan keduanya.

Penyebab solusio plasenta ini memang belum dipastikan tetapi sejumlah hal tertentu

sering dinyatakan menjadi penyebab terjadinya solusio plasenta ini. Penyebab solusio plasenta

ini kurang lebih sama dengan plasenta previa beberapa diantaranya adalah penggunaan obat-

obatan terlarang dan merokok, hipertensi, riwayat solusio plasenta sebelumnya, kehamilan di

usia lanjut, sampai air ketuban yang pecah sebelum saat persalinan atau dini.

Sebagai langkah awal mencegah terjadinya kelainan janin seperti solusio plasenta ini,

calon ibu biasanya dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengonsumsi obat-obatan terlarang,

memenuhi gizi janin, menjaga kestabilan tekanan darah, dan memantau dengan memeriksakan

secara rutin kondisi kandungan (Pratiwi, 2019: 152).

3) Anemia

Anemia menjadi masalah kesehatan utama pada negara berkembang dan berhubungan

dengan meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, persalinan prematur, bayi dengan berat

badan lahir rendah dan efek merugikan lainnya. Penyebab paling besar anemia adalah anemia

karena kekurangan zat besi. Anemia merupakan penurunan kapasitas darah dalam membawa

oksigen yang disebabkan oleh penurunan jumlah sel darah merah atau berkurangnya konsentrasi

hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia pada ibu hamil dapat memperburuk atau diperburuk

oleh kehamilan itu sendiri.


Pada ibu hamil yang mengalami anemia, defisiensi besi dapat diberikan terapi dengan

memberikan senyawa-senyawa besi sederhana seperti fero sulfat, fumarat, glukonat yang

memberikan sekitar 200 mg besi elemental perhari. Namun, apabila ibu hamil menolak untuk

mengkonsumsi preparat besi secara oral, terapi parenteral dapat dilakukan dengan memberikan

fero sukrosa secara intravena yang diberikan oleh dokter spesialis kandungan. Pengobatan untuk

mengatasi anemia defisiensi vitamin B12 adalah dengan memberikan dosis suntikan parentera

setiap minggu yang terdiri dari hydroxocobalamin 1 mg, selama 1 sampe 3 bulan untuk mengisi

kebutuhan vitamin B12 tubuh yang kemudian diikuti oleh pemberian asuhan (Husin, 2015: 158).

4) Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan umum yang terjadi pada

wanita hamil. Masalah ini mulai dirasakan pada minggu ke-6 kehamilan dan puncaknya pada

usia kehamilan 22 sampai 24 minggu. ISK disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dilatasi

uretra, meningkatnya volume kandung kemih dan menurunnya tonus otot kandung kemih,

bersama dengan menurunnya tonus saluran uretra yang memberi konstribusi peningkatan

keadaan yang statis pada perkemihan dan refluks saluran kemih, dan sekitar 70% dari ibu hamil

mengalami glikosuria, hal ini mendorong pertumbuhan bakteri dalam urin (Husin, 2015: 156).

Tanda dan gejala dari ISK berbeda dengan jenis infeksinya. Infeksi saluran kemih

dibedakan berdasarkan proliferasi bakteri yang mengikuti. Bakteri tanpa gejala (Asimptomatic

bacteria urine) sistitis (kandung kemih), pielonefritis (ginjal). Ibu hamil yang mempunyai resiko

tinggi akan discreening setiap bulan untuk dilihat kultur urin nya. Pielonefritis merupakan gejala

umum yang paling sering ditemukan pada kehamilan trimester II.

Anamnesis dan pengobatan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah terhadap

kondisi ibu hamil dan angka kesakitan pada ibu hamil yang disebabkan oleh infeksi saluran
kemih. Pencegahan primer dilakukan dengan cara menjaga kebersihan, kecukupan asupan cairan,

dan keteraturan frekuensi berkemih. Kekuatan arus air kemih yang dikeluarkan akan membantu

pengenceran serta pengeluaran organism penyakit infeksi. Dengan cara ini gejala akan berkurang

sekitar 60%. Karena pengaruh farmakokinetiknya, penggunaan obat-obatan selama kehamilan

dapat memberikan efek yang tidak dapat diprediksikan.

4. Antenatal Care (ANC)

a. Pengertian ANC

Asuhan Kehamilan adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk

optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama

kehamilan (Sarwono,2014: 278).

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal Menurut Sarwono, 2014.

Yaitu :

1) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.

2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.

3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.

4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi.

5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan

merawat bayi.

6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan

keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


Penimbangan berat badan ibu hamil setiap kali kunjungan ditujukan guna mendeteksi

adanya gangguan pertumbuhan janin dalam kamdungan. Berat badan ibu hamil yang naik, tetapi

tidak lebih dari 9 kg sampai akhir kehamilan atau kurang 1 kg setiap bulan diduga mengalami

gangguan pertambahan pertumbuhan janin.

b) Pemeriksaan tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal berguna untuk

mendeteksi adanya hipertensi dan pre-eklampsia pada kehamilan (tekanan darah ≥ 140/90

mmHg).

c) Tentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Pemeriksaan antenatal pertama dilakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) ibu

hamil berguna untuk mendeteksi ibu hamil kurang energi kronis (KEK). Batas normal LILA

adalah ≥23,5 cm. Keadaan kurangnya ukuran LILA menunjukkan ibu mengalami kekurangan

gizi dapat mengakibatkan bayi mengalami BBLR (bayi berat lahir rendah).

d) Tentukan tinggi fundus uteri (TFU)

Pemeriksaan TFU dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Bertujuan untuk mendeteksi

adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan dengan

pemeriksaan McDonald dengan menggunakan pita ukur dalam cm yang dilakukan setelah usia

kehamilan 24 minggu, sedangkan pengukuran TFU dengan menggunakan pemeriksaan leopold

dapat dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu.

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali

kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui letak janin. Kelainan letak, panggul

sempit atau masalah lain ditentukan apabila bagian terendah janin bukan kepala atau kepala janin
belum masuk pintu atas panggul pada trimester III. Penilaian DJJ dilakukan pada trimester 1 dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/ menit atau DJJ

cepat lebih dari 160 kali/ menit menunjukkan adanya gawat janin.

f) Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)

Jika diperlukan untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT nya.

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu

hamil minimal memiliki status imunisasi TT agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi

tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 tidak diberikan imunisasi lagi.

g) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah

darah minimal 90 tablet selama kehamilna yang diberikan sejak kontak pertama. Selain itu

penting unutk mengkonsumsi asam folat selama hamil sebanyak 0,4 mg/ hari atau sama dengan 2

gelas susu. Asam folat sebaiknya dikonsumsi oleh ibu 3 bulan sebelum hamil sebanyak 0,6

mg/hari. Fungsi asam folat adalah untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, jaringan, mencegah

cacat tabung saraf dan membantu membuat sel darah merah sehingga dapat mencegah anemia.

Pembarian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan dengan mempertimbangkan

kebutuhan zat besi pada wanita hamil.

h) Tes labolatorium

Pemeriksaan labolatorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan rutin dan

khusus. Pemeriksaan labolatorium rutin adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada setiap

ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis/epidemi (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan labolatorium khusus adalah

pemeriksaan yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

i) Tata laksana kasus

Setiap kelainan yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal harus ditangani

sesuai dengan standar dan kewenangan dan rujukan sesuai dengan sistem rujukan.
j) Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) serta KB pasca-persalinan

Konseling asuhan kehamilan adalah suatu proses bantuan bidan kepada ibu hamil, yang

dilakukan melalui tatap muka langsung dalam bentuk wawancara yang bertujuan untuk

memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehamilan, pemahaman diri, permasalahan

yang sedang dihadapi dan menyusun rencana pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki ibu (Mandriawati, 2011 dalam Yosefni, 2017).

b. Tujuan Asuhan Kehamilan (Yosefni, 2017)

1) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan pertumbuhan

dan perkembangan bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.

3) Mengenali secara dini dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.

4) Menyiapkan persalinan cukup bulan, meminimalkan trauma saat persalinan sehingga

ibu dan bayi lahir selamat dan sehat.

5) Membina hubungan saling percaya antar ibu dan bidan dalam rangka mmepersapkan

ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta

kemungkinan adanya komplikasi.

6) Menyiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan berhasil memberikan asi

eksklusif.
B. Anemia

1. Pengertian

Menurut Sarwono Prawirohardjo anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2. Nilai batas tersebut

terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya

dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2

(cunningham.F, 2005).

Salah satu masalah kesehatan dalam kehamilan yang perlu diwaspadai adalah anemia.

Anemia dalam kehamilan menurut WHO didefinisikan sebagai kadar hemoglobin yang kurang

dari 11 gr/dl (Husin, 2013:158).

Menurut WHO tahun 2011 yang mengatakan bahwa anemia berdasarkan kadar

hemoglobin adalah sebagai berikut :

a. HB ≥ 11,0 gr % disebut tidak anemia

b. HB 10,0 gr % - 10,9 gr % disebut anemia ringan

c. HB 7,0 gr % - 9,9 gr % disebut anemia sedang

d. HB < 7,0 gr % disebut anemia berat (WHO, 2011: 3)

Anemia dalam kehamilan menjadi masalah nasional karena mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia karena anemia akan berdampak pada kehamilan seperti menyebabkan

abortus, persalinan prematuritas tinggi, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, ketuban

pecah dini, kematian intrauterine, cacat bawaan pada janin, dan berat badan rendah, gangguan

his, kala satu memanjang, retensio plasenta, perdarahan post partum, terjadinya sub involusi

uterus, infeksi puerperium. (Manuaba, 2012:237-240)


2. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Untuk menegakan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada

anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan

keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat

dilakukan dengan menggunakan alat sahli

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I

dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,

maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu – ibu hamil.

3. Macam-Macam Anemia

Menurut Sarwono Prawirohardjo anemia dapat digolongkan menjadi :

a. Anemia Defisiensi Besi (Fe)

Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi

b. Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan kekurangan asam folik

c. Anemia Hipoplastik

Anemia yang disebabkan karena hipofungsi sumsum tulang

d. Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari

pembuatannya.

4. Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil

Secara umum menurut Proverawati (2009) anemia dalam kehamilan di klasifikasikan

menjadi:
a. Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%

Anemia defisiensi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.

Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak

hamil dan dalam laktasi yang di anjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi

dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnese didapatkan keluhan cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-bunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan

dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan metode sahli, dilakukan minimal 2 kali selama

kehamilan yaitu trimester I dan III.

b. Anemia megaloblastik sebanyak 29%

Anemia ini di sebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan defisiensi

vitamin 12 (cyanocovalamin) walaupun jarang. Menurut Hudono (2007) tablet asam folat di

berikan dalam dosis 15-30mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-

1000nmikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.

c. Anemia hipoplastik dan aplastik sebanyak 8%

Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel

darah baru.

d. Anemia hemolitik sebanyak 0,7%

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

pada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak di sebabkan

oleh kekurangan zat besi (FE) serta asam folat dan vitamin B12. Pemberian makanan atau diet

pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak

mengandung protein, zat besi (FE), asam folat, dan vitamin B12.

5. Patofisiologi Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil


Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau

Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya

plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:

plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19% Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah

dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36

minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung

yang semakin berat dengan adanya kehamilan.

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan

sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma

meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke

9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3

bulan setelah partus.

6. Penyebab

Anemia umumnya disebabkan :

a. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat

b. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

c. Perdarahan kronik

d. Penghancuran sel darah merah

e. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita

f. Penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus

g. Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia

h. Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria

i. Terlalu sering menjadi donor darah


j. Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi)

k. Infeksi HIV

7. Dampak Anemia

Dampak anemia bagi ibu hamil yaitu fetal distress, dapat terjadi abortus, persalinan

prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, mola

hidatidosa, hiperemesis gravidarum, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%), perdarahan

antepartum, ketuban pecah dini. Dampak bagi bayi yaitu abortus, terjadi kematian intra uterin,

persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, terjadi cacat bawaan, bayi mudah

mendapat infeksi sampai kematian perinatal, intelegensia rendah. (Manuaba I.B.G, 2009).

Dampak saat persalinan dapat menyebabkan gangguan HIS, kekuatan mengejan, Kala

pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga

dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti

retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi

perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada Masa Nifas yaitu terjadi sub inversio

uteri menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi peurperium, pengeluaran ASI

berkurang, terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan. (Husin, 2014)

8. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin

a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan

1) Bahaya selama kehamilan : dapat menjadi abortus, persalinan prematuritas,

hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi kordis (Hb <6 g%), hipermesis gravidarium, perdarahan

anterpartum, ketuban pecah dini (KPD)

2) Bahaya saat persalinan : gangguan His (kekuatan mengejan), kali pertama dapat

berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar kali kedua dapat berlangsung lama

sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan,

kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia

uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan autoria arteri.

3) Pada kala nifas : terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum,

memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi

dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan. Anemia kala nifas, mudah

terjadi infeksi mammae.

b. Bahaya anemia terhadap janin.

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap sebagai kebutuhan dari ibunya,

tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia

dapat terjadi gangguan dalam bentuk : abortus, persalinan prematuritas tinggi, berat

badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah

dapat mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan intelegensia rendah.

9. Tanda dan Gejala

Sindrom anemia terdiri atas rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging, mata

berkunang-kunang, kaki terasa dingin, dan sesak nafas. Pada pemeriksaan seperti kasus anemia

lainnya, ibu hamil tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak

tangan dan jaringan dibawah kuku (Bakta, 2009)


Menurut soebroto (2009), gejala anemia pada ibu hamil di antaranya adalah :

a. Cepat lelah

b. Sering pusing

c. Mata berkunang-kunang

d. Lidah luka

e. Nafsu makan turun

f. Konsentrasi hilang

g. Nafas pendek

h. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

Sedangkan tanda-tanda anemia pada ibu hamil di antarannya yaitu :

a. Terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen

lebih banyak ke jaringan

b. Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak

oksigen pada darah

c. Pusing akibat kurangnya darah ke otak

d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan

rangka.

e. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi

f. Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat

g. Penurunan kualitas rambut dan kulit

Gejala anemia dalam kehamilan yang lain menurut american pregnancy (2016)

diantaranya adalah :

a. Kelelahan
b. Kelemahan

c. Telinga berdengung

d. Sukar konsentrasi

e. Pernafasan pendek

f. Kulit pucat

g. Nyeri dada

h. Kepala terasa ringan

i. Tangan dan kaki terasa dingin

10. Penanganan Anemia

Penyebab paling umum anemia adalah kekurangan zat besi, penyebab lainnya infeksi,

folat, dan vitamin B12. Pada ibu hamil yang mengalami anemia, defisiensi besi dapat diberikan

terapi dengan memberikan senyawa-senyawa besi sederhana seperti fero sulfat, fumarat,

glukonat yang memberikan sekitar 200 mg besi elemental perhari. Namun, apabila ibu hamil

menolak untuk mengkonsumsi preparat besi secara oral, terapi parenteral dapat dilakukan dengan

memberikan fero sukrosa secara intravena yang diberikan oleh dokter spesialis kandungan

(Husin, 2014:159).

Selain melalui pemberian senyawa-senyawa besi secara parenteral maupun injeksi,

beberapa bahan makanan sumber zat besi dapat dianjurkan kepada ibu hamil, yaitu bayam hijau,

daging merah, ikan-ikanan, telur, sereal, biji-bijian, dan makanan tinggi protein dan vitamin

lainnya. Bahan makanan tersebut memiliki bentuk Fe3+ (Feri), dan kemudian dilarutkan oleh

sekret lambung menjadi bentuk Fe2+ (Fero) yang mudah diserap oleh tubuh (Husin, 2014:176).

Selain itu, mengkonsumsi vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Selain defisiensi zat besi, pengobatan untuk mengatasi anemia defisiensi vitamin B12

adalah dengan memberikan dosis suntikan parentera setiap minggu yang terdiri dari

hydroxocobalamin 1 mg, selama 1 sampai 3 bulan untuk mengisi kebutuhan vitamin B12 tubuh

(Husin, 2014:159).

Penanganan anemia ringan pada ibu hamil juga dapat dilakukan dengan cara

mengupayakan perbaikan menu makanan, meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan seperti

mengkonsumsi pangan hewani (daging, ikan, hati, dan telur), mengkonsumsi pangan nabati

(sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan padi-padian) buah-buahan yang segar dan

sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang diperlukan untuk penyerapan zat besi

didalam tubuh. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat inhabitor saat

bersamaan dangan makan nasi seperti teh karena mengandung tannin yang akan mengurangi

penyerapan zat besi, serta mengkonsumsi suplemen zat besi 60 mg/hari secara rutin yang

berfungsi dapat memperbaiki Hb. (Manuaba, 2012)

11. Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan

sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma

meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke

9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3

bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,

yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Darah akan bertambah banyak dalam

kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.

Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang

semakin berat dengan adanya kehamilan. (Manoe, M. 2010)

12. Kebutuhan Fe/Zat Besi dan Suplementasi Zat Besi Pada Masa Kehamilan

Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg.

Kebutuhan ini diperlukan untuk :

a. ± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.

b. ± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.

c. ± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.

d. ± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.

e. ± 200 mg lenyap ketika melahirkan


Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10–15

mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi. jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat

besi, maka diharapkan 6-8 mg zat besi dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka

total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu

(Naibaho, 2011)

Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,

trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester

pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan

pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam

tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk

memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak

untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan

darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali

lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. (Saribu, 2006)

Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui

tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira-kira 14 ug per Kg berat badan per hari atau

hampir sarna dengan 0,9 mg zat besi pada laki-laki dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa.

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik

dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat

menyolok kenaikannya. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak

dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan

bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar supaya

cukup.
Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000 mg, karena mutlak dibutuhkan

untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian dari peningkatan ini dapat

dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif persentase zat besi yang diserap. Tetapi

bila simpanan zat besi rendah atau tidak ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan

sangat sedikit maka, diperlukan suplemen preparat besi.

Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia kehamilan atau kebutuhan zat

besi tiap semester, yaitu sebagai berikut :

1. Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah 30-40

mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

2. Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah

kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.

3. Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg

dan conceptus 223 mg.

13. Efek Samping Pemberian Suplementasi Zat Besi

Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping pada saluran

gastrointestinal pada sebagian orang, seperti rasa tidak enak di ulu hati, mual, muntah dan diare.

Frekuensi efek samping ini berkaitan langsung dengan dosis zat besi. Tidak tergantung senyawa

zat besi yang digunakan, tak satupun senyawa yang ditolelir lebih baik daripada senyawa yang

lain. Zat besi yang dimakan bersama dengan makanan akan ditolelir lebih baik meskipun jumlah

zat besi yang diserap berkurang. Pemberian suplementasi Preparat Fe, pada sebagian wanita,

menyebabkan sembelit. Penyulit Ini dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum,

menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia, dan agar-agar.
Mual pada masa kehamilan adalah proses fisiologi sebagai dampak dari terjadinya

adaptasi hormonal. Selain itu mual dapat terjadi pada ibu hamil sebagai efek samping dari

minum tablet besi. Ibu hamil yang mengalami mual sebagai dampak kehamilannya dapat

merasakan mual yang lebih parah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami keluhan

mual sebelumnya.

14. Program Pencegahan Anemia

Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90 tablet selama

kehamilannya. Tablet besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan

asam folat 0,25 mg. Program tersebut bertujuan mencegah dan menangani masalah anemia pada

ibu hamil. Adapun program pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dalam mencegah

anemia meliputi:

a. Pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin sebanyak 90 tablet untuk meningkatkan

kadar hemoglobin secara tepat. Tablet besi untuk ibu hamil sudah tersedia dan telah

didistribusikan ke seluruh provinsi dan pemberiannya dapat melalui Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Posyandu dan Bidan di Desa. Dan secara teknis diberikan setiap bulan sebanyak

30 tablet.

b. Diterbitkannya buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1995, dan poster-poster

mengenai tablet besi sudah dibagikan.

c. Diterbitkan buku Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi bagi petugas tahun

1996.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP NY. S DENGAN ANEMIA RINGAN
DITEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN SRI WARISMI
LAMPUNG TIMUR TAHUN 2022

Tempat pengkajian : BPM Sri Warismi

Tanggal pengkajian : 28 Januari 2022

Jam pengkajian : 15. 00

Pengkaji : Putu Setia Wati

A. Kunjungan Awal

1. Subjektif

a. Identitas/Biodata

Nama pasien : Ny.S Nama suami :Tn. F

Umur : 24 tahun Umur :25 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan :SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : Sidomukti Alamat :sidomukti

No hp : 081368747036 No hp :-

Gol darah : B+

b. Alasan Kunjungan saat ini

Ibu mengatakan pusing, lemas, dan nyeri pada bagian punggung

c. Riwayat Menstruasi

Hari pertama haid terakhir : 21-06-2021


Taksiran persalinan : 28-03-2022

Lamanya menstruasi terakhir : 7 hari

Siklus : 28 hari teratur

Masalah yang pernah dialami : tidak ada

d. Riwayat Perkawinan

Perkawinan ke :(satu)

Usia saat kawin sekarang : 22 Tahun

Lama Perkawinan : 2 tahun

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Tahun U Tempat Jenis JK/ Keadaan


No Penolong Nifas
partus K partus partus BB anak
1 - - - - - - - -

f. Riwayat Kehamilan saat ini

Kunjungan pertama : 19-07-2021

Masalah yang pernah dialami : tidak ada

g. Riwayat Imunisasi

Sudah pernah diinjeksi TT sebanyak 2x

h. Riwayat Penyakit / Operasasi Yang Lalu

Tidak ada penyakit serius/operasi

i. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi

Tidak pernah ada gangguan

j. Riwayat Penyakit Menular, Menahun, Menurun

Tidak ada penyakit, menular, menurun, dan menahun


k. Riwayat KB

Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

l. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari

Umum : Pemenuhan nutrisi makan 3 x sehari porsi sedang, minum 8-9

gelas perhari, tidur 8 jam perhari, aktivitas sudah dikurangi

Data psikososial : Kehamilan yang direncanakan

Lainnya : Sudah mempunyai BPJS

2. Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum ibu : baik

Tinggi badan : 155 cm

Berat badan : 55 kg

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Pernafasan : 20 x/menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu tubuh : 36,80C

Lila : 24,5 cm

BB sebelum hamil : 45 kg

IMT : 18,75

HB :10,3 gr/dl
b. Pemeriksaan Fisik Yang Berhubungan dengan Kebidanan

1) Kepala dan wajah : bentuk kepala simetris, pada wajah tidak ada
pembengkakan dan chloasma gravidarum, Konjungtiva
pucat, sklera tidak ikterik
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

pembesaran, kelenjar getah bening, tidak ada benjolan,

tidak ada pembesaran vena jugularis

3) Payudara : simetris kanan dan kiri, pembesaran sesuai dengan usia

kehamilan, puting susu menonjol dan bersih

4) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, pembesaran sesuai dengan

usia kehamilan pemeriksaan Leopold

a) Leopold 1 : pertengahan pusat-px, pada fundus teraba bulat, lunak

dan tidak melenting berarti bokong.

b) Leopold 2 : pada bagian kiri ibu teraba keras dan memanjang

seperti papan yang berarti punggung janin (puki), pada

bagian kanan ibu teraba bagian-bagian kecil yang

berarti ekstremitas

c) Leopold 3 : pada bagian bawah teraba bulat,keras dan melenting

yang berarti kepala. Kepala sudah masuk PAP

d) Leopold 4 : Divergent

DJJ :132x/menit

Mc Donald :26 cm

TFU :pertengahan pusat-pz

TBJ :2325 gram


5) Genetalia : (di berikan pertanyaan) ibu mengatakan tidak ada

keluhan pada bagian genitalia

6) Extermitas

Atas\ : sirkulasi normal <2 detik, ridak ada pembengkakan,

turgor baik, akralhangat.

Bawah : sirkulasi normal <2 detik, tidak ada pembengkakan,

turgor baik, akral hangat, reflek patella pada kedua kaki

positif, tidak ada varises pada kedua kaki.

c. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Hb : 10,3 gr/dl

Protein urine : negatif (-)

Reduksi urine (glukosa) : negatif (-)

HbsAg : negatif (-)

Hiv : negatif (-)

3. Assesment

a. Diagnosa

G1P0A0 usia kehamilan 32 minggu dengan anemia ringan

b. Masalah: anemia ringan

4. Planning

1. Pemeriksaan tanda tanda vital

2. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan HB ibu


3. Berikan tablet FE

4. Beri Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

5. Edukasi ibu tentang bahan makanan komplementer

6. Anjurkan ibu konsumsi susu ibu hamil

7. Informasikan ketidaknyamanan pada trimester III

8. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

9. Informasikan tentang tanda bahaya kehamilan

10. Beritahu ibu perawatan kebersihan diri.

11. Ajarkan dan beritahu ibu tentang perawatan payudara.

12. Mengajarkan ibu melakukan senam hamil

13. Anjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil.

14. Infromasikan tentang persiapan persalinan

15. Beritahu ibu untuk segera kembali jika ada keluhan

16.
Tabel 1
Lembar Implementasi Kunjungan Awal

Waktu Kegiatan Paraf


15.00 1. Memeriska tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8⁰C
15.10 HB : 10,3 gr/dl

2. Menjelaskan bahwa ibu menderita anemia ringan


dimana hasil laboratorium menunjukan kadar HB ibu
rendah yaitu: 10,3gr% yang seharusnya pada usia
15.15 kehamilan ibu sekarang ini kadar HB dalam batas
normal adalah 11gr%.
3. Memberikan 10 tablet Fe etabion dengan dosis 1x1
tablet dengan kandungan 325mg/hari kepada ibu
15.18 diminum pada malam hari, jangan minum tablet fe
bersamaan dengan teh, kopi, susu, dll
4. Memberikan KIE pada ibu hamil tentang makanan
bergizi seimbang diantaranya mengkonsumsi Sumber-
sumber makanan Zat besi, Asam folat, dan vitamin C
seperti sayur-sayuran berdaun hijau, hati, daging, ikan,
kacang-kacangan, polong- polongan, telur.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi susu ibu hamil
15.20 guna membantu memenuhi kebutuhan kalsium dan
membantu meningkatkan kadar HB pada ibu serta di
minum pada pagi hari, hindari minum kalsium
bersamaan dengan minum tablet FE.
6. Menginformasikan pada ibu tentang ketidaknyamanan
15.23 pada trimester III yaitu sering berkemih, varises, wasir,
bengkak, kram, kaki, mudah lelah, nyeri perut bawah.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur 7-8
15.25 hari perhari, aktivitas dikurangi dan hindari fikiran
stress karna akan mengakibatkan janin stress.
8. Menginformasikan pada ibu tentang tanda dan bahaya
15.30 kehamilan pada trimester III yaitu: ibu mengalami
pendarahan hebat, bengkak di kaki, tangan dan wajah
atau sakit kepala di sertai kejang, demam yang tinggi,
keluar air ketuban sebelum waktunya, gerakan janin
berkurang atau tidak bergerak, dan menglihatan kabur.
Jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya tersebut ibu
dapat segera datang ke petugas kesehatan terdekat
untuk dilakukan pemerikaan dan dapat dilakukan
tindakan segera.
9. Memberitahu ibu perawatan kebersihan diri seperti
15.33 mandi 2x sehari, dan membersihkan alat kelamin yaitu
menggunakan tisu agar tidak lembab.
10. Mengajarkan dan memberitahu ibu untuk melakukan
15.35 perawatan payudara sesering mungkin dengan
menggunakan baby oil atau saat mandi yang tujuannya
agar pada saat menyusui bayinya putting susu ibu
menonjol dan ASI sudah sedikit keluar serta agar pada
saat menyusui putting susu ibu tidak lecet dan tidak
infeksi.
11. Mengajarkan ibu melakukan senam hamil untuk
15.38 mengurangi nyeri punggung yaitu gerakan kaki,
kemudian mengatur pernafasan dalam, pernafasan
dada, dan iga, kemudian melakukan gerakan
peregangan otot pada panggul dan perut, serta latihan
posisi persalinan yang nyaman, dan anjurkan ibu untuk
mengulanginya
12. Menganjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil di
15.40 setiap pertemuannya untuk lebih dalam lagi,
mengetahui pentingnya mengikuti kelas ibu seperti
senam hamil, yang tujuannya untuk melatih otot-otot
dasar panggul.
13. Menginformasikan pada ibu untuk mempersiapkan
15.42 persiapan persalinan yaitu persiapan penolong,
pendonor, biaya, kendaraan, pakaian bayi dan ibu
pendamping persalinan.
14. Memberitahu ibu jika ada keluhan segera datang
15.50 kembali kebidan atau fasilitas kesehatan.
Evaluasi
S:
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan fisiknya
2. Ibu paham tentang keadaan dirinya yang mengalami
anemia ringan
3. Ibu mengatakan sudah minum tablet tambah darah 45
tablet, dan mengkonsumsi tablet Fe tidak berbarengan
dengan minum susu, kopi, teh dan di konsumsi 1x1
setiap malam hari sebelum tidur
4. Ibu bersedia untuk makan makanan bergizi
5. Ibu telah mengerti tentang makanan penambah darah
dan dapat menyebutkan ulang
6. Ibu bersedia untuk minum susu secara rutin
7. Ibu telah mengerti dan dapat menyebutkan ulang apa
saja ketidaknyamanan pada trimesater III
8. Ibu akan menjaga pola istirahat
9. Ibu mengerti dan dapat menyebutkan ulang tanda-tanda
bahaya kehamilan
10. Ibu sudah paham dan bersedia untuk menjaga
kebersihan diri.
11. Ibu sudah paham tentang perawatan payudara yang
telah di ajarkan.
12. Ibu sudah mengerti cara senam hamil dan dapat
mengulangi gerakan
13. Ibu sudah faham dan akan mengikuti kelas ibu hamil
yang di anjurkan.
14. Ibu sudah faham tentang persiapan persalinan dan
dapat menyebutkan ulang apa saja persiapan persalinan
15. Ibu akan segera kembali kebidan atau fasilitas
kesehatan jika ada keluhan
O : TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 º c

B. Catatan Perkembangan I

Tanggal pengkajian : 9 Februari 2022 Pukul : 15.00 WIB

1. Subyektif

Ibu mengatakan kadang masih merasa pusing, lemas, mudah mengantuk, ibu sudah

melakukan senam hamil dirumah dan saat ini pinggang tidak lagi nyeri ibu juga sudah

mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi seimbang bagi ibu hamil, sudah

mengkonsumsi tablet Fe 1x1 pada malam hari secara rutin, sesuai dengan yang

dianjurkan sebanyak 10 tablet Fe.

2. Obyektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Status emosional : Stabil

d. Berat badan : 55 kg
e. Tanda-tanda vital

1) Pernapasan : 20 x/menit

2) Nadi : 85 x/menit

3) Suhu : 370 C

4) Tekanan darah : 100/60 mmHg

3. Assesment

Diagnosa

Ny. T G1P0A0 usia kehamilan 33 minggu dengan anemia ringan

4. Planning

a. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu hasil pemeriksaan kadar haemoglobin

c. Lakukan evaluasi apakah ibu sudah memperhatikan konsumsi makan

d. an sehari-hari dan tambah darah.

e. Anjurkan ibu agar tetap meminum tablet Fe secara teratur


Tabel 2
Implementasi

Waktu Kegiatan Paraf


16.00 1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa kondisi
2.
3. ibu saat ini baik, kehamilan ibu normal dan janin yang
dikandung ibu sehat
TD : 100/60 mmHg
N : 85 x/menit
16.10 RR : 20 x/menit
S : 37ºC
4. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan kadar
16.13 haemoglobin ibu yaitu 10,6 gr%, hasil ini naik dari
pemeriksaan sebelumnya
5. Melakukan evaluasi apakah ibu sudah memperhatikan
konsumsi makanan sehari-hari dengan gizi seimbang,
mengevaluasi jumlah tablet tambah darah yang sudah
16.15 dikonsumsi dan memastikan bahwa ibu
mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang benar.
6. Tetap memberikan 10 tablet Fe Siobion dengan dosis
1x1 tablet dengan kandungan 325 mg/hari kepada ibu
diminum pada malam hari, serta Vit C dan Licocalk
IxI sehari.
Evaluasi
S:
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan fisiknya
2. Ibu sudah paham tentang penjelasan hasil pemeriksaan
kadar haemoglobinnya
3. Ibu mengatakan bahwa setiap hari ibu mengkonsumsi
sayur seperti bayam, daun katuk, ikan, daging, susu,
telur, buah lalu mengkonsumsi tablet Fe tidak
berbarengan dengan minum susu, kopi, teh dan di
konsumsi 1x1 setiap malam hari sebelum tidur
4. Ibu mengatakan tablet fe yang diberikan sisa 2 tablet,
ibu sudah minum tablet tambah darah 53 tablet, tablet
Siobion dengan kandungan 325/hari dan
O : TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37ºC
DJJ : 135 x/mrnit
C. Catatan Perkembangan II

Tanggal pengkajian : 16 febuari 2022 Pukul : 13.00 WIB

1. Subyektif

Ibu mengatakan masih sedikit lemas, mudah mengantuk dan ibu juga sudah

mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi seimbang bagi ibu hamil, sudah

mengkonsumsi tablet Fe 1x1 pada malam hari secara rutin menggunakan air putih,

sesuai dengan yang dianjurkan sebanyak 10 tablet Fe.

2. Obyektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Status emosional : Stabil

d. Berat badan : 56 kg

e. Tanda-tanda vital

1) Pernapasan : 18 x/menit

2) Nadi : 80 x/menit

3) Suhu : 36,50 C

4) Tekanan darah : 100/60 mmHg

3. Assesment

Diagnosa :

Ny. T G1P0A0 usia kehamilan 33 minggu dengan anemia ringan


4. Planning

a. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu hasil pemeriksaan kadar haemoglobin

c. Lakukan evaluasi apakah ibu sudah memperhatikan konsumsi makanan sehari-hari

dan tambah darah.

d. Anjurkan ibu agar tetap meminum tablet Fe secara teratur.


Tabel 3
Lembar Implementasi

Waktu Kegiatan Paraf


13.00 1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa kondisi ibu saat ini baik, kehamilan ibu normal
dan janin yang dikandung ibu sehat
TD : 100/60 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,7ºC
13.10 HB : 10,7 gr/dl
2. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan kadar
haemoglobin ibu yaitu 10,7 gr%, hasil ini naik dari
13.15 pemeriksaan sebelumnya
3. Melakukan evaluasi apakah ibu sudah memperhatikan
konsumsi makanan sehari-hari dengan gizi seimbang,
mengevaluasi jumlah tablet tambah darah yang sudah
dikonsumsi dan memastikan bahwa ibu
13.20 mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang benar.
4. Tetap memberikan 10 tablet Fe Siobion dengan dosis
1x1 tablet dengan kandungan 325mg/hari kepada ibu
diminum pada malam hari, serta Vit C dan Licocalk
IxI sehari.
Evaluasi
S:
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan fisiknya
2. Ibu sudah paham tentang penjelasan hasil pemeriksaan
kadar haemoglobinnya
3. Ibu mengatakan bahwa setiap hari ibu mengkonsumsi
sayur seperti bayam, daun katuk, ikan, daging, susu,
telur, buah dan tablet fe yang diberikan sisa 1 tablet,
ibu sudah minum tablet tambah darah 64 tablet, tablet
Siobion dengan kandungan 325/hari kemudian
mengkonsumsi tablet Fe tidak berbarengan dengan
minum susu, kopi, teh dan di konsumsi 1x1 setiap
malam hari sebelum tidur
O : TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,5ºC
HB : 10,7gr/dl

Anda mungkin juga menyukai